Anda di halaman 1dari 12

SYAR’U MAN QOBLANA DAN MAZHAB SHAHABI

Makalah ini Disusun Untuk memenuhi Salah Satu Tugas

Dan Bahan Seminar Kelas Dalam Mata Kuliah

“Bahasa Arab”

Disusun Oleh:

Satria (2131114)

Suryati (2131094)

Nururl Fitriah (2131105)

Dosen Pengampu

Dr. Ahmad Irvani. M.Ag

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji sukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhannahu Wa Ta’ala Tuhan
seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat rahmat dan kasih saying-Nya
makalah yang berjudul Syar’u Man Qoblana dan Mazhab Shahabi dapat terselesaikan.

Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah Ushul Fiqh,Bapak
Ahmad Irvani, M.Ag yang telah mengarahkan dan membimbing pembuatan makalah yang
baik dan benar.

Dalam makalah ini dibahas tentang beberapa materi yang meliputi pengertian Syar’u Man
Qoblana dan Mazhab Shahabi ,ciri-ciri Syar’u Man Qoblana dan Mazhab Shahabi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan,walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh
karena itu,kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis
terima.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca .Aamiin.

Petaling, 1 November 2021

Penyusun

Kelompok 4
BAB II
PEMBAHASAN

Pengelompokan Isim Berdasarkan Jumlahnya

Berdasarkan jumlah atau kuantitasnya, isim (kata benda) di bagi menjadi tiga: mufrad,
mutsanna, dan jamak.

A. Mufrad (ُ‫)ال ُم ْف َرد‬

Mufrad adalah isim (kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal). Artinya memiliki
satu muatan saja, seperti‫قَلَم‬, ‫ ٌل‬:ُ‫ َرج‬, ‫ ُم َح َّم ٌد‬   dan lain sebagainya. Sebagian ahli gramatika arab
mengatakan definisi isim mufrad adalah isim yang bukan mutsanna, jamak,atau mulhaq
kepada mutsanna atau jamak, bukan pula isim-isim yang lima (al asma’ alkhomsah). Isim-
isim yang lima itu adalah: ‫ذو‬,  ‫ أب‬,‫ أخ‬,‫حم‬,‫فو‬. Isim-isim ini memang berarti satu, tetapi tanda-
tanda I’rabnya tidak seperti-isim mufrad. Isim-isim ini ketika rafa’memakai waw (‫ )و‬pada
akhirnya, ketika nasb memakai alif (‫ )ا‬ketika jar memakai ya (‫)ي‬, dengan syarat keadaan
isim-isim yang lima ini dimufradkan, diidhofahkan, (disandarkan kepada isim lainya) dan
mukabbar. Sedangkan mufrad rafa’nya memakai dhomah, nasabnya memakai fathah dan
jarnya memakai kasroh.
Jadi, isim mufrad adalah isim yang menunjukkan dan memiliki muatan satu yang
bukan isim-isim yang di kecualikan di atas.
Contoh:

ٌ‫ ِكتَاب‬                                                                                  (sebuah buku)

‫قَلَ ٌم‬                                                                                      (sebuah pena)

‫رجُل‬                                                                                    (seorang
َ laki-laki)

ٌ‫كرة‬                                                                                      (sebuah bola)

ٌّ‫قِط‬                                                                                      (sekor kucing)
B. Mutsanna (‫)المثني‬

      Mutsanna (tatsniah) adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan kesesuaian
(kesamaan) lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun atau ya dan nun pada
akhirnya. Dan tambahan tersebut memang pantas dihilangkan (di tiadakan).
Dari devinisi tersebut diatas, dapatlah diuraikan keadaan mustanna sebagai berikut:

1. Dua hal (baik orang/benda) yang dimuat oleh mutsanna haruslah sesuai lafadz dan
maknanya.

Contoh yang sesuai:

‫رجُل‬ diubah
َ menjadi  ‫َر ُجاَل ِن‬

‫قَلَ ٌم‬ diubah menjadi ‫قَلَ َمان‬

ٌ‫ ِكتَاب‬ diubah menjadi ‫ ِكتَابَان‬  

Contoh yang tidak sesuai lafadznya:

 ‫قَلَم‬ dan‫كتَاب‬  diubah menjadi ‫ ِكتَابَان‬ atau‫قَلَ َمان‬

Contoh yang tidak sesuai maknanya

‫َأ َسد‬ (dengan makna hakiki: singa dan makna majazi lelaki: pemberani) diubah menjadi ‫َأ َسدَا ِن‬.

