Anda di halaman 1dari 5

KONSEP FAMILY CENTERED MATERNITY CARE (FCMC)

Family Centered Maternity Care atau keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga
didefinisikan sebagai melahirkan secara aman dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas
sambil mengali,memfokuskan dan mengadaptasikan pada pelayanan ibu dan bayinya yang
mendukung kesatuan keluarga sambil mempertahankan keamanan dan keselamatan fisik.

TUJUAN KEPERAWATAN MATERNITAS


 Membantu WUS dan keluarga dalam masalah produksi dan menghadapi kehamilan
 Membantu PUS untuk memahami kehamilan,persalinan dan nifas adalah normal
 Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan,persalinan dan nifas adalah
pengalaman positif dan menyenangkan
 Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini
 Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua
PARADIGMA KEPERAWATAN
 Manusia
 Lingkungan
 Sehat
 Keperawatan ibu
(Konfensi Sedunia IV 1995)
PERAN PERAWAT
 Memberi pelayanan,advocate,pendidik,change agent,political activist,dan peneliti
(Old 1998, Bobak & Jensen 1993)

PENDEKATAN FAMILY CENTERED MATERNITY CARE


Sepuluh pendekatan yang digunakan pada model centered maternity care menurut Philip dan
Zweling (1996)
 Peristiwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan sejahtera (normal
dan alamiah) bukan suatu keadaan sakit,tetapi ibu saat ini mengalami perkembangan
kedewasaan,sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dan bayinya sendiri dengan
bantuan keluarga
 Pelayanan perinatal bersifat personal disesuaikan dengan kebutuhan
fisik,psikososial,latar belakang pendidikan,spiritual,dan budaya dari setiap ibu dan
keluarga sehingga ibu dan keluarga dapat melakukan aktifitasnya sesuai dengan
kemampuan dan pengalamannya.
 Program komprehensif edukasi perinatal,mempersiapkan keluarga untuk aktif
berpartisipasi sepanjang periode perinatal,serta mempersiapkan ibu dan keluarga sesuai
kemampuan belajar merawat diri bayi dan keluarganya.
 Penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membantu keputusan
untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memilki pengalaman positif sesuai
dengan harapannya.
 Pasangan atau orang yang dipercayai oleh ibu untuk membantu secara aktif selama
proses prinatal. Dalam hal ini FCMC memfasilitasi pasangan untuk belajar merwat
bayinya selama dirumah sakit,agar dapat membantu istri/ibu postpartum setelah pulang
perawatan.
 Menurut kebutuhan sesuai dengan keinginan ibu dan keluarga selama perawatan
diruang rawat. Model ini mengajarkan keluarnya bagaimana mengetahui masalah dan
memecahkan/mengatasi masalah.
 Perawatan rooming-in diberikan kecuali pada ibu dengan bersalin seksio sesarea. Model
ini memberikan gambaran bagaimana peran keluarga dalam menjalankan perannya
masing-masing dirumah dengan memberikan kesempatan untuk melakukan perawatan
sendiri dengan pemantauan perawat.
 Ibu dalam perawatan untuk bayinya sendiri. Ibu melakukan aktifitasnya untuk
memenuhi kebutuhan bayinya kapanpun,dimanapun dan dalam kondisi apapun.
 Perawat memfasilitasi ibu dan bayinya sebagai satu kesatuan yang menjadi tanggung
jawabnya. Memberi gambaran pada ibu dan keluarga, kebutuhan mana yang
memerlukan bantuan orang lain.
 Peran orang tua diijinkan untuk merawat bayi mereka yang sakit, memberi kesempatan
pada ibu dan keluarga dalam merawat bayi, sehingga keluarga tahu masalah bayi dan
dapat mengambil keputusan dalam meminta bantuan untuk mengatasinya
PROSES KEPERAWATAN MATERNITAS YANG DITAGANI OLEH TENAGA TERLATIH & MAMPU
MELAKSANAKAN PROSES KEPERAWATAN MATERNITAS MULAI DARI PROSES KEHAMILAN
CALON IBU SAMPAI PERAWATAN BAYI & MASA NIFAS IBU PASCA MELAHIRKAN
PASCA MELAHIRKAN
 Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua
 Mengikut sertakan keluarga dalam keperawatan kehamilan persalinan dan nifas
 Mengikut sertakan keluarga dalam operasi
 Menetapkan peraturan yangfleksibel
 Mengatur kamar bersalin seperti suasana rumah
 Menjalankan sistem kunjungan tidak ketat
 Mengadakan kontak bayi dan orang tua
 Menjalankan rooming-in (ruang rawat gabng untuk ibu hamil)
 Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU
 Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti follow up
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS
 Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
 Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
 Angka kematian ibu (AKI0
TREND & ISSUE KEPERAWATAN BERBASIS KOMUNITAS
Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas mengalami kesulitan dalam
merawat diri sendiri pada saat hami,mau merawat bayi sendiri pada saat hamil maupun
merawat bayi setelah mehirkan. Sebagi seorang perawat yang kompeten dalam bidang
maternitas kita wajib membantu kesulitan yang dialami oleh ibu hamil maupun nifas.
Beberapa kesulitan yang dialami oleh para ibu hamil & ibu nisa diantarany :
 Ketidak tahuaan ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi pada saat hamil
 Kebinggungan ibu nifas jika ASI tidak keluar
TREND & ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS TENTANG SPESIALISASI PERAWAT
Perkembangan di era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembanagan keperawatan di Negara yang telah berkembang banyak
teknologi modern yang bisa membantu para petugas kesehatan dalam mengiringi kehamilan
serta persalinan pada ibu.
Teknologi & cara baru yang berkembang saat ini adalah :
 Alat kontrasepsi implant terbaru
 Water birt
 USG (Ultrasanografi) 3D & 4D
 Pil KB terbaru
TREND & ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS TENTANG SISTEM PEMBAYARAN DAN ASURANSI
Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan oleh permerintah diantaranya :
 Jampersal
Sasaran yang diambil jampersal antara lain :
 Ibu hamil
 Ibu bersalin ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)
 Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
 Pelayanan bayi baru lahir

