BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara optimal dan mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif
menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya
mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil
dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan
baik itu cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar
adanya debuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah
siswa. Memang kita sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi
sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah
Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini
siswa karena jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya
1
2
masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para
Untuk itu penulis melaksanakan studi kasus ini dengan maksud untuk
mencari penyebab perilaku yang menyimpang dan hal itu untuk membantu
B. Rumusan Masalah
kasus?
C. Tujuan Penulisan
menjunjung tinggi kode etik yang dipegang teguh oleh petugas bimbingan
rahasia atau masalah konseli. Namun, jika dalam uraian nanti terdapat
3
kesamaan masalah yang didapati penulis kiranya hal demikian dapat dianggap
sebagai hal yang terjadi kebetulan. Segala data atau informasi yang
laporan studi kasus ini hanya akan diberikan kepada yang berwenang saja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Konseli
Nama : Riski Putra Ramaddan
Nama Panggilan : Riski
Tempat/tangal lahir : Bima, 15 April 1999
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Sekolah : SMA Negeri 1 Soromandi
Kelas : XII IPS1
Alamat : desa bajo kec. soromandi
Hobby : Main Bola
Cita- Cita : Pengusahan Sukses
B. Data keluarga
Identitas ayah
Nama ` : Akmah
Tempat/tanggal lahir : Ambalawi, 19 Desember 1971
Agama : Islam
Alamat : Jatiwangi Kota Bima
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : petani
Identitas ibu
Nama : Aminah
TTL : wadu kopa, 29 Mei 1976
Agama : Islam
Alamat desa wadukopa kec. soromandi
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
4
5
Klien mempunyai postur tubuh yang sedang, dan bentuk wajah bulat
dan kelihatan kurang tidur serta cara berpakaian dan menata diri klien
b. Penampilan pribadi
klien tanpa aktif dan tidak bisa diam terhadap guru maupun praktikan
seluruh aktifitasnya sebagai seorang pelajar bahkan dengan kasus ini akan
anaknya.
C. Identifikasi Gejala
masalah yang sedang dihadapinya. dalam hal prestasi anak ini belum
memperbaiki prestasinya.
melihat bahwa ada klien yang mempunyai permasalahan yang sangat berat
and factor, yang disusun oleh E.G. Wiliamson. Menurut Wiliamson individu
Dengan demikian rancangan trait and factor lebih condong dari produser
yang objektif dan meniti beratkan pada peranan observasi eksternal ( baik oleh
konselor maupun alat tes yang digunakan oleh konselor ). Adapun tahap-tahap
BAB III
PEMBAHASAN
A. GEJALA KASUS
Berasarkan dari data yang ada dan hasil observasi, maka klien menunjukan
gejala tingkah laku sebagai anak yang bermasalah. Adapun gejala yang nampak
masalah yang sedang dihadapinya. dalam hal prestasi anak ini belum
memperbaiki prestasinya.
melihat bahwa ada klien yang mempunyai permasalahan yang sangat berat
serius bila dibandingkan dengan teman/ siswa yang lain yang harus segera
ditangani agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Sedangkan
7
8
seluruh aktifitasnya sebagai seorang pelajar bahkan dengan kasus ini akan
anaknya.
and factor, yang disusun oleh E.G. Wiliamson. Menurut Wiliamson individu dapat
Dengan demikian rancangan trait and factor lebh condong dari produser
yang objektif dan meniti beratkan pada peranan observasi eksternal ( baik oleh
konselor maupun alat tes yang digunakan oleh konselor ). Adapun tahap-tahap
D. ANALISIS.
latar belakangnya. Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek
sekolah maupun lingkungan dalam dunia kerja serta penyesuaian diri pada
umumnya.
atau gambaran tentang diri siswa atau klien dalam hubungan dengan syarat-syarat
yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri baik untuk mas sekarang
maupun masa yang akan datang. Untuk memperoleh pemahaman dan gambaran
tentang diri klien itu praktikan menggunakan tehnik non tes dengan berupa
instrumen yaitu :
a. Masalah pribadi.
Mudah tersinggung
10
b. Masalah belajar
Malas belajar
Susah diatur.
d. Masalah karir
e. Masalah muda-mudi
sangat kecewa.
f. Masalah kesehatan
Sering sakit-sakitan
3) Observasi,.
mengamati bahwa klien terkadang duduk terpaku dan menunduk pada saat
KBM, klien sering ijin di kelas hanya untuk makan di kantin, klien lebih
4) Wawancara
sebagai berikut :
Klien tidak betah di kelas, hal itu membuatnya tidak bisa menyerap
belajar
E. SINTESIS.
hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis yang disusun
klien. Rumusan diri klien dalam sintesis ini bersifat ringkas dan padat. Dalam
sintesis ini juga harus tercermin tentang kekuatan atau kelebihan serta kelemahan
data yang relevan dengan masalah klien, dapat disimulkan bahwa yang menjadi
kelebihan klien adalah dia merupakan anak yang mempunyai motifasi utuk mau
berubah hanya saja lingkungan tidak mendukung dan klien tidak merasa nyaman
tinggal bersama orang tuanya. Yang menjadi kelemahannya adalah belum bisa
menyikapi masalah dengan baik. Klien tidak bisa mengembangkan potensi yang
F. DIAGNOSIS
langkah-langkah analisis dan sintesis. Karena hal itu dijadikan dasar dalam
1) Identifikasi masalah.
Pada langkah ini ditentukan atau ditunjukan masalah apa yang dialami
Bordin.
13
a. Depence ( Bergantung )
lain
informasi tentang cara belajar yang baik, cara bergaul yang baik dan
belajar.
2) Etilogi.
belakang masalah yang dihadapi oleh klien. Beberapa tahap tersebut dapat
a. Faktor internal.
tepat.
b. Faktor eksternal.
pojokin)
G. PROGNOSIS.
kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data-data yang ada sekarang. Adapun
BAB IV
pemberian bantuan unuk memecahkan masalah yang dihadapi klien. Untuk lebih
berikut:
1. Konseling individual
dilakukan oleh siswa dan siswi lain sebagai anak bangsa yang ber hak
mendapatkan pendidikan serta tidak ada lagi perasaan malas karena yang
membuat klien malas adalah karna kurang percaya diri terhadap keadaan
yang dialaminya sekarang, tetapi bila masalah tersebut bisa teratasi maka
adiknya dan akan membuat bangga orang tuanya mungkin bisa menjadi
2. Konseling kelompok
terhadap peserta didik dengan tujuan agar klien lebih memahami bahwa
16
17
1. Konseling individual
Pemahaman diri
Terus belajar dan tetap sekolah dan mengikuti semua mata pelajaran.
BAB V
A. Analisis
dihadapi individu.
Rancangan yang digunakan praktikan adalah trait and factor, yang dalam
prosesnya beberapa tahap secara umum, dan tahap-tahap tersebut telah mampu
B. Pembahasan
Dari studi kasus di atas bahwa masalah yang dihadapi klien adalah
masalah kurang percaya diri sehingga dapat terpengaruh pada proses belajar
18
19
Dari studi kasus di atas bahwa masalah yang dihadapi oleh konseli adalah
dan konseli juga mempunyai kesulitan belajar pada pelajaran matematika, konseli
ada berdasarkan prosedur yang distandarkan oleh teori konseling tarit and factor.
Kegiatan layanan dapat berjalan dengan baik dan konseli menyadari akan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan studi kasus diperlukan adanya kerja sama yang baik
antara praktikan, klien, konselor sekolah dan rekan-rekan PPL yang lain karena
studi kasus merupakan proses bantuan yang cukup lama dan memerlukan bantuan
suatu keahlian keterampilan serta pengetahun dan fasilitas yang menunjang proses
kelancaran konseling.
B. Saran
1. Jurusan IP/BK
2. Sekolah
3. praktikan.
kerja sama dengan pihak-pihak seperti : orang tua, guru bidang studi,
DAFTAR PUSTAKA
Yin K Robert, 1996. Studi Kasus Desain dan Metode. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.