Anda di halaman 1dari 63

BEDAH KISI-KISI

SELEKSI KOMPETENSI
BIDAN TERAMPIL
Pemateri: Audina Sholicha, S.Tr.Keb
Kompetensi Umum:
1. Informed Choice
2. Inform consent
3. Pencegahan Infeksi
4. Pengendalian Infeksi
5. Pemeriksaan darah dalam pelayanan kebidanan
6. Pemeriksaan Laboratorium urin dalam pelayanan kebidanan
7. Nutrisi dan rehidrasi
8. Oksigenasi dan personal hygiene
9. Promosi tentang perilaku pola hidup sehat
10. Edukasi tentang perilaku pola hidup sehat
Kompetensi Khusus:
1. Pengkajian pada ibu hamil fisiologis
2. Perencanaan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan
3. Vitamin/suplemen
4. Kelas ibu hamil
5. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
6. Asuhan kala I persalinan fisiologis
7. Asuhan kala II persalinan fisiologis
8. Asuhan kala III persalinan fisiologis
9. Asuhan kala IV persalinan fisiologisPengkajian pada ibu nifas
10. Pengkajian pada ibu nifas
11. Asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga pasca persalinan
12. Asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan
13. Asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan
14. Asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan pendampingan
15. Fasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada persalinan normal
Kompetensi Khusus:
16. Asuhan bayi baru lahir normal
17. Penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
18. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan
19. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom
20. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) suntik
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan
21. Promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi
22. Pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu hamil/ibu nifas/ibu menyusui/bayi dan balita) di
wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah
23. Tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu hamil/ibu nifas/ibu menyusui/bayi dan balita)
24. Pelaksanaan kegiata Survey Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
25. Pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/Kampung KB atau tempat lain sesuai penugasan
26. Pemberian imuniasasi rutin sesuai program pemerintah pada anak sekolaH
Kompetensi Umum
Informed Consent
Informed Consent adalah persetujuan tindakan yang diberikan
yang diberikan kepada pasien atau keluarga terdekatnya
setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

Isi berupa persetujuan atas rencana tindakan medis yang


diajukan oleh dokter setelah menerima informasi yang cukup
untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan.
Contoh: persetujuan Tindakan SC, persetujuan episiotomi

Persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga


kesehatan harus dilakukan tanpa adanya unsur pemaksaan.

Tujuan dari inform consent:


1. Promosi dari hak otonomi perorangan
2. Proteksi dari pasien dan nakes
3. Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan
4. Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk mengadakan introspeksi terhadap diri sendiri
5. Promosi dari keputusan-keputusan rasional
6. Keterlibatan masyarakat.
Informed Consent

Anak usia 13 tahun masuk rumah sakit akibat jatuh dari kereta api saat pulang sekolah. Ia diantar ke RS oleh
seorang polisi dan kedua teman sekolahnya. Saat ini akan dilakukan Tindakan operasi penyelamatan sesegera
mungkin. Apakah yang akan dilakukan untuk meminta persetujuan?
a. Meminta persetujuan polisi yang mengantar
b. Meminta persetujuan kedua teman sekolahnya
c. Menghubungi segera kedua orangtuanya dan meminta persetujuan
d. Menunda penandatanganan persetujuan, langsung melakukan Tindakan
e. Meminta persetujuan polisi
Informed Choice

Informed choice adalah opsi atau pilihan yang diberikan kepada pasien
mengenai alternatif perawatan yang akan dialaminya

Contoh informed choice dalam pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:
• Tempat bersalin, apakah ingin dilakukan di rumah, polindes, rumah bersalin, rumah
sakit bersalin, atau rumah sakit. Ini juga mencakup kelas perawatan yang ada di
rumah sakit.
• Pendampingan saat bersalin.
• Percepatan persalinan.
• Metode monitor denyut jantung janin.
• Diet selama proses persalinan.

