Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ariqa Fakhira Suhardi

Nim : 20600119008

Kelas : Pendidikan Fisika A (1,2)

RESUME FINAL BAHASA ARAB

Pembagian kalimat dalam Bahasa arab (kata isim, kata fiil, dan harfu).

Kata akan terbagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Al Fi’il
2. Al ism
3. Al harfu

Sekarang kita akan me resume dari 3 kata tersebut.

1. FI’IL
Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa fi'il adalah kata kerja,
meskipun pada pelajaran yang lebih lanjut nantinya kita akan mengenali
tidak semua fi'il kata kerja. Tetapi seluruh kata kerja sudah pasti fi'il.
Contohnya adalah kata  ‫صلُ َح‬
َ   (sholuha), maknanya adalah telah baik dan
dari sisi makna sehingga kita bisa mengetahui bahwa telah baik ini
bukanlah kata kerja tetapi lebih kepada kata sifat, contohnya dalam sebuah
hadits ketika Rasulullah menjelaskan bahwa di dalam tubuh ini ada
segumpal darah/segumpal daging yang idza sholuhat sholuhal jasadu
kulluh (apabila ia baik maka baiklah seluruh kasad/tubuh). Kalau kita
perhatikan kata sholuha, jelas tidak mengandung makna kata kerja karna
memang kalau kita lihat literatur ilmu nahwu, definisi fi'il adalah
kalimatun dallat 'ala ma'na fii nafsiha waqtaronat bi zaman (fi'il adalah
kata yang mengandung sebuah makna yang berkaitan dengan waktu
kejadian). Jadi fi'il adalah suatu kata yang mengandung sebuah makna
yang berkaitan dengan waktu kejadian, jadi ada keterangan waktunya.
Oleh karna itu tidak semua fi'il adalah kata kerja tetapi semua kata kerja
adalah fi'il karna kata kerja pasti mengandung keterangan waktu. Baik,
kita tidak akan berlama-lama membahas tentang ini karna ada tempatnya
untuk membahasnya. Kita lanjutkan bahwa fi'il (kata kerja) dalam bahasa
arab terbagi lagi menjadi 3 :
fi'il madhi, fi'il mudhori, fi'il amr.

a. Fi'il madhi
Adalah kata kerja untuk masa lampau, artinya untuk perbuatan yang
telah dilakukan masa lalu atau kalau kita pernah belajar bahasa
inggris, fi'il madhi adalah past tense.
contohnya ‫ َعلِ َم‬ 'alima artinya telah mengetahui.
b. Fi'il mudhori'
Adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang terjadi atau akan
terjadi.
contohnya  ‫يَ ْعلَ ُم‬ ya'lamu artinya sedang mengetahui atau akan
mengetahui.
c. Fi'il 'amr
Adalah kata kerja perintah, contohnya ‫إِ ْعلَ ْم‬ (i'lam) artinya ketahuilah.
Lihatlah, tulislah, pukullah pelajarilah, ini semua disebut dengan fi'il
'amr (kata kerja perintah).
Contoh fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr dalam AlQur'an untuk
kata ‫ َعلِ َم‬ bisa kita lihat :
- fi'il madhi 'alima ada di surat AlBaqoroh 187
َ ُ‫َعلِ َم أَهَّلل ُ أَنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم ت َْحتَاَنُ ْونَ أَ ْنف‬
َ ‫س ُك ْم فَت‬
‫َاب َعلَ ْي ُك ْم َو َعفَا َ َع ْن ُكم‬
”Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu”
'alima ini disebut dengan fi'il madhi karna fi'il madhi maknanya
adalah telah, telah mengetahui.
- fi'il mudhori' ya'lamu ‫يَ ْعلَ ُم‬ bisa kita jumpai dalam QS AlBaqoroh 216
‫َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َو أَ ْنتُم الَ تَ ْعلَ ُم ْو َْن‬
“Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
Kata ya'lamu adalah fi'il mudhori', Allahu ya'lamu Allah mengetahui,
artinya Allah itu sekarang tahu dan akan tahu seterusnya, karna makna
fi'il mudhori' adalah berlangsung dan akan terus sampai masa
mendatang.
- Fi'il 'amr ‫ْ إِ ْعلَ ْم‬bisa kita temui dalam surat yang sama yaitu AlBaqoroh
260
‫َوا ْعلَ ْم أَنَّ أهَلل َ َع ِز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬
“Dan ketahuilah bahwasanya Allah Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana”
i'lam adalah fi'il amr yang maknanya sangat jelas yaitu ketahuilah
(kata kerja perintah)
Alhamdulilah kita telah belajar pembagian fi'il; fi'il madhi, fi'il
mudhori' dan fi'il 'amr.
2. ISIM
Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.
Contoh : ٌ‫ ُم َح َّمد‬ (muhammad), ٌ‫سة‬
َ ‫ َم ْد َر‬ (sekolah)
a. Berikut ciri – cirinya :
- Bisa menerima tanwin
- Bisa menerima (‫ا ل‬ )
- Bisa menerima huruf jer
- Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk
b. berdasarkan khusus/umum
- ISIM_NAKIROH (‫)االسم النكرة‬
Adalah Isim yang kandungan maknanya masih umum (belum
pasti)
Contoh: ٌ‫ َر ُجل‬Seorang lelaki (entah lelaki yang mana)
- ISIM_M’ARIFAT (‫)االسم المعرفة‬
Adalah Isim yang maknanya sudah khusus (diketahui)
Contoh: ‫ خَ ال ٌد‬,‫ ُم َح َّم ٌد‬Muhammad / Kholid
c. Pembagian isim berdasarkan jenisnya :
- Isim Mudzakar
- Isim Muannats
d. Pembagian isim berdasarkan bilangannya :
- Isim Mufrod
Isim Mufrad adalah isim yang menunjukkan tunggal (satu),
baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal
maupun tidak berakal. Contohnya adalah isim-isim yang telah
kita kenal pada pelajaran pertama dan kedua, seperti:
ٌ ‫(بَي‬rumah)     
‫ْت‬ ‫(ح َما ٌر‬keledai)  
ِ    ٌ‫(طَالِب‬pelajar(lk))
  ‫( ُم َح َّم ٌد‬Muhammad) ٌ‫( َسيَّا َرة‬mobil)    ٌ‫(طَبِ ْيبَة‬dokter (pr))    
   ٌ‫(بَقَ َرة‬sapi betina)         ُ‫( َخ ِد ْي َجة‬Khadijah)

- Isim Mutsanna
Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan dua (ganda),
baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal
maupun tidak berakal. Adapun ciri isim mutsanna, adalah
adanya tambahan alif dan nun ( ‫ ا‬+ ‫ ) ن‬atau ya’ dan nun ( +‫ن‬
‫ ) ي‬pada isim mufrad-nya.
Penjelasan :
ٌ ‫بَي‬, apabila
o isim mufrad mudzakkar ‫ْت‬
ditambah alif dan nun ( ‫ ا‬+ ‫ ) ن‬menjadi ‫ بَ ْيتَا ِن‬, dan
apabila ditambah ya’ dan nun ( ‫ ي‬+‫) ن‬, menjadi ‫ْن‬lِ ‫بَ ْيتَي‬
dengan harakat fathah pada huruf sebelum ya’ seperti
pada contoh di atas.
o isim mufrad muannats ٌ‫َّارة‬
َ ‫ َسي‬apabila
ditambah alif  dan nun ( ‫ ا‬+ ‫ ) ن‬menjadi ‫ َسيَّا َرتَا ِن‬, dan
apabila ditambah ya’ dan nun ( ‫ ي‬+‫ ) ن‬menjadi ‫َسيَّا َرتَي ِْن‬
dengan harakat fathah pada huruf sebelum ya’ seperti
pada contoh diatas
- Isim Jamak
Isim jamak adalah isim yang menunjukkan lebih dari dua
(banyak), baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang
berakal maupun tidak berakal. Isim jamak terbagi lagi
menjadi tiga macam, yaitu:
 Jamak Mudzakkar Salim (‫)ج ْم ُع ْال ُم َذ َّك ِر السَّالِ ُم‬
َ
Jamak mudzakkar salim adalah jamak yang beraturan
bentuknya dan menunjukkan jenis laki-laki (mudzakkar).
Cirinya adalah dengan adanya tambahan wawu dan nun (‫و‬+‫)ن‬
atau ya’ dan nun (‫ي‬+‫ )ن‬pada bentuk isim mufradnya.
Contohnya : ‫ُم َح َّم ٌد‬

Penjelasan :
o Isim mufrad ‫ ُم َح َّم ٌد‬apabila ditambah wawu dan nun (‫و‬+‫)ن‬,
berubah menjadi َ‫ ُم َح َّم ُدوْ ن‬dan apabila ditambah ya’ dan nun (
‫ي‬+‫ )ن‬menjadi َ‫ ُم َح َّم ِد ْين‬dengan harakat kasrah pada huruf
sebelum ya’ seperti pada contoh di atas. Harakat kasrah
sebelum ya’ inilah yang membedakannya dengan isim
mutsanna seperti pada contoh sebelumnya. Perhatikanlah
perbedaannya!
o Jamak mudzakkar salim dikatakan sebagai jamak yang
beraturan bentuknya, karena cukup dengan
ditambah wawu dan nun pada akhir isim mufrad-nya, dan
apabila wawu dan nun tersebut dihilangkan, isim mufrad-
nya selamat (tidak berubah). Berbeda halnya dengan jamak
taksir yang akan datang penjelasannya insya Allah.

 ِ َّ‫)ج ْم ُع ْال ُمؤَ ن‬


Jamak Muannats Salim (‫ث السَّالِ ُم‬ َ
Jamak muannats salim adalah apa-apa yang dijamak
dengan dengan alif dan ta’ (‫ ا‬+ ‫ )ت‬tambahan (bukan asli)
pada isim mufrad-nya. Secara umum, jamak ini
menunjukkan jenis kata perempuan dan bentuknya
beraturan, seperti halnya jamak mudzakkar salim.
Keterangan :
o Secara umum, jamak jenis ini teratur bentuknya dan
menunjukkan jenis kata perempuan (muannats) seperti 
ٌ ‫ُم ْؤ ِمن‬
ٍ ‫ ُم ْؤ ِمنَا‬/‫َات‬
‫ت‬
o Terkadang digolongkan kepada jamak jenis ini, jenis kata
ٌ ‫( َح َّما َم‬kamar
laki-laki (mudzakkar) seperti ‫ َح َّما ٌم‬menjadi ‫ات‬
mandi), atau nama-nama orang laki-laki, seperti ُ‫طَ ْل َحة‬
ٌ ‫ طَ ْل َح‬dan ُ‫ َح ْم َزة‬menjadi ‫ات‬
menjadi ‫ات‬ ٌ ‫َح ْم َز‬
o alif dan ta’ pada jamak ini adalah tambahan. Berbeda
halnya dengan beberapa kata pada jamak taksir yang
bentuknya serupa dengan jamak muannats salim, akan
tetapi alif atau ta’ tersebut bukan tambahan, melainkan
huruf asli dari isim mufrad
seperti :
ٌ ‫( أَ ْم َو‬banyak mayat) – ta’ pada kata tersebut
ٌ ‫ َمي‬menjadi ‫ات‬
‫ْت‬
adalah huruf asli.

َ ُ‫( ق‬banyak hakim) – alif pada kata tersebut


ٍ َ‫ ق‬menjadi ٌ‫ضاة‬
‫اضى‬
adalah huruf asli.

 Jamak Taktsir (‫) َج ْم ُع التَّ ْك ِسي ِْر‬


Jamak Taksîr, ialah lafaẕ yang berubah dari bentuk
mufradnya.10 َ‫ ونَ ٌذ‬,Misalnya ْ‫ والَ ٌد‬menjadi) waladun( َ ‫)أ‬aulȃ
dun). Cara merubah bentuk kata tunggalnya ialah (1)
menambahkan huruf tambahan pada bentuk tunggalnya, (2)
mengurangi huruf aslinya, (3) merubah harakat syakalnya.
Banyak orang awam yang tidak mengetahui perubahan
bentuk pola jamak taksîr, karena perubahan bentuk
jamaknya itu bervariasi. Sehingga, sering salah dalam
menerjemahkannya. Banyak penerjemah sering
menerjemahkan pola jamak taksîr dengan bentuk
reduplikasi (pengulangan), sehingga banyak menimbulkan
pemborosan kata (redundansi).
e. Isim berdasarkan kejelasannya :
- Isim Nakiroh
- Isim Ma’rifat
- Isim Muashul
- Isim Isyaroh
- Munada
- Isim ‘Alam
- Isim Nakiroh yang serangkai dengan Isim Ma’rifat
f. Pembagian isim berdasarkan perubahan harokat akhir
- Isim Mu’rob
- Isim Mabni
3. Harf
Mengenal huruf hijayyah

‫ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ي‬

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa  harf adalah kata yang tidak bisa
dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan
demikian, kata ini tidak akan kata  memiliki makna tertentu, kecuali
disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang serupa, definisi lain
mengatakan, sebagai berikut:

َ ‫اَ ْل َحــرْ فُ هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة لَي‬.


‫ْس لَهَا َمعْن ًى إِاَّل َم َع غَـي ِْرهَا‬

Artinya:

“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali


disandingkan dengan kata lain.”

Contoh:
Dari‫ ِم ْن‬      : dalam kalimat:

ِ ‫اَنَا اَ ْخ ُر ُج ِمنَ ْالبَ ْي‬ : 


Saya keluar dari rumah ‫ت‬

Ke‫اِل َى‬        : dalam kalimat:

Dia menyerahkan buku itu ke gurunya ‫َاب اِل َى ْاالُ ْستَا ِذ‬


َ ‫هُ َو بُ َسلِّ ُم ْال ِكت‬  : 

Dalam‫فِ ْى‬   : dalam kalimat:

Anda membaca qr’an dalam Mesjid ‫تَ ْق َرأُ ْالقُرْ اَانَ فِ ْى ْال َم ْس ِج ِد‬  :

Depan ‫امام‬  : dalam kalimat:

‫اجلس امام الفصل‬

Saya duduku di depan kelas  

Dan ‫و‬  : dalam kalimat:

‫رسول هللا هو جدحسن و حسين‬

Jangan  ‫ال‬ : dalam kalimat :

‫ال تشرب بالقيام‬

Jika  ‫ان‬ : dalam kalimat :

‫فرخت‬, ‫ان فرحتم‬

Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh


pendengar atau lawan bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain.
Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa disandingkan dengan kata-kata lain
maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat dipahami.

‫ ِم ْن‬         : Dari         ‫ع َْن‬        : Dari                                       ‫بِـ‬          : Dengan

‫إِلَى‬        : Ke            ‫لِـ‬        : Milik, Kepunyaan                 ‫ َكا‬          : Seperti

‫ َعلَى‬       : Di atas       َّ‫رُب‬      : Betapa banyak, acapkali       ‫فِي‬         : Di dalam

‫ال‬         : Jangan   ‫ان‬         : Jika


Pengertian Dhomir

Dhomir dalam bahasa Indonesia dinamakan  kata ganti. Sedangkan definisi 


dhomir merupakan   Isim Ma'rifah yang Mabni yang bermanfaat  untuk
menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu atau seseorang maupun
sekelompok.

Mabni diatas maksudnya yakni  Isim yang tidak berubah harokat kesudahannya 
baik dalam suasana  rofa, nashob maupun khofadz/jarr. sehingga bila   di i’rob
melulu  menempati kedudukannya saja, harokat akhir tidak berubah

Dhomir  sering dikenal juga dengan kata yang menunjukkan makna ia, kamu,
saya, ataupun seseorang, baik berdua atau banyak, laki-laki atau perempuan.

Mudhmar dan dhomir ialah  dua isim yang sama, yaitu tentang  lafadz yang
dipergunakan guna  mutakallim (pembicara), laksana  lafadz ‫ = أَنَا‬saya, atau orang
yang disuruh  bicara ( orang kedua) laksana  َ‫ = أَ ْنت‬kamu, atau guna  orang ketiga
laksana  lafazh ‫ = هُ َو‬dia.

Pembagian Dhomir

Dhomir terbagi menjadi tiga bagian :


ama ‫ منفصل‬Munfashil (terpisah)
 Kedua ‫ متصل‬Muttashil (menyatu/bersambung)
 Ketiga ‫ مستر‬Mustatir (melebur)
1. Dhomir Munfashil (‫)الضمير المنفصل‬. Pengertian dhomir munfashil merupakan 
dhomir yang penulisanya dipisah dari isimnya sebab  dhomir munfashil ialah 
dhomir yang berdiri sendiri. Contoh :
ٌ‫ = هو طالِب‬Dia (laki-laki) seorang pelajar.
ٌ‫ = أ ْنتَ نشيط‬Kamu (laki-laki) rajin.
ٌ‫ = هي ُمدَرِّ َسة‬Dia (pr) seorang guru (wanita).
Dhomir munfashil mempunyai  2 macam:
a). Dhomir munfashil yang di-rofa'-kan
Contoh: ‫ هم طالب‬, ‫ انت طالب‬, ‫أَنا طالب‬.
b). Dhomir munfashil yang dinashobkan
Contoh : ‫ إياكم‬، ‫ إياي‬، ‫ إياك‬.

2. Dhomir Muttashil (‫ )الضمير المتصل‬merupakan   dhomir yang penulisannya


estafet  dengan kata yang beda  (menyatu). Dhomir ini berkedudukan sebagai
objek. Contohnya : ‫( هذا كتابي‬haadzaa kitaabii)= ini buku  ku.

Dhomir Muttashil mempunyai  3 macam bentuk:


a). Dhomir Muttashil yang dibaca rofa'
b). Dhomir Muttashil yang dibaca nashob
c). Dhomir Muttashil yang dibaca jar

3. Dhomir Mustatir (‫ )الضمير المستتر‬merupakan   dhomir yang tersembunyi dalam


sebuah  kata kerja / fi'il. Dhomir ini tidak tertulis atau tidak kelihatan tapi dapat 
diketahui dengan melihat format  kata kerjanya. Contoh:
(‫ )ذهب‬: Dia (lk) sudah  pergi. Kata kerja ini mempunyai  pelaku/fail yg tidak
tertulis/tersembunyi yakni  (‫)هو‬.
ُ
(‫)ذهبت‬ : Saya sudah  pergi. Kata kerja ini mempunyai  pelaku tersembunyi yang
taqdirnya ialah  anaa (‫)أنا‬.

‫َب إلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬


َ ‫( َذه‬Dia laki-laki sudah  pergi ke sekolah )
‫ْت إلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬
ُ ‫( َذهَب‬Saya sudah  pergi ke sekolah )
‫( أَ ْذهَبُ إلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬Aku sedang pergi ke sekolah )

Dhomir dikelompokkan menjadi tiga macam:


1. Mutakallim ( ‫ ) ُمتَ َكلِّم‬atau penceramah  orang kesatu .
a) Mufrad/Tunggal: ‫ أَنَا‬guna  Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: ُ‫ نَحْ ن‬guna  Mudzakkar maupun Muannats.
2. Mukhotob ( ‫ ) ُمخَاطَب‬atau orang yang diajak bicara (orang kedua). Terdiri dari:
a) Mufrad: َ‫( أَ ْنت‬Anta) guna  Mudzakkar dan ‫ت‬
ِ ‫( أَ ْن‬Anti) guna  Muannats.
b) Mutsanna: ‫ أَ ْنتُ َما‬guna  Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: ‫( أَ ْنتُ ْم‬antum) guna  Mudzakkar dan ‫( أَ ْنتُ َّن‬antunna) guna  Muannats.

3. Ghoib ( ‫) غَائِب‬, tidak berada di lokasi  stau orang ketiga. Terdiri dari:
a) Mufrad: ‫( هُ َو‬huwa) guna  Mudzakkar dan ‫( ِه َي‬hiya) guna  Muannats.
b) Mutsanna: ‫ هُ َما‬guna  Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: ‫( هُ ْم‬Hum) guna  Mudzakkar dan ‫( ه َُّن‬Hunna) guna  Muannats.

Ketentuan Dhomir
Dhomir terdapat  yang menempati status  rofa’, nashob dan jarr.
Apabila dibaca Rofa’ maka kedudukannya sebagai mubtada’, khobar, fa’il atau
naibul fa’il, isim kaana.
Apabila dibaca Nashob maka kedudukannya sebagai maf’ul bihi dan isim inna.
Apabila Dhomir dibaca jarr, maka kedudukannya sebagai mudhof ilayhi dan
majrur, sebab  didahului huruf   jar.

Dhomir dapat  tampak (‫ض ِم ْي ٌر ظَا ِه ٌر‬ ُ ‫ َكتَب‬ada pun  yang tidak terlihat  (
َ ) contohnya  ‫ْت‬
‫ض ِم ْي ٌر ُم ْستَتِ ٌر‬ َ ‫ َكت‬.
َ ) misalnya  ‫َب‬

Syarat dhomir jangan  dibaca jazm, sebab  tidak terdapat  dhomir yang menempati
status  Jazm sebab  dhomir ialah  isim dan isim tersebut  tidak terdapat  yang
majzum.

Fi’il

Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi
pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada
perbedaan sedikit.
Contoh :
Bekerjalah                         =          ‫اُ ْف ُعــ ْل‬
Sedang/ akan bekerja        =          ‫يَ ْفــ ُعــ ُل‬
Telah bekerja                     =          ‫فَــ َعــ َل‬

1. Macam-Macam Fi’il
1) Fi’il Madhi (Lampau)
Secara terpisah fi’il berarti kata kerja. Sedangkan madhi  berarti yang
telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi’il madhi ialah kata kerja
yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu
lampau.

 Ciri-ciri Fi’il Madhi


Ciri-cirinya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada
َ ‫ َكـت‬ (telah
umumnya mengandung suara “a” , misalnya ‫َـب‬
menulis), َ‫ــرأ‬
َ َ‫ق‬ (telah membaca) karena dia berharakat fathah.

 Bentuk Fi’il Madhi


No Dhamir Fiil Madhi Arti Keterangan
1 ‫هُ َو‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ Dia (lk) telah Bentuk asli tanpa
menulis perubahan
2 ‫ِهـي‬ ْ َ‫َكتَب‬
‫ـت‬ Dia (pr) telah ْ
+ ‫ـت‬ pada huruf
menulis terakhir
3 َ‫اَ ْنـت‬ ‫َكتَبْـت‬ Kamu (lk) telah +  َ‫ـْــت‬ pada huruf
menulis terakhir
4 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah + ‫ت‬
ِ ‫ـْـ‬ pada huruf
menulis terakhir

 Contoh fi’il madhi


ْ ‫د ََخ ْلتُ ا ْل َم‬
saya telah memasuki masjid                =          َ‫س ِجد‬
ْ ‫ت ا ْل َم‬
kamu (pr) telah memasuki masjid       =          َ‫س ِجد‬ ِ ‫د ََخ ْل‬
 Contoh penggunaan fi'il madhi dalam kalimat
َ َ‫فَت ََح ا ْل َولَ ُد ا ْلب‬
Anak itu telah membuka pintu            =          ‫اب‬
َ ‫س َل أَ ْح َم ُد ِر‬
Ahmad telah mengirim surat               =          ٌ‫سالَة‬ َ ‫أَ ْر‬

2) Fi'il Mudhari' (Sekarang)


Fi’il mudhari’ adalah kata yang menunjukan arti dalam dirinya yang
dikaitkan dengan waktu yang mengandung arti sekarang atau yang akan
datang.
 Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah
yang empat yaitu ‫ت‬ – ‫ي‬ – ‫ن‬ – ‫أ‬ .

 Bentuk Fi’il Mudhari’

No Dhamir Fiil mudhari’ Arti


1 َ‫أَ ْنت‬ ‫تَ ْف َع ُل‬ kamu (lk)
mengerjakan
2 ِ ‫أَ ْن‬
‫ت‬ َ‫تَ ْف َعلِيْن‬ kamu (pr)
mengerjakan
3 ‫ه َُو‬ ‫يَ ْف َع ُل‬ dia (lk) mengerjakan
4 ‫ِه َي‬ ‫تَ ْف َع ُل‬ dia (pr) mengerjakan

 Contoh Fi'il Mudhari'
  Dia akan menulis                              =          ‫يَ ْكت ُُب‬
Dia akan membuka                             =          ‫يَ ْفت َُح‬
Dia akan  mengirim                            =          ‫س ُل‬
ِ ‫يُ ْر‬
Dia akan membantu, menolong          =          ُ‫سا ِعد‬
َ ُ‫ي‬

 Contoh penggunaan fi'il mudhari' dalam kalimat


َ َ‫يَ ْفت َُح ا ْل َولَ ُد ا ْلب‬
Anak itu membuka pintu                    =          ‫اب‬
َ ‫س ُل أَ ْح َم ُد ِر‬
Ahmad mengirim surat                       =          ٌ‫سالَة‬ ِ ‫يُ ْر‬
3) Fi’il Amr
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi
pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang
yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai
orang yang diperintah.

Ciri-ciri Fi’il Amr dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan


perintah.

 Contoh Fi'il Amar


tulislah !                      =          ‫اُ ْكت ُْب‬
ِ ‫اِ ْفت‬
bukalah !                     =          ‫َح‬
 kirimlah !                    =          ‫س ِل‬
ِ ‫ْر‬
bantulah !                    =          ْ‫سا ِعد‬
َ

 Contoh penggunaan fi'il amar dalam kalimat


ِ ‫اِ ْفت‬
َ َ‫ا ْلب‬ ‫َح‬
Bukalah pintu itu !                               =          ‫اب‬
ِ ‫أَ ْر‬
Kirimlah surat itu wahai Ahmad !        =          ‫أحم ُد‬ ‫يَا‬ َ‫الرسالة‬ ‫س ِل‬

Anda mungkin juga menyukai