Anda di halaman 1dari 17

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Jika telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Namun jika masih kurang dari 80%, Anda
dipersilakan mempelajari kembali Kegiatan Belajar 2, terutama pada bagian yang
kurang Anda kuasai.

Kegiatan Belajar 3: Klasifikasi Kata Isim dan Kata Fiil

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menemukenali klasifikasi kata isim dan kata fi’il berdasarkan ciri-cirinya.

Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan


1. Mengidentifikasi pola dasar kata isim dan klasifikasinya
2. Mengidentifikasi pola dasar kata fi’il dan klasifikasinya

Pokok-pokok Materi

1. kata isim dan klasifikasinya


2. kata fi’il dan klasifikasinya

PETA KONSEP
• Kalimah isim ditinjau dari jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu:
mudzakkar (‫ )المذكر‬dan mu’annats (‫)المؤنث‬, ditinjau dari arti umum dan
arti khusus, dibagi menjadi dua, yaitu: nakirah )‫ )النكرة‬dan ma‘rifah
(‫)المعرفة‬, dan ditinjau dari bilangan artinya dibagi menjadi tiga, yaitu:
mufrad (‫)المفرد‬, mutsannâ (‫)المثنى‬, dan jama‘ (‫)الجمع‬.
• Kalimah isim ditinjau dari huruf terakhir dalam konstruksinya dibagi
menjadi dua, yaitu: shahîh al-âkhir (‫ )صحيح اآلخر‬dan ghair shahîh al-
âkhir (‫)اآلخر غير صحيح‬. Isim ghair shahîh al-âkhir dibagi menjadi tiga,
yaitu: isim maqshûr (‫)المقصور‬, isim manqûsh (‫)المنقوص‬, dan isim mamdûd
(‫)الممدود‬.
• Kalimah fi‘il ditinjau dari huruf shahîh atau ‘illat yang terdapat di dalam
konstruksinya dibagi menjadi dua, yaitu: fi‘il shahîh (‫ )الفعل الصحيح‬dan fi‘il
mu‘tall (‫)الفعل المعتل‬. Fi‘il shahîh (‫ )الصحيح الفعل‬dibagi menjadi tiga, yaitu:
sâlim (‫)سالم‬, mahmûz (‫)مهموز‬, dan mudhâ‘af (‫ ;)مضاعف‬sedangkan fi‘il
mu‘tall dibagi menjadi 5 (lima), yaitu: mitsâl (‫)مثال‬, ajwaf (‫)أجوف‬, nâqish
(‫)ناقص‬, lafîf mafrûq (‫)لفيف مفروق‬, dan lafîf maqrûn (‫)لفيف مقرون‬.
• Kalimah fi‘il ditinjau dari jumlah huruf di dalam konstruksinya dibagi
menjadi dua, yaitu: fi‘il mujarrad (‫ )الفعل المجرد‬dan fi‘il mazîd (‫)الفعل المزيد‬.
Fi‘il mujarrad dibagi dua, yaitu: fi‘il tsulâtsî mujarrad (‫)الفعل الثالثي المجرد‬
dan fi‘il rubâ‘î mujarrad (‫)الفعل الرباعي المجرد‬. Begitu juga fi‘il mazîd ( ‫الفعل‬
‫ )المزيد‬dibagi dua, yaitu: fi‘il tsulâtsî mazîd (‫ )الفعل الثالثي المزيد‬dan fi‘il rubâ‘î
mazîd (‫)الفعل الرباعي المزيد‬. Fi‘il tsulâtsî mazîd dibagi tiga, yaitu: yang
ditambah satu huruf ( ٍ‫)الثالثي المزيد بح ْرف‬, dua huruf (‫)بح ْرفين الثالثي المزيد‬, dan
tiga huruf ( ٍ‫)الثالثي المزيد بثالثة أحْ رف‬. Sedangkan, fi‘il rubâ‘î mazîd dibagi
menjadi dua, yaitu fi‘il rubâ‘î yang ditambah satu huruf ( ‫الرباعي المزيد‬
‫ )بحرف‬dan dua huruf (‫)الرباعي المزيد بحرفين‬.
• Kalimah fi‘il ditinjau dari kala/waktu yang menyertai situasinya dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu: fi‘il mâdhi (‫)فعل ماض‬, fi‘il mudhâri‘ (‫)فعل مضارع‬,
dan fi‘il amr (‫)فعل أمر‬. Jenis fi‘il mâdhi memiliki 14 (empat belas) bentuk
sesuai dengan dhamîr yang berfungsi sebagai pelakunya (fâ‘il). Jenis
fi‘il mudhâri‘ juga memiliki 14 (empat belas) bentuk sesuai dengan
dhamîr yang berfungsi sebagai pelakunya (fâ‘il). Sedangkan jenis fi‘il
amr memiliki 6 (enam) bentuk sesuai dengan dhamîr yang berfungsi
sebagai pelakunya (fâ‘il).
• Kalimah fi‘il ditinjau dari kebutuhannya pada objek dibagi menjadi
dua, yaitu: fi‘il lâzim (‫ )فعل الزم‬dan fi‘il muta‘adî (‫)فعل متعدي‬. Fi‘il lâzim
ialah fi‘il yang tidak membutuhkan maf‘ûl bih (objek/penderita).
Sedangkan, fi‘il muta‘adî ialah fi‘il yang membutuhkan maf‘ûl bih
(objek/penderita).
• Kalimah harf dibagi menjadi tiga macam, yaitu: harf yang masuk pada
kalimah fi‘il, harf yang masuk pada kalimah isim, dan harf yang bisa
masuk pada kalimah isim dan fi‘il.
Uraian Materi
A. Klasifikasi Isim Berdasarkan Jenisnya
Salah satu keistimewaan dan keunikan bahasa Arab ialah semua kalimah
isim diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, yaitu mudzakkar (jenis laki-laki) dan
mu’annas (jenis perempuan):
1. Isim Mudzakar
Isim mudzakar ialah isim yang menunjukkan arti laki-laki atau yang
dianggap laki-laki menurut penutur/ahli bahasa Arab. Contohnya: ‫محمد‬
(Muhammad), ‫( حصان‬kuda jantan), ‫( قمر‬rembulan), ‫( رجل‬laki-laki), ‫( كتاب‬buku),
‫( مسجد‬masjid). Cirinya: bisa ditunjuk dengan bantuan kata ‫( هذا‬ini) dan ‫( ذلك‬itu),
sebagaimana dalam kalimat berikut:

.‫ ذلك قمر‬،‫ هذا رجل‬،‫هذا حممد‬


.‫ ذلك حصان‬،‫ هذا مسجد‬،‫هذا كتاب‬
2. Isim Mu’annats
Isim Mu’annats ialah isim yang menunjukkan arti perempuan atau yang
dianggap perempuan menurut penutur/ahli bahasa Arab. Cirinya: bisa ditunjuk
dengan bantuan kata ‫( هذه‬ini) dan ‫( تلك‬itu), seperti contoh berikut:

.‫ تلك حديقة‬،‫ هذه سبورة‬،‫ تلك مدرسة‬،‫هذه عائشة‬


Ditinjau dari segi bentuk dan maknanya, isim mu’annats dibagi menjadi
tiga macam:
a. Mu’annats lafdzî haqîqî (‫)المؤنث اللفظي الحقيقي‬, yaitu isim yang berakhiran tâ’
ta’nîts (ta’ penanda perempuan) dan menunjukkan arti perempuan atau
yang dianggap perempuan. Contohnya: ‫‘( عائشة‬A’isyah), ‫( مسلمة‬muslim
perempuan), ‫( َم ِد ْينَ َة‬kota), ‫( َح ِد ْيقَة‬kebun), ‫س َة‬
َ ‫( َمد َْر‬sekolah), ‫سبُّ ْو َرة‬
َ (papan tulis)
b. Mu’annats ma‘nawî, yaitu isim yang tidak berakhiran tâ’ ta’nîts (ta’ penanda
perempuan) tetapi menunjukkan arti perempuan. Contohnya: ‫َم ْريَم‬
(Maryam), ‫( َز ْينَب‬Zaenab), ٌَ‫( ِه ْند‬Hindun), ‫( سعَاد‬Su‘ad), dan ‫( أ َّم‬Ibu)
c. Mu’annats majâzî, yaitu isim yang menurut kaidah bahasa Arab dihukumi
mu’annats. Contohnya: َ‫ش ْمس‬ َ (matahari), َ‫( دَار‬rumah/kampung), َ‫( ِريْح‬angin),
َ
َ‫( أ ْرض‬bumi), َ‫عيْن‬
َ (mata), َ‫( ِرجْل‬kaki).
Selain tâ’ ta’nîts, isim mu’annats dapat ditandai dengan alif ta’nîts
maqshûrah dan alif ta’nîts mamdûdah. Contoh yang ditandai alif ta’nîts
maqshûrah ialah: ‫( كبْرى‬yang besar; mudzakkar-nya: ‫)أكبر‬, ‫( ع ْليَا‬yang tinggi;
mudzakkar-nya: ‫)أعلى‬, ‫( عطشى‬yang haus), dan ‫( فتوى‬fatwa).
Contoh isim mu’annats yang alif ta’nîts mamdûdah ialah: ‫( حمراء‬yang
merah; mudzakkar-nya: ‫)أحمر‬, ‫( عرجاء‬yang pincang; mudzakkar-nya: ‫)أعرج‬,
‫( صحراء‬batu besar), dan ‫( عاشوراء‬bulan Syuro/Muharram)
Ada beberapa isim mudzakkar yang memiliki tanda isim mu’annats tetapi
tetap dihukumi mudzakkar. Contohnya: ‫( طلحة‬Thalhah), ‫( حمزة‬Hamzah), ‫حذيفة‬
(Hudzaifah), dan ‫( مسيلمة‬Musailamah).
Jamak taksîr untuk kata-kata yang menunjukkan arti ghair al-‘âqil (benda
atau binatang yang tidak berakal) juga dipandang mu’annats (perempuan).
Contohnya: َ‫( أ َ ْقالَم‬pena-pena; jamak taksîr dari ‫)قلم‬, َ‫( كتب‬buku-buku; jamak taksîr
dari ‫)كتاب‬, ‫( مصابيْح‬lampu-lampu; jamak taksîr dari ‫صباح‬ ْ ‫)م‬, dan َ‫( أَب َْواب‬pintu-pintu;
jamak taksîr dari ‫)باب‬. Akan tetapi, kadang kata jamak taksîr yang ‘aqil juga
dianggap mu’annats. Contohnya: َ‫( يَه ْود‬Yahudi) dan ‫َارى‬ َ ‫( نَص‬Nasrani).
Selain klasifikasi mudzakkar dan mu’annats, sebenarnya ada beberapa
kata yang tidak dikelompokkan ke dalam mudzakkar dan mu’annats, tetapi
dianggap seimbang antara mudzakkar dan mu’annats. Kata-kata tersebut
seperti: َ‫( َد ْلو‬ember), ‫س ِ ّكيْن‬
ِ (pisau), ‫س ِبيْل‬ َ (jalan kendaraan,
َ (jalan, rute), ‫ط ِريْق‬
jalur), ‫( س ْوق‬pasar), ‫( لسان‬lidah), ‫ع‬ َ ‫( ذرا‬sejengkal), ‫ح‬ َْ َ‫سال‬
ِ (senjata), dan
sebagainya.

