Anda di halaman 1dari 7

KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYAVol. 5, No. 2, Juli 2021, 7-13


BOTRAM …
Doi: 10.22225/kulturistik.5.2.3172

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM DAN


MAKAN LALAPAN PADA MAHASISWA ITB SUKU SUNDA ASAL DAERAH
TASIKMALAYA, JAWA BARAT

M. Alvin Syukriant
Institut Teknologi Bandung
msyukriant@gmail.com

Muhammad Fairuziko Nurrajab


Institut Teknologi Bandung
Fairuz.ziko75@gmail.com

Rumaisa Hilwa Maulida


Institut Teknologi Bandung
rumaisahw25@gmail.com

ABSTRAK
Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan mayoritas sektor di Indonesia harus terkena
dampaknya. Salah satunya dalam sektor budaya, khususnya budaya masyarakat sunda mengenai
budaya botram dan makan lalapan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pandemi
COVID-19 terhadap budaya botram dan makan lalapan pada masyarakat sunda yang tinggal di
daerah Tasikmalaya. Target penelitian ini adalah mahasiswa ITB yang tinggal di
daerah Tasikmalaya dan merupakan masyarakat sunda. Penelitian ini dilakukan dengan metode
penelitian melalui studi literatur dan survei online. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat
penurunan jumlah botram yang cukup signifikan pada saat pandemi berlangsung. Sementara itu,
budaya makan lalapan tidak memiliki perubahan yang signifikan sehingga didapatkan kesimpulan
bahwa pandemi tidak mempengaruhi kebiasaan masyarakat sunda dalam konsumsi lalapan.

Kata kunci: botram; makan lalapan; masyarakat sunda; pandemi COVID-19; Tasikmalaya

ABSTRACT
The COVID-19 pandemic has affected the majority of sectors in Indonesia. One of them is in the
cultural sector, especially the culture of the Sundanese community regarding botram culture and
eating lalapan. This research was conducted to determine the effect of the COVID-19 pandemic on
botram culture and fresh vegetables in the Sundanese people living in the Tasikmalaya area. The
target of this research is ITB students who live in the Tasikmalaya area and are Sundanese people.
This research was conducted using research methods through literature studies and online surveys.
The results of this study indicate that there is a significant decrease in the amount of botram during
the pandemic. Meanwhile, the culture of lalapan does not have a significant change, so it can be
concluded that the pandemic has not affected the habits of the Sundanese people in consuming
lalapan.

Keywords: botram; eating lalapan; Sundanese society; the COVID-19 pandemic; Tasikmalaya

PENDAHULUAN Keberagaman yang ada pada manusia tidak


Manusia telah diciptakan dengan penuh hanya meliputi aspek fisik, namun juga aspek
keberagaman, terdapat banyak perbedaan, nonfisik. Contoh aspek nonfisik adalah latar
bahkan kondisi kembar sekali pun. belakang, pola pikir, sifat-sifat yang dimiliki