Perbedaan informed consent dan informed choice adalah:


• Informed consent ialah persetujuan tindakan dan penting dari sudut pandang
bidan, sedangkan
• Informed choice adalah memilih tndakan dan hal-hal yang berhubungan dengan
upaya kesehatan pasien yang akan dilakukan oleh tenaga Kesehatan serta
penting dalam sudut pandang pasien
Informed Choice
Hal yang perlu diperhatikan bidan dalam informed choice adalah?
a. Asuhan berpusat pada pasien
b. Asuhan berpusat pada bidan
c. Konflik sebagai ancaman profesi bidan
d. Bidan memberikan informasi seperlunya
e. Bidan tidak perlu meningkatkan pengetahuan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi:
1. Menjaga Kebersihan Tangan
2. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
3. Melindungi diri dari darah dan cairan tubuh
4. Membuang sampah tajam dengan benar
5. Membuang sampah dan limbah secara aman
6. Mengelola pakaian dan kain yang terkontaminasi
7. Pemrosesan Instrumen
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. Menjaga Kebersihan Tangan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
• Gunakan sarung tangan steril atau yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi (DTT)
ketika melakukan prosedur bedah, menolong persalinan, memotong tali pusat,
menjahit luka episiotomi, dan menjahit robekan perineum
• Gunakan sarung tangan steril yang panjang (sampai menutupi siku) ketika
melakukan plasenta manual atau kompresi bimanual interna
• Gunakan sarung tangan pemeriksaan (non-steril) untuk melakukan pemeriksaan
vagina, memasang infus, memberikan obat injeksi, dan mengambil darah
• Gunakan sarung tangan rumah tangga saat:
a. Membersihkan alat dan tempat tidur
b. Mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah dan limbah •
c. Membersihkan darah dan cairan tubuh yang berceceran
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Melindungi diri dari darah dan cairan tubuh
• Gunakan sarung tangan sesuai petunjuku
• Tutup semua bagian kulit yang tidak intak/utuh dengan bahan tahan air
• Berhati-hati dalam mengelola sampah dan alat/benda tajam.
• Kenakan apron panjang yang terbuat dari plastik atau bahan tahan air, serta
sepatu bot karet ketika menolong persalinan.
• Lindungi mata dengan mengenakan kacamata atau perlengkapan lain.
• Gunakan masker dan topi atau tutup kepala
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4. Membuang sampah tajam dengan benar
• Siapkan tempat penampungan sampah tajam yang tidak dapat ditembus oleh
jarum.
• Pastikan semua jarum dan spuit digunakan hanya satu kali.
• Jangan menutup kembali, membengkokkan, ataupun merusak jarum yang telah
digunakan.
• Langsung buang semua jarum yang telah digunakan ke tempat penampungan
sampah tajam tanpa memberikannya ke orang lain.
• Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat penuh, tutup, sumbat, atau
plester wadah tersebut dengan rapat lalu bakar
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
5. Membuang sampah dan limbah secara aman
• Buang plasenta, darah, cairan tubuh, dan benda-benda yang terkontaminasi ke
wadah anti bocor.
• Kubur atau bakar segera sampah padat yang terkontaminasi.
• Buang limbah cair ke saluran khusus.
• Cuci tangan, sarung tangan, dan tempat penampungan setelah membuang
sampah atau limbah yang infeksius.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Mengelola pakaian dan kain yang terkontaminasi
• Petugas yang menangani linen harus menggunakan alat pelindung diri berupa sarung
tangan rumah tangga, sepatu tertutup kedap air, apron, dan kacamata pelindung.
• Kumpulkan dan pisahkan semua pakaian dan kain yang terkontaminasi darah atau
cairan tubuh di kantong plastik khusus.
• Bilas darah maupun cairan tubuh lain dengan air sebelum mencucinya dengan sabun
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Pemrosesan Instrumen
3 Langkah utama:
1. Dekontaminasi
2. Pencucian dan pembilasan
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT
Alur dekontaminasi

Jenis-jenis dekontaminasi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Bidan baru saja melakukan proses persalinan, alat dibawah ini yang manakah yang dapat didekontaminasi
dalam larutan klorin 0,5%?
a. Celemek
b. Needle
c. Spuit
d. Klem Arteri
e. Masker
Pemeriksaan Darah Dalam Pelayanan Kebidanan

• Hemoglobin
Minimal dilakukan 1 kali TM 1 dan 1 kali TM III. Anemia ibu hamil: Kadar
hemoglobin kurang dari 11g/dl pada trimester 1 dan 3, serta kurang dari 10,5 g/dl
pada trimester 2
Pemeriksaan Rutin
• Golongan darah. Dilakukan 1 kali kunjungan pertama jika ibu belum mengetahui
golongan darahnya
• Triple eliminasi (HIV, Hepatitis B, Sifilis)
Dilakukan kepada semua ibu hamil, idealnya dilakukan pada kunjungan pertama
• Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) untuk deteksi
dini preeklampsia
• Gula darah/reduksi urin jika ada kecurigaan diabetes melitus
Pemeriksaan Khusus
• Malaria jika ibu tinggal didaerah endemis
• Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
Nutrisi dan Rehidrasi
• Pada ibu hamil normal diperlukan tambahan energi sebesar 180 – 300 kkal, tambahan protein sebanyak 30
gram per hari, dan tambahan air sebanyak 300 ml
• Kebutuhan kalori wanita sekitar 2.100 kalori per hari, sedangkan kebutuhan kalori per hari pria sekitar
2.500 kalori
• Makanan berprotein: telur yang dimasak matang, dada ayam, dan gandum utuh (roti gandum serta beras
merah).
Nutrisi • Makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah jeruk, jambu biji, dan stroberi.
• Makanan dan minuman mengandung kalsium, seperti susu yang dipasteurisasi dan sayuran berwarna hijau.
• Makanan kaya zat besi, seperti brokoli dan kacang-kacangan.
• Makanan yang mengandung lemak sehat, misalnya ikan salmon (dimasak matang) dan buah alpukat
• Makanan yang mengandung asam folat, seperti kuning telur dan bayam
• Vitamin Larut dalam air ( Vit A dan B) dan Vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K)
• Proses memulihkan atau mengganti cairan tubuh yang hilang. Ada dua jenis rehidrasi yaitu secara oral dan
secara intravena

Rehidrasi • Cairan yang paling sering digunakan untuk rehidrasi oral: Air putih dan air kelapa
• Buah dan sayur dengan kandungan air tertinggi : Beri-berian, seperti blueberi, stroberi; Melon; Jeruk; Anggur;
Wortel; Selada; Kubis; dan Bayam
Kebutuhan Gizi sesuai Kelompok Usia
Oksigenasi Dan Personal Hygiene
• Memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau
memberikan aliran gas oksigen sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
• Kadar oksigen normal dalam darah agar dapat berfungsi optimal adalah 95-100 persen.
• Kondisi yang membutuhkan oksgigenasi: Hipoksemia (saturasi oksigen <90%), penyakit paru obstruktif
kronis (terhambatnya aliran udara pada saluran nafas dan berlangsung lama), serangan asma
(peradangan yang menyebabkan penyempitan pada saluran nafas), pneumonia parah (infeksi paru-paru),
bayi premature dan sleep apnea
• Cara pemberian Oksigen kedalam paru-paru: Nasal Cannula, Masker wajah

Oksigenasi
Oksigenasi Dan Personal Hygiene
• Upaya seseorang untuk memelihara serta meningaktkan kebersihan dan Kesehatan diri sendiri demi
mencapai kesejahteraan fisik maupun mental
• Tujuan personal hygiene:
1. Memelihara kebersihan diri
2. Menciptakan keindahan
3. Meningkatkan derajat Kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri
sendiri dan orang lain
Personal Hygiene 4. Meningkatkan percaya diri
• Macam-macam personal hygiene: kebersihan kulit, gigi, mulut, rambut, mata, hidung, telinga, kaki, kuku
dan genetalia, serta kebersihan dan kerapian pakaiannya.
• Ibu hamil harus lebih menjaga kebersihan diri karena:
1. Lebih mudah berkeringat
2. Lebih rentan terserang virus dan kuman
3. Kesehatan ibu mempengaruhi perkembangan janin
Promosi Dan Edukasi Tentang Perilaku Pola Hidup Sehat

• Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses
pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan
• Tujuan Promosi Kesehatan: memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka, menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Promosi dan Edukasi PHBS • Sasaran Promosi Kesehatan:
1. Sasaran Primer (Primary Target) : Masyarakat umum. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat .
2. Sasaran Sekunder (Secondary Target) : Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan
sebagainya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejaian
dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran Tersier (Tertiary Target) : Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat,
maupun daerah. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan
strategi advokasi (advocacy) kesehatan
Promosi Dan Edukasi Tentang Perilaku Pola Hidup Sehat
Kompetensi Khusus
Standar Pelayanan Antenatal

Jumlah Kunjungan
Trimester Waktu Kunjungan Ideal
Minimal

2x
I <12 minggu
(Bidan dan Dokter)

II 1x 12 – 24 minggu

3x
III > 24 – 40 minggu
(Bidan 2x dan 1x dokter)
Fokus Asuhan Kebidanan
Trimester Fokus/Tujuan Asuhan Kebidanan
1. Menjalin hubungan saling percaya antar petugas Kesehatan dan pasien
2. Mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
3. Melakukan Tindakan pencegahan/antisipasi dan deteksi dini seperti tetanus neonatorum, anemia karena
defisiensi besi
4. Mendorong perilaku yang sehat (gizi, kebersihan, istirahat dsb) bertujuan untuk mendeteksi dan
Trimester 1 mewaspadai
5. Memafasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan
kepercayaan dengan ibu
6. Mengidentifikasi factor risiko dengan mendapatkan riawayt detail kebidanan masa lalu dan sekarang
7. Memberi kesemapatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran dan nifas
1. Menjalin hubungan saling percaya antara petugas Kesehatan dan pasien
2. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
3. Melakukan Tindakan pencegahan/antisipasi dan deteksi dini seperti tetanus neonatorum, anemia karena
defisiensi besi
4. Memulai mempersiapan kelahiran dan memberikan Pendidikan Kesehatan
Trimester 2
5. Kewaspadaan khusus mengenai hipertensi dalam kehamilan, tanyakan gejala, pantau TD, kaji adanya
edema dan protein urin
6. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
7. Penapisan preeklampsia, gemeeli, infeksi, saluran perkemihan, alat reprodusksi dll
8. Mengulang perencanaan persalinan
Fokus Asuhan Kebidanan
Trimester Fokus/Tujuan Asuhan Kebidanan
1. Sama dengan TM 1 dan TM 2
2. Palpasi abdmomen untuk identifikasi kelainan letak dan presentasi janin
Trimester 3 3. Memantabkan persalinan
4. Mengenali tanda-tanda persalinan

Cara Menentukan Usia Kehamilan


Berdasarkan hasil pengukuran TFU dengan palpasi abdmomen
a. Berdasarkan HPHT
1.Kurangi Tanggal kedatangan pasien dengan HPHT
2.Kalikan sisa bulan dengan 13/3
3.Tambahkan hasil dalam minggu dengan sisa hari

b. Berdasarkan hasil pengukuran TFU dengan palpasi abdmomen


c. Berdasarkan hasil pengukuran TFU secara Mc.Donald
Rumus ini dapat digunakan jika usia kehamilan diatas 24 minggu
Usia kehamilan dalam bulan = TFU : 3,5
Usia kehamilan dalam minggu = TFU x 8/7
PEMBAHASAN
MATERI KELAS IBU HAMIL
Kelas Ibu Hamil Keterangan
1. Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan
• Apa kehamilan itu?
• Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
• Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang
• Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
• Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia
Kelas Ibu Hamil ke-1
2. Perawatan kehamilan
• Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan
• Hubungan suami istri selama kehamilan
• Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
• Tanda-tanda bahaya kehamilan
• Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
1. Persalinan
• Tanda-tanda persalinan
• Tanda bahaya pada persalinan
• Proses persalinan
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Kelas Ibu Hamil ke-2
2. Perawatan nifas
• Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ekslusif?
• Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
• Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
• KB pasca salin
PEMBAHASAN
MATERI KELAS IBU HAMIL
Kelas Ibu Hamil Keterangan
1. Perawatan Bayi
• Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
• Pemberian Vitamin K1 injeksi pada BBL
• Tanda bahaya BBL
• Pengamatan perkembangan bayi/anak
• Pemberian imunisasi pada BBL
2. Mitos
Kelas Ibu Hamil ke-3
• Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak
3. Penyakit Menular
• Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Informasi dasar HIV/AIDS
• Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
4. Akte Kelahiran
• Pentingnya akte kelahiran
Abortus
Diagnosa Keterangan
Abortus habitualis Abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih secara berturut–turut dalam usia kehamilan kurang dari
20 minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram
Abortus Inkompit Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal dengan usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
Abortus Insipiens abortus yang sedang berlangsung di mana ekspulsi hasil konspsi belum terjadi tetapi telah ada dilatasi
serviks. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan sedang sampai berat, disertai nyeri kram perut bawah.
Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

Abortus Iminens Ancaman keguguran. Perdarahan yang ditandai dengan kemunculan flek kecokelatan (kadang ada
gumpalan darah) dari vagina ketika usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Kehamilan masih bisa
diselamatkan

Abortus Septik Aborsi spontan dengan komplikasi infeksi intrauterin, yang mungkin ditandai oleh demam dan
perdarahan bernanah.
Lanjutan Abortus..
Permasalahan dalam Kehamilan
Diagnosa Keterangan
Anemia • Kadar hemoglobin kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada trimester
kedua
• Gejala: mudah lelah, kurang berenergi, muka pucat, pusing dan sakit kepala
Hipotensi • Ibu hamil bisa dikatakan mengalami tekanan darah rendah jika tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg.
• Gejala: pusing saat mengubah posisi tubuh, pingsan, mual, rasa lelah, gangguan penglihatan, haus, pucat, napas
cepat dan pendek, serta sulit untuk berkonsentrasi.
Hipertensi • Tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolic diatas 90 mmHg.

