Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Idhofah
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Bahasa Arab
D
I
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA : SUKMA YOLANDA (900.09.438)


SHELA SARINA (900.09.395)
SITI AISYAH (900.09.409)
VIKA HAFIZAH LUBIS (900.19.472)
SEMESTER :
PRODI :

DOSEN : MUHAMMAD SOLIHIN PRANOTO, SS, M.Si

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih ke hadirat Allah SWT.
Karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
sehinga dapat hadir di hadapan pembaca sekalian.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW Beserta keluarga dan
para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan telah mengorbankan jiwa raga
maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya masih dapat kita
rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah yang berada di hadapan kita pembaca ini membahas tentang “Idhofah”. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Kepada para pembaca yang membahasa makalah ini kami sampaikan terima kasih. Saran
dan keritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan demi
bertambahnya wawasan kami sebagai Mahasiswa.
Akhinya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Amin ya Rabbal aalamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….…………………………………………………………….I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….II

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH………….….................………..……………..1
B.    RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI AL-IDHAFAH.........................................................................................2
B. PEMBAGIAN AL-IDHAFAH..................................................................................3
C. HUKUM-HUKUM AL-IDHAFAH..........................................................................5
D. CARA MENYUSUN IDHAFAH.............................................................................7

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hubungan antara hukum Islam dengan pengetahuan bahasa Arab merupakan sesuatu
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Alasannya sangat jelas, karena sumber pokok dari
hukum Islam itu adalah Al-Qur’an dan Hadits yang memakai atau menggunakan bahasa Arab
standar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.
Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur’an dan setiap orang muslim yang bermaksud
menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus
mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu al-Qur’an dan Hadist. Jadi untuk memahami isi
kandungan al-Qur’an maupun al-Hadist secara baik, sebagai umat islam harus mampu pula
memahami kandungan-kandungan yang terdapat dalam ayat maupun hadist yang sedang
dibacanya, baik struktur kalimatnya, bentuk kalimat, kosa katanya dan lain-lain.
Dalam bahasa arab sering pula kita jumpai kalimat sempurna dan kalimat tidak sempurn,
misalnya kalimat yang didahului oleh isim dan berada diawal kalimat yang biasa disebut
Mubtada dan bagian yang melengkapinya disebut Khabar. Mubtada dan khabar sering juga
disebut dasar-dasar kalimat susunan jumlah ismiyah dan keduanya merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Dalam pelajaran bahasa indonesia, jika Mubtada sebagai subjek,
maka khabar sebagai predikat yang menjadi pelengkap kalimat sebelumnya. Tanpa khabar
maka tidak akan menjadi kalimat yang sempurna.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Al-Idhafah?
2. Apa Pembagian Al-Idhafah?
3. Apa Hukum-Hukum Al-Idhafah?

1
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Idhafah

A. DEFINISI AL-IDHAFAH
َ ِ ‫اِاْل‬ ) adalah penyandaran suatu isim (kata benda) kepada isim lain
Al-Idhafah ( ُ‫ضافَة‬
sehingga menjadi satu kesatuan dan menimbulkan pengertian yang lebih spesifik.Pengertian Al-
Idhafah menurut Mushtafa al Ghulamy. Akhmad Munawari dalam bukunya “Belajar Cepat Tata
Bahasa Arab” menjelaskan, Idhofah adalah penyandaran suatu kalimah kepada kalimah lain
sehingga menimbulkan pengertian yang lebih spesifik. selain itu, al-Ustadz Aunur Rofiq Ibn
Ghufran juga menjelaskan dalam bukunya “Ringkasan Kaidah-kaidah Bahasa Arab”, bahwa
idhofah adalah isim jer karena disambung dengan isim sebelumnya. Isim yang disambung
dinamai “K‫“المضاف‬, di-i’rabi sesuai dengan letaknya dalam jumlah (kalimat), bisa rafa’, nashab,
dan jer.1
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa idhofah adalah suatu kalimat
isim yang dibaca jer (‫ )المضاف اليه‬karena disambung atau disandarkan dengan kalimat isim

sebelumnya (K‫ )المضاف‬, sehingga menimbulkan pengertian yang lebih spesifik. Jadi di dalam
idhofah itu terdapat suatu susunan yaitu susunan mudhaf .

