Oleh :
KETUA PENGUJI
: INDRA YULIANTI,.S.ST,.M.Kes
NIK / NIDN
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, atas petunjuk dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Persepsi Ibu Bekerja tentang
Pembarian ASI Eksklusif di Dusun Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo.
Pada kesempatan ini dengan segala hormat, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak kepala Desa Balongtani Jabon Sidoarjo yang membantu menyelesaikan
tugas akhir.
2. Windu Santoso, M.Kep selaku Ketua STIKES Bina Sehat PPNI Kabupaten
Mojokerto.
3. Seluruh dosen, staf dan karyawan di STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.
4. Dan akhirnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengrapkan atas saran dan kritik yang membangun.
Mojokerto, Mei 2013
Penulis
ABSTRAK
PERSEPSI IBU BEKERJA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DUSUN BALONGTANI
KECAMATAN JABONKABUPATEN SIDOARJO
OLEH: INDRA YULIANTI
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim.
Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI
mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang disebabkan banyaknya persepsi yang salah pemberian ASI
eksklusif secara penuh yang tidak terbiasa melakukan pemerahan ASI, dan dukungan
keluarga yang kurang karena beban kerja ibu, hal itu menjadi beban tersendiri bagi ibu
menyusui dan proses menyusui menjadi terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi ibu bekerja tentang ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan di Dusun
Balongtani Jabon Sidoarjo tahun 2013. Desain penelitian ini bersifat Deskritif.
Populasi seluruh ibu-ibu yang bekerja mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Dusun
Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo sebanyak 15 orang hingga
didapatkan sampel sebanyak 15 orang yang diambil dengan total sampling . Penelitian
ini dilakukan pada bulan Juni 2013. Variabel penelitian persepsi ibu bekerja tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner dan diolah secara manual yang disajikan dengan tabel distribusi
frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan 66,67% ibu-ibu mempunyai persepsi negatif
terhadap ASI eksklusif dan 33,33% ibu-ibu mempunyai persepsi positif terhadap ASI
eksklusif. Dari hasil penelitian ini diharapkan petugas kesehatan di Puskesmas Jabon
Sidoarjo agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif serta lebih
mendukung ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
Kata kunci:, Persepsi, ASI eksklusif , Ibu Bekerja,
ABSTRACT
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................
ii
KATA PENGANTAR.........................................................................
iii
ABTRAK............................................................................................
iv
ABSTRACT.......................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
vi
viii
ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................
10
15
15
16
17
18
20
21
24
25
26
31
32
32
33
36
37
38
39
40
40
41
41
41
42
43
43
44
44
44
45
46
48
49
49
49
3.6.1 Editing..................................................................
49
3.6.2 Coding..................................................................
50
3.6.3 Skoring..................................................................
50
3.6.4 Tabulating.............................................................
51
52
52
52
53
54
56
4.2 PEMBAHASAN.............................................................
57
64
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan.............................................
64
64
65
65
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
66
LAMPIRAN.......................................................................................
67
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Definisi operasional variabel persepsi ibu bekerja tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun
Balongtani
Kecamatan
Jabon
Kabupaten
Sidoarjo
......................................................................................................
......................................................................................................
46
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi presepsi ibu bekerja berdasarkan umur di
Dusun Balongtani Kecamatan Jabon kabupaten Sidoarjo tahun
2013
......................................................................................................
......................................................................................................
54
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi presepsi ibu bekerja berdasarkan
pendidikan di Dusun Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo
Tahun
2013
......................................................................................................
......................................................................................................
55
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi presepsi ibu bekerja berdasarkan pekerjaan
di Dusun Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo
Tahun
2013
......................................................................................................
......................................................................................................
55
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi persepsi ibu bekerja berdasarkan paritas di
Dusun Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo 14
Juli4
Agustus
2013
......................................................................................................
......................................................................................................
55
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan Persepsi Ibu Bekerja Tentang
Pemberian ASI Eksklusif Bayi Usia 0-6 Bulan di Dusun
Balongtani Kecamatan Jabon Sidoarjo Tahun 2013
......................................................................................................
......................................................................................................
55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Kerangka konseptual persepsi ibu bekerja tentang pemberian
ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun Balongtani
Kecamatan
Jabon
Kabupaten
Sidoarjo
...................................................................................................
...................................................................................................
42
Gambar 3.4 Kerangka kerja persepsi ibu bekerja tentang pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun Balongtani
Kecamatan
Jabon
Kabupaten
Sidoarjo
...................................................................................................
...................................................................................................
48
90
BAB 1
PENDAHULUAN
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan
pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun
atau lebih.(Weni,2009). Menurut Dr.Herdiana Health Officer UNICEF Aceh,
ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait hal itu, ada suatu hal yang
perlu disayangkan, yakni banyak ibu yang tak sanggup memberikan ASI
eksklusif pada bayinya, yang disebabkan banyaknya persepsi yang salah
pemberian ASI eksklusif secara penuh yang tidak terbiasa melakukan
pemerahan ASI, dan dukungan keluarga yang kurang karena beban kerja ibu,
hal itu menjadi beban tersendiri bagi ibu menyusui dan proses menyusui
menjadi terganggu (www.okezone.com).
