Family Centered Maternity Care atau keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga
didefinisikan sebagai melahirkan secara aman dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas
sambil mengali,memfokuskan dan mengadaptasikan pada pelayanan ibu dan bayinya yang
mendukung kesatuan keluarga sambil mempertahankan keamanan dan keselamatan fisik.
Hasil penelitian tentang Trand Dan Issu Keperawatan Berbasis Komunikasi ( Kebinggungan Ibu
Nifas Jika Asi Tidak Keluar ) pada google scholar mendapatkan 12 artikel yang membahas
masalah ini salah satu nya adalah kadar oksitosin dan bendungan asi pada ibu primipara dengan
postpartum blues
Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu
menyusui :
1. Perasaan / emosi (psikologis ibu) Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan
pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau
nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI.
Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya dapat
meningkatkan pengeluaran ASI.
2. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya
seorang ibu untuk menyusui.
3. Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil. Hal ini membuat
produksi hormon prolaktin dan hormon oksitoksin akan terus menurun dan produksi ASI akan
terhenti.
4. Cara menyusu ang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan
menurunkan produksi ASI.
5. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang,
karena bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.
6. Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.
7. Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang
mengandung estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI.
8. Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.
Adakalanya bayi enggan atau menolak untuk menyusu, kaji bagaimana cara ibu memposisikan
dan menggendong bayi payudara, mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan
bayi menolak untuk disusui. Penyebab lain dari bayi yang enggan menyusu adalah :
1. Bayi pilek, sehingga waktu menyusu sulit bernafas.
2. Bayi sariawan, sehingga nyeri waktu menghisap.
3. Bayi ditinggal lama karena ibu sakit / bekerja.
4. Bayi bingung puting.
5. Bayi dengan tali lidah pendek.
6. Tekhnik menyusu yang salah.
7. ASI yang kurang lancar.
8. Pemberian makanan tambahan terlalu dini.
9. Adanya faktor saat kelahiran, misalnya : asfeksia, ikterus.
Bayi tidak mau menyusu, mengakibatkan air susu terbendung pada payudara. Sejak hari ketiga
setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini
bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi. Rasa
penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang dengan cepat menjadi
bendungan, pada bendungan, payudara terisi sangat penuh, dengan ASI dan cairan jaringan.
Aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran
ASI dengan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematus. Tanda payudara
terbendung
1. Membesar
2. Membengkak terlihat mengkilat
3. Puting susu teregang dan menjadi rata.
4. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut
5. Kadang-kadang menjadi demam dan hilang dalam 24 jam