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

7
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM …

serta bahasa dan budaya. Keberagaman- mengurangi mobilitas masyarakat dan


keberagaman tersebut menjadi keunikan baik mengurangi transmisi penyakit tentu membuat
untuk setiap manusianya sendiri serta bagi banyak aktivitas sosial di luar rumah menjadi
suatu negara yang terbentuk atas kumpulan terhambat. Hal ini tidak hanya berlaku untuk
manusia yang memiliki banyak keberagaman kegiatan kehidupan sehari-hari, namun juga
(Mas’udi, 2014). kegiatan kebudayaan. Salah satu suku yang
Indonesia merupakan negara dengan mungkin terdampak adalah suku sunda.
penduduk keempat terbanyak di dunia. Dengan Suku sunda memiliki banyak kebudayaan
jumlah penduduk yang banyak tersebut, yang melibatkan banyak orang. Salah satu
Indonesia memiliki masyarakat yang budaya yang terkenal adalah budaya botram.
multikultural, dan didukung oleh kejadian Menurut KBBI, botram adalah acara makan
historis yang sangat beragam. Indonesia juga bersama yang dilakukan secara santai dan
memiliki aspek alam yang sangat luas dan kekeluargaan dengan saling berbagi makanan
beragam di seluruh penjuru negeri. Akibat hal- yang dibawa dari rumah masing-masing.
hal tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali Budaya botram mirip dengan budaya bancakan,
keberagaman manusia. Keberagaman manusia hanya saja untuk bancakan makanan yang akan
inilah yang dapat berpotensi menimbulkan disantap disediakan oleh tuan rumah sedangkan
kelompok-kelompok dan bentuk struktural pada botram makanan dibawa dari rumah
yang dapat terbagi-bagi (Ridwan., 2015). masing-masing. Botram seringkali dilakukan
Di antara semua keberagaman itu, salah pada acara-acara tertentu sebagai bentuk rasa
satu suku yang ada adalah suku Sunda. Suku syukur kepada Tuhan, terutama sebelum
Sunda adalah suku yang mendiami daerah memasuki Bulan Ramadhan yang bertujuan
ujung barat Pulau Jawa hingga daerah Brebes. untuk mempererat rasa kekeluargaan. Budaya
daerah tersebut sekarang mencakup Provinsi botram ini menjadi salah satu sarana utama
Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan sebagian yang membuat masyarakat sunda menjadi
Jawa Tengah. Nama sunda sendiri berasal dari masyarakat yang sangat sosialis. Budaya
kata Su yang berarti baik. Orang sunda dikenal botram sudah cukup terkenal, bahkan hingga di
memiliki sikap yang ramah dan sopan. Hal ini luar masyarakat sunda. Karena budaya botram,
sesuai dengan filosofi hidup orang sunda yaitu masyarakat sunda menjadi masyarakat yang
Someah Hade ka Semah yang berarti ramah, memiliki rasa keterbukaan dan kepedulian
bersikap baik, menjaga, menjamu, dan tinggi terhadap sesama.
membahagiakan tamu atau setiap orang Keunikan lain dari suku sunda yang juga
walaupun belum dikenal (Hendriana & & biasa dilakukan sembari melakukan botram
Setiyadi, n.d.) (Hidayat & Hafiar, 2019). adalah budaya makan lalapan. Budaya makan
Suku sunda hidup dalam keberagaman lalapan adalah kebiasaan untuk memakan
budaya yang berpusat di daerah Jawa Barat. tumbuh - tumbuhan dalam keadaan mentah.
Suku sunda merupakan suku kedua dengan Tumbuh - tumbuhan yang biasa dijadikan
populasi terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, lalapan dapat berupa daun - daunan seperti daun
suku sunda memiliki ciri-ciri kehidupan yang singkong, selada; umbi - umbian; buah yang
senang dengan bersosialisasi dengan orang lain, masih muda; bunga; dan biji - bijian. Menurut
memiliki rasa keterlibatan tinggi dengan orang sejarawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad
lain, memiliki cukup banyak macam larangan Fadly Rahman, budaya makan lalapan sudah
yang disebut dengan pamali, serta memiliki dikenal semenjak abad 10M. Budaya lalapan
banyak adat istiadat yang cukup kental tercatat pada Prasasti Taji dimana disebutkan
sehingga masih banyak adat istiadat pada sebuah nama sajian makanan “Kuluban Sunda”
zaman dahulu yang masih dilakukan pada yang berarti lalap. Hingga saat ini, masyarakat
zaman sekarang (Robani, M., 2017). selaian sunda pun mengakui bahwa makan
Pandemi COVID-19 yang berlangsung lalapan merupakan keunikan yang sangat khas
sejak bulan Maret tahun 2020 di Indonesia dari suku sunda. Hal ini juga didukung dengan
memberikan banyak dampak bagi seluruh kehebatan masyarakat sunda yang ahli dalam
bagian kehidupan. Pemberlakuan pembatasan kegiatan bercocok tanam (Asror, 2021)
sosial berskala besar yang bertujuan untuk (Hendariningrum, 2018).

