Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lembaga pendidikan formal tentu mengacu  pada adanya tujuan

dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya

secara optimal dan mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif

menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya

mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil

dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan

yang terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, dibeberapa media

baik itu cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar

adanya debuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah

siswa. Memang kita sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi

entah bagaimana sehingga perkelahian, pengeroyokan serta penganiayaan

sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah

tidak lasim lagi dengan kita.

Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini

perlu antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan

siswa karena jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya

bisa dikategorikan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang tidak

mengfungsikan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak

profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

1
2

Untuk itu diharapkan kepada para personil sekolah atau yang

berwenang dalam sekolah agar dapat mengatasi atau  memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para

siswa juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik.

Untuk itu penulis melaksanakan studi kasus ini dengan maksud untuk

mencari penyebab perilaku yang menyimpang dan hal itu untuk membantu

konseli atau siswa untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan

perkelahiahan dan menggangu siswa yang lain khusunya dalam pelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang menyebabkan banyak siswa yang malas belajar?

2. Bagaimana teknik pengumpulan data dan analisis data dalam studi

kasus?

3. Mengakhiri pengumpulan data studi kasus?

C. Tujuan Penulisan

Pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan dalam usaha untuk

menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan

konseling secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Dengan

menjunjung tinggi kode etik yang dipegang teguh oleh petugas bimbingan

dalam menjalankan tugasnya adalah menjaga kerahasiaan konseli terutama

masalah-masalah yang dihadapinya. Segala sesuatu yang dikemukakan oleh

konseli akan dirahasiakan oleh konselor.

Dari wujud laporan ini sama sekali tidak bermaksud membeberkan

rahasia atau masalah konseli. Namun, jika  dalam uraian nanti terdapat
3

kesamaan masalah yang didapati penulis kiranya hal demikian dapat dianggap

sebagai hal yang terjadi kebetulan. Segala data atau informasi yang

menyangkut pribadi konseli akan dijamin kerahasiaannya dalam hal ini

laporan studi kasus ini hanya akan diberikan kepada yang berwenang saja

atau pihak yang berwenang dalam laporan studi kasus ini.


4

BAB II

PEMBAHASAN

GEJALA DAN ALASAN PEMEMILIHAN KASUS

A. Identitas Konseli
Nama : Riski Putra Ramaddan
Nama Panggilan : Riski
Tempat/tangal lahir : Bima, 15 April 1999
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Sekolah : SMA Negeri 1 Soromandi
Kelas : XII IPS1
Alamat : desa bajo kec. soromandi
Hobby : Main Bola
Cita- Cita : Pengusahan Sukses
B. Data keluarga
Identitas ayah
Nama ` : Akmah
Tempat/tanggal lahir : Ambalawi, 19 Desember 1971
Agama : Islam
Alamat : Jatiwangi Kota Bima
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : petani
Identitas ibu
Nama : Aminah
TTL : wadu kopa, 29 Mei 1976
Agama : Islam
Alamat desa wadukopa kec. soromandi
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT

4
5

a. Penampilan fisik klien

Klien mempunyai postur tubuh yang sedang, dan bentuk wajah bulat

dan kelihatan kurang tidur serta cara berpakaian dan menata diri klien

kurang terurus ( kurang rapi )

b. Penampilan pribadi

Klien termasuk anak yang tidak tenang/gelisah artinya selalu ingin

bergerak. Klien menempati duduk paling belakang di kelas. Sikap

klien tanpa aktif dan tidak bisa diam terhadap guru maupun praktikan

dan teman-temannya di sekolah pada umumnya.

 Alasan dalam pemilihan kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Klien berasal dari kelas binaan praktikan

2. Klien memiliki masalah kurang percaya diri yang dapat mengganggu

seluruh aktifitasnya sebagai seorang pelajar bahkan dengan kasus ini akan

membuat klien tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

3. Bentuk perhatian orang tua di rumah yang sangat kurang terhadap

anaknya.