EVIDENCE BASED PRACTICE


Dalam dunia keperawatan EBP adalah proses mengumpulkan data,
memproses, dan menerapkan hasil penelitian untuk meningkatkan praktik
klinis, lingkungan kerja, atau outcome pasien.

TRAND DAN ISSU KEPERAWATAN BERBASIS KOMUNIKASI


( KEBINGGUNGAN IBU NIFAS JIKA ASI TIDAK KELUAR )

 Hasil penelitian tentang Trand Dan Issu Keperawatan Berbasis Komunikasi ( Kebinggungan Ibu
Nifas Jika Asi Tidak Keluar ) pada google scholar mendapatkan 12 artikel yang membahas
masalah ini salah satu nya adalah kadar oksitosin dan bendungan asi pada ibu primipara dengan
postpartum blues
 Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu
menyusui :
1. Perasaan / emosi (psikologis ibu) Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan
pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau
nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI.
Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya dapat
meningkatkan pengeluaran ASI.
2. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya
seorang ibu untuk menyusui.
3. Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil. Hal ini membuat
produksi hormon prolaktin dan hormon oksitoksin akan terus menurun dan produksi ASI akan
terhenti.
4. Cara menyusu ang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan
menurunkan produksi ASI.
5. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang,
karena bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.
6. Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.
7. Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang
mengandung estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI.
8. Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.
 Adakalanya bayi enggan atau menolak untuk menyusu, kaji bagaimana cara ibu memposisikan
dan menggendong bayi payudara, mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan
bayi menolak untuk disusui. Penyebab lain dari bayi yang enggan menyusu adalah :
1. Bayi pilek, sehingga waktu menyusu sulit bernafas.
2. Bayi sariawan, sehingga nyeri waktu menghisap.
3. Bayi ditinggal lama karena ibu sakit / bekerja.
4. Bayi bingung puting.
5. Bayi dengan tali lidah pendek.
6. Tekhnik menyusu yang salah.
7. ASI yang kurang lancar.
8. Pemberian makanan tambahan terlalu dini.
9. Adanya faktor saat kelahiran, misalnya : asfeksia, ikterus.
 Bayi tidak mau menyusu, mengakibatkan air susu terbendung pada payudara. Sejak hari ketiga
setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini
bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi. Rasa
penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang dengan cepat menjadi
bendungan, pada bendungan, payudara terisi sangat penuh, dengan ASI dan cairan jaringan.
Aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran
ASI dengan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematus. Tanda payudara
terbendung
1. Membesar
2. Membengkak terlihat mengkilat
3. Puting susu teregang dan menjadi rata.
4. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut
5. Kadang-kadang menjadi demam dan hilang dalam 24 jam

Anda mungkin juga menyukai