Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEMBOLOS SEKOLAH
BAB I

PENDAHULUANI

1.1 Latar Belakang Masalah

Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yangmenyimpang dari atur
an sekolah. Kenakalan siswa banyak ma amnya. Salahsatunya ialah membolos atau
masuk tidak teratur. Membolos disebut kenakalanremaja karena membolos sudah
merupakan perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah.

Kata “BOLOS” sangat populer dikalangan pelajar atau siswa baik disekolah dasar
atau di tingkat menengah. dari beberapa survey, jumlah siswa yang membolos pada
jam efekti sekolah hanya sedikit dibandingkan dari jumlah siswa yang tidak membolos,
terlepas sekecil apapun dari jumlah tersebut harus
menjadi perhatian bagi institusi yang bernama sekolah, karena apabila disikapi denganc
uek bebek, tidak tertutup kemungkinanyang kecil akan menjadi besar dan menjelma
menjadi bola salju liar yang akan terus menggelinding hingga jumlah siswa yang
membolos sekolah akan terus meningkat.

perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak
pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal itu
disebabkan kerena perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu.tindakan
membolos dikedepankan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami
oleh banyak siswa terhadap kurikulum sekolah. Buntutnya memangakan menjadi
fenomena yang jelas-jelas akan mencoreng lembaga persekolahan itu sendiri. tidak
hanya di kota-kota besar saja siswa yang terlihat sering
membolos,bahkan sekolah yang letaknya di daerah-daerah pun prilaku membolos
sudah menjadi kegemaran.

Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah-sekolah tertentu saja
tetapi banyak sekolah mengalami hal yang sama. hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
internal dan faktor-faktor eksternal dari anak itu sendiri.faktor eksternal yang kadang
kala menjadikan alasan membolos adalah mata pelajaran yang tidak diminati atau
tidak disenangi. .tentu saja sistem pendidikan yang ketat tanpa diimbangi dengan pola
pengajaran yang sifatnya menyejukkan

membuat anak tidak lagi betah di sekolah. Mereka yang tidak tahan itulah yang
kemudian mencari pelarian dengan membolos, walaupun secara tidak langsung hal
seperti ini sebenarnya bukan merupakan suatu jawaban yang baik. hal ini dapat
dibuktikan bahwa siswa yang suka membolos seringkali menjadi ikut serta terlibat pada
hal-hal yang cenderung merugikan.

Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari
berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah,melainkan
juga perhatian yang berasal dari orang tua teman maupun
pemerintah.perilaku membolos sangat merugikan dan bahkan bisa saja menjadi sumbe
r masalah baru. apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang bertanggung
jawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri
melainkan dari pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua di sekolah juga aka
n ikut

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas" rumusan masalah yang akan dibahasdalam


makalah ini ialah 1.apa pengertian dari membolos ?

2.apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa membolos ?.

3.apa akibat yang akan ditimbulkan oleh siswa yang suka membolos?

4.bagaimana mangatasi siswa yang suka membolos?


1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan di atas" maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1.ntuk menjelaskan pengertian dari membolos.

2.ntuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa membolos.

3.untuk mengetahui dampak atau akibat yang akan ditimbulkan pada sisw ayang suka
membolos.

4.ntuk mengetahui bagaimana mengatasi siswa yang suka membolos.

5.ntuk menyelesaikan tugas mata kuliah profesi pendidikan.

I.4 Manfaat Penulisan

1. Pemahaman Mendalam: Menulis makalah memerlukan penelitian dan


pemahaman mendalam tentang topik yang dibahas. Ini akan memberikan
penulis pemahaman yang lebih baik tentang fenomena bolos sekolah,
penyebabnya, dampaknya, dan solusinya.

2. Pengembangan Kemampuan Penulisan: Proses menulis makalah


memungkinkan penulis untuk mengembangkan keterampilan penulisan,
termasuk cara menyusun argumen yang kuat, mengatur informasi dengan baik,
dan mengungkapkan ide dengan jelas dan sistematis.

3. Peningkatan Pengetahuan: Selain memahami topik yang diteliti, penulis juga


akan memperluas pengetahuannya tentang pendidikan, masalah sosial, dan isu-
isu yang relevan dengan bolos sekolah.

4. Pengambilan Sikap: Melalui penelitian dan analisis yang dilakukan dalam


makalah, penulis dapat mengembangkan pandangan yang lebih baik tentang
masalah bolos sekolah dan mungkin merasa lebih termotivasi untuk mendukung
solusi-solusi yang ada.
5. Pemberian Informasi: Makalah ini dapat berfungsi sebagai sumber informasi
yang berharga bagi pembaca yang ingin memahami masalah bolos sekolah, baik
itu guru, orang tua, atau mahasiswa. Ini dapat membantu meningkatkan
kesadaran tentang masalah ini dan mendorong upaya lebih lanjut untuk
mengatasi bolos sekolah.

6. Kontribusi pada Perubahan Sosial: Dengan menyoroti masalah bolos sekolah,


makalah ini dapat memainkan peran dalam mendorong perubahan sosial yang
lebih baik. Dengan mengidentifikasi penyebab dan solusi, makalah ini dapat
memberikan panduan bagi individu dan lembaga untuk mengambil tindakan yang
efektif.

7. Meningkatkan Pendidikan: Membahas masalah bolos sekolah dalam makalah


dapat membantu mempromosikan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Hal
ini dapat memotivasi individu dan lembaga untuk berinvestasi dalam upaya
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan.

8. Pengembangan Keterampilan Penelitian: Menulis makalah memungkinkan


penulis untuk mengembangkan keterampilan penelitian yang berharga, seperti
mencari sumber-sumber yang relevan, mengevaluasi informasi, dan merinci
temuan dengan tepat.

9. Pengaruh Positif pada Komunitas: Makalah ini dapat memiliki pengaruh positif
pada komunitas, terutama jika solusi-solusi yang diusulkan diterapkan. Hal ini
dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik bagi siswa
di seluruh dunia.

10. Peningkatan Kesadaran Diri: Penulis makalah dapat mendapatkan


pemahaman yang lebih baik tentang peran mereka dalam masyarakat dan
pendidikan. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk berkontribusi lebih aktif
dalam upaya memecahkan masalah sosial seperti bolos sekolah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Definisi Bolos Sekolah

Bolos sekolah adalah perilaku ketidakhadiran siswa di sekolah tanpa izin atau alasan
yang sah. Fenomena ini dapat mencakup satu atau beberapa kali absen dari sekolah.
Dalam banyak kasus, bolos sekolah terjadi tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari
orang tua atau wali siswa.

2.2 Penyebab Bolos Sekolah

Bolos sekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

1. Ketidakminatan dalam Belajar: Siswa yang merasa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau merasa bosan di sekolah lebih cenderung untuk bolos.

2. Masalah Pribadi: Konflik dengan teman sekelas, guru, atau masalah keluarga
dapat menjadi pemicu bolos sekolah. Siswa mungkin merasa tidak nyaman atau
stres di sekolah dan memilih untuk tidak pergi.

3. Tidak Ada Dukungan Keluarga: Kurangnya dukungan keluarga terhadap


pendidikan dapat menjadi faktor penyebab bolos sekolah. Siswa yang tidak
merasa didukung oleh orang tua atau wali mereka cenderung kurang termotivasi
untuk pergi ke sekolah.

4. Teman Sebaya yang Negatif: Seringkali, tekanan dari teman sebaya yang
memiliki perilaku negatif dapat mendorong siswa untuk bolos sekolah.

2.3 Dampak Bolos Sekolah

Bolos sekolah memiliki dampak yang signifikan, termasuk:

1. Rendahnya Prestasi Akademik: Bolos sekolah dapat menyebabkan penurunan


prestasi akademik siswa. Ketidakhadiran berulang kali dapat menyebabkan
siswa tertinggal dalam pembelajaran.
2. Peluang Pekerjaan Terbatas: Siswa yang sering bolos sekolah dapat
menghadapi peluang pekerjaan yang terbatas di masa depan. Banyak pekerjaan
memerlukan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan ketidakhadiran di sekolah
dapat menghambat kemampuan siswa untuk mencapai tingkat pendidikan yang
diperlukan.

3. Gangguan Sosial dan Emosional: Bolos sekolah juga dapat menyebabkan


gangguan sosial dan emosional pada siswa. Mereka mungkin merasa terisolasi
dari teman sebaya mereka dan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi karena
kesulitan mengejar ketinggalan dalam pelajaran.

2.4 Upaya Mengatasi Bolos Sekolah

Untuk mengatasi masalah bolos sekolah, berbagai upaya dapat dilakukan:

1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Meningkatkan kualitas pembelajaran di


sekolah dapat membantu mengurangi tingkat bolos sekolah. Guru dan lembaga
pendidikan harus berupaya untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan
relevan bagi siswa.

2. Dukungan Emosional: Penting bagi sekolah dan keluarga untuk memberikan


dukungan emosional kepada siswa. Ini melibatkan mendengarkan masalah dan
kekhawatiran mereka serta memberikan bantuan jika diperlukan.

3. Sanksi dan Konsekuensi: Sanksi yang sesuai harus diberlakukan untuk siswa
yang bolos sekolah secara terus-menerus. Ini dapat mencakup pelajaran
tambahan, konseling, atau tindakan disiplin lainnya.

2.5 Evaluasi dan Solusi

Pengatasi bolos sekolah memerlukan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan siswa.
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang efektif dapat membantu
meningkatkan partisipasi siswa dalam pendidikan dan memberikan kesempatan yang
lebih baik bagi mereka untuk meraih keberhasilan dalam pendidikan mereka.
2.6. Pengertian Bolos Sekolah

Bolos sekolah, yang juga dikenal sebagai "cabut sekolah" atau "absen tanpa izin,"
merujuk pada tindakan ketidakhadiran siswa di sekolah tanpa izin atau alasan yang
sah. Fenomena ini terjadi ketika siswa sengaja memilih untuk tidak menghadiri sekolah,
baik sebagian waktu atau secara teratur, tanpa alasan yang diterima oleh sekolah atau
orang tua. Bolos sekolah dapat mencakup berbagai tingkat ketidakhadiran, mulai dari
satu hari hingga absen berulang dalam periode waktu yang panjang.

Perilaku bolos sekolah dapat memiliki berbagai alasan, termasuk ketidakminatan dalam
pelajaran, masalah pribadi, pengaruh teman sebaya, atau ketidakstabilan dalam
lingkungan keluarga. Bolos sekolah tidak hanya merupakan pelanggaran aturan
sekolah, tetapi juga masalah serius dalam pendidikan, karena dapat berdampak negatif
pada prestasi akademik, perkembangan sosial, dan masa depan siswa.

2.7. Faktor-faktor Penyebab Siswa MemBolos Sekolah

penyebab siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Beberapa factor-


faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadidua faktor, yakni
internal faktor dan eksternal. faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa bisa berupa karakter siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya
dijadikan tempat mangkal dari rutinita - rutinitas yang membosankan di rumah.

Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya
kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa,guru yang tidak
professional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan

perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat
sehingga mempengaruhi proses belajar di sekolah. Selain faktor internal dan faktor
eksternal yang telah dikemukakan di atas"
faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja juga dapatdikelo
mpokkan sebagai berikut.

a. Ketidakminatan dalam Pelajaran: Salah satu faktor utama yang mendorong


siswa untuk membolos sekolah adalah kurangnya minat dalam pelajaran yang
diajarkan di sekolah. Ketika siswa merasa tidak tertarik atau merasa bosan
dengan materi pelajaran, mereka cenderung kehilangan motivasi untuk hadir di
kelas.

b. Masalah Pribadi: Masalah pribadi seperti konflik dengan teman sekelas, guru,
atau masalah keluarga dapat menjadi pemicu bolos sekolah. Siswa yang
mengalami konflik sosial atau masalah emosional mungkin merasa tidak nyaman
atau stres di lingkungan sekolah, sehingga memilih untuk tidak pergi.

c. Kesehatan Fisik atau Mental: Kesehatan fisik yang buruk atau masalah
kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan atau depresi, dapat menjadi
alasan siswa membolos sekolah. Siswa yang mengalami gangguan kesehatan
ini mungkin tidak mampu menghadiri sekolah secara teratur.

d. Pengaruh Teman Sebaya: Teman sebaya memiliki peran yang signifikan dalam
keputusan siswa untuk membolos sekolah. Pengaruh teman-teman yang
memiliki perilaku negatif atau membolos dapat mendorong siswa untuk mengikuti
pola yang sama.

e. Ketidakstabilan Keluarga: Masalah dalam keluarga seperti perceraian,


perpindahan rumah, atau masalah keuangan dapat mengganggu kehadiran
siswa di sekolah. Ketidakstabilan dalam lingkungan rumah dapat menciptakan
tekanan tambahan yang mengarahkan siswa untuk membolos.

f. Kurangnya Dukungan Keluarga: Kurangnya dukungan atau perhatian dari


orang tua atau wali siswa terhadap pendidikan mereka dapat menjadi faktor
penyebab bolos sekolah. Ketika siswa tidak merasa didukung atau diberi
dorongan positif dari keluarga mereka, mereka cenderung kurang termotivasi
untuk hadir di sekolah.
g. Ketidaksesuaian Metode Pembelajaran: Metode pembelajaran yang kurang
sesuai dengan gaya belajar siswa atau kurang menarik dapat menyebabkan
ketidakminatan mereka untuk hadir di sekolah. Siswa yang merasa bahwa
pembelajaran tidak relevan bagi kehidupan mereka mungkin lebih cenderung
membolos.

h. Tantangan Sosial Lainnya: Faktor-faktor sosial seperti tekanan dari geng atau
pengaruh buruk dari lingkungan sekitar juga dapat mendorong siswa untuk
membolos sekolah.

2.8 Akibat dari Perilaku Membolos Sekolah

a. Penurunan Prestasi Akademik: Salah satu akibat yang paling jelas dari
membolos sekolah adalah penurunan prestasi akademik. Siswa yang sering
membolos memiliki kesempatan lebih sedikit untuk mengikuti pelajaran dan
mengejar ketinggalan dalam materi pelajaran. Hal ini dapat mengakibatkan nilai
yang rendah dan kesulitan dalam memahami konsep-konsep penting.

b. Pembatasan Peluang Pekerjaan: Tingkat pendidikan yang lebih tinggi


seringkali diperlukan untuk pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan lebih
tinggi. Siswa yang sering membolos sekolah dapat menghadapi peluang
pekerjaan yang terbatas di masa depan karena kurangnya kualifikasi pendidikan.

c. Gangguan Sosial dan Emosional: Perilaku membolos sekolah dapat


mengisolasi siswa dari teman sebaya dan membuat mereka merasa
terpinggirkan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan sosial dan emosional,
termasuk perasaan kesepian, kecemasan, depresi, dan penurunan harga diri.

d. Pelanggaran Peraturan Sekolah: Membolos sekolah adalah pelanggaran


aturan sekolah yang serius, dan siswa yang terus-menerus membolos dapat
menghadapi konsekuensi disiplin, seperti hukuman atau sanksi administratif.
e. Kurangnya Keterampilan Hidup: Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan
akademik, tetapi juga tentang pengembangan keterampilan hidup yang penting.
Siswa yang sering membolos sekolah mungkin kehilangan kesempatan untuk
belajar keterampilan-keterampilan ini, seperti keterampilan komunikasi, kerja
sama, dan manajemen waktu.

f. Potensi Terhambat: Membolos sekolah dapat menghambat potensi siswa untuk


mencapai impian mereka dan mencapai tujuan hidup mereka. Ini dapat
mengakibatkan pengecualian dari kesempatan pendidikan yang dapat merugikan
masa depan mereka.

g. Peningkatan Kemungkinan Terlibat dalam Kriminalitas: Siswa yang


membolos sekolah mungkin lebih rentan terhadap pengaruh negatif dan tekanan
dari lingkungan di luar sekolah. Hal ini dapat meningkatkan risiko terlibat dalam
perilaku kriminal atau berbahaya.

h. Beban Finansial dan Sosial pada Keluarga: Keluarga siswa yang membolos
sekolah mungkin menghadapi beban finansial akibat biaya tambahan yang
terkait dengan pemenuhan pendidikan alternatif, seperti guru privat atau program
pemulihan akademik. Selain itu, mereka mungkin merasa khawatir dan stres
karena perilaku membolos anak mereka.

2.9 Peran dan fungsi Bimbingan konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang
suka Membolos

a. Mengidentifikasi Siswa yang Rentan MemBolos: BK dapat membantu dalam


mengidentifikasi siswa yang rentan atau yang telah memulai perilaku membolos.
Dengan melakukan penilaian dan pemantauan secara rutin, BK dapat
mendeteksi masalah ini lebih awal dan melakukan intervensi yang tepat.

b. Konseling Individual: BK dapat memberikan konseling individual kepada siswa


yang membolos untuk mengeksplorasi penyebab dan faktor pemicu perilaku
tersebut. Melalui konseling, siswa dapat merasa didengar dan mendapatkan
dukungan emosional untuk mengatasi masalah mereka.

c. Pembinaan Perilaku Positif: BK dapat membantu siswa mengembangkan


perilaku positif dan alternatif yang dapat menggantikan perilaku membolos. Ini
dapat mencakup pembinaan dalam mengelola stres, konflik, atau masalah
pribadi yang mungkin menjadi pemicu bolos.

d. Pengembangan Rencana Tindakan: BK dapat membantu siswa dan keluarga


dalam merencanakan tindakan konkret untuk mengatasi bolos sekolah. Ini bisa
termasuk mengidentifikasi sumber daya pendukung, mengatur tujuan
pendidikan, dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kehadiran.

e. Kolaborasi dengan Orang Tua: BK dapat berkolaborasi dengan orang tua atau
wali siswa untuk memahami konteks keluarga yang mungkin berkontribusi pada
perilaku membolos. Ini dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang
lebih mendukung di rumah.

f. Pemberian Informasi dan Edukasi: BK dapat memberikan informasi kepada


siswa dan orang tua tentang konsekuensi dari membolos sekolah, termasuk
dampak jangka panjang pada pendidikan dan masa depan siswa. Edukasi ini
dapat membantu memotivasi siswa untuk menghadiri sekolah secara teratur.

g. Konseling Kelompok: Selain konseling individual, BK dapat memfasilitasi sesi


konseling kelompok di mana siswa dapat berbagi pengalaman mereka tentang
bolos sekolah. Ini dapat mempromosikan dukungan antar-siswa dan
memungkinkan mereka belajar dari pengalaman satu sama lain.

h. Menghubungkan dengan Sumber Daya Eksternal: BK dapat membantu


menghubungkan siswa dan keluarga dengan sumber daya eksternal, seperti
lembaga kesehatan mental, lembaga sosial, atau program rehabilitasi, jika
diperlukan untuk penanganan masalah yang lebih kompleks.
i. Pemantauan dan Evaluasi: BK dapat melakukan pemantauan dan evaluasi
berkala terhadap kemajuan siswa yang menghadapi masalah bolos sekolah. Hal
ini memungkinkan penyesuaian rencana intervensi jika diperlukan.

2.9.1 Tindakan yang dapat dilakukan

1. Pencegahan:

 Mendukung program pencegahan bolos sekolah di sekolah-sekolah.

 Menerapkan kebijakan kehadiran yang ketat.

 Melibatkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menarik dan


relevan.

2. Konseling dan Bimbingan:

 Memberikan konseling individu dan kelompok kepada siswa yang


membolos.

 Menciptakan lingkungan yang mendukung di kantor BK untuk siswa yang


memerlukan dukungan emosional.

 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental untuk penanganan masalah


yang lebih serius.

3. Kerja Sama dengan Orang Tua:

 Melibatkan orang tua dalam pemantauan kehadiran siswa.

 Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk memahami penyebab


bolos sekolah dan mengembangkan solusi bersama.

4. Pengembangan Program Pendidikan yang Relevan:

 Mengintegrasikan metode pembelajaran yang lebih menarik dan relevan


dalam kurikulum.
 Memotivasi siswa dengan mengkaitkan pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari dan tujuan masa depan.

5. Sanksi dan Konsekuensi yang Konsisten:

 Menegakkan sanksi dan konsekuensi yang konsisten terhadap siswa


yang membolos.

 Memberikan peraturan yang jelas dan transparan mengenai konsekuensi


dari bolos sekolah.

6. Pemantauan dan Evaluasi Terus-menerus:

 Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kehadiran siswa dan


mengidentifikasi tren bolos sekolah.

 Mengevaluasi efektivitas program-program pencegahan dan


penanggulangan bolos sekolah.

7. Kolaborasi dengan Lembaga Eksternal:

 Berkolaborasi dengan lembaga eksternal seperti pusat kesehatan mental,


lembaga sosial, atau lembaga rehabilitasi jika diperlukan untuk
penanganan kasus yang kompleks.

8. Pemberian Edukasi kepada Siswa dan Orang Tua:

 Memberikan edukasi tentang dampak jangka panjang dari bolos sekolah


kepada siswa dan orang tua.

 Menyediakan informasi mengenai pentingnya pendidikan dalam mencapai


tujuan masa depan.

9. Penyediaan Dukungan Sosial:

 Membangun jaringan dukungan sosial di sekolah untuk siswa yang


memerlukan bantuan dalam mengatasi masalah pribadi atau emosional
yang mungkin memicu bolos sekolah.
10. Pengembangan Rencana Individu:

 Mengembangkan rencana individu untuk siswa yang sering membolos,


yang mencakup tujuan pendidikan, strategi untuk meningkatkan
kehadiran, dan dukungan yang diperlukan

SOLUSI

1. Penguatan Program Pendidikan: Memperkuat program pendidikan dengan


menghadirkan metode pembelajaran yang lebih menarik dan relevan. Ini dapat
mencakup penggunaan teknologi, pengajaran berbasis proyek, atau pelibatan
siswa dalam aktivitas pembelajaran yang praktis.

2. Pengembangan Kurikulum yang Relevan: Mengembangkan kurikulum yang


lebih relevan dengan mengintegrasikan materi yang terkait dengan kehidupan
sehari-hari siswa dan tujuan masa depan mereka. Ini dapat membantu siswa
melihat nilai pendidikan dalam kehidupan mereka.

3. Promosi Kehadiran Siswa: Mengadakan kampanye dan program promosi


kehadiran siswa yang positif. Ini dapat mencakup penghargaan untuk siswa yang
hadir secara teratur atau pengakuan khusus untuk kehadiran yang baik.

4. Konseling dan Bimbingan yang Tepat: Menyediakan konseling dan bimbingan


yang tepat untuk siswa yang membolos sekolah. Konselor dapat membantu
siswa mengidentifikasi penyebab bolos sekolah dan mengembangkan strategi
untuk mengatasi masalah tersebut.

5. Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam upaya mengatasi
bolos sekolah. Sekolah dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk
membahas masalah kehadiran siswa dan menciptakan rencana bersama.

6. Implementasi Kebijakan Kehadiran: Menerapkan kebijakan kehadiran yang


ketat dan konsekuensi yang konsisten terhadap siswa yang membolos.
Kebijakan ini harus jelas, diterapkan secara adil, dan diberlakukan secara
konsisten.
7. Peningkatan Kesadaran Dampak Bolos Sekolah: Mengedukasi siswa, orang
tua, dan masyarakat tentang dampak jangka panjang dari bolos sekolah
terhadap masa depan siswa. Informasi ini dapat membantu meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kehadiran di sekolah.

8. Pengembangan Rencana Individu: Mengembangkan rencana individu untuk


siswa yang membolos, yang mencakup tujuan pendidikan, strategi untuk
meningkatkan kehadiran, dan dukungan yang diperlukan.

9. Pelatihan untuk Guru dan Staf Sekolah: Memberikan pelatihan kepada guru
dan staf sekolah dalam mengidentifikasi siswa yang berisiko membolos sekolah
dan cara mendukung mereka.

10. Evaluasi dan Pemantauan Terus-menerus: Melakukan evaluasi dan


pemantauan terus-menerus terhadap efektivitas langkah-langkah yang diambil
dalam mengatasi bolos sekolah dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bolos sekolah adalah masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang
pada pendidikan dan masa depan siswa. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja
sama antara sekolah, keluarga, dan siswa untuk mencari solusi yang efektif.
Peningkatan kualitas pembelajaran, dukungan emosional, dan penerapan sanksi yang
tepat dapat membantu mengurangi insiden bolos sekolah dan memberikan kesempatan
yang lebih baik bagi siswa untuk meraih keberhasilan dalam pendidikan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

1.http//enisuryanitas3.blogspot.com/2012/50/kajian-bimbingan-konseling.html

2. Sumber : http://depdiknas.go.id, Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi


36. Diunggah tanggal 4 Juni 2012

3. http://www.teacheracim.blogspot.com/ diunggah tanggal 5 juni 2012

Anda mungkin juga menyukai