4. Klien kesulitan mengatur dan memanfaatkan waktu untuk belajar.

5. Klien harus dipanggil untuk di konseling.

6. Permasalahan yang dihadapi klien perlu secepatnya ditangani oleh

praktikan dan layak untuk dijadikan studi kasus.

C. Identifikasi Gejala

Adapun gejala yang nampak dari klien tersebut adalah :


6

a. Klien kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran karena kurang

memeperhatikan yang disampaikan oleh guru, karena mungkin dengan

masalah yang sedang dihadapinya. dalam hal prestasi anak ini belum

menunjukan potensi yang bagus namun ada harapan untuk bisa

memperbaiki prestasinya.

b. Praktikan memberikan alat ungkap masalah ( AUM ) kepada siswa untuk

mencari tau segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa sehingga

melihat bahwa ada klien yang mempunyai permasalahan yang sangat berat

dan membutuhkan penananan khusus.

D. Rancangan Studi Kasus

Dalam pembuatan studi kasus ini paktikan menggunakan rancangan trait

and factor, yang disusun oleh E.G. Wiliamson. Menurut Wiliamson individu

dapat berkembang secara optimal yang mungkin melalui pendidikan termasuk

pandangan optimis. Dalam pendidikan dan konseling pada hakekatnya sama

dengan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan juga

merupakan tujuan konseling. Pendidikan maupun konseling harus diarahkan

untuk membantu perkembangan individu secara optimal mungkin secara

keseluruhan bukan salah satu aspek misalnya intelek saja.

Dengan demikian rancangan trait and factor lebih condong dari produser

yang objektif dan meniti beratkan pada peranan observasi eksternal ( baik oleh

konselor maupun alat tes yang digunakan oleh konselor ). Adapun tahap-tahap

pemecahan masalah juga dikenal denga menggunakan langkah-langah

pemecahan secara ilmiah


7

BAB III

PEMBAHASAN

DIAGNOSIS DAN PRADIAGNOSIS

A. GEJALA KASUS

Berasarkan dari data yang ada dan hasil observasi, maka klien menunjukan

gejala tingkah laku sebagai anak yang bermasalah. Adapun gejala yang nampak

dari klien tersebut adalah :

a. Klien kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran karena kurang

memeperhatikan yang disampaikan oleh guru, karena mungkin dengan

masalah yang sedang dihadapinya. dalam hal prestasi anak ini belum

menunjukan potensi yang bagus namun ada harapan untuk bisa

memperbaiki prestasinya.

b. Praktikan memberikan alat ungkap masalah ( AUM ) kepada siswa untuk

mencari tau segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa sehingga

melihat bahwa ada klien yang mempunyai permasalahan yang sangat berat

dan membutuhkan penananan khusus.

B. ALASAN PEMILIHAN KASUS

Dengan melihat gejala-gejala dan berdasarkan data yang ada di atas,

praktikan beranggapan bahwa klien menghadapi masalah pribadi yang cukup

serius bila dibandingkan dengan teman/ siswa yang lain yang harus segera

ditangani agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Sedangkan

alasan dalam pemilihan kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Klien berasal dari kelas binaan praktikan

7
8

2. Klien memiliki masalah kurang percaya diri yang dapat mengganggu

seluruh aktifitasnya sebagai seorang pelajar bahkan dengan kasus ini akan

membuat klien tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

3. Bentuk perhatian orang tua di rumah yang sangat kurang terhadap

anaknya.

4. Klien kesulitan mengatur dan memanfaatkan waktu untuk belajar.

5. Klien harus dipanggil untuk dikonseling.

6. Permasalahan yang dihadapi klien perlu secepatnya ditangani oleh

praktikan dan layak untuk dijadikan studi kasus

C. RANCANGAN STUDI KASUS

Dalam pembuatan studi kasus ini paktikan menggunakan rancangan trait

and factor, yang disusun oleh E.G. Wiliamson. Menurut Wiliamson individu dapat

berkembang secara optimal yang mungkin melalui pendidikan termasuk

pandangan optimis. Dalam pendidikan dan konseling pada hakekatnya sama

dengan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan juga

merupakan tujuan konseling. Pendidikan maupun konseling harus diarahkan

untuk membantu perkembangan individu secara optimal mungkin secara

keseluruhan bukan salah satu aspek misalnya intelek saja.

