MAKALAH
TENTANG
IBU POST PARTUM BLUES
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNyalah
sehingga penulisan makalah ini yang berjudul Post partum bluesdapat terselesaikan dengan
baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para
pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membatu
dalam pembuatan makalah ini.karna berkat merekalah dapat terciptanya makalah ini.maka kami
1. Dosen pemimbing mata kuliah Askeb III yang telah memimbing kami dalam mata kuliah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi
maupun teknik penulisan. untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis
dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita
Perubahan fisik dan emisional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola
hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan
yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial cultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis
terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu pengertian masa
nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang
Dari dua pengertian di atas kelompok meyimpulkan bahwa masa nifas adalah masa sejak
selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial
yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6 minggu. Dalam proses adaptasi pada
masa postpartum terdapat tiga metode yang meliputi immediate puerperineum yaitu 24 jam
pertama setelah melahirkan, early puerperineum yaitu setelah 24 jam hingga 1 minggu, dan
Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam
tiga fase:
1. taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita
2. taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5
minggu.
3. fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya,
mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu
yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal.
Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum blues atau
kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis, dan psikosis pascapartum. Pada
makalah ini kami akan membahas secara khusus mengenai post partum blues. Beberapa
penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu
pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun
segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya
tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai
gejala atau sindroma yang oleh para peneliti dan klinisi disebut post-partum blues.
B. Rumusan Masalah
pada makalah ini adapun rumusan masalah dari makalh ini kami membahas apa itu post partum
blues, gejala, etiologi, dan apa saja kasus yang terkait dengan post partum blues?. Ini seperti
yang di bahas daam makalah ini.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud dengan gangguan psikologis
pada ibu masa postpartum khusunya post partum Blues.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis,
diagnosis, penatalaksanaan dan Asuhan keperawatan pada Gangguan psikologis ibu postpartum.
b. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.
c. Memenuhi salah satu tugas perkuliahan Keperawatan Maternitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
1. Puerperium dini yaitu kepulihan ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
Pada waktu nifas sering muncul banyak masalah salah satunya masalah tentang psikologi ibu
seperti postpartum blues. Post partum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah
melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga 10 hari sejak
kelahiran bayinya.
Post partum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman
(kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan
hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada
saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen
dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Post-partum blues sendiri sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis
referensi di literature kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca-salin yang
disebut sebagai milk fever karena gejala disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi.
Dewasa ini, post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby
blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada
hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca
persalinan.
Ada beberapa gejala-gejala yang timbul pada ibu yang mengalami postpartum blues , yaitu:
4. Tidak sabar
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui.
Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin
dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan
emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine
oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang
4. Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang
tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan
b. apakah suami, keluarga, dan teman memberi dukungan moril (misalnya dengan membantu
pekerjaan rumah tangga, atau berperan sebagai tempat ibu mengadu/berkeluh-kesah) selama ibu
menjalani masa kehamilannya atau timbul permasalahan, misalnya suami yang tidak membantu,
tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami, problem dengan
Namun ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa Post partum blues tidak
berhubungan dengan perubahan hormonal, biokimia atau kekurangan gizi. Antara 8% sampai
12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan
sehingga mencari bantuan dokter. Dengan kata lain para wanita lebih mungkin mengembangkan
depresi post partum jika mereka terisolasi secara sosial dan emosional serta baru saja mengalami
6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja.
Dengan kata lain para wanita lebih mungkin mengembangkan depresi post partum jika
mereka terisolasi secara sosial serta baru saja mengalami peristiwa kehidupan yang menekan.
Postpartum Blues tidak berhubungan dengan perubahan hormonal ,biokimia atau kekurangan
gizi. Antara 8% sampai 12% wanita tidak bisa menyesuaikan peran sebagai orang tua dan
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala
tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan
sikap tersebut diantaranya Ibu sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia, penakut,
tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala sering berganti mood, mudah tersinggung
(iritabilitas), merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap
hal yang semula sangat diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat
keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja di lahirkan ,
Gejala-gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang
dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung
beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression.
