Anda di halaman 1dari 61

PENELITIAN TINDAKAN

BIMBINGAN KONSELING (PTBK)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR MELALUI LAYANAN


INFORMASI KARIR PADA SISWA KELAS IX.2 SMP WIDIATMIKA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Ni Luh Anik Suryani, S.Pd

YAYASAN WIDIATMIKA
BADUNG
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian    : PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR


MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIR PADA SISWA
KELAS IX.2 SMP WIDIATMIKA TAHUN PELAJARAN 2021/2022

2. Identitas Peneliti    : 
a. Nama : Ni Luh Anik Suryani, S.Pd
b. Unit Kerja : SMP Widiatmika
c. NIY : NIY.101/GW/2017
d. NUPTK : 7536767668230153
e. Mata Pelajaran : Bimbingan Konseling

Kuta Selatan,
Pembimbing Peneliti

…………………………………………. Ni Luh Anik Suryani, S.Pd

Mengetahui,
Kepala SMP Widiatmika

Agus Suastika Adiputra, S.Pd., M.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNya
penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK)
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Melalui Layanan
Informasi Karir Pada Siswa Kelas IX.2 SMP Widiatmika Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Laporan PTBK ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk meningkatkan kompetensi
profesional guru. Penelitian ini memuat tentang perencanaan karir yang bertujuan untuk
membantu siswa kelas IX yang masih belum meiliki rencana dan belum mampu memutuskan
karir mereka ke depannya dalam hal ini adalah memutuskan sekolah lanjutan jenjang
berikutnya.
Penyusunan laporan PTK ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril
maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Agus Suastika Adiputra, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP Widiatmika yang
telah memberikan kesempatan, ijin, dan dukungan untuk menggunakan tempat yang
dipimpinnya sebagau tempat pelaksanaan praktik penelitian tindakan bimbingan
konseling (PTBK) sekaligus memberikan bimbingan kepada penulis dalam
pelaksanaan PTBK tersebut.
2. Bapak/Ibu dewan guru SMP Widiatmika yang telah memberikan dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan PTBK ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penulisan laporan PTBK
ini. Semoga Tuhan selalu menyertai kita semua dan memberikan balasan pahala atas
kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa laporan PTBK ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga laporan PTBK ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Kuta Selatan, Maret 2022


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………. i


LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………..……. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….….. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………………..… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………..………. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….…..……….. 2
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………..………. 2
1.5 Pembatasan Penelitian …………………………………………………………..…... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kemampuan Perencanaan Karir Siswa ……………………………………………... 4
2.1.1 Pengertian Kemampuan Perencanaan Karir Siswa …………………………… 4
2.1.2 Tujuan Perencanaan Karir ……………………………………………………. 4
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir ………………………. 6
2.2 Layanan Bimbingan Karir ………………………………………………………….. 8
2.2.1 Pengertian Layanan Bimbingan Karir ………………………………………… 8
2.2.2 Tujuan Bimbingan Karir ……………………………………………………… 9
2.3 Layanan Informasi ………………………………………………………………….. 10
2.3.1 Pengertian Layanan Informasi ……………………………………………….. 10
2.3.2 Tujuan Layanan Informasi …………………………………………………… 11
2.3.4 Jenis-jenis Layanan Informasi ……………………………………………….. 13
2.3.5 Metode Layanan Informasi …………………………………………………… 14
2.3.6 Isi Layanan Informasi ………………………………………………………… 15
2.3.7 Pelaksanaan Layanan Informasi ……………………………………………… 16
2.4 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………...... 17
2.5 Kerangka Berpikir…………………………………………………………................ 19
2.6 Hipotesis Tindakan…………………………………………………………............... 21

BAB III METODELOGI PENELITIAN


3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………………..…… 22
3.2 Subjek dan Tempat Penelitian……………………………………………………….. 23
3.3 Variabel Penelitian ………………………………………………………………….. 24
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………. 25
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………………………… 29
3.6 Prosedur Penelitian …………………………………………………………..……... 29
3.7 Teknik Analisis Data …………………………………………………………..……. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………...................... 34
4.2 Pembahasan ………………………………………………………………………… 52
4.3 Keterbatasan Penelitian
53
………………………………………………………………

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan …………………………………………………………..………………… 54
5.2 Saran …………………………………………………………..…………………….. 55
Daftar Pustaka …………………………………………………………..………………. 56
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada rentang kehidupan manusia terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui
mulai dari sejak lahir sampai meninggal. Dalam setiap tahapan perkembangan tersebut
terdapat tugas-tugas perkembangan yang menuntut individu untuk mampu melalui setiap
tugas tersebut. Menurut Havighurst (Yusuf, 2006) salah satu tugas yang harus dipenuhi
remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarir, yang apabila remaja mampu
menyelesaikan tugas ini maka remaja tersebut dikatakan telah mencapai kematangan karir.
Siswa SMP termasuk termasuk dalam kategori remaja awal di mana mereka sedang
mengalami masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa mencakup
perubahan psikologis, kognitif, dan sosial-emosional. Dan bahkan kenyataannya beberapa siswa
sering kali mengalami kebingungan, keraguan serta kesulitan untuk mempersiapkan dirinya
terlebih dalam memilih kelanjutan studi setelah lulus dari SMP dan memilih karir yang sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Hal ini disebabkan karena siswa kurang
mempersiapkan diri untuk merencanakan karir yang dicita-citakan.
Hal ini juga dialami oleh siswa di SMP Widiatmika. Berdasarkan hasil angket yang dilakukan
terhadap siswa-siswa di kelas IX, beberapa diantara mereka mengalami permasalahan dalam
perencanaan karir, diantaranya sebagai berikut : (1) Siswa masih belum bisa menyikapi
bagaimana merencanakan karir yang sesuai dengan minat mereka, (2) Siswa masih belum bisa
menyikapi tentang apa kemampuan atau potensi yang mereka miliki sehubungan dengan karir
yang akan mereka pilih, (3) Siswa masih belum bisa memilih jenis sekolah lanjutan yang sesuai
dengan kemampuan, minat dan bakat mereka. Selain angket, juga dilakukan wawancara dan dari
wawancara guru BK dengan beberapa siswa didapatkan informasi bahwa siswa belum tahu akan
kemana setelah lulus SMP nanti, masih bingung akan memilih SMA atau SMK nantinya, dan
masih bingung dengan jurusan yang akan diambil ketika masuk ke SMA atau SMK serta karir apa
yang cocok dengan sekolah lanjutan yang nantinya mereka pilih.
Melihat keadaan yang terjadi pada siswa-siswa tersebut, untuk meningkatkan kemampuan
perencanaan karir siswa digunakan beberapa cara yang efektif, salah satunya adalah layanan
informasi di bidang karir. Layanan informasi karir dapat digunakan untuk membahas masalah
terkait bagaimana sikap siswa dalam perencanaan karir. Seperti beberapa penelitian pernah
dilakukan salah satunya oleh Iis Afriyani, mengenai Peningkatan Kemampuan Pemilihan
Karir Melalui Layanan Informasi Karir Dengan Media Komik Digital. Hasil penelitian
menunjukkan perencanaan karir siswa kelas IX dapat ditingkatkan melalui bimbingan karir
dengan penggunaan media komik digital yang dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan
dari rerata sebelum dilakukan bimbingan karir.
Berdasarkan latar belakang tersebut, agar siswa lebih bisa mengarahkan dirinya untuk bisa
menentukan karir kedepannya dan merencanakan karir kedepannya, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang ”Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Melalui
Layanan Informasi Karir Pada Siswa Kelas IX.2 SMP Widiatmika Tahun Pelajaran
2021/2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka sebagai rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah Layanan Informasi Karir dapat Meningkatkan Kemampuan
Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas IX.2 SMP Widiatmika Tahun Pelajaran 2021/2022?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuan
perencanaan karir melalui layanan informasi karir pada siswa kelas IX.2 SMP Widiatmika
tahun pelajaran 2021/2022

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Agar siswa senantiasa dapat mengungkapkan keluhan yang dihadapinya kepada guru
pembimbing mengenai masalahnya. Terutama mengenai karir dan siswa dapat
menumbuhkan kesadaran karir sehingga siswa memiliki perencanaan dan dapat
mengambil keputusan untuk kedepannya.
2. Bagi Konselor
Diharapkan dengan adanya penelitan ini dapat menambah pengetahuan dan
memberikan masukan bagi guru pembimbing/konselor dalam melaksanakan layanan
bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir pada siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa dan pelaksanaan layanan
bimbingan karir di sekolah.

1.5 Pembatasan Masalah


Kemampuan perencanaan karir adalah kecakapan atau kesanggupan siswa dalam
menentukan langkah yang akan dilakukan dalam karir untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang meliputi pengetahuan dan
pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan minat, bakat, serta sekolah
lanjutan. Konteks masalah ini hanya berlaku di kelas IX.2 SMP Widiatmika.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.
2.

2.1 Kemampuan Perencanaan Karir Siswa


2.1.1 Pengertian Kemampuan Perencanaan Karir Siswa
Kemampuan perencanaan karir adalah suatu kemampuan dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya.
Perncanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan
penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut menurut Shimamora (2001).
Sedangkan menurut Super (dalam Sharf 1992) mengatakan perencanaan karir
mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhdap masa depan. Individu memiliki
kepercayaan diri, kemampuan untuk belajar dari pengalaman, serta mempersiapkan diri untuk
membuat persiapan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan
perencanaan karir adalah kecakapan atau kesanggupan siswa dalam menentukan langkah yang
akan dilakukan dalam karier untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan
kemampuan dan persyaratan yang meliputi pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri,
pengetahuan dan pemahaman akan minat, bakat, serta sekolah lanjutan

2.1.2 Tujuan Perencanaan Karir


Menurut Winkel (2004: 682), “perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang
segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka panjang (long-range goals) dan semua tujuan
yang hendak dicapai dalam jangka pendek (short-range goals)”. Secara ideal, tujuan jangka
pendek menjadi tujuan intermediar yang semakin mendekatkan siswa kepada tujuan jangka
panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai termasuk tujuan dalam jangka panjang
misalnya, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan dalam hidup. Sertifikat,
ijazah yang dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan di masa depan, termasuk
tujuan dalam jangka pendek.
Sedangkan menurut Dillard (1985) memaparkan tujuan perencanaan karir sebagai
berikut:

1) Memperoleh kesadaran dan pemahaman diri (acquiring self awareness)


Penilaian kekuatan dan kelemahan pada diri siswa merupakan langkah penting dalam
perencanaan karir. Salah satu penilaian memungkinkan siswa untuk lebih memahami
diri sendiri yang berhubungan dengan tujuan dan rencana karir. Hasil penilaian ini
akan memungkinkan siswa untuk realistis dalam mengevaluasi diri sendiri dan
membantu atau menerapkan karir secara tepat.
2) Mencapai kepuasan pribadi
Mencapai kepuasan karir secara pribadi adalah salah satu tujuan dalam perencanaan
karir. Siswa harus memilih karir yang menghasilkan keuntungan tertinggi dalam
kepuasan pribadi. Siswa mungkin lebih suka dalam kegiatan karir yang mirip dengan
minat atau yang memberikan perasaan emosional dan kesenangan fisik. Untuk
memperoleh kepuasan, siswa harus memahami persyaratan karir dan mengenali minat
beserta keinginannya. Ketika siswa merasa puas, siswa akan cenderung untuk
mengekspresikan sikap positif.
3) Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai
(preparing for adequate placement)
Selama perencanaan karir, siswa mungkin ingin menghindari daerah-daerah yang
memberikan peluang terbatas atau tidak sesuai dengan minatnya. Hal ini sama
pentingnya untuk menginvestasikan waktu dan energi ini dengan karir siswa,
mengidentifikasi tanpa melampaui batas kemampuan siswa. Sepanjang perencanaan
karir, fokus perhatian adalah pada karir yang sesuai untuk siswa. Menilai aset dan
kewajiban serta membandingkannya dengan persyaratan untuk berbagai jenis karir.
Pendekatan seperti ini akan membantu siswa menemukan karir dan siap menerima
karir tersebut.
4) Efisiensi usaha dan penggunaan waktu (efficiently using time and effort)
Tujuan lain perencanaan karir adalah untuk memungkinkan siswa untuk secara
sistematis memilih karir. Perencanaan sistematis akan membantu menghindari metode
uji coba dan membantu menghabiskan lebih banyak waktu bekerja ke arah tujuan lain.
Siswa dapat menggunakan waktu secara efisien untuk mempelajari diri sendiri dalam
kaitannya dengan berbagai pilihan karir. Siswa yang telah berpartisipasi dalam
perencanaan karir lebih puas dengan karir mereka dan tetap aktif bekerja lebih lama
daripada mereka yang tidak melakukan perencanaan karir.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perencanaan karir di
masa depan adalah untuk meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam
memilih alternatif-alternatif yang tersedia. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka
pendek saja, tanpa jelas menghubungkan dengan suatu tujuan jangka panjang, terdapat
kemungkinan bahwa suatu tujuan jangka pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras
dengan tujuan jangka panjang. Menurut Winkel (2004: 683), “kematangan perencanaan karir
untuk jangka panjang juga tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam
keluarga”. Hal ini sesuai dengan pandangan Anne Roe (dalam Winkel, 2004: 629), yang
menekankan unsur perkembangan dalam pilihan karir, lebih-lebih pada corak pergaulan
dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua
terhadap anak kecil sehingga berdampak terhadap perkembangan jabatan. Selain itu, Winkel
(2004: 683) juga memaparkan bahwa “hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu
yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih”.
Keputusan tersebut akan semakin dimudahkan apabila dipikirkan secara matang dan
merupakan hasil dari perencanaan, bukan sekedar langkah yang mengawang-awang atau
tingkah laku yang bersifat mencoba-coba saja.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir


Dalam merencanakan karir, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi. Faktor-
faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri sendiri
(eksternal). Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan satu sama lain, namun tidak dapat
dipisahkan karena secara bersamaan faktor-faktor tersebut akan membentuk keunikan
kepribadian seseorang. Winkel (2004:647) mengemukakan bahwa “ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pilihan karir seseorang yang diantaranya adalah faktor internal dan faktor
eksternal”. Faktor internal, yang meliputi nilai-nilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat
khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan jasmani. Faktor eksternal, yang meliputi
masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh
keluarga, pendidikan sekolah, pergaulan teman sebaya, dan tuntutan jabatan. Kunci bagi
perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi
tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain, hanyalah siswa yang
memiliki informasi yang relevan dan menafsirkan maknanya bagi dirinya sendiri, dapat
membuat pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, konselor
sekolah harus membantu siswa memperoleh dan menafsirkan informasi yang relevan, baik
melalui kegiatan bimbingan karir dalam bentuk bimbingan kelompok maupun individual.
Berikut ini adalah data informasi yang perlu diperoleh dan ditafsirkan siswa dalam membuat
perencanaan karir siswa (Winkel, 2004: 685):
1) Informasi tentang diri sendiri yang meliputi data tentang: (a) kemampuan
intelektual lebih luas; (b) bakat khusus di bidang studi akademik; (c) minat-minat
baik yang bersifat lebih luas maupun lebih khusus; (d) hasil belajar dalam berbagai
bidang studi inti; (e) sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap
partisipasi dalam suatu program studi akademik, suatu program latihan prajabatan
dan suatu bidang jabatan, seperti berani berbicara dan bertindak, kooperatif, sopan,
dapat diandalkan, bijaksana, rajin, berpotensi dalam bidang kepemimpinan, rapi,
tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan
berwatak baik; (f) perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan untuk
mengadakan analisis dan sintesis, kemampuan mengatur arus pikiran sendiri dalam
menghadapi suatu problem, kemampuan menguraikan secara lisan dan secara
tertulis, kemampuan mengatur kegiatannya sendiri, kemampuan memahami dan
berbicara bahasa asing, dan kemampuan menangkap keadaan orang lain; (g) nilai-
nilai kehidupan dan cita-cita masa depan; (h) bekal berupa keterampilan khusus
yang dimiliki dalam bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik,
serta koordinasi motorik, yang semuanya sangat relevan bagi program perencanaan
karir yang diinginkan; (i) kesehatan fisik serta mental; (j) kematangan vokasional.
2) Data tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi
tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya merupakan data sosial. Namun,
keadaan keluarga sebagai lingkungan hidup yang paling bermakna bagi individu
yang sehari-hari bersama keluarga ikut berpengaruh besar terhadap pembentukan
gambaran diri. Keadaan keluarga dekat meliputi tentang: (a) posisi anak dalam
keluarga; (b) pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan
perempuan; (c) harapan keluarga untuk masa depan anak; (d) taraf sosial ekonomi
kehidupan keluarganya; (e) gaya hidup dan suasana keluarga; (f) taraf pendidikan
orang tua; (g) sumber konflik antara orang tua dan anak; (h) status perkawinan
orang tua; (i) tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak adik sekandung.
3) Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir,
khususnya informasi pendidikan (educational information) dan informasi jabatan
(vocational information), yang bersama-sama dikenal dengan informasi karir
(career information). Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai
pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di dalam masyarakat, mengenai
informasi-informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai prospek
informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat di masa depan.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
perencanaan karir yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri
sendiri (eksternal).

2.2 Layanan Bimbingan Karir


2.2.1 Pengertian Layanan Bimbingan Karir
Menurut Hikmawati Bimbingan Karir adalah bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia
pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali
diri supaya siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
tuntutan dari pekerjaan yang telah dimasuki. Bimbingan karir merupakan salah satu jenis
bimbingan yang berusaha membantu individu memecahkan masalah karir untuk memperoleh
penyesuian diri sebaik-baiknya dengan masa depannya.
Berdasarkan defenisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a) Bimbingan karir merupakan bagian dari bimbingan dan konseling keseluruhan
b) Bimbingan karir merupakan suatu program pemberian bantuan kepada individu, baik
orang muda maupun dewasa, dengan maksud agar mereka:
a. Dapat memahami dirinya dengan sebaik-baiknya, yaitu mengenal segala
kemampuan, minat, sifat, pribadi dan nilai-nilai yang dimilikinya.
b. Dapat memahami dunia kerja dengan sebaik-baiknya, yang meliputi jenis-jenis
pekerjaan/jabatan yang ada, syarat-syarat atau karakteristik tenaga yang
diperlukan, kondisi-kondisi kerja dan sebagainya.
c. Dapat membuat pilihan dan keputusan secara bijaksana berdasarkan atas
pemahaman yang mendalam tentang diri dan dunia pekerjaan.
d. Dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik, dengan tuntutan-tuntutan dunia
kerja yang senantiasa berubah secara dinamis.
e. Dapat menghargai semua jenis pekerjaan yang ada secara objektif, positif, dan
sehat.
f. Dapat bekerja sama dengan orang lain.
Bimbingan karir diberikan di sekolah untuk membantu siswa yang memahami diri,
memahami lingkungan, memperoleh penyesuaian diri yang baik pada masa yang akan datang,
serta mengembangkan rencana dan kemampuan untuk membuat keputusan yang bermakna
bagi masa depan. Bidang bimbingan karir dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
2) Pengenalan dan pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir
yang hendak dikembangkan.
3) Pengembangan dan pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-
jenis pekerjaan tertentu, serta latihan kerja sesuai dengan pilihan karir.
4) Pemantapan cita-cita karir sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, serta
pemantapan sikap positif dan obyektif terhadap pilihan karir.
Jadi, dengan mengetahui pengertian bimbingan karir siswa dapat lebih memahami apa itu
bimbingan karir yang sesungguhnya dan jugar siswa dapat memanfaatkan bimbingan karir
tersebut untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan karir.
2.2.2 Tujuan Bimbingan Karir
Adapun tujuan dari perencanaan karir adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh kesadaran dan pemahaman diri. Dalam hal ini kesadaran dan
pemahaman diri merupakan penilaian dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
individu. Langkah ini penting dalam memberikan penilaian yang realistis tentang
dirinya sendiri untuk dipergunakan dalam perencanaan karirnya agar diperoleh
arah yang efisien dalam kehidupan.
2. Mencapai kepuasan pribadi. Melalui karir yang di rencanakan terlebih dahulu,
diharapkan individu tersebut akan mendapatkan kepuasan pribadi dari karir yang
ditekuninya dalam kehidupannya.
3. Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai.
rencana karir ditunjukkan untuk mempersiapkan penempatan yang memadai dan
menghindarkan penempatan yang tidak diharapkan.
4. Efektivitas usaha dan penggunaan waktu. Tujuannya untuk memilih secara
sistematis, sehingga menghindarkan individu dari usaha coba-coba, sehingga
membentuk dalam penggunaan waktu secara efisien.
Siswa memang harus di bimbing dan dibekali dengan bimbingan karir agar ia dapat
menentukan masa depannya dan mengetahui jenis pekerjaan seperti apa yang cocok
untuk dirinya. Karena manusia harus menjadi maklhuk ciptaan Tuhan yang mandiri
dalam hal bekerja menafkahi diri sendiri maupun keluarga

2.3 Layanan Informasi


2.3.1 Pengertian Layanan Informasi
Menurut Prayitno dan Amti (2008:259) “Layanan informasi adalah kegiatan
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal
yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu
tujuan atau renacana yang dikehendaki”. Lahmudin (2006:102) “Layanan informasi adalah
layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik atau klien menerima
dan memahami berbagai informasi seperti informasi pendidikan, pengajaran dan jabatan yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan peserta didik
atau klien”.
Winkel dan Hastuti (2010:316) “Layanan informasi adalah usaha untuk membekali para
siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang
pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang
lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri”. Dari
beberapa pengertian tentang layanan informasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membekali peserta didik mengenai
berbagai macam pengetahuan agar mereka mampu mengambil keputusan terhadap tujuan dan
rencana kehidupannya.

2.3.2 Tujuan Layanan Informasi


Prayitno dan Amti (2008:260): “Tujuan layanan informasi adalah agar individu (siswa)
mengetahui, menguasai informasi dan selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan perkembangan dirinya, jika dikaitkan dengan fungsi dalam bimbingan dan
konseling adalah fungsi pemahaman, yaitu siswa memahami berbagai informasi dengan
segala seluk-beluknya”.
Tohirin (2011:143): “Layanan Informasi juga bertujuan untuk mengembangkan
kemandirian. Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya
akan memungkinkan individu: (a) mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya
secara objektif, positif dan dinamis. (b) mengambil keputusan, (c) mengarahkan diri untuk
kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil, dan (d)
mengaktualisasikan secara terintegrasi”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa Tujuan layanan informasi adalah agar
siswa (peserta didik) mengetahui, mamahami, serta menguasai berbagai macam informasi
yang diperlukan sehingga memungkinkan siswa mampi memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengambil keputusan, dan mengaktualisasikan diri secara terintegritas.

2.3.3 Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi


Ada alasan mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan:
Prayitno dan Amti (2008:260)
a. “Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang lingkungan
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan
lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
b. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia ingin
pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia
mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara
kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.
c. Setiap individu adalah unik”.

Winkel dan Hastuti (2010:317):

a. “Siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil


ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku
jabatan dimasyarakat.
b. Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih rasional
tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri dari pada
mengikuti sembarangan keinginan saja tanpa memperhitungan kenyataan dalam
lingkungan hidupnya.
c. Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal
yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur
dan pengalaman”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penyelenggaraan layanan


informasi adalah karena siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai bekal dalam
menghadapi berbagai macam dinamika kehidupan secara positif dan rasional, baik sebagai
pelajar maupun anggota masyarakat. Penyelenggaraan layanan informasi mampu
meningkatkan pemahaman siswa terhadap minat dan pilihan karir yang diinginkan, dan
disadari atau tidak siswa sangat membutuhkan informasi tentang pendidikan lanjutan sebagai
modal awal dalam menggapai cita-cita dan tujuan hidup yang mereka inginkan.

