Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ADAPTASI PSIKOLOGIS MASA NIFAS

Disusun Oleh :

1) RESYA TRI UTAMI : 200301005


2) SITI NURAFIFAH : 200301008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BREBES


( STIKes BREBES)
Jl. Raya Jatibarang KM 8 Janegara Jatibarang Brebes 52261
2021

KATA PENGANTAR

i
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua sehingga kita masih merasakan yang namanya
hidup di dunia ini, selawat bernadakan salam mari sama – sama kita sanjung
sajikan kepangkuan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
pencerahan di muka bumi ini.
Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah
membimbing kami sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dan juga
kepada teman – teman yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
ini. Penulis menyadari bahwasanya isi laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk
memperbaiki laporan ini di kemudian hari.
Akhir kata penulis menyerahkan diri kepada Allah SWT sehingga
mendapatkan berkah dan petunjuk dalam menjalani hidup di dunia ini. Laporan
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
laporan ini.

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. Adaptasi Psikologi Dalam Masa Nifas.................................. 2
B. Konsep Dasar Perubahan Psikologi Pada Masa Nifas.......... 3
C. 3 Proses Adaptasi Psikologi Dalam Masa Nifas................... 6
D. Gangguan Psikologis Ibu Selama Masa Nifas....................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................ 11
A. Kesimpulan ........................................................................... 11
B. Saran...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau setelah persalinan sampai
42 hari persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan
bayi baru lahir (Zainur and Loh, 2006). Periode nifas merupakan salah satu
periode kritis dalam proses kehidupan seorang perempuan maupun bayi dan
merupakan masa sulit (Yanita dan Zumralita, 2001), diperkirakan 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 25 jam pertama (Rahayu dkk, 2012). Bagi pasangan
dengan anak pertama, akan menjadi pengalaman baru, baik bagi istri maupun
suami, sehingga yang dirasakan adalah kebingungan, khususnya istri yang
akan merasakan perasaan cemas, takut, dan bahagia.
Masa nifas sendiri merupakan masa yang rentan sekaligus terbuka
untuk sebuah pembelajaran dan bimbingan dan perubahan peran seorang ibu
membutuhkan adaptasi. Selain itu, tanggung jawab seorang ibu juga akan
bertambah sehingga seorang ibu akan butuh bantuan untuk beradaptasi
dengan masa nifas tersebut seperti dukungan dan respon dari keluarga,
riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan serta inspirasi ketika
hamil dan melahirkan.

B. Rumusan Masalah
Apa itu adaptasi psikologis masa nifas ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Adaptasi Psikologi Dalam Masa Nifas

Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa yang
dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu berikutnya.
Periode masa nifas merupakan waktu d mana ibu mengalami stres
pascapersalinan, terutama pada ibu primipara.
 Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi
postpartum adalah sebagai berikut
1. Perasaan kecewa dan sedih
2. Sering menangis
3. Merasa gelisah dan cemas
4. Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan
5. Nafsu makan menurun
6. Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu
7. Tidak bisa tidur (insomnia)
8. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeles)
9. Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
10. Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya
Walaupun banyak wanita mengalami depresi postpartum segera setelah
melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi sampai

2
beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja terjadi
dalam kurun waktu enam bulan berikutnya. Depresi postpartum mungkin saja
berkembang menjadi postpartum psikosis, walaupun jarang terjadi. Hal
tersebut merupakan penyakit yang sangat serius dan semua gejala depresi
postaprtum dialami oleh mereka yang menderita postpartum psikoksis serta
bisa sampai melukai diri sendiri, bahkan membunuh anak-anaknya.

B. Konsep Dasar Perubahan Psikologi Pada Masa Nifas

1. Perubahan Peran
Terjadinya perubahan peran, yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran
anak. Sebenarnya suami dan istri sudah mengalami perubahan peran
mereka sejak masa kehamilan. Perubahan peran ini semakin meningkat
setelah kelahiran anak.
Contoh, bentuk perawatan dan asuhan sudah mulai diberikan oleh si ibu
kepada bayinya saat masih berada dalam kandungan adalah dengan cara
memelihara kesehatannya selama masih hamil, memperhatikan makanan
dengan gizi yang baik, cukup istirahat, berolah raga, dan sebagainya.
Selanjutnya, dalam periode postpartum atau masa nifas muncul tugas dan
tanggung jawab baru, disertai dengan perubahan-perubahan perilaku.
Perubahan tingkah laku ini akan terus berkembang dan selalu mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan waktu cenderung mengikuti
suatu arah yang bisa diramalkan.
Pada awalnya, orang tua belajar mengenal bayinya dan sebaliknya bayi
belajar mengenal orang tuanya lewat suara, bau badan dan sebagainya.

3
Orang tua juga belajar mengenal kebutuhan-kebutuhan bayinya akan kasih
sayang, perhatian, makanan, sosialisasi dan perlindungan.
Periode berikutnya adalah proses menyatunya bayi dengan keluarga
sebagai satu kesatuan/unit keluarga. Masa konsolidasi ini menyangkut
peran negosiasi (suami-istri, ayah-ibu, orang tua-anak, anak dan anak).
2. Peran menjadi Orangtua setelah Melahirkan
Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan
kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan
ayah, orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan bayinya. Bayi
perlu perlindungan, perawatan dan sosialisasi. Periode ini ditandai oleh
masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh. Lama
periode ini bervariasi, tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira empat
minggu.
Periode berikutnya mencerminkan satu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga. Periode waktu meliputi peran negosiasi
(suami-istri, ibu-ayah, saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan
kompetensi yang semakin tinggi dalam menjalankan aktivitas merawat
bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap makna perilaku bayi. Periode
berlangsung kira-kira selama 2 bulan.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua
Tugas pertama orang tua adalah mencoba menerima keadaan bila anak
yang dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena dampak dari
kekecewaan ini dapat mempengaruhi proses pengasuhan anak.
Walaupun kebutuhan fisik terpenuhi, tetapi kekecewaan tersebut akan
menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri secara penuh dan utuh.
Bila perasaan kecewa tersebut tidak segera diatasi, akan membutuhkan
waktu yang lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak sesuai
dengan harapan tersebut.
Orang tua perlu memiliki keterampilan dalam merawat bayi mereka, yang
meliputi kegiatan-kegiatan pengasuhan, mengamati tanda-tanda
komunikasi yang diberikan bayi untuk memenuhi kebutuhannya serta
bereaksi secara cepat dan tepat terhadap tanda-tanda tersebut.

4
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap bayinya,
antara lain:
 Orang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak
terus terbawa dengan khayalan dan impian yang dimilikinya tentang
figur anak idealnya. Hal ini berarti orang tua harus menerima
penampilan fisik, jenis kelamin, temperamen dan status fisik anaknya.
 Orang tua harus yakin bahwa bayinya yang baru lahir adalah seorang
pdibadi yang terpisah dari diri mereka, artinya seseorang yang
memiliki banyak kebutuhan dan memerlukan perawatan.
 Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya. Hal ini
termasuk aktivitas merawat bayi, memperhatikan gerakan komunikasi
yang dilakukan bayi dalam mengatakan apa yang diperlukan dan
member respon yang cepat
 Orang tua harus menetapkan criteria evaluasi yang baik dan dapat
dipakai untuk menilai kesuksesan atau kegagalan hal-hal yang
dilakukan pada bayi.
 Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di
dalam keluarga. Baik bayi ini merupakan yang pertama atau yang
terakhir, semua anggota keluarga harus menyesuaikan peran mereka
dalam menerima kedatangan bayi.
Dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya, harga diri orang tua
akan tumbuh bersama dengan meningkatnya kemampuan
merawat/mengasuh bayi. Oleh sebab itu bidan perlu memberikan
bimbingan kepada si ibu, bagaimana cara merawat bayinya, untuk
membantu mengangkat harga dirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa
menjadi orang tua pada masa post partum adalah :
 Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
 Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
 Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
 Pengaruh budaya

5
C. 3 Proses Adaptasi Psikologi Dalam Masa Nifas

Masa nifas atau purperium dimulai pada 1 jam sesudah plasenta lahir
hingga 6 minggu atau 42 hari sesudahnya. Dilihat dari psikologi, pasca
persalinan seorang ibu akan mengalami beberapa gejala psikiatrik meski tidak
semua ibu akan mengalami hal tersebut. Supaya perubahan psikologi yang
dialami seorang ibu tidak terlalu berlebihan, maka seorang ibu diharapkan
untuk mengetahui permasalah tersebut lebih mendalam. Proses adaptasi
psikologi dalam masa nifas ini sebenarnya sudah terjadi saat kehamilan,
menjelang proses kelahiran dan juga sesudah persalinan. Dalam periode ini,
maka rasa cemas dan tanda tanda stress yang dialami seorang wanita akan
semakin bertambah dan akan mengalami pengalaman yang unik setelah
persalinan. Masa nifas sendiri merupakan masa yang rentan sekaligus terbuka
untuk sebuah pembelajaran dan bimbingan dan perubahan peran seorang ibu
membutuhkan adaptasi. Selain itu, tanggung jawab seorang ibu juga akan
bertambah sehingga seorang ibu akan butuh bantuan untuk beradaptasi dengan
masa nifas tersebut seperti dukungan dan respon dari keluarga, riwayat dan
pengalaman kehamilan serta persalinan serta inspirasi ketika hamil dan
melahirkan. Dalam proses adaptasi psikologi dalam masa nifas, seorang ibu
akan mengalami beberapa fase yang akan kami jelaskan berikut ini.
1. Fase Taking In
Fase taking in adalah periode ketergantungan dimana pada saat
tersebut, fokus perhatian ibu akan tertuju pada bayinya sendiri. Rubin
menetapkan periode selama beberapa hari ini sebagai fase menerima
dimana seorang ibu juga membutuhkan perlindungan serta perawatan yang
bisa menyebabkan gangguan mood dalam psikologi. Dalam penjelasannya,
Rubin mengatakan jika fase tersebut akan berlangsung antara 2 hingga 3

6
hari. Sementara dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ament pada
tahun 1990 juga mendukung pernyataan Rubin tersebut kecuali pada
wanita sekarang ini yang berpindah lebih cepat dari fase menerima.
Untuk fase menerima yang terbilang sangat kuat, biasanya hanya
terjadi di 24 jam pertama pasca persalinan. Selama beberapa jam atau
beberapa hari sesudah melahirkan, seorang wanita sehat dewasa akan
terlihat seperti mengesampingkan segala tanggung jawabnya sehari hari.
Mereka akan tergantung pada orang lain untuk respon pada kebutuhan
akan istirahat sekaligus makanan. Dalam fase ini merupakan waktu yang
memiliki banyak kegembiraan dan banyak orang tua yang juga senang
berbicara akan hal tersebut. Mereka akan terus berbicara tentang masa
kehamilan dan juga melahirkan dengan berbagai kata kata. Sedangkan
pemusatan, analisis dan juga sikap menerima dari pengalaman tersebut
nantinya akan membantu para orang tua untuk pindah ke fase berikutnya.
Rasa cemas, depresi dalam psikologi dan juga kenikmatan terhadap
peran barunya tersebut terkadang juga semakin mempersempit persepsi
seorang ibu sehingga informasi yang disampaikan pada saat tersebut
kemungkinan harus diulang kembali. Beberapa rasa tidak nyaman yang
biasa terjadi dalam masa ini diantaranya adalah sakit perut, nyeri di area
luka jahitan jika ada, tidur tidak cukup dan kelelahan sehingga yang harus
lebih diperhatikan dalam fase tersebut adalah banyak istirahat, komunikasi
dan juga asupan nutrisi. Sedangkan untuk gangguan psikologis yang biasa
dialami oleh ibu selama fase ini diantaranya adalah:
 Rasa tidak nyaman karena perubahan fisik
 Rasa kecewa terhadap bayi
 Merasa tidak bersalah karena tidak dapat menyusui bayi
 Kritik yang berasal dari suami atau keluarga tentang perawatan bayi.
2. Fase Taking Hold
Fase taking hold merupakan masa yang berlangsung antara 3 hingga
10 hari sesudah persalinan. Dalam fase ini, kebutuhan akan perawatan dan
juga rasa diterima dari orang lain akan muncul secara bergantian serta
keinginan agar bisa melakukan semuanya secara mandiri setelah

