Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI Dr. H. Hilmi Mizani, M.Ag

QUESTIONS STUDENT HAVE, ACTIVE DEBATE,


JIGSAW LEARNING

OLEH :
KELOMPOK V

1. ABDURRAHIM ( 200101010620 )
2. AGUNG WAHYU KURNIAWAN ( 200101010484 )
3. PUTRI AZZAHRA ( 200101010547 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat
dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Metodologi Pembelajaran
PAI pada semester 2 di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, dengan ini penulis mengangkat judul
QUESTIONS STUDENT HAVE, ACTIVE DEBATE, JIGSAW LEARNING.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan


semua, karenakesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1

BAB II ........................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

2.1 Questions Student Have .................................................................................. 2

2.2 Active Debate .................................................................................................. 5

2.3 Jigsaw Learning .............................................................................................. 9

BAB III ....................................................................................................................... 13

PENUTUP ............................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni,
agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar
bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen
tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan komponen
evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen pembelajaran tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau
teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model
pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat
model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran
untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Questions Student Have ?
2. Apa yang dimaksud dengan Active Debate ?
3. Apa itu Jigsaw Learning ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Questions Student Have
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Active Debate
3. Mengetahui Jigsaw Learning

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Questions Student Have

2.1.1 Pengertian

Questions Students Have adalah suatu variasi dari pembelajaran aktif yang
berarti pertanyaan siswa Questions Students Have yang tidak menakutkan, yang dapat
dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik, teknik ini
menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara tertulis.
Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model
Pembelajaran Questions Students Have ini merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan
interaksi yang saling asah. Model pembelajaran Questions Students Have adalah suatu
metode belajar yang menggunakan cara berpikir kreatif dan dipasangkan/diurutkan
menjadi urutan logis.
Model Pembelajaran ini mengandalkan pikiran sebagai media dalam proses
pembelajaran. Cara berpikir kreatif ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
jawaban atas pertanyaan dari siswa yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu
tulisan atau dalam bentuk lainnya.

2
2.1.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Questions Student Have

1. bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada peserta didik.


2. Minta setiap peserta didik untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
berkaitan dengan materi pelajaran, atau yang berhubungan dengan kelas.
(tidak perlu menuliskan nama).
3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk
memberikan kepada teman di samping kirinya. Jika posisi duduk peserta didik
adalah lingkaran, nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah
jarum jam. Jika posisi duduk berderet, sesuaikan dengan posisi mereka
asalkan semua peserta didik dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan
dari teman-temannya.
4. Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, mereka diminta untuk
membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin dia ketahui
jawabannya, maka dia harus memberi tanda centang(√), jika tidak berikan
langsung kepada teman di samping kanannya.
5. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, peserta didik
diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat
ini carilah pertanyaan yang mendapat tanda centang paling banyak.
6. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan ; a) jawaban
langsung secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat
atau waktu membahas topic tersebut, c) menjelaskan bahwa pelajaran ini tidak
akan sampai membahas pertanyaan peserta didik tersebut. Jawaban secara
pribadi dapat diberikan di luar kelas.
7. Jika waktu cukup, minta beberapa orang peserta didik untuk membacakan
pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang
banyak kemudian beri jawaban.
8. Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-pertanyaan
yang akan peserta didik jawab pada pertemuan berikutnya.

3
2.1.3 Keunggulan Model Pembelajaran Questions Student Have

1. Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan


keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan
menantang pola interaksi siswa.
2. Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam
menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik
antara guru dan siswa.
3. Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa
yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-
harapan melalui percakapan.
4. Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis berdiskusi
dan mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan suatu soal.
5. Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran,
memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa.
6. Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa, karena semua
siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan didiskusikan.

2.1.4 Kelemahan Model Pembelajaran Questions Student Have

1. Memakan waktu yang banyak.


2. Tidak semua materi bisa digunakan model pembelajaran questions student
have, misalnya: pada materi pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak
pertanyaan yang akan diajukan siswa.
3. Pertanyaan dari peserta didik seringkali tidak sesuai dengan materi yang
dibahas
4. Peserta didik merasa takut karena sewaktu menyampaikan pertanyaan peserta
didik kadang merasa pertanyaan salah atau sulit mengungkapkannya

