Anda di halaman 1dari 17

MODUL RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN

“Efektivitas Model Problem Based Learning dan Discovery Learning dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 SD pada Pembelajaran IPA”

Disusun Oleh
Adela Berliana Putri 12060120560

Apryan Nugraha 12060114283


Rezha Alamsyah Khadafi 12060112690
Miftahul Husna 12060123378

Yenni Rahmah Putri 12060120580

Dosen Pengampu

Anggia Kargenti E.M, M. Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... i

A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN MODUL ........................................................................... 1


1. TUJUAN ........................................................................................................................................ 2
2. MANFAAT .................................................................................................................................... 2
3. SASARAN ..................................................................................................................................... 2
4. PELAKSANA ................................................................................................................................ 2
5. URAIAN KEGIATAN .................................................................................................................. 2
A. Problem Based Learning............................................................................................................ 2
B. Discovery Learning .................................................................................................................... 5
6. LEMBAR FEEDBACK .................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11


LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 12

i
A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN MODUL
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang bertujuan untuk membuat
keputusan yang rasional serta diarahkan dalam melakukan sesuatu (Ariani, dalam
Setyawan & Koeswanti, 2021).
Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan peserta
didik untuk mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan
orang lain (Afifah dalam Setyawan & Koeswanti, 2021). Berpikir kritis mencakup strategi
kognitif tingkat tingi seperti membandingkan situasi, menjelaskan masalah dan hasil,
mengembangkan kriteria untuk evaluasi, menggunakan sumber informasi, menghasilkan
solusi, menganalisis dan membangun hubungan.
Berpikir kritis berlaku apabila siswa mampu menguji pengalamannya,
mengevaluasi kemampuan, ide-ide, dan mempertimbangkan argumen. Kemampuan
berpikir kritis adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan suatu masalah
secara rasional (Afriansyah, dalam Setyawan & Koeswanti, 2021). Untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis Peserta didik harus dilibatkan secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Pada saat ini umumnya sekolah dasar sudah melaksanakan kurikulum 2013, akan
tetapi dalam pembelajaran belum sepenuhnya menerapkan sintaks pembelajaran kurikulum
2013, dan pembelajaran masih didominasi pada aktivitas guru sehingga siswa sangat sulit
dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Misalnya guru belum sepenuhnya
menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif, guru hanya menggunakan model
pembelajaran sistem ceramah sebagai penunjang pembelajaran, peserta didik diberikan
suatu permasalah, kemudian berdiskusi dengan orang tuanya setalah itu dikumpulkan,
sehingga menjadikan peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran dan cenderung
saat mengerjakan tugas siswa sering dikerjakan oleh orang tuanya. Melalui hasil
pengamatan juga terlihat peserta didik terkesan kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikirnya dan tingkat kemampuan berpikir peserta didik hanya sampai pada
tingkat memahami saja. Salah satu pembelajaran yang mampu melibatkan peserta didik
dalam aktivitas pembelajaran dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut sesuai dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses yang tertuang dalam
Kurikulum 2013. Setidaknya, terdapat beberapa jenis model yang cocok untuk membangun
kemampuan berpikir kritis peserta didik, antara lain: Problem Based Learning (PBL),
Inquiry Learning (IL), Discovery Learning (DL), Projec Based Learning (PBJL), dsb.
Fokus eksperimen ini hanya pada dua model saja, yakni PBL dan DL. Manakah di antara
kedua model ini yang lebih efektif dalam meningkatkan daya kritis peserta didik.

1
1. TUJUAN
Untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih efektif antara PBL atau DL dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. MANFAAT
Bisa menjadi bahan pertimbangan bagi tenaga pendidik dalam memilih model
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. SASARAN
Siswa kelas IV A dan kelas IV B SDN 147 Pekanbaru

4. PELAKSANA
Dalam kegiatan ini pelaksananya adalah:
• Adela Berliana Putri 12060120560
• Apryan Nugraha 12060114283
• Rezha Alamsyah Khadafi 12060112690
• Miftahul Husna 12060123378
• Yenni Rahmah Putri 12060120580

5. URAIAN KEGIATAN
A. Problem Based Learning
Topik/Tema

Makhluk hidup dan lingkungan hidup pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Subtopik/Tema
Mengenal cara adaptasi makhluk hidup

Materi
Ayo, cari tahu lebih lanjut tentang hubungan karakteristik tempat hidup hewan dengan ciri-
ciri khususnya. Baca teks berikut.