Dengan demikian rancangan trait and factor lebh condong dari produser

yang objektif dan meniti beratkan pada peranan observasi eksternal ( baik oleh

konselor maupun alat tes yang digunakan oleh konselor ). Adapun tahap-tahap

pemecahan masalah juga dikenal denga menggunakan langkah-langah

pemecahan secara ilmiah.


9

D. ANALISIS.

Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi diri klien beserta

latar belakangnya. Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek

kepribadian klien seperti kemampuan bakat, minat, motifasi, atau keinginan,

kesehatan fiik, dan karateristik lainnya, yang dapat mempermudah atau

mempersulit bagi penyesuaian diri yang memuaskan baik kehidupannya di

sekolah maupun lingkungan dalam dunia kerja serta penyesuaian diri pada

umumnya.

Adapu tujuan dari tahap analisis adalah untuk memperoleh pemahaman

atau gambaran tentang diri siswa atau klien dalam hubungan dengan syarat-syarat

yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri baik untuk mas sekarang

maupun masa yang akan datang. Untuk memperoleh pemahaman dan gambaran

tentang diri klien itu praktikan menggunakan tehnik non tes dengan berupa

instrumen yaitu :

1) Buku pribadi siswa

Berdasarkan buku pribadi, klien merupakan anak ke-1 dari tiga

bersaudara ayahnya bekerja sebagai supir sedangkan ibunya sebagai ibu

rumah tangga. Pendidikan ayahnya adalah SMA dan ibunya SD.

2) Daftar AUM ( akan dipaparkan masalah kepercayaan diri siswa )

a. Masalah pribadi.

 Sering meninggalkan sekolah.

 Tidak bisa menggunakan waktu luang yang tepat

 Mudah tersinggung
10

 Tidak fokus pada kegiatan KBM

 Merasa rendah diri. Dan tidak percaya akan kemampuan diri.

b. Masalah belajar

 Kurang semangat dalam belajar

 Malas belajar

 Pelajaran di sekolah semakin membosankan

 Pada waktu belajar banyak gangguan di rumah

c. Masalah hubungan sosial

 Orang tua tidak mampu mencegah kemauan anak

 Tidak betah di rumah

 Susah diatur.

 Selalu keluar rumah tampa ijin orang tua

d. Masalah karir

 Bercita-cita tinggi dengan kemampuan yang tidak dimilikinya

 Belum mempunyai pandangan yang jelas tentang masa depan.

 Selalu mengharap pada hal-hal yang instal atau sementara.

e. Masalah muda-mudi

 Apabila sudah kenal seseorang lalu ia tidak lagi berbicara .maka

sangat kecewa.

 Sudah bisa berpacaran dengan gaya Remaja dan bahkan mengarah

pada pengetahuan hubungan seksual.


11

f. Masalah kesehatan

 Sering sakit-sakitan

 Sukar tidur malam hari

 Selalu sakit kepala apabila diberikan tugas untuk dikerjakan.

3) Observasi,.

Dari pengamatan praktikan selama melaksanakan praktikan di

SMA Negeri 1 Soromandi dan selama membimbing klien, praktikan

mengamati bahwa klien terkadang duduk terpaku dan menunduk pada saat

KBM, klien sering ijin di kelas hanya untuk makan di kantin, klien lebih

banyak menyendiri dan duduk di pojokan kelas.

4) Wawancara

Sedangkan dari hasil wawancara klien mengungkapkan, hal-hal

sebagai berikut :

 Klien anak ke-1 dari tiga bersaudara

 Ayah masih hidup.

