Anda di halaman 1dari 13

”LAPORAN STUDI KASUS BIMBINGAN DAN KONSELING

PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

yang diampu oleh Dr. Naharus Surur, M.Pd

Oleh :

ANITA PURNAMANINGRUM
K5419008/08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
HALAMAN JUDUL

”LAPORAN STUDI KASUS BIMBINGAN DAN KONSELING

PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

yang diampu oleh Dr. Naharus Surur, M.Pd

Oleh :

ANITA PURNAMANINGRUM
K5419008/08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
”Laporan Studi Kasus Bimbingan dan Konseling pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Bimbingan dan Konseling oleh Bapak Dr. Naharus, M.Pd.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd.,


selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian
tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan agar penulis dapat memperbaikinya di masa yang mendatang. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Gunungkidul, 21 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................................2
C. Manfaat.......................................................................................................................2
D. Ruang Lingkup...........................................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN.....................................................................................................3
A. Studi Kasus.................................................................................................................3
B. Kendala, Hambatan, dan Solusi................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi kasus ini merupakan suatu pendekatan guna meneliti gejala sosial
dengan cara menganalisis suatu kasus secara mendalam. Upaya untuk
mengkaji suatu kasus secara mendalam ini ditujukan untuk mendapatkan
solusi pemecahan dari masalah yang dikaji. Dalam proses pelaksanaan studi
kasus, terkadang digunakan untuk mengenali gejala dengan mengamati suatu
masalah yang ada dengan langkah membuat deskripsi kasus secara sederhana
dan objektif namun juga jelas. Menentukan jenis masalah yang dikaji seperti
bidang pribadi, belajar, sosial maupun karir.
Masa SMP merupakan masa dimana anak-anak sudah menginjak usia
remaja. Tentunya masalah yang dihadapi juga semakin kompleks, terutama
permasalahan dalam belajar. Guru berperan penting dalam menciptakan
suasana pembelajaran agar siswanya dapat mengikuti dengan baik. Namun
juga tidak banyak dari guru yang kurang memperhatikan aspek Bimbingan
dan Konseling bagi peserta didiknya.
Studi kasus bimbingan dan konseling sangat penting atau sangat
diperlukan bagi mahasiswa diluar prodi BK yang natinya akan menjadi guru
baik di SMP maupun SMA atau bahkan dosen. Mengapa penting karena hal
ini dapat menjadi bekal dalam hal mengetahui masalah yang ada dalam
peserta didik/mahasiswanya serta dapat memberikan solusi pada
permasalahan yang sedang dialami.
Pada makalah ini penulis mengkaji masalah yang dialami peserta didik
dari salah satu siswa SMP di SMP N 1 Paliyan mengenai hambatan belajar
sehingga nantinya dapat dilakukan pemberian solusi agar masalah tersebut
dapat terselesaikan.

1
B. Tujuan
1. Menemukan dan mengidentifikasi masalah belajar yang terjadi pada
siswa SMP yang dijadikan objek studi kasus.
2. Memberikan solusi pada peserta didik terkait masalah belajar yang
dialami.
3. Memberikan treatmen agar menambah motivasi dalam belajar siswa.

C. Manfaat
1. Dapat mengetahui hambatan belajar yang terjadi pada siswa SMP yang
dijadikan objek studi kasus.
2. Peserta didik dapat mengatasi masalah terkait hambatan belajarnya.
3. Meningkatkan prestasi belajar siswa yang dijadikan objek studi kasus.

D. Ruang Lingkup
Laporan studi kasus ini berisi langkah-langkah pelaksanaan studi kasus
yang dikombinasikan dengan pendekatan dalam mempelajari serta
menyelesaikan masalah yang terjadi pada peserta didik. Pendekatan yang
digunakan ditujukan untuk mempermudah serta memperjelas setiap
langkahnya.