Menurut data WHO cakupan ASI eksklusif masih rendah untuk negara
berkembang dan negara miskin seperti cakupan asli eksklusif dibeberapa
negara berkembang dan miskin pada tahun 2004 berikut ini : Cakupan ASI
eksklusif di Sub-Sahara, Afrika sebesar 32 %, Asia utara sebesar 47 %, Afrika
Tengah sebesar 38 % dan Afrika barat 22 %. Hal ini menunjukkan hanya 36
dengan persepsi ASI eksklusif diberikan usia 0-6 bulan tanpa makanan
tambahan pada ibu bekerja , dan 4 orang kurang dengan persepsi yang tidak
berkecukupan ASI pada ibu bekerja.
Masalah pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh faktor salah
satunya karena masih rendahnya tingkat persepsi ibu bekerja mengenai
pentingnya ASI eksklusif, hal ini disebabkan banyak ibu yang menganggap
bahwa bayinya sudah di berikan ASI eksklusif secara utuh (0-6 bulan), tetapi
pada ibu bekerja bayinya diberi susu formula. Pada saat ibu bekerja juga
memberikan tambahan makanan selain ASI yaitu diberi pisang dan nasi
lembut karena dengan pemberian makanan tambahan kepada bayinya ibu
merasa bayinya akan lebih tercukupi kebutuhan gizinya.
Pada kesalahan persepsi ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif
upaya yang dapat di lakukan yaitu dengan memberitahu ibu secara langsung
walaupun dengan cara memeras susunya dan dimasukan kedalam botol
kemudian disimpan didalam lemari pendingin (kulkas), jika bayi merasa haus
dan lapar tinggal memberikan susu yang sudah di peras tadi. Jadi, walaupun
ibu bekerja ibu tetap biasa memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi.
Berdasarkan hal tersebut penelitian tertarik untuk meneliti persepsi
ibu bekerja tentang ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun
Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana persepsi ibu bekerja tentang ASI eksklusif
pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui persepsi ibu bekerja tentang ASI eksklusif bayi usia 0-6
bulan di Dusun Balongtani Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
Pada bab ini beberapa disajikan beberapa konsep dasar yang digunakan
sebagai landasan dalam penelitian, di antaranya konsep dasar persepsi, konsep
dasar ibu bekerja, konsep dasar ASI eksklusif.
2.1 Konsep Persepsi
2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
indera. Namun proses tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi.
Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu
menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat
penglihatan, telinga sebagai alat pendengaran, hidung sebagai alat
pembauan, lidah sebagai alat indera, lidah pengecapan, hidung sebagai alat
pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit sebagai alat peraba yang
semuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus
dari luar individu. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara
individu dengan dunia luar (Branca, 1964: Woodworth dan Marquis, 19957)
yang dikutip oleh Zuyina (2010).
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang di awali oleh
proses penginderaan yang di awali oleh proses penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu
yang dinamakan persepsi (Sunaryo,2004).
Persepsi adalah keadaan dimana orang mendapatkan
informasi
Proses
interpretasi
tersebut
bergantung
pada
cara
perhatian
kita
dan
kebutuhan
ini
akan
menyebabkan
kita
jika seseorang
ingn cepat
lulus
maka
nilai
B akan
10
11
12
Umur
Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara umum mereka yang
13
2. Pendidikan
Rakhmat (2007) menyatakan bahwa dalam mempersepsikan
sesuatu dibutuhkan kerangka rujukan yang dapat meberikan makna pada
pesan yang diterima (stimulus) oleh seseorang. Jika orang tersebut tidak
memiliki kerangka rujukan yang cukup memadai, maka pesan yang
tersampaikan kepadanya tidak akan menimbulkan pengaruh apa-apa.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula
mereka menerima informasi, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan
yang rendah, maka akan menghambat perkambangan sikap orang
tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkanalkan (Mubarak, dkk., 2011).
3. Pekerjaan
Keluarga dengan social ekonomi rendah akan memenuhi kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan
14
persepsi.
Motif
sosiogenis,
sikap,
kebiasaan
dan
kamauan
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya.
Ada
15
Auditif
Proses persepsi berbagai stimulus yang diperoleh dengan
mendengar suara dipengaruhi jarak sumber suara dan variabel organis alat
pendengaran.
2.1.6.3
Persepsi Sosial
Proses mempersepsikan yang kompleks yang bersumber dari
16
2.1.7.2
stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu
otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motoris.
