Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN PSIKOLOGI

DENGAN DUNIA KEBIDANAN

PADA MASA IBU NIFAS


DOSEN PENGAMPU : NINING IRRANINGSIH S.Psi

DI SUSUN OLEH :

• AMANDA SEPTA UTAMI ( 230102002 )


• DARIN DARMAYANTI ( 230102005 )
• DITA RAMADANI ( 230102011 )
• DWI FATIKA ( 230102013 )
• KHAIRUNNISA ( 230102022 )
• UMI SUNDYA ( 230102043 )
• ANNISA KARUNIA DEWI ( 230102053 )

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


UNIVERSITAS PUTRA ABADI LANGKAT

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT . atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah yang berjudul “REVIEW MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL” makalah ini di buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah “DOKUMENTASI KEBIDANAN” penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini
sehingga menambah wawasan kami dan kami dapat memahaminya. Serta kami ucapkan
terima kasih kepada teman-teman telah memberikan masukan dan sarannya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, kami berharap pembaca memhaminya dan dapat memberikann saran agar
selanjutnya menjadi lebih baik lagi, Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Stabat, 20 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C.Tujuan Masalah...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wewenang Bidan.........................................................................1
B. Pelayanan Kesehatan Ibu................................................................................1
C. Masa Pranikah...........................................................................……………..1
D. Masa Kehamilan.................................................................………………....4
E. Masa Persalinan......................................................…………………………4
F. Masa Nifas..................................................................………………………4
G. Masa Menyusui...........................................................................……………4
H. Pelayanan Kesehatan Pada anak.................................................……………5
I.. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana (KB)...........................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………6
B. Saran………………………………………………………………….…….6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu psikologi terkandung Motto “dimana ada tanda-tanda kehidupan, disana
pasti ada psikologi”. Khusus untuk dunia pendidikan kesehatan, dipastikan ilmu psikologi
menjadi bagian kurikulum dan menjadi salah satu mata kuliah yang wajib bagi masiswa,
para bidan tentunya menyadari bahwa tugas utama berkaitan dengan manusia sehingga
kebutuhan pengetahuan tentang manusia tidak hanya cukup dari pengetahuan anatomi,
biologi, biokimia dan kimiawi saja. Tetapi juga pengetahuan-pengetahuan yang lain salah
satunya tentang psikologi.
Kebidanan sendiri memiliki arti yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil,
masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan
anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian psikologi ?


2. Apa pengertian kebidanan ?
3. Jelaskan apa hubungan antara psikologi dengan kebidanan pada masa ibu nifas ?
4. Apa itu masa nifas dan tahapan masa nifas?
5. Bagaimana Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas?
6. Apa saja Jenis Gangguan Psikologis Ibu Nifas?

TUJUAN MASALAH
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dari psikologi dan kebidanan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara psikologi dengan kebidanan pada masa
ibu nifas
3. Mahasiswa mampu menjelaskan masa nifas dan tahapan masa nifas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Jenis Gangguan Psikologis Ibu Nifas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari kata Yunani “pcyche” yang artinya jiwa dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata), psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya,
maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa, maka kita harus dapat
membedakan antara “nyawa” dengan “jiwa”. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya
tergantung pada jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah. Jika jasmaniah mati, maka
mati pula nyawanya. Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang
menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi.

B. Pengertian Kebidanan

Kebidanan sendiri memiliki arti yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil,
masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan
anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya.

C. Hubungan Antara Psikologi dan Kebidanan

Psikologi dan kebidanan ternyata berhungan satu sama lain karena bidan juga
berhubungan dengan perubahan badan dan jiwa seseorang. Maka kita harus mengetahui
perubahan psikologi apa saja pada masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan,
pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pembahasan kita kali ini tentang
Hubungn psikologi kebidanan pada masa nifas, berikut penjelasannya :

1. Masa Nifas
a. Pengertian

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih enam minggu ( Saleha, Siti : 2009:5 ). Menurut Febi, dkk (2017) masa
nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa
nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa
nifas ini yaitu 6-8 minggu (Suherni, 2009). Masa nifas merupakan masa sejak bayi dan
plasenta lahir sampai organ-organ reproduksi kembali normal sebelum hamil yang
berlangsung dalam kurun waktu 6 minggu.

2. Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi 3 periode :


a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 68
minggu.
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahunan.

3. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Menurut Bahiyyatun (2009), adaptasi psikologis pada periode nifas merupakan penyebab
stressemosional terhadap ibu baru, bahkan menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang
hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi sukses nya masa transisi ke masa menjadi orang
tua pada masa nifas, yaitu :
a. Respon dan dudkungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
d. Pengaruh budaya

Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan bergantung. Ia hanya menuruti
nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk kebutuhan sendiri
masih menggebu membicarakan persalinan.

Periode tersebut diuraikan oleh Yanti dan Sundawati (2011) menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu fokus pada dirinya sendiri, sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain ;
rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik, dan asupan.
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
(1) kekecewaan pada bayinya
(2) ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang di alami
(3) rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
(4) keritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya

b. Fase taking hold, yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini, ibu memerlukan dukungan dan
merupakan kesempatan yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri
dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih
yang berkaitan dengan bayinya keadaan disebut baby blues.

Perubahan emosi ibu nifas menurut Whibley (2006) dalam Yusdiana (2009) secara umum
antara lain adalah :
a. Thrilled dan Excaited, ibu merasakan bahwa persalinan merupakan peristiwa besar
dalam hidup. Ibu heran dengan keberhasilan melahirkan seorang bayi dan selalu
bercerita seputar peristiwa persalinan dan bayinya.
b. Overwhelmed, merupakan masa kritis bagi ibu dalam 24 jam pertama untuk merawat
bayinya. Ibu mulai tugas-tugas baru.
c. Let down, status emosi ibu berubah-ubah, merasa sedikit kecewa khususnya dengan
perubahan fisik dan perubahan peran.
d. Weepy, ibu mengalami baby blues postpartum karena perubahan yang tiba-tiba dalam
kehidupannya, merasa cemas dan takut dengan ketidakmampuan merawat bayinya
dan merasa bersalah. Perubahan emosi ini dapat membaik dalam beberapa hari setelah
ibu dapat merawat diri dan bayinya serta mendapat dukungan keluarga.
e. Feeling beat up, merupakan masa kerja keras fisik dalam hidup dan akhirnya merasa
kelelahan.

4. Jenis Gangguan Psikologis Ibu Nifas

Menurut Diagnostic And Statistic Manual of mental disorder (American Psyhiatric


Association, 2000) tentang petunjuk resmi untuk pengkajian dan diagnosis penyakit
psikiater,bahwa gangguan yang dikenali selama masa nifas adalah:

a. Postpartum blues

1. Pengertian
Venomena pasca postpartum awal atau baby blues merupakan sekuel umum kelahiran
bayi, terjadi hingga 70% wanita. Postpartum blues atau baby blues erupakan gangguan mood
efek ringan sementara yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke-10 setelah persalinan
ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisa,
letih, pelupa dan tidak dapat tidur.
Menurut bobak(2005), yang menjelaskan bahwa yang dimaksud post partum blues
adalahperubahan mood pada ibu nifas yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan tetapi
seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat postpartum dan memuncak antara hari kelima
dan ke-14 postpartum yang ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak,
cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur.
Ibu nifas yang mengalami postpartum blues mempunyai gejala antara lain rasa marah,
murung, cemas, kurang konsentrasi, mudah menangis, sedih, nafsu makan menurun, dan sulit
tidur.

2. Waktu dan Durasi

Baby blues sindrom dapat terjadi segera setelah kelahiran, tapi akan segera setelah
kelahiran, tapi akan segera menghilang dalam beberapa hari sampai satu minggu. Apabila
gejala tersebut berlangsung lebih dari satu minggu itu sudah termasuk dalam depresi
postpartum. Kondisi ini merupakan periode emosional stress yang terjadi antara hari ke-3
dan ke-10 setelah persalinan yang terjadi sekitar 80% pada ibu nifas.

3. Penyebab

Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya baby blues, yaitu :
 Perubahan hormonal
Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar esterogen dan prosgeterone yang drastis
dan juga disertai penurunan kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid yang
menyebabkan mudah lelah, penurunan mood dan perasaan tertekan.
 Fisik
Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan ritme kehidupan sosial
dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam sangat
menguras energi sang ibu, menyebabkan berkurangnya waktu istirahat, sehingga
terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi masalah.
 Psikis
Kecemasan dalam berbagai hal, seperti ketidak mampuan dalam berbagai
permasalahan, rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dan sebelum
hamil serta kurangnya perhatian terutama suami ikut mempengaruhi terjadinya
depresi.
 Sosial
Prubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi. Rasa ketertarikan
yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh oleh lingkungan juga berperan dalam
depresi.

Ada juga penyebab dari munculnya baby blues dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
1) Dukungan sosial
2) Keadaan dan kualitas bayi
3) Komplikasi Kelahiran
4) Persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu
5) Stresor psikososial
6) Riwayat depresi
7) Hormonal
8) Budaya
4. Faktor – Faktor

Faktor-faktor yang mempengaruhi postpartum blues, biasanya tidak tidak berdiri sendiri
sehingga gejala dan tanda postpartum blues sebenarnya adalah suatu mekanisme
multifaktorial. Sejauh ini ada mekanisme biokimia atau neu dokrin yang jelas. Faktor-faktor
yang berpegaruh terhadap terjadinya postpartum blues, yaitu :

a) Faktor Demografi meliputi umur dan paritas.


b) Faktor Psikologis meliputi kurangnya perhatian keluarga.
c) Faktor Fisik meliputi kelelahan fisik.
d) Faktor sosial meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak
direncanakan dan keadaan sosial ekonomi.

5. Dampak

a. Pada Ibu
 Menyalahkan kehamilan
 Sering menangis
 Mudah tersinggung
 Sering terganggu waktu istirahat
 Hilang Percaya diri mengurus bayi
 Muncul Kecemasan terus menerus ketika bayi menangis
 Muncul perasaan malas
 Mengisolasi diri dari lingkungan masyarakat
 Frustasi hingga berupaya untuk bunuh diri

b. Pada Anak
 Masalah perilaku
 Perkembangan kognitif terganggu
 Sulit bersosialisasi
 Masalah emosional

c. Depresi Postpartum

Depresi adalah gangguan perasaan ( efek ) yang ditandai dengan efek disforik
( kehilangan kebahagiaan / gairah ) disertai dengan gejala- gejala lain, seperti gangguan tidur
dan menurunnya selera makan.
Depresi postpartum adalah perasaan sedih akibat berkurangnya kebebasan bagi ibu,
penurunan estetika dan perubaha tubuh, berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian yang
disertai gejala sulit tidur , kurang nafsuh makan, cemas, tidak berdaya, kehilangan kontrol,
pemikiran yang menakutkan mengenai kondisi bayi, kurang memperhatikan bentuk
tubuhnya, tidak menyukai bayi dan takut menyentuh bayinya dimana hal ini terjadi selama 2
minggu berturut-turut dan menunjukan perubahan dari keadaan sebelumnya .
d. Postpartum Psikosis

Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami penderita depresi postpartum
ditambah adanya gejala proses pikir (delusion, hallucinations, and inchorence of association)
yang dapat mengancam dan membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya sehingga
sangat memerlukan pertolongan dari tenaga profesional yaitu psikiater dan pemberian obat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat –
alatkandungan kembali seperti sebelum hamil. Dalam menjalani masa nifas (peurperium)
ibuakan mengalami fase taking in, taking hold dan letting go. Dalam melalui fase –fase
tersebutIbu nifas memerlukan asuhan dari seorang bidan agar masa nifasnya berjalan dengan
lancar.Peran bidan sangat mempengaruhi masa nifas ibu dalam mencegah maupun
mengatasigangguan psikologi terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.

A. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu
post partum agar keadaan ibu dan bayinya tetap.
DAFTAR PUSTAKA

https://www-ncbi-nlm-nihgov.translate.goog/books/NBK441880/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Anda mungkin juga menyukai