4
2.2 Active Debate

2.2.1 Pengertian Dan Tujuan Strategi Pembelajaran Active Debate

Dalam proses pembelajaran seorang guru harus memiliki kemampuan untuk


memilih strategi pembelajaran yang tepat. Kemudian dalam pembelajaran juga harus
mempunyai maksud dan tujuan. Oleh karena itu, strategi pembelajaran active debate
merupakan strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk menyalurkan ide,
gagasan, dan pendapatnya. Dalam model pembelajaran active debate siswa diharapkan
berani, aktif, kreatif dan menyenangkan. Siswa dituntut menghargai pendapat orang
lain apabila dia tidak sependapat dengan temannya. Di dunia pendididkan, debat dapat
menjadi strategi berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama jika
anak didik diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya
bertentangan dengan diri mereka sendiri.
Bahwasanya strategi pembelajaran active debat merupakan strategi pengajaran
yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama dari strategi ini
adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Secara sederhana
strategi active debate juga bertujuan untuk mempengaruhi sikap atau pendapat orang
agar orang lain dapat percaya. Dengan demikian strategi pembelajaran active debate
menjadi salah satu sarana yang paling tepat untuk meningkatkan kemampuan dan
keberanian siswa dalam berkomunikasi dengan kawannya.
Tujuan utama dari strategi pembelajaran active debate adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Kemudian tujuan lain dari
strategi active debate yaitu untuk melatih siswa agar mencari
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan strategi pembelajaran active debate,
siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan
keyakinannya sendiri, dan menghargai pendapat teman di kelas. Karena tujuan utama
dari strategi pembelajaran active debate yaitu untuk memecahkan suatu permasalahan
dan menambah pengetahuan siswa untuk mengambil suatu keputusan. Hal ini

5
merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap siswa di dalam kelas bukan
hanya para pelaku debatnya saja.

2.2.2 Aspek dan Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Active Debate

Aspek strategi pembelajaran active debate adalah memenuhi kelengkapan


keberlangsungan debat. Berdasarkan urutan pada bagian sebelumnya, bahwa strategi
pembelajaran active debate memiliki aspek yang harus diperhatikan karena merupakan
bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun aspek dalam
strategi active debate diantaranya adalah: tema, moderator, dan peserta.
Bahan atau materi ajar adalah isi dari tema pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Tema adalah suatu hal yang
memjadi masalah atau persoalan yang akan dibahas dan dikembangkan didalam
berdebat. Tema menjadi pokok pembicaraan dan hampir selalu melekat dan menjiwai
seluruh proses berdebat. Sehingga tema harus dipilih dengan berbagai penyesuaian,
agar debat tampak hidup. Tema debat sebaiknya ditentukan terlebih dahulu sebelum
debat itu sendiri dilaksanakan. Tema debat akan lebih baik jika merupakan masalah
yang menarik dan aktual atau diaktualisasikan untuk dapat mengundang pendapat kritis
dan rasa ingin tahu siswa. Untuk itu, sebuah tema dalam debat harus dapat
membangkitkan prosedur niat yang ada dalam jiwa siswa terhadap hal atau tema yang
dimaksud, pertama kali harus dapat menarik perhatian yang akan mendatangkan minat
dan hasrat akan muncul untuk mengetahui isi tema lebih lanjut. Jika isi tema telah
diketahui secara keseluruhan, maka akan diambil suatu keputusan, kemudian tergerak
untuk dilakukan tindakan nyata sebagai wujud dari hasil pengambilan keputusan.
Moderator adalah orang yang memimpin jalannya debat. Sebagai pemimpin,
moderator bertindak memandu, menengahi, semacam mewasiti pembicaraan dalam
debat. Menjadi seorang moderator dalam suatu debat sebenarnya tugas yang amat
berat, yakni memimpin dan mengarahkan jalannya keseluruhan proses debat.
Moderator harus sungguh-sungguh menguasai bahan yang diperdebatkan. Dalam suatu
proses debat, moderator harus bersikap netral serta tegas dalam menegakkan

6
ketertiban, sopan santun dan disiplin dalam menggunakan waktu. Namun dalam hal-
hal tertentu moderator juga dituntut mampu bersikap tenang bahkan jika diperlukan
harus mampu menciptakan suasana yang segar misalnya melalui humor yang sehat. Di
samping itu, seorang moderator harus mempunyai kepribadian yang mantap agar dapat
menghadapi kesulitan yang kerap muncul dalam proses debat. Mengingat tugas yang
harus dipikul, maka untuk menunjuk moderator dalam suatu debat harus dipilih
seseorang dengan kriteria-kriteria yang dapat dipenuhi, paling tidak mendekati kriteria-
kriteria yang sudah dijabarkan diatas. Jadi, moderator yang dimaksud peneliti disini
adalah guru yang memegang peranan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai
seorang pengajar di dalam kelas.
Peserta debat bisa terdiri dari perseorangan atau kelompok. Peserta yang
dimaksud dalam strategi pembelajaran active debate yaitu siswa yang salah satu
komponen terpenting dalam berdebat. Dalam suatu debat, peserta merupakan
komunikator atau pembicara yang bertugas utuk meyakinkan pendengar melalui usul-
usul mereka. Segala sesuatu yang akan diterapkan terutama dalam proses pembelajaran
tentunya harus melalui langkah-langkah. Dalam tahap ini, guru harus mempersiapkan
rancangan pembelajaran.

2.2.3 Teknik, Taktik, dan Manfaat Model Pembelajaran Active Debate

Teknik debat terdiri dari dua macam, sesuai dengan pengelompokannya, ada
yang berposisi sebagai penguat usul dan ada yang menentangnya. Pada dasarnya teknik
mempertahankan usul dapat ditempuh melalui teknik penegasan.
Taktik strategi pembelajaran active debate adalah siasat, kecerdasan, tindakan
atau daya upaya untuk mencapai maksud dan tujuan debat dengan suatu sistem atau
cara tertentu. Taktik menyerang, meliputi taktik bertanya balik, taktik provokasi, taktik
antisipasi, taktik mengagetkan, taktik mencakup, taktik melebih-lebihkan dan taktik
memotong. Kemudian dalam taktik bertahan mencakup taktik mengelak, taktik
menunda, taktik membinasakan, taktik mengangkat, taktik terimakasih, taktik
menggambarkan, taktik menguraikan dan taktik membiarkan.

7
Adapun mamfaat strategi pembelajaran active debat adalah bahwa penggunaan
strategi active debate dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapat serta
bertanggung jawab atas pendapatnya. Manfat lain adalah mendorong perenungan
siswa, terutama jika siswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan
dengan keyakinannya. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Mendorong siswa
untuk berpikir kritis.

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Active Debate

Kelebihan strategi pembelajaran active debate adalah dapat mempetajam hasil


perdebatan, membuat siswa terangsang dan lebih kritis menanggapi suatu
permasalahan dalam mengungkapkan pendapatnya di dalam forum. Siswa yang
memiliki ide dapat menyanggah dan berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat
mengenai suatu masalah. Jadi, siswa dituntut untuk mengeluarkan pendapatnya sesuai
dengan permasalahan yang dibahas.
Tetapi dalam pelaksanaan strategi pembelajaran active debate juga ada sedikit
kekurangannya. Hal ini bila dapat diatasi, guru akan mampu menggunakan strategi
pembelajaran active debate dengan baik. Kekurangan strategi pembelajaran active
debate adalah membuat siswa besar hati jika pendapatnya tidak diterima, jika debatnya
terlalu lama bisa membuat siswa bosan, pembicaraan terkadang menyimpang.
Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang
berdebat. Membatasi partisipasi kelompok, kecuali jika diikuti dengan diskusi, Karena
sengitnya perdebatan bisa terjadi terlalu banyak emosi yang terlibat, sehingga debat itu
semakin gencar dan ramai. Agar bisa dilaksanakan dengan baik maka perlu persiapan
yang lebih teliti sebelumnya.
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan
strategi pembelajaran active debate adalah siswa dituntut untuk berani dalam
mengeluarkan pendapat. Menyanggah pendapat orang lain dengan jelas, dan tidak
manyimpang dari permasalah yang dibahas. Sehingga perdebatannya berjalan dengan
baik, dan tidak memakan waktu yang lama

8
2.3 Jigsaw Learning

2.3.1 Pengertian

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot


Aronson’s (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran
ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut
kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa
sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar
humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap
manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk
berkembang dan menentukan perilakunya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan
kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota
kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang.
Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok
lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok
ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki
tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk
mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

9
2.3.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw

1. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang.


2. Tiap orang dalam kelompok diberi sub topik yang berbeda.
3. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan
menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
4. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan
semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
5. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling
membantu untuk menguasai topik tersebut.
6. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke
kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan
kelompoknya.
7. Tiap kelompok memperesentasikan hasil diskusi.
8. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang
telah didiskusikan.
9. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua
topik.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model


pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok
ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.

10
Beberapa hal yang bisa menjadi kelemahan aplikasi model ini di lapangan,
menurut Roy Killen, 1996, adalah :
1. Prinsip utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajran oleh
teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam
memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.
2. Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi
menyampaikan materi pada teman.
3. Record siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki
oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-
tipe siswa dalam kelas tersebut.
4. Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah
sulit.
5. Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model
pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :


1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi.
2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli.
3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
4. Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok yang
anggotanya lemah semua.
5. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai
antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.
6. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.

11
Diskusi dalam kelompok ini, untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang
muncul dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Pengelompokan dilakukan terlebih dahulu, mengurutkan kemampuan belajar
siswa dalam kelas.
2. Sebelum tim ahli, misalnya ahli materi pertama kembali ke kelompok asal
yang akan bertugas sebagai tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan
materi yang menjadi tugas mereka

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Questions Students Have adalah suatu variasi dari pembelajaran aktif yang
berarti pertanyaan siswa Questions Students Have yang tidak menakutkan, yang dapat
dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik, teknik ini
menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara tertulis.
Tujuan utama dari strategi pembelajaran active debate adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Kemudian tujuan lain dari
strategi active debate yaitu untuk melatih siswa agar mencari
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta: Gava Media, 2012

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima, 2009

Ahmad Sabri , 2005, Strategi Pembelajaran Debat, (Jakarta: Gramedia), H. 52

Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo: Yogyakarta, 2012

Aqib, Zainal, Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Konstektual


(Inovatif), Yrama Widya: Bandung, 2018

14

Anda mungkin juga menyukai