2.1.7.3
Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
Halusinasi
Penerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera yang
17
2.1.8.3
Depersonalisasi
Perasaan aneh terhadap dirinya atau perasaan bahwa dirinya tidak
Derealisasi
Perasaan aneh terhadap linkungannya, misalnya merasa semua
Gangguan psikofisiologik
Gangguan pada bagian tubub yang disarafi oleh susunan syaraf
Kedudukan persepsi
Menurut Walgito (2004), manusia adalah makhluk yang berjiwa
18
19
Pertanyaan positif
Sangat setuju:SS
Nilai
4
Pertanyaan negatif
Sangat setuju : SS
Nilai
1
Setuju : S
Tidak setuju : TS
3
2
Setuju : S
Tidak setuju : TS
2
3
T = 50 + 10 (x x )
S
Keterangan :
X
X:x
n
S : ((x-x)2
N
n
: jumlah responden
20
21
memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja, seseorang ibu yang bekerja dengan
tetap memberikan ASI secara eksklusif ( Utami Roesli,2000).
Ibu yang bekerja adalah wanita dinamis yang mempunyai kelebihan dan
kernampuan untuk mengimbangi berbagai tanggungjawab (misalnya menjadi ibu,
isteri dan guru) dengan memberikan tumpuan tanggungjawab dengan cara yang
tersendiri (Salimon, 2005).
Ibu yang bekerja adalah ibu ibu yang melakukan aktifitas ekonomi
mencari penghasilan baik di sektor formal maupun informal, yang dilakukan
secara reguler di luar rumah (Muhammad, 2003)
2.2.2 Faktor Ibu Bekerja
2.2.2.1 Faktor Internal
Persoalan yang timbul dalam diri pribadi sang ibu tersebut. Ada di antara
para ibu yang lebih senang jika dirinya benar-benar hanya menjadi ibu rumah
tangga, yang sehari-hari berkutat di rumah dan mengatur rumah tangga. Namun,
keadaan
menuntutnya
untuk
bekerja,
untuk
menyokong
keuangan
22
b)
c)
23
d)
e)
f)
24
Kelelahan psikis dan fisik itu yang sering membuat mereka sensitif dan
emosional, baik terhadap anak-anak maupun terhadap suami. Keadaan ini
biasanya makin intens, kala situasi di rumah tidak mendukung dalam arti,
suami (terutama) dan anak-anak (yang sudah besar) kurang bisa bekerja sama
untuk mau bergantian melayani dan membantu sang ibu, atau sekedar
meringankan pekerjaan rumah tangga.
4) Pekerjaan
Pekerjaan bisa menjadi sumber bagi ketegangan dan stress yang besar
bagi para ibu bekerja, baik dari segi fisik maupun psikis itu yang biasanya
membuat mereka agak sedikit sensitif dan emosional baik terhadap anak-anak
maupun suami dan pada waktu dirumah antara anak, suami dan istri kurang
bisa diajak kerja sama untuk mau gentian membantu sang ibu gunanya untuk
meringankan ibu.
2.2.3
Klasifikasi Pekerjaan
2.2.3.1 Bekerja
Seseorang dikatakan bekerja apabila pekerjaannya dilakukan diluar
rumah dan tujuannya adalah untuk mencari nafkah hidup bayi keluarganya
( Charise Esmeralde,1999) Dan orang yang bekerja diluar rumah, banyak
menyita waktu untuk keluarga. Waktu yang dibutuhkan pada saat bekerja
umumnya sekitar 38-40 jam per minggu. Dan waktunya kebanyakan
dihabiskan hanya diluar rumah yang termasuk dalam orang yang bekerja
seperti pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh pabrik, dll.
25
26
ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi. Laktasi
adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
intergral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi
mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan
pemberian ASI samapai anak usia 2 tahun secara baik dan benar serta anak
mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Weni K, 2009).
2.3.2
27
8) IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang
bayi yang tidak diberikan ASI. Berdasarkan penelitian pada tahun1997,
kepandaian anak yang di berikan ASI pada usia 9,5 tahun mencapai
12,9 poin lebih tinggi daripada anak yang minum susu formula.
9) Menyusui bukan sekedar memberikan makan tetapi juga mendidik
anak.sambil menyusui, ibu perlu mengelus bayi dan mendekapnya
dengan hangat. Tindakan ini bias memunculkan rasa aman pada bayi,
sehingga kelak ia akan memiliki emosi dan spiritual yang tinggi.
( Dwi, 2009).
2.3.2.2 Manfaat ASI Bagi Ibu :
1) Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi risiko
pendarahan.
2) Lemak dipanggul dan paha yang tertimbun pada masa kehamilan
berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
3) Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu
menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dan lain sebagainya.
4) ASI lebih praktis lantaran ibu bias berjalan-jalan ke luar rumah tanpa
membawa banyak perlenkapan, seperti botol, kaleng susu formula, air
panas.
5) ASI lebih muranh karena ibu tidak perlu membli susu formula beserta
perlengkapannya.
28
29
2.3.2
pemberian
ASI
eksklusif
terjadi
pada
ibu
30
namun
pengaruh
kebiasaan
yang
kurang
menunjang
31
menenangkan
bayi
atau
membuat
bayi
lebih
tenang( Likages,2002).