Tambahan alif-nun atau ya-nun (yang menjadi tanda mutsanna) memang pantas dihilangkan.
Maka jika tambahan tersebut tidak layak dihilangkan, tidak dinamakan isim mutsanna
(tatsniah), tetapi disebut mulhaq (yang dianggap sama) dengan isim mutsanna. Contohnya:

‫اِ ْثنَ ْي ِن‬/‫َان‬


ِ ‫اِ ْثنَت‬ tidak boleh dibuang tambahannya menjadi  ‫ْاث ٌن‬

C. Jama’ (‫)الجمع‬.

Jamak adalah isim yang memuat (benda atau orang) tiga atau lebih dengan tambahan
ُ َ‫ َكاتِب‬, َ‫ َكاتِبُوْ ن‬dan lain sebagainnya atau bangunan kata
pada akhirannya seperti:  َ‫ ُم ْسلِ ُموْ ن‬, َ‫ َسالِ ِم ْين‬,‫ات‬
(aslinya) mengalami perubahan, seperti: ‫ اَ ْقاَل ٌم‬,ٌ‫ ِر َجال‬, ٌ‫ ُكتُب‬  dan lainsebagainya.

            Jamak di bagi menjadi dua yaitu: Jamak taksir ( ‫ )جمع تكسير‬dan jamak salim

Jamak taksir ( ‫جمع تكسير‬ )


Jamak taksir adalah kata isim yang memuat lebih dari dua (orang atau benda) dan bentuk
mufradnya berubah tidak beraturan sebagaimana yang lazimnya (baku) ketika dijamakkan.

Contohnya:

  ٌ‫ ِكتَاب‬ menjadi   ٌ‫ُكتُب‬

‫عَالِم‬ menjadi ‫ُعلَ َماء‬

‫اَ ْنبِيَاء‬ menjadi ‫نبي‬

‫قَلَم‬ menjadi ‫اَ ْقاَل م‬

Perubahannya adakalanya menambahi huruf, seperti ‫اَ ْقاَل ٌم‬ (jamak dari kata ‫)قَلَ ٌم‬, ٌ‫قُلُوْ ب‬ (jamak
dari kata  ٌ‫)قَ ْلب‬, ُ‫صابِ ْيح‬
َ ‫ َم‬ (jamak dari kata ٌ‫) ِمصْ بَاح‬.

Ada kalanya mengurangi huruf, seperti‫تُ ْخ ٌم‬ (jaak dari kata ٌ‫ ة‬:::‫تُ ْخ َم‬ ), ٌ‫ل‬:::‫ُس‬
ُ ‫ر‬ (jamak dari
َ dan adakalanya merubah harakat, seperti: ‫اُ ُس ٌد‬  (jamak dari kata ‫اَ َس ٌد‬ )
kata ‫)رسُوْ ٌل‬

2.      Jamak salim ( ‫)جمع سالم‬

Jamak salim adalah kata (jamak) yang bentuk mufradnya selamat ketika dijamakkan, hanya
saja ada huruf tambahan pada akhirnya. Kata ‫الِ ٌم‬::‫(س‬bentuk
َ mufrad) dibuat jamak salim
menjadi  َ‫ َسالِ ُموْ ن‬ hanya menambahi dua huruf pada akhirnya, sementara bentuk atau bangunan
mufradnya tetap/masih utuh.

Jamak salim di bagi menjadi dua yaitu : jamak mudzakar salim dan jamak muannats salim.

1.      Jamak mudzakkar salim

            jama’mudzakkar salim adalah kata jamak dengan tambahan wawu-nun (ketika rafa)
seperti:  َ‫قَ ْد اَ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُوْ ن‬. Atau ya-nun ( ketika nasab dan jar), seperti: َ‫ اِ ْذهَبْ اِلَي الطَالِبِ ْين‬, َ‫اَ ْك َر َمال ُم َد ِّر ِس ْين‬

adapun kata-kata yang dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim adalah:

-          Isim alam (kata benda ) untuk mudzakkar áqil (mudzakkar yang berakal) dengan syarat:
sepi dari ta’ta’nits dan bukan bentuk tarkib.

