Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Bounding Attachment Terhadap Bayi

A. Pengertian Bounding Attachment


Secara harfiah kata bounding  dapat diartikan sebagai ikatan dan attachment  adalah
sentuhan. Attachment adalah proses penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang
tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Bounding adalah masa sensitif pada menit pertama dan beberapa jam setalah
kelahiran dimana kontak ibu dan ayah ini akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi
optimal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Bounding Attachment adalah hubungan yang unik antara dua orang yang sifatnya spesifik dan
bertahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua
terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu
dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat (Kennel dan Klaus dalam Rochmawati,
2012).

Bounding Attachment yaitu sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin
antara orang tua dan bayi (Lestari, 2007).

B. Cara Untuk Melakukan Bounding


Attachment (Pembentukan Ikatan Kasih Sayang)
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), proses pembentukan ikatan kasih sayang dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:

1. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif

Dengan pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung akan mengalamai
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlakukan rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.

2. Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologi bayi selanjutnya, karena kehangatan
tubuh ibu merupakan stimulus mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa
aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di kemudian hari.
Dengam memberikan ASI eksklusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar
produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena
dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa
adanya suatu kesatuan keluarga.

3. Kontak Mata

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakan lebih dekat
untuk melihat pada orang tuanya.

Keadaan untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata
mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya
sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir dapat
memusatkan perhatian kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20-
25 cm, dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira-kira 4 bulan.

4. Suara

Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka
yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan suara tinggi, bayi akan menjadi
tenang dan berpaling ke arah mereka.
Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat
mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-
suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat pada
telinga. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa bayi-bayi baru lahir bukan hanya mendengar
secara pasif melainkan mendengarkan dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih dapat
menyessuaikan diri dengan suara-suara tertentu daripada yang lain, contoh suara detak
jantung ibu.

5. Aroma (Bau Badan)

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya.

Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan
peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan
seorang bayi, detak jantung dan pola bernafasnya berubah setiapkali hadir bau yang baru,
tetapi bersamaan dengan semakin dikenalnya bau itu, bayipun berhenti bereaksi. Pada
akhirnya minggu pertama, seorang bayi dapat mengenali ibunya dari bau tubuh dan air susu
ibunya. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya
ASI pada waktu tertentu.

6. Gaya Bahasa

Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan
struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Gaya bahasa terjadi pada saat anak mulai berbicara.

Bayi yang baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya
perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa
dalam berkomuniksi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya
dalam memulai berbicara. Selain itu juga mengisaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan
membentuk komunikasi yang efektif.
7. Irama Kehidupan (Bioritme)

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.

Janin dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut
jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara
konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan
respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.

8. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan di atas ibu. Ia akan merangkak dan mencari
puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan refleck sucking dengan segera.
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah
kelahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita.
Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam.

Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan
pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program
ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini
dilakukan dengan cara langsung meletakan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan mebiarkan
bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibunya. IMD harus dilakukan langsung saat
lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak
boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to
skin  antara bayi dan ibu.
Proses Inisiasi Menyusu Dini adalah sebagai berikut:

a). Sesaat setelah kelahiran


Setelah dilakukan pemotongan plasenta dengan tali pusat, bayi langsung diletakkan di dada
ibunya tanpa membersihkan bayi kecuali tangannya, sehingga terjadi kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibunya. Suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi dari
suhu biasanya. Jika bayi kedinginan, suhu badan ibu naik 2 derajat, dan jika bayi kepanasan
suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Tuhan sudah mengatur ibu akan membawa bayi
beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada ibu, biasanya bayi hanya
akan diam selama 20-30 menit, hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir keadaanya
setelah trauma melahirkan.

b). Setelah bayi merasa tenang

Maka secara otomatis kaki bayi akan bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Gerakan ini
bukanlah gerakan tanpa makna karena bayi itu hanya menginjak-injak perut ibunya di atas
rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan ibu. Lama dari proses ini
tergantung bayi.

c). Setelah melakukan gerakan kaki tersebut

Bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangannya sama dengan bau
air ketuban. Bayi juga mencium diwilayah sekitar puting ibu juga memiliki bau yang sama, jadi
dengan mencium bau tangannya, bayi dapat mengetahui kemana dia akan bergerak. Bayi akan
bergerak mendekati puting ibunya. Ketika sudah mendekati puting ibu, bayi akan menjilat-jilat
dada ibunya. Jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada ibunya dari bakteri-bakteri jahat,
dan ketika masuk ketubuh bayi, bakteri tersebut diubah menjadi bakteri yang baik dalam
tubuhnya. Lamanya kegiatan ini tergantung dari karena hanya bayi tersbut yang tahu seberapa
lama ia harus membersihkan dada ibunya. Setelah itu bayi akan mulai meremas-remas puting
ibunya, baru kemudian mulai menyusu.

9. Sentuhan (Touch)

Ibu mulai denha sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ekstrimitas bayinya.
Dalam waktu singkat secara terbuka perabaan di gunakan untuk membelai tubuh, dan
mungkin bayi akan dipeluk di lengan ibu, gerakan dilanjutkan sebagai usapan lembut untuk
menenangkan bayi, bayi akan merapat pada payudara ibu, menggenggam satu jari atau seuntai
rambut dan terjadilah ikatan kasih sayang antara bayi dan ibu.

10. Kehangatan Tubuh (Body Warm)

Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya
diatas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat
dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayinya yaitu
terjadi kontak kulit yang membantu agar bayi tetap hangat.

Daftar pustaka

Amabrwati, E.R., dan Wulandari, D. 2010. Asuhan kebidanan nifas, Yogyakarta, Nuha Medika
http://bayidananak.com
http://www.lusa.web.id/bounding-attachment

Anda mungkin juga menyukai