 Kehidupan klien kurang mendapatkan kasih sayang

 Klien tidak betah di kelas, hal itu membuatnya tidak bisa menyerap

materi pelajaran secara maksimal.

 Klien berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah.

 Klien hampir tidak mempunyai buku catatan pelajaran dan tidak

belajar

 Klien tidak bisa menentukan pelajaran apa yang disukai.


12

E. SINTESIS.

Sintesis adalah usaha merangkum, menggolong-golongkan, menghubung-

hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis yang disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan keseluruhan gambaran tentang diri

klien. Rumusan diri klien dalam sintesis ini bersifat ringkas dan padat. Dalam

sintesis ini juga harus tercermin tentang kekuatan atau kelebihan serta kelemahan

klien, kemampuan penyesuaian dirinya dan masalahnya.

Dari data yang berhasil dikumpulkan serta dengan mengaitkan seluruh

data yang relevan dengan masalah klien, dapat disimulkan bahwa yang menjadi

kelebihan klien adalah dia merupakan anak yang mempunyai motifasi utuk mau

berubah hanya saja lingkungan tidak mendukung dan klien tidak merasa nyaman

tinggal bersama orang tuanya. Yang menjadi kelemahannya adalah belum bisa

menyikapi masalah dengan baik. Klien tidak bisa mengembangkan potensi yang

dimilkinya permasalahan yang datang membuat belajarnya terganggu sehingga

tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis adalah usaha menginterpretasikan data yang diperoleh melalui

langkah-langkah analisis dan sintesis. Karena hal itu dijadikan dasar dalam

memprediksikan masalah klien beserta sebab-sebabnya antara lain :

1) Identifikasi masalah.

Pada langkah ini ditentukan atau ditunjukan masalah apa yang dialami

klien, penentuan masalah di dasarkan kepada pengkategorian masalah oleh

Bordin.
13

 Adapun pengkategorian masalah menurut Bordi adalah :

a. Depence ( Bergantung )

Masalah ini menunjukan bahwa klien tidak mampu menggunakan

potensinya untuk mengambil keputusannya sendiri dan tidak dapat

bertindak atas dasar pertimbanga sendiri, tetapi hampir semua

tindakannya selalu dipertimbangkan berdasarkan pertimbangan orang

lain

b. Siswa yang mengalami masalah ini menunjukan bahwa klien kurang

informasi tentang cara belajar yang baik, cara bergaul yang baik dan

bagaimana cara menghadapi konflik.

c. Siswa yang mengalami konflik diri ini menunjukan adanya

pertentangan dalam batin, mungkin klien dituntut melakukan dua

pekerjaan sekaligus dalam waktu bersama. Klien sangat menginginkan

orang tuanya dapat memperhatikan dan membantunya dalam hal

belajar.

d. Siswa yang mengalami masalah ini cemas dalam menentukan pilihan.

Klien cemas dalam menentukan cita-cita dan masa depannya,

masalahnya dimana klien hanya ingin mendapatkan dukungan atau

penguatan atas hal-hal yang diambilnya.

2) Etilogi.

Etilogi sebaga tahap untuk mencari faktor penyebab atau latar

belakang masalah yang dihadapi oleh klien. Beberapa tahap tersebut dapat

ditentukan faktor penyebab masalah klien yaitu :


14

a. Faktor internal.

 Klien merasa sulit bertahan dalam menyelesaikan pendidikannya

 Klien cepat merasa bosan dalam menerima pelajaran

 Klien merasa tidak mengerti kemana arah kemampuannya.

 Klien suka bingung, dan tidak dapat menentukan pilihan yang

tepat.

b. Faktor eksternal.

 Hubungan komunikasi dengan keluaga tidak akur (selalu di

pojokin)

 Klien cepat terpengaruh dengan ajakan teman bermain.

 Klien kurang terampil dalam mengatur waktu belajar

 Orang tua kurang memberikan perhatian yang berkaitan dengan

kegiatan belajar dan pergaulannya.