E. Patofisiologi
Sejarah kehamilan adalah factor utama yang bisa menimbulkan terjadinya baby blues ini
atau biasa dikenal dengan post partum blues. Riwayat seperti kehamilan yang tidak di inginkan,
adanya problem dengan orang tua atau mertua, kurangnya biaya untuk persalinan, kurangnya
perhatin yang diberikan pada si ibu dan factor ari etiologi serta factor psikolog lainnya
merupakan penyebab utama. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh
pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim
monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi nonadrenalin dan
Karena proses ini pula seorang ibu setelah melahirkan mengalami perubahan pada tingkat
emosional. Biasanya ibu akan mengalami kenaikan dalam resons psikologisnya, sensitive dan
lebih membutuhkan perhatian, kasih sayang dari orang di sekitarnya yang di anggap penting
baginya. Keabnormalitasan pada post partum blues ini mengakibatkan rasa tidak nyaman,
kecemasan yang mendalam pada diri ibu, tek jarang terkadang seorang ibu menangis tanpa sebab
F. Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post
partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat
disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada.
Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa
(fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar
pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat dipergunakan beberapa kuesioner
dengan sebagai alat bantu. Endinburgh Posnatal Depression Scale (EPDS) merupakan kuesioner
dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama
perasaan bersalah serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner
ini terdiri dari 10 (sepuluh) pertanyaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat) pilihan
jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang
dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat
diselesaikan dalam waktu 5 menit. Cox et. Al., mendapati bahwa nilai skoring lebih besar dari 12
(dua belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif 73% untuk mendiagnosis kejadian
post-partum blues . EPDS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda,
Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca
salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu kemudian.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disini adalah cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan
postpartum blues. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini yaitu :
Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan
berhubungan dengan masa nifas dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan
a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari
kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri,
pengalaman selama proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal ini membuat
b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase
ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri
H. Pencegahan
1. Anjurkan ibu untuk merawat dirinya sendiri, yakinkan pada suami atau keluarga untuk
4. Mintalah bantuan keluarga dan suami untuk merawat ibbu dan bayinya.
6. Rekreasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R DENGAN POST PARTUM
BLUES
DI PUSKESMAS KURANJI,PADANG TANGGAL 15 FEBRUARI 2011
A. FORMAT
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas / Biodata Klien
Nama istri : Ny.R
Umur : 25 Tahun
Bangsa : Indonesia
Suku :Caniago
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai negri
Alamat :Jl. Kampung baru no. 37 RT.04 RW.02 KEL. GN.Sarik Kec.
Kuranji,Padang
No. Hp :085356917417
b. Data Subjektif
Pasien masuk pada tanggal/ jam : 15-02-2011 / 15.00 wib
Di data pada tanggal : 15-02-2011 / 15.00 wib
1) Alasan masuk : Perawatan nifas
2) Keluhan utama : Ibu dengan P2A0 post partum 4 hari yang lalu
mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat
bayinya, tidak perduli dengan bayinya dan tidak perduli dengan penampilan dan kebersihan
dirinya.
3) Riwayat menstruasi
a) Haid pertama : Umur 13 Tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Banyaknya : 2-3 x ganti duk
d) Warnanya : Merah tua
e) Lamanya : 5-6 hari
f) Sifat darah : Encer
g) Teratur/ tidak : Teratur
h) Dienorhoe : Tidak ada
4) Riwayat kehamilan
a) Ini anak pertama
5) Riwayat persalinan sekarang
a) Tempat persalinan : Puskesmas Kuranji Padang
b) Jenis persalinan : Spontan
c) Lama persalinan
(1) Kala I : 6 jam
(2) Kala II : 1 jam
(3) Kala III : 15 menit
d) Dipimpin menahan
(1) Ketuban : Di pecahkan
(2) Warnanya : Jernih
6) Persalinan ditolong oleh : Bidan
7) Komplikasi : Tidak ada
8) Placenta : Lengkap
9) Berat : 500 garm
10) Panjang tali pusat : 50 gram
11) Kelainan : Tidak ada
12) Perinium : Ada luka perinium dan sudah di jahit
13) Pendarahan
a) Kala I : 52 gram
b) Kala II : 100 gram
c) Kala III : 100 gram
d) Kala IV : 50 gram
14) BAYI
a) Lahir tanggal : 12-02-2011
b) Jam : 03.00 WIB
c) PB : 49 cm
d) BB : 2900 gram
e) Apgar
(1) Menit I :7
(2) Menit V :9
f) Cacat bawaan : Tidak ada
g) Masa gestasi : Aterm
h) Komplikasi : Tidak ada
i) Banyak air ketuban : 150 cc
j) Keadaan : Baik
15) Pola makanan
a) Makanan dan minuman terakhir : 15-O2-2011/jam 13.00 wib
b) Jenis : Piring nasi + potong ikan + potong tahu.
c) Masalah : Kurang nafsu makan
16) Menyusui bayi : Ibu tidak mau menyusui bayinya
17) Melakukan pekerjaan rumah : belum bisa
18) Perawatan pada bayi : Belum Mampu
19) Pola eliminasi
a) BAK
(1) Frekuensi :2X
(2) Warna : Kuning jernih
(3) Keluhan : Tidak ada
b) BAB
(1) Frekuensi :1X Sehari
(2) Warna : kuning
(3) Konsistensi : Sedang
(4) Keluhan : Tidak ada
20) Pola istirahat dan tidur
a) Istirahat dan tidur sebelum melahirkan : 30 menit
b) Istirahat dan tidur sesudah melahirkan : jam
c) Istirahat dan tidur selama beberapa hari setelah melahirkan: sulit tidur
21) Personal hygiene
a) Mandi : 1x sehari
c) Keramas : 1x seminggu
c. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Kesadaran : Baik
b) Keadaan emosional : CMC
c) BB sebelum hamil : 43 Kg
d) BB Nifas : 44 Kg
e) TB : 160 cm
f) Lila : 23,5 cm
2) Tanda vital
a) TD : 110/70 mmHg
b) Nadi : 80 X/i
c) Suhu : 37C
d) Pernafasan : 22 X/i
3) Pemeriksaan khusus
a) Kepala
(1) Rambut : Bersih tidak berketombe, tidak rontok
(2) Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedema
(3) Mata :conjungtiva tidak pucat sklera tidak nikterik
(4) Mulut : lidah bersih, bibir tidak hidrosis dan tidak tomatis
(5) Gigi : Tidak terdapat caries
b) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran
kelenjar limfa
c) Dada
(1) Mamae : simetris kiri dan kanan, pasila menonjol kiri-kanan
(2) Benjolan : Tidak ada
(3) Kelenjar mongomery : Menonjol
(4) Pengeluaran ASI : Ada dan kurang lancar
(5) Rasa nyeri : Tidak ada
d) Punggung dan pinggang : Tidak ada kelainan
e) Abdomen
(1) Inspeksi : Tidak ada bekas luka
(2) Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat
(3) Auskultasi : BISING USUS
f) Ekstremitas atas : Baik
g) Ekstremitas bawah : Baik
h) Genetalia
(1) Pengeluaran lochea :Sanguinolenta
(2) Bau : Amis
(3) Jumlah : 100 cc
(4) Perineum : Ada bekas jahitan
Perkusi
(1) Refleks patella kanan : (+)
(2) Refleks patella kiri :(+)
Pemeriksaan labor :
(1) Hb : 10 mmHg
B. MATRIKS IBU POST PARTUM BLUES
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R DENGAN POST PARTUM
BLUES
DI PUSKESMAS KURANJI,PADANG TANGGAL 15 FEBRUARI 2011
hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga 10 hari sejak kelahiran bayinya.
Ada beberapa gejala-gejala yang timbul pada ibu yang mengalami postpartum blues,
yaitu:
4. Tidak sabar
1. Aanjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau keluarga untuk selalu
memperhatikan si ibu
4. Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan bayinya.
6. Rekreasi
B. SARAN
Bagi Petugas petugas Kesehatan dsiharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita
untuk memberikan health education dalam perawatan pada ibu post partum blues.
DAFTAR PUSTAKA
makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/.../post-partum-blues.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV : Kesimpulan
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
1. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung
selama kira-kira 2-6 minggu.(Sarwono, 2002:122).
2. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke dalam keadaan sebelum hamil dan masa
nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu.(Maternal dan Neonatal, 2002)
3. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu (Mochtar, 1990)
4. Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai mencakup 6 minggu
berikutnya. (Pusdiknakes, 2001)
5. Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah partus selesai serta lahirnya plasenta dan
berakhir sampai alat-alat kandungan kembali kekeadaan seperti sebelum hamil yang
berlangsung selama kira-kira 2- 6 minggu.
1. Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap
telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
3. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan atau tahunan (Mochtar, 1998 : 115)
Segera setelah placenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi, letaknya kira-kira pusat dan
symfisis atau sedikit lebih tinggi. Umumnya organ ini mencapai ukuran tidak hamil seperti
semula dalam waktu ukuran sekitar 6-8 minggu. Proses involusio uterus meliputi 3 aktivitas,
yaitu :
1. Kontraksi uterus
2. Autolysis sel-sel myometrium
3. Regenerasi epithelium
Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio
Tempat placenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5
cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm. Pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Ada beberapa
macam lochea antara lain :
Berwarna merah segar, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik
caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir.Terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea alba
Berupa cairan berwarna putih, berisi leukosit dan mukosa servik terjadi setelah 2 minggu pasca
persalinan.
5) Lochea purulenta
Terjadi dikarenakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
6) Lochiostasis
Segera setelah placenta lahir, servik dan segmen bawah rahim menjadi struktur yang tipis, kolaps
dan kendur. Mulut servik mengecil perlahan-lahan sebelum beberapa hari mulut serviks mudah
dimasuki oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertam telah menjadi sedemikian sempitnya
sehingga jari sulit untuk masuk, sewaktu servik menyempit, servik menebal dan salurannya
terbentuk kembali, tetapi masih ada tanda-tanda servik parut.
Setelah kelahiran, miometrium segmen bawah rahim yang sangat menipis berkontraksi dan
beretraksi tetapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam perjalanan beberapa minggu segmen
bawah rahim diubah dari struktur yang jelas dan cukup besar untuk memuat kebanyakan kepala
janin cukup bulan menjadi isthmus yang hampir tidak dapat dilihat.
Pada perlukaan jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari, bila tidak disertai infeksi dan faktor gizi
juga sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka jalan lahir tersebut, karena dengan gizi yang
cukup akan mempercepat pertumbuhan sel-sel tubuh yang rusak.
Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas membentuk lorong berdinding
lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran
semula. Rugae terlihat kembali pada minggu ke 3 dan terdapatcarunculae mirtiformis yang khas
pada wanita yang pernah melahirkan.
Rasa Sakit
Yang disebut juga after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan oleh kontraksi rahim,
biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu, mengenai
hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan anti mulas.
Ligament-ligament
Ligament fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan. Setelah bayi lahir,
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke
belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
Setelah melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berkusuk atau berurut dimana
sewaktu diurut tekanan intra abdomen bertambah tinggi. Karena setelah melahirkan ligamen,
fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan urut, banyak wanita akan mengeluh
kandungannya turun atau terbalik. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan
dan senam pasca persalinan/senam nifas. Biasanya striae yang terjadi pada saat kehamilan akan
berkurang.
Peregangan dan dilatasi selama kehamilan yang menyebabkan perubahan permanen di pelvis
renalis dan ureter, kecuali ada infeksi kembali normal pada waktu 2-8 minggu, bergantung pada :
Payudara
Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami dan normal. Proses
menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang meliputi: produksi susu dan sekresi susu
atau let down.
Fisiologi dari produksi ASI masih belum sepenuhnya dimengerti. Dipikirkan bahwa
konsentrasiestrogen dan progesteron yang tinggi sebelum kehamilan menghambat
produksi prolaktin, yang dibutuhkan untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa seorang wanita
tidak memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.
Pada saat placenta lahir, terjadi perubahan drastis yang mendadak pada
kadar estrogen danprogesteron. Keadaan ini membuat kelenjar hipofise
anterior memproduksi prolaktin. Produksi ASI juga dipengaruhi oleh hisapan bayi yang dapat
menyebabkan kenaikan atau kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari hipofise anterior.
Seorang bayi akan menekan sinus laktiferussewaktu menghisap ASI. Hisapan ini akan
mendorong air susu melalui ductus laktiferus menuju tempat akhir, yaitu mulut bayi. Aliran susu
dan sinus laktiferus disebut let down dan dalam hal ini dapat dirasakan oleh ibu
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi tidak boleh lebih dari
38oC. Bila terjadi peningkatan melebihi 38oC berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi
infeksi. Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya akan menjadi keras karena kontraksinya,
sehingga terdapat penutupan darah. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan
rasa nyeri yang disebut dengan nyeri ikutan terutama pada multipara (Manuaba, 1998 : 192).
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan BBL dan
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Tabel Frekuensi Kunjungan Masa Nifas (Anonim, 2002 : N23)
1. Diagnosis
1) Apakah masa nifas berlangsung normal/tidak seperti involusio uterus, pengeluaran lochea,
pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis normal.
2) Adakah keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan panas.
1) Perdarahan berkepanjangan
4) Catatan CHPB
6) Catatan pengobatan
7) Catatan perawatan
2 Riwayat
1) Ambulasi
2) Berkemih
3) Defekasi
4) Nafsu makan
5) Ketidaknyamanan/nyeri
6) Kekhawtiran
7) Menyusui
8) Perineum: odema, inflamasi, haematoma, pus, luka yang terpisah/ luka memar, jahitan,
haemorrhoid
9) Ekstremitas : varices, nyeri tekan, panas pada betis, oedema, tanda homan refleks. (Buku
Saku Bidan, 2002 : 266)
1 Perdarahan Pervaginam
Adalah perdarahan yang lebih atau sama dengan 500 cc per ml pasca salin dalam 24 jam setelah
anak dan placenta lahir.
Terjadi setelah 24 jam pertama post partum, biasanya antara hari ke lima sampai lima belas hari
post partum
1) Rawat gabung
2) Pemeriksaan umum
Kesadaran penderita
3) Pemeriksaan khusus
Jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi
Parturien dapat dipulangkan setelah 2-3 hari dirawat, apabila persalinan berjalan lancar dan
sponta dan dapat dipulangkan setelah keadaan baik dan tidak ada keluhan.
1) Ambulasi/tirah baring
2) Diet/nutrisi
3) Perawatan puerperium
4) Berkemih/pemakai cateter
6) Obat tidur
7) Laksatif
8) Methergin 0,2 mg PO, setiap 4 jam x 6 dosis kemudian 3 x 1 selama 3 hari jika
diindikasikan
1) Melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencari kemungkinan kelainan sitologi sel
serviks atau sel endometrium
4) Untuk kesehatan ibu dan bayi serta keluarga sebaiknya melakukan KB untuk mengatur
jarak kehamilan
1 . Periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap ibu yang baru melahirkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :
4) Pengaruh budaya
Periode ini diuraikan Reva Rubin dalam 3 tahap yang disebut dengan Teori Reva Rubin dan
tahapan tersebut antara lain :
1) Fase taking in
(3) Ciri-ciri :
(3) Ciri-ciri :
Ibu konsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya (BAB, BAK, dan kekuatan tubuhnya)
Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi, seperti menggendong, menyusui,
mengganti popok dan lain-lain
3) Fase letting go
(4) Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini
(5) Adaptasi terhadap kebutuhan bayi yaitu berkurangnya hak ibu dan hubungan sosial
Ikatan antara ibu dan ayah yang dihasilkan dari kekuatan mengalami proses persalinan bersama-
sama akan memperkuat dan memfasilitasi ikatan keluarga pasca salin, meskipun waktu bayi
diletakkan pada perut ibu agar setelah melahirkan/sewaktu ibu telah memeluk bayinya.
Rangkaian tindakan untuk menyentuh bayinya, dan berlanjut ketika ia meletakkan kedua telapak
tangannya pada tubuh bayi lalu melingkarkan pada tubuh bayi dengan kedua tangan dan berakhir
sewaktu ia memeluk seluruh bayi dalam lengannya.
Hubungan antara ibu dan bayi sebenarnya sudah terjalin sejak masa kehamilan, tetapi hubungan
ini akan berkembang cepat setelah kelahiran bayinya. Waktu yang sangat tepat untuk lebih
memperat hubungan orang tua dengan bayinya adalah pada saat segera setelah lahir. Orang tua
dan bayi diletakkan di ruang yang tenang, orang tua didorong untuk segera menggendong
bayinya. Ibu sebaiknya segera meneteki agar terjadi kontak yang dekat.
Perilaku lainnya ke arah tercapainya suatu kelekatan dan ikatan saat segera setelah lahir meliputi
kontak mata antara ibu dan bayinya yang didapatkan ketika bayi terdapat di gendongan ibunya,
ini dapat dengan mudah didapatkan pada saat ibu meneteki.
Ibu dan ayahnya sebaiknya dianjurkan untuk berbicara, tersenyum, memegang dan sesering
mungkin menggendong bayinya dengan senang hati dan hendaknya orang tua dilibatkan dalam
proses perawatan sehari-hari, misalnya memandikan.
Yaitu kemurungan sehabis melahirkan, timbul hari ke 3-5 post partum merupakan gejala
psikologis pada wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Dasar fisiologisnya adalah
perubahan yang cepat, siklus laktasi yang sedang dimulai.
Tanda-tanda :
Mudah menangis
Gampang tersinggung
Merasa letih
Susah tidur
1. c) Bila symptom terjadi menjadi lebih buruk/tidak hilang akan terjadi depresi post
partum+20 %.
2. d) Depresi pasca salin
3. e) Tanda-tanda :
Hilangnya emosi
Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut juga dengan menu seimbang.
Tujuannya adalah :
3) Mencegah konstipasi
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan cairan/ minum + 3 liter/hari dan
tambahan pil zat besi selama 40 hari post partum, serta kapsul vitamin A 200.000 unit.
2. Ambulasi
Kenyataannya ibu yang baru melahirkan enggan banyak bergerak, karena merasa letih dan sakit.
Pada persalinan normal ambulasi dapat dilakukan 2 jam post partum. Untuk pasien post SC yaitu
24-36 jam post partum.
Tujuan ambulasi :
3 . Eliminasi
Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada 8 jam post partum. Anjurkan
ibu berkemih 6-8 jam post partum dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang
penuh dapat mengganggu kontaksi dan involusi uterus. Bila ibu mengalami sulit berkemih
sebaiknya dilakukan toiler training untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB lebih dari 3 hari maka
perlu diberi laksan/pencahar. BAB tertunda 2-3 hari post partum dianggap fisiologis.
4 . Istirahat
Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat berisitirahat atau
tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya dukungan dari keluarga/suami.
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri sendiri
1. Mengurangi/mencegah infeksi
Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk membersihkan tubuh, puting susu dan
perineum, mengganti pembalut minimal 2 x atau setiap kali habis kencing.
6 . Sexual/Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan sexual kapan
saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sexual sampai masa
waktu tertentu, misalnya 40 hari atau enam minggu setelah persalinan, keputusan bergantung
pada pasangan yang bersangkutan.
7 . Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan
tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya
dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya
selama meneteki (amenorhoe laktasi). Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi. Jika pasangan telah
memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk mengetahui
apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
8 . Latihan/Senam Nifas
Jelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih
kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada
punggung.
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti :
1) Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menatik otot perut selagi menarik
napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima, rileks
dan ulangi sebanyak 10 kali.
2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan kegel).
3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan
sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 x lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap
gerakan sebanyak 30 kali.
4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan
6) Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kemih, tidak enak badan
7) Payudara yang berubah, merah, panas atau terasa sakit
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiri
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui fisiologis pada masa nifas
Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas prubahan serta adaptasi ibu masa nifas
b. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas ASKEB III ( Nifas )
Agar mahasiswa lebih terampil memberikan asuhan kebidanan tentang fisiologis masa nifas
Menjadikan mahasiswa sebagai calon petugas kesehatan yang terampil dan kompeten dalam
bekerja
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 PENGERTIAN
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata pueryang
artinya bayi dan parious yang berakti melahirkan .
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali sebelum hamil.lama nifas yaitu 6-8 minggu
Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari adannya perubahan
fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan
Periode masa nifas di bagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering terdapat banyak
masalah seperti pendarahan
2. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)
Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada pendarahan,lokea
tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan,serta ibu dapat
menyusui dengan baik
3. Periode Latei Postpartum (1-5 minggu)
Masa di mana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari,serta konseling KB
a. Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/ proses
involusi rahim tidak berjalan sebagai semestinya sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
Subinvolusi merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kemunduran yang terjadi
pada setiap organ dan saluran reproduktif kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada
kemunduran uterus yang mengarah keukurannya (varneys midwifery)
Tanda dan gejala
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya atau
penurunan fundus uteri lambat
1. Konsistensi utererus lembek
2. Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
3. Terdapat bekuan darah
4. Lochea berbau menyengat
5. Uterus tidak berkontraksi
6. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
Penyebab
1. Terjadi infeksi pada miometrium
2. Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta di dalam uterus
3. Lochea rubra lebih dari 2 minggu postpartum dan pengeluarannya lebih banyak dari yang
diperkirakan.
Terapi
1. Pemberian antibiotika
2. Pemberian uterotonika
3. Pemberian tablet Fe
c. Subinvolusi ligament adalah kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti
sedia kala
Tanda dan gejala
1. Ligamentum rotundum masih kendor
2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih kendor
Penyebab
1. Terlalu sering melahirkan
2. Faktor umur
3. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang elastisitasnya.
d. Subinvolusi Serviks adalah kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum hamil
Tanda dan gejala
1. Konsistensi serviks lembek
2. Perdarahan
Penyebab
1. Multi paritas
2. Terjadi ruptur saat persalinan
3. Lemahnya elastisitas serviks
e. Subinvolusi Lochea adalah tidak ada perubahan pada konsistensi lochea.Seharusnya lochea
berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya postpartum,
Tanda dan gejala
1. Perdarahan tidak sesuai dengan fase
2. Darah berbau menyengat
3. Perdarahan
4. Demam, menggigil
Penyebab
1. Bekuan darah pada serviks
2. Uterus tidak berkontraksi
3. Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar
4. Tidak mobilisasi
5. Robekan jalan lahir
6. Infeksi
f. Subinvolusi Vulva dan Vagina adalah tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan
vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
Tanda dan gejala
1. Vulva dan vagina kemerahan
2. Terlihat oedem
3. Konsistensi lembek
Penyebab
1. Elastisitas vulva dan vagina lemah
2. Infeksi
3. Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
4. Ekstrasi kuman
g. Subinvolusi Perineum adalah tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan
Tanda dan gejala
1. Perineum terlihat kemerahan
2. Konsistensi lembek
3. Oedem
Penyebab
1. Tonus otot perineum sudah lemah
2. kurangnya elastisitas perineum
3. infeksi
4. pemotongan benang catgut terlalu pendek pada saat laseralisasi sehingga jahitan perineum putus.
2.3. TAHAPAN LOKEA MASA NIFAS
Dengan adannya involsi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi nekrotik (layu/ mati). Desidua yang mati akan keluar bersama dengan
sisa cairan.campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lokea, yang biasannya
berwarna merah muda atau putih pucat.
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan
sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir)
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia
mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia
rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
5. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang
merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang
melahirkan akan tersedia makanan bagi dirinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam
pelukan ibunya, merasa aman, tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan
faktor penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu
melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid,
laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah perenium juga dapat menghalangi keinginan ke
belakang. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang
mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingter
dan edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat
menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi
lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
9. Sistem Endokrin
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic Gonodotiopin
(HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post
partum dan sebagai onset pemenuhan mammae pada hari ke-3 PP
10. Sistem kordiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang
meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali
estrogen menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali
pada porposi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama
masa nifas ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya progesteron membantu
mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut
selama kehamilan. Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400 cc). Bila
kelahiran melalui seksio cesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri
dari volume darah (blood volume) dan hemotokrit (hoemoconcentration). Bila persalinan
pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada seksio cesaria, hemotokrit cenderung stabil dan
kembali normal setelah 4-6minggu.
11. Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat.Pada hari pertama PP, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan
faktor pembekuan darah.Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai
15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa PP.Jumlah sel
darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000/30.000 tanpa adanya kondisi patologis
jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah hemoglobine,hemorokit,dan eritrosyt
akan sangat bervariasi pada awal-awal masa PP sebagai akibat volume darah, volume plasenta
dan tingkat volume darah yang berubah ubah.Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status
gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa PP terjadi kehilangan darah
sekitar 200-250 ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 PP dan akan kembali normal
dalam 4-5 minggu PP
12. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC 38oC) sebagai akibat
kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan kelelahan. Apabila
keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi
karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkok, berwarna merah karena
kebanyakan ASI. Bila suhu tidak menurun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,
mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi
akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat menandakan terjadinya preeklamsia post
partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi. Bila suhu nadi
tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran nafas.
2.5. ADAPTASI FISIOLOGI MASA NIFAS
Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami stimulasi kegembiraan
yang luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi terhadap bayinya, berada di bawah
tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya dan merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa
sekarang untuk menjadi seorang ibu
Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan se4sekali merasa
kerepotan. Masa ini adalah masab rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada
saat post partum, antara lain:
1. Respon dan dukungan keluarga dan teman. Bagi ibu post partum, apalagi pada ibu yang baru
pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya karana ia
belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun psikologinya. Ia masih sangat
asing dengan perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu
cepat, yaitu peran sebagai seorang ibu. Dengan respon positif dari lingkungan, akan
mempercepat proses adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk
memberikan asuhan yang sehat
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi. Hal yang dialami oleh ibu
ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaan terhadap perannya sebagai ibu. Ia
menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebut
akan memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus terjadi setelah
seorang ibu melahirkan anakanya yang pertama, ia akan bertekad untuk meningkatkan kualitas
hubungan dengan ibunya.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini adalah bukan
pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendpatkan dukungan
yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan ibu yang baru melahirkan anak pertama.
Hanya yang membedakan teknik penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support
dan aspirasi dan keberhasialn dalam melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.
4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga akan sedikit
banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan melewati saat transisi ini. Apalagi ada yang
tidak singkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini
bidan harus bijaksana menyikapi, namun tidak mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan.
Keterlibtan kelurga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus
diberikan kepada ibu dan bayi yang akan memudahkan bidan dalam memberi asuhan.
2.6. POST PARTUM BLUES
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum melahirkan bayia
biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah beberapa hal,antara lain lingkungan
tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone yang cepat,dan keraguan
terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satu pun dari ketiga hal tersebut termasuk
penyebab konsisten . factor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai factor,
termasuk adanya ganguan tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal
menjadi seorang ibu.
Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir setelah
10-14 hari.
Karatistik post partum blus meliputi:
a. Menangis
b. Merasa letih karena melahirkan
c. Gelisah
d. Perubahan alam perasaan
e. Menarik diri
f. Serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga
Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai puncak ibu baru mungkin merasa
perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang tepat, jika pengalaman
melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika
perhatian keluaranya tiba-tiba berfokus pada bayi dilahirkannya
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian dan
dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi
keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup.
Selain itu, dukungan positif atas keberhasilan menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat
membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
2.7. Depresi pos partum
Ada kalanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi interaksi sosial,
kemandiriannnya berkurang. Hal ini akan mengakibatkan depresi paska persalinan ( depresi pos
partum ). Berikut ini gejala gejala depresi paska persalinan
1. Sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur.
2. Nafsu makan hilang,
3. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
4. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali sama bayi
5. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
6. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
7. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar- debar
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan psikater. Jika
depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah sakit. Seorang ibu nulipara
mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi
anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu
cepat murung, mudah marah-marah. Hal ini menandakan ibu menderita depresi masa nifas.
Dibutuhkan juga dukungan keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan menawarkan bantuan
dan dorongan kepada ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu sejak bayi lahir dan
plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ organ yang berkaitan dengan kandungan , yang mengalami perubahan . pada
masa ini sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan maka masa nifas merupakan masa yang
sangat penting dan masa dimana ibu memerlukan pemantauan yang baik.
3.2. SARAN
Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab kita tahu
pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Flint carolone, 1994. Sensitif Midwifery.Oxford: Butterworth Heinemann
Henderson C, dan jone K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Edisi Bahasa
Indonesia). Ed. Yulianti. Jakarta: EGC
Pusdiknekes, 2001. Panduan Pengajar Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi dosen
Dipolma III Kebidanan. Jakarta: pusdiknes. WHOJHPIEGO.
Varney H, et al.2007, Buku a Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57).
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan
Mambaul Ulum Surakarta
Wulanda,ayu febri.2012.Biologi Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika ( cetakan
ketiga )
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Edisi Keempat. cetakan kedua.
Jakarta: pt bina pustaka sarwono Prawirohardjo
Winkjosastro, H .dkk. 2005. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta: yayasan
bina pustaka sarwono priwirohardjo