Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK

Oleh:
Marcella Olivia Lie
1261

Karya Tulis ini diajukan untuk memenuhi salah satu


Syarat kelulusan SMA Budi Agung
Tahun Pelajaran 2023/2024

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SEKOLAH MENENGAH ATAS BUDI AGUNG
Jl. Terusan Bandengan Utara Blok F2-12 No. 95
Telp. (021)669420, 6623678, Fax (021)662387
Jakarta Utara 14450
PERSETUJUAN

Karya tulis dengan judul:

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN


ANAK

Dibuat untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan di SMA Budi Agung, telah

Disetujui oleh pembimbing pada hari Kamis, 20 Juli 2023.

Jakarta, 20 Juli 2023

Pembimbing

Ruth Agshani, S.E.

i
PENGESAHAN

Karya tulis dengan judul:

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN

ANAK

Dibuat untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan di SMA Budi Agung, telah

disidangkan didepan tim penguji dalam ujian karya tulis pada hari Jumat, 5 Januari

2024.

Jakarta, 5 Januari 2024

Penguji I Penguji II

Denny Hartanto, S.Si. Lestari Romentya Sitorus, S.Pd.

Mengetahui,
Kepala SMA Budi Agung

Kristin, S.E.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak”

sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Kelancaran selama proses penyusunan karya tulis ini tentu tidak lepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kristin, S.E., selaku kepala SMA Budi Agung yang telah memberikan

persetujuan sehingga karya tulis ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

2. Pinondang Siagian, S.T., selaku wakil kepala SMA Budi Agung yang selalu

memotivasi penulis agar penulis dapat menyelesaikan karya tulis.

3. Rejeki Penatarina Rehulina Tarigan M.Pd., selaku Ketua Panitia Penyusunan

Karya Tulis sekaligus guru Bahasa Indonesia yang telah mendukung dan

membantu penulis selama proses penyusunan karya tulis.

4. Ruth Agshani, S.E., Selaku guru pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan pengarahan dan saran sehingga karya tulis ini dapat selesai

dengan baik.

5. Fharia Hasani, S.Pd., selaku wali kelas XII IPS 2 yang telah memberikan

dukungan kepada penulis selama proses penyusunan karya tulis.

6. Denny Hartanto, S.Si dan Lestari Romentya Sitorus, S.Pd., yang telah

menguji dan merevisi karya tulis ini.

iii
7. Seluruh Guru SMA Budi Agung yang telah mendidik dan mengajari kepada

penulis.

8. Kedua Orang Tua penulis yang telah memberikan dukungan dan perhatian

sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini.

9. Teman-teman yang telah memberikan banyak bantuan, kritik, dan saran saat

proses pengerjaan karya tulis ini.

Penulis mengakui bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih memerlukan berbagai perbaikan untuk menyempurnakan karya tulis ini

oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan yang

membangun dari berbagai pihak untuk meningkatkan karya tulis penulis pada

masa mendatang.

Penulis merasa bersyukur, senang, dan bangga karena sudah diberikan

kesempatan untuk membuat dan menyajikan karya tulis ini. Semoga karya tulis

ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta,13 Desember 2023

Marcella Olivia Lie

iv
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN..................................................................................................... i

PENGESAHAN ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................. 4

1.4 Tujuan .................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6

2.1 Pola Asuh Orang Tua .......................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua ............................................... 6

2.1.2 Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua ...................................... 7

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua ....... 9

2.2 Pengertian Disiplin Diri .................................................................... 10

2.2.1 Pengertian Kedisiplinan ........................................................... 11

2.2.2 Tipe-Tipe Kedisiplinan Anak Usia Dini .................................. 12

2.2.3 Tujuan Displin Diri .................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 15

3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................. 15


v
3.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 15

3.3 Bentuk Penelitian ............................................................................ 15

3.4 Jenis Data ....................................................................................... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 17

4.1 Hasil Kuesioner ................................................................................ 17

4.1.1 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap

Kedisiplinan Anak .................................................................. 18

4.1.1.1 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Otoritatif

Terhadap Kedisiplinan Anak...................................... 18

4.1.1.2 Pengaruh Pola asuh Orang Tua Yang Otoriter Terhadap

Kedisiplinan Anak ...................................................... 22

4.1.1.3 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Permisif

Terhadap Kedisiplinan Anak...................................... 24

4.1.1.4 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Neglectful

Terhadap Kedisiplinan Anak...................................... 26

4.2 Perbandingan antara Pola Asuh Orang Tua Otoritatif dibandingkan

Pola Asuh yang lainnya terhadap Kedisiplinan Anak ................... 28

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 31

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 31

5.2 Saran .................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

LAMPIRAN ......................................................................................................... 36

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak bagi kedua orang tuanya adalah harapan, cinta, dan cita- cita

mereka. Selama perkembangan anak, orang tua bertanggung jawab untuk

memberikan perawatan, kasih sayang, dan asuhan yang tepat. Oleh karena

itu orangtua harus memberikan edukasi dan pengajaran yang positif seperti

pendidikan pada anak usia dini sangat penting. Saat ini, masih banyak orang

tua tidak menyadari hal ini, bahkan ada yang tidak tahu. Mereka hanya sibuk

mengurus dirinya sendiri dan mencari nafkah, bahkan untuk anak-anaknya.

Mereka tidak peduli akan pendidikan anak-anak mereka dan membiarkan

anak-anak ini berkembang tanpa bantuan orang tua.

Setiap mendidik anak, orang tua memiliki pola pikir yang berbeda-

beda, oleh karena itu disebut sebagai pola asuh seperti otoritatif, otoriter,

permisif, dan neglectful (mengabaikan). Keluarga memiliki peran pertama

dalam mendidik anaknya. Jadi didalam keluarga, pola asuh orang tua yang

akan bertanggung jawab untuk mendidik anak dengan memberikan berbagai

stimulus sejak usia dini dan keluarga menjadi anggota awal mula mendidik

anaknya.