G. PROGNOSIS.

Prognosis merupakan suatu usaha memprediksi kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data-data yang ada sekarang. Adapun

perediksi usaha yang akan diberikan pada klien adalah :

1) Kemungkinan yang akan terjadi jika masalah klien tidak teratasi

 Prestasi klien semakin menurun

 Klien semakin tidak percaya diri merasa diri tidak berguna.

 Hubungan klien dengan keluarga tidak akur.

 Klien semakin sulit berkosentrasi dalam belajar.

 Klien putus asa dan keluar dari sekolah.


15

 Klien akan mencari pelarian ke hal-hal yang negative.

2) Kemungkinan yang akan terjadi jika masalah klien diatasi.

 Prestasi kan mengalami peningkatan.

 Klien akan mempuyai rasa percaya diri.

 Hubungan klien dengan keluarga akan semakin baik.

 Klien akan merasa tenang dalam menghadapi permasalahan.

 Minat belajar untuk meraih cita-cita tumbuh dan meningkat

 Klien dapat memanfaatkan waktu dengan efektif untuk pengembngan

bakat dan minat.

 Klien dapat memilih karir sesuai bakat dan minat.

 Pola hidup klien terarah.

H. TRAITMEN DAN FOLLOW UP

Tahap traitmen yaitu tahap menginplementasikan rencana yang telah di

rumuskan dalam prognosis. Konseling individual dilaksanakan sebanyak dua kali

dan pertemuan jam kosong serta jam istirahat


16

BAB IV

USAHA DAN BANTUAN

Ada beberapa kegiatan yang praktikan rencanakan sebagai langkah

pemberian bantuan unuk memecahkan masalah yang dihadapi klien. Untuk lebih

jelasnya bantuan-bantuan dalam memecahkan masalah klien adalah sebagai

berikut:

A. Bantuan yang direncanakan

1. Konseling individual

Tujuan dari konselig individual adalah membantu klien agar klien

dapat menjalankan proses belajar dengan sewajarnya, sebagaimana yang

dilakukan oleh siswa dan siswi lain sebagai anak bangsa yang ber hak

mendapatkan pendidikan serta tidak ada lagi perasaan malas karena yang

membuat klien malas adalah karna kurang percaya diri terhadap keadaan

yang dialaminya sekarang, tetapi bila masalah tersebut bisa teratasi maka

klien dapat berkosentrasi dalam belajarnya dan menjadi panutan adik-

adiknya dan akan membuat bangga orang tuanya mungkin bisa menjadi

harapan seluruh keluarganya.

2. Konseling kelompok

Konseling kelompok ditujukan untuk memberikan penekanan

terhadap peserta didik dengan tujuan agar klien lebih memahami bahwa

masalah yang dialaminya bukan pada pribadinya saja, tetapi masalah

tersebut juga dialami oleh orang lain bahkan lebih.

16
17

B. Bantuan yang terlaksana.

1. Konseling individual

Dari layanan konseling yang praktikan laksanakan meliputi

pemberian bantuan untuk :

 Pemahaman diri

 Bersikap dan berprilaku positif

 Menerima segala kekurangan dan membuang jauh perasan rendah diri.

 Terus belajar dan tetap sekolah dan mengikuti semua mata pelajaran.

2. Bimbingan cara belajar dengan efektif

Dengan bimbingan yang praktikan laksanakan akhirnya klien

mengambil keputusan untuk :

 Membuat jadwal belajar dan pemanfaatan waktu yang ada.

 Disiplin dalam waktu belajar serta berusaha bersikap percaya diri.

 Tidak malu bertanya jika mengalami kesulitan.

C. Usaha dan tindak lanjut ( follow up )

Usaha bantuan ini dilaksanaka agar mengetahui perkembangan klien yang

telah mendapatkan pelayanan bimbingan, oleh karena praktikan sudah selesai

melakukan kegiatan PPL praktikan menyerahkan sepenuhnya bimbingan siswa

tersebut kepada konselor sekolah untuk melihat perkembangannya.


