Anda di halaman 1dari 15

APR/TD/KB/2019

“STRATEGI OPTIMALISASI POTENSI

LINGKUNGAN SATUAN PAUD SEJENIS


(SPS) DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
MENYIAPKAN PESERTA DIDIK
YANG BERKARAKTER”
Disusun Oleh :
ARINA FITRIANI,S.Pd

PAUD ASH-SHULTON

Kp.Pasir Rt/Rw:001/001 Desa Ketos Kecamatan Kibin

Kabupaten Serang – Banten

2019
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “STRATEGI
OPTIMALISASI POTENSI LINGKUNGAN SATUAN PAUD SEJENIS
(SPS) DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MENYIAPKAN PESERTA
DIDIK YANG BERKARAKTER”
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang strategi pembelajaran satuan paud
sejenis dan implementasinya dalam menyiapkan peserta didik yang berkarakter.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
potensi lingkungan yang dapat membentuk karakter peserta didik .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini .

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Serang ,27 Maret 2019

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B.Tujuan ......................................................................................................................... 2
C.Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3

1. Pengertian lingkungan belajar..................................................................................... 3


2. Jenis-jenis lingkungan belajar ..................................................................................... 4
3.Perkembangan aspek keterampilan sosial .................................................................... 6
4. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas..................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................... 9

PENUTUP .......................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 9


3.2 Saran ......................................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan belajar adalah suatu proses interaksi sosial antara pendidik (guru)
dan peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran. Guru memiliki peran
yang sangat penting, bukan hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai
panutan, pemberi motivasi, penyeleksi dan pengatur sekaligus pelaku dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus membuat kelas menjadi menarik dan
menyenangkan sehingga kelas menjadi kondusif dan efesien dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Terpenuhinya fasilitas belajar seperti sarana prasarana dalam belajar dan
adanya kondisi lingkungan belajar yang baik dapat mendukung proses
pembelajaran sehingga kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien.
Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat meningkatan prestasi belajar siswa.
Telebih lagi semakindirasakan betapa pentingnya peranan fasilitas dan lingkungan
yang baik dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Namun, pentingnya keberadaan fasilitas dan lingkungan yang baik, seringkali
terabaikan. Hal ini, terbukti dengan seringnya pemberitaan baik di media cetak
maupun media elektronik mengenai potret buram pendidikan di tanah air.Dalam
pemberitaan tersebut sering kali mengeluhkan adanya bangunan sekolahyang
roboh atau rusak dan ironisnya yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah
baik pemerintah setempat maupun pemerintah pusat.
Hal tersebut tentunya akan sangat menghambat proses belajar karena
proses belajar tidak dapat berlangsung dengan baik. Jika proses belajar tidak dapat
berlangsung dengan baik dan lancar, maka tujuan dari pembelajaran juga tidak
akan dapat tercapai dengan baik. Hal ini juga akan berdampak pada prestasi siswa
yang nantinya merujuk pada kualitas lembaga sekolah dan pada akhirnya

1
pemerintah. Fasilitas dan lingkungan belajar merupakan faktor yang sama-sama
berasal dari luar diri siswa yang biasanya berpengaruh secara tidak langsung
terhadap peningkatan prestasi siswa. Akan tetapi, tidak tersedianya fasilitas dan
lingkungan belajar yang baik dapat menjadi masalah dan penghambat proses
belajar dan pencapaian prestasi belajar yang baik oleh karena terabaikan
ketersediaannya. Pencapaian prestasi belajar yang baik menunjukkan keberhasilan
dalam proses pembelajaran, begitu juga sebaliknya tidak tercapainya prestasi
belajar yang baik menunjukkan kurang berhasilnya dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan lingkungan belajar
yang baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah.
Sebab, terpenuhinya fasilitas dan lingkungan yang baik, dapat meminimalisir
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tingkat kesulitan belajar yang
rendah, menciptakan kelancaran proses belajar sehingga terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa.

B.Tujuan
1. Memenuhi fasilitas dan lingkungan belajar seperti sarana
2. Membuat kelas menjadi menarik dan menyenangkan
3. Menjadikan kelas menjadi kondusif dan efesien
4. meningkatkan prestasi belajar siswa.

C.Manfaat
Dengan pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan lingkungan belajar yang
baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah.
Sebab, terpenuhinya fasilitas dan lingkungan yang baik, dapat meminimalisir
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tingkat kesulitan belajar yang
rendah, menciptakan kelancaran proses belajar sehingga terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa.

2
Berhasil tidaknya pembelajaran didalam kelas ternyata sangat didukung
oleh faktor lingkungan. Lingkungan itu bisa berupa lingkungan dikeluarga,
masyarakat dan tentunya sekolah. Lingkungan juga mempengaruhi hubungan
sosial, belajar dan psikologis peserta didik. Untuk itu, lingkungan seharusnya juga
menjadi hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam proses belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian lingkungan belajar


Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan
sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian
yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan
lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings,
sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan
dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari
unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagailingkungan
pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisidan pengaruh dari luar
terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo,1996:74). Sedangkan lingkungan

3
pendidikan menurut Tirtarahardjadan La Sulo (1994:168) adalah latar tempat
berlangsungnya pendidikan.

Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus didalam dan diluar diri
individhu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural. Setain
(seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan
lingkungan (environment) ialah meliputi kondisi-kondisi dalam dunia ini yang
dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat
pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi
gen yang lain.
Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapatdisimpulkan
bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan
belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan
tersebut.

2. Jenis-jenis lingkungan belajar

Menurut Sertain, lingkungan dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut

a. Lingkungan alam atau luar (external or physical environment)


Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang
sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan),
tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan
sebagainya.Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis
lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan
kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan
dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih
memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih
dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk

4
mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga
dan memelihara lingkungan alam.

b. Lingkungan dalam (internal environment)

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar


atau alam. akan tetapi, makanan yang sudah dalam perut kita, kita katakan berada
antara external dan internal environment kita.

c. Lingkungan sosial atau masyarakat (social environment)


Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis
lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan
sosial.Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan
pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:

- Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
- Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan
sekolah.
- Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat
tinggal dan sekolah.
- Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat
tinggal dan sekolah.
- Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
- Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan
dan kecamatan.

5
3.Perkembangan aspek keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan
anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak
mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin
menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya
diketahui oleh teman-temannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain
sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.Anak-anak dapat
membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan
teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat
mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan
sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan
menyenangkan.

a. Pengaruh lingkungan belajar tehadap hubungan belajar


Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau
ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan
kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.Memanfaatkan
lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara
alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya
akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep
warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Dari hasil analisis data secara simultan terbukti bahwa terdapathubungan
yang substansial antara fasilitas belajar dan lingkungan belajardengan prestasi
belajar siswa. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang cukuptinggi antara
fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajarsiswa. Bila
ditinjau dari nilai signifikansinya, maka fasilitas belajar danlingkungan belajar
sama-sama memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar.Dari nilai koefisiennya
dapat dilihat bahwa fasilitas belajar dan lingkunganbelajar memiliki pengaruh
positif terhadap prestasi belajar. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa
makin baik fasilitas belajar dan lingkungan belajar

6
b. Pengaruh lingkungan belajar terhadap psikologis
Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh
anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan
rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang
terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan
memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya sebagai
bagian dari pengembangan aspek emosinya.Rasa percaya diri yang dimiliki oleh
anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman
hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.

4. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas


a. Pengertian pengelolaan kelas
Secara umum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan kelas
dibagi menjadi dua golongan. Yaitu faktor intern anak didik dan faktor ekstern
anak didik. Faktor intern berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan
perilaku. Faktor ekstern anak didik terkait dengan masalah suasana lingkungan
belajar, penempatan anak didik, pengelompokkan anak didik, jumlah anak didik
dikelas dsb (Rohani, 2004).Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu
pengelolaan dan kelas. Istilah lain dari kata yang aslinya dari bahasa inggris, yaitu
management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.
Manajement atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah
pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan (Arikunto,1990).
Menurut Hamalik (1987) kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan
kegiatan bersama yang mendapat pengajaran dari guru.

7
Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding,
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
dalam pengertian tradional ini mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk
kelompok anak didik menurut tingkat perkembangannya yang antara lain
didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. Kelas dalam arti luas
adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah,
sebagai satu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk
mencapai suatu tujuan.
Jadi dapat disimpulkan, pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan
kelas untuk kepentingan pengajaran.

b. Tujuan Pengelolaan kelas


Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum, tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat
mengembangkan disiplin diri atau pembentukan karakter pesetra didik.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar peserta
didik yang dapat membuat peserta didik merasa senang, aman, nyaman dan
termotivasi untuk belajar .
Lingkungan memiliki peran penting dalam pembelajaran. Lingkungan juga
mempengaruhi hubungan sosial peserta didik, prestasi belajar, dan psikologi. Oleh
karena itu, lingkungan yang baik akan mendukung peningkatan prestasi belajar
dan membentuk peserta didik yang berkarakter.

3.2 Saran
Lingkungan menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu
pembelajaran, oleh karena itu orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian
secara kontinu pada anak dalam belajar.Perhatian tersebut dapat dilakukan orang
tua dengan memberikan fasilitas belajar yang memadai bagi anak di rumah. Orang
tua juga perlu memotivasi anak, agar bersemangat belajar dengan dipenuhinya
segala fasilitas belajar.
Sekolah juga perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar
yang menunjang kegiatan belajar mengajar disertai dengan pengelolaan yang baik.
Selain meningkatkan fasilitas yang ada, sekolah juga perlu menciptakan
lingkungan yang nyaman dan efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Sebab,
peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar
Masyarakat diharapkan bisa bekerja sama dalam menciptakan lingkungan
yang baik atau kondusif agar pembelajaran yang telah didapat siswa dikelas dapat
iimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat juga diharapkan
mampu menjadi figur yang baik bagi pertumbuhan karakter peserta didik.

9
10

Anda mungkin juga menyukai