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

8
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM …

Semenjak adanya pandemi COVID-19, terlalu luas, penelitian diberi batasan berupa
budaya-budaya di Indonesia sangat mahasiswa ITB yang berasal dari Tasikmalaya.
terpengaruh. Indonesia merupakan negara yang Selain dengan melakukan survei terhadap
memiliki kebudayaan yang sangat sosialis, mahasiswa ITB yang berasal dari Tasikmalaya,
hampir semua budaya yang ada tidak mungkin dilakukan juga studi literatur untuk mendukung
hanya melibatkan satu orang. Rasa sosialis dan data - data yang diperoleh dari survei.
kepedulian yang tinggi dalam diri masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat
Indonesia sudah melekat sejak dahulu. Hal ini memberikan gambaran kecil mengenai nasib
bahkan berkaitan dengan sejarah Indonesia kebudayaan-kebudayaan yang ada di
berupa kesatuan berbagai daerah yang akhirnya masyarakat sunda selama pandemi COVID-19
membentuk Indonesia itu sendiri. Karena itu, berlangsung. Penelitian ini juga diharapkan
efek dari pembatasan sosial berskala besar saat mampu menginisiasi lebih mengenai penelitian
pandemik COVID-19 sangat berpengaruh dan perhatian masyarakat terhadap nasib
terhadap hampir seluruh kebudayaan yang ada budaya-budaya yang ada di Indonesia.
di Indonesia.
Sebagai salah satu suku yang memiliki METODE
jangkauan wilayah cukup luas, kebudayaan Penelitian ini dilakukan dengan metode
yang ada di suku sunda tentu juga terdampak. penelitian kualitatif dan kuantitatif deskriptif.
Dengan rasa sosial tinggi yang melekat, Beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian
masyarakat sunda tentu berkemungkinan akan ditanyakan kepada responden. Pertanyaan
mengalami penyesuaian dan perubahan dalam yang ditanyakan ada yang berupa pertanyaan
kebudayaan sosial yang setiap hari dialami. terbuka sehingga jawaban dari para responden
Salah dua kebudayaan yang mungkin sangat bebas dan bersifat kualitatif. Pertanyaan
terdampak pada masyarakat sunda adalah lain dibuat berbentuk pilihan berganda
budaya botram dan makan lalapan. Hal ini sehingga dapat diambil persentase angka yang
karena budaya botram biasanya dilakukan bersifat kuantitatif dan menunjukan
secara beramai - ramai dengan sanak saudara. kecenderungan kondisi dari para responden
Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara eksak.
mengenai dampak pandemi COVID-19 Langkah-langkah dari penelitian ini adalah
terhadap budaya botram dan makan lalapan. sebagai berikut.
Oleh sebab itu, kami melakukan penelitian 1. Pembuatan form pertanyaan
untuk mengetahui pengaruh pandemi COVID- berdasarkan riset kebutuhan,
19 terhadap budaya botram dan makan lalapan. 2. Pengajuan form kepada calon
Budaya botram dan makan lalapan dipilih responden,
sebagai bahan penelitian karena kedua budaya 3. Analisis data dan studi literatur untuk
tersebut merupakan hal yang sangat erat dengan mengonfirmasi kebenaran data,
masyarakat sunda, bahkan di mata suku-suku 4. Pembuatan kesimpulan.
lain. Kedua budaya tersebut juga mudah Data penelitian akan diambil dari survei
dilakukan sehingga harapannya akan mudah kepada mahasiswa ITB aktif angkatan 2018,
untuk dijadikan bahan penelitian. Untuk 2019, dan 2020 yang berasal dari Kota dan
mendapatkan hasil yang akurat, penelitian Kabupaten Tasikmalaya dengan pemilihan
dilakukan pada salah satu daerah yang masih responden secara acak. Survei dilakukan secara
kental dengan kebudayaan sunda, yaitu daerah online menggunakan media google form.
Tasikmalaya. Tasikmalaya merupakan salah Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam
satu daerah yang kental dengan kebudayaan survei adalah sebagai berikut.
sunda. Penelitian ini dilakukan pada daerah 1. Identitas, meliputi usia, asal dari
yang masih kental dengan kebudayaan sunda kota/kabupaten, dan jenis kelamin
karena jika daerah dengan kebudayaan sunda 2. Apakah kamu mengetahui tentang
yang masih kental terdampak, maka ada budaya Botram?
kemungkinan daerah lain yang kebudayaan 3. Seberapa sering kegiatan botram
sundanya sudah tidak terlalu kental akan lebih dilakukan sebelum dan setelah
terdampak. Agar cakupan penelitian tidak

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

9
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM …

pandemi muncul (dihitung berapa kali mahasiswa berjenis kelamin perempuan dan 31
dalam 1 minggu)? mahasiswa berjenis kelamin laki-laki.
4. Apakah dalam kegiatan botram Pertama, untuk riset mengenai budaya
disediakan lalapan? Pada sebelum botram, didapatkan data bahwa 71 mahasiswa
pandemi dan setelah pandemi muncul? dari total 72 yang mengisi survei mengetahui
5. Apakah kegiatan botram harus tetap mengenai budaya botram. Hal ini menunjukan
dijaga kelestariannya selama pandemi bahwa budaya botram sudah diketahui dengan
berlangsung? baik oleh hampir seluruh mahasiswa ITB yang
6. Solusi agar kegiatan botram tetap ada berasal dari daerah tasikmalaya. Lalu,
selama pandemi perbandingan jumlah kegiatan botram dalam
7. Apakah kamu mengetahui tentang satu minggu yang dilihat atau dilakukan oleh
lalapan? para mahasiswa responden sebelum dan selama
8. Apa manfaat lalapan yang kamu pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut.
ketahui?
9. Apakah dengan adanya pandemi Gambar 1. Jumlah Kegiatan Botram dalam Satu
membuat kamu khawatir untuk Minggu
mengonsumsi lalapan?
10. Seberapa sering kamu mengonsumsi
lalapan sebelum dan setelah pandemi
muncul (dihitung berapa kali dalam 1
minggu)?
11. Apakah dengan mengonsumsi lalapan
menurut kamu dapat membantu
menjaga daya tahan tubuh selama
pandemi?
12. Berikan alasan kenapa lalapan penting
untuk menjaga daya tahan tubuh
selama pandemi
Selain itu, dilakukan juga studi literasi dari
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik
penelitian. Topik-topik yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah mengenai kebudayaan
Indonesia di tengah pandemi dan kondisi Jumlah kegiatan botram dalam satu minggu
masyarakat sunda. pada daerah Tasikmalaya yang diamati oleh
para mahasiswa ITB mengalami perubahan
PEMBAHASAN sebelum dan selama pandemi COVID-19
Pembahasan pada penelitian ini diawali berlangsung. Sebelum pandemi, kegiatan
dengan hasil survei online yang dilakukan. botram terlihat paling banyak 1-2 kali dalam
Survei yang dilakukan melalui media google satu minggu. Namun, ketika pandemi
form kepada mahasiswa ITB angkatan 2018, berlangsung kegiatan botram mengalami
2019, dan 2020 yang berasal dari daerah penurunan sehingga terlihat banyak responden
Tasikmalaya memberikan data yang cukup yang menjawab nol dalam satu minggu. Hal ini
menggambarkan kondisi budaya botram dan menunjukan kesimpulan awal bahwa pandemi
makan lalapan di daerah Tasikmalaya. Survei menyebabkan aktivitas budaya botram semakin
ini berhasil mendata 72 mahasiswa dari total 79 menurun, walaupun tidak sampai hilang.
mahasiswa ITB angkatan 2018, 2019, dan 2020 Responden juga memberikan solusi
yang berasal dari daerah Tasikmalaya. Dari mengenai kegiatan botram selama pandemi.
total 72 mahasiswa tersebut, sebanyak 61 Banyak responden memberikan solusi berupa
mahasiswa berasa dari kota dan 11 orang pengurangan kegiatan botram dalam satu
berasal dari kabupaten. Kami juga menyurvei minggu di lingkungan masyarakat dari yang
identitas mengenai jenis kelamin dari pada biasanya bisa mencapai 2 sampai 4 kali dalam
responden. Didapatkan data bahwa 41 satu minggu menjadi cukup satu kali saja.