Pendidikan anak usia dini sangat penting untuk memberikan bekal

untuk masa depan anak. Sejak usia dini, usia antara 0-6 tahun, memiliki fitur

1
dan irama perkembangan yang berbeda sesuai dengan tahap

perkembangannya. Oleh karena itu pola asuh sangat penting dalam

perkembangan anak di usia dini. Kedisiplinan adalah kondisi yang

dihasilkan melalui bentuk yang menunjukkan nilai-nilai yang beragam

seperti ketaatan, ketertiban, kepatuhan dan keteraturan. Kedisiplinan akan

membuat anak tahu akan mandiri terhadap diri sendiri tanpa bantuan orang

tua, tidak hanya itu tetapi mengajarkan anak untuk sopan santun, mandiri

sedari kecil dan lain-lain.

Beberapa orangtua menerapkan pola asuh otoriter terhadap anaknya,

pola asuh yang memiliki kontrol sangat tinggi terhadap anak, sedangkan

tingkat responsifnya cukup rendah. Seperti kasus sedari kecil seorang ibu

selalu menuntut anaknya atas kemauan ibunya tanpa mendengarkan keluhan

anaknya, bahkan sering kali melakukan kekerasan apabila tidak menuruti

kemauannya. Dampak terhadap anaknya adalah tidak bisa mengambil

keputusan sendiri, anak tidak memiliki privasi dan juga tidak memiliki

kepercayaan diri bahkan bisa tertekan akan perbuatan yang dilakukan

terhadap orang tua.

Beberapa orang juga ada yang menerapkan pola asuh permisif yang

mengasuh anak dengan cara membebaskan, memberikan keterbukaan, dan

mengizinkan ia untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan.

Contohnya seperti kasus Mario Dandy yang melakukan kekerasan terhadap

korban bernama David. Dampak dari pola asuh permisif ini menyebabkan

anak menjadi kurangnya kontrol diri, kesulitan mengelola emosi, dan


kurangnya rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka. Penting orang

tua membimbing anak dengan batasan yang jelas dan memberikan

konsekuensi yang sesuai.

Beberapa orang juga ada yang menerapkan pola asuh otoritatif

terhadap anaknya, pola asuh orang tua terhadap anaknya yang memberikan

pengajaran terhadap anaknya yang baik namun tetap memberikan batasan

yang tegas. Seperti pola asuh Ruben Onsu dan Sarwendah terhadap anak-

anaknya, pola asuh terhadap anak dengan memberikan nasehat ketika

melakukan kesalahan tanpa memarahi anaknya, sedari kecil mengajarkan

anak untuk bertanggung jawab, mengajarkan anak untuk disiplin juga

penerapan Ruben Onsu dan Sarwendah terhadap ketiga anaknya untuk tidak

manja.

Beberapa orang juga ada yang menerapkan pola asuh neglectful

(mengabaikan) terhadap anaknya, pola asuh orang tua yang memberikan

kebebasan terhadap anaknya atas kemauan mereka sendiri karena orang tua

cuek akan pola asuh yang baik terhadap anak bisa dikarenakan sibuk bekerja

yang membuat tidak begitu dekat dengan anaknya tanpa kasih sayang.

Dampak pola asuh neglectful seperti selalu membangun hubungan secara

dewasa, kurang percaya diri, tidak patuh terhadap orang tua juga dapat

mengubah pribadi anak menjadi anak yang tertutup terhadap orang tua.

Pola asuh harus diterapkan terhadap anak dengan cara yang baik. Ada

beberapa pola asuh yang positif, seperti saling menghargai terhadap sesama,
mandiri, bertanggungjawab, memiliki sikap empati dan lain lain. Contohnya

pola asuh otoritatif. Sedangkan pola asuh negatif seperti tidak mandiri, tidak

menyelesaikan suatu masalah, manja, kurang percaya diri, kurangnya

empati dan lain lain.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas

lebih dalam tentang pola asuh orang tua terhadap anaknya melalui

penyusunan karya tulis dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orangtua

Terhadap Kedisiplinan Anak”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat penulis

sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan anak?

2. Bagaimana perbandingan antara Pola Asuh Orang Tua Otoritatif

dibandingkan pola asuh yang lainnya terhadap kedisiplinan anak?

1.3 Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada “Pengaruh Pola

Asuh Orang Tua Terhadap Kedisplinan Anak.


1.4 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka penulisan ini bertujuan untuk:

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan di Budi Agung

2. Mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan anak

3. Mengetahui perbandingan antara pola asuh orang tua otoritatif

dibandingkan pola asuh yang lainnya terhadap kedisiplinan anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Asuh Orang Tua

2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Menurut Gunarsa Singgih dalam buku psikologi remaja, pola

asuh orang tua adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan

anggota keluarga yang lebih muda termasuk anak supaya dapat

mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga

mengalami perubahan dari keadaan bergantung orang tua menjadi

mandiri dan bertanggung jawab sendiri. 1

Maimunah Hasan (2020) mengatakan bahwa pola asuh adalah

orang yang melaksanakan tugas membimbing dan mendidik. Pola asuh

yang dimaksud di sini adalah mengasuh anak. mengasuh anak berarti

mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makannya,

minumnya, pakaiannya.2

Menurut Fitriyani (2015) pola asuh merupakan aktivitas

keseharian yang dilakukan orang tua terhadap anaknya dengan

1
Ayun, Q. (2017). Pola asuh orang tua dan metode pengasuhan dalam membentuk kepribadian anak.
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5(1), 102-122.

2
Hayati Nufus, Pola Asuh Berbasis Qalbu dan Perkembangan Belajar Anak, Ambon: LP2M IAIN
Ambon, 2020, hal.14 - 15
6
mendampingi anak, memberikan pendidikan awal, memberikan kontrol,

mendisiplinkan dan memberikan pelindungan sampai terbentuk

perilaku sesuai dengan aturan-aturan dan norma dalam kehidupan

bermasyarakat.3

2.1.2 Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua

Pola Asuh orang tua menurut Baumrind adalah sebagai berikut:

1) Pola Asuh Autoritatif (Authoritative Parenting Style)

Pola pengasuhan seperti ini hangat, terlibat, menunjukkan

dukungan dan rasa senang terhadap perilaku konstruktif anak,

mempertimbangkan keinginan anak dan mendengarkan pendapat

anak, memberikan berbagai alternatif pilihan, berkomunikasi

dengan mereka secara jelas dan menunjukkan rasa tidak senang

terhadap tingkah laku yang buruk.

2) Pola Asuh Otoriter (Autoritarian parenting style)

Pola pengasuhan seperti ini memiliki kehangatan yang

rendah serta keterlibatan secara positif yang rendah juga,

mengabaikan keinginan anak dan pendapat anak, memaksakan

peraturan tanpa menjelaskan dengan jelas kepada anak,

menunjukkan kemarahan dan perasaan tidak senang,

3
Yustina, A., & Setyowati, S. (2021). Kontribusi Pola Asuh Orang Tua dalam Penggunaan Gadget
Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Jombang.
Jurnal PAUD Teratai, 10(1), 1-7.
berkonfrontasi (menghadapi) perilaku buruk anak dengan

menggunakan hukuman.

3) Pola Asuh Permisif (Permissive parenting style)

Pola pengasuhan ini cukup hangat, mendukung kebebasan

mengungkapkan keinginan anak, tidak mengomunikasikan

peraturan secara jelas dan tidak memaksa mereka untuk

mematuhinya membiarkan ataupun menerima perilaku buruk

anak, memiliki kedisiplinan yang tidak konsisten, tingkah laku

yang tidak mandiri, tidak menuntut ataupun dikontrol. 4

4) Pola Asuh lalai (Neglectful parenting style)

Pola asuh ini menurut Arnet adalah keterlibatan orangtua

terhadap anak sangat rendah. Orang tua cenderung mengabaikan

atau membiarkan anak berkembang dengan sendiri. Anak dalam

proses perkembanganya tentu membutuhkan pendamping untuk

mengarahkan setiap perilaku dalam kehidupanya, namun tentu

jika hal tersebut tidak terjadi maka ini akan mendorong

terbentuknya perilaku buruk pada diri anak. 5

4
Ramadona, M., Anjani, A1. R., & Putriani, R. (2020). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap kedisiplinan
peserta didik di SMK teknindo jaya Depok. Research and Development Journal of Education, 6(2), 13-23.
5
Sutisna, I. (2021). Mengenal model pola asuh baumrind Di Universitas Negeri Gorontalo. ARTIKEL, 1(6659).
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

Menurut Mussen (2015), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pola asuh orang tua yaitu:

1. Lingkungan Tempat Tinggal

Lingkungan tempat tinggal akan mempengaruhi cara orang

tua dalam menerapkan pola asuh. Hal ini dapat dilihat jika suatu

keluarga yang tinggal di kota besar, kemungkinan orang tua akan

banyak mengontrol anak karena merasa khawatir. Sedangkan

keluarga yang tinggal di pedesaan, kemungkinan orang tua tidak

begitu khawatir anaknya pergi sendirian.

2. Status Ekonomi

Status ekonomi juga mempegaruhi pola asuh orang tua.

Dengan perekonomian yang cukup, kesempatan dan fasilitas yang

diberikan serta lingkungan material yang mendukung cenderung

mengarahkan pola asuh orangtua menuju perlakuan tertentu yang

dianggap orang tua sesuai.

3. Bakat dan kemampuan Orang Tua

Orangtua yang memiliki kemampuan komunikasi dan

berhubungan dengan cara yang tepat dengan diri anak.


4. Gaya hidup

Suatu norma yang dianut sehari-hari sangat dipengaruhi

faktor lingkungan yang mengembangkan suatu gaya hidup. Gaya

hidup masyarakat di desa dan di kota besar cenderung memiliki

cara yang berbeda dalam mengatur interaksi orang tua dan anak. 6

2.2 Pengertian Disiplin Diri

Menurut Ali Imran, disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana

orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada

peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. (Ali Imron,

2012).7

Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati

peraturan. Kata disiplin berasal dari bahasa latin discipulus yang berarti

pembelajaran. Jadi disiplin berfokuskan pada situasi pengajaran.

Menurut Ariesandi (2018) arti disiplin sesungguhnya adalah proses

melatih pikiran dan karakter anak secara bertahap sehingga menjadi

seseorang yang memiliki kontrol diri dan berguna. bagi masyarakat. 8

6
Lianawati, G. S. (2020). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh Mahasiswa Pendidikan IPS
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).
7 CANDRA, A. (2020). Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Rumah

Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
8
Hendra, V. (2015). Peran orang tua dalam menerapkan kasih dan disiplin kepada anak usia 2-6 tahun
sebagai upaya pembentukkan karakter. KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen), 3(1), 48-
65.
Menurut Thomas Gordon (2022) dari Buku Panduan Layanan

Konseling Kelompok Pendekatan Behavioral untuk mengatasi

Kedisiplinan Masuk Sekolah oleh Joko Sulistiyono, Thomas Gordon

mengatakan disiplin adalah perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan

peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan

yang dilakukan secara terus menerus.9

2.2.1 Pengertian Kedisiplinan

Menurut Hasibun (2015), kedisiplinan adalah kunci

keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tujuannya.

Disiplin merupakan fungsi penting dalam sebuah organisasi karena

semakin baik kedisiplinan karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang

dapat dicapainya.10

Menurut Hurlock (2016), kedisiplinan berasal dari bahasa

Inggris discipline yang berarti bahwa seseorang yang sedang belajar

atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin, pendidik (guru), dan

orang tua merupakan pemimpin, dan anak merupakan murid. 11

Menurut Garmo kedisiplinan adalah suatu minat dan tujuan

hidup dari kualitas karakter. Kedisiplinan memungkinkan seseorang

9
Prof.DR.Moh.Shochib.Pola Asuh Orang Tua dalam membantu anak mengembangkan displin diri,Jakarta,PT
Rineka Cipta,2020
10
Kodja, F. M., Jabid, A. W., & Soleman, M. M. (2023). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Universitas Khairun. Jurnal Riset Manajemen, 1(2), 242-
250.
11
Hurlock, E. B. (2016). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi
6). Jakarta: Erlangga
untuk fokus dalam mencapai tujuan, baik dibidang pendidikan,

olahraga, musik, bisnis, atau hubungan antarpribadi.12

2.2.2 Tipe-Tipe Kedisiplinan Anak Usia Dini

Menurut Harlock ada beberapa tipe-tipe disiplin yaitu:

a. Disiplin Otoriter

Adalah disiplin yang menggunakan aturan dan

pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang

diinginkan. Disiplin otoriter selalu berarti mengendalikan

melalui kekuatan luar dalam bentuk hukuman, terutama

hukuman badan. Contohnya adalah seorang guru yang memberi

peraturan keras di dalam kelas selama jam pelajaran

berlangsung.

b. Disiplin Permisif

Disiplin permisif berarti sedikit disiplin atau tidak ada

disiplin sama sekali. Disiplin permisif biasanya tidak

membimbing ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan

tidak menggunakan hukuman. Anak Anak dibiarkan

ditinggalkan dalam situasi yang selalu sulit untuk ditanggulangi

oleh mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian.

12
Ramadona, M., Anjani, A. R., & Putriani, R. (2020). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap kedisiplinan
peserta didik di SMK teknindo jaya Depok. Research and Development Journal of Education, 6(2), 13-23.
Contohnya adalah guru yang tidak memberikan hukuman

apapun kepada siswanya yang tidak mengerjakan pekerjaan

rumah.

c. Displin Demokratis

Disiplin demokratis menggunakan penjelasan, diskusi

dan penalaran untuk membentuk anak memahami perilaku

tertentu. Diharapkan metode ini lebih menekankan aspek

edukatif dari disiplin dari pada aspek hukumannya. Disiplin

demokratis menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan

penekanan yang lebih besar pada penghargaan. dengan

penekanan yang lebih besar pada penghargaan.

Hukuman tidak pernah keras dan biasanya berbentuk

hukuman non-fisik. Hukuman hanya diterapkan jika ada bukti

bahwa anak tersebut secara sadar menolak untuk melakukan apa

yang diharapkan dari mereka. Jika perilaku anak memenuhi

standar yang diharapkan, orang tua yang demokratis akan

menghargainya dengan pujian atau pernyataan persetujuan yang

lain. Contohnya adalah guru yang memberikan pendekatan

personal kepada siswanya yang melanggar tata tertib sekolah,

misalnya tidak menggunakan seragam sekolah dengan

memberikan pengarahan mengapa menggunakan seragam

sekolah itu penting.


Guru memberikan peringatan dan siswa tidak diberikan

hukuman yang tegas. Dan apabila siswa tersebut dilain waktu

telah menggunakan seragam sekolah lengkap, guru akan

memberikan penghargaan keadaannya berupa pujian dan

pengutan agar siswa tersebut terus menggunakan seragam

sesuai aturan.13

2.2.3 Tujuan Displin Diri

Tujuan disiplin yaitu untuk membuat seseorang menjadi lebih

memahami arti dari sebuah peraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Hurlock menyatakan tujuan disiplin ialah membentuk perilaku

sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang

ditetapkan Kelompok Budaya, tempat individu itu diidentifikasi.

Sependapat dengan Hurlock. Pendapat lain mengatakan bahwa sikap

disiplin ialah mengubah sikap dan perilaku anak agar menjadi benar dan

dapat diterima masyarakat. Tujuan disiplin bukan untuk melarang

kebebasan atau mengadakan penekanan, melainkan memberikan

kebebasan dalam batas kemampuannya untuk dikelola.14

13 Wati, D. (2019). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak di TK Assalam 2 Sukarame
Bandar Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
14
Iman, N., & Kartiani, B. S. (2023). Pengaruh Konseling Behavior Terhadap Sikap Disiplin Pada Anak Usia
5-6 Tahun Di Paud Al-Khair Udayana Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di SMA Budi Agung yang beralamatkan

di Jalan terusan Bandengan Utara No. 95 Blok F No.3-12, RT.8/RW.16.

Untuk memperoleh data mengenai SMA Budi Agung, penelitian dilakukan

secara online dengan menggunakan media Google Form yang berisikan

pertanyaan untuk dijawab secara jujur.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini sudah dilaksanakan dalam jangka waktu lebih dari 2

minggu yaitu bulan Oktober 2023.

3.3 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membagikan kuesioner secara langsung.

Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari

responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahui

responden. Kuesioner digunakan untuk mengajukan pertanyaan kepada

banyak orang dalam waktu yang bersamaan, sehingga kita dapat memahami

apa yang mereka pikiran atau rasakan terhadap suatu hal. Adapun jumlah

responden yang berpartisipasi pada survei ini berjumlah 34 orang. Penelitian

ini menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden.

15
16

3.4 Jenis Data

Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh (Arikunto,

2002: 107) dalam penelitian ini meliputi:

1. Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data utama untuk penelitian

ini. Data tersebut diperoleh dengan cara mencari informasi langsung dari

responden dengan menggunakan teknik kuesioner atau observasi lapangan

secara langsung. Sumber data utama untuk penelitian ini adalah hasil

kuesioner dengan siswa/siswi SMA Budi Agung. Penelitian ini fokus

kepada siswa/siswi SMA Budi Agung.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian kuesioner adalah dengan pertanyaan dan

pilihan dari hasil kuesioner. Data tersebut berupa kuesioner tertutup

dengan berisi pertanyan dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan

sebelumnya jadi, responden hanya perlu memilih salah satu dari pilihan

jawaban yang tersedia.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan penulis, terdapat 34

orang yang sudah menjawab pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Usia

responden dibagi menjadi beberapa kelompok umur. Penelitian ini

menunjukkan responden umur 16-18 tahun. Karena mayoritas responden

pada penelitian ini adalah siswa/siswi kelas 11-12.

Melalui survei online yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat

menjawab rumusan masalah dengan hasil survei kuesioner yang menjadi

media pembahasan. Pertama-tama, penulis akan menyampaikan data berupa

diagram yang menunjukkan macam-macam pola asuh orang tua di rumah

yang dialami oleh responden.

POLA ASUH
20

15

10

0
Otoriter Otoritatif Negiectful Permisif

Gambar 4.1 Data Hasil Jawaban Responden Terkait Pola Asuh

Orang Tua di Rumah

Sumber: Hasil Survei Penulis

17
18

Dalam survei yang penulis lakukan terdapat 19 orang (53%) memilih

pola asuh otoritatif, 9 orang (29%) memilih pola asuh neglectful, dan 3

orang (9%) memilih otoriter, 3 orang (9%) memilih pola asuh permisif.

Setelah mengetahui macam macam pola asuh yang dipilih oleh

responden, penulis dapat menjelaskan pengaruh pola asuh orang tua

terhadap kedisiplinan anak, dan hubungan antara pola asuh orang tua

otoritatif dan kedisiplinan anak dibandingkan dengan pola asuh lainnya.

4.1.1 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak

4.1.1.1 Pengaruh Pola Asuh OrangTua Yang Otoritatif


Terhadap Kedisiplinan Anak
Pola asuh otoritatif, yang dicirikan oleh kombinasi

antara tingkat keterlibatan yang tinggi dan tingkat kontrol

yang sesuai, memiliki pengaruh positif terhadap kedisiplinan

anak. Ahli teori pola asuh, Menurut Psikolog Ikhsan Bella

Persada,orangtua dengan pola asuh otoritatif memiliki

ekspektasi tinggi terhadap anak. Namun, mereka juga

memahami pentingnya komunikasi antara anak dan orangtua. .

Dalam konteks ini, orang tua yang menerapkan pola asuh

otoritatif menawarkan pengarahan yang mengarah dan

memberikan penjelasan terhadap aturan yang diberlakukan.

Teori Ikhsan Bella Persada menunjukkan bahwa pola

asuh otoritatif memfasilitasi pengembangan kedisiplinan

positif pada anak-anak. Orang tua yang menggunakan pola

asuh ini cenderung memahami kebutuhan anak untuk


19

memahami arti dari aturan-aturan yang diterapkan. Mereka

berusaha untuk membentuk pemahaman moral dan etika pada

anak-anak, bukan hanya mengandalkan kontrol otoritas

semata. Hal ini berkontribusi pada pembentukan dasar

kedisiplinan yang berakar pada pengertian nilai-nilai, bukan

sekadar ketaatan tanpa pemahaman.

Maka dari itu penulis melakukan survei untuk

mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap

kedisiplinan anak yang dialami oleh responden. Berikut

adalah data responden pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Data Hasil Jawaban Responden Terhadap Aturan

dan Batasan

Sumber: Hasil survei Penulis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sebanyak 12

responden (35%) menyatakan bahwa orang tua mereka

memberikan aturan dan beberapa batasan kali dalam


20

seminggu. Sebanyak 10 responden (30%) mengungkapkan

bahwa mereka diberi aturan setiap hari. Hanya sejumlah kecil,

yaitu sekitar 11 responden (32%), yang menyatakan bahwa

orangtua mereka jarang memberikan aturan. Sementara itu,

hanya 1 responden (3%) yang mengatakan bahwa mereka

tidak pernah mendapatkan aturan atau batasan dari orang tua.

Data yang terkumpul mencerminkan keterkaitan yang

signifikan dengan teori pola asuh otoritatif yang diajukan oleh

Ikhsan Bella Persada. Dalam teori ini, ditekankan bahwa

tingkat keterlibatan yang tinggi dan tingkat kontrol yang

sesuai dari orang tua berperan penting dalam membentuk

perilaku dan kedisiplinan anak-anak. Sebanyak 35%

responden mengindikasikan bahwa mereka mengalami

pemberian aturan beberapa kali dalam seminggu,

menciptakan suatu kerangka dimana orang tua secara teratur

terlibat dalam memberikan pedoman dan batasan kepada

anak-anak mereka.

Ini berarti bahwa orang tua yang terlibat secara aktif

dalam kehidupan anak-anaknya dan memberlakukan aturan

dengan pengawasan yang tepat cenderung memiliki dampak

positif pada perilaku anak-anak. Jadi, secara umum, hasil

penelitian menunjukkan bahwa pendekatan orang tua yang

otoritatif, yang mencakup keterlibatan tinggi dan


21

pengendalian yang seimbang, merupakan pengalaman umum

dalam menjalani aturan dan batasan yang ditetapkan oleh

orang tua. Meskipun cara orang tua memberlakukan aturan

mungkin berbeda-beda, keseluruhan data menunjukkan

bahwa prinsip-prinsip pola asuh otoritatif mendukung

perkembangan anak-anak dengan lebih baik.

Gambar 4.3 Data Hasil Jawaban Responden Terhadap

Kehidupan Sekolah

Sumber;Hasil Survei Penulis

Berdasarkan data yang terkumpul mengenai

keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah, dapat dilihat

variasi keterlibatan orangtua dalam kehidupan sekolah anak.

Hanya 2 responden atau sebanyak (6%) yang menyatakan

bahwa orangtua mereka selalu terlibat dalam kehidupan

sekolah anak-anak mereka, 4 responden (12%) menyatakan

bahwa orang tua mereka tidak pernah terlibat dalam

kehidupan sekolah, 6 responden (18%) menyatakan bahwa


22

orang tua mereka terlibat dalam kehidupan sekolah dengan

frekuensi yang jarang, 22 responden (64%), mengindikasikan

bahwa keterlibatan orang tua mereka kadang-kadang terjadi.

Sebagian responden mengalami dukungan yang

konsisten dan jelas dari orang tua yang sejalan dengan konsep

penerapan aturan yang diterapkan dalam pola asuh otoritatif.

Sementara itu, yang tidak terlibat menghadapi tantangan

dalam mendapatkan bimbingan yang konsisten dan terarah.

Secara keseluruhan, hasil dari data keterlibatan orang

tua dalam kehidupan sekolah mencerminkan potensi

pengaruh pola asuh otoritatif dalam menciptakan lingkungan

yang mendukung pengembangan kedisiplinan positif pada

anak-anak, keterlibatan orangtua dalam pemahaman nilai-

nilai dan etika yang mendasari aturan yang diterapkan.

4.1.1.2 Pengaruh Pola asuh Orang Tua Yang Otoriter Terhadap


Kedisiplinan Anak
Pola asuh otoriter ditandai oleh tingkat kontrol yang

tinggi dan keterlibatan yang rendah, dapat memiliki dampak

yang khas terhadap kedisiplinan anak. Teori yang relevan

dalam konteks ini adalah konsep pola asuh yang diusulkan

oleh Agustiawati(2014), yang membagi pola asuh menjadi

empat kategori utama, termasuk pola asuh otoriter. Pola asuh

otoriter umumnya ditandai oleh kontrol yang ketat, aturan

yang tegas, dan keputusan yang diambil oleh orang tua tanpa
23

melibatkan partisipasi anak. Orang tua otoriter cenderung

menetapkan standar tinggi dan menuntut ketaatan tanpa

memberikan penjelasan yang memadai.

Apakah kamu takut terhadap orang tua ketika mereka


sedang memarahi anda ?
20

15

10

0
takut bodo amat tidak takut

Gambar 4.4 Data Hasil Jawaban Responden Terhadap

Ketakutan ketika Orang Tua Marah

Sumber:Hasil Survei Penulis

Berdasarkan data yang terkumpul mengenai rasa takut

terhadap orang tua ketika sedang memarahi, terlihat adanya

variasi dalam respon dari responden. Sebanyak 18 responden

(56%) menyatakan bahwa mereka merasa takut terhadap

orang tua ketika sedang dimarahi. Sementara itu, 6 responden

(18%) menyatakan bahwa mereka memiliki sikap "bodo

amat" atau acuh terhadap rasa takut tersebut. Di sisi lain, 10

responden (26%) menyatakan bahwa mereka tidak merasa

takut terhadap orang tua ketika sedang memarahi.

Pola asuh otoriter, yang dicirikan oleh tingkat kontrol

yang tinggi dan keterlibatan yang rendah, menciptakan


24

lingkungan di mana orang tua menetapkan aturan dengan

tegas dan menuntut ketaatan tanpa memberikan penjelasan

yang memadai. Rasa takut yang diungkapkan oleh sebagian

besar responden mungkin mencerminkan dampak dari kontrol

yang ketat dan aturan yang tegas yang diterapkan oleh orang

tua otoriter.

Anak-anak dalam pola asuh ini mungkin mengalami

kekhawatiran terhadap konsekuensi yang mungkin timbul

dari pelanggaran aturan, sehingga menciptakan suasana

ketakutan saat dimarahi. Namun, penting untuk dicatat bahwa

hubungan antara rasa takut dan pola asuh otoriter bersifat

kompleks, dan tidak semua anak yang merasa takut terhadap

orang tua mereka berasal dari pola asuh otoriter. Faktor-faktor

lain, seperti personalitas anak, konteks keluarga, dan faktor

lingkungan, juga dapat memengaruhi dinamika ini.

4.1.1.3 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Permisif Terhadap


Kedisiplinan Anak
Pola asuh permisif, yang ditandai oleh tingkat

keterlibatan yang tinggi namun kontrol yang rendah, dapat

memiliki dampak yang khas terhadap kedisiplinan anak. Pola

asuh permisif umumnya dicirikan oleh kebijakan yang

fleksibel, kurangnya batasan yang ketat, dan toleransi yang

tinggi terhadap perilaku anak. Menurut Fitriany (2018), pola

asuh permisif seringkali melibatkan tingkat keterlibatan yang


25

tinggi namun kurangnya kontrol yang memadai. Orang tua

yang menerapkan pola asuh ini cenderung bersikap lebih

terbuka terhadap keinginan anak, menghindari konflik, dan

memberikan kebebasan yang luas tanpa aturan yang tegas.

Bagaimana anda merasa dengan aturan waktu tidur yang


diberikan oleh orang tua?
25

20

15

10

0
saya sangat setuju saya setuju saya kurang setuju saya tidak setuju

Gambar 4.5 Data Hasil Jawaban Responden Terhadap Aturan

Waktu

Sumber:Hasil Survei Penulis

Berdasarkan data mengenai pemahaman terhadap

aturan waktu tidur yang diberikan oleh orang tua, sebagian

besar responden menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi.

Sebanyak 20 responden (61%) menyatakan bahwa mereka

setuju terhadap aturan waktu tidur yang diberikan, sementara

7 responden (21%) menyatakan bahwa mereka sangat setuju.

Meskipun sebagian besar responden setuju dengan aturan

waktu tidur yang diberikan, ada juga sejumlah kecil


26

responden, yaitu 6 responden (15%) yang menyatakan kurang

setuju dan 1 responden (3%) yang tidak setuju.

Dalam konteks pola asuh yang lebih otoritatif, aturan

waktu tidur yang diberikan oleh orang tua mencerminkan

upaya untuk memberikan struktur dan kedisiplinan dalam

pola tidur anak-anak. Keterlibatan orang tua dalam mengatur

aturan tersebut, sebagaimana diindikasikan oleh tingkat

persetujuan yang tinggi, dapat menciptakan lingkungan yang

mendukung kesehatan dan perkembangan anak-anak.

Bagi responden yang kurang setuju atau tidak setuju,

hal ini mungkin mencerminkan perbedaan pengaruh pola asuh

yang lebih permisif. Dalam pola asuh yang permisif, aturan

cenderung lebih fleksibel atau kurang ketat, sehingga anak-

anak dapat memiliki lebih banyak kebebasan dalam

menentukan waktu tidur mereka sendiri.

4.1.1.4 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Neglectful


Terhadap Kedisiplinan Anak
Pola asuh neglectful, yang dicirikan oleh tingkat

keterlibatan yang rendah dan kurangnya perhatian yang

memadai terhadap kebutuhan anak, dapat memiliki dampak

yang signifikan terhadap kedisiplinan anak. Dalam teori pola

asuh, psikolog klinis Danang Baskoro menggambarkan pola

asuh neglectful sebagai pendekatan di mana orang tua tidak

ada keterlibatan dalam kehidupan anak dan seringkali tidak


27

memenuhi kebutuhan dasar mereka. Orang tua yang

menerapkan pola asuh neglectful cenderung tidak memberikan

aturan yang jelas, perhatian, atau pengarahan yang diperlukan

untuk memandu perilaku anak.

Gambar 4.6 Data Hasil Jawaban Responden Terhadap

Pemberian Contoh Kedisiplinan

Sumber: Hasil Survei Penulis

Berdasarkan data mengenai apakah responden merasa

orang tua mereka memberikan contoh kedisiplinan yang baik,

dapat dilihat variasi dalam pemahaman anak-anak terhadap

pola kedisiplinan orang tua mereka. Sebanyak 15 responden

(44%) menyatakan bahwa mereka merasa orang tua mereka

selalu memberikan contoh kedisiplinan yang baik, 15

responden lainnya (44%) menyatakan bahwa orang tua

mereka memberikan contoh kedisiplinan terkadang, 1

responden (3%) yang menyatakan bahwa orang tua mereka

tidak terlalu banyak memberikan contoh kedisiplinan yang


28

baik, 3 responden (9%) menyatakan bahwa mereka tidak tahu

apakah orang tua mereka memberikan contoh kedisiplinan

yang baik.

Hubungan antara pemahaman anak-anak terhadap

contoh kedisiplinan dan pola asuh neglectful dapat dijelaskan

dengan fakta bahwa pola asuh neglectful ditandai oleh tingkat

keterlibatan yang rendah dan kurangnya perhatian terhadap

kebutuhan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh

neglectful cenderung tidak memberikan arahan yang memadai

dan kurangnya aturan yang jelas. Sehingga, ketidakpastian

dan kurangnya konsistensi dalam memberikan contoh

kedisiplinan dapat menjadi hasil dari pola asuh neglectful. Ini

berarti bahwa jika anak tidak mendapatkan panduan dan

arahan yang cukup, hal itu dapat mempengaruhi

perkembangan kedisiplinannya. Anak mungkin kesulitan

untuk memahami dan mengadopsi nilai-nilai serta norma-

norma yang diperlukan agar perilakunya menjadi lebih teratur.

4.2 Perbandingan antara Pola Asuh Orang Tua Otoritatif dibandingkan

Pola Asuh yang lainnya terhadap Kedisiplinan Anak

Melibatkan data penelitian, perbandingan antara Pola Asuh Orang

Tua Otoritatif dengan pola asuh lainnya semakin mendalam dan relevan.

Hasil survei menunjukkan bahwa responden yang mengalami pola asuh

otoritatif, dengan pemberian aturan beberapa kali dalam seminggu,


29

menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap pengembangan kedisiplinan

anak. Persentase yang signifikan mencerminkan bahwa keterlibatan aktif

orang tua dalam memberikan pedoman dan batasan mendukung

pembentukan dasar kedisiplinan yang kuat.15

Pola asuh otoriter, yang ditandai oleh tingkat kontrol yang tinggi dan

keterlibatan yang rendah, memiliki dampak yang khas pada perkembangan

kedisiplinan anak. Persentase yang signifikan dari responden yang merasa

takut terhadap orang tua ketika dimarahi mencerminkan bahwa kontrol yang

ketat dalam pola asuh otoriter mungkin menciptakan ketegasan aturan dan

kepatuhan yang diinginkan oleh orang tua. Namun, perlu dicatat bahwa

tingkat kedisiplinan yang tinggi ini juga dapat membawa dampak negatif,

seperti timbulnya rasa takut pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol

yang ketat dalam pola asuh otoriter dapat menciptakan struktur dan

konsistensi dalam rutinitas harian, termasuk waktu tidur anak.

Pola asuh permisif, yang menawarkan tingkat keterlibatan tinggi

namun kontrol yang rendah, memberikan gambaran bahwa fleksibilitas yang

ditawarkan oleh orang tua dalam menetapkan aturan waktu tidur dapat

mencerminkan sejauh mana anak-anak dapat beradaptasi. Dalam hal ini,

tingkat persetujuan yang tinggi mencerminkan pemahaman anak-anak

terhadap aturan tersebut dalam konteks pola asuh yang lebih permisif.

15
Saya, S. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa. Educouns Journal: Jurnal Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 1(1), 16-21.
30

Namun, terlalu banyak kebebasan tanpa batasan dapat menghasilkan

kedisiplinan yang kurang terstruktur. 16

Pola asuh neglectful, yang dicirikan oleh keterlibatan yang rendah

dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan anak, menciptakan dampak

yang signifikan pada pemahaman anak-anak terhadap contoh kedisiplinan

yang diberikan oleh orang tua. Ketidakpastian dan kurangnya konsistensi

dalam memberikan contoh kedisiplinan mencerminkan kurangnya pedoman

dan pengarahan, yang dapat terjadi dalam pola asuh neglectful.

Melihat perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa Pola Asuh

Orang Tua Otoritatif memiliki pengaruh positif terhadap kedisiplinan anak,

sementara pola asuh otoriter, permisif, dan neglectful memiliki dampak yang

berbeda. Dengan demikian, penting bagi orang tua, pendidik, dan peneliti

untuk memahami bahwa pendekatan pola asuh dapat membentuk

kedisiplinan anak dan, oleh karena itu, memainkan peran kunci dalam

perkembangan karakter dan perilaku anak. Perbandingan antara Pola Asuh

Orangtua Otoritatif dengan pola asuh yang lainnya memiliki dampak

signifikan terhadap kedisiplinan anak. Dalam konteks pengaruh terhadap

kedisiplinan anak, perbandingan ini dapat memberikan wawasan mendalam

tentang cara pola asuh orang tua memengaruhi perilaku dan pengembangan

kedisiplinan anak.

16
Maharani, F., Surana, D., & Hakim, A. (2022, January). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap
Kedisiplinan Anak dalam Pengamalan Ibadah Sholat Fardhu. In Bandung Conference Series: Islamic
Education (Vol. 2, No. 1, pp. 95-99).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Data survei menunjukkan bahwa responden yang mengalami pola asuh

otoritatif lebih cenderung merasakan kehadiran aturan dan batasan yang

konsisten, mendukung temuan teori pola asuh otoritatif. Sementara itu,

pola asuh otoriter dapat menciptakan suasana ketakutan saat anak

dimarahi, dan pola asuh permisif dapat memberikan kebebasan yang

kurang terbatas. Pola asuh neglectful, yang kurang memberikan contoh

kedisiplinan yang baik, mencerminkan kurangnya pedoman dalam

pengembangan kedisiplinan anak.