‫ وهي نسبة تقييْديّة بين اسمين توجب الج ّر لثانيهما ابدًا‬Al-Idhafah merupakan suatu hubungan
yang membatasi diantara dua kalimah isim, yang mewajibkan membaca jer pada isim yang kedua
selamanya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa al-idhofah tersusun dari dua kalimah
isim, yaitu :2
َ ‫اَ ْل ُم‬ )
1. Mudhof (  ُ‫ضاف‬
Mudhof adalah isim (kata benda) yang hendak disandarkan kepada kata lain yang terlepas dari

tanwin walaupun tidak menggunakan‫ أ‬dan‫ ل‬Contoh: ٌ‫ ِكتَاب‬menjadi ُ‫ ِكتَاب‬.


Adapun hukum dari mudhaf sebagai berikut:
a) Mudhaf selalu berupa isim nakirah (tanpa lam ta'rif/ alif lam).

1
Darsono, dkk. 2009. Fasih Berbahasa Arab 3. Tiga Serangkai : Solo
2
Ibid

2
b) Meskipun mudhaf berupa isim nakirah tetapi ia tidak boleh berharakat tanwin. 
c) Kedudukannya dibaca mar'fu' (rofa') yang salah satu cirinya berharakat dhommah.
َ ‫)ِٕالَ ْي ِه اَ ْل ُم‬
2. Mudhof Ilaih (  ُ‫ضاف‬
Mudhof Ilaih adalah kata yang disandari oleh  kata lain yang selalu dihukumi jaer, walaupun tidak

َ ِ‫ ل‬menjadi ‫ لِزَ ْي ِد‬.


menggunakan huruf jaer tetap berakhir harakat kasrah. Contoh:‫ز ْي ٍد‬

Adapun hukum dari mudhof ilaih sebagai berikut :


a) Mudhaf selalu berupa isim ma'rifah (diawali dengan lam ta'rif/ alif lam ‫) ال‬.
b) Kedudukannya dibaca majrur (yang  kasrah satu cirinya berharakat kasrah).
Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti:

1. Bermakna ‫( ِم ْن‬dari) Contoh:‫ح ِد ْي ٍد‬


َ ‫( خَاتَ ُم‬Cincin besi) Maknanya adalah,‫خَ اتَ ٌم ِم ْن َح ِد ْي ٍد‬
(Cincin dari besi).

2. Bermakna ‫( ِل‬milik) Contoh: ‫ي‬


ٍّ ِ‫ْت َعل‬ ٌ ‫بَي‬
ُ ‫( بَي‬Rumah Ali) Maknanya adalah, ‫ْت لِ َعلِ ٍّي‬
(Rumah milik Ali).

ِ ‫القَب‬
3. Bermakna ‫( فِي‬di dalam) Contoh: ‫ْر‬ ُ‫َع َذاب‬ (Azab Kubur) Maknanya adalah, ٌ‫َع َذاب‬
‫فِي القَب ِْر‬ (Azab di dalam kubur).

B. PEMBAGIAN AL-IDHAFAH
Al-idhafah dibagi menjadi dua bagian yaitu:3

1. Idhafah Lafdhiyah ‫إضافة لفضية‬


Idhafah lafdhiyah secara lafal cocok, artinya jika dipasangkan pas, secara makna khusus
idhafah murni. Idhafah Lafdhiyah adalah idhafah yang tidak mema’rifatkan dan

mentakhsiskan (menentukan) mudhof. Idhafah lafdhiyah bisa juga disebut ‫اضافة‬


‫ غيرمحضة‬.
Idhofah lafdhiyah ciri-cirinya mudhof berupa isim sifat seperti isim fa’il yang di
idhofahkan pada maf’ul bih-nya. Isim maf’ul yang di idhofahkan pada naibul fa’il nya.

