Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN STUDI KASUS

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan peserta didik
yang Diampu Oleh WENDRI WIRATSIWI M.Pd

Oleh:
PUGUH EKA RAHMADANA
NPM: 1119210077

PROGAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
TAUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Perkembangan Peserta Didik ini. Laporan ini
disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
.Laporan ini disusun dengan bantuan dari beberapa pihak, diantaranya :
1. Ibu WENDRI WIRATSIWI M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK sebagai pembimbing dalam penyusunan
laporan ini.
2. Saudari … yang bersedia sebagai narasumber dalam penulisan laporan studi kasus
ini.
3. Keuda orang tua yang selalu memberi dukungan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam laporan studi kasus ini. Oleh sebab itu,
dibutuhkan saran yang membangun sehingga dalam penyusunan laporan kedepannya menjadi
lebih baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang membutuhkan.

Tuban, 17 Juni 2022

Penulis
BAB 01
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap peserta didik memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda
satu dengan lainnya. Sehingga setiap peserta didik memiliki masalah yang
berbeda-beda pula. Masalah tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa
bidangg yaitu bidang pribadi, sosial, beajar, dan karir. Konselor bertugas
memberikan pelayanan dan bantuan kepada peserta didik baik yang memiliki
masalah maupun yang tidak. Diharapkan dengan adanya bimbingan dan
konseling yang diberika kepada peserta didik dapat membantu
mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal guna mempersiapkan
peserta didik tersebut dalam kehidupannya.
Salah satu upaya untuk membantu memecahkan permasalahan yang
dialami peserta didik dengan melakukan studi kasus. Dalam melaksanakan
studi kasus diperlukan data yang detail dan jelas terkait peserta didik, yang
selanjutnya data tersebut akan diolah dan dianalisis. Hasil data yang telah
diproses dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah dari individu.
Sehingga konselor dapat memahami bagaimana karakteristik peserta didik
secara mendalam untuk menentukan angkah-langkah penanganan yang tepat
terhadap masalah yang dihadapi.

B. TUJUAN
Tujuan dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis permasalahan yang dialami peserta didik dalam bidang
pribadi.
2. Mengalisis faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan
peserta didik dalam bidang pribadi.
3. Memberikan pelayanan yang sesuai dengan permasalahan yang dialami
peserta didik dalam bidang pribadi.

4
C. MANFAAT

Manfaat dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui permasalahan yang dialami peserta didik dalam bidang

pribadi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

permasalahan peserta didik dalam bidang pribadi.

3. Untuk menentukan pelayanan yang sesuai dengan permasalahan yang

dialami peserta didik dalam bidang pribadi.

D. RUANG LINGKUP

Studi kasus ini mengambil ruang lingkup lingkungan rumah yang membahas

mengenai permasalahan dalam bidang pribadi peserta didik

Indikator yang digunakan dalam studi kasus ini adalah gejala atau

karakterstik peserta didik, jenis-jenis permasalahan peserta didik, konsep dan

teori mengenai permasalahan di bidang pribadi, faktor penyebab permasalahan,

treatment atau layanan, dan evaluasi serta tindak lanjut.

5
BAB 02
PELAKSANAAN

A. STUDI KASUS
I. IDENTIVIKASI MASALAH
 Identitas indifidu
A. Informasi pribadi
- Nama : NADZA ADATIN NORESUKO
- Kelas :6
- Sekolah : SD N BEKTIHARJO 4
- Cita-cita : GURU
- Agama : ISLAM
- Jenis Kelamin : PEREMPUAN
- Tempat, tanggal lahir : TUBAN 20 MARET 2011
- Hobi : RENANG
- Penyakit yang diderita :-
- Riwayat penyakit :-
B. Keluarga
- Ayah
 Nama : WITONO RESUKO (ALM)
 Pendidikan : KULIAH D1
 Pekerjaan : SWASTA
- Ibu
 Nama : SRI HENDRI WATI (ALM)
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IBU RUMAH TANGGA

C. Tempat tinggal
- Tinggal dengan : SAUDARA
- Transportasi ke sekolah : JALAN KAKI
- Jarak rumah ke sekolah : 30 M
D. Fasilitas belajar
- Buku pelajaran : ADA
- Buku Latihan soal : ADA
- Ruang belajar : ADA
- Waktu belajar : TERATUR
Terdapat beberapa gejala pada peserta didik yang dapat dianalisis
pada tahapan selanjutnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
1. Motivasi belajar kurang
2. susah menerima pelajaran yang di ajarkan

2. ANALISIS
Berdasarkan keterangan dari narasumber NAZA lahir di TUBAN 20 MARET 2011, sekarang
berada di kelas 6 SD N BEKTIHARJO IV. NAZA merupakan dua bersaudara, narasumber
merupakan anak kedua dan memiliki kaka perempuan yang baru duduk di kelas 3 SMA.
Orang tua narasumber telah meninggal sejak dia masih kecil dan sekarang narasumber ikut
Bersama saudaranya kebetulan saudaranya adalah orang tua saya dulu orang tuanya bekerja
sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga, yang termasuk dalam ekonomi menengah. Dalam
pemenuhan kebutuhan peserta didik, naza termasuk sudah tercukupi. Narasumber memiliki
motivasi belajar yang tergolong kurang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari
narasumber yang sering merasa malas untuk belajar, dan hanya belajar ketika terdapat tugas
yang diberikan oleh guru. Narasumber memiliki hobi berenang . hobi berenang ini sudah dia
kuasai sejak kelas 4 sd
3. SINTESIS
NAZA merupakan siswa yang kurang memiliki motivasi belajar, tidak pernah membolos,
berpakaian rapi saat ke sekolah, dapat bergaul dengan mudah. NAZ memiliki bakat berenang
yang dikembangan dengan maksimal. Secara ekonomi, narasumber dapat tercukupi. Sekarang
biaya sekolah NAZA orangtua saya yang menanggung. Sekarang narasumber sedang
mengalami masalah belajar dan susah menagkap atau memahami pelajaran yang telah di
sampaikan
4. DIAGNOSIS
Diagnosis merupakan langkah untuk mencari faktor-faktor yang
menjadi penyebab dari masalah yang dihadapi subjek. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara diperoleh diagnosis sebagai berikut :
a. Faktor Internal
1) Peserta didik belum memahami kelebihan dan kekurangannya dengan baik.
2) Pesera didik masih mencari jati dirinya.
3) Peserta didik memiliki pandangan yang masih sempit, sulit menerima pendapat dari orang
lain.
b. Faktor Eksternal
1) Pergaulan
5. PROGNOSIS
Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab berdasarkan hasil diagnosis di atas, maka untuk
mengatasi masalah yang dialami subjek dilakukan pendekatan model langsung yaitu dengan
cara kita harus bisa membimbing narasumber untuk rajin belajar dan fokus ke pelajaran dan
caranya kita pancing dengan sebuah cerita lalu kita kasih soal dan menyuruh narasumber
tersebut mengisi
6. TREATMEANT
Setelah peneliti merencanakan bentuk alternatif bantuan yang akan diberikan oleh subyek
kasus, maka dilaksanakanlah alternatif bantuan tersebut dengan tindakan sebagai berikut:
Langkah yang harus disiapkan oleh subjek kasus hanya menyiapkan diri dan mentalnya
sesiap mungkin. Sebelum teknik dilaksanakan, konselor menanyakan tentang hal apa yang
membuatnya mudah marah baik di lingkungan sekolah maupun rumah, atau dilingkungan
pergaulannya. Jawaban dari konseli menjadi bantuan untuk konselor menentukan langkah
treatment untuk subjek kasus. naza merasa terkekang apabila orang tua atau terdapat pihak
yang melarangnya keluar untuk berkumpul dengan teman-temannya. Narasumber merasa
bahwa orang tuanya tidak percaya padanya ketika keluar untuk bermain. Koordinasi sangat
diperlukan pada tahap ini sehingga masalah dari subjek kasus dapat terselesaikan. Peran
orang tua untuk dapat berbicara dengan peserta didik diharapkan mampu membawa dampak
yang signifikan untuk konseli. Guru kelas atau wali kelas turut andil dalam penyelesaian,
seperti memberikan informasi kegiatan peserta didik orang tua, sehingga orang tua dapat
mengontrol anaknya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu, wali kelas atau
guru juga dapat mengamati bagaiman pola tingkah perilaku dari teman-teman subjek kasus.
Konseling terhadap subjek kasus terkait masalah yang dihadapi tersebut dilakukan secara 11
kontinyu atau berkelanjutan agar teratasi masalah dari subjek kasus dengan baik.
7. EVALUASI/TINDAK LANJUT
Setelah melakukan treatment diperlukan suatu evaluasi atau penilaian dari treatment yang
diberikan kepada peserta didik. Hal ini digunakan untuk mengetahui apakah treatment
tersebut mampu mengatasi permasalahan peserta didik. Selain itu evaluasi digunakan untuk
mengetahui kelemahan dari treatment yang digunakan, Ini bertujuan untuk memperbaiki
treatment guna memberikan bantuan yang lebih sesuai dengan kondisi dan permasalahan
peserta didik. Setelah dilakukan evaluasi maka langkah selanjutnya adalah menentukan
kegiatan tindak lanjut atau follow up untuk peserta didik. Kegiatan tindak lanjut yang dapat
dilakukan berupa:
a. Memberi motivasi kepada peserta didik untuk belajar.
b. Membantu, membimbing, dan memberi arahan atau masukan kepada peserta didik sesuai
dengan kondisi peserta didik dengan cara yang menyenangkan sehingga dapat diterima
dengan peserta didik pula.
c. Memantau perkembangan peserta didik dengan bantuan guru mata pelajaran, guru wali
kelas, teman peserta didik, dan orang tua peserta didik.
B. Kendala, hambatan, dan solusi

Kendala yang dialami peserta didik selama pelaksanaan program atau


bimbingan yang diberikan adalah sebagai berikut :
- Peserta didik yang kurang terbuka kepada konselor mengenai permasalahan yang dihadapi.
- Guru mata pelajaran yang peka atau perduli terhadap permasalahan yang dihadapi peserta
didik.
Solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi kendala tersebut antara
lain :
- Melakukan pendekatan terhadap peserta didik.
- Mengadakan pertemuan dengan orang tua atau yang mengasuh peserta didik guna
membahas mengenai permasalahan perserta didik yang dihadapi.
- Guru mata pelajaran lebih peka dan perduli dengan perkembangan pesertadidik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Studi kasus yang dibahas adalah permasalahan peserta didik NAZA sebagai narasumber yang
duduk di kelas 6 SD N BEKTIHARJO . Permasalahan yang dihadapi adalah susah menerima
pelajaran yang di ajarkan dan memiliki motivasi belajar yang rendah. Faktor internal
permasalahan tersebut adalah peserta didik belum memahami kelebihan dan kekurangannya
dengan baik; Pesera didik masih mencari jati dirinya; didik memiliki pandangan yang masih
sempit, sulit menerima pendapat dari orang lain. Sedangkan faktor eksternal permasalahan
tersebut adalah pergaulanya modernitas Permasalahan tersebut dapat dilakukan pendekatan
model langsung dengan cara membimbing dengan baik dan sabar dan juga mengarakan
narasumber agar mau semangat belajar
B. SARAN
Berikut saran yang dapat diberikan terkait studi kasus yang telah dilakukan
:
1. Bagi konselor, sebaiknya lebih memperhatikan perkembangan peserta didik.
2. Bagi orang tua / yang mengasuh , mampu meningkatkan komunikasi yang baik dengan
peserta didik sehingga terjalin hubungan yang baik pula.
3. Bagi peserta didik, diharapkan lebih kooperatif sehingga memudahkan dalam proses
penyelesaian masalah dan terbuka dengan masukan atau pendapat.

Anda mungkin juga menyukai