2. Secara keseluruhan, perbandingan antara pola asuh orang tua otoritatif

dengan pola asuh lainnya menunjukkan bahwa pendekatan otoritatif

memiliki dampak positif terhadap pengembangan kedisiplinan anak.

keterlibatan aktif orang tua, bersama dengan pemberian aturan yang

jelas, memberikan dasar yang kuat bagi pembentukan karakter anak

dalam hal kedisiplinan. Di sisi lain, pola asuh otoriter, permisif, dan

neglectful menunjukkan dampak yang berbeda, dengan masing-masing

memiliki konsekuensi khusus terhadap pemahaman dan perilaku anak

terkait kedisiplinan. Pola asuh otoriter ditandai oleh rasa takut terhadap

orang tua ketika dimarahi.Pola asuh permisif mencerminkan

31
32

pemahaman anak-anak terhadap aturan dalam konteks pola asuh yang

lebih permisif. Pola asuh neglectful ketidakpastian dan kurangnya

konsistensi dalam memberikan contoh kedisiplinan. Perbandingan

antara pola asuh otoritatif dengan pola asuh yang lainnya memiliki

dampak signifikan terhadap kedisiplinan anak. Anak merasa dihargai

dan diterima, yang pada gilirannya memotivasi mereka untuk mematuhi

aturan dan norma. Dalam konteks pengaruh terhadap kedisiplinan anak,

perbandingan ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang cara

pola asuh orang tua memengaruhi perilaku dan pengembangan

kedisiplinan anak.

5.2 Saran

1. Edukasi dan peningkatan kesadaran bagi orang tua mengenai pengaruh

pola asuh terhadap perkembangan kedisiplinan anak sangat penting.

Workshop atau seminar mengenai pola asuh, komunikasi efektif, dan

dampaknya terhadap kedisiplinan anak dapat memberikan wawasan

lebih lanjut kepada orang tua.

2. Menyediakan layanan bimbingan dan konseling keluarga dapat

membantu orang tua untuk memahami lebih dalam tentang pola asuh

yang mereka terapkan dan memberikan solusi konkret dalam kasus-

kasus tertentu. Ini juga dapat membantu membuka jalur komunikasi

antar anggota keluarga .


DAFTAR PUSTAKA

Ayun, Q. (2017). Pola asuh orang tua dan metode pengasuhan dalam membentuk

kepribadian anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul

Athfal, 5(1), 102-122.

https://www.academia.edu/download/70422451/pdf.pdf

Candra, A. (2020). Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru (Doctoral

dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

https://repository.uin-suska.ac.id/31216/

Hayati, Nufus, Pola Asuh Berbasis Qalbu dan Perkembangan Belajar Anak,

Ambon: LP2M IAIN Ambon, (2020), hal.14 – 15

http://repository.iainambon.ac.id/1526/1/BUKU%3B Pola asuh berbasis

qalbu dan perkembangan belajar anak.pdf

Hendra, V. (2015). Peran orang tua dalam menerapkan kasih dan disiplin kepada

anak usia 2-6 tahun sebagai upaya pembentukkan karakter. KURIOS

(Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen), 3(1), 48-65.

https://core.ac.uk/download/pdf/235737081.pdf

Hurlock, E. B. (2016). Psikolog i Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi 6). Jakarta: Erlangga.

33
34

Iman, N., & Kartiani, B. S. (2023). Pengaruh Konseling Behavior Terhadap Sikap

Disiplin Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Paud Al-Khair Udayana Mataram

Tahun Pelajaran 2021/2022. Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796

(online), 3(2), 79-85.

Kodja, F. M., Jabid, A. W., & Soleman, M. M. (2023). Pengaruh Pengembangan

Sumber Daya Manusia Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada

Universitas Khairun. Jurnal Riset Manajemen, 1(2), 242-250.

Lianawati, G. S. (2020). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh

Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Doctoral

dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim)

Maharani, F., Surana, D., & Hakim, A. (2022, January). Pengaruh Pola Asuh Orang

Tua terhadap Kedisiplinan Anak dalam Pengamalan Ibadah Sholat Fardhu.

In Bandung Conference Series: Islamic Education (Vol. 2, No. 1, pp. 95-

99).

https://proceedings.unisba.ac.id/index.php/BCSIEd/article/view/2159

Ramadona, M., Anjani, A. R., & Putriani, R. (2020). Pengaruh pola asuh orangtua

terhadap kedisiplinan peserta didik di SMK teknindo jaya Depok. Research

and Development Journal of Education, 6(2), 13-23.

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/RDJE/article/view/4531

Saya, S. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Disiplin Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Siswa. Educouns Journal: Jurnal Pendidikan dan

Bimbingan Konseling, 1(1), 16-21.


35

http://ejurnal.unima.ac.id/index.php/educouns/article/view/98

Shochib, Moh. (2020). Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: Rineka Cipta.

Sutisna, I. (2021). Mengenal model pola asuh baumrind Di Universitas Negeri

Gorontalo. ARTIKEL, 1(6659).

https://repository.ung.ac.id/en/karyailmiah/show/6659/mengenal-model-

pola-asuh-baumrin.html

Wati, D. (2019). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak di

TK Assalam 2 Sukarame Bandar Lampung (Doctoral dissertation, UIN

Raden Intan Lampung).

http://repository.radenintan.ac.id/7874/1/SKRIPSI%20LENGKAP.pdf

Yustina, A., & Setyowati, S. (2021). Kontribusi Pola Asuh Orang Tua dalam

Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak di

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Jombang. Jurnal PAUD Teratai, 10(1).


LAMPIRAN

APAKAH KAMU MERASA ORANG TUA KAMU


MEBERIKAN CONTOH KEDISPLINAN YANG BAIK?
ya,mereka selalu disiplin terkadang tidak tahu tidak terlalu banyak

3%
9%

44%

44%

36
37
38
39

APAKAH ANDA MERASA ORANG TUA ANDA


MENDENGARKAN PENDAPAT ANDA KETIKA
ANDA MEMILIKI MASALAH ATAU KELUHAN?
kadang kadang jarang selalu tidak pernah

3%
17%

15%
65%

SEBERAPA SERING ANDA MERASA ORANG TUA


ANDA ADIL DALAM MEMBERIKAN HUKUMAN?
kadang kadang jarang selalu tidak pernah

6%

24%

47%

23%
40

SEBERAPA SERING ANDA MERASA ORANG TUA


ANDA ADIL DALAM MEMBERIKAN HUKUMAN?
kadang kadang jarang selalu tidak pernah

6%

24%

47%

23%

BAGAIMAN ORANG TUA ANDA MENGHUKUM


ANDA KETIKA ANDA MELANGGAR ATURAN?
mereka memberikan penjelasan dan konsekuensi yang sesuai
mereka hanya marah, tanpa tindakan lebih lanjut
merek tidak melakukan apa apa

3%

44% 53%

Anda mungkin juga menyukai