Di susun oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita mampu menyusun makalah ini yang Insya Allah
dapat memberikan manfaat.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang ini,
tanpa beliau dan tanpa izin Allah mungkin kita tidak mungkin akan mengetahui tentang
banyak nya Ilmu pengetahuan baik bersifat umum maupun religi.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Arab yang
telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dan tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih kepada keluarga, serta rekan-rekan yang ikut mendukung dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini kami menyadari penyusunan masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami harap rekan-rekan sekalian dapat memberikan kritikan serta
masukan agar kedepannya kami dapat menyusun makalah lebih baik.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................................III
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian I’rab..................................................................................................2
C. Pembagian I'rab..................................................................................................3
D. Tanda-tanda I'rab................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlu diketahui bahwa bahasa Arab memiliki keistimewaan tersendiri
dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya, diantaranya keistimewaan bahasa
Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, sebagaimana tercantum dalam
Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 2 :
ِا َّنٓا َاْنَز ْلٰنُه ُقْر ٰا اًن َع َر ِبًّيا َّلَع َّلْمُك َتْع ِقُلْو َن
Artinya: “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-Qur'an berbahasa Arab
agar kamu mengerti”.
Dari ayat diatas dapat dipahami, bahwa seseorang yang ingin mempelajari
perkataan Allah (kalamullah) yang terdapat dalam Al-Qur'an, maka ia harus
menguasai Bahasa Arab.
Dan dalam kenyataannya pula bahwa bahasa Arab mutlak diperlukan dalam
mempelajari dan memahami ilmu agama Islam karena sebagaimana diketahui
bahwa buku-buku sumber pengetahuan agama Islam. Terutama yang lebih luas
dan lengkap pada umumnya masih ditulis dalam bahasa Arab. Bahkan al-Qur’an
kitab suci umat Islam dan hadits Nabi yang menjelaskan isi al-Qur’an itu
keduanya berbahasa Arab, juga kitab-kitab ulama Islam yang berkenaan dengan
berbagai macam cabang ilmu pengetahuan agama Islam masih banyak ditulis
dalam bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’rob
Kata I’rab ( )إعرابsecara bahasa memiliki arti “baris” atau juga “harakat”,
Kata i’rab ada juga yang mengatakan berasa dari bahasa arab yang mempunyai arti
perubahan, sedangkan menurut professor doktor sarjana ahli nahwu, i’rob yaitu
perubahan yang terjadi pada ahir kata yang di sebabkan oleh perbedaan amil yang
masuk, baik berupa lafadz atau taqdirnya. Sedangkan bina’ itu merupakan kebalikan
dari i’rab yang masing-masing keduanya memiliki karekteristik yang sangat berbeda-
beda.[1]
َتْغِي ُري َاَو اِخ ِر الِلَك ِم اِل ْخ ِتاَل ِف الَع َو اِم ِل اَدل اِخ ِةَل َعَلَهيا َلْفًظ ا َاْو َتْقِد يًر ا
Artinya :
“Berubahnya (harokat) akhir suatu kalimat yang disebabkan adanya
perbedaan ‘amil (yang memerintah) yang menempel pada kalimat tersebut,
baik dalam segi lafadznya atau pun kira-kiranya’’
Maksud dari arti tersebut ialah: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap
akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik
perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja
keberadaannya.
I'rob pada isim (kata benda) ada tiga macam yaitu rof'un (
)رفع, nashbun ( )نصب, dan jarrun ( )جر. Sedangkan I'rob pada kata kerja
(Fi’il )ada 3 yaitu : rof'un (عMM)رف, nashbun ( بMM)نص, jazmun (زمMM)ج. I'rob
(perubahan akhir) pada suatu isim yanh menunjukkan kedudukan atau suatu
fungsi isim tersebut dalam kalimat baik sebagai subjek,predikat,objek
langsung maupun objek dari suatu kata depan. Isim atau kata benda yang
mengalami
dinamakan ism mabniy ( نيMMم مبMM)اس. Pada isim mabni tidak ada
perubahan di akhir isim tersebut.
2
B. Pembagian I’rob
keterangan :
1. Rafa’ : perubahan yang khusus, yang ditandai dengan dlomah atau
yang menggantinya. Contohnya : جَاَء ٌمَحْم ٌد
2. Nashab : Yaitu perubahan yang khusus, yang ditandai dengan fathah
atau yang menggantinya, contohnya َز ْيًدا َر َأْيُت
3. Khofad/jer : Yaitu perubahan yang tertentu, yang ditandai dengan
kasroh atau yang menggantinya. Contohnya : َم َر ْر ُت ِبَز ْيٍد
4. Jazm : Yaitu perubahan yang tertentu yang ditandai dengan sukun
atau yang menggantinya. Contohnya : َلْم َيْض ِر ْب
C. Tanda-tanda I’rob
ِللَّر ْفِع َأْر َبُع َع اَل َم اٍت َالَّض َّم ُة َو اْلَو اُو َو اَأْلِلُف َو الُّنْو ُن
Artinya : “I’rob rafa’ itu mempunyai 4 tanda, yaitu dlomah,
wawu, alif dan nun”.
Setiap kalimah, ketika rafa’ pasti menggunakan salah satu dari 4
tanda tersebut. Dan setiap tanda mempunyai tempat – tempat tersendiri
yang akan dibahas di bawah ini :
1) Dhammah, merupakan tanda i”rob asli. contohnya maka ia menjadi
tanda bagi rafa’ pada empat tempat :
(1) Pada Isim Mufrad, yaitu yang menunjukkan makna tunggal.
Contoh : َقَر َأ ُمَحَّم ٌد الُقْر أَن
(2) Jama’ taktsir, yaitu lafadz yang menunjukkan arti banyak dan
tidak terikat pada objek perempuan maupun laki-laki. Jamak
taksir juga dapat dimaknai suatu lafadz yang menunjukkan arti
banyak yang bentuk lafadznya berubah dari bentuk tunggalnya.
Misalnya; طلبmenjadi طالب, contoh;
3
biasanya di aakhiri dengan huruf alif dan ta’. Contoh : َج اَئِت
اْلُم ْس ِلَم اُت (para wanita muslimah datang)
ُذ ْو َم اٍل، ُفْو َك، َحُم ْو َك، َاُخ ْو َك، َج اَء َاُبْو َك
3) alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang
tertentu.Isim tatsniyah adalah suatu kata benda yang menunjukkan
makna dua. Isim tatssniyah biasanya di akhiri dengan huruf alif dan
nun ( )أ نketika rafa’, dan di akhiri ya’ dan nun ( )ينketikaa tingkah
nasab dan jer. Contoh;
4
(3) Dhamir muannas mukhatabah, contoh;
َتْفَع ِلَنْي
2. I’rob Nashab
I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya
dan membuang (menghilangkan) huruf nun.
1) Fathah merupakan tanda i’rob nasab asli, maka ia menjadi tanda bagi
nashab pada tiga tempat :
(1) Pada Isim Mufrad, seperti dalam contoh :
2) Alif. Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asma’ul
khomsah, Contoh :
Asma’ul khomsah
( َر َأْيُت اْلُم ْس ِلَم اِتbentuk jamak dari lafadh )ُم ْس ِلَم ٌة
5
4) Ya’. Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada isim tatsniyah dan
jamak mudzakar salim. Contoh:
(3) Jamak muanas salim, َس َّلْم ُت َعىَل الَّط اِلَباِت (saya memberi
salam kepada siswi-siswi).
2) Ya’. masuk pada tiga tempat, yaitu :
(1) Asma’ul khomsah, ( َأَتْذ َه ُب ِا ىَل َأِخ ْيَك ؟apakah kamu akan
pergi kepada saudaramu?).
6
(3) Jamak muzakar salim, َالَّلُهَّم اْجَع ْلَنا ِم َن اْلَفاِئِز ْيَن (ya Allah
jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapatkan
kemenangan).
3) Fathah, masuk pada satu tempat, yaitu :
(1) Isim ghoir munsorif (isim yang tidak menerima tanwin), َه ِذِه ال
َّس َّياَر ُة ِلَع اِئَش َة (mobil ini milik Aisyah).
4. I’rab jazm
I’rab jazm merupakan i’rab yang dikhususkan untuk kalimat fiil.
Adapun tanda irab jazm yang akan kita bahas disini ada dua, yaitu sukun
dan membuang (nun+huruf ‘illat). Dalam redaksi kitab jurumiyah
disebutkan sebagai berikut :
7
3) Membuang huruf ‘illat.
Contoh :
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I’rab adalah “pengubahan” atau “perubahan” akhir masing-masing kata
karena perbedaan faktor yang memasukinya, menganggap bahwa i’rab itu adalah
suatu proses perubahan yang abstrak, tidak kelihatan konkret. Berubahnya akhir
kata itu tidak kelihatan, tiba-tiba saja tanda i’rab itu berubah menjadi tanda i’rab
yang lain.
Definisi ini menganggap bahwa i’rab itu berada di antara ketentuan tanda
i’rab yang satu dengan yang lainnya. Padahal masing-masing i’rab, yakni i’rab
rofa’, nashab, jar dan jazm itu adalah ketentuan setelah selesainya ‘perubahan’
itu, misalnya berubah menjadi i’rab nashab, berubah menjadi i’rab jar atau
menjadi i’rab jazm atau menjadi i’rab rofa’. Jadi i’rab itu bukan berada pada saat
perubahan itu tetapi pada saat ketentuan setelah selesai perubahan itu. Pada saat
perubahan itu tidak ada namanya, hanya sekedar proses perubahan saja.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Malik, Ibnu dkk. Terjemah Alfiah Ibnu Malik, Lamongan: Pon-Pes TABAH.
1999.
10