KEK • KEK atau Kekurangan Energi Kronis : kondisi ketika seseorang mengalami kelelahan secara terus menerus meski
telah beristirahat.
• Lingkar lengan atas (LILA) kurang 23,5 cm
• Gejala: Rasa lelah yang datang terus-menerus, merasa kesemutan, wajah pucat dan tidak bugar, sangat kurus (
IMT kurang dari 18,5, mengalami penurunan berat badan dan kekurangan lemak, sering pusing dan lemas
GERD • Kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan.
• Gejala: Mual, Rasa pahit di mulut, Nyeri menelan atau kesulitan menelan, Sakit tenggorokan dan suara serak,
Bau mulut
Hipertensi dalam Kehamilan
Diagnosis Usia Kehamilan saat Tekanan Darah Protein Urin Gejela Lainnya
muncul
Hipertensi kronis Terjadi sebelum kehamilan ≥140/90 mmHg Negatif Ada riwayat hipertensi
atau ditemukan sebelum 20 sebelum kehamilan
minggu kehamilan
Hipertensi gestasional Muncul pada UK >20 minggu ≥140/90 mmHg Negatif Tidak ada riwayat hipertensi.
Menghilang setelah
melahirkan
Pre-eklampsia / Pre- Muncul pada UK >20 minggu ≥140/90 mmHg Positif (+) atau >300 mg/24 Ekstremitas oedema
eklampsia ringan jam
Pre-eklampsia Berat (PEB) Muncul pada UK >20 minggu ≥160/90 mmHg Positif (++/+++) atau >5gr/24 Disertai gejala orgain lain
jam seperti:
a. Nyeri dibelakang kepala
b. Penglihatan kabur
c. Nyeri ulu hati
d. Pertumbuhan janin
terhambat (IUGR)
e. Sindrom HELLP : Cek
Lab
Superimposed preeclampsia Awalnya memiliki gejala hipertensi kronik namun pada usia kehamilan >20 minggu protein menjadi positif dan
menunjukkan gejala preeclampsia lainnya
Eklampsia a. Kejang umum dan atau koma disertai gejala preeklampsia
b. Tidak ada kemungkinan penyebab lainnya seperti epilepsi/perdarahan intrkranial/meningitis
Menghitung Taksiran Berat Janin

• Menghitung Taksiran Berat Janin • Jika kepala belum masuk panggul


Rumus = TFU – (11 atau 12) x 155 Penanda: kepala konvergen, perlimaan 5/5,
4/5, 3/5
Catatan:
• 12 jika kepala belum masuk PAP • Jika kepala sudah masuk panggul
• 11 jika kepala sudah masuk PAP Penanda: kepala divergen, perlimaan 2/5,
1/5, 0/5

Perhitungan Taksiran Berat Janin


Diketahui= Usia Kehamilan = 32 minggu
Kepala belum masuk panggul
Jawaban= TFU – 12 x 155
= (30-12) x155
= 2790 gr.
Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil

Perhitungan IMT ibu hamil:


Menggunakan BB sebelum hamil
Pencegahan Infeksi Ibu Hamil
Vitamin dan Suplemen
Vitamin Fungsi
• Membantu pembentukan sel darah dan mencegah anemia
• Meringankan gejala stress (Membantu pembentukan hormone serotonin utnuk menstabilkan emosi)
Vit B12
• Menuruntkan risiko demensia
• Menjaga kesehatan kulit, rambut, dan kuku
• Meningkatkan kekebalan tubuh
Vit C • Mencegah kekurangan zat besi
• Melancarkan menstruasi (meningaktkan kadar estrogen dan menurunkan kadar progesterone)
• Menurunkan gejala PMS (Vit E memabntu produksi prostaglandin yg berfungsi untuk menurunkan
produksi hormone prolaktin (pemicu PMS))
Vit E
• Memelihara daya tahan tubuh dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas (sntioksidan)
• Meningkatkan kualitas sel telur dan kesehatan organ reproduksi
• Menjaga Kesehatan selama Kehamilan
• Meningkatkan mood
Vit B complex
• Meningkatkan system kekebalan tubuh
• Menjaga kesehatan jantung
• Terhindar dari rabun senja
• Sumber antioksidan yang tinggi
Vit A
• Menghindarkan risiko terkena penyakit campak
• Meningkatkan system kekebalan tubuh
Vitamin Fungsi
Vitamin A Pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pd saraf dan mata.
Metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak
Vitamin B1
oleh usus.
Vitamin B6 Pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf
Mengatur kadar kapur dan fosfor bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan
Vitamin D
kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
ASUHAN PERSALINAN
• Pada persalian normal, terdapat beberapa fase: Kala I dibagi menjadi 2:
1. Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam.
2. Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10 cm), sekitar 6 jam.
• Pada kala II batas waktu untuk primigravida 120 menit atau 2 jam dan pada
multigravida 60 menit atau 1 jam
• Kala III: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit.
• Kala IV: segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum.
Asuhan Sayang Ibu Kala 1
• Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap.
• Asuhan sayang ibu kala 1:
1. Memberikan dukungan emosional
2. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
3. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan
4. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara:
a. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
b. Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
c. Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
d. Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
e. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman
5. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman
6. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan
kontraksi tidak teratur dan kurang efektif
7. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontaN
8. Pencegahan infeksi
Perubahan Fisiologis Kala I

Asuhan Keterangan
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata 10 sampai 20 mmHg
Tekanan darah dan kenaikan diastolik rata-rata 5 sampai 10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekana darah akan
turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi.
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anarobik akan naik secara perlahan.
Metabolisme Kenaikan ini disebabkan oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.

Suhu badan sedikit meningkat selama persalinan dan suhu akan mencapai tertinggi selama persalinan
Suhu Badan
maupun setelah persalinan. Kenaikan normal selama tidak melebihi 0,5 hingga 1 derajat celcius.
Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode peralinan atau sebelum
Denyut Jantung
masuk persalinan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan sebelum persalinan yang disebabkan adanya rasa
Pernafasan
nyeri, kekhawatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang salah.
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang akan menyebaban pencernaan
Gastrointestinal
hampir berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi.
Tanda Dan Gejala Persalinan Kala II

Tanda dan Gejala kala II Tanda Pasti/Diagnosa kala II:


1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan 1. Pembukaan Serviks Lengkap (10 cm)
terjadinya kontraksi (DORAN) 2. Terlihat bagian kepala janin di introitus vagina
2. Perineum menonjol (PERJOL)
3. Vulva Vagina dan sfingter anus membuka
(VULKA)
4. Adanya tekanan pada sfingter anus (TEKNUS)
5. Peningkatan pengeluaran lendir darah.
6. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
7. Pengeluaran darah dan lender meningkat
8. Kepala telah turun didasar panggul
9. Ibu ingin BAB
PENILAIAN DAN INTERVENSI SELAMA KALA II

Parameter Frekuensi pada kala I laten Frekuensi pada kala I aktif


Tekanan darah Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Suhu Tiap 4 jam Tiap 2 jam
Nadi Tiap 30-60 menit Tiap 30-60 menit
Denyut jantung janin Tiap 1 jam Tiap 30 menit
Kontraksi Tiap 1 jam Tiap 30 menit
Pembukaan serviks Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
Penurunan kepala Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
*Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

VT (pemeriksaan dalam) dilakukan setiap 4 jam sekali pada kala I untuk melihat
kemajuan proses persalinan dan untuk menghindari infeksi apabila terlalu sering
dilakukan VT pada kala I.
Asuhan Sayang Ibu Kala 2
• Kala I adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi
• Asuhan sayang ibu kala 2:
1. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
2. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain: Membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil,
memberikan makanandan minuman, menjadi teman bicara/pendengar yang baik, memberikan dukungan dan semangat selama
persalinan sampai kelahiran bayinya
3. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan: memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan
keluarga, menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan, melakukan pendampingan selama proses persalinan dan kelahiran
4. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu
5. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran – dengan cara memberikan kesempatan istirahat
sewaktu tidak ada his
6. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara: mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran
bayi, memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong, menjawab pertanyaan ibu, menjelaskan apa yang dialami
ibu dan bayinya, memberitahu hasil pemeriksaan.
8. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu
9. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan
Asuhan Sayang Ibu Kala 3

• Kala 3 adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir
• Asuhan sayang ibu kala 3:
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Pencegahan infeksi pada kala III.
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III
Manajemen Aktif Kala 3

MANAJEMEN AKTIF KALA III:


KALA III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban
Tujuan:
1. Menghindari perdarahan pasca persalinan
2. Agar kontraksi uterus baik
3. Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap

3 Langkah utama MAK III:


1. Pemberian Oksitosin
2. Melakukan PTT (Peregangan Tali Pusat)
3. Masase Fundus Uteri
Klasifikasi Robekan Pada Serviks Dan Perineum

Tahap Keterangan
Derajat I Mukosa vagina, dan kulit perineum
Derajat II Mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum.
Derajat III Mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, otot spingter ani

Derajat IV Mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, otot spingter ani, rektum.
Asuhan Sayang Ibu Kala 4
• Kala 4 adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta.
• Asuhan sayang ibu kala 4:
1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari
vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusuibayinya dan terjadi kontraksi hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama kala IV.
8. Nutrisi dan dukungan emosional
Asuhan Masa Nifas

• Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir Ketika alat-alat kandungan mulai Kembali pulih
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan
pulih dalam waktu 3 bulan.
Tahapan Masa Nifas
Tahapan Waktu Fokus Asuhan
Immediate post partum (post partum Plasenta lahir – 24 jam post partum • Deteksi dini dan pencegahan perdarahan post partum primer
dini) • Mobilisasi dini

Early post partum/ intermediate post >24 jam – 1 minggu • Mulai terjadi pemulihan organ reproduksi
partum • Bidan memastikan involusi uterus berjalan normal, tidak ada tanda
infeksi, ibu mendapat cukup nutrisi dan cairan dan dapat menyusui
dengan benar
Late post partum/ puerperium lanjut . 1 minggu – 6 minggu • Tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan nifas
• Konseling perencanaan KB
Remote puerperium Berbulan-bulan • Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama
hamil atau bersalin terjadi penyulit atau komplikasi
Pembahasan
Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri Lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertangahan pusat - simfisis 500 gram
2 Minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 Minggu Betrtambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram
Jenis-jenis Lochea dan Keterangannya
Jenis Lochea Hari ke- Keterangan
Lochea rubra 1-4 hari Darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo
dan mekonium.
Lochea sanguinolenta 4-7 hari Berwarnah merah kuning berisi darah dan
lendir
Lochea serosa 7-14 hari Berwarnah kuning, cairan tidak berdarah
lagi
Lochea alba 2 minggu pasca persalinan Cairan putih. Mempunyai kandungan leukosit,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan mati.
Lochea purulenta - Cairan seperti nanah berbau busuk
(infeksi).
Asuhan Pada Nifas Normal

Waktu Fokus Asuhan


Kunjungan Nifas 1(KF1) 6 jam sampai dengan hari ke • Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
tiga pasca persalinan • Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut
• Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegahperdarahan yang disebabkan atonia uteri
• Pemberian ASI awal. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir
• Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi
• Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
Kunjungan Nifas 2 (KF2) Hari ke 4-28 pasca persalinan • Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak
ada perdarahanabnormal
• Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
• Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui
• Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
Asuhan Pada Nifas Normal

Kunjungan Waktu Fokus Asuhan


Kunjungan Nifas 3 (KF3) Hari ke 29-42 pasca persalinan • Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa
nifas
• Memberikan konseling KB secara dini.
Informasi Asuhan Ibu Nifas:
Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut:
a. Kebersihan diri
1. Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar dengan sabun dan air
2. Mengganti pembalut dua kali sehari
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin
4. Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.
b. Istirahat
1.Beristirahat yang cukup
2.Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
c. Latihan
1. Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
2. Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul:
- Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas dalam posisi tidur terlentang dengan lengan di samping,
tahan napas sampai hitungan 5, angkat dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali
- Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan kencangkan otot pantat, pinggul sampai hitungan 5, ulangi
sebanyak 5 kali
Informasi Asuhan Ibu Nifas:
d. Gizi
1.Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
2.Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
3.Minum minimal 3 liter/hari - Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin, terutama di
daerah dengan prevalensi anemia tinggi
4.Suplemen vitamin A: 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah persalinan dan 1 kapsul 200.000 IU
diminum 24 jam kemudian
e. Senggama
1.Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak merasa nyeri ketika memasukan jari
ke dalam vagina
2.Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
Masalah Psikologis Masa Nifas

Klasifikasi Gejala Tata Laksana


Postpartum Blues • Terjadi di minggu pertama • Berikan dukungan emosional
• Mudah menangis • Memberi KIE kepada pasangan dan keluarga
• Sensitif untuk memberikan bantuan dan mengamati
• Merasa sedih perkembangan ibu
• Merasa tidak dicintai • Jika berlangsung >2 minggu dan tidak ada
• Merasa kelelahan perbaikan lakukan rujukan
Depresi Postpartum • Terjadi > 2 minggu • Memberikan dukungan emosional
• Gangguan makan (tidak mau makan/terlalu banyak • Rujuk ke rumah sakit untuk menerima perawatan
makan) dari psikolog dan psikiater
• Gangguan tidur
• Gangguan social (murung, tidak mau bersosialisasi)
• Kekurangan minat
• Ada keinginan untuk menyakiti diri dan bayinya
Postpartum psikosis • Muncul waham (mendengar suara – suara yang • Memberikan dukungan emosional
memberi perintah dikepalanya) • Rujuk ke rumah sakit untuk menerima perawatan
• Muncul halusinasi dari psikolog dan psikiater
• Mencoba untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya
• Bertindak irasional

• Psikiatri adalah ilmu kedokteran yang berfokus pada kesehatan jiwa


• Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa, mencium, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada
Tahapan Adaptasi Psikologi Ibu Nifas

Klasifikasi Tanda-tanda Waktu


Fase taking in • Mengaharapkan segala kebutuhannya terpenuhi oleh orang Fase ini berlangsung selama 1-2 hari setelah
lain melahirkan
• Ibu cenderung berfokus pada dirinya sendiri sehingga tidak
memperdulikan lingkungan sekitarnya
• Kekecewaan pada bayinya
• Ketidak nyamanan karena terjadi perubahan pada fisik yang
dialami
• Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
• Kritikan dari keluarga tentang perawatan bayi.

Fase taking on/ taking hold • Ibu sudah bisa mandiri dalam melakukan tanggung jawab Terjadi selama 3-10 hari setelah melahirkan
terhadap bayinya.
• Berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi
seperti menggendong, menyusui, memandikan dan
mengganti popok.
Fase letting go • Ibu menerima dan tanggung jawab terhadap peran baru Terjadi setelah 10 hari pasca melahirkan
• Dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan terhadap
bayinya.
• Merasa lebih percaya diri akan perannya sebagai ibu
• Lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan
bayinya, dan dukungan keluarga dalam membantu
perawatan bayinya
Macam-Macam ASI (Air Susu Ibu)

Jenis ASI Keterangan


ASI Kolostrum / special • Cairan pertama yang keluar dari payudara ibu menyusui
milk. • Kolostrum memiliki warna kekuningan dengan tekstur kental
• Kandungan ASI ini kaya akan protein, vitamin yang larut dalam lemak, mineral dan
immunoglobulin atau antibodi
• Umumnya hanya sekitar 40–50 mililiter pada hari pertama
• Keluar pada hari ke 1-3
• Jika dipanaskan menggumpal
ASI Transisi / • Peralihan kolostrum ke air susu yang sebenarnya
transitional milk • Volume ASI semakin meningkat
• Muncul pada hari ke 7–14
• Tinggi akan kandungan lemak, laktosa, dan vitamin yang larut dalam air. Rendah
protein
• Dibandingkan dengan kolostrum, jumlah kalori di dalam ASI transisi lebih tinggi.
ASI Matur • ASI yang keluar akan lebih cair dan berwarna putih susu
• Hampir 90% tersusun oleh air dan sisanya mengandung karbohidrat, protein dan
lemak untuk tumbuh kembang bayi.
• Kandungan air yang ada pada jenis ASI matur membantu bayi untuk tetap terhidrasi
sepanjang waktu.
• ASI Matur akan diproduksi hingga nanti menyapih
Permasalahan Payudara Masa Nifas

Diagnosa Keterangan
Bendungan payudara Penyempitan pada saluran ASI yang disebabkan karena air susu mengental sehingga
menyumbat lumen saluran. Payudara terasa panas dan bengkak serta kemerahan. Muncul
milk bleb: bintik putih kecil di area puting.
Kanker payudara Pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara.
Tumor payudara Benjolan yang terbentuk secara abnormal pada jaringan payudara.
Mastitis Peradangan pada payudara, yang menyebabkan payudara sebagai merah, bengkak, dan
kadang kala pada ikuti rasa nyeri, panas, dan suhu tubuh meningkat.
Abses payudara Benjolan yang terbentuk di payudara yang berisi nanah dan dapat menimbulkan rasa nyeri.
Kontrasepsi Pasca Lahir
Kontrasepsi aman untuk ibu menyusui adalah
• Pil KB progestin
• AKDR
• AKBK
• Kondom
• MAL
• MOW
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai