SOAL
Buatlah contoh pendekatan direktif dan non direktif, contoh nya berupa kasus lalu
sertakan alasan mengapa pendekatan tersebut digunakan dalam kasus tersebut.
Alasan mengapa kasus tersebut dilakukan dengan pendekatan direktif karena dibutuhkannya
motivasi dan penyelesaian masalah dari pembimbing konseling dan orang terdekat konseli
dalam menyelesaikan masalahnya, pada dasarnya pendekatan direktif merupakan suatu teknin
mendengarkan masalah emosional individu, mendapatkan keputusan bersama sama dengan
apa yang harus dilakukan dan juga memberikan motivasi untuk menyelesaikan permasalahan
hal tersebut.
anak sekolah merokok dan bolos ke tongkrongan mereka.dalam kasus ini guru bk
mendengarkan penjelasan mereka dimana alasan mereka adalah karena kalau mau berfikir
harus ngerokok terlebih dahulu,membuat pikiran menjadi tenang
Alasannya karna dalam kasus ini konselor dapat memberikan bimbingan secara nondirektif
dimana klien diberi kesempatan untum mengemukakan persoalan, perasaan, dan pikirannya
secara bebas. Konselor juga hanya berperan membantu memecahkan masalah yang berpusat
pada klien (konseli).
Jawaban :
1. Contoh Kasus Direktif Putri Khairani (208600134)
Pada masa pandemi covid-19 ini pembelajaran disekolah bisa dikatakan kurang efektif karena
tidak ada pertemuan antara guru dengan siswa/peserta didik, hal ini menyebabkan
pembelajaran dilakukan dengan cara online, banyak dari siswa/peserta didik mengalami
masalah kurang mengerti dalam pelajaran yang diberikan, juga mempunyai masalah dengan
pembelajaran daring membuat mereka kurang motivasi untuk semangat dalam pembelajaran,
yang mana juga dialami oleh sebagian siswa di MTsN 2 Barito Kuala.
Dalam kasus ini bimbingan konseling yg diberikan dapat secara direktif dimana
konselor menjadi pusat dalam proses penyelesaian masalah. Prosedur yang dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling, pertama: menganalisis data siswa, kedua: mendiagnosis
masalah, ketiga: memprediksi perkembangan masalah, keempat: menemukan pemecahan
masalah.
Konselor : Coba anda ceritakan sedikit bagaimana awal mula anda merasa pertemanan anda
toxic.
Klien : Awal mulanya saya selalu rajin masuk kelas untuk berkuliah dengan teman teman
saya saat ini,namun ada suatu kejadian dimana teman saya satu nya mengajak saya untuk
cabut kuliah dengan iming iming segala kebutuhan saya akan dibayari nya seperti makan
minum dan uang minyak saya sehingga saya tergiur dan cabut kuliah dalam waktu yang lama
yaitu satu bulan
Konselor : Saya rasa anda harus tegas dalam berteman dengan teman teman anda karena jika
anda merasa teman teman anda adalah sumber semangat anda untuk kuliah anda harus
memberikan feedback yang baik juga dengan cara menasehati mereka karena cara tersebut
sesuai dengan yang anda ceritakan barusan dalam pertemanan sangatlah salah.Apakah anda
dapat mengerti?
Klien : Baik pak saya akan mencoba memperbaiki ini semua semampu saya pak
Alasan mengapa dilakukan pendekatan direktif karena ada nya arahan yang diberikan
langsung oleh konselor yang dimana pada dasarnya klien / konseli membutuhkan bimbingan
dari konselor secara langsung.
Seorang mahasiswi semester 5 yang terlalu jenuh dalam menjalani perkuliahan membuat
dirinya tertekan dan stress sehingga menyebabkan dirinya tidak mau bersosialisasi dengan
sekitarnya sehingga dia jarang masuk kuliah. karena hal itu dosen memberikan motivasi
belajar berupa reinforcement dan punishment yang mampu memberikan semangat belajar
bagi siswi tersebut dan teman temannya yang lain dan agar siswanya disiplin aga tidak
bermalas malasan. Adapun Konselor memberikan penanganan berupa motivasi belajar dan
membantu ia menyelesaikan permasalahannya untuk mulai bersosialisasi kembali dengan
aktif melakukan kegiatan berkelompok seperti ikut organisasi.
Alasan kasus tersebut menggunakan pendekatan direktif karena konseling direktif merupakan
suatu teknik mendengarkan masalah emosional individu, melahirkan keputusan bersama-
sama berkenaan dengan apa yang harus dilakukan, serta memberitahu dan juga memberikan
motivasi untuk melakukan hal tersebut. dalam kasus menurunnya motivasi belajar bagi
pelajar dibutuhkannya penguatan yang mampu mengembalikan semangat belajar dan
kemampuan bersosialisasi yang diberikan oleh konselor ataupun dosen.
Konselor membentuk hubungan terapeutik dengan konseli dan konselor menentukan tujuan
dan mengeksplorasi pilihan konseling pada konseli. Setelah pembentukan hubungan yang
terapeutik ini, konselor mengeksplorasi penyebab konseli menjadi jarang masuk kelas. Dari
sini ditemukan jawaban yang jelas, bahwa alasan utama konseli tidak masuk kelas karena
kurang menyukai guru mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas konseli. Hal
tersebut didapati bahwa konseli merasa kurang nyaman karena pernah dihardik dengan nada
yang keras oleh guru tersebut.
Pada kasus ini terdapat seorang anak yang tidak memiliki minat belajar yang di akibatkan
oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya selalu memarahinya serta menyuruhnya untuk
tidak melanjutkan pendidikannya. Setelah klien melakukan bimbingan konseling dengan
konselor, klien merasa masalahnya dapat diatasi dengan cara klien memberikan penjelasan
atau membicarakan mengapa kedua orang tua klien tidak memperbolehkan klien untuk
melanjutkan pendidikan kepada kedua orang tua klien, setelah klien mendapatkan
jawabannya yaitu kedua orang tua klien tidak mempunyai biaya untuk klien dapat
melanjutkan pendidikannya. Akhirnya untuk tetap melanjutkan pendidikannya klien
membayar uang sekolah dengan uang klien sendiri.
Dalam kasus ini bimbingan konseling yg diberikan dapat secara non direktif dimana
upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien (konseli). Dalam artian klien
diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan, dan pikirannya secara bebas. Pada
kasus ini konselor menyiapkan suasana agar potensi yang ada di diri klien berkembang secara
optimal.
Dari kasus diatas ini termasuk pendekatan nondirektif alasannya karena pendekatan
nondirektif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.
Dengan memakai pendekatan ini,guru tidak secara langsung menunjukkan permasalahan,
akan tetapi guru mendengarkan terlebih dahulu keluhan siswanya,guru memberikan
kesempatan sebanyak mungkin untuk mengutarakan permasalahan yang dihadapi oleh
siswanya,peran guru disini adalah mendengarkan dan memberikan penguatan kepada
siswanya yg sedang ada masalah.
anak sekolah merokok dan bolos ke tongkrongan mereka.dalam kasus ini guru bk
mendengarkan penjelasan mereka dimana alasan mereka adalah karena kalau mau berfikir
harus ngerokok terlebih dahulu,membuat pikiran menjadi tenang.
Alasannya karna dalam kasus ini konselor dapat memberikan bimbingan secara nondirektif
dimana klien diberi kesempatan untum mengemukakan persoalan, perasaan, dan pikirannya
secara bebas. Konselor juga hanya berperan membantu memecahkan masalah yang berpusat
pada klien (konseli).
Ada Seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar. Dari setiap laporan yang diberikan guru
lain kelas yang dimasuki guru tersebut banyak mengalami kerusakan. Dalam hal ini kepala
sekolah menyuruh guru tersebut untuk melakukan bimbingan konseling. Konselor tersebut
mulai mendengarkan keluhan yang dirasakan oleh guru tersebut. Dari hasil yang didapat
ternyata guru tersebut tidak mampu mengontrol emosinya saat berhadapan dengan murid
yang nakal. Alih alih memukul murid tersebut ia malah merusak fasilitas belajar. Dalam hal
ini konselor memberikan penguatan agar guru tersebut mampu menemukan caranya sendiri
untuk mengontrol emosi dan mudah menenangkan dirinya tanpa merugikan siapapun.
Alasan mengapa kasus ini merupakan pendekatan non direktif karena metode ini lebih
menekankan keaktifan klien itu sendiri dalam memecahkan masalah nya dengan memberikan
penguatan agar tercapai gambaran serasi antara ideal self (diri klien yang ideal ) dengan
actual self (diri klien sesuai kenyataan sebenarnya ). Dimana disini hanya klien yang
mengerti cara bagaimana ia menenangkan diri dan mengontrol emosinya dengan cara nya
sendiri melalui penguatan dari konselor.
Berikut adalah usaha supervisi non direktif yang dilakukan kepada sekolah kepada Pak Andry
guru bahasa Inggris.
Pak Andry pada saat istirahat berdiri termenung di dekat pintu ruang guru.
kepsek : Pak Andriys, mengapa anda termenung? Apa yang anda pikirkan.
Andry : Saya sedang memikirkan Tono siswa kelas II. Hasil belajarnya rata rata baik
semuanya. Hanya bahasa Inggris yang tidak baik, saya sudah mendekati dia tapi dia
diam saja.
Sekolah : Pak Andry,saya pikir adabanyak carauntuk memahami Tono.Coba dekati dia lagi.
Andri : Baik Pak, saya memerlukan waktu untuk mendekati dia.
Kepsek : Saya percaya bahwa Pak Andry akan berhasil.
Kasus di atas termasuk non direktif. Alasannya karena: Pak Andri mencoba mengajak Tono.
Waktu istirahat Pak Andriys berjalan mendekati Tono, diajak berbincang tentang hobinya di
rumah. Tono bercerita tentang kesibukannya dirumah. Tono mengatakan bahwa dia banyak
membantu orang tua di rumah. Dan tidak ada buku bahasa Inggris di rumah. Pak Andri
meminjamkan beberapa buku agar Tono membacanya. Beberapa waktu kemudian, Pak
Andry menceritakan kepada Sekolah bahwa Tono sekarang sudah rajin membaca buku
bahasa Inggris. Kadang-kadang dia membuat syair dalambahasa Inggris. Pak Andri
menyuruh Tono membaca syairnya di kelas. Kepala Sekolah meminta Tono untuk membaca
syairnya kepada anak-anak sekolah. Sebulan kemudian, Pak Andry menceritakan kepada
kepala sekolah bahwa Tono telah tampil dengan semangat baru bila mengikuti pelajaran
bahasa Inggris. Kepala sekolah sangat gembira, karena Tono telah mengalami perubahan dan
sudah senang dengan bahasa Inggris. Akhir semester Pak Andry melaporkan bahwa nilai
Tono sangat memuaskan. Kepala sekolah gembira dan menceritakan kepada Pak Andry. Dari
contoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemberian supervisi, ada
beberapa hal yang perlu diingat, yaitu pendekatan, perilaku supervisor dan teknik pemberian
supervisi yang akan diberikan.