Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MARFUATUL ASMA’

“Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahas Arab Semester II


2020 / 2021”

DOSEN PENGAMPU : H. Ahmad Labib, M.Pd.I

 
 

Disusun oleh:

Nama / NIM : 1. Muchammad Ridho Maulana (20111359)


2. Abu Haris Hamam (20111327)
Kelas : Weekend
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester : II (Dua)
Jenjang : S1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL ( STIK )
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufiq, hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tanpa halangan suatu apapun. Tak lupa penulis
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “MARFUATUL ASMA” bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab II. Dalam penyusunan
makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dorongan
dari berbagai pihak, oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Ahmad Tantowi, M.Si, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi
Islam Kendal (STIK) yang telah memberikan kesempatan untuk membuat
makalah ini.
2. Bapak H. Ahmad Labib, M.Pd.I. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Bahasa Arab II yang telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan
dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang berperan dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.


Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi berbagai pihak. Aamiin...

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Kendal , 26 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
D. Sistematika Penulisan ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Marfuatul Asma........................................................................3
B. Fa’il.............................................................................................................3
C. Naibul Fa’il.................................................................................................4
D. Mubtada’ ....................................................................................................4
E. Khobar........................................................................................................4
F. Isim Kanna..................................................................................................4
G. Khobar Inna................................................................................................5
H. Tawabik lilmarfu’.......................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak orang berkata bahasa arab itu bahasa Al-Quran dan


bahasa Al-Quran adalah bahasa arab, meskipun ada juga yang
berpendapat bahwa bahasa Al-Quran adalah bahasa arab namun tidak
semua bahasa arab adalah bahasa Al-Quran. Namun, disini kita
bukanlah membahas dan membicarakan filsafat, juga mengasah
kepandaian dalam bermantiq, ada satu hal yang utama yang kita
jadikan poin penting dari pendapat umum di atas, bahwa bahasa arab
mempunyai kaitan yang dekat dan kuat dengan Al-Quran, suatu
kemestian bagi seorang muslim memahami keduanya.
Salah satu elemen terpenting dalam mempelajari Al-Quran –
tentunya bahasa arab juga- adalah ilmu nahwu, ilmu yang mempelajari
tentang harokat huruf dalam Bahasa Arab, apakah rofa, nasab, jar,
atau jazm. Insya Allah kali ini kita akan membahas salah satu bagian
pokok dalam ilmu nahwu, yakni mengenai marfu’atul asma.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan macam-macam marfu’atul asma ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan macam-macam marfu’atul asma.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Bagian awal terdiri atas: halaman sampul luar, halaman judul, kata
pengantar, serta daftar isi.
2. Bagian utama terdiri atas: pendahuluan, isi, penutup.
a. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
b. Isi berupa uraian lengkap tentang tema atau masalah yang
diungkapkan.
c. Penutup yaitu bagian akhir karangan yang berisi pokok pikiran
yang harus diingat pembaca. Selain itu, bagian penutup
merupakan kesimpulan dan saran dari isi suatu karangan.
3. Bagian akhir terdiri atas: daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Marfu’atul Asma
Marfu’atul asma, ‫ َما ِء‬LLLLLL‫ات األَ ْس‬LLLLLLَ
ُ ‫ َمرْ فُوْ ع‬adalah keadaan
dirofakkannya isim (kata benda) menjadi bentuk marfuk (dammah).
Marfu’atul asma dibagi dalam 7 kelompok.
a. Fa’il, ‫الفَا ِع ُل‬
b. Naib fail, ِ َ‫نَائِبُ الف‬
‫اع ِل‬
c. Mubtadak, Lُ‫ْال ُم ْبتَدَأ‬
d. Khobar, ‫ْال َخبَ ُر‬
e. Isim kana, َ‫اِ ْس ُم َكان‬
f. Khobar inna, ‫َخبَ ُر إِ َّن‬
g. Tawabik lilmarfuk, ِ ْ‫التَّوابِ ُع لِ ْل َمرْ فُو‬
‫ع‬

B. FA’IL

Fa’il ialah  isim marfu’ yang terletak sesudah  fi’il ma’lum


(kata kerja yang subjeknya disebutkan dalam kalimat) untuk
mengindikasikan  pelaku dari sebuah  pekerjaan.
Contoh:
‫ض=============== َر َب َعلِ ٌّي ا ْل َك ْل َب‬
َ (Ali sudah  memukul anjing)
Contoh di atas sudah jelas sekali bahwa fa'il ' ‫ ' َعلِ ٌّي‬dibaca rofa' dengan
tanda rofa'nya yaitu dhommah yang nampak di akhir kata.
C. NAIBUL_FA’IL

Naibul fa’il ialah  isim marfu’ yang terletak sesudah  fi’il


majhul (kata kerja yang subjeknya disembunyikan dan diganti dengan
objeknya yang kemudian objek tersebut disebut juga dengan Naibul
fa'il, dalam bahasa Indonesia dinamakan kalimat pasif untuk
mengindikasikan  orang yang dikenai pekerjaan. Contoh:
ُ ‫ض ِر َب ا ْل َك ْل‬
‫ب‬ ُ (Anjing itu telah dipukul)

Contoh di atas sebenarnya bentuk lain dari contoh di poin pertama, hanya
saja fi'il yang ada pada contoh kedua ini menggunakan fi'il majhul, sehingga
kata ُ‫ ْالك َْلب‬yang tadinya menjadi maf'ul (objek) sekarang menjadi Naibul Fa'il
dan mempunyai kedudukan rofa' sama halnya seperti fa'il karena ia mewakili
fa'il sesuai dengan namanya (NAIBUL FA'IL=Pengganti Fa'il).

D. MUBTADA' & KHOBAR


Mubtada’ ialah  setiap isim yang berada pada awal  kalimat (Subyek)
Khobar ialah  sesuatu yang bisa  menyempurnakan arti  mubtada’ (Predikat)
Contoh:
ٌ‫َط ِبيْب‬ ‫م َُح َّم ٌد‬ (Muhammad ialah  seorang dokter)
‫م َُح َّم ٌد‬ --> MUBTADA'
ٌ‫ َط ِبيْب‬--> KHOBAR
Penjelasan yang diikuti contoh di atas tentunya sudah sangat jelas dan
simple, intinya mubtada dan khobar itu selamanya harus dibaca rofa',
dalam contoh di atas tanda rofa' nya adalah dhommah.

E. ISIM KAANA
Kaana dan saudari-saudarinya adalah fi’il-fi’il yang masuk pada
rangkaian  mubtada’ dan khobar sampai-sampai  merofa’kan mubtada’
dan menashobkan khobar.
Mubtada’ yang sudah  dirofa’kan oleh kaana dan saudari-saudarinya
dikenal dengan Isim Kaana. Sedangkan khobar yang sudah 
dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan
Khobar Kaana
Contoh:
‫ َك=============================================================================================================انَ هللاُ َعلِ ْي ًما‬: ‫هللاُ َعلِ ْي ٌم‬
ُ‫ هللا‬--> dari MUBTADA' menjadi ISIM KAANA sesudah  di dahului
KAANA
‫ َعلِ ْي ًما‬--> KHOBAR KAANA menduduki posisi manshub sesudah  ada
KAANA
F. KHOBAR INNA
Inna dan saudari-saudarinya adalah huruf  yang masuk
pada rangkaian  mubtada dan khobar, sampai-sampai  menashabkan
mubtada dan merofa’kan khobar.
Mubtada’ yang sudah  dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya
dikenal dengan Isim Inna. Sedangkan khobar yang sudah  dirofa’kan
oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna.
Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna
dan khobar menjadi khobar inna.
Contoh:
‫َح ِك ْي ٌم‬ َ‫هللا‬ َّ‫إِن‬ (Sesungguhnya Allah ialah  Maha Bijaksana)
َ‫هللا‬ --> ISIM INNA
‫ َح ِك ْي ٌم‬--> KHOBAR INNA
G. TAWABI' LIL MARFU'