1) Cicak

Apakah kamu pernah mengamati cicak merayap di dinding rumahmu? Mengapa cicak
tersebut bisa merayap di dinding? Bagaimana cicak tersebut menangkap mangsanya?
Cicak mempunyai perekat pada telapak kakinya, sehingga dapat merayap di dinding atau
langit-langit rumah. Cicak juga memiliki lidah yang panjang dan lengket, sehingga dapat
menangkap serangga. Cicak mempunyai ukuran rata-rata 7 hingga 10 cm. Cicak dapat
memutuskan ekornya untuk melindungi diri. Terdapat beberapa jenis cicak, yaitu cicak
rumah, cicak pohon hijau, dan tokek. Cicak pohon hijau dan tokek mempunyai ukuran yang
lebih besar dari cicak rumah.

2
2) Kelelawar

Kelelawar hidup di tempat yang gelap, seperti di atap rumah dan gua. Kelelawar
mengeluarkan suara dengan frekuensi tinggi. Selain itu, kelelawar juga memiliki
pendengaran yang baik dan peka menerima bunyi pantulan. Kelelawar mampu mendeteksi
benda-benda di sekitarnya dengan bunyi pantulan tersebut. Kelelawar adalah hewan
nokturnal karena melakukan kegiatan di malam hari. Ada dua jenis kelelawar, yaitu
kelelawar pemakan buah dan kelelawar pemakan serangga.
3) Bunglon

Bunglon dapat mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna benda yang ada di
sekitarnya, misalnya ketika berada di atas daun yang berwarna hijau, maka warnanya bisa
berubah menjadi hijau. Ketika berada di batang pohon yang berwarna cokelat, maka
warnanya bisa berubah menjadi cokelat. Bunglon mengubah warna kulitnya untuk
melindungi diri. Bunglon mempunyai lidah yang panjang melebihi ukuran tubuhnya.
Kompetensi Dasar

1. Mendeskripsikan tujuan adaptasi pada makhluk hidup


2. Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang penyesuaian pada makhluk hidup
Indikator

1. Menyebutkan tujuan dari adaptasi pada makhluk hidup dengan lingkungannya


2. Menjelaskan beraneka ragam adaptasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Alokasi Waktu

Dilakukan selama 2 jam per hari selama 1 minggu.


Sesi Pembelajaran dan Kegiatan Pembelajaran
FASE 1

Orientasi siswa pada masalah

• Guru menunjukkan kepada peserta didik sebuah foto/gambar yang menunjukkan


sebuah makhluk hidup
• Peserta didik mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru
• Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap gambar/foto yang
diberikan.

3
FASE 2
Mengorganisasi peserta didik dalam belajar

• Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan


pertanyaan/masalah yang akan dicari penyelesaiannya.
• Peserta didik diberi tugas untuk menggali informasi dari buku IPA tentang “Makhluk
hidup dan lingkungannya” secara berkelompok.

FASE 3
Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok

• Peserta didik mengumpulkan informasi untuk membangun ide mereka sendiri dalam
memecahkan masalah tentang Makhluk hidup dan lingkungan habitatnya.
• Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mencari solusi terkait dengan masalah yang
telah diidentifikasi.
• Guru membagikan Lembar Kerja “Beragam Adaptasi pada makhluk hidup”.
• Peserta didik melakukan penyelidikan melalui Lembar Kerja dengan menugaskannya
di luar pembelajaran.

FASE 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

• Peserta didik mencatat data hasil penyelidikan kelompok dalam Lembar Kerja.
• Peserta didik mengolah data yang diperoleh dari kelompoknya.
• Peserta didik menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja.
• Peserta didik menyajikan hasil pengolahan data

FASE 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah laporan tertulis.

• Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil penyelidikan melalui diskusi kelas kemudian
peserta didik dibimbing guru menganalisis hasil pemecahan masalah tentang beraneka
ragam adaptasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Peserta diharapkan
menggunakan buku sumber untuk membantu mengevaluasi hasil diskusi.
• Selanjutnya peserta didik diminta mempresentasikan hasil penyelidikan dan diskusi di
depan kelas dilanjutkan dengan penyamaan persepsi. Kelompok peserta didik yang
berhasil memecahkan permasalahan diberi penghargaan. Guru melakukan evaluasi
hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari peserta didik.

4
B. Discovery Learning
Topik/Tema

Kepedulian terhadap lingkungan


Subtopik/Tema
Penanaman perilaku hemat energi, bersih dan sehat

Materi
Dampak dari pemborosan energi sebenarnya sudah kita rasakan. Hal ini terasa dari
peningkatan suhu global. Meningkatnya suhu global menyebabkan naiknya permukaan air
laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca ekstrem, lebih lamanya cuaca panas
daripada cuaca dingin, dan hilangnya gletser, serta akibat-akibat lainnya.

Jika fenomena ini terus terjadi tanpa antisipasi dan penanggulangan, mungkin
kelangsungan hidup manusia akan terancam.
Kebutuhan energi listrik semakin hari semakin bertambah. Manusia merasakan keuntungan
dari penggunaan listrik. Meskipun begitu, energi listrik perlu dihemat.
Energi listrik masih mengandalkan minyak bumi dan batu bara. Padahal, minyak bumi dan
batu bara tidak dapat diperbarui. Artinya, akan habis jika diambil terus-menerus. Dengan
hemat listrik, minyak bumi dan batu bara dapat dihemat.
Hemat listrik juga berarti hemat biaya. Nah, bagaimanakah cara menghemat listrik? Apa
saja yang dapat kalian lakukan?

Berikut ini beberapa cara penghematan listrik sehari-hari.

1. Matikan peralatan listrik yang tidak digunakan. Contohnya antara lain sebagai
berikut.
2. Matikan lampu yang tidak digunakan.
3. Menyalakan satu televisi dalam satu rumah.
4. Mematikan radio yang tidak didengarkan.
5. Mematikan kipas angin yang tidak digunakan.

Selain menghemat energi, menjaga kesehatan lingkungan juga merupakan suatu kewajiban
bagi setiap individu, selain merupakan anugerah yang diberikan sang pencipta kepada
hamba-Nya, Kesehatan Lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga kita terhindar
penyakit. Karena kesehatan tidak ternilai harganya. Terkadang pada saat kita sehat, kita
lupa akan nikmat tersebut dan ketika sakit kita baru sadar dan merasakan betapa kesehatan
itu sungguh sangat berharga.

Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya,


debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi

5
perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah
kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.

Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan, karena menjaga
kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan
kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.

Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain:

1) Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.


2) Lingkungan menjadi lebih sejuk.
3) Bebas dari polusi udara.
4) Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.
5) Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.

Masih banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan, maka dari itu kita harus
menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah kita sendiri misalnya
rajin menyapu halaman rumah, rajin membersihkan selokan rumah kita, membuang
sampah pada tempatnya, pokoknya masih banyak lagi. Lingkungan akan lebih baik jika
semua orang sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus
ditanamkan sejak dini, di sekolah pun kita diajarkan untuk selalu hidup bersih.

Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep hemat energi, perilaku hidup bersih dan sehat, serta contoh perilaku
pada kehidupan sehari-hari
2. Melakukan praktek hidup bersih dan menghemat energi untuk menyelidiki apa terdapat
pengaruh terhadap lingkungan yang sehat dan rapi
Indikator

• Menjelaskan tentang perilaku hemat energi


• Menyebutkan contoh-contoh perilaku yang menjadikan lingkungan sekitar menjadi
bersih
• Memanfaatkan Kembali penggunaan barang-barang bekas.

Alokasi Waktu
Dilakukan selama 2 jam per hari selama 1 minggu.

6
Sesi dan Kegiatan Pembelajaran
SESI 1

Stimulation (Stimulasi/ Pemberian rangsangan)


Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik kebersihan lingkungan mengajak peserta didik untuk mengambil
sampah kertas yang ada disekitar meja peserta didik.
SESI 2
Problem Statement (Pertanyaan/ Identifikasi masalah)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak


mungkin masalah yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan sampai peserta didik dapat
berpikir dan bertanya.
1. Guru menanyakan kepada peserta didik:
• Apa yang kalian rasakan setelah membuang sampah disekitar meja?
2. Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan terkait dengan percobaan
ini. Pertanyaan diarahkan terkait dengan peran saraf dalam menanggapi rangsang,
seperti:
• Mengapa kita merasakan nyaman ketika tidak melihat satu pun sampah
berserakan?
• Bagaimana cara kita menjaga agar terus merasakan kenyamanan seperti hari ini?
3. Peserta didik diminta membuat hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan yang
mereka rumuskan.