2
BAB II
PELAKSANAAN

A. Studi Kasus
1. Identifikasi Masalah :
Pada tahap identifikasi masalah, penulis mengambil responden
seorang siswi SMP dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Indah Saraswati
TTL : Gunungkidul, 5 September 2006
Kelas : VIII (delapan)
Sekolah : SMP N 1 Paliyan
Alamat : Kedungdowo Wetan, Pampang, Paliyan, Gunungkidul,
Yogyakarta.
Penulis kemudian melakukan wawancara untuk memperoleh informasi
yang mendalam dari responden. Informasi yang didapatkan yaitu responden
merasa kesulitan dalam memahami materi berbagai mata pelajaran yang
diberikan oleh gurunya. Misalnya seperti pelajaran matematika, TIK, dan
Bahasa Inggris. Ia juga mengatakan bahwa tugas yang diberikaan terlalu
banyak dan dengan deadline yang mepet sehingga tidak ada waktu untuk
mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Tugas-tugas tersebut berupa
meringkas materi dan dikerjakan secara manual (tulis tangan), ia mengatakan
bahwa ini adalah cara yang kuno. Responden mengatakan bahwa teman-
temannya di SMP lain mendapatkan tugas secara online juga namun tidak
ditulis tangan melainkan dikerjakan melalui platform Google Classroom.
Responden menambahkan bahwa materi yang diberikan pun hanya
melalui LKS dan tidak ada PPT atau media pembelajaran lainnya sehingga ia
kurang tertarik. Meskipun demikian, ia tetap belajar melalui youtube dengan
inisiatifnya sendiri walau terkadang juga ia merasa malas karena tidak bisa

3
memahami materi dan tugas yang diberikan. Orangtua responden
menyediakan fasilitas belajar seperti laptop dan handphone untuk mencari
informasi terkait materi yang kurang dipahami.
Masalah lain yang dialami yaitu ketika ia sedang belajar tidak bisa
fokus apabila lingkungan sekitarnya berisik. Ia lebih nyaman apabila belajar
di tempat yang sepi dan juga diiringi lagu dengan melodi yang lembut.
Responden mengatakan bahwa ia juga suka bermain game online seperti
PUBG dan Mobile Legend. Ia mengatakan bahwa ia sering diajak bermain
game online sehingga tugas-tugasnya terkadang terabaikan. Selain itu ia juga
gemar dalam memasak, lebih tepatnya mencoba-coba resep yang baru.
Berdasarkan hal tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa
responden memiliki masalah berupa masalah belajar baik pribadi dan juga
lingkungan sekitar (sosial).
2. Analisis
Tahap selanjutnya yaitu analisis terhadap masalah terkait agar
mengetahui bagaimana keadaan responden sebenarnya seperti dengan
melakukan pendalaman kemampuan, minat dan bakat, motivasi serta
karakteristik lainnya. Selain itu penulis juga menganalisis keadaan lingkungan
sekitar seperti peran orangtua, teman-temannya, dan yang lainnya. Aspek
pembelajaran yang diberikan guru juga menjadi salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam analisi masalah belajar yang terjadi pada responden.
- Kepribadian : Responden memiliki kepribadian yang pendiam,
cenderung menutup diri terhadap orang yang baru, dan suka begadang.
- Kesehatan Fisik : Responden memiliki kesehatan yang baik, pola hidup
yang sehat.
- Minat dan bakat : Memiliki minat dalam menari dan bermain game.
Selain itu ia juga mengikuti ekstra kurikuler karate di sekolahnya.
Responden memiliki minat dalam bidang kesenian, yaitu tari. Pada saat
masih kelas VII ia mengikuti event yang diadakan oleh pemkab

4
Gunungkidul yakni Langen Carita (seperti tarian yang memiliki alur
didalamnya).
- Motivasi : Memiliki motivasi belajar yang cukup baik, namun
apabila sudah diajak temannya bermain game maka akan malas untuk
belajar dan mengerjakan tugas. Dukungan dari orangtua juga
mempengaruhi motivasi belajar responden,
3. Sintesis
Setelah dilakukan identifikasi serta pendalaman/analisis terkait
masalah yang dihadapi mulai dari kepribadian, motivasi, minat dan bakat serta
kesehatan fisiknya. Responden mengatakan bahwa ia sebenarnya memiliki
kemauan yang kuat untuk belajar dan memahami materi, namun terkadang
tugas-tugas yang diberikan terlalu banyak dan media yang digunakan kurang
menarik sehingga responden merasa malas.
Lingkungan sekitar yang terkadang berisik karena rumahnya dekat
dengan jalan alternative yang setiap harinya dilalui truk-truk bermuatan besar,
mobil besar, motor dengan kenalpot yang sudah dimodifikasi sehingga
menghasilkan suara yang nyaring. Selain itu suara tukang pengrajin kayu juga
terkadang dirasa sangat mengganggu.
Kesimpulannya yaitu responden memiliki masalah dalam hal belajar
yaitu sulit memahami materi dan masalah pribadi yaitu malas.
4. Diagnosis
Penyebab timbulnya rasa malas untuk belajar dan memahami materi
yang diberikan pada diri responden berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh yaitu :
a) Faktor yang berasal dari dalam diri
- Tidak tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru
- Minat untuk belajar masih labil
- Kurang konsentrasi dalam belajar
- Suka begadang

5
b) Faktor yang berasal dari luar diri
- Teman yang memiliki pengaruh buruk (mengajak main game)
- Lingkungan yang tidak mendukung (bising)
- Pembelajaran yang monoton
5. Prognosis
Apabila masalah yang dihadapi peserta didik tidak segera diatasi,
maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah :
- Tugas yang diberikan guru tidak akan cepat selesai
- Kesulitan dalam memahami materi pada mata pelajaran Matematika,
Bahasa Inggris, dan TIK.
- Tidak bisa mengerjakan UTS/UAS dengan baik
- Nilai menjadi jelek

Apabila masalah yang dihadapi peserta didik segera diatasi, maka :


- Responden akan mudah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
- Tidak ketinggalan pelajaan
- Dapat mengerjakan UTS/UAS dengan mudah
- Mendapatkan nilai yang baik
- Prestasi belajar meningkat
6. Treatment

Adapun treatmen yang diberikan yakni berupa layanan bimbingan dan


konseling secara individual. Langkah treatment yang dimaksud yakni
pemahaman mengenai emosi dan kejadian yang ada di lingkungan serta pada
diri responden. Selain itu penulis juga menyarankan responden untuk lebih
disiplin dalam hal memanagemen waktu untuk belajar dan untuk bermain
game.

Penulis memberikan motivasi apabila tugas yang ada telah diselesaikan


maka responden dapat menggunakan waktu senggangnya untuk bermain

6
game. Namun tidak hanya untuk bermain game saja tetapi juga harus
diimbangi dengan belajar. Bermain game hanya digunakan sebagai selingan
saja ketika responden sudah merasa penat dan jenuh belajar.

Penulis juga berusaha lebih memahami tentang bagaimana gaya belajar


responden yang cenderung ke gaya audio visual. Responden lebih dapat
memahami pelajaran yang terdapat gambar sebagai penjelas dan disertai lagu
pengiring dengan melogi yang lembut. Penulis memberikan saran apabila
responden merasa terganggu dengan lingkungan yang tidak mendukung
(berisik) maka dengan menggunakan headset atau earphone untuk
mendengarkan music dengan melodi lambat agar bisa lebih focus belajar.

7. Evaluasi / Tindak Lanjut (Follow Up)

Setelah dilakukan treatment, tahap selanjutnya adalah follow up yakni


dengan menindak lanjut usaha yang diberikan sebelumnya apakah berhasil
atau tidak. Responden mengatakan bahwa ia sadar akan ketertinggalan dalam
memahami materi dan kesulitan belajar sehingga ia berusaha untuk mengatur
waktu yang ada untuk belajar dan bermain. Mulanya sulit untuk dilakukan
namun ia memiliki kemauan yang besar demi dapat mengerjakan UAS dengan
baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga ia dapat naik kelas.

Penulis berpendapat bahwa treatmen yang diberikan sudah cukup efektif


namun dirasa masih kurang karena terkadang perhatian responden teralihkan
oleh game online. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut untuk menangani
masalah ini dengan mengalihkannya pada hobi atau minat yang dimiliki oleh
responden seperti mencoba resep makanan yang baru atau mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler karate di sekolahnya.

7
B. Kendala, Hambatan, dan Solusi
Kendala yang dialami selama mengerjakan tugas yaitu orangnya sedikit
berbicara, cenderung pendiam dan agak tertutup sehingga perlu dilakukan
pencairan suasana agar responden mau mengutarakan masalah dan keadaan yang
sebenarnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan pada langkah-langkah studi kasus tersebut, penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik
yakni timbul dari dalam diri dan juga lingkungannya. Masalah yang dialami
berupa malas belajar dan pengaruh teman yang mengajak bermain game serta
lingkungan yang kurang mendukung.

B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak
dosen maupun pembaca agar kedepannya penulis dapat menyajikan hasil dengan
lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai