Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

“PSIKOLOGI KONSELING KELUARGA”

TANTANGAN KELUARGA DIERA GLOBALISASI

“ Pentingnya Kesadaran Diri, Keluarga bisa hancur jika Dampak Negatif


Globalisasi Sebagai Pengatur”

DOSEN PENGAMPU:

Siti Amanah, S.Pd., M.Pd

Duti Volya, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Santika Dwi Putri

(A1E118035)

BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
“ Pentingnya Kesadaran Diri, Keluarga bisa hancur

Jika Dampak Negatif Globalisasi sebagai Pengatur”

Oleh : Santika Dwi Putri

Era globalisasi dengan kecanggihan teknologi menjadikan dunia ini terasa


sempit dengan semua kemudahan untuk mengakses segala kegiatan yang ada.
Menjadikan kita tahu bahwa semuanya akan dikerjakan dengan kemajuan teknologi ini,
waktu bergulir terasa cepat. Segala informasi baik positif ataupun negatif dapat diakses
secara mudah secara individual dari segala lapisan dan usia. Semua bisa menggunakan
alat ini. alat ini dapat menguntungkan bagi yang cerdas dalam memanfaatkan, dan dapat
merugikan bagi yang salah dalam mempergunakannya. Tetapi yang paling
memprihatinkan fasilitas ini banyak sekali yang salah dalam meenggunakan media ini,
yang dapat menimbulkan sikap dan perilaku negatif serta berdampak besar terhadap
kehidupan, terutama kehidupan keluarga, menjadi tantangan besar yang harus dihadapi
oleh setiap peran dalam keluarga.

Keluarga yang dimaksud disini adalah bagaimana kerja sama untuk benar benar
membuat keluarga bisa saling menyadari hal yang dapat membuat hubungan keluarga
menjadi tidak harmonis lagi, yang harus dipikirkan adalah kita tahu dimana batas kita
menjalankan semua peran, baik di dalam ataupun diluar keluarga yang dapat
berdampak buruk terhadap keluarga, kita harus bisa berpikir panjang bahwa dalam
keluarga kita merupakan satu kesatuan, banyak tantanggan yang harus dihadapi
pastinya, semua nya tidak semulus yang kita harapkan, kadang kadang terdapat rasa
berserah akan bertahan atau tidak nya hubungan dalam keluarga, lika liku, belokan,
tikungan, jatuh pasti ada namun, itulah yang menjadi tantangan untuk diri kita sendiri.

Jauh dari pemikiran kita sebelumnya, setiap hari kita mengahdapi tantangan,
terutama fenomena yang dapat memberi pengaruh besar bagi keluarga, yaa!! Teknologi,
besarnya pengaruh terhadap kehidupan, menjadikan kita sebagai seseorang yang harus
cerdas dalam mengatur semuanya, dari diri kita sendiri sampai keluarga. Mengelola
keluarga diera global memang penuh tantangan yang dapat menggelincirkan perjalanan
suatu keluarga, Namun dengan berpedoman pada nilai nilai agama dan norma norma
yang ada, mengelola strategi strategi baru dalam pengeloalaan keluarga dan diiringi
komitmen yang kuat, serta percaya bahwa pemegang kendali adalah diri kita sendiri,
kepasrahan kita kepada Allah, Inshaallah.. dengan genggaman tangan yang kuat,
keluarga bisa mencapai terminal Bahagia bersama..

Keluarga merupakan fondasi dasar yang berkembang dimasyarakat, dimana keluarga


merupakan unit terkecil yang ada dimasyarakat, didalam keluarga dibutuhkan
komponen didalamnya, keluarga membutuhkan perhatian yang pastinya didalam
keluarga saling melengkapi kekurangan yang ada antara anggota keluarga, keluarga
harus tinggal dalam satu atap karena yang dinamakan keluarga ialah mereka saling
berinteraksi secara intensif.