B. Klasifikasi Isim Berdasarkan Arti Umum dan Khusus


Selain tadzkîr dan ta’nîts, kalimah isim juga diklasifikasikan berdasarkan arti
umum dan arti khusus yang dimilikinya. Karena itu, dari perspektif ini, isim dibagi
dua, yaitu Isim Nakirah dan Isim Ma‘rifah
1. Isim nakirah, yaitu isim yang menunjukkan arti umum atau tidak khusus.
Contohnya: ‫سان‬َ ‫( ِإ ْن‬manusia), ‫( َحيَ َوان‬hewan), ‫( مدرسة‬sekolah), ‫( جامع َة‬kampus),
‫( كتاب‬buku), ‫( فندق‬hotel), ‫( بيت‬rumah), dan ‫( حديقة‬kebun). Semua kata ini
menunjukkan arti umum.
2. Isim Ma‘rifah, yaitu isim yang menunjukkan arti tertentu atau khusus. Isim
ma’rifah dibagi tiga macam, yaitu:
a. Isim yang didahului ‫( ال‬alif lam ma‘rifah), seperti kata: ‫الفاتح َة‬
(pembukaan), ‫( البقرة‬sapi), ‫( المائدة‬hidangan), ‫( النحل‬lebah), ‫اإلسرا َء‬
(perjalanan malam), ‫( األنبياء‬para nabi), ‫( المؤمنون‬orang-orang beriman),
‫( النور‬cahaya), ‫( الفرقان‬pembeda), dan ‫( السجدة‬sujud).
b. Dhamîr, yaitu isim yang menunjukkan arti kata ganti orang pertama
(mutakalim), orang kedua (mukhâthab), atau orang ketiga (ghâ’ib),
seperti ‫( أنا‬saya), ٌ
َِ َ‫( أنت‬kamu), dan ‫( هو‬dia). Ditinjau dari bentuknya,
dhamîr mengalami perubahan sesuai dengan bilangan artinya, yaitu:
ifrâd (tunggal), tatsniyah (dua), dan jama‘ (lebih dari dua). Perubahan
bentuk dhamîr secara lengkap akan dipaparkan dalam bab kalimah
jâmidah sebagai pengantar untuk memahami tashrîf lughawî.
c. ‘Alam, yaitu isim yang menunjukkan arti nama, baik nama manusia
maupun yang lainnya. Contohnya: ‫( محمد‬Muhammad), ‫( صالح‬Shalih),
‫( يوسف‬Yusuf), ‫( إبراهيم‬Ibrahim), ‫‘( عائشة‬Aisyah), ‫( فاطمة‬Fathimah), ‫مص َر‬
(Mesir), ‫( عراق‬Irak), ‫( مك َة‬Mekah(, ‫( المدين َة‬Madinah), ‫( جاكرتا‬Jakarta).
Dilihat dari susunannya, isim ‘alam dibagi tiga macam, yaitu:
1) ‘Alam kunyah, yaitu nama yang didahului lafadz: ‫ أب‬، ‫ ابن‬، ‫أم‬
Contohnya: ‫( أبو بكر‬Abu Bakar), ‫( أبو هريرة‬Abu Hurairah), ‫س‬ َ ‫ابن عبا‬
(Ibnu Abbas), ‫( ابن مالك‬Ibnu Malik), ‫( أم كلثوم‬Ummu Kultsum), ‫أم عطي َة‬
(Ummu ‘Athiyyah)
2) ‘Alam laqab, yaitu nama julukan yang dikenal karena sifat atau
keadaannya.
Contohnya: ‫( الفاروق‬Sang Pembeda benar-salah), ‫( حج َة اإلسالم‬Sang
Pembela Islam), ‫( المرشد‬Sang Penunjuk), ‫( الكذّاب‬Sang Pembohong)
3) ‘Alam ismî, yaitu ‘alam yang termasuk kuniyah dan laqab. ‘Alam ismî
ada tiga macam, yaitu mufrad, murakkab idhâfî, dan murakkab mazjî.
a) Mufrad; terdiri dari satu kalimah.
Contohnya: ‫( بغداد‬Baghdad), ‫‘( علي‬Ali), ‫( زينب‬Zaenab)
b) Murakkab idhâfî; terdiri dari mudhâf dan mudhâf ilaih.
Contohnya: ‫( عبد هللا‬Abdullah), ‫( عبد الرحمن‬Abdurrahman),
ّ ‫( عبد الم‬Abdul Muththalib), ‫( عبد القدير‬Abdul Qadir)
‫طلب‬
c) Murakkab mazjî; terdiri dari 2 kata yang telah bercampur.
Contohnya: ‫( سيبويه‬Sibawaih), ‫( بعلبك‬Ba‘albak), ‫يوكياكرتا‬
(Yogyakarta), ‫( سورابايا‬Surabaya), dan ‫( نيو يورك‬New York)
d. Isim isyârah, yaitu isim yang digunakan untuk menunjukkan suatu benda
atau disebut juga kata tunjuk.
Contohnya: ‫( هذا‬ini) untuk mudzakar tunggal, ‫( ذلك‬itu) untuk mudzakar
tunggal, dan ‫( أوآل َء‬ini/itu) untuk mudzakar dan mu’annats jamak.
Ditinjau dari bentuknya, isim isyârah mengalami perubahan sesuai
dengan bilangan pada artinya, yaitu ifrâd (tunggal), tatsniyah (dua), dan
jama‘ (lebih dari dua). Perubahan bentuk isim isyârah secara lengkap
akan dipaparkan dalam bab kalimah jâmidah.
e. Isim maushûl, yaitu isim yang menunjukkan arti “yang” dan berposisi
sebagai perantara kalimah sebelumnya dengan kalimah setelahnya
(shilah). Dalam bahasa Indonesia, isim maushûl sering diartikan “yang” .
Contohnya: ‫ الذي‬untuk mudzakar dan ‫ التي‬untuk mu’annats. Ditinjau dari
bentuknya, isim maushûl juga mengalami perubahan sesuai dengan
kondisi ifrâd, tatsniyah, dan jama‘ kata yang menjadi rujukan (‘â’id) atau
kedudukan isim maushûl dalam kalimah. Perubahan bentuk isim isyârah
akan dipaparkan dalam bab tentang kalimah jâmidah.
f. Isim yang di-mudhâf-kan (disandarkan) kepada isim ma‘rifah lainnya.
Contohnya: ‫( كتا ِبي‬buku saya), disandarkan kepada dhamîr; ‫كتابَ مح َّم َد‬
(buku Muhammad), disandarkan kepada isim ‘alam; ‫( أه َل القرآن‬penghafal
Al-Quran), disandarkan kepada isim berawalan ‫( أهل الكتاب ;ال‬penganut Al-
Kitab/Nasrani dan Yahudi), disandarkan kepada isim berawalan ‫ال‬.
g. Munâdâ maqshûd, yaitu isim bermakna khsusus yang didahului oleh harf
nidâ (partikel sapaan/panggilan).
Contohnya: ‫( يا محمد‬wahai Muhammad!), ‫هللا‬
َ ‫( يا رسول‬wahai Rasulullah!), ‫يا‬
‫( طالب العلم‬wahai Pencari ilmu!).

C. Klasifikasi Isim Berdasarkan Bilangan Artinya


Ditinjau dari segi bilangan yang ditunjukkan oleh artinya, kalimah isim dibagi
menjadi tiga kelompok sebagai berikut:
1. Isim mufrad (‫)اسم المفرد‬
Isim mufrad ialah isim yang menunjukkan arti tunggal (satu). Contohnya: ‫محمد‬
(Muhammad), ‫( مسجد‬masjid), ‫مدرسة‬, (sekolah), ‫( بيت‬rumah), ‫( ملعب‬tempat
bermain).
2. Isim Tatsniyah (‫ )اسم التثنية‬atau Mutsannâ (‫)المثنى‬
Isim Tatsniyah atau Mutsannâ ialah isim yang menunjukkan arti dua. Cara
membuat isim mutsannâ adalah dengan menambah alif dan nun atau ya dan
nun pada isim mufrad. Contohnya: ‫ مدرسة‬ditambah ‫( ان‬alif dan nun) menjadi
‫مدرستان‬, atau ditambah ‫( ين‬ya dan nun) menjadi ‫مدرستين‬. Begitu juga kata ‫مسجد‬
ditambah ‫( ان‬alif dan nun) menjadi ‫مسجدان‬, dan ditambah ‫( ين‬ya dan nun)
menjadi ‫مسجدين‬.
3. Isim Jama‘ (‫)اسم الجمع‬
Isim jama‘ ialah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua. Isim jama‘ dibagi
menjadi tiga macam, yaitu jama‘ mudzakkar sâlim, jama‘ mu’annats sâlim, dan
jama‘ taksîr.
a. Jama‘ mudzakkar sâlim (‫)جمع المذكر السالم‬, yaitu isim yang menunjukkan arti
banyak untuk mudzakkar. Caranya dengan menambah ‫( ون‬wawu dan nun)
atau ‫( ين‬ya’ dan nun) pada akhir kalimah mufrad. Contohnya: ‫ مسلم‬menjadi
‫ مسلمون‬atau ‫ صالح ;مسلمين‬menjadi ‫ صالحون‬atau ‫صالحين‬.
b. Jama‘ mu’annats sâlim (‫)جمع المؤنث السالم‬, yaitu isim yang menunjukkan arti
banyak untuk mu’annats. Caranya dengan menambah alif dan ta’ (‫ )ات‬pada
akhir kalimah mufrad, seperti: ‫ مريم‬menjadi ‫ هند ;مريمات‬menjadi ‫هندات‬, ‫زينب‬
menjadi ‫زينبات‬.
Sedangkan apabila mufrad-nya berakhiran ta’ ta’nîts maka cara
menjadikannya jama‘ mu’annats sâlim adalah dengan menghilangkan ta’
ta’nîts lalu menggantikannya dengan alif dan ta’ (‫)ات‬. Contohnya: ‫مسلمة‬
menjadi ‫ مؤمنة ;مسلمات‬menjadi ‫ ;مؤمنات‬dan ‫ فاطمة‬menjadi ‫فاطمات‬
c. Jama‘ taksîr (‫)جمع التكسير‬, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak untuk
semua kalimah isim, baik benda mati atau hidup, mudzakkar atau
mu’annats. Contohnya: ‫رسول‬menjadi ‫رسل‬, ‫ نبي‬menjadi ‫أنبياء‬, ‫ كتاب‬menjadi
‫كتب‬, ‫ ص ْورة‬menjadi ‫صور‬, ‫ ميدان‬menjadi ‫ميادين‬, ‫ بيت‬menjadi ‫بيوت‬. Bentuk jama‘
taksîr adalah simâ‘î (‫)سماعي‬, artinya mengikuti apa yang diucapkan orang
Arab.
Selanjutnya, dari sisi muatan kuantitas/jumlahnya, jama‘ taksîr
dibedakan menjadi dua macam, yaitu jama‘ taksîr qillah dan jama‘ taksîr
katsrah.
1. Jama‘ taksîr qillah (‫ )جموع القلة‬ialah jama‘ taksîr yang menunjukkan arti
banyak tapi terbatas, antara 3 sampai dengan 10. Wazan-nya ada empat,
yaitu: ‫أ ْفعل‬, ‫أ ْفعال‬, ‫أ ْفعلة‬, ‫ف ْعلة‬. Contohnya: ‫ نفس‬mengikuti wazan ‫ ا ْفعل‬berubah
menjadi ‫أ ْنفس‬, ‫ بيت‬mengikuti wazan ‫ أفعال‬berubah menjadi ‫أبيات‬, ‫سالح‬
mengikuti wazan ‫ أفعلة‬berubah menjadi ‫أسلحة‬, dan ‫ فتى‬mengikuti wazan ‫ف ْعلة‬
berubah menjadi ‫فتْية‬.
2. Jama‘ taksîr katsrah (‫ )جموع الكثرة‬ialah jama‘ taksîr yang menunjukkan arti
banyak tidak terbatas, antara 3 sampai jumlah tak terbatas. Wazan jama‘
taksîr katsrah ini banyak sekali. Di antaranya:
a) Untuk jamak mudzakkar yang berakal (‫)للمذكر العاقل‬
Contohnya:
‫ طالب‬mengikuti wazan ‫ فعلة‬berubah menjadi ‫طلبة‬
‫ شريف‬mengikuti wazan ‫ فعالء‬berubah menjadi ‫شرفاء‬
‫ كاتب‬mengikuti wazan ‫ فعال‬berubah menjadi ‫كتاب‬
‫ ولد‬mengikuti wazan ‫ ف ْعالن‬berubah menjadi ‫و ْلدان‬
b) Untuk isim yang mufrad-nya berwazan ‫ فعل‬atau ‫ ف ْعل‬mengikuti wazan ‫فعال‬
atau ‫ فعول‬atau ‫ أفعال‬.
Contohnya:
‫ جبل‬berubah menjadi ‫;جبال‬
‫ قلب‬berubah menjadi ‫;قلوب‬
‫ هدف‬berubah menjadi ‫;أهداف‬
‫ غرض‬berubah menjadi ‫أغراض‬
c) Untuk isim berwazan ‫ أ ْفعل‬yang mu’annatsnya ‫ ف ْعالء‬mengikuti wazan ‫ف ْعل‬

Contohnya:

‫أسود‬/‫ سوداء‬menjadi ‫س ْود‬, ‫أحمر‬/‫ حمراء‬menjadi ‫ح ْمر‬,


‫أصفر‬/‫ صفراء‬menjadi ‫ص ْفر‬, ‫أبْيض‬/‫ بيْضاء‬menjadi ‫بيْض‬
(huruf sebelum akhirnya berupa huruf ‘illat)
d) Shigat muntahal-jumû‘ (bentuk jamak yang paling tinggi) mengikuti
wazan-wazan berikut:

‫ أفاعل‬contohnya: ‫أكابر‬, ‫أناضل‬


‫ أفاعيْل‬contohnya: ‫أباريْق‬, ‫أناشيْد‬
‫ فعائل‬contohnya: ‫رسائل‬, ‫صحائف‬
‫ مفاعل‬contohnya: ‫مساجد‬, ‫مذاهب‬
‫ مفاعيْل‬contohnya: ‫مفاتيْح‬, ‫مصابَيْح‬
‫ فواعل‬contohnya: ‫جواهر‬, ‫شوارع‬
‫ فعاليْل‬contohnya: ‫عصافيْر‬, ‫قناديْل‬

D. Klasifikasi Isim Berdasarkan Harf Akhirnya


Ditinjau dari harf (kosonan) terakhir yang terdapat pada bentuk kalimah,
isim dibagi menjadi dua, yaitu: Shahîh al-Âkhir dan Ghair Shahîh al-Âkhir.
Isim Shahîh al-Âkhir ialah isim yang harf terakhirnya berupa harf shahîh
(konsonan murni) atau harf yang dianggap shahîh, seperti ya’ bersyiddah (‫)ي‬,
wawu bersyiddah atau bertanwin (‫)و ; و‬, dan hamzah asli (‫)ء‬, bukan pergantian
atau tambahan. Contohnya ialah kata-kata berikut:
‫( هللا‬Allah), ‫( القرآن‬Al-Qur’an), ‫( اإلسال َم‬Islam), ‫( محم َد‬Muhammad), ‫( رسو َل‬utusan), ‫نبي‬
َّ
(nabi), ‫ي‬ َّ ‫( عل‬Ali), ‫كرسي‬
َّ َ
(kursi), ‫( فاطمة‬Fathimah), ‫( عائشة‬A’isyah), َ‫( عَدو‬musuh), ‫غ ْز َو‬
(perang), َ‫( بَدْء‬permulaan).
Isim Ghair Shahîh al-Âkhir ialah isim yang berakhiran alif lâzimah, ya’
lâzimah dan alif hamzah. Isim ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu: isim maqshûr,
isim manqûsh, dan isim mamdûd.
1. Isim maqshûr (‫)االسم المقصور‬
Isim maqshûr ialah isim yang berakhiran alif lâzimah dan sebelumnya dibaca
fathah. Contohnya ialah kata-kata sebagai berikut:
‫( موسى‬Musa), ‫( عيسى‬Isa), ‫( يحيى‬Yahya), ‫( زكريا‬Zakaria), ‫( مصطفى‬Musthofa), ‫فتى‬
(pemuda), ‫( هدى‬petunjuk), ‫( منَى‬harapan), ‫( ملهى‬tempat hiburan), ‫( عصا‬tongkat).
2. Isim manqûsh (‫)االسم المنقوص‬
Isim manqûsh ialah isim yang berakhiran yâ’ lâzimahi dan sebelumnya dibaca
kasrah. Contohnya ialah kata-kata sebagai berikut:
‫( القاضي‬hakim), ‫( الهادي‬pemberi petunjuk), ‫( الراجي‬yang berharap), َ‫الوادي‬
(lembah), ‫( الراضي‬yang meridhai), ‫ي‬ َ ‫( المحام‬pembela/lawyer), ‫ي‬َ ‫الراع‬
(penggembala).
3. Isim mamdûd (‫)االسم الممدود‬
Isim mamdûd ialah isim yang berakhiran hamzah dan sebelumnya berupa alif.
Disebut mamdûd (dipanjangkan) karena bila hamzah didahului alif, maka
bacaanya menjadi panjang. Contohnya ialah kata-kata sebagai berikut:
‫( سماء‬langit), ‫( كساء‬pakaian), ‫( علَماء‬para ilmuwan), ‫( عظماء‬para pembesar), ‫ب َخالَ َء‬
(orang-orang kikir), ‫( جهَال َء‬orang-orang bodoh), ‫صحْراء‬ َ (batu besar), ‫( َح ْم َراء‬yang
merah), ‫ص ْف َراء‬
َ (yang kuning), ‫س ْودَاء‬
َ (yang hitam), ‫( بَ ْيضَاء‬yang putih).

E. Klasifikasi Fi‘il Berdasarkan Jenis Hurufnya


Ditinjau dari huruf shahih dan huruf ‘illat yang menjadi konstruksinya,
kalimah fi‘il dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Fi‘il Shahîh (‫ )الفعل الصحيح‬dan Fi‘il Mu‘tall
(‫)الفعل المعتل‬.
1. Fi‘il Shahîh (‫)الفعل الصحيح‬
Fi‘il Shahîh ialah fi‘il yang huruf aslinya berupa huruf shahîh (sehat) atau
tidak berupa huruf ‘illat (‫ا‬, ‫و‬, ‫)ي‬. Fi‘il Shahîh dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Sâlim (‫)سالم‬, yaitu fi’il yang tiga huruf aslinya (morfem akar) berupa shahîh
(sehat) dan tidak berupa hamzah atau mudhâ‘af
Contohnya: ‫ ذهب – يذهب‬، ‫ كتب – يكتب‬، ‫درس – يدرس‬
b. Mahmûz (‫)مهموز‬, yaitu fi‘il yang salah satu huruf aslinya (morfem akar)
berupa hamzah.
Contohnya: ‫ قرأ – يقرأ‬، ‫ سأل – يسأل‬، ‫أخذ – يأخذ‬
c. Mudha‘‘af (‫)مضعف‬, yaitu fi‘il yang huruf kedua dan ketiganya sejenis pada
fi‘il tsulâtsî mujarrad (jumlah huruf aslinya tiga), atau berjumlah fi‘il yang
huruf pertama dan ketiganya sejenis pada fi‘il rubâ‘î mujarrad (jumlah huruf
aslinya empat).
Contohnya: ‫ هز – يهز‬، ‫ رد – يرد‬، ‫ سد – يسد‬dan ‫ قلقل‬،‫ عسسعس‬،‫زلزل‬
2. Fi‘il Mu‘tall (‫)الفعل المعتل‬
Fi‘il Mu‘tall ialah fi‘il yang salah satu atau dua huruf aslinya (morfem
akar) berupa huruf ‘illat. Huruf ‘illat ada tiga, yaitu alif, wawu, dan ya’ (‫ا‬, ‫و‬, ‫)ي‬.
Contohnya: ‫طار – يطير‬, ‫وضع – يضع‬, ‫ روى – يروي‬.
Fi‘il mu‘tall dibedakan menjadi lima macam:
a. Fi‘il mitsâl (‫)مثال‬, yaitu fi‘il yang huruf awalnya berupa huruf ‘illat.
Contohnya: ‫ يسر – يسر‬، ‫ ومق – يمق‬، ‫وعد – يعد‬
b. Fi‘il ajwaf (‫)أجوف‬, yaitu fi‘il yang huruf keduanya berupa huruf ‘illat.
Contohnya: ‫ سار – يسير‬، ‫ صام – يصوم‬، ‫قال – يقول‬
c. Fi‘il nâqish (‫)ناقص‬, yaitu fi‘il yang huruf akhirnya berupa huruf ‘illat.
Contohnya: ‫ وأى – يرى‬، ‫ غزا – يغزو‬، ‫رضي – يرضى‬
d. Fi‘il lafîf mafrûq, yaitu fi’il yang huruf pertama dan huruf ketiganya berupa
huruf ‘illat.
Contohnya: ‫ وفى – يفي‬، ‫ وقى – يقي‬، ‫وصى – يصي‬
e. Fi‘il lafîf maqrûn, yaitu fi‘il yang huruf kedua dan huruf ketiganya berupa
huruf ‘illat.
Contohnya: ‫ سوي – يسوى‬، ‫ قوي – يقوي‬، ‫روى – يروي‬
Pembahasan fi‘il shahîh dan fi‘il mu‘tall akan dipertegas dengan contoh-
contoh aplikatif pada bab berikutnya yang membahas tentang binâ’ al-af‘âl
(bangunan/konstruksi fi‘il).

F. Klasifikasi Fi‘il Berdasarkan Jumlah Huruf Aslinya (Akar)


Ditinjau dari jumlah atau bilangan huruf asli (akar) yang membentuknya,
kalimah fi‘il dibagi menjadi dua, yaitu: fi‘il mujarrad (‫ )الفعل المجرد‬dan fi‘il mazîd ( ‫الفعل‬
‫)المزيد‬.
1. Fi‘il Mujarrad/ ‫( الفعل المجرد‬Semua Hurufnya Asli/Akar)
Fi‘il mujarrad (‫ )الفعل المجرد‬ialah fi‘il yang semua hurufnya asli (akar),
bukan tambahan. Contohnya: ‫ كتب – ي ْكتب‬dan ‫ز ْلزل – يز ْلزل‬
Fi‘il mujarrad dibagi menjadi dua macam:
a. Fi‘il tsulâtsî mujarrad (‫)الفعل الثالثي المجرد‬, yaitu fi‘il yang terdiri dari tiga huruf
asli (akar) dan tidak ada tambahan di dalamnya.
Fi‘il tsulâsî mujarrad (‫ )الفعل الثالثي المجرد‬ada enam macam:
1) Fi‘il yang mengikuti wazan ‫فعل – ي ْفعل‬
Contohnya: ‫ دخل – يدخل‬، ‫ نصر – ي ْنصر‬، ‫كتب – ي ْكتب‬
2) Fi‘il yang mengikuti wazan ‫فعل – يفعل‬
Contohnya: ‫ رجع – يرجع‬، ‫ ضرب – يضْرب‬، ‫جلس – ي ْجلس‬
3) Fi‘il yang mengikuti wazan ‫فعل – ي ْفعل‬
Contohnya: ‫ صنع – يصنع‬، ‫ فتح – يفتح‬، ‫قرأ – يقرأ‬
4) Fi‘il yang mengikuti wazan ‫فعل – يفعل‬
Contohnya: ‫ سلم – يسلم‬، ‫ فهم – يفهم‬، ‫علم – يعلم‬
5) Fi‘il yang mengikuti wazan ‫فعل – يفعل‬
Contohnya: ‫ كرم – يكرم‬، ‫ شجع – يشجع‬، ‫حسن – يحسن‬
6) Fi‘il yang mengikuti wazan ‫فعل – يفعل‬
Contohnya: ‫ ورث – يرث‬، ‫ ومق – يمق‬، ‫حسب – يحسب‬
b. Fi‘il rubâ‘î mujarrad (‫)الفعل الرباعي المجرد‬, yaitu fi‘il yang terdiri dari empat
huruf asli (akar) dan tidak ada tambahan di dalamnya. Fi‘il rubâ‘î mujarrad
hanya memiliki satu wazan, yaitu ‫ف ْعلل – يف ْعلل‬
Contohnya: ‫ بسْمل – يبسْمل‬، ‫ وسْوس – يوسْوس‬، ‫ترجم – يت ْرجم‬
ْ

2. Fi‘il Mazîd/‫( الفعل المزيد‬Huruf Aslinya Mendapat Tambahan)


Fi‘il mazîd ialah fi‘il yang huruf aslinya mendapat tambahan. Fi‘il mazîd
dibedakan menjadi dua, yaitu tsulâtsî mazîd (‫ )الثالثي المزيد‬dan rubâ‘î mazîd
(‫)الرباعي المزيد‬.
a. Fi‘il tsulâtsî mazîd (‫)الفعل الثالثي المزيد‬, yaitu fi‘il tsulâtsî (huruf aslinya tiga)
yang ditambah satu huruf ( ٍ‫)المزيد بح ْرف‬, dua huruf (‫)المزيد بح ْرفين‬, atau tiga
huruf ( ٍ‫)المزيد بثالثة أ ْحرف‬.
1) Fi‘il tsulâtsî yang ditambah satu huruf ( ٍ‫ )الفعل الثالثي المزيد بح ْرف‬memiliki tiga
wazan, yaitu:
a) ‫ فعل – يفعل‬, contohnya: ‫ سلم – يسَلم‬، ‫علَم – يعلم‬
b) ‫ فاعل – يفاعل‬, contohnya: ‫ جاهد – يجاهد‬، ‫قاتل – يقاتل‬
c) ‫ أ ْفعل – ي ْفعل‬, contohnya: ‫ أسْلم – يسْلم‬، ‫أ ْكرم – ي ْكرم‬
2) Fi‘il tsulâtsî yang ditambah dua huruf (‫ )الفعل الثالثي المزيد بح ْرفين‬memiliki
lima wazan, yaitu:
a) ‫ تفاعل – يتفاعل‬, contohnya: ‫تقارب – يتقارب‬
b) ‫ تفعل – يتفعل‬, contohnya: ‫تقدم – يتقدم‬
c) ‫ ا ْفتعل – ي ْفتعل‬, contohnya: ‫اجتمع – يجتمع‬
d) ‫ ا ْنفعل – ي ْنفعل‬, contohnya: ‫ ينقطع‬- ‫انقطع‬
e) ‫ ا ْفعل – ي ْفعل‬, contohnya: ‫احمر – يحمر‬
3) Fi‘il tsulâtsî yang ditambah tiga huruf (‫ )الفعل الثالثي المزيد بح ْرفين‬memiliki
empat wazan, yaitu:
a) ‫ استفعل – يستفعل‬, contohnya: ‫استغفر – يستغفر‬
b) ‫ افعوعل – يفعوعل‬, contohnya: ‫اعشوشب – يعشوشب‬
c) ‫ افعال – يفعال‬, contohnya: ‫احمار – يحمار‬
d) ‫ افعول – يفعول‬, contohnya: ‫اعلوط – يعلوط‬
b. Fi‘il rubâ‘î mazîd (‫)الفعل الرباعي المزيد‬, yaitu fi‘il rubâ‘î yang ditambah satu
huruf (‫ )المزيد بحرف‬atau dua huruf (‫)المزيد بحرفين‬.
Fi‘il rubâ‘î mazîd yang mendapat tambahan satu huruf (‫ )المزيد بحرف‬memiliki
satu wazan, yaitu ‫تفعلل – يتفعلل‬
Contohnya: ‫ تبسمل – يتبسمل‬، ‫تدخرج – يتدخرج‬
Sedangkan fi‘il rubâ‘î mazîd yang mendapat tambahan dua huruf ( ‫المزيد‬
‫ )بحرفين‬memiliki dua wazan, yaitu:
1. ‫ افعنلل – يفعنلل‬, contohnya: ‫احرنجم – يحرنجم‬
2. ‫ افعلل – يفعلل‬, contohnya: ‫اطمأن – يطمئن‬
Perubahan bentuk fi‘il mujarrad (yang hurufnya asli) ke bentuk mazîd
(yang mendapat tambahan) secara umum akan mengubah arti. Perubahan arti
dan fungsi lain dari perubahannya akan dijelaskan pada bab tashrîf al-af‘âl.

G. Klasifikasi Fi‘il Berdasarkan Kala pada Situasinya


Selanjutnya, ditinjau dari kala/waktu yang menyertai situasinya, kalimah
fi‘il dibagi menjadi tiga, yaitu fi‘il mâdhi (‫)فعل ماض‬, fi‘il mudhâri‘ (‫)فعل مضارع‬, dan fi‘il
amr (‫)فعل األمر‬.
1. Fi‘il mâdhi (‫ )فعل ماض‬ialah fi‘il yang menunjukkan perbuatan, pekerjaan, atau
peristiwa yang sudah lampau.
Fi‘il mâdhi mempunyai empat belas bentuk sesuai dengan jumlah dhamîr yang
menyertai situasinya. Dhamîr yang menyertai fi‘il mâdhi berfungsi sebagai
subjek atau fâ‘il. Keempat belas bentuk fi‘il mâdhi tersebut secara garis besar
dikelompokkan menjadi tiga kelompok.
a. Fi‘il mâdhi yang mengandung dhamîr mutakallim atau orang pertama.
Fi‘il mâdhi yang mengandung dhamîr mutakallim (‫ )ضمير المتكلم‬ada dua,
yaitu:
1) ‫ فع ْلت‬mengandung dhamîr mutakallim mufrad (‫) أنا‬
2) ‫ فع ْلنا‬mengandung dhamîr mutakallim jama‘ (‫) نحن‬
b. Fi‘il mâdhi yang mengandung dhamîr mukhâthab atau orang kedua.
Fi‘il yang mengandung dhamîr mukhâthab (‫ )ضمير المخاطب‬ada enam
macam, yaitu:
1) ‫ فع ْلت‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar mufrad (‫)أنت‬
2) ‫ فع ْلتما‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar mutsannâ (‫)أنتما‬
3) ‫ فع ْلت ْم‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar jama‘ (‫)أنتم‬
4) ‫ فع ْلت‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats mufrad (‫)أنت‬
5) ‫ فع ْلتما‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats mutsannâ (‫)أنتما‬
6) ‫ فع ْلتن‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats jama‘ (‫)أنتن‬
c. Fi‘il mâdhi yang mengandung dhamîr ghâ’ib atau orang ketiga.
Fi‘il mâdhi yang mengandung dhamîr ghâ’ib (‫ )ضمير الغائب‬ada enam macam,
yaitu:
1) ‫ فعل‬mengandung dhamîr ghâ’ib mudzakkar mufrad (‫)هو‬
2) ‫ فعال‬mengandung dhamîr ghâ’ib mudzakkar mutsannâ (‫)هما‬
3) ‫ فعلوا‬mengandung dhamîr ghâ’ib mudzakkar jama‘ (‫)هم‬
ْ ‫ فعل‬mengandung dhamîr ghâ’ib mu’annats mufrad (‫)هي‬
4) ‫ت‬
5) ‫ فعلتا‬mengandung dhamîr ghâ’ib mu’annats mutsannâ (‫)هما‬
6) ‫ فع ْلن‬mengandung dhamîr ghâ’ib mu’annats jama‘ (‫)هن‬
2. Fi‘il mudhâri‘ ialah fi‘il yang menunjukkan perbuatan, pekerjaan, atau peristiwa
yang sedang atau akan terjadi. Tanda-tanda fi‘il mudhâri‘ ialah diawali dengan
salah satu dari huruf mudhâra‘ah (‫ ;)حروف المضارعة‬yaitu hamzah (‫)أ‬, ta’ (‫)ت‬,
nun (‫)ن‬, dan ya’ (‫)ي‬
Fi‘il mudhâri‘ mempunyai empat belas bentuk sesuai dengan jumlah dhamîr
yang menyertai situasinya. Dhamîr yang menyertai fi‘il mudhâri‘ itu berfungsi
sebagai subjek atau fâ‘il. Keempat belas bentuk fi‘il mudhâri‘ ini dikelompokkan
menjadi tiga kelompok:
a. Fi‘il mudhâri‘ yang mengandung dhamîr mutakallim atau orang pertama.
Fi‘il mudhâri‘ yang mengandung dhamîr mutakallim (‫ )ضمير المتكلم‬ada dua
macam:
1) ‫ أفعل‬mengandung dhamîr mutakallim mufrad (‫) أنا‬
2) ‫ ن ْفعل‬mengandung dhamîr mutakallim jama‘ (‫) نحن‬
b. Fi‘il mudhâri‘ yang mengandung dhamîr mukhâthab atau orang kedua.
Fi‘il mudhâri‘ yang mengandung dhamîr mukhâthab (‫ )ضمير المخاطب‬ada
enam macam:
1) ‫ ت ْفعل‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar mufrad (‫)أنت‬
2) ‫ ت ْفعالن‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar mutsannâ (‫)أنتما‬
3) ‫ ت ْفعل ْون‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar jama‘ (‫)أنتم‬
4) ‫ ت ْفعليْن‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats mufrad (‫)أنت‬
5) ‫ ت ْفعالن‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats mutsannâ (‫)أنتما‬
6) ‫ ت ْفع ْلن‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats jama‘ (‫)أنتن‬
c. Fi‘il mudhâri‘ yang mengandung dhamîr ghâ’ib atau orang ketiga.
Fi‘il mudhâri‘ yang mengandung dhamîr ghâ’ib (‫ )ضمير الغائب‬ada enam
macam:
1) ‫ ي ْفعل‬mengandung dhamîr ghâ’ib mudzakkar mufrad (‫) هو‬
2) ‫ ي ْفعالن‬mengandung dhamîr ghâ’ib mudzakkar mutsannâ (‫)هما‬
3) ‫ ي ْفعل ْون‬mengandung dhamîr ghâ’ib mudzakkar jama‘ (‫)هم‬
4) ‫ ت ْفعل‬mengandung dhamîr ghâ’ib mu’annats mufrad (‫)هي‬
5) ‫ ت ْفعالن‬mengandung dhamîr ghâ’ib mu’annats mutsannâ (‫)هما‬
6) ‫ ي ْفع ْلن‬mengandung dhamîr ghâ’ib mu’annats jama‘ (‫)هن‬
3. Fi‘il amr ialah fi‘il yang menunjukkan arti perintah untuk melaksanakan
pekerjaan.
Fi‘il amr hanya mempunyai enam bentuk, yaitu tiga bentuk untuk orang kedua
mudzakkar, dan tiga bentuk lainnya untuk orang kedua mu’annats. Bentuk-
bentuk fi‘il amr ialah sebagai berikut:
a. ‫ ا ْفع ْل‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar mufrad/tunggal (‫)أنت‬
b. ‫ ا ْفعال‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar mutsannâ/dua (‫)أنتما‬
c. ‫ ا ْفعل ْوا‬mengandung dhamîr mukhâthab mudzakkar jama‘ (‫)أنتم‬
ْ ‫ ا ْفعل‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats mufrad/tunggal (‫)أنت‬
d. ‫ي‬
e. ‫ ا ْفعال‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats mutsannâ/dua (‫)أنتما‬
f. ‫ ا ْفع ْلن‬mengandung dhamîr mukhâthab mu’annats jama‘ (‫)أنتن‬

H. Klasifikasi Fi‘il Berdasarkan Objeknya


Setiap fi‘il (kata kerja) pada dasarnya membutuhkan subjek atau fâ‘il.
Tetapi, tidak semua fi‘il membutuhkan objek atau maf‘ûl. Berdasarkan
kebutuhannya pada objek (maf‘ûl), kalimah fi‘il dibagi menjadi dua, yaitu fi‘il lâzim
(tidak membutuhkan objek) dan fi‘il muta‘addî (membutuhkan objek).
1. Fi‘il lâzim, yaitu fi‘il yang hanya memiliki fâ‘il atau pelaku dan tidak memiliki
maf‘ûl bih atau objek/penderita.
Contohnya: ‫قام – يقوم‬ yang berarti “berdiri” dan ‫جلس – يجلس‬ yang berarti
“duduk”.
2. Fi‘il muta‘addî, yaitu fi‘il yang memiliki fâ‘il atau pelaku dan membutuhkan
maf‘ûl bih atau objek/penderita.
ْ ‫شرب – ي‬
Contohnya: ‫شرب‬ yang berarti “minum” dan ‫تبع – يتبع‬ yang berarti
“mengikuti”.
Ada juga fi‘il muta‘addî yang membutuhkan dua maf‘ul bih.
Contohnya: ‫ أعطى – يعطي‬artinya “memberi” dan ‫ ظن – يظن‬artinya “mengira”.
Selanjutnya, ada beberapa fi‘il lâzim yang dengan proses tertentu menjadi fi‘il
muta‘addî yaitu dengan mengikuti wazan-wazan sebagai berikut:
a. ‫ أ ْفعل – ي ْفعل‬, seperti: ‫ ا ْخرج – ي ْخرج‬artinya “mengeluarkan”
b. ‫ فعل – يفعل‬, seperti: ‫ فرح – يفرح‬artinya “menggembirakan”
c. ‫ فاعل – يفاعل‬, seperti: ‫ وافق – يوافق‬artinya “menyetujui”