Sifat musyabbihat yang di idhofahkan pada fa’ilnya. Contoh: ‫( هذا الرجل طالب علم‬ini laki-

3
Mustafa, Syekh Algulainy. Jami’ Durus Al-Arabiyyah.Juz. 2; Lebanon: Matba’ah. 1974 M.

3
laki pencari ilmu) lafadz ‫ علم‬menjadi maf’ul bih secara makna, jadi dibaca jar tetapi mahal
nashob.
Idhofah ini bertujuan meringankan kalam dengan cara membuang tanwin isim mufrod atau
nun dari isim tatsniyah dan jama’ mudzakar. Dan status mudhof tetap nakiroh walaupun
mudhof berupa isim ma’rifat dengan bukti mudhof dalam idhofah ini bisa mensifati isim
nakiroh. Dalam idhofah lafazziyah, penambahan alif lam pada mudhof dibolehkan, karena

ِ ‫ ْال َج ْع ُد ال َّشع‬Rambut yang


sesungguhnya dari sisi makna bukanlah mudhof. Contoh: ‫ْر‬
bergumpal (alif lam berada pada lafaz yang di idhofati oleh mudhof ilaih itu). Adapun
adanya alif lam itu pada isim sifat, bisa dianggap cukup (alif lam pada mudhofnya saja,
tidak ada pada mudhof ilaihnya), yaitu kalau isim sifat itu tasniyah atau jamak mudzakar

َ
salim. Contoh: ‫ز ْي ٍد‬ ْ‫ ْال ُم َعلِّ ُمو‬Orang-orang (banyak) yang mengajari zaid, ‫ ْال ُم َعلِّما َ َز ْي ٍد‬Dua
orang yang mengajari zaid.

2. Idhafah Ma’nawiyah ‫إضافة معنوية‬


Secara makna sudah ada pasangannya. Idhafah Ma’nawiyah adalah idhafah yang berfaidah
mema’rifatkan jika di idhafahkan pada isim ma’rifat, dan mentakhsis (mempersempit arti
mudhof) apabila di idhofahkan pada isim nakiroh. 6
Idhafah maknawiyah ciri-cirinya mudhof bukan berupa isim sifat yang di idhofahkan pada

ma’mulnya (lafadz yang di amali isim sifat) contoh: ‫( مفتاح الدار‬kunci rumah). Atau

berupa isim sifat yang tidak di idhafahkan pada ma’mulnya contoh: ‫( كاتب القاضى‬jurutulis
penghulu), sebab mudhof ilaih dalam contoh tersebut dibaca jar, baik secara lafadz atau
secara makna.
Idhofah ma’nawiyah berfaedah mema’rifatkan mudhof apabila mudhof ilaih berupa isim
ma’rifat, dan berfaedah mentakhsis (mempersempit arti mudhof) apabila mudhof ilaih

berupa isim nakiroh. Contoh: ‫( هذا كتاب رجل‬ini kitab kepunyaan seorang laki-laki).

4
C. HUKUM-HUKUM AL-IDHAFAH
Hukum-hukum Al-Idhafah dalam bahasa arab antara lain:4
1. Mudhof wajib terlepas dari tanwin jika berupa mufrod dan nun jika berupa isim tatsniyah
atau jamak mudzakkar salim. Contoh:

‫هذا كتاب استاذ اصله كتاب استاذ‬


‫كتاب األُستاذ اصله كتاب األُستاذ‬
َ ‫رأيت‬
‫رأيت كتابي الدرس اى كاتبين الدرس‬
2. Mudhof wajib di sunyikan dari ‫ ال‬apabila berupa idhofah maknawiyyah, maka tidak boleh

mengatakan ‫األستا ِذ‬ ُ‫ ال ِكتَاب‬harus ‫ ِكتابُ األُستا ِذ‬.


3. Boleh mudhof dimasuki ‫ ال‬apabila berupa idhofah lafdzi dengan syarat sebagai berikut:

a) Mudhof berupa isim tatsniyah. Contoh: ‫سليم اى مكرمان‬


ٍ ‫المكرما‬
b) Mudhof berupa jamak mudzakkar. Contoh: ‫سليم اى مكرمون‬
ٍ ‫المكرموا‬
c) Mudhof berupa isim yang di idhofah kan pada lafadz yang kemasukan. Contoh: ‫الجعد‬
‫الشعر‬
d) Mudhof berupa isim yang di idhofah kan pada lafadz yang lafadz tersebut di idhofah kan
lagi pada lafadz yang kemasukan. Contoh: ‫النحو‬
ِ ‫درس‬
ِ ‫الكاتب‬
e) Mudhof berupa isim yang di idhofah kan pada lafadz yang bersamaan dhomir yang
dirujukan pada AL-nya mudhof. Contoh:

َ ‫ انت المستحقّة صفوه منّى و ان لَ ْم أَرْ ج ِم ْن‬,‫الود‬


ً‫ك نواال‬
Dari semua persyaratan tersebut kita tidak boleh mengatakan: ُ
‫المكرمات‬ ,‫سليم‬
ِ ‫المكر ُم‬
‫س‬
ٍ ‫ الكاتبُ در‬,‫سليم‬
ٍ .
4. Tidak boleh isim di idhofah kan pada murodifnya (sinonimnya), maka tidak boleh

َ َ‫ْث أ‬
mengatakan ‫س ٍد‬ ُ ‫ لَي‬. sebab keduanya berartikan sama yaitu macam.

4
Thib Raya, Ahmad, Mulia, Musdah. Pangkal Penguasaan Bahasa Arab.  Cet. III; Jaakarta:
Paradotama Wiragemilang, 1999.

5
5. Tidak boleh mengidhofahkan maushuf pada sifatnya, maka tidak boleh mengatakan ‫جاء‬
‫ض ٍل‬
ِ ‫ َر ُج ُل فا‬. Adapun yang dimaksud Isim yang dijarkan karena mengikut pada lafadz-
lafadz yang dijarkan adalah setiap isim yang menjadi na’at, ‘athof, taukid dan badal. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada bab marfu’atul asma’ tentang tawabi’ (isim-isim yang
mengikuti pada lafadz sebelumnya). Contoh:

Na’at : ‫مررت بعمر العاقل‬

‘Athof : ‫مررت بعمر و خالد‬

Taukid : ‫مررت بعمر نفسه‬

Badal : ‫( مررت بعمراخيك‬Abu An’im, 2009:333)


Sedangkan huruf jar yang diperkirakan terkandung dalam al-idhofah ada empat, yaitu:

1. Makna ‫ المية‬: yakni idhofah yang mengira-ngirakan huruf jar ‫ الم‬berfaidah kepemilikan/

kepunyaan (‫ )ملك‬atau kekhususan (‫)اختصاص‬. Contoh: ‫( هذا حصان احمد‬ini kuda jantan

Ahmad) ‫ اى حصان ألحمد‬yakni ini kuda jantan kepunyaan Ahmad.

2. Makna ‫ بيانية‬: yakni idhofah yang mengira-ngirakan huruf jar “‫ ”من‬dengan ciri-ciri

bahwa mudhof ilaih berupa jenis/ bagian dari mudhof. Contoh: ‫( ذاك سوار ذهب‬itu gelang

emas) ‫ اى سوار من ذهب‬yakni itu gelang terbuat dari emas.

3. Makna ‫ ظرفية‬: yakni idhofah yang mengira-ngirakan huruf jar “‫”فى‬, dengan ciri-ciri
bahwa mudhof ilaih sebagai dzorof (wadah atau tempat) bagi mudhof, dan mudhof ilaih

menunjukkan zamannya mudhof atau tempatnya. Contoh: ‫( سهر الليل مضن‬terjaga di

malam hari itu mendatangkan penyakit) ‫ اى سهر فى الليل‬yakni tidak tidur pada waktu
malam itu mendatangkan penyakit.