Tabi’ ialah  kata yang mengekor  hukum kata sebelumnya


ditinjau dari segi  i’rab.
Istilahnya:
ْ ُ‫= اَ ْل َم ْتب‬
‫========================و ُع‬ Kata yang diikuti
‫اَلتَّابِ ُع‬ = Kata yang mengikuti
ada 4 macam tabi' (tawabi') :
a. ‫ َم ْن ُع‬/ ٌ‫( اَلنَّعْتُ — نَ ْعت‬NA'AT)
ٌ‫==========================================وت‬
ْ
Na’at ialah tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at dapat disebut
sifat.
Contoh:
‫( َج====== ا َء إِ َم======ا ٌم عَ======ا ِد ٌل‬Seorang imam yang adil sudah datang)
‫ َع===========================================================ا ِد ٌل‬--> NA'AT
‫ إِ َم=========================================================ا ٌم‬--> MAN'UT
Antara Na'at dan Man'ut di atas keduanya mempunyai kedudukan
yang sama yaitu rofa' karena Na'at nya sedang menempati kedudukan
fa'il, maka Man'ut juga harus dibaca rofa'.

b. ٌ‫===================وف‬
ْ ُ‫ َم ْعط‬/ ٌ‫'( اَ ْل َع ْط===================فُ — َع ْط===================ف‬ATHAF)
‘Athaf ialah  tabi’ yang terletak sesudah  huruf-huruf   athaf (huruf-
huruf   penghubung / penyambung)
Contoh:
ُ‫( َج======= ا َء ُع َم======= ُر َو ُع ْث َم=======ان‬Umar dan Utsman sudah  datang)
ُ‫ ُع ْث َم=======================================================ان‬--> MA'TUF
‫ َو‬--> HURUF 'ATHAF
‫ ُع َم=============================== ُر‬--> MA'THUF 'ALAIH
Antara Ma'tuf dan Ma'tuf 'Alaih harus dibaca sama dalam i'robnya.

c. ‫ ُم َؤ َّك ٌد‬/ ‫( اَلت َّْو ِك ْي========================== ُد — ت َْو ِك ْي========================== ٌد‬TAUKID)


Taukid ialah  tabi’ yang dilafalkan  di dalam kalimat guna 
menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.
Contoh:
ُ‫س=========ه‬ ْ ُ‫( َج========= ا َء األ‬Ustadz
ُ ‫س=========تَا ُذ نَ ْف‬ tersebut  telah datang)
ُ ‫ نَ ْف‬--> TAUKID guna  memperkuat bahwa yang datang adalah ‫األُ ْستَا ُذ‬
ُ ‫سه‬

d. ُ‫ ُم ْب================ َد ٌل ِم ْن================ه‬/ ‫( اَ ْلبَ================ َد ُل — بَ================ َد ٌل‬BADAL)


Badal ialah  tabi’ yang dilafalkan  di dalam sebuah  kalimat guna 
mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara borongan  ataupun
sebagiannya saja.
Contoh:
ْ ُ‫س األ‬
‫س====================================================================================================================تَا ُذ ُم َح َّم ٌد‬ ُ ِ‫يَ ْجل‬
‫ ُم َح َّم ٌد = األُ ْستَا ُذ‬jadi ‫ ُم َح َّم ٌد‬ialah  BADAL dari ‫األُ ْستَا ُذ‬

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Marfu’atul asma, ‫َات األَ ْس َما ِء‬
ُ ‫ َمرْ فُوْ ع‬adalah keadaan dirofakkannya
isim (kata benda) menjadi bentuk marfuk (dammah).
Marfu’atul asma dibagi dalam 7 kelompok.
a. Fa’il, ‫الفَا ِع ُل‬
b. Naib fail, ِ َ‫نَائِبُ الف‬
‫اع ِل‬
c. Mubtadak, Lُ‫ْال ُم ْبتَدَأ‬
d. Khobar, ‫ْال َخبَ ُر‬
e. Isim kana, َ‫اِ ْس ُم َكان‬
f. Khobar inna, ‫َخبَ ُر إِ َّن‬
g. Tawabik lilmarfuk, ِ ْ‫التَّوابِ ُع لِ ْل َمرْ فُو‬
‫ع‬

B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah
wawasan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi
motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://arabunaa.blogspot.com/2019/07/marfuatul-asma-isim-isim-yang-
dibaca.html
[2] Kitab Alfiyah Ibnu Malik

Anda mungkin juga menyukai