Contoh : ‫ ُم ْسلِ ُم‬ menjadi ‫ُم ْسلِ ُموْ ن‬

-          Sifat untuk mudzakkar áqil dengan syarat : sepi dari ta’marbutoh (‫ )ة‬tetapi memang layak
dimasuki ta’ atau menunjukkan makna tafdhil.
Seperti:  ٌ‫ َكاتِب‬ menjadi  َ‫َكاتِبُوْ ن‬

Dua syarat diatas memberi penjelasan bahwa:

-          Kata nama untuk mudzakkar áqil tetapi meyandang ta’marbutoh diakhirnya seperti:

‫حمزة‬ (nama seorang laki-laki), atau berupa isim murakkab, seperti ‫سيبويه‬  )dari ‫سيب‬dan ‫)ويه‬,


atau sepi dari ta’ta’nits tetapi umtuk nama wanita, seperti ‫زينب‬ maka tidak boleh dijamakkan
dengan jamak mudzakkar salim.

-          Sifat untuk mudzakkar áqil yang sepi rdari ta’nits tetapi tidak layak menerimanya
(ta’nits), seperti  tidak boleh dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim.

-          Tafdhil maksudnya isim tafdhil. Ia berwazan tetapi yang muánnatsnya bukan .

Seperti: menjadi maka tidak boleh. Begitu juga wazan dan seperti atau atau kata yang bisa
digunakan untuk mudzakkar dan muannats. Seperti: (yang terluka).

-          Yang dimaksud dengan kata yang sepi dari ta’nits seperti: . dua contoh tersebut
muannatsnya karena bisa menerima ta’.

2.      Jamak muánnats salim

      Jamak muánnats salim kata jamak dengan tambahan alif dan ta’pada akhirnya.
ُ ‫ ِه ْند‬,‫ات‬
Seperti:  ‫َات‬ ُ ‫صا لِ َح‬ ُ ‫ َم ْد َر َس‬ dll.
َ ,‫ات‬

Katb yang dijamakkan dengan jamak muánnats salim antara lain:

-          Isim álam (kata nama) untuk muánnats, seperti:  ‫ َمرْ يَ ُم‬,ٌ‫ فَا ِط َمة‬,ٌ‫ َماِئ َدة‬,ٌ‫ ِهدَايَة‬ (semua nama untuk
wanita), maka menjadi ‫ات‬ُ ‫ َمرْ يَ َم‬,‫ات‬
ُ ‫ فَا ِط َم‬,‫َات‬
ُ ‫ َماِئد‬,‫ات‬
ُ َ‫ ِهدَاي‬ dst.

-          Kata benda (isim) yang diakhiri dengan ta’ta’nits, seperti:  ٌ‫ َج َرة‬:::::‫(ش‬pohon),


َ
ٌ‫(ثَ ْم َرة‬buah),  ٌ‫(ح ْم َزة‬nama
َ lelaki), dan sebagainya. Ada beberapa kata yang diakhiri ta’ta’nits
tetapi tidak boleh dibuat jamak muánnats salim, antara lain:  ,ٌ‫اة‬::::‫ َش‬,ٌ‫ ة‬::::‫ اُ َم‬,ٌ‫فَه‬::::‫ ِش‬,ٌ‫ة‬::::َ‫ِمل‬
ٌ‫اِ ْم َراَة‬ jamaknya  ‫ نِ َسا ٌء‬,‫ َغنَ ٌم‬/ٌ‫ ِشيَاه‬,‫اِ َما ٌء‬,‫ اُ َم ٌم‬,‫شفاه‬dan ٌ‫ ِملَل‬.

-          Sifat untuk muánnats yang diakhiri ta, seperti:  ٌ‫ضعضة‬


ِ ْ‫( ُمر‬yang menyusui), ٌ‫(صالِ َحة‬yang
َ
ْ ُ‫(ف‬wanita yang utama). Jadi,
solehah), dsb. Atau muánnats dari isim tafdhil, seperti:  ‫لَي‬: ‫ض‬
walaupu sifat untuk muánnats tetapi tidak diakhiri ta’seperti: ٌ‫ اِئض‬::::‫(ح‬wanita
َ yang
haid), ‫حا ِم ٌل‬  atau
َ َ ,ٌ‫ َج ِر ْيح‬.
yang bisa dipskai untuk muánnats dan mudzakkar, seperti: ٌ‫صبُور‬
-          Sifat mudzakkar yang tidak berakal, seperti: ‫اهق‬::::‫ل ش‬::::‫(جب‬gunung yang tinggi),
kata ‫جبل‬ hukumnya mudzakkar, jika dijamakkan maka hukumnya menjadi muánnats. Maka
kata menyifati  ٌ‫جبَل‬ juga
َ ُ َ‫احق‬
enjadi muánnats, jadilah:  ‫ات‬ ِ ‫( َجبَا ٌل َش‬gunug-gunung yang tinggi)

-          Masdar yang terdiri lebih dari tiga huruf, yang bukan untuk penuat maksud kata kerjanya
ُ ‫ اِ ْك َر َم‬,‫ات‬::
(fiílnya). Seperti:  ‫ات‬:: ُ َ‫ْر ْيف‬ ُ َ‫تَرْ بِي‬dst. Sebab ada masdar yang digunakan sebagai
ِ ‫ تَع‬,‫ات‬::
penguat kata kerjanya, seperti: ‫ ٌد اِ ْك َرا ًما‬:::ْ‫ َر َم زَ ي‬::‫اَ ْك‬ (zad memulyakannya dengan benar-benar
memulyakanya)

ُ ‫قُلَ ْي َم‬
ُ َ‫ ُكتَيِب‬,‫ات‬
-          Isim mushaghor(‫)مصغر‬ mudzakkar untuk benda yang tidak berakal, seperti: dst‫ات‬
ُ ‫ ُد َر ْي ِه َم‬.
‫ات‬

-          Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits mamdudah, ْ ‫خ‬ (sayuran)


sperti:   ‫ َراء‬:::::‫َض‬
menjadi  ‫صحْ َرا ُء‬ ُ ‫ َحضْ َرا َو‬ (gurun)‫صحْ َر َوات‬menjadi,  ‫اء‬
َ   ,‫ات‬ َ ‫ع َْذ َر‬ (perawan) menjadi‫عذ َر َوات‬ dst.

-          Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits maqshuroh, seperti:  ‫ َري‬::::‫( ِذ ْك‬peringatan)
ُ
menjadi  ‫ات‬:::::: ْ ُ‫ف‬ (yang
َ‫ ِذ ْك َري‬,‫لَي‬::::::‫ض‬ lebih utama) menjadi ‫ ُح ْبلَي‬  , ‫ات‬ ْ ُ‫(ف‬yang
ُ َ‫لَي‬::::::‫ض‬ hamil)
ُ َ‫ ُح ْبلَي‬dst. Dikecualikan itu yang berwazan   ‫(فُ ْعلَي‬muánnats dari  ُ‫فُ ْعاَل ن‬ ), maka tidak
menjadi  ‫ات‬
boleh djamak muánnats salim.

-          Nama untuk suatu yang tidak berkal (ghoiru áqil) yang didahului oleh
kata  ُ‫اِبْن‬atau  ْ‫ ِذي‬/ ْ‫ ُذو‬seperti:  ‫اِبْنُ اَ َوي‬ (serigla/anjing hutan) menjadi ‫اتَ اَ َوي‬:::::َ‫ بَن‬,‫ َد ِة‬:::::ْ‫ ُذوْ القَع‬ (bulan
ُ ‫َذ َو‬
dzulqo’dah) menjadi ‫ات القَ ْع َد ِة‬

-          Isim ajam (yakni kata yang bukan dari bahasa arab) jamaknya denag jamak muánnats
ُ َ‫تِلِ ْغ َرف‬ (telephon) ‫تِ ْلفُوْ ن‬ menjadi ‫َات‬
salim seperti:   ُ‫(تِلِ ْغ َراف‬telegraph) menjadi  ‫ات‬ ُ ‫تِ ْلفُوْ ن‬ ,ُ‫(بَرْ نَا َمج‬jadwal)
berasal dari bahasa persia,ٌ‫رُزنَا َمة‬  (kalender)
ْ berasal dari bahasa persia.

Jika ada isim atau sifat yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka tidak boleh
dijamakkan muánnats salim, kecuali didengar langsunga dari orang arab (simaí) seperti: ,ٌ‫اَ ْهل‬
‫ َس َما ٌء‬, ٌ‫ اَرْ ض‬,‫ اُ ٌم‬,ٌ‫سجْ ل‬ jamaknya: 
ِ ُ ‫ َس َما َو‬,‫ات‬
‫ات‬ ُ ‫ض‬ ُ َ‫ اُ َمه‬,‫ت‬
َ ْ‫ اَر‬,‫ات‬ ُ ‫ ِسجْ اَل‬,‫ت‬
ُ ‫اَهْاَل‬dst.

Kemudian kata yang mulhaq kepada jamak muánnats salim adalsh ‫(اوْ اَل ت‬bermakna :
ُ َ‫احب‬
‫ات‬ ِ : ‫ص‬para
َ wanita yang memiliki)dan nama (sesuatu)  yang memang bentuknya seperti
ُ َ‫( َع َرف‬tempat wukuf) dan ‫اَ ْذ َرعَات‬ (sebuah kota dinegara syam).
jamak muánnats salim, seperti:‫ات‬

Contoh-contoh isim mufrad dalam kalimat :


‫تعب العامل‬                          pekerja itu kecapekan

 ‫حضرالمهندس‬                        telah hadir seorang dosen

ُ ‫نَا َدي‬                         saya memanggil seorang pedagang


‫ْت البَاِئ َع‬

‫اب‬ ُ ْ‫فَتَح‬                        saya membuka sebuah jendela


َ َ‫ت الب‬

‫َاب‬ ُ ‫قَ َرْأ‬                        saya membaca sebuah buku


َ ‫ت ال ِكت‬

ُ ‫رَأي‬                          saya
‫ْت النَجْ َم‬ َ melihat sebuah bintang

‫الر ُج ُل‬
َ ‫ض َر‬
َ ‫ح‬                         telah
َ datang seorang laki-laki

َ‫ْت ال َرساَلَة‬
ُ ‫ َكتَب‬                        saya telah menulis sebuah surat

ِ ‫ْت اِلَي ال َمس‬


‫ْج ِد‬ ُ ‫ َذهَب‬                   saya pergi kemasjid

َ ‫ َكت‬                    ali menulis pelajaran


َ ْ‫َب َعلِ ٌي ال َدر‬
‫س‬

‫الولَ ُد‬
َ ‫س‬ َ َ‫جل‬                           seorang
َ anak laki-laki duduk

Contoh-contoh mutsanna dalam kalimat:

‫ان َعلِ ٍي‬


ِ َ‫ ِكتَاب‬                          dua buku ali

‫ان اللُ َغ ِة‬


ِ ‫ َدرْ َس‬                          dua pelajaran bahasa

ِ َ‫ال َر ُجاَل ِن قَ ِوي‬                        dua orang laki-laki yang kuat


‫ان‬

‫ْجدَا ِن ال ُم ْسلِم‬
ِ ‫ال َمس‬                     dua masjid muslim

‫ت‬
ِ َ‫ان البي‬
ِ َ‫بَاب‬                          dua pintu rumah

‫ان‬
ِ ‫ان يُ َعلِ َم‬
ِ ‫ض َر‬
ِ ‫ال ُم َحا‬                    dua dosen mengajar

ِ ‫ال َعا ِماَل ِن يُ َعلِ َم‬                      dua orang pekerja sedang bekerja


‫ان‬

ِ َ‫القِط‬                   dua ekor kucing didepan rumah


ِ ‫ان اَ َما َم البَ ْي‬
‫ت‬

‫ان االُ ْستَا ِذ‬


ِ ‫قَلَ َم‬                        dua buah pena ustadz

ِ َ‫ َم ْكتَب‬                       dua buah meja kelas


‫ان الفَصْ ِل‬
ِ َ‫ان يَ ْل َعب‬
‫ان‬ ِ َ‫الص ْبي‬                        dua
ِ balita bermain

ِ ‫الوالِدَا ِن فِي البَ ْي‬                    dua


‫ت‬ َ orang tua dirumah

Contoh-contoh jamak taksir dalam kalimat:

‫لِاْل ُ ْستَا ِذ ثَاَل ثَةُ اَ ْقاَل ٍم‬                  seorang ustadz mempunyai tiga buah pena

ٍ ُ‫لِي خَ ْم َسةُ ُكت‬                       saya mempunyai lima buku


‫ب‬

ِ‫ ُر ُس ُل هللا‬                              utusan-utusan Allah

‫ َم َسا ِج ُد ال ُم ْسلِ ِم‬                       masjid-masjid muslim

‫اال ْساَل ِميَ ِة‬


ِ ‫س‬ َ ‫َار‬
ِ ‫ َمد‬                    sekolah-sekolah islam

‫ ُدرُوْ سُ اللُ َغ ِة‬                           pelajaran-pelajaran bahasa

ِ ‫اَب َْوابُ البَ ْي‬                         pintu-pintu rumah


‫ت‬

‫ب‬
ِ ‫اطسُ ال ِكتَا‬
ِ ‫قِ َر‬                      kertas-kertas buku

ُ ‫رَأي‬                         saya
‫ْت النُجُوْ َم‬ َ melihat bintang-bintang

‫ب الفَصْ ِل‬
َ ِ‫ َم َكات‬                       meja-meja kelas

Contoh-contoh jamak muzdakkar salim dalam kalimat:

َ‫الطَالِبُوْ نَ يَ ْق َرُأ القُرْ اَن‬                  para pelajar membaca alqurán

َ‫ُصلُوْ ن‬
َ ‫ال ُم ْسلِ َموْ نَ ي‬                     para muslim sedang shalat

َ‫ال َكاتِبُوْ نَ يَ ْكتُبُوْ ن‬                     para penulis sedang menukis

َ‫نَا َد ْيتَالبَاِئ ِع ْين‬                          saya memanggil ara pedagang

َ‫ض َرال ُمهَ ْن ِدسُوءن‬


َ ‫ َح‬                      telah hadir para profesor

َ‫اضرُوْ ن‬
ِ ‫الح‬
َ ‫ض َر‬
َ ‫ َح‬                       telah hadir para audien

Contoh-contoh jamak muánnats salim dalam kalimat:

ُ ‫اَ ْثنَي‬               saya memuji para profesor


ُ ‫ْت َعلَي ال ُمهَ ْن ِد َس‬
‫ات‬

‫ات‬ ْ َ‫صل‬                     telah
ُ ‫ت ال ُم ْسلِ َم‬ َ shalat para muslimat
ْ ‫تَ َعلَ َم‬                     telah belajar para mahasiswi
ُ َ‫ت الطَالِب‬
‫ات‬

ُ ‫ت ال ًمؤ ِمن‬
‫َات‬ ُ ْ‫ َدعَو‬                      saya memanggil para mukminat

ُ ‫اط َم‬
‫ات‬ ْ ‫ضر‬
ِ َ‫ت الف‬ َ ‫ح‬                   telah
َ hadir para fatimah

ُ ‫ َجلَس‬             saya duduk dibawah pepohonan


ِ ‫ْت تَحْ تَ ال َش َج َرا‬
‫ت‬

BAB III
KESIMPULAN

            Jadi dalam pengelompokkan isim yang berdasarkan jumlahnya dibagi kedalam tiga
bagian yaitu mufrad, mutsanna dan jamak.

            Mufrad adalah isim (kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal). Artinya memiliki
satu muatan saja.

            Mutsanna (tatsniah) adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan kesesuaian
(kesamaan) lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun atau ya dan nun pada
akhirnya.

            Jamak  adalah isim yang memuat (benda atau orang) tiga atau lebih dengan tambahan
pada akhirannya.

            Jamak di bagi menjadi dua, jamak taksir dan jamak salim. Sedangkan jamak salim
dibagi menjadi dua lagi yaitu jamak mudzakkar salim dan jamak muánnats salim.

Daftar Pustaka
Nu’mah fuad, 2010, kaedah bahasa arab praktis, medan Darussalam Publishing. 

Ali Musthofa, 2005, nahwu wadih, PonorogoDarussalam Press.

Abu Sahro, 2003, kitab aishar mudah memahami bahasa arab dasar, Klaten, Wafa Press.

Anas Idhoh, 2009, Ilmu shorof lengkap,Pekalongan, Al-Asri.

Salimuddin, Tata Bahasa Arab Untuk Mempelajari Alqur’an, Sinar Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai