MEMBOLOS SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUANI
Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yangmenyimpang dari atur
an sekolah. Kenakalan siswa banyak ma amnya. Salahsatunya ialah membolos atau
masuk tidak teratur. Membolos disebut kenakalanremaja karena membolos sudah
merupakan perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah.
Kata “BOLOS” sangat populer dikalangan pelajar atau siswa baik disekolah dasar
atau di tingkat menengah. dari beberapa survey, jumlah siswa yang membolos pada
jam efekti sekolah hanya sedikit dibandingkan dari jumlah siswa yang tidak membolos,
terlepas sekecil apapun dari jumlah tersebut harus
menjadi perhatian bagi institusi yang bernama sekolah, karena apabila disikapi denganc
uek bebek, tidak tertutup kemungkinanyang kecil akan menjadi besar dan menjelma
menjadi bola salju liar yang akan terus menggelinding hingga jumlah siswa yang
membolos sekolah akan terus meningkat.
perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak
pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal itu
disebabkan kerena perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu.tindakan
membolos dikedepankan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami
oleh banyak siswa terhadap kurikulum sekolah. Buntutnya memangakan menjadi
fenomena yang jelas-jelas akan mencoreng lembaga persekolahan itu sendiri. tidak
hanya di kota-kota besar saja siswa yang terlihat sering
membolos,bahkan sekolah yang letaknya di daerah-daerah pun prilaku membolos
sudah menjadi kegemaran.
Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah-sekolah tertentu saja
tetapi banyak sekolah mengalami hal yang sama. hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
internal dan faktor-faktor eksternal dari anak itu sendiri.faktor eksternal yang kadang
kala menjadikan alasan membolos adalah mata pelajaran yang tidak diminati atau
tidak disenangi. .tentu saja sistem pendidikan yang ketat tanpa diimbangi dengan pola
pengajaran yang sifatnya menyejukkan
membuat anak tidak lagi betah di sekolah. Mereka yang tidak tahan itulah yang
kemudian mencari pelarian dengan membolos, walaupun secara tidak langsung hal
seperti ini sebenarnya bukan merupakan suatu jawaban yang baik. hal ini dapat
dibuktikan bahwa siswa yang suka membolos seringkali menjadi ikut serta terlibat pada
hal-hal yang cenderung merugikan.
Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari
berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah,melainkan
juga perhatian yang berasal dari orang tua teman maupun
pemerintah.perilaku membolos sangat merugikan dan bahkan bisa saja menjadi sumbe
r masalah baru. apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang bertanggung
jawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri
melainkan dari pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua di sekolah juga aka
n ikut
3.apa akibat yang akan ditimbulkan oleh siswa yang suka membolos?
Berdasarkan permasalahan di atas" maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
2.ntuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa membolos.
3.untuk mengetahui dampak atau akibat yang akan ditimbulkan pada sisw ayang suka
membolos.
9. Pengaruh Positif pada Komunitas: Makalah ini dapat memiliki pengaruh positif
pada komunitas, terutama jika solusi-solusi yang diusulkan diterapkan. Hal ini
dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik bagi siswa
di seluruh dunia.
PEMBAHASAN
Bolos sekolah adalah perilaku ketidakhadiran siswa di sekolah tanpa izin atau alasan
yang sah. Fenomena ini dapat mencakup satu atau beberapa kali absen dari sekolah.
Dalam banyak kasus, bolos sekolah terjadi tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari
orang tua atau wali siswa.
1. Ketidakminatan dalam Belajar: Siswa yang merasa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau merasa bosan di sekolah lebih cenderung untuk bolos.
2. Masalah Pribadi: Konflik dengan teman sekelas, guru, atau masalah keluarga
dapat menjadi pemicu bolos sekolah. Siswa mungkin merasa tidak nyaman atau
stres di sekolah dan memilih untuk tidak pergi.
4. Teman Sebaya yang Negatif: Seringkali, tekanan dari teman sebaya yang
memiliki perilaku negatif dapat mendorong siswa untuk bolos sekolah.
3. Sanksi dan Konsekuensi: Sanksi yang sesuai harus diberlakukan untuk siswa
yang bolos sekolah secara terus-menerus. Ini dapat mencakup pelajaran
tambahan, konseling, atau tindakan disiplin lainnya.
Pengatasi bolos sekolah memerlukan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan siswa.
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang efektif dapat membantu
meningkatkan partisipasi siswa dalam pendidikan dan memberikan kesempatan yang
lebih baik bagi mereka untuk meraih keberhasilan dalam pendidikan mereka.
2.6. Pengertian Bolos Sekolah
Bolos sekolah, yang juga dikenal sebagai "cabut sekolah" atau "absen tanpa izin,"
merujuk pada tindakan ketidakhadiran siswa di sekolah tanpa izin atau alasan yang
sah. Fenomena ini terjadi ketika siswa sengaja memilih untuk tidak menghadiri sekolah,
baik sebagian waktu atau secara teratur, tanpa alasan yang diterima oleh sekolah atau
orang tua. Bolos sekolah dapat mencakup berbagai tingkat ketidakhadiran, mulai dari
satu hari hingga absen berulang dalam periode waktu yang panjang.
Perilaku bolos sekolah dapat memiliki berbagai alasan, termasuk ketidakminatan dalam
pelajaran, masalah pribadi, pengaruh teman sebaya, atau ketidakstabilan dalam
lingkungan keluarga. Bolos sekolah tidak hanya merupakan pelanggaran aturan
sekolah, tetapi juga masalah serius dalam pendidikan, karena dapat berdampak negatif
pada prestasi akademik, perkembangan sosial, dan masa depan siswa.
Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya
kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa,guru yang tidak
professional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan
perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat
sehingga mempengaruhi proses belajar di sekolah. Selain faktor internal dan faktor
eksternal yang telah dikemukakan di atas"
faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja juga dapatdikelo
mpokkan sebagai berikut.
b. Masalah Pribadi: Masalah pribadi seperti konflik dengan teman sekelas, guru,
atau masalah keluarga dapat menjadi pemicu bolos sekolah. Siswa yang
mengalami konflik sosial atau masalah emosional mungkin merasa tidak nyaman
atau stres di lingkungan sekolah, sehingga memilih untuk tidak pergi.
c. Kesehatan Fisik atau Mental: Kesehatan fisik yang buruk atau masalah
kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan atau depresi, dapat menjadi
alasan siswa membolos sekolah. Siswa yang mengalami gangguan kesehatan
ini mungkin tidak mampu menghadiri sekolah secara teratur.
d. Pengaruh Teman Sebaya: Teman sebaya memiliki peran yang signifikan dalam
keputusan siswa untuk membolos sekolah. Pengaruh teman-teman yang
memiliki perilaku negatif atau membolos dapat mendorong siswa untuk mengikuti
pola yang sama.
h. Tantangan Sosial Lainnya: Faktor-faktor sosial seperti tekanan dari geng atau
pengaruh buruk dari lingkungan sekitar juga dapat mendorong siswa untuk
membolos sekolah.
a. Penurunan Prestasi Akademik: Salah satu akibat yang paling jelas dari
membolos sekolah adalah penurunan prestasi akademik. Siswa yang sering
membolos memiliki kesempatan lebih sedikit untuk mengikuti pelajaran dan
mengejar ketinggalan dalam materi pelajaran. Hal ini dapat mengakibatkan nilai
yang rendah dan kesulitan dalam memahami konsep-konsep penting.
h. Beban Finansial dan Sosial pada Keluarga: Keluarga siswa yang membolos
sekolah mungkin menghadapi beban finansial akibat biaya tambahan yang
terkait dengan pemenuhan pendidikan alternatif, seperti guru privat atau program
pemulihan akademik. Selain itu, mereka mungkin merasa khawatir dan stres
karena perilaku membolos anak mereka.
2.9 Peran dan fungsi Bimbingan konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang
suka Membolos
e. Kolaborasi dengan Orang Tua: BK dapat berkolaborasi dengan orang tua atau
wali siswa untuk memahami konteks keluarga yang mungkin berkontribusi pada
perilaku membolos. Ini dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang
lebih mendukung di rumah.
1. Pencegahan:
SOLUSI
5. Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam upaya mengatasi
bolos sekolah. Sekolah dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk
membahas masalah kehadiran siswa dan menciptakan rencana bersama.
9. Pelatihan untuk Guru dan Staf Sekolah: Memberikan pelatihan kepada guru
dan staf sekolah dalam mengidentifikasi siswa yang berisiko membolos sekolah
dan cara mendukung mereka.
PENUTUP
Kesimpulan
Bolos sekolah adalah masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang
pada pendidikan dan masa depan siswa. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja
sama antara sekolah, keluarga, dan siswa untuk mencari solusi yang efektif.
Peningkatan kualitas pembelajaran, dukungan emosional, dan penerapan sanksi yang
tepat dapat membantu mengurangi insiden bolos sekolah dan memberikan kesempatan
yang lebih baik bagi siswa untuk meraih keberhasilan dalam pendidikan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1.http//enisuryanitas3.blogspot.com/2012/50/kajian-bimbingan-konseling.html