2.3.4 Jenis-Jenis Informasi


Pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khususnya dalam
rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu
(a) informasi pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c) informasi sosial budaya.
a) Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang
dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau
kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah
fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian diri
dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau
informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.
b) Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa yang sangat
sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis
pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru
dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
c) Informasi sosial budaya
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang meliputi, macam
macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan
kekhususan masyarakat atau daerah tertentu. (Prayitno dan Amti, 2008, hal. 261-268)
Suatu data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan
atas tiga tipe dasar, yaitu:
1. Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi
program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai
dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu
tamat.
2. Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis
pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu
jabatan, menegenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem
klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan
riil masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu.
3. Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap
sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap
perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan
hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial
diberbagai lingkungan masyarakat. (Winkel dan Hastuti, 2010, hal. 318-321)

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan informasi pada
dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, layanan
informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam
bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. Namun demi tercapainya tujuan dari layanan
informasi maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan
layanan informasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini maka materi layanan informasi
yang akan diberikan adalah informasi karir tentang menentukan arak karir sesuai minat yang
sangat mungkin dibutuhkan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa alam
menentukan pilihannya sebagai langkah menuju masa depan yang cerah.

2.3.5 Metode Layanan Informasi


Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai
berikut:
1. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan
murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas
bimbingan disekolah.
2. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi
semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri maupun oleh konselor, atau
guru.
3. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama,
membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam
masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan
diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap
pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat.
4. Buku Panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku
panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi
yang berguna.
5. Konferensi Karir
Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian informasi kepada
siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karir. Dalam konferensi karir para
narasumber dari kelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan,
dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan
dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa. (Prayitno dan Amti, 2008, hal. 269-
271)
Dari berbagai jenis metode yang digunakan dalam pemberian layanan informasi maka
dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah ceramah, diskusi/tanya jawab, dan
audio visual.

2.3.6 Isi Layanan Informasi


Jenis-jenis informasi yang mengisi layanan ini bervariasi, demikian juga dengan keluasan
dan kedalamannya. Hal ini tergantung kepada kebutuhan peserta layanan (tergantung
kebutuhan siswa). Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling di sekolah
atau madrasah adalah:
1. Informasi tentang perkembangan diri.
2. Informasi tentang hubungan antar pribadi, sosial, nilai-nilai (value) dan moral.
3. Informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar, ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Informasi tentang dunia karir dan ekonomi.
5. Informasi tentang sosial budaya, politik dan kewarganegaraan.
6. Informasi tentang kehidupan berkeluarga.
7. Informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk beluknya. (Tohirin,
2011, hal. 143-144)

Berdasarkan jenis-jenis informasi yang di sebutkan di atas, peneliti menyimpulkan


adapun yang dibahas dalam penelitian ini adalah informasi mengenai pendidikan dan
informasi tentang dunia karir, yang membantu siswa menentukan arah minat dan karir yang
dibutuhkan siswa SMK untuk masa depannya.

2.3.7 Pelaksanaan Layanan Informasi


Tohirin (2011:141)
1) “Perencanaan yang mencakup kegiatan
a) Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan
b) Menetapkan materi informasi sebagai inti layanan
c) Menetapkan narasumber
d) Menyiapkan prosedur, perangkat dan media layanan
e) Menyiapkan kelengkapan administrasi

2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan


a) Mengorganisasikan kegiatan layanan
b) Mengaktifkan peserta layanan
c) Mengoptimalkan penggunaan metode dan media

3) Evaluasi yang mencakup kegiatan


a) Menetapkan materi evaluasi
b) Menetapkan prosedur evaluasi
c) Menyusun instrument evaluasi
d) Mengaplikasikan instrument evaluasi
e) Mengelola hasil evaluasi

4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan


a) Menetapkan norma atau standar evaluasi
b) Melakukan analisis
c) Menafsirkan hasil analisis

5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan


a) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
b) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait
c) Melaksanakan rencana tindak lanjut

6) Pelaporan yang mencakup kegiatan


a) Menyusun laporan layanan informasi
b) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait (Kepala Sekolah)
c) Mendokumentasikan laporan.”

Dari penjabaran tentang pelaksanaan pemberian layanan informasi diatas, peneliti


menyimpulkan berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, hal-hal yang akan peneliti
laksanakan adalah dengan perencanaan kegiatan dengan mentapkan materi informasi sebagai
inti layanan, pelaksanaan yang mencakup kegiatan yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan
metode dan media, melakukan evaluasi yang mencakup kegiatan yaitu dengan
mengaplikasikan instrument evaluasi dan kemudian melakukan analisis hasil evaluasi dan
ditutup dengan menyusun laporan pemberian layanan informasi.

2.4 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti
lain. Penelitian terdahulu diperlukan peneliti sebagai rujukan untuk menguatkan penelitian
yang akan dilaksanakan dan membandingkan penelitian yang satu dengan lainnya. Adapun
penelitian terdahulu yang menjadi rujukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Iis Afriyani, mengenai Peningkatan Kemampuan
Pemilihan Karir Melalui Layanan Informasi Karir dengan Media Komik Digital Pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Batangan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
Bimbingan dan Konseling, yang dilakukan dalam 2 siklus secara daring melalui aplikasi
Whatsapp Group dan Zoom meeting. Terbukti berdasarkan hasil angket yang
menunjukkan adanya peningkatan. Pada saat pra siklus, diperoleh skor rata-rata
pengambilan keputusan studi lanjut sebesar 72 kemudian mengalami peningkatan 85,6
pada siklus I. Dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 92,9. Berdasarkan perolehan
skor tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan pengambilan keputusan subjek
penelitian telah meningkat secara bertahap, yaitu sebesar 13,6 dan 7,3. Hal tersebut
dibuktikan melalui siswa yang telah mampu mengenali kelemahan dan kelebihan dari
potensi yang dimiliki, siswa juga telah mampu mencari informasi yang dibutuhkan untuk
memahami lingkungan studi lanjut yang dicita-citakan, serta siswa mampu merencanakan
strategi studi lanjutan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Twi Tandar Atmaja, mengenai Upaya Meningkatkan
Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir dengan Penggunaan Media Modul.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perencanaan karir siswa melalui bimbingan
karir dengan penggunanaan media modul pada siswa kelas XII 2 MAN Wonokromo
Bantul tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek
yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu
sebanyak 12 siswa yang memiliki tingkat perencanaan karir rendah. Metode pengumpulan
data menggunakan angket dan observasi. Analisis data yang digunakan menggunanakan
rumus t-test untuk melihat perbedaan rerata pre-test dan posstest. Hasil penelitian
menunjukkan perencanaan karir siswa XII IPA 2 dapat ditingkatkan melalui bimbingan
karir dengan penggunaan media modul yang dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan
dari rerata sebelum dilakukan bimbingan karir sebesar 105,25 dan setelah dilakukan
bimbingan karir rerata sebesar 122,50. Sehingga dapat disimpulkan “ada peningkatan
perencanaan karir melalui bimbingan karir dengan penggunaan media modul pada siswa
kelas XII IPA 2 MAN Wonokromo Bantul.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Mei Pritangguh, dengan judul penelitian Peningkatan
Kemampuan Perencanaan Karir Melalui Bimbingan Kelompok Tenkik Diskusi pada siswa
SMPN 3 Kebumen. Penelitian ini berutujuan untuk meningkatkan kemampuan
perencanaan karir melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas
VIII H SMP Negeri 3 Kebumen dan mengetahui teknik diskusi yang mampu
meningkatkan kemampuan perencanaan karir. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan skala kemampuan perencanaan
karir, observasi dan wawancara. Subjek penelitian yaitu kelas VIII H SMP Negeri 3.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif didukung data kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan karir kelompok teknik diskusi dapat
meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa. Dilihat dari hasil data kuantitatif rata-
rata skor pre-test yaitu 83 dan meningkat 20% sebanyak 30 skor sehingga rata-rata skor
pada post-test1 menjadi 113. Selanjutnya rata-rata skor siswa meningkat lagi 6% sebanyak
10 skor sehingga rata-rata skor pada post-test II meningkat 123.
4. Penelitian ini dilakukan oleh Yeni Muslihatul Khoiriyah dan Drs.Moch. Nursalim, M.Si
yang berjudul Meningkatkan Pemahaman Karier Siswa Dengan Pemberian Layanan
Informasi Karier Di Kelas Xi Is-4 SMA Negeri 13 Surabaya (Suatu Penelitian Tindakan
Dalam Bimbingan Dan Konseling). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya
pemahaman karier siswa yang disebabkan kurangnya informasi tentang karier yang
tersedia. Layanan informasi karier adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
memperbaiki masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas pemberian layanan informasi karier dalam meningkatkan pemahaman karier
siswa kelas XI IS-4 SMA Negeri 13 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas Bimbingan dan Konseling yang dilakukan sebanyak dua siklus dengan
metode pengumpulan data berupa angket pemahaman karier dan observasi. Berdasarkan
analisis data diperoleh simpulan bahwa layanan informasi karier efektif untuk
meningkatkan pemahaman karier siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya skor
persentase rata-rata pemahaman karier siswa dari 69,84% pada saat pretest, menjadi
74,79% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 80,15% pada siklus II.

2.5 Kerangka Berpikir


Kemampuan perencanaan karir adalah kecakapan atau kesanggupan siswa dalam
menentukan langkah yang akan dilakukan dalam karier untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang meliputi pengetahuan dan
pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan minat, bakat, serta sekolah
lanjutan Dengan adanya kemampuan siswa dalam membuat perencanaan karir, siswa mampu
memutuskan pilihan karir yang tepat sesuai dengan keadaan dirinya sehingga meminimalkan
kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih alternatif-alternatif yang tersedia. S
Siswa yang memiliki kemampuan perencanaan karir, tentunya mampu memahami
tentang potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh dirinya, mengenal karir yang sesuai
dengan sekolah lanjutan yang anak dipilihnya dan bisa memutuskan sekolah lanjutan dengan
jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Akan tetapi masih ada siswa yang belum bisa memiliki kemampuan dalam merencakan
karirnya setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang SMP. Seperti halnya di SMP
Widiatmika masih ada siswa yang belum memiliki kemampuan dalam perencanaan karirnya.
Ini terlihat dari wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa kelas IX, dimana siswa-
siswa kelas IX masih ada yang bingung dalam memilih sekolah lanjutan, masih ada juga yang
tidak mengetahui, potensi atau kemampuan yang dimilikinya yang sesuai dengan karir yang
dipilihnya, bahkan masih ada pula yang tidak mengetahui bakat dan minatnya.
Oleh karena itu salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa
meningkatkan kemampuan dalam perencanaan karir siswa adalah memberikan layanan
informasi karir. Terkait dengan fungsi pemahaman, layanan informasi karir merupakan salah
satu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa menerima dan memahami
informasi mengenai bidang karir sehingga dengan informasi tersebut siswa diharapkan dapat
memahami diri, memahami lingkungan, mengarahkan diri, membuat pilihan-pilihan serta
memecahkan masalah. Pemberian layanan informasi karir dimaksudkan untuk memberikan
wawasan dan pemahaman kepada siswa sehingga dapat menggunakan informasi tersebut
untuk merencanakan hidupnya di masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan adanya
rencana tersebut, maka tujuan yang akan dicapai adalah siswa dapat memahami dirinya
mengenai minat, kemampuan, keterampilan, kepribadian, sikap, nilai dan cita-cita, dapat
mengetahui mengenai perkembangan dunia kerja, kondisi dunia kerja, informasi berbagai
jenis sebagai bahan pertimbangan siswa dalam membuat perencanaan karir yang sesuai
dengan bakat dan potensi yang dimilikinya. Dengan pemahaman-pemahaman tersebut, siswa
mampu merencanakan karirnya secara matang sesuai dengan keadaan dirinya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat suatu kerangka analisis untuk
mengetahui peningkatan kemampuan perencanaan karir melalui layanan informasi karir siswa
kelas IX sebagai berikut :

Kemampuan perencanaan
karir yang rendah
1. Bingung memilih
sekolah lanjutan
2. Belum memiliki Siswa dengan
rencana memilih kemampuan perencanaan
Layanan Informasi
sekolah sekolah yang matang/tinggi
Karir
lanjutan 1. Mampu memutuskan
 Siklus I
3. Tidak mengetahui sekolah lanjutan
Pertemuan 1
potensi atau 2. Megetahui potensi
Pertemuan 2
kemampuan, bakat atau kemampuan,
Pertemuan 3
dan minat yang bakat dan minat yang
 Siklus II
dimiliki. dimiliki
Pertemuan 1
4. Tidak mengetahui 3. Mengetahui karir
Pertemuan 2
karir yang cocok yang cocok dengan
Pertemuan 3
sesuai dengan sekolah lanjutan
sekolah lanjutan yang dipilih
yang dipilih
Gambar 01. Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis Tindakan


Menurut Arikunto (2006: 71), hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan beberapa uraian tentang kemampuan perencanaan karir di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “kemampuan perencanaan karir siswa
dapat ditingkatkan dengan layanan informasi karir pada siswa kelas IX.2 SMP Widiatmika
Tahun Pelajaran 2021/2022.