7
sebelumnya juga mengalami perubahan sifat yang terjadi pada ibu hamil.
Seorang wanita akan merespon dengan semangat agar bisa berlatih dan
belajar tentang cara merawat bayi atau apabila ia merupakan ibu yang
gesit, maka akan lebih ingin merawat bayi mereka secara mandiri. 6
sampai 8 minggu sesudah persalinan, maka kemampuan ibu untuk
menguasai tugas sebagai orang tua adalah hal penting untuk dilakukan.
Harapan yang realisitis nantinya akan mempermudah kehidupan keluarga
selanjutnya sebagai sebuah kesatuan atau unit. Beberapa wanita namun
juga akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri pada isolasi yang
dialami sebab ia diharuskan merawat bayi, tidak menyukai tanggung
jawab di rumah dan juga merawat bayi mereka atau sindrom baby blues.
Beberapa ibu yang membutuhkan dukungan tambahan diantaranya adalah:
 Ibu berusia remaja
 Wanita yang tidak memiliki suami
 Wanita karier
 Ibu yang belum berpengalaman mengasuh bayi
 Wanita yang tidak punya banyak teman atau keluarga untuk
berbagi rasa.
Dalam masa ini, depresi postpartum juga sangat sering terjadi sehingga
perasaan mudah tersinggung akan terjadi karena berbagai sebab. Dilihat
secara psikologis, seorang ibu akan merasa jenuh dengan tanggung jawab
yang cukup banyak sebagai orang tua. Ia bisa saja merasa kehilangan
dukungan yang pernah diterima dari anggota keluarga atau teman ketika
sedang hamil. Selain itu, beberapa orang ibu juga akan menyesal dengan
rasa kehilangan atas hubungan ibu dan anak yang belum lahir. Sedangkan
beberapa ibu lain akan merasa kecewa ketika persalinan dan juga proses
kelahiran sudah selesai.
Rasa letih sesudah melahirkan nantinya juga semakin berat dengan
tuntutan bayi yang semakin banyak sehingga perasaan depresi tersebut
akan lebih mudah terjadi. Dalam masa puerperium tersebut, kadar gluko
kortiokid bisa berubah menjadi lebih rendah atau terjadi hipotiroid
subklinis. Keadaan fisiologis tersebut bisa menjelaskan depresi pasca

8
partum yang ringan. Reaksi depresif tersebut tidak harus diperlihatkan
dengan cara verbal namun bisa ditandai dengan perilaku khas seperti
menarik diri, menangis dan juga hilangnya perhatian atas sekeliling.
Namun, disaat segala tugas dan juga penyesuaian sudah dijalankan dan
bisa dikendalikan, maka bisa didapat kondisi stabil sehingga cara
mengatasi gangguan psikologi pada nifas harus dilakukan.
3. Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase dimana ibu dan keluarganya
bergerak maju sebagai sistem dengan para anggota untuk saling
berinteraksi. Hubungan dari pasangan yang meski sudah berubah karena
hadirnya seorang anak akan mulai kembali memperlihatkan banyak
karakteristik awal. Sedangkan untuk tuntutan utamanya adalah
menciptakan sebuah gaya hidup yang melibatkan anak namun dalam
beberapa hal juga tidak melibatkan anak karena pasangan harus berbagi
kesenangan yang bersifat dewasa yakni faktor psikologis yang
mempengaruhi persalinan. Umumnya, banyak suami istri yang kembali
memulai hubungan seksual di minggu ketiga atau keempat sesudah
melahirkan dan beberapa pasangan lagi bahkan ada yang memulai
hubungan lebih awal yakni ketika rasa nyeri sudah tidak lagi terasa.
Fase adaptasi ibu nifas adalah taking in, taking hold dan juga
letting goo yang menjadi perubahan perasaan yakni respon alami terhadap
rasa lelah yang dirasakan dan akan kembali secara bertahap sesudah ibu
bisa menyesuaikan dirinya dengan peran baru dan bisa kembali tumbuh
dalam keadaan normal. Meski beberapa perubahan tersebut memang akan
terjadi, akan tetapi sebaiknya ibu tetap menjalani ikatan batin dengan bayi
pada saat awal. Sejak ada dalam kandungan, bayi hanya mengenal ibu
yang bisa memberinya rasa aman dan nyaman sehingga stress yang
dialaminya tidak bertambah semakin berat.

D. Gangguan Psikologis Ibu Selama Masa Nifas

9
Post partum blues yang sering disebut dengan sindroma gangguan efek
ringan akan sering terlihat di minggu pertama sesudah melahirkan yang
menjadi gangguan psikologi pada masa persalinan. Selain itu, akan banyak
kesedihan atau murung antara 2 hari hingga 3 minggu sesudah bayi dilahirkan.
Hal ini bisa terjadi karena perubahan peraan yang dialami ibu ketika
kehamilan sehingga akan sulit menerima bayi mereka. Beberapa gangguan
psikologis selama masa nifas diantaranya adalah:
 Faktor biologis: Depresi postpartum yang terjadi karena hormon estrogen,
progesteron dan juga prolaktin terlalu tinggi atau terlalu rendah di masa
nifas atau terjadi perubahan hormon terlalu cepat atau bahkan terlalu
lambat.
 Faktor umur: Seorang perempuan yang melahirkan di usia 20 hingga 30
tahun maka bisa mendukung masalah periode. Faktor usia ini sering
dihubungkan dengan kesiapan mental perempuan untuk menjadi seorang
ibu.
 Post partum psikosa: Depresi yang terjadi di minggu pertama dalam 6
minggu pasca persalinan yang terjadi karena wanita menderita bipolar
disorder atau schizoaffiktif disorder sehingga sering terobsesi tentang bayi,
halusinasi, kesedihan, gangguan tidur dan delusi.
 Kemurungan masa nifas: Pengaruh faktor psikologis terhadap persalinan
disebabkan karena perubahan dalam diri wanita selama hamil dan juga
cara kehidupan sesudah bayi lahir sehingga akan beresiko mengalami
murung yang biasanya akan hilang sesudah 2 minggu melahirkan.
 Faktor pengalaman: Depresi pasca persalinan akan lebih sering terjadi
pada primipara sebab peran peran ibu dan semua yang berhubungan
dengan bayi adalah situasi yang sangat baru untuk dirinya sehingga
menyebabkan stress.
 Faktor pendidikan: Perempuan dengan pendidikan tinggi akan menghadapi
tekanan sosial serta konflik peran diantara tuntutan sebagai wanita yang
ingin bekerja atau beraktivitas diluar rumah dengan peran sebagai ibu
rumah tangga dan orang tua.
BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa yang
dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu berikutnya.
Dalam proses adaptasi psikologi dalam masa nifas, seorang ibu akan
mengalami beberapa fase yang akan kami jelaskan berikut ini.
1. Fase Taking In
Fase taking in adalah periode ketergantungan dimana pada saat tersebut,
fokus perhatian ibu akan tertuju pada bayinya sendiri. Rubin menetapkan
periode selama beberapa hari ini sebagai fase menerima dimana seorang
ibu juga membutuhkan perlindungan serta perawatan yang bisa
menyebabkan gangguan mood dalam psikologi.
2. Fase Taking Hold
Fase taking hold merupakan masa yang berlangsung antara 3 hingga 10
hari sesudah persalinan. Dalam fase ini, kebutuhan akan perawatan dan
juga rasa diterima dari orang lain akan muncul secara bergantian serta
keinginan agar bisa melakukan semuanya secara mandiri setelah
sebelumnya juga mengalami perubahan sifat yang terjadi pada ibu hamil.
3. Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase dimana ibu dan keluarganya bergerak maju
sebagai sistem dengan para anggota untuk saling berinteraksi. Hubungan
dari pasangan yang meski sudah berubah karena hadirnya seorang anak
akan mulai kembali memperlihatkan banyak karakteristik awal.
B. Saran
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan
makalah ini sangatlah diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://dosenpsikologi.com/proses-adaptasi-psikologi-dalam-masa-nifas
https://kumparan.com/babyologist/mengenal-3-fase-adaptasi-psikologis-ibu-
nifas-1rEnYcAKtVx/full
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwi-
mpSHwcDvAhVnILcAHTENCZgQFjADegQIDBAD&url=https%3A%2F
%2Fstikestulungagung.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2019%2F10%2FAdaptasi-Psikologis-Ibu-Masa-
Nifas.docx&usg=AOvVaw2iCHyzsNP_Nw6Vre7EyDa5

12

Anda mungkin juga menyukai