2.3.3
Persedian ASI
Persediaan ASI dapat menyesuaikan diri dan tidak tergantung
selamanya pada bayi yang hanya di beri ASI. Tapi perlu disadari bahwa
satu-satunya waktu yang aman untuk memperkenalkan botol adalah saat
kegiatan menyusu sudah mapan. Tidak banyak penelitian yang dilakukan
,tapi kita tahu bahwa memberikan botol selama minggu-minggu pertama
berkaitan dengan keputusan menyusui setelah beberapa minggu. Tapi hal
32
itu mungkin saja tidak sebagian, karena botol diberikan dalam situasi
masalah sudah ada.
Hal ini juga tergantung pada apa yang ada didalam botol, beberapa
ibu memberikan ASI peras dan bukan susu formula,ini payudara masih
mendapat stimulasi saat ASI diperas. Jadi,botol benar tidak benar-benar
menggantikan kegiatan menyusui. Meskipun botol diperkenalkan sedini
mungkin kecil pengaruh pada persediaan ASI.
2.3.4
sel
otak
sebanyak
15%-
20%.
Sehingga
menghambat
33
payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping
itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai.
Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu, isapan mulut bayi pada
putting susu harus baik yaitu sebgian besar areola (bagian hitam sekitar
putting) termasuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi
belum menghisap secara efektif. Sebiknya ASI dikeluarkan dengan tangan
yang bersih ( Mitha Sari,2008).
2.3.6
Pengelompokan ASI
Produksi ASI berbeda dalam kadar dan komposisi. Ini disebabkan
oleh perbedaan kebutuhan bayi untuk berkembang dari hari ke hari. Dari
berbagai unsur kebutuhan yang sangat berbeda, misalnya pada hari ke-1
kadar monoglobulin A 600 mg/ml ASI, pada hari ke 2 kadarnya menurun
menjadi hanya 80 mg/ml ASI. Hal ini disebabkan karena bayi sudah
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan tubuh bayi sendiri sudah mulai
memproses kekebalan dibantu rangsangan sel-sel yang lain. Oleh karena
itu, apa yang diperlukan bayi akan selalu tercukupi oleh ASI dan tidak
akan kekurangan kecuali bila bayi mengalami gangguan. Dibawah ini akan
diuraikan berbagai stadium ASI serta komposisi yang perlu diketahui oleh
masyarakat agar dapat di mengerti oleh ibu menyusui.
Stadium ASI I
ASI stadium I adalah kolostrum.kolostrum merupakan cairan yang
pertama diseksresikan oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari
ke-4. Setelah persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan.
34
35
36
2.3.7
Volume ASI
Selama beberapa bulan terakhir masa kehamilan sering terdapat
produksi kolostrum susu ibu. Setelah lahir waktu bayi mulai menghisap,
maka suplai air susu meningkat dengan cepat. Pada keadaan normal,
sekitar 100ml tersedia pada hari kedua dan ini meningkat menjadi 500ml
pada minggu kedua. Produksi ASI yang paling efektif biasanya dicapai
pada 10-14 hari setelah melahirkan. Selama beberapa bulan selanjutnya
bayi yang sehat mengkonsumsi sekitar 700-800 ml per 24 jam. Namun
demikian, konsumsi bayi bervariasi antara satu dengan yang lainnya, ada
yang mengkonsumsi 600 ml atau kurang dan ada pula yang lebih bahkan
sampai satu liter selama 24 jam meskipun keduanya mempunyai laju
pertumbuhan yang sama. Ukuran payudara tampaknya tidak ada hubungan
dengan banyaknya air susu. Faktor emosi seperti stress atau sedih sangat
berpengaruh terhadap produksi air susu selama minggu-minggu pertama
dan periode menyusui. Pada keadaan yang normal, air susu ibu mampu
memberikan zat gizi yang cukup bagi pertumbuhan bayi sampai umur 6
bulan. Namun demikian, seperti telah diuraikan sebelumnya, terdapat
variasi dalam hal kebutuhan bayi dan kemampuan produksi air susu ibu.
Oleh karena itu untuk mengetahui cukup tidaknya air susu ibu, tidak dapat
hanya menggunakan ukuran volume atau banyaknya air susu ibu. Tandatanda lapar atau kepuasan anak khususnya laju pertumbuhan berat badan
merupakan indikator yang lebih baik untuk mengetahui cukup tidaknya air
susu ibu (Hubertin, 2004).
37
2.3.8
Komposisi ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan
garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI ini tidak konstan
dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, diit ibu
(Soetjiningsih, 2005).
Segera setelah melahirkan, air susu ibu yang keluar berwarna
kekuning-kuningan, kental dan agak lengket. Air susu ibu ini disebut
kolostrum dan ini diproduksi dalam masa kira-kira seminggu pertama.
Kemudian setelah itu air susu yang diproduksi berwarna putih. Kolostrum
berbeda dengan air susu ibu yang berwarna putih dalam hal kandungan
(Suhardjo, 2000).
ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat
putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat
secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) ASI berbeda dengan susu sapi. Komposisi ASI berlainan dengan
komposisi susu sapi, karena susu sapi disesuaikan dengan laju
pertumbuhan anak sapi dan ASI disesuaikan dengan laju pertumbuhan
anak manusia.