18

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

Studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau

mempelajari inividu secara intensif, interaktif dan penyesuaian dirinya dengan

baik. Adapun tujuan dari studi kasus ini adalah :

1. Untuk mengenal individu yang bermasalah

2. Untuk mengadakan interpretasi dan diagnosa tingkah laku individu.

3. Untuk menentukan jalan keluar alternatif pemecahan masalah yang

dihadapi individu.

Rancangan yang digunakan praktikan adalah trait and factor, yang dalam

prosesnya beberapa tahap secara umum, dan tahap-tahap tersebut telah mampu

praktikan laksanakan walaupun ada usaha bantuan yang belum terlaksana

seperti referal ke guru bimbingan yang lebih profesional.

B. Pembahasan

Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat

menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh, berarti data yang dikumpulkan meliputi

aspek pribadi individu terpadu berarti menggunakan berbagai pendekatan

dalam mengumpulkan data.

Dari studi kasus di atas bahwa masalah yang dihadapi klien adalah

masalah kurang percaya diri sehingga dapat terpengaruh pada proses belajar

siswa. Dari masalah yang dihadapi klien, praktikan memberikan usaha-usaha

18
19

bantuan diantaranya konseling Individual, konseling kelompok, pemberian

informasi, pemberian tugas dan evaluasi.

Dari studi kasus di atas bahwa masalah yang dihadapi oleh konseli adalah

masalah kurangnya dukungan dari teman-teman dalam proses belajar mengajar

dan konseli juga mempunyai kesulitan belajar pada pelajaran matematika, konseli

tidak memiliki jadwal pelajaran.Dari masalah yang dihadapi konseli praktikan

memberikan usaha bantuan dengan melalui pendekatan dan teknik-teknik yang

ada berdasarkan prosedur yang distandarkan oleh teori konseling tarit and factor.

Kegiatan layanan dapat berjalan dengan baik dan konseli menyadari akan

kesalahannya dan kesanggupan untuk tidak mengulanginya lagi


20

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melaksanakan studi kasus diperlukan adanya kerja sama yang baik

antara praktikan, klien, konselor sekolah dan rekan-rekan PPL yang lain karena

studi kasus merupakan proses bantuan yang cukup lama dan memerlukan bantuan

untuk mendapatkan data dan informasi yang banyak tentang klien.

Usaha mencapai tingkat keberhasilan dalam studi kasus maka diperlukan

suatu keahlian keterampilan serta pengetahun dan fasilitas yang menunjang proses

kelancaran konseling.

B. Saran

Saran tersebut dapat praktikan berikan pada :

1. Jurusan IP/BK

Diharapkan memberikan keterampilan kepada mahasiswa agar dapat

menghadapi tantangan dan kendala yang ada dilapangan.

2. Sekolah

Perlu membenahi fasilitas untuk konseling sehingga pelaksanaan

konseling dapat berjalan dengan lancar.

3. praktikan.

a) Dalam melaksanakan bimbingan dan konselig hendaknya pendekatan

terhadap siswa harus dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui


21

permasalahan sebenarnya yang dialami pada diri siswa, sehingga

dalam memberikan instrumen dapat sesuai dengan permasalahannya.

b) Untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap, mengadakan

kerja sama dengan pihak-pihak seperti : orang tua, guru bidang studi,

wali kelas, dan siswa lainnya.


22

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, 1983. Bimbingan dan Penyuluhan disekolah. Fakultas Psikologi


UGM Yogyakarta.

Deparatemen Pendidikan Nasional, 2008. Penataan Pendidikan Profesional


Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan
Formal, Jakarta.

Djumhur I dan Muh.Surya, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. CV.


Ilmu Bandung.

Ketut Sukardi, Dewa. 2002. Pengantar pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling. Rineka Cipta. Jakarta.

Mapiare Andi, 1984. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Usaha


Nasional Surabaya.

Yin K Robert, 1996. Studi Kasus Desain dan Metode. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai