Anda di halaman 1dari 47

PENGELOLAAN

BAYI BARU LAHIR

dr. Andini Zuitasari,SpOG


Topik – topik

1. Pengendalian Infeksi pada bayi baru


lahir
2. Perawatan Bayi Baru Lahir
3. Deteksi risiko alergi pada bayi baru lahir
4. Pengisian status bayi baru lahir
Pengendalian Infeksi
pada Bayi Baru Lahir
Latar Belakang
• Dilakukan untuk mencegah Infeksi
Nosokomial (INOS)
– Infeksi yang didapat pada waktu intrapartum, selama
perawatan atau lebih dari 48 jam setelah keluar dari
rumah sakit dan tidak termasuk infeksi transplasental
(CDC)
• Mengakibatkan:
– Meningkatnya angka kematian
– Perawatan rumah sakit lebih lama
– Meningkatnya biaya di unit BBL
Latar Belakang

• Langkah pengendalian infeksi  sederhana


dan efektif jika diterapkan dengan benar.
• Pencegahan infeksi nosokomial lebih
hemat biaya dibandingkan pengobatan.
Faktor yang berperan
• Imaturitas sistem imun terutama pada bayi
prematur.
• Terlalu penuh (overcrowded) dan kurangnya
jumlah staf.
• Penyalahgunaan antibiotik.
• Ketidakpatuhan kebijakan pengendalian infeksi
terutama cuci tangan.
• Prosedur invasif yang mengganggu barrier kulit
normal misalnya jalur intravaskular, kateterisasi
dan intubasi.
Penerapan Langkah
Pengendalian Infeksi
• Menghindari terlalu banyak orang di ruang bayi.
• Harus ada ruang atau daerah isolasi.
• Gaun penutup dan fasilitas untuk membuang
benda sekali pakai harus ada di dekat pintu
masuk.
• Lantai ruang bayi harus disapu setiap 8 jam
untuk menghilangkan debu dan dipel sekali
sehari dan kapanpun diperlukan.
Penerapan Langkah
Pengendalian Infeksi
• Kebersihan tangan (cuci tangan) Paling
sederhana  sulit dipatuhi karena :
– Sarana tempat dan peralatan cuci tangan yang
kurang
– Pemakaian sarung tangan
– Terlalu sibuk
– Tidak terpikir untuk melakukan cuci tangan
– Iritasi kulit
KAPAN WAJIB MELAKUKAN
CUCI TANGAN ?
• Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh
pasien.
• Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
aseptik.
• Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
dan penggantian pembalut luka.
• Sebelum dan sesudah menyentuh bahan
pemeriksaan laboratorium
KAPAN WAJIB MELAKUKAN
CUCI TANGAN ?
• Jika tangan diduga kotor.
• Diantara dua tindakan atau melakukan
pemeriksaan fisik pasien.
• Segera setelah masuk atau meninggalkan
ruangan rumah sakit.
• Segera setelah melepaskan sarung tangan.
• Sebelum dan sesudah makan.
• Segera setelah keluar dari toilet atau
membersihkan sekresi hidung.
Langkah Pencegahan Infeksi
BBL
• BBL harus dimandikan 3 kali/minggu dengan
sabun yang sesuai.
• Elektroda harus diganti setiap tiga hari.
• Tali pusat harus dirawat.
• Salep mata profilaktik diberikan kepada
semua BBL pada hari pertama.

Learning Objective 4 12
Langkah Pengendalian Infeksi Pada
Perlengkapan Pemberian Minum
&Nutrisi
• Gunakan ASI sebisa mungkin   infeksi
– Insidens INOS bayi prematur dengan ASI : 29,3%

– Insidens INOS bayi prematur dengan susu formula : 47,2%


• Sterilisasi botol minuman harus dilakukan dengan benar
setiap saat.
• Penggunaan air steril merupakan keharusan.
• Selang minuman harus diganti setiap 2-3 hari.

Learning Objective 6 13
PERAWATAN
BAYI BARU LAHIR
Bayi Baru Lahir Normal

bayi yang lahir dalam presentasi belakang


kepala melalui Vagina tanpa melalui alat,
pada usia kehamilan genap 37mgg - 42mgg,
dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai
Apgar lebih dari 7 dan tanpa cacat bawaan.
1. Apparance color (warna kulit)seluruh tubuh
kemerah-merahan,
2. Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung lebih
dari 100 kali permenit,
3. Grimace (reaksi terhadap rangsangan),
4. menangis,
5. batuk atau bersin,
6. activty atau tonus otot,
7. gerakan aktif,
8. usaha nafas,
9. bayi menangis kuat.
Tanda Bayi baru lahir sakit :
1. sesak nafas
2. Frekuensi pernafasan 60 kali/menit
3. gerah retraksi di dada
4. malas minum
5. panas atau suhu badan bayi rendah
6. kurang aktif
7. berat lahir rendah (500-2500 gram)
dengan kesulitan minum
Tanda-tanda bayi sakit berat :
1. sulit minum,
2. sianosis sentral (lidah biru),
3. perut kembung,
4. periode apneu,
5. kejang/periode kejang-kejang kecil,
6. merintih,
7. perdarahan,
8. sangat kuning,
9. berat badan lahir <1500 gram
1. Appearance (warna kulit)

• Skor 0: Apabila warna seluruh tubuh bayi


biru, abu-abu atau pucat;
• Skor 1: Apabila warna tubuh bayi merah
muda (warna normal), tetapi tangan dan
kakinya kebiruan; dan
• Skor 2: Apabila warna seluruh tubuh bayi
merah muda.
Pulse (denyut jantung)

• Skor 0: Jika detak jantung bayi tidak ada;


• Skor 1: Jika detak jantung bayi <100
denyut per menit; dan
• Skor 2: Jika detak jantung bayi >100
denyut per menit.
Activity (keaktifan)

• Skor 0: Apabila bayi tidak menunjukkan


respons terhadap rangsangan;
• Skor 1: Apabila hanya menggerakkan
wajah atau meringis ketika ada
rangsangan; dan
• Skor 2: Apabila bayi batuk, bersin,
menangis, atau menarik kakinya secara
refleks saat adanya rangsangan.
Grimace (refleks)

• Skor 0: Ketika bayi tidak bergerak;


• Skor 1: Ketika bayi hanya menunjukkan
sedikit gerakan atau lemas; dan
• Skor 2: Ketika bayi bergerak aktif.
Respiration (pernapasan)

• Skor 0: Jika bayi tidak bernapas;


• Skor 1: Jika bayi bernapas dengan pelan
atau tidak teratur dan menangis lemah;
dan
• Skor 2: Jika bayi bernapas dengan normal
juga menangis kuat.
Perawatan segera setelah lahir

Cegah hipotermi
Cegah infeksi
Perawatan mata, kulit dan tali pusat
Injeksi vitamin K1
1 mg IM (0,5 mg jika BBL < 1000 gr)
Perdarahan/trauma luas 2,5 mg IM
Beri asupan yang benar
Menyusui dalam waktu ½ jam setelah lahir
Periksa adanya malformasi
Perawatan tali pusat
Periksa 2-4 jam setelah pengikatan untuk
melihat adanya perdarahan
Tidak diberikan apapun, jaga agar tali pusat
bersih dan kering
Bersihkan tiap 8 jam, tidak usah dibungkus
Periksa adanya cairan/discharge atau infeksi
sampai tali pusat kering
Perawatan Kulit
Keringkan bayi dengan kain yang lembut dan
hangat
Hapus darah dan sekret dari kulit bayi dengan hati-
hati
Memandikan bayi segera setelah lahir  tidak
direkomendasikan
Dengan air hangat 4 – 6 jam setelah suhu stabil
Jangan memaksa untuk membersihkan vernix
caseosa
Periksalah adanya infeksi superfisial
Bila perlu  mandi dengan cairan antiseptik
(chlorhexidine/ hexachlorophene!!)
Pemeriksaan fisik pada BBL

Penting: Saat masuk


Evaluasi respon
Diagnosis
Pedoman Penilaian Fisik
• Penilaian fisik lengkap harus dilakukan pada saat
pertama kali bayi dirawat. Pastikan hasil
penilaian dicatat dengan akurat.
• Penilaian mencakup:
– Tanda-tanda vital
– Pengukuran pertumbuhan
– Penilaian sistem
– Pemeriksaan alat tubuh

• Untuk neonatus yang baru masuk, catat hal berikut ini:


– Data pada saat masuk
– Penilaian masa kehamilan
Tanda vital
• Bayi yang stabil: tanda vital dan sistem
tubuh dinilai setiap mau diberi minum

• Neonatus yang tidak stabil dan


menggunakan bantuan pernafasan: nilai
tanda vital dan sistem tubuh setiap 1-2 jam
Suhu Denyut Jantung
• Suhu rektal hanya • Denyut jantung harus
diperiksa satu kali pada diukur dengan cara
saat masuk untuk
menyingkirkan auskultasi
kemungkinan adanya
anus imperforata
• Detak jantung harus
dihitung sesuai jadwal
• Pengukuran selanjutnya
dilakukan lewat aksila makan setiap 3-4 jam

• Suhu neonatus normal • Normal120 –160 kali


adalah 36,5- 37,50C. per menit (bpm)
Pernafasan Penilaian
Pernafasan
• Frekuensi nafas • Penilaian awal saat
normal adalah 40 – lahir merupakan
60 kali per menit. evaluasi keberhasilan
• Frekuensi nafas transisi bayi:
dilakukan dengan
– Pernafasannya
melakukan
observasi selama nyaman
satu menit penuh. – Tidak ada takipnea
– Tidak ada ngorok
– Tidak ada retraksi
– Tidak ada sianosis
atau pucat
Penilaian pertumbuhan
• Tiga komponen untuk mengukur pertumbuhan
neonatus.
– Berat – harus ditimbang setiap hari.
– Panjang – harus diukur saat masuk dan setiap
minggu.
– Lingkar kepala - harus diukur saat masuk dan setiap
minggu.
• Pola pertumbuhan yang diharapkan pada bulan
1 kehidupan
– Berat: 20-30 g/hari
– Panjang: 0.5-1 cm/minggu
– Lingkar kepala: 0.5 cm/minggu
Penilaian Sistem Syaraf
• Evaluasi tingkat kesadaran
• Evaluasi Tonus
– Axial
– Segmental
• Evaluasi Refleks Primitif :
Refleks rooting, moro, tonic neck,
withdrawal, genggam, cengkraman kaki.
Beberapa contoh refleks
Refleks
Genggam
Refleks
Cengkraman-Kaki Refleks
Rooting
Refleks Moro
Pemeriksaan Motorik

• Evaluasi postur ekstremitas


• Gerakan spontan dan serempak
• Refleks primitif
• Evaluasi posisi tulang
(simetris/asimetris)
• Evaluasi refleks isap/telan sebagai
fungsi piramidalis yang penting
Berikan asupan yang benar

• Segera berikan pada ibu untuk disusui


• Walaupun ASI belum ada
• Untuk merangsang ‘ letdown refleks ‘
Tatalaksana yang salah

• Tidak memberikan bayi kepada ibu dalam 1


jam setelah lahir
• Tidak mengajarkan ibu cara menyusui yang
benar
• Tidak ada rawat gabung
• Memberikan “prelacteal feeding”
• Menjadwal pemberian minum
• Memberi minum pakai botol
ASI

Memberikan :
• nutrisi ideal,
• kebutuhan imunologi dan fisilogi pada semua
bayi
• pertahanan alamiah dan meningkatkan status
imunitas

 Direkomendasikan oleh AAP and European


ASI ekslusif
Pemberian Asi
Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI
700-800 cc. (ASI per hari kisaran 600-
1000 cc)
Refleks laktasi pada BBL :
1. Refleks mencari putting ( Rooting )
2. Refleks menghisap (Sucking)
3. Reflek menelan (Swallowing)
Apakah yang dilakukan jika ASI
belum juga keluar setelah
> 48 jam ??

Berikan SF dengan
mempertimbangkan faktor risiko
alergi pada keluarga, dengan
memakai
kartu deteksi dini risiko alergi
Tingkat Risiko Alergi
• Risiko kecil : 5 -15 %
• Risiko sedang : 20-40%
• Risiko tinggi : 40-60%

Pada risiko sedang dan tinggi

berikan SF yang hipoalergenik


 protein sudah dipecah sebagian, tingkat alergi
berkurang
Tujuan pemberian
SF hipoalergenik

• Cegah sensitisasi (pengenalan alergen dl susu


sapi) pd usia bayi
 cegah alergi susu sapi
• Cegah penyakit alergi lain di usia selanjutnya
seperti rhinitis alergi, asma
• Sebagai pencegahan primer thd penyakit alergi
selanjutnya
mandiri pintar

Anda mungkin juga menyukai