I. Klasifikasi Kalimah Harf


Karena ilmu sharf secara khusus mengkaji bentuk-bentuk kalimah yang
berubah, utamanya isim dan fi‘il, maka bahasan tentang kalimah harf ini semata
untuk memperkenalkan aneka bentuknya dan beberapa fungsinya. Dengan
mengenal bentuk dan fungsi kalimah harf, pelajar bahasa Arab diharapkan
semakin memahami perbedaan yang tegas antara kalimah harf dengan kalimah
isim dan fi‘il serta mampu mengidentifikasi ragam perubahan yang terjadi pada
kalimah isim dan fi‘il serta aneka bentuk kalimah harf yang tidak berubah.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, harf (‫ )حرف‬ialah kalimah yang
tidak memiliki arti yang sempurna kecuali setelah berhubungan dengan kalimah
lain. Dalam hubungannya dengan kalimah lain, kalimah harf dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu: harf yang masuk pada kalimah fi‘il, harf yang masuk pada
kalimah isim, dan harf yang bisa masuk pada kalimah fi‘il dan isim.
a. Harf yang masuk pada kalimah fi’il
1. Harf-harf nashb (‫)حروف النصب‬, yaitu harf-harf yang menashabkan fi‘il
mudhâri‘. Harf-harf itu antara lain:
‫( أن‬bahwasanya), ‫( لن‬tidak akan), ‫( كي‬agar, supaya), ‫إذن‬/‫( إذا‬jika), ‫الم الجحود‬/‫ل‬
(ingkar), ‫الم التعليل‬/‫( ل‬untuk), ‫فاء السببية‬/‫( ف‬maka), ‫( حتى‬hingga). ‫فاء السببية‬, ‫الم‬
‫التعليل‬, ‫الم الجحود‬, dan ‫ حتى‬mengandung ‫ أن‬yang menashabkan fi‘il mudhâri‘
setelahnya.
2. Harf-harf jazm (‫)حروف الجزم‬, yaitu harf-harf yang menjazamkan fi‘il mudhâri‘.
Harf-harf itu antara lain:
‫( لم‬tidak), ‫( لما‬belum), ‫( الم األمر‬hendaklah), ‫( الم الناهية‬jangan)
3. ‫ ال‬dan ‫ما‬, keduanya harf nafy. ‫ ما‬sering masuk pada fi‘il mâdhi, dan ‫ ال‬sering
juga masuk pada fi‘il mudhâri‘.
4. ‫ قد‬, apabila masuk pada fi‘il mâdhi berarti menguatkan atau
menyungguhkan, sedangkan apabila masuk pada fi‘il mudhâri‘, ‫ قد‬berarti:
kadang-kadang.
5. ‫ )س( السين‬dan ‫سوف‬, keduanya masuk pada fi‘il mudhâri‘ dan bermakna
“akan”. ‫ )س( السين‬berarti “akan segera” sedangkan ‫ سوف‬berarti “akan lebih
lama”.
b. Harf yang Masuk pada Kalimah Isim
1. Harf-harf jarr (‫)حروف الجر‬, yaitu harf-harf yang men-jar-kan isim sesudahnya.
Harf-harf jarr antara lain: ‫( من‬dari), ‫( إلى‬ke), ‫( على‬di atas), ‫( في‬di dalam),
‫الباء‬/‫( ب‬dengan), ‫الكاف‬/‫( ك‬seperti), ‫الالم‬/‫( ل‬untuk), ‫واو القسم‬/‫( و‬demi), ‫تاء القسم‬/‫ت‬
(demi), ‫( حتى‬sampai), ‫( رب‬kadang-kadang), ‫( منذ‬sejak), ‫( مذ‬sejak).
2. Harf “inna” (‫ )إن‬dan beberapa sudaranya (‫ ;)أخواتها‬huruf-huruf ini apabila
masuk pada mubtada’ dan khabar akan menashabkan mubtada’-nya dan
sekaligus mengubah fungsinya sebagai isim ‫إن وأخواتها‬, sedangkan
khabarnya tetap rafa‘ tetapi berubah fungsi sebagai khabar ‫إن وأخواتها‬.
Harf-harf itu antara lain:
‫( إن‬sesungguhnya, sungguh), ‫( أن‬sesungguhnya), ‫( لكن‬tetapi), ‫( كأن‬seakan-
akan), ‫( لعل‬mudah-mudahan), ‫( ليت‬mudah-mudahan).
3. Harf Nidâ’ (‫ ;حرف النداء‬partikel sapaan), yaitu harf yang digunakan untuk
memanggil seseorang atau sesuatu (munâdâ). Harf nidâ’ antara lain:
‫يا‬/‫( أيا‬wahai), ‫( هيا‬wahai), ‫( أي‬wahai), ‫الهمزة‬/‫( أ‬wahai), ‫( وا‬wahai).
4. Harf istitsnâ’ (‫ )حرف االستثناء‬atau pengecualian. Isim yang disebut sebelum
istitsnâ’ disebut mustatsnâ’ minhu, sedangkan isim sesudahnya disebut
mustatsnâ’. Harf-harf istitsnâ’ seperti: ‫إال‬, ‫غير‬, ‫سوى‬, ‫عدا‬, ‫حاش‬, ‫( خال‬artinya:
kecuali).
5. Wawu ma‘iyyah (‫)واو المعية‬, yaitu wawu (‫ )و‬yang berarti “beserta/bersama”.
6. Lâm al-ibtidâ’ (‫)الم االبتداء‬, yaitu lâm/la (‫ )ل‬yang ditempatkan di awal kalimah
dan biasanya berarti “sungguh”.
c. Harf yang Masuk pada Kalimah Isim dan Fi‘il
1. Harf ‘athf (‫)حرف العطف‬, yaitu harf yang menjadi penghubung antara dua isim
atau dua fi‘il.
2. Dua harf istifhâm (‫)حرفا االستفهام‬: hamzah/‫ أ‬dan ‫هل‬, artinya: apakah.
3. Wawu hal (‫) واو الحال‬, yaitu wawu yang menghubungkan antara shâhibul-hâl
(‫ )صاحب الحال‬dan jumlatul-hâl (‫)جملة الحال‬, baik jumlah ismiyyah maupun
jumlah fi‘liyyah.
4. Lâmul-qasam (‫)الم القسم‬, yaitu lam (‫ )ل‬yang ditempatkan pada jawab qasam,
baik jumlah ismiyyah maupun jumlah fi‘liyyah.
Demikian pembahasan tentang klasifikasi kalimah bahasa Arab yang meliputi
isim, fi‘il, dan harf. Beberapa klasifikasi isim, seperti isim dhamîr, isim isyârah, dan
isim maushûl akan dibahas secara lebih lengkap pada isim jâmid, begitu juga
klasifikasi isim musytaqq yang mencakup isim fâ‘il, isim maf‘ûl, dan beberapa isim
shifah. Tentang wazan-wazan fi‘il dan makna perubahan dari fi‘il mujarrad ke bentuk
mazîd, akan dibahas pada tashrîf al-af‘âl.

RANGKUMAN
1. Kalimah isim ditinjau dari jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu: mudzakkar
(‫ )المذكر‬dan mu’annats (‫)المؤنث‬.
2. Kalimah isim ditinjau dari arti umum dan khusus, dibagi menjadi dua,
yaitu: nakirah )‫ )النكرة‬dan ma‘rifah (‫)المعرفة‬.
3. Kalimah isim ditinjau dari bilangan artinya dibagi menjadi tiga, yaitu:
mufrad (‫)المفرد‬, mutsannâ (‫)المثنى‬, dan jama‘ (‫)الجمع‬
4. Kalimah isim dilihat dari bentuk akhirnya, dibagi menjadi dua, yaitu:
shahîh al-âkhir (‫ )صحيح اآلخر‬dan ghair shahîh al-âkhir (‫)اآلخر غير صحيح‬.
5. Isim ghair shahîh al-âkhir dibagi menjadi tiga, yaitu: isim maqshûr ( ‫اسم‬
‫)المقصور‬, isim manqûsh (‫)اسم المنقوص‬, dan isim mamdûd (‫)اسم الممدود‬.
6. Kalimah fi‘il ditinjau dari huruf shahîh dan huruf ‘illat yang menjadi
konstruksinya dibagi menjadi dua, yaitu: fi‘il shahîh (‫ )الفعل الصحيح‬dan fi‘il
mu‘tall (‫)الفعل المعتل‬. Fi‘il shahîh (‫ )الفعل الصحيح‬dibagi menjadi tiga, yaitu:
sâlim (‫)سالم‬, mahmûz (‫)مهموز‬, dan mudhâ‘af (‫ ;)مضاعف‬sedangkan fi‘il
mu‘tall dibagi menjadi 5 (lima), yaitu: mitsâl (‫)مثال‬, ajwaf (‫)أجوف‬, nâqish
(‫)ناقص‬, lafîf mafrûq (‫)لفيف مفروق‬, dan lafîf maqrûn (‫)لفيف مقرون‬.
6. Kalimah fi‘il ditinjau dari jumlah huruf dalam konstruksinya dibagi
menjadi dua, yaitu: fi‘il mujarrad (‫ )المجرد الفعل‬dan fi‘il mazîd (‫)الفعل المزيد‬.
Fi‘il mujarrad dibagi dua, yaitu: fi‘il tsulâtsî mujarrad (‫)الفعل الثالثي المجرد‬
dan fi‘il rubâ‘î mujarrad (‫)المجرد الفعل الرباعي‬.
7. Fi‘il mazîd (‫ )الفعل المزيد‬dibagi menjadi dua, yaitu: fi‘il tsulâtsî mazîd ( ‫الفعل‬

Anda mungkin juga menyukai