SESI 3

Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Informasi ini diperoleh melalui kegiatan:

• Membaca literatur tentang “Perilaku hidup bersih dan sehat”,


• Mengamati gambar lingkungan yang bersih, kemudian membaca dampak positif ketika
hidup di lingkungan yang bersih.
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis atau jawaban
sementara yang telah dirumuskan
SESI 4

Data Processing (Pengolahan Data)


Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah
informasi yang diperoleh dengan cara:

7
• Mendiskusikan hasil pengumpulan informasi dari hasil pengamatan gambar dan bahan
bacaan literatur tentang “Perilaku hidup bersih dan sehat”.
• Memperhatikan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kegiatan, dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan informasi yang diperoleh dari bahan
bacaan dan pengamatan gambar
SESI 5

Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah
dirumuskan dengan cara:

• Memeriksa secara cermat rumusan hipotesis;


• Mencocokkan rumusan hipotesis tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan
informasi yang berhasil ditemukan; apakah sesuai atau tidak.
SESI 6

Generalization (Menarik kesimpulan)


Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil pengumpulan informasi dan
diskusi misalnya dengan cara:

• Menyimpulkan bahwa gaya hidup yang bersih dapat menjanjikan kenyamanan pada
suasana belajar;
• Memberikan contoh dan gambaran negara yang menerapkan perilaku disiplin pada
kebersihan.

8
6. LEMBAR FEEDBACK
Kelas : IV A

Wali Kelas :

No. Nama Siswa Nilai Tes Prestasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

9
Kelas : IV B
Wali Kelas :

No. Nama Siswa Nilai Tes Prestasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

10
DAFTAR PUSTAKA
Setyawan & Koeswanti. (2021). Pembelajaran Problem based learning Terhadap Berpikir Kritis

Peserta Didik Sekolah Dasar. Mimbar PGSD Undiksha. 9 (3): 490-496. doi
Salombe & Harjono (2022). Efektivitas Model Problem Based Learning Dan Discovery
Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 5 SD Pada

Pembelajaran Tematik. JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan). 5(11), 4697-4702. doi

11
LAMPIRAN
Jawablah Soal Berikut Ini :

1. Padi adalah ….
A. Tumbuhan yang memiliki biji tunggal (monokotil)
B. Sumber daya alam hewani
C. Makanan kaya akan vitamin
D. Bahan dasar pembuatan tempe
2. Sumber daya alam hayati adalah ….
A. Tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
B. Hewan-hewan yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
C. Keanekaragaman makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan
D. Semuanya benar

3. Dibawah ini alasan mengapa cicak bisa merayap di dinding adalah ….


A. Cicak mempunyai cengkeraman kuat
B. Mempunyai perekat pada telapak kakinya
C. Cicak mempunyai kuku tajam
D. Semuanya benar

4. Bunglon akan merubah warna kulit sesuai dengan benda disekitarnya. tujuan hal tersebut
adalah ….
A. Perlindungan diri
B. Menghangatkan tubuh
C. Mengganti kulit
D. Semuanya benar

5. Membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan kertas, merawat tumbuhan dan
hewan yang ada di rumah, menjaga tumbuhan merupakan upaya untuk ….
A. Mencintai lingkungan
B. Mendisiplinkan diri
C. Perintah orang lain
D. Paksaan orang lain

6. Akar utama, cabang akar, rambut akar, ujung akar merupakan …..
A. Bagian batang
B. Fungsi akar
C. Jenis akar
D. Bagian-bagian akar

12
7. Akar dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Pada
umumnya tanaman yang berakar serabut termasuk tumbuhan golongan ….
A. Endemik
B. Dikotil
C. Monokotil
D. Punah

8. Berdasarkan bentuk tulang daunnya, daun dibedakan menjadi daun bertulang daun menyirip,
menjari, melengkung, dan sejajar. Dibawah ini yang tidak termasuk fungsi dari daun adalah,
kecuali …
A. Mengeluarkan racun
B. Memasak makanan
C. Menyerap unsur hara
D. Penyokong tubuh tumbuhan

9. Berikut adalah beberapa cara untuk mempertahankan padi tetap dapat tumbuh dan dinikmati
masyarakat Indonesia, kecuali…
A. Menjaga bibit agar dapat ditanam kembali
B. Menjaga lahan pertanian
C. Mendirikan bangunan di lahan subur
D. Saluran air dijaga agar tetap mengalir

10. Salah satu contoh sikap yang bijak terhadap lingkungan, kecuali…
A. Membuang sampah pada tempatnya
B. Melakukan reboisasi
C. Memanfaatkan penggunaan kertas secukupnya
D. Membuang sampah di taman

Selamat Bekerja

Semoga Hasilnya Memuaskan

13
Kunci Jawaban
1. A. Tumbuhan yang memiliki biji tunggal (monokotil)

2. A. Tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia


3. B. Mempunyai perekat pada telapak kakinya
4. A. Perlindungan diri

5. A. Mencintai lingkungan
6. D. Bagian-bagian akar
7. C. Monokotil

8. B. Memasak makanan
9. C. Mendirikan bangunan di lahan subur
10. D. Membuang sampah di taman

14

Anda mungkin juga menyukai