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dipaparkan metode penelitian yang mencakup (1) rancangan
penelitian, (2) subjek dan tempat penelitian, (3) variable penelitian (4) sumber dan teknik
pengumpulan data, (5) instrumen pengumpulan data, (6) prosedur penelitian (7) teknik
analisis data dan (8) kriteria ketuntasan. Masing-masing penjelasan bagian tersebut sebagai
berikut :

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang akan dilakukan pada kegiatan penelitian tindakan meliputi
3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dan prosedur penelitian tindakan
disesuaikan dengan desain penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Adapun gambaran rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Perencanaan Perencanaan
Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Observasi Observasi

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian


Tahap Penelitian Kegiatan
Perencanaan a) Menyiapkan instrumen untuk penelitian
b) Menentukan jadwal dan waktu penelitian
c) Pengumpulan data awal yaitu mengumpulkan
data lapangan dengan metode observasi
wawancara, dan skala kedisiplinan
d) Menyiapkan prosedur pelaksanaan pemberian
tindakan yaitu pemberian teknik modelling
e) Menyiapkan kelengkapan administrasi seperti
daftar, presensi siswa, RPL (Rencana
Pelaksanaan Layanan), lembar evaluasi (laiseg)
dan materi layanan. Topik yang akan diberikan
adalah topik yang dianggap penting untuk siswa.
Pelaksanaan Melaksanakan kegiatan penelitian tindakan meliputi
perencanaan, pemberian tindakan, observasi
tindakan dan refleksi pemberian tindakan.
Evaluasi Melakukan evaluasi terhadap hasil penelitian
sertamenyusun dan menyajikan data hasil penelitian
dalam bentuk laporan penelitian

3.2 Subjek dan Tempat Penelitian


3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX.2 yang berjumlah 25 orang. Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling yang dilakukan berdasarkan hasil skala
psikologi untuk mengetahui siswa yang rendah perencanaan karirnya. Tidak semua dijadikan
partisipan, hanya sejumlah siswa diketahui yang belum mampu memiliki perencanaan karir
yang akan dijadikan partisipan. Harapannya siswa yang tidak memiliki perencanaan karir,
setelah terlibat dalam treatment yang dilakukan peneliti, maka siswa akan memiliki
perencanaan karir sehingga dapat memutuskan karir apa yang cocok untuknya.

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Widiatmika, Jalan Raya Kampus Unud, Pondok
Taman Nusantara No.01 Jimbaran, Badung, Bali

3.3 Variabel Penelitian


Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2006:118). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
diselidiki pengaruhnya. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah layanan informasi
karir dan sebagai variabel terikat yaitu variabel yang timbul sebagai akibat dari variabel bebas
adalah memiliki kemampuan perencanaan karir.

3.3.1 Definisi Operasional Variabel


3.3.1.1 Layanan Informasi Karir
Lahmudin (2006:102) “Layanan informasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling
yang memungkinkan peserta didik atau klien menerima dan memahami berbagai informasi
seperti informasi pendidikan, pengajaran dan jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan peserta didik atau klien”.
Menurut Hikmawati Bimbingan Karir adalah bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
Berdasarkan defenisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a) Layanan informasi karir merupakan bagian dari bimbingan dan konseling keseluruhan
b) Layanan informasi karir merupakan suatu program pemberian bantuan kepada
individu, baik orang muda maupun dewasa, dengan maksud agar mereka:
a. Dapat memahami dirinya dengan sebaik-baiknya, yaitu mengenal segala
kemampuan, minat, sifat, pribadi dan nilai-nilai yang dimilikinya.
b. Dapat memahami dunia kerja dengan sebaik-baiknya, yang meliputi jenis-jenis
pekerjaan/jabatan yang ada, syarat-syarat atau karakteristik tenaga yang
diperlukan, kondisi-kondisi kerja dan sebagainya.
c. Dapat membuat pilihan dan keputusan secara bijaksana berdasarkan atas
pemahaman yang mendalam tentang diri dan dunia pekerjaan.
d. Dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik, dengan tuntutan-tuntutan dunia
kerja yang senantiasa berubah secara dinamis.
e. Dapat menghargai semua jenis pekerjaan yang ada secara objektif, positif, dan
sehat.
f. Dapat bekerja sama dengan orang lain.

3.3.2 Kemampuan Perencanaan Karir


Kemampuan perencanaan karir adalah suatu kemampuan dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya.
Perncanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan
penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut menurut Shimamora (2001)
1. Sedangkan menurut Super (dalam Sharf 1992) mengatakan perencanaan karir
mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhdap masa depan. Individu memiliki
kepercayaan diri, kemampuan untuk belajar dari pengalaman, serta mempersiapkan
diri untuk membuat persiapan tersebut.
2. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan
perencanaan karir adalah kecakapan atau kesanggupan siswa dalam menentukan
langkah yang akan dilakukan dalam karier untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang meliputi pengetahuan dan
pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan minat, bakat, serta
sekolah lanjutan
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa data kuantitatif yang berupa angka-
angka dari data skala perencanaan karir dan data kualitatif yang berupa pendeskripsian dari
perolehan data selama observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan skala perencanaan
karir, wawancara, dan observasi.
3.4.2.1 Skala Psikologis/ Skala Perencanaan Karir
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala psikologis dengan alat
pengumpulan datanya menggunakan skala perencanaan karir. Menurut Syaifuddin Azwar
dalam Anwar (2009:167) yang mengungkapkan bahwa, skala psikologis sebagai alat ukur
yang memiliki karakteristik khusus, yaitu: (1) Cenderung digunakan untuk mengukur aspek
afektif-bukan kognitif (2) Stimulasinya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak
langsung mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan (3) Jawabannya lebih
bersifat proyektif (4) Selalu berisi banyak item berkenaan dengan atribut yang diukur (5)
Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaban
dianggap benar sepanjang sesuai keadaan yang sebenarnya, jawaban yang berbeda
diinterpretasikan berbeda pula.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Perencanaan Karir
Variabel Sub Variabel Deskripsi
self assessment (penilaian diri) a. Mengetahui bakat dan
minat yang ada dalam diri
individu, serta
keterampilan-keterampilan
individu
b. Mampu menyebutkan
Perencanaan kelebihan dan kekurangan
Karir yang individu miliki, serta
menilai keadaan individu.
exploring opportunities (mencari a. Menentukan lanjutan studi
peluang kesempatan) yang sesuai bakat dan
minat individu.
b. Mengikuti kegiatan diluar
sekolah yang mendukung
keterampilan, bakat dan
tujuan karir individu.
making decisions and goal setting a. Pembuatan dan pemilihan
( pembuat keputusan dan penetapan keputusan karir individu.
tujuan) b. Penetapan tujuan karir
individu (meliputi tujuan
jangka pendek dan tujuan
jangka panjang).
planning (perencanaan) a. Bagimana cara individu
dalam merencanakan dan
mencapai tujuan karir.
b. Dukungan individu untuk
mencapai tujuan karirnya.

Tabel 3.5 Kategori Jawaban Skala Psikologi


Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Sangat Sesuai (SS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 4
Sesuai (S) 3 Tidak Sesuai (TS) 3
Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (S) 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS) 1

Dalam mendeskripsikan tingkat kedisiplinan memiliki rentangan skore 1-4, dibuat


interval kriteria kedisiplinan yang ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Data maksimal = Skore tertinggi x Jumlah Item
= 4 X 20 = 80
= 4/4 x 100% = 100%
Data minimal = Skore terendah x Jumlah Item
= 1 X 20 = 20
= 1/4 x 100% = 25%
Range = Data maksimal – Data minimal = 80 – 20 =60
= 100% - 25 % = 75%

Panjang kelas interval = Range : Panjang kelas


= 60 : 4 = 15
= 75% : 4 = 18,75%

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Skala Perencanaan Karir


Skor Interval Persentase Kriteria
65 - 80 81,25% - 100% Sangat Tinggi
50 - 65 62,5% - 81,25% Tinggi
35 - 50 43,75% - 62,5% Rendah
20 - 35 25% - 43,75% Sangat rendah
3.4.2.2 Wawancara
Metode wawancara artinya tak selamanya data itu bisa digali dengan metode
observasi, oleh sebab itu perlu digunakan metode lain yaitu metode wawancara. Wawancara
adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya-jawab lisan yang dilakukan secara
sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya wawancara dilakukan oleh dua
orang atau lebih, satu pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak yang lain sebagai sumber
data (interviewee) dengan memanfaatkan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar
(Anwar, 2009: 135).
Wawancara merupakan metode yang baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat,
keyakinan, perasaan, motivasi, dan proyeksi seseorang. Wawancara ini dilakukan interviewer
(peneliti) dengan interviewee (siswa dan guru mata pelajaran) yang terkait dengan
kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas yang meliputi waktu pengumpulan tugas, jumlah
tugas, keuletan, dorongan atau semangat dalam mengumpulkan tugas, dan keinginan untuk
menyelesaikan tugas.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terpimpin dimana peneliti
menggunakan pedoman atau panduan pokok-pokok masalah yang akan diselidiki yang akan
memudahkan dan melancarkan proses wawancara. Hasil wawancara dijadikan sebagai
pegangan dalam proses penelitian. Wawancara selanjutnya dilakukan setelah pelaksanaan
tindakan penelitian. Hal ini digunakan untuk mengungkap kemampuan pemecahan masalah .
(Wawancara dengan siswa terlampir)
Tabel 02. Kisi-kisi Wawancara dengan Siswa
Pedoman wawancara siswa sesudah diberikan tindakan
Aspek Deskripsi No.
1. Apa yang anak-anak rasakan sebelum 1
mendapatkan layanan informasi karir?
2. Bagaimana menurut anak-anak tentang layanan
informasi karir yang didapat? 2
3. Bagaimana perasaan anak-anak setelah
Layanan Informasi 3
Karir mendapatkan layanan informasi karir?
4. Sebelum mendapatkan layanan informasi karir,
4
kesulitan apa yang anak-anak temui dalam
memilih sekolah lanjutan?
5. Apakah layanan informasi karir dapat
membantu anak-anak dalam membuat 5
perencanaan karir anak-anak?
Jumlah total 5

3.4.2.3 Obervasi
Terdapat dua rumusan pengertian observasi secara sempit dan luas. Secara sempit,
observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti, dalam arti luas,
observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
terhadap obyek yang sedang diteliti (Anwar, 2009:73).
Dalam pelaksanaan penelitian ini observasi dilakukan dengan menggunakan metode
observasi. Dalam pelaksanaan observasi, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah
anecdotal record. Anecdotal record merupakan catatan pengamatan informal memfokuskan
pada hal-hal spesifik yang menggambarkan kebutuhan, kelebihan, kekurangan, gaya belajar,
minat belajar, keterampilan, dan strategi yang digunakan peserta didik yang tampak dalam
pengamatan.
Penggunaan catatan dalam anecdotal sangat berguna bagi guru untuk megevaluasi dan
mendesain strategi pembelajaran yang sesuai bagi siswanya serta meningkatkan efektifitas
pembelajaran, catatan anecdotal juga mempunyai kegunaan dalam pengamatan terhadap
tingkah laku siswa selama mengikuti pemberian layanan informasi karir, sehingga peneliti
memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang siswa sebagai dasar pengentasan masalah
siswa. Catatan anecdotal disajikan dalam bentuk naratif tentang aktivitas siswa selama
mengikuti proses pemberian layanan informasi karir yang kemudian kejadian tersebut
dideskripsikan secara rinci dan lugas.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan lembar observasi,
lembar wawancara dan angket/kuisioner skala psikologi terkait dengan perencanaan karir.

3.6 Prosedur Penelitian


Adapun langkah-langkah penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan
melalui dua siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang diharapkan tercapai.
Berikut prosedur penelitian tindakan bimbingan dan konseling:

Tabel 3.6 Prosedur Penelitian


Siklus Tahap Penelitian Kegiatan
Siklus 1 Perencanaan 1. Membuat RPL (rencana pemberian layanan)
sesuai dengan topik yang akan dibawakan.
2. Mengidentifikasi pihak-pihak yang menjadi
peserta layanan. Identifikasi siswa yang
mengalami masalah dalam perencanaan karir
melalui guru pembimbing.
3. Mengatur pertemuan dengan calon peserta
layanan untuk melakukan pendekatan dan juga
mencari informasi dari siswa yang mengalami
masalah dalam perencanaan karir.
4. Melakukan pendekatan kepada siswa dengan
wawancara guna menciptakan keakraban seluruh
siswa yang mengalami masalah dalam
perencanaan karir.
5. Pelaksanaan layanan bimbingan karir
dilaksanakan secara daring. Waktu yang
digunakan sekitar 1 X 60 menit.
6. Menyiapkan kelengkapan administrasi, catatan
lapangan, daftar hadir dan lembar observasi.

Tindakan Menerapkan tindakan dengan pemberian layanan


informasi karir.
Pengamatan Peneliti melalukan observasi atau pengamatan atas
hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan
terhadap konseli (siswa), yang meliputi evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Observasi dilakukan pada
saat pemberian layanan informasi karir dengan
menganalisis meningkat atau tidak perencanaan
karir siswa pada siklus I.
Refleksi Tahap ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
dan memprediksi apa hasil yang diperoleh. Refleksi
dilakukan setelah dilakukan layanan bimbingan
karir. Refleksi ini dilakukan oleh peneliti untuk
mencari perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya.
Refleksi dilakukan untuk menganalisa dan
memberikan makna terhadap data yang diperoleh
dan mengambil kesimpulan dari tindakan yang telah
dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan
sebagai dasar untuk perencanaan pada siklus
berikutnya, yaitu siklus II.
Siklus 2 Perencanaan 1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
2. Pengembangan program tindakan layanan
informasi karir
Tindakan Menerapkan tindakan dengan pemberian layanan
informasi karir tahap ke 2.
Pengamatan Melakukan pengamatan terhadap siswa dengan
menggunakan format observasi layanan bimbingan
konseling dan menganalisis meningkat atau tidak
perencanaan karir siswa pada siklus II.
Refleksi Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
dan memprediksi apa hasil yang diperoleh. Refleksi
dilakukan setelah dilakukan layanan bimbingan
karir. Refleksi ini dilakukan oleh peneliti untuk
mencari perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya.
Refleksi dilakukan untuk menganalisa dan
memberikan makna terhadap data yang diperoleh,
memperjelas data yang diperoleh dan mengambil
kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan.
Setelah siklus II diharapkan perencanaan karir
siswa telah meningkat. Jika hasil dari siklus II ini
belum juga tercapai maka akan dilanjutkan ke
siklus III dan seterusnya.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah dengan
analisis data tersebut, dapat diberi arti atau makna untuk pemecahan masalah penelitian.
Dengan analisis ini, akan diperoleh hasil pengungkapan data yang telah diungkap melalui
instrument skala perencanaan karir, wawancara, dan observasi yang menghasilkan bukti
terhadap adanya hal yang diteliti.
Berdasarkan dari data skala perencanaan karir yang telah terkumpul, lalu
diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data yang berbentuk kuantitatif yang
dinyatakan dengan angka dan data yang berbentuk kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata
atau simbol. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data berkaitan dengan
meningkatnya kemampuan siswa dalam perencanaan karir kemudian dideskripsikan. Data
kualitatif sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari
analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dari skala perencanaan karir atau ceklist
dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan (Arikunto,
2006:239).

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase


Analisis data yang diajukan peneliti menggunakan analisis data deskriptif persentase.
Metode analisis data adalah cara yang ditempuh untuk mengurai data menurut unsur-unsur
yang ada di dalamnya sehingga mudah dibaca dan dipersentasekan. Data yang terkumpul
perlu diolah untuk mengetahui kebenaran sehingga diperoleh hasil yang meyakinkan. Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono 2007:207).

Adapun rumus dari deskriptif persentase adalah, sebagai berikut:

Keterangan :
% = nilai persentase/hasil
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor yang diharapkan

3.7 Tabel Penafsiran Kategori %


Interval Persentase Kriteria
81,25% - 100% Sangat Tinggi
62,5% - 81,25% Tinggi
43,75% - 62,5% Rendah
25% - 43,75% Sangat rendah

3.7.2 Data Kualitatif


Data kualitatif yaitu data yang memberikan informasi berbentuk kalimat yang
memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam perencanaan karir sebelum dan
sesudah mendapatkan layanan informasi karir.
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moeleong (2007: 248) memaparkan bahwa
analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang tidak penting, dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Gambaran perencanaan karir diperoleh dari tingkat persentase yang didapat kemudian
ditafsirkan dalam bentuk kategori. Data kualitatif ini juga digunakan untuk menganalisis hasil
pengamatan selama proses pelaksanaan layanan informasi karir.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas hasil penelitian disertai hasil analisis dan pembahasan
tentang meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa kelas IX.2 dengan pemberian
layanan informasi karir di SMP Widiatmika.

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, di bawah ini dipaparkan gambaran
keadaan kemampuan perencanaan karir siswa sebelum diberikan layanan informasi karir, hasil
penelitian selama proses pemberian layanan informasi karir.
4.1.1 Gambaran Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Sebelum Mendapat Layanan
Informasi Karir
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada siswa kelas IX.2, diketahui bahwa
terdapat siswa yang belum mampu merencanakan karir. Dari wawancara dengan beberapa
siswa di kelas IX.2 diketahui bahwa siswa belum mampu memilih sekolah lanjutan dan masih
bingung memilih karir sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Selain itu berdasarkan
dari pemberian angket perencanaan karir (pretest) kepada siswa kelas IX.2 sejumlah 25 siswa
diperoleh 11 orang termasuk kategori rendah dalam perencanaan karir. Oleh karena itu siswa-
siswa tersebut diambil sebagai subjek penelitian untuk diberikan layanan informasi karir. Dan
berikut hasil prestest dan hasil persentase kemampuan perencanaan karir siswa sebelum
mendapat layanan infromasi karir.

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kemampuan Perencanaan Karir siswa Kelas IX.2
NO NAMA SISWA SKOR % KATEGORI
1 ALDIANO BRIAN 42 52,5 RENDAH
2 ARYA PUTRA WIBOWO 41 51,25 RENDAH
3 AXEL CLEMENS GUSTAF MEMAH 41 51,25 RENDAH
4 CAKRA DARMASATYA 46 57,5 RENDAH
5 CARLO BRAHMANTYO SAPUTRA 48 60 RENDAH
6 DEWA AYU MARSELINA PUTRI 63 78,75 TINGGI
7 I GUSTI AGUNG PUTU WIDYA CAHYA P 67 83,75 SANGAT TINGGI
8 I KOMANG JAYA ARTA WIGUNA 44 55 RENDAH
9 I MADE ADITYA 39 48,75 RENDAH
10 I MADE RANGGA KRISNA JULIANA P 41 51,25 RENDAH
11 I NYOMAN WIRA TEJA SUDHAKUMARA 58 72,5 TINGGI
12 I PUTU ALVIN WEDA AYUNA 57 71,25 TINGGI
13 IDA BAGUS INDRA DANANJAYA 64 80 TINGGI
14 KADEK BHERLYANA DELYNDA 65 81,25 SANGAT TINGGI
15 KADEK PANJI CAKRA NUGRAHA 39 48,75 RENDAH
16 KOMANG BAYU TRIAS GAUTAMA 59 73,75 TINGGI
17 LUH KOMANG CITRA SURYA PRATIWI D 63 78,75 TINGGI
18 NABILLA MAYANA PUTRI 40 50 RENDAH
19 NI LUH KOMANG PUTRI CAHYANI 54 67,5 TINGGI
20 NI NYOMAN DIANA PUTRI JAYANTI 64 80 TINGGI
21 NI PUTU KAYLA ISABELLE RAI 39 48,75 RENDAH
22 NI PUTU SOPHIA NIRMALA ANGGRENI 47 58,75 RENDAH
23 RADIVA XENAYA BAYU DWIPUTRI 66 82,5 SANGAT TINGGI
24 RAMONA ANGELIC IRAWAN 56 70 TINGGI
25 TYGER ALI ABDULLAH BENJAMINE 64 80 TINGGI

Tabel 4.2 Hasil Persentase Pretest Siswa Kelas IX.2


No Interval Persentase Frekuensi % Kriteria
1 81,25% ≤ % ≤ 100% 3 12% Sangat Tinggi
2 62,5% ≤ % ≤ 81,25% 10 40% Tinggi
3 43,75% ≤ % ≤ 62,5% 12 48% Rendah
4 25% ≤ % ≤ 43,75% 0 0 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel persentase hasil perhitungan skala kemampuan perencanaan karir di


atas, dapat diketahui bahwa masih ada beberapa anak yang memiliki kemampuan perencanaan
karir rendah. Rincian siswa dalam tabel tersebut yaitu 3 siswa memiliki kemampuan
perencanaan karir dengan persentase 12% yang tergolong sangat tinggi, 10 siswa memiliki
kemampuan perencanaan karir dengan persentase 40% yang tergolong tinggi, dan 12 siswa
memiliki kemampuan perencanaan karir rendah dengan persentase 48%.
Hasil analisis deskriptif persentase siswa lebih jelasnya dapat digambarkan dalam
bentuk grafik untuk melihat tingkat hasil persentase, yaitu sebagai berikut:

48%
50%
45% 40%
40%
35%
30%
25%
20%
12%
15%
10%
5% 0%
0%
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Bagan 4.1 Persentase Kemampuan Perencanaan Karir (Prestest)


4.1.2 Gambaran Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Selama Mendapat Layanan
Informasi Karir
4.1.2.1 Pemberian Layanan Informasi Karir Siklus 1
Berdasarkan hasil analisis pemberian angket pada pretest, peneliti memberikan
tindakan kepada siswa yang tergolong memiliki kemampuan perencanaan karir rendah.
Pemberian tindakan ini diberikan sebanyak dua siklus terhadap partisipan yang berjumlah 25
siswa yang terdiri atas 3 siswa memiliki kemampuan perencanaan karir sangat tinggi, 10
siswa memiliki kemampuan perencanaan karir kategori tinggi, dan 12 siswa memiliki
kemampuan perencanaan karir kategori rendah. Pelaksanaan pemberian layanan informasi
karir terdiri dari perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (Observation),
refleksi (Reflection). Untuk mengetahui pelaksanaan layanan dan hasil dari pemberian
layanan informasi karir pada siswa digunakan alat bantu berupa instrumen skala perencanaan
karir, wawancara, dan observasi. Dari tahapan-tahapan siklus 1 tersebut dapat dijelaskan
secara jelas, sebagai berikut :
4.1.2.1.1 Perencanaan (Planning)
Peneliti merencanakan pemberian tindakan berupa layanan informasi karir pada
siklus 1 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pada pemberian layanan
informasi karir. Perencanaan ini bertujuan agar proses pelaksanaan tindakan berjalan dengan
lancar dan sesuai harapan.
Adapun perencanaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain sebagai berikut:
1) Merencanakan waktu dan tempat penelitian
Waktu pertemuan dilakukan pada hari Selasa pukul 10.40 –11.40 Wita.
2) Menentukan materi layanan
Materi layanan yang akan diberikan yaitu materi tentang karir studi lanjut SMA dan
SMK
3) Menyiapkan kelengkapan administrasi pendukung penelitian
Kelengkapan yang disiapkan pada perencanaan siklus I antara lain yaitu RPL, materi
layanan, pedoman observasi, laiseg, dan kisi-kisi pertanyaan yang akan diberikan.

