Nama Kelompok 1. AISHA YULYANTICHA 2. SRI ZULAIKHAH 3. ANITA SAFITRI 4. ZUYYINATI AWALIYANI 5. AMALIA YULIANTI 6. NOVIA ISMAWATI 7. SITI MUAFIFAH 8. NOOR FAUZIATI 9. PITRI ISNAENI 10. ANIS MAULIDA 11. IKA WULANDARI SEFTIANI 12. TRI HANDAANI Indikator 1. Mampu menganalisa psikologi dan komunikasi ibu dan Bayi 2. Mampu menganalisa adaptasi menjadi orang tua 3. Mampu menerapkan Bonding attachment dan Bonding Atunement Menganalisa Psikologi dan Komunikasi Ibu dan Bayi Menurut Joseph A. Devito dalam Suranto (2010), komunikasi didefinisikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Mulyana (2012), menyebutkan bahwa komunikasi berarti berbicara antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak. Menurut Bobak,dkk (2005) menyatakan bahwa, ikatan diperkuat melalui penggunaan respons sensual atau 23 kemampuan oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak. Rsespon sensual dan kemampuan yang dipakai dalam komunikasi orangtua anak meliputi: 1. Sentuhan, atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh orangtua/ibu dan pengasuh lain sebagai sarana dalam mengenali bayi baru lahir. Menurut Brooks (2011) sentuhan atau kontak fisik yang dekatantara bayi dan ibu berperan dalam pengaturan tingkat hormon bayi, pola tidur, pola makan dan rata-rata detak jantung. Diminggu pertama kelahiran, bayi yangmendapat lebih banyak gendongan dan kedekatan fisik menangis lebih sedikit daripada bayi yang tidak digendong. 2. Kontak mata, ketika bayi lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orangtua dan bayi akan meggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang, seringkali dalam posisi bertatapan. Selain itu, Debold, dkk (1994) dalam penelitian Barlow (1997) mengatakan bahwa proses pengasuhan telah difokuskan, terutama pada interaksi dan komunikasi ibu dengan anak karena, hal ini akan berpengaruh pada perkembangan anak. Menganalisa Adaptasi Menjadi Orang Tua Adaptasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan, yang berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan dilingkungan dan juga bisa mengubah atau menyesuaikan lingkungan sesuai dengan keadaan pribadi yang dialami. Orangtua adalah individu-individu yang mau mengasuh, menjaga, melindungi serta membimbing anaknya dari bayi hingga tahap dewasa. Adaptasi Seorang Ibu 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua. Fase-fase penyesuaian maternal ini ditandai dengan: 1. Fase Dependen, terjadi selama 1-2 hari pertama setelah melahirkan, ketergantungan ibu menonjol. Pada waktu ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi orang lain. Rubin (1961) dalam Bobak,dkk (2005) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima (Taking-In-Phase), suatu waktu dimana ibu membutuhkan perawatan dan perlindungan. 2. Fase Dependen-Mandiri, apabila ibu telah menerima asuhan yang cukup selama beberapa jam atau beberapa hari pertama maka pada hari kedua dan ketiga keinginan untuk mandiri timbul dengan sendirinya. Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini disebut sebagai fase Talking-Hold yang berlangsung kira-kira 10 hari. Pada fase ini tidak jarang terjadi depresi atau stres. Perasaan mudah tersinggung bisa timbul akibat berbagai faktor. Secara psikologis, ibu mungkin jenuh dengan banyaknya tanggung jawab sebagai orangtua. 3. Fase Interdependen, pada fase ini muncul perilaku ibu dan keluarganya bergerak maju sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi. Fase interdependen (Letting- go) merupakan fase yang penuh dengan stres dimana kesenangan dan kebutuhan sering terbagi dalam tahap ini Bonding Attachment and Bonding Attunement bonding attachment adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera sesudah bayi lahir Faktor-Faktor 1. Faktor Internal: bagaimana bayi diasuh oleh orang tuanya, kebudayaan yang diinternalisasikan dalam diri, nilai-nilai kehidupan, hubungan antar sesama, riwayat kehamilan sebelumnya 2. Faktor Eksternal: keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan, sikap dan perilaku pengunjung, Hambatan 1. Kesehatan emosional ibu 2. Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga 3. Suatu tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak 4. Kedekatan orang tua dengan bayi 5. Kedekatan orang tua dengan bayi Tahapan 1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera sesudah mengenal bayinya. Menurut Klaus (1982), bagian penting dari ikatan adalah perkenalan 2. Bonding (keterikatan) 3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain Elemen 1. Sentuhan Sentuhan atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. 2. Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata akan merasa lebih dekat dengan bayinya. 3. Suara Saling mendengarkan dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi. 4. Aroma Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi adalah respon terhadap aroma atau bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya. 5. Entraiment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Bayi menggerak-gerakkan tangan, mengangkat kepala, menendang- nendangkan kakinya mengikuti nada suara orang tuanya. Irama ini memberikan umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. 6. Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar. 7. Kontak dini Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini sesudah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua dan anak. Bonding Attutement bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera sesudah lahir Attutement adalah respon atau reaksi bayi 1) Periode prenatal Merupakan periode selama kehamilan, dalam masa prenatal ini ketika wanita menerima fakta kehamilan dan mendefinisikan dirinya menjadi seorang ibu, mengecek kehamilan, mengidentifikasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya, bermimpi dan berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk bayi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa melodi yang menenangkan dengan ritme yang tetap, seperti musik klasik atau blues membantu menenangkan kebanyakan bayi, sedangkan sebagian besar bayi menjadi gelisah dan menendang-nendang jika yang dimainkan adalah musik rock. Ini berarti bahwa para ibu dapat berkomunikasi dengan calon bayinya, jadi proses pembentukan ikatan batin yang begitu penting dapat dimulai sejak kehamilan. 2) Periode waktu kelahiran dan sesaat sesudahnya Ketika Persalinan secara langsung berpengaruh terhadap proses keterkaitan ketika kelahiran bayi. Faktor yang paling menonjol yang bisa mempengaruhi keterikatan selama periode ini adalah pengaruh pengobatan. Proses keterikatan ini dapat terhenti apabila ibu maupun bayi mengantuk akibat pengaruh pengobatan. Keterkaitan pada waktu kelahiran ini dapat dimulai dengan ibu menyentuh kepala bayinya pada bagian introitus sesaat sebelum kelahiran, bahkan ketika bayi ditempatkan diatas perut ibu sesaat sesudah kelahiran. Perilaku keterikatan ini seperti penyentuhan ibu pada bayinya dimulai dengan jari-jari tangan (ekstremitas) bayi lalu meningkat pada saat melingkari dada bayi dengan kedua tangannya dan berakhir ketika dia melindungi keseluruhan tubuh bayi dalam rengkuhan lengan ibu. Perilaku lain dalam periode ini meliputi kontak mata dan menghabiskan waktu dalam posisi en face (tatap muka), berbicara dengan bayi, membandingkan si bayi dengan bayi yang telah diimpikannya selama kehamilan (jenis kelamin) dan menggunakan nama pada si bayi. Keterkaitan ini menyebabkan respon yang menciptakan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya, hal ini difasilitasi karena bayi dalam fase waspada selama satu jam pertama sesudah kelahiran membuat bayi sensitive terhadap rangasangan. 3) Periode post partum dan pengasuhan awal Suatu hubungan berkembang seiring berjalannya waktu dan bergantung pada partisipasi kedua pihak yang terlibat. Ibu mulai berperan mengasuh bayinya dengan kasih sayang. Kemampuan untuk mengasuh agar menghasilkan bayi yang sehat hal ini dapat menciptakan perasaan puas, rasa percaya diri dan perasaan berkompeten dan sukses terhadap diri ibu.