38
2)
3)
39
4)
Bayi tumbuh dengan baik, pada umur 5-6 bulan berat badan
mencapai dua kali berat badan waktu lahir. Pada umur 1 tahun
berat badan mencapai tiga kali berat badan waktu lahir.
40
41
pompa. Ada yang memeras ASI di antara waktu yang pas bagi anda. Ingat
memeras ASI memerah ASI dapat menstimulasi payudara untuk membuat
susu, jadi anda meningkatkan persedian ASI, bukan menurunkannya.
2.3.14 Kapan Harus Berhenti
Jangan menghabiskan waktu lebih dari setengah jam memeras ASI,
urutlah payudara dari belakang ke depan dan sebaliknya jika menurut anda
sudah prokduktif, beberapa wanita mendapatkan hasil yang baik setelah
memerah dan berhenti sejenak, kemudian mencobanya lagi jika perlu. Jika
bayi anda masih sangat muda, 5-10 ml sekali peras adalah payudara jika
sudah mapan, anda mungkin menghasilkan 50ml-100ml.
2.3.15 Cara Menyimpan ASI Peras
ASI peras aman di simpan dikulkas selama 24 jam dan di freezer
selama 3 bulan. Sterilkan dulu wadah yang anda gunakan menyimpan ASI
peras. ASI dalam jumlah kecil dapat dibekukan dalam wadah es batu.
Jumlah yang kecil sangat cepat mencair, dan anda tidak perlu mencairkan
lebih dari yang anda butuhkan setiap saat.
Cairkan ASI dengan menaruhnya di kulkas semalaman atau
mencelupkan wadahnya ke dalam panci berisi air panas. Suhu ASI harus
sama dengan suhu tubuh saat anda memberikannya pada bayi. Taruh
beberapa tetes di pegelangan tangan atau dipunggung tangan anda untuk
mengujinya.
42
4. Kepercayaan/ keyakinan
1. Prosedur Pemberian
5. Pengalaman
Faktor eksternal
1. Sumber informasi
2. Lingkungan
Persepsi positif
Persepsi negatif
T mean T
T < mean T
Keterangan :
:Diteliti
:Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian persepsi ibu bekerja tentang asi
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun Balongtani
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo tahun 2014
BAB 3
METODE PENELITIAN
43
44
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul, 2007). Sampel adalah
bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk
mewakili populasi (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini digunakan Semua
ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Dusun Balongtani
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo dengan 15 orang.
3.2.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi dari populasi dalam
menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2013).
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
total sampling . Total sampling adalah pengambilan sampel dengan cara
pengambilan sampel dengan keseluruhan populasi.
45
persepsi ibu bekerja tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
berdasarkan
karakteristik
yang
diamati,
sehingga
46
Variabel
Persepsi
ibu
bekerja
tentang
pemberia
n
ASI
eksklusif
pada bayi
usia 0-6
bulan
Definisi
Operasional
Indikator
Alat
Ukur
Skala
Proses
ibu 1. Prosedur Kuesioner Ordinal
mengenali
Pemberian
tentang
2. Maafaat
informasi yang
pemberian
berhubungan
ASI
dengan
ASI
ekskluisif
eksklusif yang
pada ibu
diperoleh
bekerja
dengan
cara
menyimpulkan
informasi
untuk
memberikan
sebuah
gambaran yang
terstruktur dan
bermakna
tentang
ASI
eksklusif
Skor
Pernyataan
positif:
SS : 4
S :3
TS : 2
STS: 1
Negatif:
SS : 1
S :2
TS :3
STS:4
Kemudian
dimasukkan
dalam kriteria
jika T mean T
dinyatakan
persepsi
positif,jika T <
mean
T
dinyatakan
persepsi
negative
(Alimul, 2007)
47
48
Sampling
Total Sampling
Sampel
Semua ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang di Dusun Balongtani
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo pada bulan Juli- Agustus 2014 sebanyak 15
Responden
Pengumpulan Data
Kuesioner
49
50
dengan lengkap, apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca dan apakah
coretan yang ada sudah diperbaiki (Wasis, 2008).
3.6.2 Coding
Coding adalah usaha mengklasifikasi jawaban menurut kriteria tertentu.
Klasifikasi pada umumnya ditandai kode tertentu yang biasanya berupa
angka. Coding dalam penelitian ini untuk nomer responden diberi kode
R1,R2,R3, dan seterusnya.
3.6.3 Skoring
Memberikan skor pada tiap butir sesuai dengan kategori yaitu:
Pernyataan Positif
Sangat setuju: SS
Setuju
:S
Tidak setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
Nilai
4
3
2
1
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju: SS
Setuju
:S
Tidak setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
Nilai
1
2
3
4
51
Keterangan :
X
X : X
n
S: ((x-x)2 : Standar deviasi skor kelompok
N
n : Jumlah responden
Sedangkan mean T, diperoleh dari T
N
52
menjaga
kerahasiaan
identitas
responden
peneliti
tidak
mencantumkan nama responden dalam lembar tabulasi data yang diisi oleh
peneliti hanya diberi kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3.7.3 Kerahasiaan ( Confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
3.8 Keterbatasan
Keterbatasan adalah masalah-masalah atau hambatan yang ditemui peneliti
dalam proses pengumpulan data (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini
keterbatasan yang dihadapi adalah:
Melakukan pendekatan pada calon responden membutuhkan ketelatenan
dan kesabaran. Karena terdapat calon responden yang awalnya tidak mau
diajak bekerja sama, namun dengan pendekatan yang baik dan penjelasan
yang cukup dari peneliti akhirnya bersedia menjadi responden.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan hasil pembahasan. Hasil
penelitian dibagi menjadi lokasi penelitian, data umum dan data khusus. Data
umum menampilkan karekteristik responden, yaitu umur, pekerjaan, pendidikan.
Data khusus adalah data tentang persepsi ibu bekerja tentang pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun Balongtani Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo.
: Kali porong
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
53
54
Umur (Tahun)
< 20
20-35
>35
Jumlah
Frekuensi
2
13
0
15
Presentasi (%)
13,33
86,67
0
100%
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah
Frekuensi
2
10
2
1
15
Presentasi (%)
13,3
66,7
13,3
6,7
100 (%)
55
Pekerjaan
Frekuensi
Presentasi (%)
5
9
1
15
33,3
60
6,7
100%
Wiraswasta
Swasta
PNS
Jumlah
Paritas (Anak)
Frekuensi
Presentasi (%)
1
2
3
1
2
3
Total
4
5
6
15
26,7
33,3
40
100%
56
Persepsi
Positif
Negatif
Jumlah
Frekuensi
5
10
15
Presentasi (%)
33,33
66,67
100 (%)
57
58
bahwa semakin banyak ibu memberikan ASI-nya maka semakin banyak pula
produksi ASI yang dihasilkan, sehingga kebutuhan bayi terpenuhi.
Persepsi negatif sebagian besar responden dapat disebabkan karena faktor
lingkungan dan pola hidup modern yang beranggapan bahwa pemberian ASI bisa
diganti dengan susu formula, terlebih semua responden merupakan ibu bekerja
yang sebagian waktunya digunakan untuk bekerja dengan meninggalkan bayinya.
Jadi ibu bekerja lebih memilih memberikan susu formula pada bayinya saat ibu
bekerja dan memberikan ASI ketika ibu dirumah.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Rakhmat,2007). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI
(MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
(Weni,2009).
Tabel 4.1 menunjukan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun 13
responden (86,67%). Hasil tabulasi silang menunjukkan responden berusia 20-35
tahun hampir seluruhnya mempunyai persepsi positif sebanyak 5 responden
(38,5%), sedangkan responden yang berumur <20 tahun sebagian besar
mempunyai persepsi negsatif sebanyak 2 responden (100%). Hal ini sebagai
akibat dari kesalahan persepsi dan kematangan jiwa. Selain hal tersebut dari data
59
di atas responden yang berusia <20 tahun rata-rata bekerja demi memenuhi
kebutuhan hidup jadi mereka lebih jarang memberikan ASI secara eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan semakin dewasa usia seseorang maka
persepsinya semakin positif. Hal ini disebabkan secara psikologis dan kognitif,
taraf berpikir seseorang akan semakin dewasa dan matang. Adapula responden
yang telah berusia matang dan dewasa tapi mempunyai persepsi negative, hal ini
lebih disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kursangnya informasi
yang tepat dari sumber yang terpecaya. Demikian pula masih ada responden yang
berusia muda namun telah mempunyai persepsi positif, hal ini disebabkan karena
informasi mengenai pemberian ASI secara ekklusif yang telah didapatkan dari
pelayanan kesehatan.
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan SMP 10
responden (66,7%). Hasil tabulasi silang menunjukkan responden yang
berpendidikan SD sebagian besar mempunyai persepsi negatif sebanyak 3
responden (100%), responden yang berpendidikan SMP sebagian besar
mempunyai persepsi negatif sebanyak 8 responden (80%), dan responden yang
berpendidikan SMA seluruhnya mempunyai persepsi positif sebanyak 2
responden (100%). Dalam mempersepsikan sesuatu dibutuhkan kerangka rujukan
yang dapat memberi makna pada pesan yang diterima (stimulus) oleh seseorang.
Jika orang tersebut tidak memiliki kerangka rujukan yang cukup memadai, maka
pesan yang tersampaikan kepadanya tidak akan menimbulkan pengaruh apa-apa
(Rahmat, 2007). Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, jika seseorang
60
61
mana
lingkungan
memuaskan
atau
mengecewakan
kita,
akan
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluaga, hal tersebut mengakibatkan kesalahan
persepsi pada ibu tentang cara pemerasan ASI dan penyimpanan ASI sebelum ibu
bekerja. Seorang
yang
memerlukan
banyak
waktu dan
tenaga
untuk
62
63
mencegah beberapa penyakit ibu serta aspek psikologis, Selain itu pemberian ASI
eksklusif berdampak pada aspek ekonomi, dimana kebutuhan ASI cukup untuk
mmberikan nutrisi kepada bayi dengan tidak diperlukannya susu formula yang
berarti akan memperkecil pengeluaran keluarga.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini disajikan kesimpulan hasil dan pembahasan tentang
penelitian yang telah peneliti lakukan untuk menjawab pertanyaan peneliti lewat
kuesioner serta saran yang sesuai dengan kesimpulan yang diambil.
5.1 Simpulan
Hasil penelitian mengenai persepsi ibu bekerja tentang pemberian ASI
eksklusif
di
Dusun
Balongtani
Kecamatan
Jabon
Kabupaten
Sidoarjo
64
65
5.2.3
memberikan penyuluhan dan informasi pada ibu bekerja tentang pemberian ASI
eksklusif sehingga ibu bekerja lebih mengerti tentang pentingnya ASI eksklusif.
5.2.4
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih,
Utami.
2009.
Minim
Kepedulian
http://205.150.242.190//artikel/17320shtm harian pelita
Perempuan.
Persepsi
ASI
Eksklusif
terhadap
Ibu
http://www.suarapembaruan.com/index.php/modul=new
Bekerja.
66
67
68
69
70
Lampiran 3
Nim
: 03201112137
Bersama ini kami mohon kesedian saudara untuk menjadi responden dam
memberikan jawaban pada pertanyaan dengan jujur yang sesuai dengan petunjuk
yang ada. Jawaban yang saudara berikan akan saya jaga kerahasiannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan partisipasi serta
kerjasama dari saudara, saya ucapkan terimakasih.
Sidoarjo,
2014
Hormat Saya,
SELVICATUR WULANDARI
Penelitian
Lampiran 4
71
Kode responden
Alamat
:
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa saya sudah mendapat
penjelasan tentang maksud dan tujuan tersebut dibawah ini dan saya bersedia
membantu sebagai responden.
Yang diselenggarakan oleh mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Demikian pernyataan ini saya buat atas kemauan saya sendiri tanpa
paksaan dari orang lain ataupun pihak lain.
Sidoarjo,
Responden
2014
72
Lampiran 5
KISI-KISI
PERSEPSI IBU BEKERJA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DUSUN BALONGTANI
KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2014
NO
Parameter
1
Prosedur pemberian
Pernyataan
No.Soal
Positif
1,2,5
Negatif
2
3,4
8,11,13,14
Negatif
6,7,9,10,12
Skor
SS : 4
S :3
TS : 2
STS: 1
SS : 1
S :2
TS : 3
STS : 4
SS : 4
S :3
TS : 2
STS: 1
SS : 1
S :2
TS : 3
STS : 4
73
Lampiran 6
LEMBAR KUESIONER
PERSEPSI IBU BEKERJA TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA BAYI
USIA 0-6 BULAN DI DUSUN BALONGTANI KECAMATAN
JABON KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tanggal pengisian
2.
DATA UMUM
1. Berapa umur ibu saat ini .
2. Apa pendidikan terakhir yang pernah ibu tempuh
Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Sarjana / PT
3. Pekerjaan ibu saat ini ?
Swasta ( buruh/ pegawai pabrik )
Wiraswasta (Pedagang)
PNS (Pegawai Negeri Sipil)/TNI/POLRI
4. Jumlah anak
1 Anak
2
2 Anak
3 Anak
74
DATA KHUSUS
Petujuk pengisian:
1. Berikan jawaban anda dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang
anda pilih
2. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada peneliti
3. Keterangan pilihan masing-masing jawaban adalah sebagai berikut:
SS
: Sangat Setuju
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Menyusu saja pada usia 0-6 bulan membuat bayi tidak bisa
SS
TS
STS
75
gemuk
11. Dengan pemberian ASI eksklusif bayi jarang sakit
12. Dengan menyusui badan jadi langsing
13. Dengan ASI eksklusif anak menjadi cerdas
14. Memberikan ASI eksklusif menjarangkan kehamilan
76
Lampiran 7
DATA KHUSUS
DATA UMUM
(X - X)
(X - X)2
KET
22
31.3
-9.3
86.49
38.59
47.6
50
NEGATIF
29
31.3
-2.3
5.29
38.59
49.5
50
NEGATIF
29
31.3
-2.3
5.29
38.59
49.5
50
NEGATIF
31
31.3
-0.3
0.09
38.59
49.9
50
NEGATIF
27
31.3
-4.3
18.49
38.59
48.9
50
NEGATIF
38
31.3
6.7
44.89
38.59
51.7
50
POSITIF
-33
31.3
-64.3
4134.49
38.59
49.2
50
NEGATIF
36
31.3
4.7
22.09
38.59
51.2
50
POSITIF
28
31.3
-3.3
10.89
38.59
49.2
50
NEGATIF
34
31.3
2.7
7.29
38.59
50.7
50
POSITIF
33
31.3
1.7
2.89
38.59
50.4
50
NEGATIF
NO
KODE
UMUR
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
10
11
12
13
14
19
SMP
SWASTA
31
SMP
SWASTA
35
SD
SWASTA
32
SMP
WIRASWASTA
27
SMP
WIRASWASTA
25
SMA
SWASTA
18
SMP
SWASTA
27
SMP
WIRASWASTA
24
SMP
SWASTA
10
30
SMP
WIRASWASTA
11
19
SMP
SWASTA
77
12
23
SMP
SWASTA
34
31.3
2.7
7.29
38.59
50.7
50
POSITIF
13
32
SD
SWASTA
32
31.3
0.7
0.49
38.59
50.2
50
POSITIF
14
25
SMA
WIRASWASTA
30
31.3
-1.3
1.69
38.59
49.7
50
NEGATIF
15
32
PT
PNS
27
31.3
-2.7
7.29
38.59
48.9
50
NEGATIF
31.
3
Keterangan:
Positif
Sangat setuju
:4
Setuju
:3
Tidak setuju
:2
Sangat tidak setuju: 1
Negatif
Sangat setuju
:1
Setuju
:2
Tidak setuju
:3
Sangat tidak setuju :4
38.59
78
Statistics
Umur
Valid
15
15
15
15
15
Missing
Frequency Table
Umur
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
13.3
13.3
13.3
20-35 13
86.7
86.7
100.0
Total
100.0
100.0
Valid <20
15
Pendidikan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
13.3
13.3
13.3
10
66.7
66.7
80.0
SMA 2
13.3
13.3
93.3
PT
6.7
6.7
100.0
Total
15
100.0
100.0
Valid SD
SMP
79
Pekerjaan
Frequency
Valid
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Wiraswasta 5
33.3
33.3
33.3
Swasta
60.0
60.0
93.3
PNS
6.7
6.7
100.0
Total
15
100.0
100.0
Paritas
Frequency
Percent Valid
Cumulative
Percent Percent
Valid 1 anak
26.7
26.7
26.7
2 anak
33.3
33.3
60.0
40.0
40.0
100.0
Total
100.0
100.0
15
Persepsi
Valid
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
33.3
33.3
33.3
Negatif 10
66.7
66.7
100.0
Total
100.0
100.0
Positif
Crosstabs
15
80
Umur * Persepsi
Missing
Total
Percent
Percent
Percent
15
100.0%
0.0%
15
100.0%
Umur <20
Positif
Negatif
Count
% within Umur
0.0%
100.0%
100.0%
13
% within Umur
38.5%
61.5%
100.0%
Count
10
15
% within Umur
33.3%
66.7%
100.0%
20-35 Count
Total
Total
Pendidikan * Persepsi
Missing
Total
Percent
Percent
Percent
15
100.0%
0.0%
15
100.0%
Total
81
Positif Negatif
Pendidikan
SD
SMP
Count
% within Pendidikan
0.0%
100.0% 100.0%
Count
% within Pendidikan
20.0% 80.0%
100.0%
SMA Count
PT
Total
10
% within Pendidikan
100.0% 0.0%
100.0%
Count
% within Pendidikan
100.0% 0.0%
100.0%
Count
15
% within Pendidikan
33.3% 66.7%
10
100.0%
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
Pekerjaan * Persepsi
Missing
Percent
15
100.0% 0
Total
Percent
Percent
0.0%
15
100.0%
Total
Positif Negatif
Pekerjaan
Wiraswasta
Count
82
Swasta
PNS
Total
% within Pekerjaan
60.0% 40.0%
100.0%
Count
% within Pekerjaan
11.1% 88.9%
100.0%
Count
% within Pekerjaan
100.0%0.0%
100.0%
Count
15
% within Pekerjaan
33.3% 66.7%
10
100.0%
Missing
Total
Percent
Percent
Percent
Paritas * Persepsi 15
100.0%
0.0%
15
100.0%
Paritas
1 anak
Count
% within Paritas
2 anak
Count
% within Paritas
Count
Total
Positif
Negatif
75.0%
25.0%
100.0
%
20.0%
80.0%
100.0
%
83
3 anak atau
lebih
Total
% within Paritas
Count
% within Paritas
16.7%
83.3%
100.0
%
10
15
33.3%
66.7%
100.0
%
84
85
86
87
88
89
90
NIM
: 03201112137
JUDUL
Tanggal
: 28 Agustus 2014
No
Penguji
Uraian
TTD Penguji
Ifa Roifah,S.Kep.Ns.M.Kes
o
o
o
o
o Revisiabstrak
o Perbaikanjudul
o Revisiteknikpenulisan
Indra Yulianti,S.ST.M.kes
o Revisiabstrak
o Perbaikanjudul
o Revisiteknikpenulisan
Revisiteknikpenulisan
RevisikerangkaKonsep
Revisi cover
Revisikuesioner (data
umumditambahkanparitas)