Pengertian keluarga berdasarkan asal-usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar


Dewantara (Abu&Nur, 2001: 176), bahwa keluarga berasal dari bahasa Jawa yang
terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga. Didalam bahasa Jawa kuno kawula
berarti hamba dan warga artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa keluarga
adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari kawula merasakan
sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga
merupakan bagian dari warga yang lainnya secara keseluruhan.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki


hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang
tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan
darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page
(Khairuddin, 1985: 12), yaitu:

1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2) Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang


sengaja dibentuk dan dipelihara.

3) Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.

4) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota anggota


kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-
kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.

5) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok
kelompok keluarga.

Hubungan keluarga merupakan suatu ikatan dalam keluarga yang terbentuk


melalui masyarakat. Didalam keluarga mempunyai tujuan bahwa keluarga yang
bersifat intern, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didalam keluarga, selain intern
terdapat pula tujuan ekstern dimana tujuan ini bertujuan untuk mewujudkan generasi
atau masyarakat muslim yang maju.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sudah menginjak era yang berbeda, dimana
semua nya serba teknologi, semua dipermudah karena adanya teknologi, teknologi
dapat mendekatkan yang jauh dan juga pastinya dapat menjauhkan yang dekat.

Era globalisasi yang melahirkan banyak kreasi berbagai fasilitas untuk


mempermudah memenuhi kebutuhan manusia nampaknya membawa dampak yang
cukup signifikan bagi keluarga, baik dampak positif maupun negatif yag dapat
mempengaruhi kehidupan dalam berkeluarga
Disamping dampak positif teknologi yang mempermudah segala kegiatan
masyarakat, teknologi juga dapat memberikan dampak negatif bagi kita semua,
semuanya tergantung bagaimana cara kita mengendalikan tangan dan pemikiran kita
dalam menggunakan barang canggih ini.

Kehidupan keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat tidak terlepas dari
serangan budaya global melalui media-media ini. Gaya hidup, hubungan hubungan
dalam keluarga, terlebih pola pikir masyarakat yang juga anggota keluarga sedikit
demi sedikit akan berubah mengikuti aneka kebudayaan yang masuk terlebih dari
budaya luar yang mudah sekali mempengaruhi pola pikir kita. Inilah yang menjadi
tantangan kehidupan keluarga di era globalisasi ini.

Namun dari semua tantangan, kekhawatiran yang ditimbulkan oleh teknologi


modern dalam era global, hanya orangtua yang memiliki komitmenlah yang mampu
memberi perlindungan sebagai upaya mengantisipasi dan merespon sejak dini
gejalagejala distorsi moral yang diakibatkan oleh media televisi, internet dan media-
media audio visual lainnya. Problem paling berat membangun keluarga di era global
ini adalah dalam menghadapi penyakit manusia modern.

Di era modern seperti sekarang ini tantangan dari berbagai godaan menyusup
ke dalam kehidupan rumah tangga melalui teknologi komunikasi dan informasi yang
cukup canggih. Sejak kecil, anak anak tanpa disadari telah dipengaruhi dan diracuni
otaknya dengan berbagai kebudayaan yang menyimpang dari norma-norma sosial dan
agama melalui teknologi. Hal ini menjadikan peran pendidikan dalam keluarga tidak
efektif lagi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa memang digital dapat memberikan dampak


positif yang sangat besar, untuk itulah strategi penggunaan digital yang diterapkan
orang tua sangat penting. Sebagai orang tua yang bijaksana tentu orang tua tersebut
harus bisa menyesuaikan diri dengan zaman dimana anaknya bertumbuh dan
berkembang. Namun kita juga harus mengetahui bahwa semuanya ada batasnya.
Dan yang paling penting dalam keluarga adalah sebuah hubungan yang harus
dijaga karena besarnya pengaruh dari fasilitas yang diberikan ini. Karena semuanya
dapat cepat sekali masuk ke alat genggam yang paling banyak digemari oleh banyak
orang ini, merupakan sebuah teknologi yang dapat memberikan dampak buruk untuk
keluarga, hal ini banyak sekali terjadi didalam keluarga yang dapat menghancurkan
kehidupan keluarga seperti KDRT, kurangnya perhatian sehingga membuat hubungan
suami istri menjadi tidak harmonis yang dapat menyebabkan kurangnya komunikasi
antar keluarga. Yang paling fatal dapat membuat “Perceraian” yang nantinya tidak
dapat kita pungkiri dapat berimbas pada anak.