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

10
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM …

Menurut para responden, hal tersebut karena Jumlah konsumsi lalapan sebelum dan
botram satu kali seminggu sudah cukup untuk setelah pandemi pada responden mahasiswa
tetap bisa menjaga tali persaudaraan di antara ITB dari daerah Tasikmalaya tidak berubah.
masyarakat. Beberapa responden juga Bisa dilihat bahwa dalam satu minggu, jumlah
menambahkan bahwa kegiatan botram harus konsumsi lalapan mayoritas tetap berada di
dilakukan dengan tetap mengikuti protokol angka 3 kali dalam satu minggu. Lalu, jumlah-
kesehatan, yaitu menjaga jarak, membawa jumlah lain dalam hasil survei juga tidak
makanan sendiri, dan selalu menjaga kesehatan mengalami perubahan yang signifikan. Hasil
serta tidak berkumpul dalam jumlah yang ini kami konfirmasi dengan pertanyaan
terlalu banyak. Akan tetapi, beberapa mengenai keraguan untuk mengonsumsi
responden merasa bahwa kegiatan botram harus lalapan selama pandemi. Hasil pertanyaan
dihentikan dan digantikan dengan kegiatan tersebut adalah 61 dari 72 responden atau
virtual. Namun, kegiatan virtual justru sekitar 84.7% responden merasa bahwa
menghilangkan esensi dari budaya botram yaitu pandemi tidak mempengaruhi mereka untuk
mengobrol dan menyantap makanan secara tetap mengonsumsi lalapan. Banyak responden
langsung. Karena itu, solusi paling banyak dan yang memberikan opini bahwa lalapan justru
paling tepat untuk tetap mempertahankan dapat membantu meningkatkan daya tahan
budaya botram, terutama di daerah seperti tubuh karena kondisi sayuran pada lalapan
Tasikmalaya yang masih sangat erat dengan masih dalam keadaan segar.
kehidupan masyarakat sunda adalah Riset mengenai konsumsi lalapan ini
mengurangi jumlah kegiatan botram dan tetap dihubungkan dengan kegiatan botram. Enam
mengikuti protokol kesehatan ketika kegiatan puluh persen responden menjawab bahwa
berlangsung. kegiatan botram sebelum dan selama pandemi
Budaya selanjutnya yang menjadi bahasan tetap mengonsumsi lalapan bersama. Artinya,
adalah mengenai makan lalapan. Asumsi awal budaya makan lalapan ini tidak terpengaruh
mengenai efek pandemi terhadap budaya oleh adanya pandemi, bahkan tetap dimakan
makan lalapan adalah akan adanya penurunan bersama-sama ketika kegiatan botram
jumlah budaya makan lalapan pada masyarakat berlangsung.
akibat pandemi COVID-19. Lalapan yang Survei yang dilakukan pada penelitian ini
merupakan sayuran segar bisa menjadi media terbatas pada cakupan mahasiswa ITB asal
penyebaran virus akibat tidak dimasak terlebih daerah Tasikmalaya. Data-data yang
dahulu. Karena itu, kemungkinan akan terjadi ditampilkan ini hanya merepresentasikan
penurunan jumlah budaya makan lalapan. Hasil sejumlah kecil dari seluruh masyarakat suku
dari survei kepada para mahasiswa ITB adalah sunda di Indonesia. Hasil yang didapatkan dari
sebagai berikut. survei juga tidak separah sampai hilangnya
budaya-budaya yang ada mungkin karena
Gambar 2. Jumlah Konsumsi Lalapan dalam survei dilakukan pada daerah Tasikmalaya
Satu Minggu yang masih erat dengan kehidupan berbudaya
sunda. Jika survei dilakukan di daerah lain yang
bermasyarakat sunda, mungkin saja akan
didapatkan hasil yang berbeda. Namun, hasil
survei ini tetap bisa menjadi acuan mengenai
keberlangsungan budaya masyarakat suku
sunda, yaitu botram dan makan lalapan, ketika
pandemi COVID-19 berlangsung. Hasil survei
ini juga menunjukan bahwa masih ada daerah
di Indonesia yang salah dua budaya suku
sundanya masih lestari.
Tidak banyak literatur yang membahas
secara spesifik mengenai kebudayaan sunda
selama pandemi COVID-19. Hal ini karena
akses penelitian yang sulit untuk dilakukan

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

11
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM …

selama masa pembatasan sosial berskala besar Ketika pandemi telah selesai, akan ada
yang bertujuan untuk mencegan peningkatan kemungkinan bahwa jumlah botram yang
kasus penyakit di Indonesia. Namun, terjadi di masyarakat akan turun, namun tetap
pembahasan mengenai kebudayaan di sama seperti saat pandemi. Rasa individualis
Indonesia secara umum cukup menjadi bahasan dan rasa ingin mempertahakan kesehatan diri
yang hangat dikalangan pakar ilmu sosial dan dari orang luar tentu tetap bisa melekat pada
kebudayaan. Banyak pakar berpendapat bahwa masyarakat. Namun, bisa jadi kemungkinan
perubahan budaya yang terjadi selama pandemi tersebut tidak terjadi. Hal ini didukung oleh rasa
akan tetap mengikuti alur umur yang terjadi sosial tinggi yang memang sejak awal menjadi
ketika terjadi invasi budaya, yaitu transformasi ciri khas masyarakat sunda. Pada dasarnya,
budaya. Sebuah budaya tidak akan bisa masyarakat Sunda merupakan masyarakat yang
sepenuhnya hilang, namun akan beradaptasi sangat sosial dan akrab dengan lingkungan
sesuai dengan nilai dan kebiasaan yang masih tempat tinggal mereka. Selama tidak ada
bertahan di masyarakat atau bisa dikatakan kondisi yang mengubah lingkungan sekitar
bertransformasi (Kistanto, 2018). Budaya- secara signifikan, budaya-budaya sosial yang
budaya tersebut bisa saja masih sama persis ada pada masyarakat Sunda akan tetap bertahan
dengan bentuk asal, namun bisa juga (Indrawardana, 2013).
mengalami perubahan drastic namum masih Penelitian mengenai efek pandemi terhadap
memegang nilai-nilai utama budaya budaya botram masih memerlukan riset lebih
sebelumnya. Hal ini sebenarnya terbilang lanjut. Riset lanjutan harus dilakukan pada saat
wajar, karena pada dasarnya budaya adalah pandemic telah usai untuk melihat lebih rinci
kebiasaan yang dilakukan dan diakui oleh apakah ada atau tidak perubahan berarti pada
sekelompok masyarakat dalam jangka waktu budaya botram di masyarakat sunda. Hal ini
yang lama. sekaligus mengonfirmasi mengenai bentukan
Perubahan kebudayaan pada masa pandemi nilai-nilai yang ada pada masyarakat sunda.
bisa jadi juga terjadi pada dua budaya
masyarakat sunda yang kita bahas. Menurut SIMPULAN
data survei yang didapatkan, tidak ada Masyarakat suku sunda, khususnya di
perubahan yang cukup berarti pada budaya daerah yang masih kental dengan kebudayaan
makan lalapan. Akses sayuran segar pada seperti Tasikmalaya, sangat erat dengan
berbagai daerah yang memiliki masyarakat kebersamaan di masyarakat. Kebersamaan
sunda selama pandemi masih sangat baik tersebut melahirkan budaya botram, yaitu
sehingga besar kemungkinan tidak aka nada budaya kumpul dan menyantap makanan
hambatan berarti untuk tetap mengonsumsi bersama. Pandemi COVID-19 yang
lalapan. mengharuskan masyarakat untuk saling
Berbeda dengan makan lalapan, budaya menjaga jarak tentu bisa berdampak terhadap
botram sebagai salah satu sarana utama budaya botram. Berdasarkan riset yang
masyarakat sunda melakukan sosialisasi sangat dilakukan pada mahasiswa ITB asal daerah
terhambat selama pandemi. Perubahan yang Tasikmalaya, terdapat penurunan jumlah
cukup signifikan pada daerah Tasikmalaya kegiatan botram yang terlihat di masyarakat
yang masih kental dengan kebudayaan sunda selama pandemi berlangsung. Walaupun
menjadi salah satu pertanda bahwa persoalan begitu, tetap ada masyarakat yang
mengenai budaya ini penting untuk melaksanakan botram, namun tidak sesering
diperhatikan. Jika kita melihat dari solusi-solusi sebelum pandemi dan harus tetap mengikuti
terbanyak yang muncul pada hasil survei, protokol kesehatan.
budaya botram tetap harus dilestarikan namun Masyarakat suku sunda juga terkenal
harus disesuaikan dengan protokol kesehatan. dengan kebiasaan mengonsumsi lalapan atau
Akibat dari hal ini, jumlah kegiatan botram sayuran segar. Asumsi pada awal penelitian
yang awalnya bisa dilakukan setiap hari akan adalah akan ada penurunan jumlah konsumsi
mengalami penurunan jumlah jika kita hitung lalapan karena khawatir jika konsumsi
dalam satuan waktu minggu. makanan yang belum dimasak akan
meningkatkan kemungkinan terkena penyakit.

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

12
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP BUDAYA BOTRAM …

Namun, hasil survei yang didapatkan ah-budaya-lalapan-dalam-masyarakat-


menunjukan bahwa jumlah konsumsi lalapan sunda
dalam satu minggu tidak berubah ketika Hendariningrum, R. (2018). Budaya dan
sebelum dan selama pandemi. Hal ini komunikasi kesehatan (Studi pandangan
dikonfirmasi dengan kegiatan makan lalapan kesehatan pada masyarakat sunda dalam
yang tetap ada dalam kegiatan botram selama tradisi makan lalapan). Jurnal Lugas,
pandemi berlangsung. 2(1), 13–19.
Penelitian ini dilakukan hanya pada Hendriana, H., & & Setiyadi, R. (n.d.). Budaya
mahasiswa-mahasiswa ITB asal daerah Sunda.
Tasikmalaya sehingga hanya https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-
merepresentasikan sejumlah kecil dari seluruh content/uploads/sites/6/2019/01/BUDAY
masyarakat sunda di Indonesia. Namun, A-SUNDA-Fungsi-dan-sejarah-
penelitian ini tetap bisa menjadi acuan sunda.pptx
mengenai kondisi budaya suku sunda selama Hidayat, D., & & Hafiar, H. (2019). Nilai - nilai
pandemi COVID-19 berlangsung. Penelitian ini budaya someah pada perilaku komunikasi
juga menunjukan masih ada daerah suku sunda masyarakat sunda. Jurnal Kajian
yang budayanya tetap lestari selama pandemi. Komunikasi, 7(1), 84–96.
Studi pustaka pada penelitian ini Indrawardana, I. (2013). KEARIFAN LOKAL
memberikan informasi mengenai adanya ADAT MASYARAKAT SUNDA
perubahan nilai-nilai dan bentukan budaya di DALAM HUBUNGAN DENGAN
Indonesia. Mengenai dua budaya pada LINGKUNGAN ALAM. Jurnal
masyarakat sunda yang menjadi fokus utama Komunitas.
penelitian ini, budaya botram merupakan Kistanto, N. (2018). TRANSFORMASI
budaya yang mungkin saja mengalami SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT
perubahan. Ada kemungkinan bahwa INDONESIA. Sabda : Jurnal Kajian
penurunan jumlah botram pada saat pandemi Kebudayaan, 13(2), 169–178.
akan menetap ketika pandemi telah selesai. Mas’udi. (2014). Historiografi keberagaman
Namun, kemungkinan tersebut bisa jadi tidak manusia (analisis etnografis perjalanan
terjadi karena rasa sosial yang sudah sangat keberadaan manusia). Jurnal Fikrah, 2(1),
melekat pada masyarakat sunda. Melihat 1–18.
kemungkinan yang belum pasti, dibutuhkan Ridwan. (2015). Problematika keragaman
riset lanjutan untuk mengonfirmasi mengenai kebudayaan dan alternatif pemecahan
ada atau tidak perubahan pada budaya botram (perspektif sosiologi). Jurnal Madaniyah,
di masyarakat sunda akibat pandemi. 2(9), 254–270.
Robani, M., L. (2017). Dialektika tafsir al-
DAFTAR PUSTAKA Qur’an dan budaya sunda dalam tafsir
Asror, D. (2021). Sejarah budaya lalapan rawdat al-‘Irfan fi ma’rifat al-Qur’an
dalam masyarakat sunda. karya Ahmad Sanusi. UIN Sunan Ampel
https://ketik.unpad.ac.id/posts/1927/sejar Surabaya.

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2021

13

Anda mungkin juga menyukai