Tabel 4.3 Rencana Tindakan Siklus 1


Pertemuan Waktu Tempat Kegiatan
Pertemuan 1 60 menit Ruang Kelas  Menyiapkan Satuan
IX.2 Layanan (SATLAN)
 Menyiapkan materi
layanan informasi yaitu
kemampuan perencanaan
karir
 Menyiapkan
kelengkapan administrasi
berupa alat tulis, media
layanan, laiseg
 Menyiapkan alat bantu
dokumentasi
Pertemuan 2 60 menit Ruang Kelas  Menyiapkan Satuan
IX.2 Layanan (SATLAN)
 Menyiapkan materi
layanan infromasi yaitu
karir
 Menyiapkan
kelengkapan administrasi
berupa alat tulis, media
layanan, laiseg
 Menyiapkan alat bantu
dokumentasi
Pertemuan 3 60 menit Ruang Kelas  Menyiapkan Satuan
IX.2 Layanan (SATLAN)
 Menyiapkan materi
layanan informasi karir
yaitu pengenalan studi
lanjut SMA dan SMK.
 Menyiapkan
kelengkapan administrasi
berupa alat tulis, media
layanan, laiseg, skala
perencanaan karir
 Menyiapkan alat bantu
dokumentasi
 Melaksanakan posttest 1

4.1.2.1.2 Tindakan (Action)


Pada tahap ini, penelitian tindakan ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan
pada setiap siklusnya. Peneliti melaksanakan rencana tindakan pemberian layanan informasi
karir sesuai prosedur dan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti. Secara lebih rinci
pelaksanaan tindakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertemuan 1
Hari, Tanggal : Selasa, 11 Januari 2022
Materi Layanan : Kemampuan Perencanaan Karir
Tempat Layanan : Ruang Kelas IX.2
Pada awal pertemuan ini peneliti melaksanakan layanan bimbingan konseling dengan
memberikan layanan informasi dengan topik kemampuan perencanaan karir. Kegiatan
layanan ini diawali dengan ucapan salam, berdoa dan sapaan kepada siswa serta
dilanjutkan dengan menjelaskan dan menerangkan isi dari power point tentang
kemampuan perencanaan karir.
Dalam tahap kegiatan topik yang dibahas adalah “kemampuan perencanaan karir”.
Pemberian topik tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang
karir dan bagaimana melakukan perencanaan karir. Selama kegiatan berlangsung siswa
masih belum bisa memahami tentang perencanaan karir dengan jelas.
Pada pelaksanaan pemberian layanan informasi yang pertama, dinamika kegiatan
belum tercipta dengan baik. Pemahaman siswa tentang topik yang dibahas juga dirasa
masih kurang. Namun siswa menunjukkan ketertarikan mengenai topik kemampuan
perencanaan karir, ini dilihat dari siswa banyak bertanya terkait dengan perencanaan
karir.
Dalam tahap pengakhiran guru BK menyampaikan hasil kesimpulan dari tahap
kegiatan yang telah dilakukan dan meminta siswa untuk mengisi penilaian segera serta
menginformasikan pelaksanaan kegiatan pemberian layanan informasi lanjutan yang akan
segera dilaksanakan.

2. Pertemuan 2
Hari, Tanggal: Selasa, 18 Januari 2022
Materi Layanan : Karir
Tempat Layanan : Ruang Kelas IX.2
Pada pertemuan kedua ini peneliti melaksanakan pemberian layanan informasi dengan
topik karir. Kegiatan ini diawali dengan ucapan salam dan sapaan kepada para siswa dan
dilanjutkan dengan menjelaskan pengertian, tujuan, manfaat serta asas-asas layanan
bimbingan konseling kemudian memberikan permainan tebak gambar agar siswa merasa
senang dan tidak tegang selama mengikuti layanan bimbingan konseling ini. Pemberian
permainan tersebut bertujuan untuk memunculkan dinamika kelas.
Dalam tahap kegiatan guru BK memberitahukan pada siswa topik yang akan dibahas
pada pertemuan kali ini adalah karir. Selama kegiatan berlangsung siswa sudah lebih baik
dari sebelumnya dalam mengikuti pemberian layanan informasi. Ada beberapa siswa
yang sudah mulai aktif menyampaikan pendapat.
Pada pelaksanaan pemberian layanan informasi yang kedua, dinamika kelas tercipta
lebih baik dari sebelumnya namun dirasa masih kurang. Pemahaman siswa tentang topik
yang dibahas juga dirasa lebih baik dari sebelumnya. Namun masih ada siswa yang malu
dalam berpendapat. Siswa merasa sangat tertarik untuk mengikuti pelaksanaan layanan
informasi berikutnya.
Dalam tahap pengakhiran guru BK menyampaikan hasil kesimpulan dari tahap
kegiatan yang telah dilakukan dan meminta siswa mengisi laiseg serta menginformasikan
pelaksanaan kegiatan lanjutan yang akan segera dilaksanakan.

3. Pertemuan 3
Hari, Tanggal: Selasa, 25 Januari 2022
Materi Layanan : Pengenalan studi lanjut SMA dan SMK.
Tempat Layanan : Ruang Kelas IX.2
Pada pertemuan ketiga ini peneliti melaksanakan pemberian layanan informasi
dengan topik pengenalan studi lanjut SMA dan SMK. Pada tahap permulaan, guru BK
masih menjelaskan pengertian, tujuan, manfaat serta asas-asas layanan bimbingan
konseling. Hal ini bertujuan agar siswa semakin paham mengenai kegiatan layanan
informasi karir.
Pada tahap kegiatan, topik yang dibahas yaitu pengenalan studi lanjut SMA dan SMK.
Tujuan dari pembahasan topik ini, yaitu agar siswa mengetahui perbedaan SMA dan
SMK baik terutama jurusan-jurusan yang disediakan di SMA dan SMK. Proses
pelaksanaan pemberian layanan informasi pada pertemuan ketiga ini, semua siswa sudah
aktif dan lebih terbuka dalam berpendapat, dinamika kelas yang diharapkan sudah
muncul. Pemahaman siswa mengenai SMA dan SMK sudah cukup, ini terlihat dari siswa
sudah mampu menyampaikan perbedaan antara SMA dan SMK.
Dalam tahap pengakhiran guru BK menyampaikan hasil kesimpulan dari tahap
kegiatan yang telah dilakukan dan meminta siswa untuk mengisi penilaian segera (laiseg).
Setelah kegiatan pemberian layanan informasi karir diakhiri, peneliti meminta siswa
untuk mengisi skala perencanaan karir, guna mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
perencanaan karir setelah dilaksanakannya siklus 1 (post test 1).
Dan dari hasil post test 1 yang diberikan diperoleh hasil dari 12 siswa yang
sebelumnya kategori rendah dalam kemampuan perencanaan karir, berkurang menjadi 5
orang yang kategori rendah. Berikut data hasil post test 1 dan hasil persentase
kemampuan perencanaan karir siswa kelas IX.2

Tabel 4.4 Hasil Post test 1 Kemampuan Perencanaan Karir siswa Kelas IX.2
N SKO
O NAMA SISWA R % KATEGORI
1 ALDIANO BRIAN 48 60 RENDAH
2 ARYA PUTRA WIBOWO 49 61,25 RENDAH
3 AXEL CLEMENS GUSTAF MEMAH 46 57,5 RENDAH
4 CAKRA DARMASATYA 49 61,25 RENDAH
5 CARLO BRAHMANTYO SAPUTRA 56 70 TINGGI
6 DEWA AYU MARSELINA PUTRI 63 78,75 TINGGI
7 I GUSTI AGUNG PUTU WIDYA CAHYA P 67 83,75 SANGAT TINGGI
8 I KOMANG JAYA ARTA WIGUNA 52 65 TINGGI
9 I MADE ADITYA 53 66,25 TINGGI
10 I MADE RANGGA KRISNA JULIANA PUTRA 50 62,5 TINGGI
11 I NYOMAN WIRA TEJA SUDHAKUMARA 58 72,5 TINGGI
12 I PUTU ALVIN WEDA AYUNA 57 71,25 TINGGI
13 IDA BAGUS INDRA DANANJAYA 64 80 TINGGI
14 KADEK BHERLYANA DELYNDA 65 81,25 SANGAT TINGGI
15 KADEK PANJI CAKRA NUGRAHA 48 60 RENDAH
16 KOMANG BAYU TRIAS GAUTAMA 59 73,75 TINGGI
17 LUH KOMANG CITRA SURYA PRATIWI D. 63 78,75 TINGGI
18 NABILLA MAYANA PUTRI 55 68,75 TINGGI
19 NI LUH KOMANG PUTRI CAHYANI 54 67,5 TINGGI
20 NI NYOMAN DIANA PUTRI JAYANTI 64 80 TINGGI
21 NI PUTU KAYLA ISABELLE RAI 58 72,5 TINGGI
22 NI PUTU SOPHIA NIRMALA ANGGRENI 58 72,5 TINGGI
23 RADIVA XENAYA BAYU DWIPUTRI 66 82,5 SANGAT TINGGI
24 RAMONA ANGELIC IRAWAN 56 70 TINGGI
25 TYGER ALI ABDULLAH BENJAMINE 64 80 TINGGI

Tabel 4.5 Hasil Persentase Post test 1 Siswa Kelas IX.2


No Interval Persentase Frekuensi % Kriteria
1 81,25% ≤ % ≤ 100% 3 12% Sangat Tinggi
2 62,5% ≤ % ≤ 81,25% 17 68% Tinggi
3 43,75% ≤ % ≤ 62,5% 5 20% Rendah
4 25% ≤ % ≤ 43,75% 0 0 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel persentase hasil perhitungan skala kemampuan perencanaan karir di


atas, dapat diketahui bahwa kemampuan perencanaan karir siswa SMP Widiatmika setelah
diberikan layanan informasi karir pada siklus pertama ternyata beberapa anak sudah
meningkat kemampuan perencanaan karir. Rincian siswa dalam tabel tersebut yaitu 3 siswa
memiliki kemampuan perencanaan karir dengan persentase 12% yang tergolong sangat tinggi,
17 siswa memiliki kemampuan perencanaan karir dengan persentase 68% yang tergolong
tinggi, dan 5 siswa memiliki kemampuan perencanaan karir rendah dengan persentase 20%.
Hasil analisis deskriptif persentase siswa lebih jelasnya dapat digambarkan dalam
bentuk grafik untuk melihat tingkat hasil persentase, yaitu sebagai berikut:
Bagan 4.2 Persentase Kemampuan Perencanaan Karir (Post test 1)

4.1.2.1.3 Pengamatan (Observation)


Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana tindakan
pelaksanaan layanan informasi karir dapat berjalan dengan baik dan mengamati perubahan
yang terjadi pada siswa. Tahap ini dilakukan oleh peneliti sebagai tindak lanjut dari proses
pemberian layanan informasi karir yang telah selesai dilakukan.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses pemberian
layanan informasi karir secara keseluruhan. Adapun hasil pengamatan perkembangan
kemampuan perencanaan karir dapat dilihat dalam hasil pengamatan perkembangan
kemampuan perencanaan karir pada siswa kelas IX.2 SMP Widiatmika pada proses
pemberian layanan informasi karir pada siklus 1.

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Proses Pemberian Layanan Informasi Karir Pada Siklus 1
Pertemuan Indikator Hasil yang Dicapai
I Mampu menilai diri dan  Siswa mulai mengenali bakat dan
mencari peluang kesempatan minatnya
 Siswa mampu menyebutkan
kelebihan dan kekurangan dirinya
 Siswa memiliki gambaran terkait
sekolah lanjutan dan mampu
memilihnya
II Mampu membuat keputusan  Siswa bisa menetapkan pilihan
dan menetapkan tujuan karir jangka Panjang dan jangka
pendek
III Merencanakan Karir  Siswa mampu membuat
perencanaan karir

Berdasarkan tabel di atas, pengamatan proses dan hasil layanan informasi karir berjalan
dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan pada awal pertemuan.
Sebagian siswa mengalami peningkatan pada indikator.

4.1.2.1.4 Refleksi (Reflection)


Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan proses
pemberian layanan informasi karir. Evaluasi meliputi keberhasilan, hambatan yang dihadapi
beserta solusinya. Tahap ini berguna untuk menentukan perencanaan pada siklus berikutnya.
Beberapa evaluasi yang dilakukan peneliti berupa:
1. Evaluasi Proses
Secara keseluruhan kegiatan pemberian layanan informasi karir pada siklus 1 berjalan
sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan yang telah disusun peneliti. Peneliti mengadakan
layanan informasi karir selama kurang lebih 45 menit, karena menurut peneliti waktu ini
sangat cukup untuk melaksanakan kegiatan, peneliti menghindari kebosanan yang dialami
oleh siswa bila kegiatan layanan informasi karir dilakukan lebih lama lagi. Dalam pelaksanaan
kegiatan layanan informasi karir, peneliti menyesuaikan jadwal kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Perkembangan siswa pada siklus 1 ini tidak lepas dari adanya faktor pendukung
dalam layanan informasi karir, faktor pendukung tersebut antara lain:
a. Siswa bisa menerima kehadiran peneliti dan bersedia mengikuti layanan informasi karir
b. Ssiwa dapat memahami topik yang dibahas.
c. Siswa merasa senang mengikuti layanan bimbingan konseling dalam hal ini layanan
informasi karir

Keberhasilan pada siklus 1 ini diharapkan dapat dipertahankan dan semakin meningkat.
Namun pada siklus 1 ini peneliti juga sempat menemui beberapa hambatan berakibat pada
hasil layanan informasi karir, hambatan serta solusi tersebut antara lain:
a. Masih ada siswa yang kurang aktif dan malu-malu dalam mengemukakan pendapat.
b. Di awal proses pemberian layanan informasi karir, siswa masih nampak canggung dan
belum leluasa untuk berpendapat karena siswa belum paham tentang konsep layanan
informasi karir. Pada pertemuan berikutnya peneliti terus membina hubungan baik dan
menyampaikan kembali tentang konsep layanan informasi karir sehingga siswa mulai
terbiasa dan leluasa dalam berpendapat.

2. Evaluasi Hasil
Pemberian tindakan berupa kegiatan layanan informasi karir ternyata dapat
meningkatkan kemampuan perencanaan karir pada siswa. Setelah pemberian layanan
informasi karir, terjadi perubahan pada siswa yaitu siswa sudah mampu memiliki gambarana
karir sesuai dengan minat dan bakatnya. Indikator kemampuan perencanaan karir yang telah
tercapai dalam siklus 1 ini yaitu:
a. Mampu menilai diri dan mencari peluang kesempatan yaitu siswa mulai mengenali bakat
dan minatnya, siswa mampu menyebutkan kelebihan dan kekurangan dirinya dan siswa
memiliki gambaran terkait sekolah lanjutan dan mampu memilihnya
b. Mampu membuat keputusan dan menetapkan tujuan yaitu siswa bisa menetapkan pilihan
karir jangka panjang dan jangka pendek.
c. Merencanakan Karir yaitu siswa mampu membuat perencanaan karir

Indikator yang telah tercapai diharapkan mampu dipertahankan dan dikembangkan oleh
siswa, agar kemampuan perencanaan karir tetap bisa dilakukan oleh siswa. Dari keempat
indikator tersebut semuanya tercapai dalam layanan informasi karir pada siklus 1. Hal ini
dapat dilihat dari hasil skala kemampuan perencanaan karir yang diberikan setelah siklus 1
selesai, bahwa kemampuan perencanaan karir siswa sudah ada yang meningkat. Pada siklus 1,
dari 25 siswa ada 5 siswa yang termasuk dalam siswa yang memiliki kemampuan perencanaan
karir rendah dan 17 siswa kategori tinggi dan 3 siswa kategori sangat tinggi.
Berdasarkan keadaan tersebut, bahwa pemberian siklus 2 akan dilakukan sebanyak dua
kali pertemuan. Hal ini dikarenakan rata-rata peningkatan kemampuan perencanaan siswa
sudah meningkat sampai 50%, sehingga siklus 2 digunakan sebagai perbaikan dari siklus 1.
Tindakan yang akan dilakukan pada siklus 2 tidak jauh berbeda dengan siklus 1. Namun, yang
berbeda peneliti akan menggunakan permainan yang membutuhkan kemampuan konsentrasi
berkaitan dengan topik agar siswa dapat lebih semangat dan lebih fokus.

4.1.2.2 Teknik Pelaksanaan Layanan Informasi Karir Siklus 2


Siklus 2 dalam penelitian ini memberikan tindakan, yaitu layanan informasi karir yang
bertujuan untuk menyempurnakan hasil siklus 1. Perbedaan siklus 1 dan siklus 2 terletak pada
dinamika kelas. Jika pada siklus 1 tanpa menggunakan permainan, maka pada siklus 2 ini
menggunakan permainan yang membutuhkan konsentrasi.
Siklus 2 dalam penelitian ini merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari siklus 1
yang belum dijalankan secara maksimal oleh peneliti. Hasil perbaikan pelaksanaan tindakan
pada siklus 2 dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Berikut dipaparkan masing-masing tahapannya.
4.1.2.2.1 Perencanaan (Planning)
Sebelum memulai tindakan pada siklus 2, peneliti terlebih dahulu membuat perencanaan
kembali agar tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus 2 dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut ini adalah perencanaan yang disusun peneliti:

Tabel 4.7 Rencana Tindakan Siklus 2


Pertemuan Waktu Tempat Kegiatan
Pertemuan 1 60 menit Ruang kelas  Menyiapkan Satuan
IX.2 Layanan (SATLAN)
 Menyiapkan materi
layanan yaitu Mengenal
Sekolah Lanjutan dan
Prospek Karir
 Menyiapkan
kelengkapan
administrasi berupa alat
tulis, media layanan,
laiseg
 Menyiapkan alat bantu
dokumentasi
Pertemuan 2 60 menit Ruang Kelas  Menyiapkan Satuan
IX.2 Layanan (SATLAN)
 Menyiapkan materi
layanan yaitu Prospek
karir SMA dan SMK
 Menyiapkan
kelengkapan
administrasi berupa alat
tulis, media layanan,
laiseg
 Menyiapkan alat bantu
dokumentasi
 Melaksanakan post test
2

4.1.2.2.2 Tindakan (Action)


Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan tindakan layanan informasi karir sesuai
dengan tahapan layanan informasi. Tahap tindakan pada siklus 2 ini dilaksanakan sebanyak
dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilakukan satu kali pemberian layanan
informasi . Secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertemuan 4
Hari, Tanggal : Selasa, 1 Februari 2022
Materi Layanan : Mengenal Sekolah Lanjutan dan Prospek Karir
Tempat Layanan : Ruang Kelas IX.2
Pada awal pemberian layanan, guru BK menjelaskan sekilas tentang pengertian, tujuan,
manfaat serta asas-asas layanan bimbingan konseling. Hal ini dilakukan dengan maksud agar
siswa semakin paham mengenai kegiatan layanan bimbingan konseling yang dibahas.
Kemudian guru BK memberikan permainan yang memerlukan konsentrasi. Dalam permainan
ini siswa diberikan gambar berupa titik berwarna dengan tulisan, antara titik dan tulisan nanti
akan berbeda. Siswa diminta untuk menyebutkan warna titik dan nama tulisan tersebut untuk
mengetahui tingkat konsentrasi dari siswa.
Pada saat pemberian materi, topik yang dibahas yaitu mengenal sekolah lanjutan dan
prospek karir. Tujuan dari pembahasan topik ini yaitu agar siswa lebih mengenal sekolah
lanjutan dan arah karir sesuai sekolah lanjutan yang dipilih. Pada kegiatan ini guru BK
menanyakan kepada siswa tentang perencanaan karir. Siswa terlihat antusias dan aktif dalam
berpendapat.
Di akhir pemberian layanan, guru menanyakan pada siswa apa yang telah diperoleh dari
pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan konseling pada pertemuan ini. Selanjutnya
memberikan kesimpulan dari topik yang telah dibahas yaitu tentang sekolah lanjutan yang ada
dan arah karir dari masing-masing sekolah lanjutan tersebut.
Pada proses pelaksanaan layanan informasi karir pada pertemuan ini, dinamika kelas
sudah nampak dengan sangat baik. Semua siswa sudah aktif untuk berpendapat. Pemahaman
siswa mengenai perencanaan karir sudah baik. Dinamika kelas sudah nampak dengan sangat
baik. Antusias siswa sangat tinggi, terlihat dari berbagai pendapat yang bervariasi. Selama
proses pemberian layanan, siswa mampu bertukar pendapat dengan baik dan memberikan
tanggapan secara positif.

2. Pertemuan 5
Hari, Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022
Materi Layanan : Prospek Karir SMA dan SMK
Tempat Layanan : Ruang Kelas IX.2
Pada awal pemberian layanan, guru BK masih menjelaskan pengertian, tujuan, manfaat,
serta asas-asas layanan bimbingan konseling. Hal ini dilakukan dengan maksud agar siswa
semakin paham mengenai kegiatan layanan bimbingan konseling yang dibahas. Kemudian
guru BK memberikan permainan mutiara dalam guci. Dalam permainan ini guru BK
menggambar sebuah guci dimana guci tersebut berisi batu, kerikil, pasir, dan terdapat satu
Mutiara. Siswa mencari tahu bagaimana cara mengeluarkan mutiara tersebut. Hal ini
bertujuan untuk ketepatan dan keberanian siswa dalam berpendapat.
Pada saat pemberian materi, topik yang dibahas yaitu prospek karir SMA dan SMK.
Tujuan dari pembahasan topik ini, yaitu untuk memberikan pemahaman dan pengembangan
kepada siswa mengenai prospek karir lulusan SMA dan SMK.
Pada kegiatan ini guru BK menanyakan kepada siswa tentang perbedaan SMA dan
SMK serta karir lulusan SMA dan SMK. Siswa terlihat sangat antusias serta terlihat sebagian
besar siswa aktif dan mampu berpendapat.
Pada akhir pemberian layanan, guru BK menanyakan pada siswa apa yang telah
diperoleh dari pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan konseling pada pertemuan ini.
Selanjutnya memberikan kesimpulan dari topik yang telah dibahas yaitu tentang prospek karir
lulusan SMA dan SMK.
Pada proses pelaksanaan layanan informasi karir pada pertemuan ini, dinamika kelas
sudah nampak dengan sangat baik. Semua siswa sudah aktif untuk berpendapat. Suasana
mulai terkondisi dan perhatian siswa terpusat pada kegiatan layanan bimbingan konseling.
Pemahaman siswa mengenai prospek karir SMA dan SMK sudah baik. Pada pertemuan
terakhir pelaksanaan layanan bimbingan konseling, dinamika kelas sudah nampak dengan
sangat baik. Antusias siswa sangat tinggi, terlihat dari berbagai siswa yang berebut untuk
mengemukakan pendapat.
Setelah kegiatan pemberian layanan informasi karir diakhiri, peneliti meminta siswa
untuk mengisi skala perencanaan karir, guna mengetahui tingkat kemampuan perencanaan
karir setelah dilaksanakannya siklus 2 (posttest). Dan berikut hasil dari perhitungan skala
perencanaan karir pada posttest 2.
Tabel 4.8 Hasil Post test 2 Kemampuan Perencanaan Karir siswa Kelas IX.2
NO NAMA SISWA SKOR % KATEGORI
1 ALDIANO BRIAN 50 62,5 TINGGI
2 ARYA PUTRA WIBOWO 51 63,75 TINGGI
3 AXEL CLEMENS GUSTAF MEMAH 53 66,25 TINGGI
4 CAKRA DARMASATYA 52 65 TINGGI
5 CARLO BRAHMANTYO SAPUTRA 60 75 TINGGI
6 DEWA AYU MARSELINA PUTRI 66 82,5 TINGGI
7 I GUSTI AGUNG PUTU WIDYA C P 72 90 SANGAT TINGGI
8 I KOMANG JAYA ARTA WIGUNA 56 70 TINGGI
9 I MADE ADITYA 57 71,25 TINGGI
10 I MADE RANGGA KRISNA JULIANA P 55 68,75 TINGGI
11 I NYOMAN WIRA TEJA S 65 81,25 TINGGI
12 I PUTU ALVIN WEDA AYUNA 60 75 TINGGI
13 IDA BAGUS INDRA DANANJAYA 70 87,5 TINGGI
14 KADEK BHERLYANA DELYNDA 70 87,5 SANGAT TINGGI
15 KADEK PANJI CAKRA NUGRAHA 53 66,25 TINGGI
16 KOMANG BAYU TRIAS GAUTAMA 64 80 TINGGI
17 LUH KOMANG CITRA SURYA P D 66 82,5 TINGGI
18 NABILLA MAYANA PUTRI 60 75 TINGGI
19 NI LUH KOMANG PUTRI CAHYANI 58 72,5 TINGGI
20 NI NYOMAN DIANA PUTRI JAYANTI 68 85 TINGGI
21 NI PUTU KAYLA ISABELLE RAI 62 77,5 TINGGI
22 NI PUTU SOPHIA NIRMALA A 65 81,25 TINGGI
23 RADIVA XENAYA BAYU DWIPUTRI 66 82,5 SANGAT TINGGI
24 RAMONA ANGELIC IRAWAN 56 70 TINGGI
25 TYGER ALI ABDULLAH BENJAMINE 72 90 TINGGI

Tabel 4.9 Hasil Persentase Post test 2 Siswa Kelas IX.2


No Interval Persentase Frekuensi % Kriteria
1 81,25% ≤ % ≤ 100% 3 12% Sangat Tinggi
2 62,5% ≤ % ≤ 81,25% 22 88% Tinggi
3 43,75% ≤ % ≤ 62,5% 0 0 Rendah
4 25% ≤ % ≤ 43,75% 0 0 Sangat Rendah

Berdasarkan skala perencanaan karir yang diberikan pada siklus 2 dan adapun
perbedaan hasil perhitungan skala perencanaan karir setelah mengikuti layanan informasi
karir pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Perbedaan Hasil Persentase Kemampuan Perencanaan Karir Siswa
Setelah Pemberian Layanan Informasi pada Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
(Posttest 1) (Posttest 2)
No Nama Siswa Peningkatan
Ke
∑ % Ket ∑ % t
1 ALDIANO BRIAN 48 60 R 50 62,5 T 2,5%
2 ARYA PUTRA WIBOWO 49 61,25 R 51 63,75 T 2,5%
3 AXEL CLEMENS GUSTAF MEMAH 46 57,5 R 53 66,25 T 8,8%
4 CAKRA DARMASATYA 49 61,25 R 52 65 T 3,8%
5 CARLO BRAHMANTYO SAPUTRA 56 70 T 60 75 T 5,0%
6 DEWA AYU MARSELINA PUTRI 63 78,75 T 66 82,5 ST 3,8%
7 I GUSTI AGUNG PUTU WIDYA C P 67 83,75 ST 72 90 ST 6,3%
8 I KOMANG JAYA ARTA WIGUNA 52 65 T 56 70 T 5,0%
9 I MADE ADITYA 53 66,25 T 57 71,3 T 5,1%
10 I MADE RANGGA KRISNA JULIANA P 50 62,5 T 55 68,8 T 6,3%
11 I NYOMAN WIRA TEJA S 58 72,5 T 65 81,3 ST 8,8%
12 I PUTU ALVIN WEDA AYUNA 57 71,25 T 60 75 T 3,8%
13 IDA BAGUS INDRA DANANJAYA 64 80 T 70 87,5 ST 7,5%
14 KADEK BHERLYANA DELYNDA 65 81,25 ST 70 87,5 ST 6,3%
15 KADEK PANJI CAKRA NUGRAHA 48 60 R 53 66,3 T 6,3%
16 KOMANG BAYU TRIAS GAUTAMA 59 73,75 T 64 80 T 6,3%
17 LUH KOMANG CITRA SURYA P D 63 78,75 T 66 82,5 ST 3,8%
18 NABILLA MAYANA PUTRI 55 68,75 T 60 75 T 6,3%
19 NI LUH KOMANG PUTRI CAHYANI 54 67,5 T 58 72,5 T 5,0%
20 NI NYOMAN DIANA PUTRI JAYANTI 64 80 T 68 85 ST 5,0%
21 NI PUTU KAYLA ISABELLE RAI 58 72,5 T 62 77,5 T 5,0%
22 NI PUTU SOPHIA NIRMALA A 58 72,5 T 65 81,3 ST 8,8%
23 RADIVA XENAYA BAYU DWIPUTRI 66 82,5 ST 70 87,5 ST 5,0%
24 RAMONA ANGELIC IRAWAN 56 70 T 60 75 T 5,0%
25 TYGER ALI ABDULLAH BENJAMINE 64 80 T 72 90 ST 10,0%

Untuk lebih jelasnya peningkatan kemampuan perencanaan karir pada siswa kelas
IX.2 SMP Widiatmika dari kondisi awal sampai mendapatkan layanan informasi karir pada
siklus 1 dan siklus 2 ini dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25

Siklus 1 Siklus 2

Bagan 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Perencanaan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

4.1.2.2.3 Pengamatan (Observation)


Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tindakan layanan informasi karir
dapat berjalan dengan baik. Tahap ini dilakukan pengamatan proses dan hasil dari pemberian
tindakan layanan informasi karir. Selain itu, tahap ini juga dilakukan peneliti sebagai tindak
lanjut dari proses layanan informasi karir yang telah selesai dilakukan. Pada tahap ini, peneliti
melakukan pengamatan terhadap siswa selama mengikuti layanan informasi karir secara
keseluruhan.

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Proses Layanan Informasi Karir Pada Siklus 2
Pertemuan Indikator Hasil pencapaian
IV Mampu memilih sekolah lanjutan Siswa sudah mampu mengambil
keputusan sekolah lanjutan yang
akan dipilih sesuai dengan
kemampuan dan minat siswa
sendiri
V Mengetahui karir yang cocok dengan Siswa dapat mengenal dan
sekolah lanjutan yang dipilih memiliki gambaran karir yang
cocok dengan sekolah lanjutan
yang nantinya akan dipilih

4.1.2.2.4 Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan mengisi form pemilihan karir yang nantinya diisi oleh
siswa. Pada dasarnya penerapan layanan bimbingan karir untuk meningkatkan perencanaan karir
individu siswa sudah berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Siswa terlihat lebih antusias dan
serius dalam mendengarkan penjelasan guru Bimbingan dan Konseling. Dalam mengisi formulir
pemilihan karir dalam bimbingan karir siswa sudah mulai memahami dan tidak terlihat bingung lagi.
Hasil formulir tersebut pun, siswa sudah bisa memilih jurusan serta sekolah lanjutan yang diinginkan.
Dilihat dari hasil post-test II, pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan pada perencanaan karir
siswa, terlihat dari skor skala perencanaan karir siswa yang sudah mencapai kategori tinggi.
Pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut siswa terlihat sudah mengalami peningkatan
karena siswa mulai antusias dan serius mendengarkan penjelasan guru Bimbingan dan Konseling
terlihat dari hasil pengisian formulir pemilihan karir yang sudah diisi oleh semua siswa
Oleh karena itu, guru Bimbingan dan Konseling mengambil kesimpulan bahwa peningkatan
perencanaan karir individu siswa melalui layanan informasi karir pada siswa kelas IX.2 SMP
Widiatmika telah berhasil dilaksanakan dengan tingkat pencapaian skor siswa dalam kategori tinggi.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa
pada siswa kelas IX.2 SMP Widiatmika melalui layanan informasi karir didapat hasil bahwa
kemampuan perencanaan karir dapat ditingkatkan melalui layanan informasi karir. Layanan
informasi karir ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus 2 digunakan sebagai
penyempurna pada siklus 1. Pelaksanaan layanan informasi karir diikuti oleh 25 siswa. Dari
25 siswa sejumlah 12 siswa yang memiliki kemampuan perencanaan karir yang rendah dan 10
siswa yang memiliki kemampuan perencanaan karir yang tinggi dan 3 siswa memiliki
kemampuan perencanaan karir sangat tinggi.
Setelah diberikan layanan informasi karir pada siklus 1 sebanyak 3 kali pertemuan
dengan metode ceramah dan diskusi dan diakhiri dengan pengisian skala perencanaan karir
guna mengetahui tingkat kemampuan perencanaan siswa saat itu, adanya peningkatan
kemampuan perencanaan karir dengan menggunakan layanan informasi karir, dengan peningkatan
rata-rata dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 6,5% untuk kategori kemampuan perencanaan karir sangat
tinggi dan kenaikan 5,1% untuk kategori kemampuan perencanaan karir tinggi. Dan berdasarkan
wawancara dengan siswa, observasi dan memberikan skala psikologi bahwa pemberian layanan
informasi karir sangat memberikan perubahan dan peningkatan dalam kemampuan perencanaan karir
siswa.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perencanaan karir siswa pada
kelas IX.2 di SMP Widiatmika meningkat setelah mendapatkan layanan informasi karir.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan dalam penelitian ini berkaitan dengan proses pelaksanaan layanan
informasi karir diantaranya :
a. Waktu penelitian, sehingga peneliti memadatkan kegiatan layanan bimbingan
konseling.
b. Tempat karena dilakukan dengan pembelajaran tatap muka terbatas sehingga tidak
bisa optimal dalam mengamati siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan perencanaan karir dapat ditingkatkan melalui layanan
informasi karir. Berdasarkan simpulan utama tersebut dapat dijabarkan menjadi 3 simpulan
yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi awal tingkat kemampuan perencanaan karir siswa dari 25 siswa berdasarkan
pada hasil angket (pretest) adalah sejumlah 12 orang atau sebesar 48% belum
memiliki kemampuan perencanaan karir, hal itu dapat terlihat dari hasil pretest yang
diberikan yaitu termasuk kategori rendah.
b. Tingkat kemampuan perencanaan siswa pada siklus 1 masih belum mengalami
peningkatan secara maksimal. Ini dapat dilihat dari hasil pengisian skala perencanaan
karir siswa dimana diketahui 12% dengan jumlah 3 siswa memiliki kedisiplinan sangat
tinggi, 68% dengan jumlah 17 siswa memiliki kemampuan perencanaan karir ketegori
tinggi, dan 20% dengan jumlah 5 siswa memiliki tingkat kemampuan perencanaan
karir rendah. Dan setelah dilaksanakan pemberian layanan informasi karir pada siklus
2 ternyata mengalami peningkatan yaitu pada kemampuan perencanaan karir kategori
tinggi yaitu sejumlah 22 siswa dengan persentase 88% dan untuk yang kategori sangat
tinggi masih tetap dengan jumlah 3 siswa dengan persentase 12%. Sehingga kenaikan
persentase dari siswa yang memiliki kemampuan perencanaan karir rendah menjadi
memiliki kemampuan perencanaan karir tinggi mencapai 20%.
c. Ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan perencanaan karir siswa sebelum
dan setelah diberikan tindakan, dimana terjadi peningkatan kemampuan perencanaan
karir siswa setelah diberikan layanan informasi karir. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa layanan informasi karir tepat dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir siswa di SMP Widiatmika.

5.2 Saran-saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di SMP Widiatmika di atas, maka dapat
direkomendasikan beberapa saran:
1. Bagi Siswa
Siswa SMP Widiatmika supaya dapat mengikuti kegiatan layanan informasi karir
untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir
2. Bagi Guru BK
Kepada guru BK dapat mengembangkan layanan informasi karir terhadap
peningkatan kemampuan perencanaan siswa.
3. Peneliti selanjutnya
Berdasarkan penelitian tentang meningkatkan kemampuan perencanaan karir
diharapkan peneliti berikutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan
rujukan untuk penelitian selanjutnya serta sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan, khususnya bagi pengembangan
layanan bimbingan informasi karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan
karir siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, (2014),Prosedur Penelitian,Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto Suharsimi, dkk, (2010), Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Dewa Ketut Sukardi. Psikologi Pemilihan Karir, 2004, Jakarta : Rineka Cipta

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Ruslan A. Gani. BimbinganKarir, 1987, Bandung : Angkasa

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Twi Tandar Atmaja, (2014), Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir

dengan Penggunaan Media Modul. ISSN: 2301-6167. Vol.3, No.2.

Anda mungkin juga menyukai