4. Makna ‫ تشبيهية‬: yakni idhofah yang mengira-ngirakan huruf jar “‫ ” كاف تشبيهية‬dengan
ciri-ciri memudhofkan musyabbah bih (lafadz yang diserupai) terhadap musyabbah

(diserupakan dengannya). Contoh: ‫( انتثر لؤلؤ الدمع على ورد الخدود‬airmata laksana
intan telah menetes, pada pipi laksana kembang mawar) yakni airmata yang disamakan
dengan intan, telah menetes pada pipi yang disamakan dengan mawar.

6
D. CARA MENYUSUN IDHAFAH
Cara menyusun idhofah ada 3:5
1. Mudhof tidak boleh ditanwin.
Contoh:
ٌ‫ َحقِ ْيبِة‬ = mudhof
‫ ُم َح َّم ٌد‬ = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah: ‫حقِ ْيبَةُ ُم َح َّم ٍد‬ (
َ Tas Muhammad)
‫ َج َّوا ٌل‬ = mudhof
‫ ُم َح َّم ٌد‬ = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah: ‫ح َّم ٍد‬
َ ‫ َج َّوا ُل ُم‬ (Handphone Muhammad)
2. Membuang nun mutsanna atau jama’ pada mudhof.
Contoh:
‫ان‬ِ َ‫ ِكتَاب‬ = mudhof
‫ ُم َح َّم ٌد‬ = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah: ‫ ِكتَابَا ُم َح َّم ٍد‬ (Kitab Muhammad)
َ‫ ُم َد ِّرسُوْ ن‬ = mudhof
‫ َم ْعهَ ٌد‬ = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah: ‫َم ْعهَ ٍد‬ ْ‫ ُم َد ِّرسُو‬ (Para pengajar ma’had)
3. Membuang alif lam dari mudhof.
Contoh:
‫ال َّرسُوْ ُل‬ = mudhof
ُ‫هللا‬ = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah: ‫هللا‬
ِ ‫ َرسُوْ ُل‬ (Rasulullah)
ُ‫البَاب‬ = mudhof
ْ mudhof ilahi
‫ال َم ْس ِج ُد‬ =
Susunan idhofahnya adalah: ِ ‫بَابُ ْال َمس‬ (Pintu Masjid)
‫ْج ِد‬

5
Darsono, dkk. 2009. Fasih Berbahasa Arab 3. Tiga Serangkai : Solo

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

َ ِ ‫اِاْل‬ ) adalah penyandaran suatu isim (kata benda) kepada isim lain


Al-Idhafah ( ُ‫ضافَة‬
sehingga menjadi satu kesatuan dan menimbulkan pengertian yang lebih spesifik.Pengertian Al-
Idhafah menurut Mushtafa al Ghulamy. Akhmad Munawari dalam bukunya “Belajar Cepat Tata
Bahasa Arab” menjelaskan, Idhofah adalah penyandaran suatu kalimah kepada kalimah lain
sehingga menimbulkan pengertian yang lebih spesifik. selain itu, al-Ustadz Aunur Rofiq Ibn
Ghufran juga menjelaskan dalam bukunya “Ringkasan Kaidah-kaidah Bahasa Arab”, bahwa
idhofah adalah isim jer karena disambung dengan isim sebelumnya. Isim yang disambung
dinamai “K‫“المضاف‬, di-i’rabi sesuai dengan letaknya dalam jumlah (kalimat), bisa rafa’, nashab,
dan jer.

B. SARAN
            Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Kami
membutuhkan saran yang membangun agar senantiasa menjadi lebih baik dan lebih berkembang
dalam menyusun sebuah makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Darsono, dkk. 2009. Fasih Berbahasa Arab 3. Tiga Serangkai : Solo


Thib Raya, Ahmad, Mulia, Musdah. Pangkal Penguasaan Bahasa Arab.  Cet. III; Jaakarta:
Paradotama Wiragemilang, 1999.
Mustafa, Syekh Algulainy. Jami’ Durus Al-Arabiyyah.Juz. 2; Lebanon: Matba’ah. 1974 M.

Anda mungkin juga menyukai