Anak dapat merasa hancur gara gara masalah ini yang timbul dalam keluarga
yanag disebabkan oleh globalisasi yang semakin hari semakin canggih, tidak hanya
dari orang tua saja, media ini tidak pandang tua muda, hitam putih, kecil besar yang
bisa menggunakannya (HP). Bahkan pendidikan anak akan terbengkalai, anak dapat
lebih tertutup dikarenakan media ini atau malah sebaliknya. Dapat kita lihat bahwa hal
ini banyak sekali terjadi, bahkan quality time untuk keluarga pun sulit untuk di
laksanakan dengan baik, walaupun dihari libur, orang tua, anak, akan sibuk sendiri
dengan genggamannya, orang akan merasa kurang dihargai, perselingkuhan dengan
media ini sering sekali terjadi melalui media sosial, seperti facebook, instagram dan
media lainnya, mempermudah kita untuk bertemu dengan orang orang diluar. Karena
disibukan dengan media masing masing perselingkuhanpun dapat terjadi.

Banyak keluarga yang kehilangan peran anggota keluarganya, minsalnya


seperti masalah yang sering terjadi dikeluarga yang saya temui, sepupu saya merasa
kehilangan peran seorang ibu, karena apa? Majunya globalisasi saat ini, ibunya sering
tidak melasanakan tugasnya karena sibuk dengan media sosialnya, seperti memasak,
dan perhatian yang paling dibutuhkan oleh seorang anak, tidak terlaksana dengan baik,
benar!!! Semua nya terbengkalai…gara gara media ini, meracuni pikiran dan hasrat
jiwa kekeluargaannya. Semuanya nyata saya lihat sendiri. Hal ini bukan hanya
tantangan untuk suami istri saja, anak juga berperan disini untuk memperkuat tali
kekeluargaan.
Perceraian antara kedua orang tua sangat dirasakan oleh anak . mereka akan
mengalami gangguan emosional dan sosial. Setiap anak tidak dapat mengerti dan
tersinggung. Bila mendengar ayah dan ibunya tidak setia ddan bila ayahnya
menerangkan bahwa ia tidak merasa bersalah, atau ibu tidak membalas rasa sayang
ayah atau memandang rendah sang ayah.
Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh keluarga yang paling
dibutuhkan disini adalah rasa saling percaya dan keimanan yang paling kuat serta
sering mengontrol diri/ sadari bahwa hidup bukan hanya sekedar media sosial saja
yang belum pasti realita (nyata).

KESIMPULAN

Keluarga merupakan atap dan tiang yang paling kuat dan nyaman untuk
berteduh dan bersandar, kenyamanan tercipta dari masing masing hasrat anggota
keluarga untuk bahagia. keimanan, saling percaya, saling mengerti adalah hal yang
harus ada dalam keluarga yang bahagia, serta ego yang harus saling sadar bahwa
menang sendiri itu akan saling menghancurkan, semua peran itu penting, keberkahan
keluarga yang hakiki adalah keluarga yang merasa bahagia yang diselimuti oleh
keimanan dan keridhoan Allah SWT karena hidup bahagia bukan hanya didunia saja..
REFERENSI:

Abu A, Nur U.2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta ( ID): Rhineka Cipta.

Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Nurcahaya.

Maulana wahiruddin. Jurnal Al Insan, No 3, Vol 2 Tahun 2006, Lembaga

Kajian dan pengembangan : Jakarta

Solikhah, Amirtun. Tesis: Problematika dan Resiliensi Keluarga. 2016. UIN

Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Erik, Blasius. Strategi Keluarga Zaman Now dalam Menghadapi Era Digital.

2019. Artikel: Kompasiana

Anda mungkin juga menyukai