Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pasar


Secara umum pasar didefiniskan sebagai suatu mekanisme harga secara
bersama-sama untuk melakukan pertukaran. Pasar menentukan harga tiap barang dan
jasa dalam perekonomian. Pasar dapat dikategorikan  ke dalam dua besar, yaitu  pasar
barang dan jasa serta pasar faktor. Pasar faktor merupakan tempat interaksi antara
penjual faktor produki (sektor rumah tangga) yang memiliki tanah, modal,
keterampilan dan lain sebagainya. Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan
akumulasi dari berbagai pasar barang dan jasa serta pasar faktor produksi. Banyaknya
jenis barang atau jasa tersebut akan menimbulkan diversivikasi pekerjaan. Selanjutnya
diverisifikasi pekerjaan akan menghasilkan  spesialisasi yang akan mendorong
timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Dan kenyataannya  tidak semua barang dan jasa mekanisme
pasar bisa dihasilkan melalui mekanisme pasar, namun terjadi persaingan tidak
sempurna yang akhirnya menimbulkan inefisiensi, sehingga harga yan terjadi menjadi
demikian mahal atau bahkan sebaliknya dimana barang dan jasa tidak berharga.
Kegagalan sistem ekonomi pasar akan menghasilkan pengaruh yang dapat merugikan
perkonomian itu sendiri. disamping akan menimbulkan pemusatan faktor produksi
Pada satu pihak tertentu dan mengakibatkan ketimpangan dalam pendapatan.
Inefisiensi pasar ini memerlukan itervensi dari pemerintah. Pemerintah dalam
aktifitasnya dalam perekonomian pasar dibatasi hanya pada beberapa kegiatan yang
memang tidak bisa dilakukan oleh individu, misalnya bidang keamanan dan
pertahanan.

B.     Pasar dan pemerintah


1.      Barang dan Pasar
Jika kita menelaah teori ekonomi konvensional, kebijakan fiskal itu
dibuat karena terjadinya kegagalan mekanisme pasar (market failure). Apabila
kegagalan mekanisme pasar ini terus terjadi, maka akan terjadi distorsi atau
gangguan terhadap penawaran dan permintaan yang kemudian dapat
mengganggu keseimbangan dari permintaan dan penawaran pada
perekonomian tersebut. Ilmu ekonomi membedakan barang berdasarkan jenis
sifatnya yaitu:
a) Private Goods
Privat Goods adalah barang yang dapat diproduksi (ditawarkan) secara
lebih efisien oleh perusahaan swasta dalam sebuah pasar. Contohnya adalah
mobil, rumah, pakaian, dan lainnya.
b) Public Goods
Public Goods adalah barang yang cenderung tidak dapat diproduksi
(ditawarkan) secara efisien dalam jumlah sedikit oleh perusahaan swasta sehingga
penawarannya kebanyakan dilakukan oleh pemerintah. Public Goods ini sendiri
dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:

1.      Non Excludable Goods


Non Excludable Goods adalah barang yang orang memerlukannya
dimana orang lain tidak dapat dilarang untuk ikut menggunakkan atau
menikmatinya. Contohnya adalah taman kota dimana anggota masyarakat
yang enggan untuk membeli tiket masuk dapat juga menikmati keindahannya
dari luar tanpa harus membayar. Umumnya, untuk non excludable goods ini
enggan membayar selama mereka dapat menikmatinya secara gratis. Karena
orang enggan membayar, maka tidak ada perusahaan swasta yang mau
mengusahakannya, oleh karena itu pemerintahlah yang harus
menyediakannya.
Untuk itu pemerintah mengenakan pajak kepada masyarakat dimana
salah satu manfaatnya adalah untuk pengadaan barang yang tergolong Non
Excludable Goods ini.

2.      Non Rivalrous Goods


Yaitu barang yang banyak orang dapat menggunakan atau
menikmatinya sekaligus tanpa mengganggu kesenangan orang lain yang telah
lebih dahulu menikmatinya. Contohnya adalah menonton acara di televisi,
semua orang dapat menikmatinya sekaligus tanpa mengganggu orang satu
sama lainnya selama mereka berada pada saluran dan waktu yang sesuai.
Pasar yang kompetetif akan menghasilkan Private Goods secara efisien.
Produsen dapat memperoleh keuntungan dari menjual Private Goods tersebut karena
orang-orang akan membayar untuk memperoleh dan menikmatinya. Sedangkan untuk
barang yang Non-Excludable dan Rivalrous, produsen tdak dapat memperoleh
keuntungan karena orang tetap dapat menggunakan atau menikmati barang tersebut
tanpa harus membayar. Oleh karena itu lah Public Goods akan lebih efisien bila
diproduksi bukan oleh swasta, tetapi oleh pemerintah. Pemerintah dapat mengambil
keuntungan dengan semakin meningkatnya kualitas masyarakat dimana selanjutnya
pemerintah dapat memperoleh dana dari pajak yang disetorkan oleh masyarakat itu
sendiri.

2.      Distribusi
Dalam masyarakat terdapat beragam jenis manusia. Ada yang kaya dan
miskin, ada yang terampil dan ada yang tidak terampil sehigga secara
alamiyah terjadi kesenjangan. Untuk itulah diperlukan distribusi (equity) agar
kesenjangan ini dapat diperkecil.
Equity adalah keadilan dalam mendistribusikan sumber daya
(resorces). Pemerintah harus membantu  masyarakat yang kurang beruntung
dengan bantuan dari masyarakat yang lebih beruntung. Bantuan dapat
dilakukan melalui pajak, sumbangan, hibah dan lainnya.

3.      Transfer Tunai Barang dan Jasa


Pemerintah dapat melakukan dua cara distribusi pendapatan yaitu:
a. Pertama dengan melakukan transfer tunai (cash transfer). Hal ini dapat
dilakukan melalui uang tunjangan atau uang transfer.
b. Kedua dengan memberikan bantuan secara langsung berupa barang kepada
orang-orang yang membutuhkan.
Dari kedua cara ini, pemerintah tinggal menentukan cara mana yang paling
sesuai dengan penerima. Sebagai contoh, sekolah adalah termasuk private goods,
karena sekolah adalah barang Excludable dan Rivalrous akibat dari biaya sekolah
yang semakin tinggi sehingga banyak orang yang menjadi tidak mampu untuk
masuk dan menikmati bangku sekolah. Untuk itu, pemerintah perlu memberikan
bantuan berupa beasiswa kepada orang-orang yang kurang mampu agar mereka
tetap dapat menimba ilmu di sekolah atau juga pemerintah dapat mendirikan
sekolah-sekolah negeri dan kemudian membebaskan uang sekolah bagi orang-
orang yang masuk ke sekolah tersebut.
                                                                                                                      
C.     Pemerintah dalam Perekonomian Modern

Di dalam dunia perekonomian pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting di


dalam terselenggaranya kegiatan-kegiatan perekonomian. Adapun peranan-peranan
pemerintah dalam perekonomian meliputi beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1.       Benda-benda kolektif.
Pemerintah memenuhi macam-macam fungsi dalam proses ekonomi. pertama
dihasilkannya atau disediakannya benda-benda kolektip. Pada umumnya hal tersebut
adalah benda-benda  yang tidak termasuk bagian dari lalu lintas pertukaran, karena
hanya dapat dikonsumsi secara kolektif misalnya: pemerintahan, pertahanan,
peradilan. jadi benda-benda tersebut mempunyai guna dan disediakan secara cuma-
cuma, sedangkan biaya-biayanya ditutup dengan jalan pemajakan dari masyarakat
yang bersangkutan. Benda-benda kolektif seperti halnya dengan benda-benda individu
yang harus dihasilkan dengan bantuan alat-alat produksi. Untuk menggunakan alat
produksi tersebut pemerintah harus membayar harga tertentu. Hal tersebut merupakan
biaya-biaya yang dilimpahkan kepada masyarakat. Oleh karena itu tanpa aktifitas
pemerintah maka proses ekonomi boleh dikatakan tidak mungkin akan terjadi.

2.      Pemerintah sebagai pengusaha


Pemerintah juga sebagian menyediakan benda-benda individual yang melalui
pembentukan harga dijual kepada para konsumen. Maka dalam hal ini, pemerintah
betindak sebagai pengusaha walau dengan melakukannya seringkali berbeda dengan
usaha untuk mengejar laba. Yang terpenting dalam hubungan ini adalah perusahaan-
perusahaan negara yang menyelenggarakan jasa-jasa memproduksi untuk kepentingan
umum. Hal tersebut merupakan penyediaan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi
proses ekonomi.
3.      Tujuan serta alat-alat politik ekonomi
Sebagai tugas ketiga pemerinthah dalam bidang ekonomi, dapat disebut
tindakan menjalankan politik ekonomi. Yang dimaksud politik ekonomi yaitu
bertindaknya perintah dalam proses ekonomi untuk mencapai maksud- maksud
tertentu. Maksud-maksud tersebut terutama berhubungan dengan usaha untuk
mengoreksi mekanisme harga, tindakan untuk mengatasi pengangguran struktural,
tindakan untuk menghadapi akibat- akibat pembentukan kekuasaan pihak swasta dan
pembagian kembali pendapatan. Jadi pemerintah tidak selalu menerima hasil- hasil
dari proses ekonomi, melainkan berusaha untuk mempengaruhi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Tetapi jika harus campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan
mengembalikan efisiensi, maka pemerintah melakukan regulasi atau membuat
kebijakan-kebijakan yang berfungsi mengatur jalannya perekonomian agar tetap
efisien. P.A. Samuelson mengatakan bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi
perekonomian yaitu:
1. Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi
2. Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan
menggunakan instrumen pajak dan pemerintah
3. Membuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong ekonomi yang
tangguh.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Muhammad Abdul Manan mendefinisikan bahwa: “Islamic economic is a
social science which studies the economics problems of a people imbued  with the
value of Islam”.  Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
Transaksi Ekonomi Dalam Islam
  Jual Beli
  Utang Piutang
  Ijarah
Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti yaitu bagian dari
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan
yang bersifat memiliki kebenaran absolut.Sebagai ilmu yang bersifat akumulatif,maka
setiap penemuan metode baru dalam akuntansi akan menambah dan memperkaya imu
tersebut.Bahkan pemikir akuntansi pada awal perkembangannya merupakn seorang
ahli matematika seperti Paccioli dan Musa Al – khawarizmy.
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Ketika masyarakat
sudah mengenal perdagangan, maka mereka juga mengenal konsep nilai dan system
moneter. Akuntansi sudah dikenal sejak jaman prasejarah, yaitu mulai kerajaan
Babilonia (4500 SM), Firaun Mesir dank ode-kode Hammurabi (2250 SM) dengan
ditemukannya kepingan pencatatan akuntansi di Syria Utara.
Perkembangan Akuntansi Syariah
  Zaman Awal Perkembangan Islam
  Zaman Empat Khalifah
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, Umar. (1995). Islam dan Pembangunan Ekonomi. Terjemahan Abidin Basri. Jakarta:
Gema Insani Press.
Djaelan Husnan et al. (2012). Islam Universal. Jakarta: Hartomo Media Pustaka.
Muhammad Abdul Manan. (1995). Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Terjemahan M.
Nastangin. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Muslich. (2007). Bisnis Syariah Perspektif Mu'amalah dan Manajemen. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Syamsuri. (2007). Pendidikan Tentang Islam. Jakarta: Erlangga.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi islam sebenarnya bukan ilmu yang baru tapi sudah ada sejak
keberadaan islam itu sendiri. Hal ini tersirat dari beberapa aturan islam yang terdapat
dalam Al-Qur’an maupun hadist yang memberi tuntunan dan acuan untuk menyikapi
masalah ekonomi yang terjadi.
Sistem ekonomi Islam selain mengakui adanya kebebasan penggunaan dan
pengelolaan sumber daya, namun kebebasan itu tidak mutlak. Hak pribadi tertentu dalam
menggunakan sumber daya terbatas penggunaannya sebagai bagian kemaslahatan
masyarakat.  Sistem ini memandang ada hak sosial yang melekat pada kepemilikan
invidu. Individu dihargai sepanjang berkaitan erat dengan lingkungan masyarakat
sebagai bagian tak terpisahkan dan tak mengarah pada dimarginalkannya elemen yang
lemah di masyarakat.
Munculnya sistem ekonomi islam menjadi solusi yang tak terbantahkan dalam
mengelola masalah perekonomian. Prinsip-prinsip ekonomi berbasis syariat islam yang
tidak dimiliki ekonomi konvensional merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi
krisis ekonomi global. Sehingga lebih baik menerapkan sistem ekonomi islam dalam
kehidupan sehari-hari, karena kita akan lebih diuntungkan baik sebagai produsen,
distributor maupun konsumen.

B.     Rumusan Masalah


Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana system ekonomi dalam islam ?
2.      Bagaimana sejarah akuntansi syariah ?

Anda mungkin juga menyukai