Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK 2 BIPOLAR

Ketua Kelompok : Yarniwati Laia ( 208600032)


Anggota :
1. Dayu Salsabila (208600047)
2. Mahyi Akbar (209600320)
3. Wina Cahyani Sitorus (208600118)
4. Putri Khairani (208600134)

SOAL
Buatlah contoh pendekatan direktif dan non direktif, contoh nya berupa kasus lalu
sertakan alasan mengapa pendekatan tersebut digunakan dalam kasus tersebut.

CONTOH KASUS DIREKTIF KELOMPOK 2


Dalam kasus ini ada seorang Anak sekolah yg dengan sengaja tidak datang ke sekolah dan
tidak masuk kelas dan tidak mengikuti pembelajaran disekolah karena murid tersebut takut
dengan guru yg mengampu pelajaran itu.dalam kasus ini pembimbing konseling memberikan
motivasi belajar dengan cara meminta bantuan orang tua.dan juga meluruskan
kesalahpahaman yang mungkin terjadi antara murid dan guru, yang menyebabkan murid
tersebut takut masuk ke kelas dengan cara menceritakan hal positif dari guru tersebut.

Alasan mengapa kasus tersebut dilakukan dengan pendekatan direktif karena dibutuhkannya
motivasi dan penyelesaian masalah dari pembimbing konseling dan orang terdekat konseli
dalam menyelesaikan masalahnya, pada dasarnya pendekatan direktif merupakan suatu teknin
mendengarkan masalah emosional individu, mendapatkan keputusan bersama sama dengan
apa yang harus dilakukan dan juga memberikan motivasi untuk menyelesaikan permasalahan
hal tersebut.

CONTOH KASUS NON-DIREKTIF KELOMPOK 2

anak sekolah merokok dan bolos ke tongkrongan mereka.dalam kasus ini guru bk
mendengarkan penjelasan mereka dimana alasan mereka adalah karena kalau mau berfikir
harus ngerokok terlebih dahulu,membuat pikiran menjadi tenang
Alasannya karna dalam kasus ini konselor dapat memberikan bimbingan secara nondirektif
dimana klien diberi kesempatan untum mengemukakan persoalan, perasaan, dan pikirannya
secara bebas. Konselor juga hanya berperan membantu memecahkan masalah yang berpusat
pada klien (konseli).

Jawaban :
1. Contoh Kasus Direktif Putri Khairani (208600134)
Pada masa pandemi covid-19 ini pembelajaran disekolah bisa dikatakan kurang efektif karena
tidak ada pertemuan antara guru dengan siswa/peserta didik, hal ini menyebabkan
pembelajaran dilakukan dengan cara online, banyak dari siswa/peserta didik mengalami
masalah kurang mengerti dalam pelajaran yang diberikan, juga mempunyai masalah dengan
pembelajaran daring membuat mereka kurang motivasi untuk semangat dalam pembelajaran,
yang mana juga dialami oleh sebagian siswa di MTsN 2 Barito Kuala.

Dalam kasus ini bimbingan konseling yg diberikan dapat secara direktif dimana
konselor menjadi pusat dalam proses penyelesaian masalah. Prosedur yang dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling, pertama: menganalisis data siswa, kedua: mendiagnosis
masalah, ketiga: memprediksi perkembangan masalah, keempat: menemukan pemecahan
masalah.

2. Contoh kasus Direktif Dayu Salsabila (208600047)


Seorang supervisor alfamidi yg memberikan pengarahan dan membagikan tugas kepada para
staf/karyawannya,namun ada salah seorang karyawannya yg tidak jujur dengan mengambil
barang secara diam"hingga akhirnya superviser itu mengetahui perbuatan seorang
karyawannya itu kemudian memberikan surat peringatan kepada karyawannya dan apabila
karyawan itu melakukan kesalahan lagi maka akan dikenakan sanksi

Dari kasus diatas ini termasuk pendekatan direktif,Alasannya karena pendekatan


direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah secara langsung. Supervisor memberikan
arahan langsung” Dalam hal ini tentu peran supervisor lebih dominan. Supervisor juga dapat
menggunakan penguatan dan pemberian hukuman apabila staf/karyawannya tidak jujur
dalam bekerja.

3. Contoh kasus direktif Mahyi Akbar (208600320)

Konselor : Selamat pagi ada yang bisa saya bantu


Klien : Pagi juga pak saya merasa lingkungan pertemenan saya sangat toxic sehingga
terkadang saya merasa malas untuk berkenalan lagi dengan lingkungan baru

Konselor : Coba anda ceritakan sedikit bagaimana awal mula anda merasa pertemanan anda
toxic.

Klien : Awal mulanya saya selalu rajin masuk kelas untuk berkuliah dengan teman teman
saya saat ini,namun ada suatu kejadian dimana teman saya satu nya mengajak saya untuk
cabut kuliah dengan iming iming segala kebutuhan saya akan dibayari nya seperti makan
minum dan uang minyak saya sehingga saya tergiur dan cabut kuliah dalam waktu yang lama
yaitu satu bulan

Konselor : Saya rasa anda harus tegas dalam berteman dengan teman teman anda karena jika
anda merasa teman teman anda adalah sumber semangat anda untuk kuliah anda harus
memberikan feedback yang baik juga dengan cara menasehati mereka karena cara tersebut
sesuai dengan yang anda ceritakan barusan dalam pertemanan sangatlah salah.Apakah anda
dapat mengerti?

Klien : Baik pak saya akan mencoba memperbaiki ini semua semampu saya pak

Alasan mengapa dilakukan pendekatan direktif karena ada nya arahan yang diberikan
langsung oleh konselor yang dimana pada dasarnya klien / konseli membutuhkan bimbingan
dari konselor secara langsung.

4. Contoh Kasus Direktif Wina Cahyani Sitorus (208600118)

Seorang mahasiswi semester 5 yang terlalu jenuh dalam menjalani perkuliahan membuat
dirinya tertekan dan stress sehingga menyebabkan dirinya tidak mau bersosialisasi dengan
sekitarnya sehingga dia jarang masuk kuliah. karena hal itu dosen memberikan motivasi
belajar berupa reinforcement dan punishment yang mampu memberikan semangat belajar
bagi siswi tersebut dan teman temannya yang lain dan agar siswanya disiplin aga tidak
bermalas malasan. Adapun Konselor memberikan penanganan berupa motivasi belajar dan
membantu ia menyelesaikan permasalahannya untuk mulai bersosialisasi kembali dengan
aktif melakukan kegiatan berkelompok seperti ikut organisasi.

Alasan kasus tersebut menggunakan pendekatan direktif karena konseling direktif merupakan
suatu teknik mendengarkan masalah emosional individu, melahirkan keputusan bersama-
sama berkenaan dengan apa yang harus dilakukan, serta memberitahu dan juga memberikan
motivasi untuk melakukan hal tersebut. dalam kasus menurunnya motivasi belajar bagi
pelajar dibutuhkannya penguatan yang mampu mengembalikan semangat belajar dan
kemampuan bersosialisasi yang diberikan oleh konselor ataupun dosen.

5. Contoh kasus Direktif Yarniwati Laia ( 208600032)


Faisal merupakan anak yang pintar, hal ini terbukti ketika masih berada pada kelas X dia
selalu mendapatkan posisi 5 besar nilai tertinggi dikelasnya. Bahkan Faisal sempat mengikuti
pelatihan untuk perwakilan kelas tersebut dalam rangka kegiatan lomba cerdas cermat tingkat
Nasional, meski akhirnya Faisal tidak terpilih kedalam kontingen yang mewakili sekolah.
Akan tetapi, semenjak kelas XI keadaan berubah begitu drastis, Faisal sering tidur dikelas
pada saat jam mata pelajaran, dan pernah suatu ketika gurunya menjumpai Faisal sedang
bermain game online hingga larut malam di warnet samping rumah guru tersebut. Pernah
juga faisal tidak masuk kelas meski pada saat itu jam belajar berlangsung, namun dia sedang
menikmati makanan di kantin.

Kasus diatas merupakan direktif karena Proses Konseling :

Konselor membentuk hubungan terapeutik dengan konseli dan konselor menentukan tujuan
dan mengeksplorasi pilihan konseling pada konseli. Setelah pembentukan hubungan yang
terapeutik ini, konselor mengeksplorasi penyebab konseli menjadi jarang masuk kelas. Dari
sini ditemukan jawaban yang jelas, bahwa alasan utama konseli tidak masuk kelas karena
kurang menyukai guru mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas konseli. Hal
tersebut didapati bahwa konseli merasa kurang nyaman karena pernah dihardik dengan nada
yang keras oleh guru tersebut.

1. Contoh Kasus Non- Direktif Putri Khairani (208600134)

Pada kasus ini terdapat seorang anak yang tidak memiliki minat belajar yang di akibatkan
oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya selalu memarahinya serta menyuruhnya untuk
tidak melanjutkan pendidikannya. Setelah klien melakukan bimbingan konseling dengan
konselor, klien merasa masalahnya dapat diatasi dengan cara klien memberikan penjelasan
atau membicarakan mengapa kedua orang tua klien tidak memperbolehkan klien untuk
melanjutkan pendidikan kepada kedua orang tua klien, setelah klien mendapatkan
jawabannya yaitu kedua orang tua klien tidak mempunyai biaya untuk klien dapat
melanjutkan pendidikannya. Akhirnya untuk tetap melanjutkan pendidikannya klien
membayar uang sekolah dengan uang klien sendiri.
Dalam kasus ini bimbingan konseling yg diberikan dapat secara non direktif dimana
upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien (konseli). Dalam artian klien
diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan, dan pikirannya secara bebas. Pada
kasus ini konselor menyiapkan suasana agar potensi yang ada di diri klien berkembang secara
optimal.

2. Contoh kasus Non-Direktif Dayu Salsabila (208600047)


Ada seorang anak sekolah yg sangat rajin,ceria,dan slalu bersosialisasi kepada
teman"nya,namun suatu hari si anak tiba" murung disekolahnya,terkadang ia suka
melamun,duduk sendiri diam tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya,hingga pada
akhirnya guru memanggil si anak tersebut untuk bertanya ada apa dengannya?apa yg sedang
kamu pikirkan?apakah kamu punya masalah? Si anak hanya tunduk terdiam,hingga tiba"si
anak menangis dan bercerita tentang masalah yg dialaminya,ternyata anak itu mengalami
broken home kedua orangtuanya berpisah,dan si anak menceritakan semua masalah yg
dihadapinya

Dari kasus diatas ini termasuk pendekatan nondirektif alasannya karena pendekatan
nondirektif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.
Dengan memakai pendekatan ini,guru tidak secara langsung menunjukkan permasalahan,
akan tetapi guru mendengarkan terlebih dahulu keluhan siswanya,guru memberikan
kesempatan sebanyak mungkin untuk mengutarakan permasalahan yang dihadapi oleh
siswanya,peran guru disini adalah mendengarkan dan memberikan penguatan kepada
siswanya yg sedang ada masalah.

anak sekolah merokok dan bolos ke tongkrongan mereka.dalam kasus ini guru bk
mendengarkan penjelasan mereka dimana alasan mereka adalah karena kalau mau berfikir
harus ngerokok terlebih dahulu,membuat pikiran menjadi tenang.

Alasannya karna dalam kasus ini konselor dapat memberikan bimbingan secara nondirektif
dimana klien diberi kesempatan untum mengemukakan persoalan, perasaan, dan pikirannya
secara bebas. Konselor juga hanya berperan membantu memecahkan masalah yang berpusat
pada klien (konseli).

3. Contoh Kasus Non- Direktif Mahyi Akbar (209600320)


Klien : Saya selalu merasa tidak enakan ketika teman saya meminta tolong namun saya tidak
bisa menolong nya saya merasa takut dijauhi teman saya ketika saya diminta pertolongan
oleh teman saya
Konselor : Apakah anda yakin bahwa itu menjadi alasan anda merasa tidak enakan kepada
teman anda atau ada hal yang lain yang mengganjal bagi anda?
Klien : Ya saya yakin (sambil terdiam sesaat)
alasan karena pada pendekatan ini klien lebih menceritakan apa yang terjadi pada dirinya
pribadi dan hanya meminta pendapat konselor

4. Contoh Kasus Non-Direktif Wina Cahyani Sitorus (208600118)

Ada Seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar. Dari setiap laporan yang diberikan guru
lain kelas yang dimasuki guru tersebut banyak mengalami kerusakan. Dalam hal ini kepala
sekolah menyuruh guru tersebut untuk melakukan bimbingan konseling. Konselor tersebut
mulai mendengarkan keluhan yang dirasakan oleh guru tersebut. Dari hasil yang didapat
ternyata guru tersebut tidak mampu mengontrol emosinya saat berhadapan dengan murid
yang nakal. Alih alih memukul murid tersebut ia malah merusak fasilitas belajar. Dalam hal
ini konselor memberikan penguatan agar guru tersebut mampu menemukan caranya sendiri
untuk mengontrol emosi dan mudah menenangkan dirinya tanpa merugikan siapapun.

Alasan mengapa kasus ini merupakan pendekatan non direktif karena metode ini lebih
menekankan keaktifan klien itu sendiri dalam memecahkan masalah nya dengan memberikan
penguatan agar tercapai gambaran serasi antara ideal self (diri klien yang ideal ) dengan
actual self (diri klien sesuai kenyataan sebenarnya ). Dimana disini hanya klien yang
mengerti cara bagaimana ia menenangkan diri dan mengontrol emosinya dengan cara nya
sendiri melalui penguatan dari konselor.

5. Contoh kasus Non Direktif Yarniwati Laia ( 208600032)

Berikut adalah usaha supervisi non direktif yang dilakukan kepada sekolah kepada Pak Andry
guru bahasa Inggris.

Pak Andry pada saat istirahat berdiri termenung di dekat pintu ruang guru.
kepsek : Pak Andriys, mengapa anda termenung? Apa yang anda pikirkan. 
Andry  : Saya sedang memikirkan Tono siswa kelas II. Hasil belajarnya rata rata baik 
semuanya. Hanya bahasa Inggris yang tidak baik, saya sudah mendekati dia tapi dia
diam saja.
Sekolah : Pak Andry,saya pikir adabanyak carauntuk memahami Tono.Coba dekati dia lagi.
Andri  : Baik Pak, saya memerlukan waktu untuk mendekati dia.
Kepsek  : Saya percaya bahwa Pak Andry akan berhasil.

Kasus di atas termasuk non direktif. Alasannya karena: Pak Andri mencoba mengajak Tono.
Waktu istirahat Pak Andriys berjalan mendekati Tono, diajak berbincang tentang hobinya di
rumah. Tono bercerita tentang kesibukannya dirumah. Tono mengatakan bahwa dia banyak
membantu orang tua di rumah. Dan tidak ada buku bahasa Inggris di rumah. Pak Andri
meminjamkan beberapa buku agar Tono membacanya. Beberapa waktu kemudian, Pak
Andry menceritakan kepada Sekolah bahwa Tono sekarang sudah rajin membaca buku
bahasa Inggris. Kadang-kadang dia membuat syair dalambahasa Inggris. Pak Andri
menyuruh Tono membaca syairnya di kelas. Kepala Sekolah meminta Tono untuk membaca
syairnya kepada anak-anak sekolah. Sebulan kemudian, Pak Andry menceritakan kepada
kepala sekolah bahwa Tono telah tampil dengan semangat baru bila mengikuti pelajaran
bahasa Inggris. Kepala sekolah sangat gembira, karena Tono telah mengalami perubahan dan
sudah senang dengan bahasa Inggris. Akhir semester Pak Andry melaporkan bahwa nilai
Tono sangat memuaskan. Kepala sekolah gembira dan menceritakan kepada Pak Andry. Dari
contoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemberian supervisi, ada
beberapa hal yang perlu diingat, yaitu pendekatan, perilaku supervisor dan teknik pemberian
supervisi yang akan diberikan.

Anda mungkin juga menyukai