Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

‫ب املعرب‬
‫واملن ي‬
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Qowaid Nahwu
Dosen Pengampu : Muhammad Zayinil Akhas, M. Pd

Disusun Oleh:
1. Siti Salamah 2220064
2. Maudy Dwi Setyaningsih 2220069
3. Khusna Fauziyah Sa’adah 2220072
4. Lia Himatul Ashfa 2220102

KELAS B
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Pemurah,
puji syukur kita panjatkan kepada-Nya yang telah melimpahkan rahmat, nikmat
serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang

bertema “‫واملنيب‬ ‫ ”املعرب‬ini dengan bentuk sederhana. Makalah ini kami susun guna
memenuhi tugas dari Bapak Muhammad Zayinil Akhas, M. Pd selaku dosen mata
kuliah Qowaid Nahwu.

Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu
petunjuk serta memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami
akui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharap kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Sehingga Kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar menjadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekalongan, 3 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mu’rab dan Mabni. .............................................................................. 3

2.2 Bentuk-bentuk Kalimah Mu’rab ............................................................................ 4

2.3 Bentuk-bentuk Kalimah Mabni ............................................................................ 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 17

3.2 Kritik dan Saran ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimah adalah susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai
arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu : kalimah isim (kata yang
menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah
fi’il (kata kerja) dan kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri
kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimah itu di masuki ‘amil
maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut,dan pula
ada yang tetap.

Dalam bahasa Arab itu dikenal dengan ‫واملبىن املعراب‬. Kedua hal tersebut
sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, sebab tanpa memahami hal
tersebut, tentunya kurang sempurna dalam mempelajari bahasa Arab sehingga
akan mempengaruhi terhadap kedudukan kalimah, bacaan maupun makna.

‫ واملبىن املعراب‬merupakan bagian dalam bahasa arab yang membahas

tentang harkat dalam sebuah akhir kalimah


baik isim, fiil maupun huruf. Sebuah akhir kalimah itu bisa
dibaca Rafa’, Nashab, Khafadh ataupun Jazm, itu semua tergantung kepada
apa termasuk kalimah Mu’rob atau kalimah Mabni dan juga tergantung pula
kepada kedudukan kalimah tersebut. 1
Oleh karena itu, maka perlu diketahui bahwa kalimah itu ada
yang Mu’rab dan ada yang Mabni, maka dimakalah ini kami akan mengulas
tentang mabni dan mu’rab serta segala sesuatu yang berhubungan dengan
keduanya.

1
A. Zakaria, Ilmu Nahwu Paraktis; Sistem Belajar 40 Jam (Garut: Ibn Azk Press, 2004),
hal. 27.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Mu’rab dan Mabni?
2. Apa bentuk-bentuk kalimah Mu’rab ?
3. Apa bentuk-bentuk kalimah Mabni ?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah
• Untuk mengetahui pengertian Mu’rab dan Mabni.
• Untuk mengetahui bentuk-bentuk kalimah Mu’rab.
• Untuk mengetahui bentuk-bentuk kalimah Mabni.

2
BAB II

PEMABAHASAN

2.1 Pengertian Mu’rab dan Mabni


1. Pengertian Mu’rob
Mu’rab adalah sebuah istilah yang disematkan pada kata-kata
bahasa Arab yang dapat mengalami perubahan pada baris akhirnya. Kata

dalam bahasa Arab terdiri dari tiga kelompok, yaitu kata benda ‫ )اِ ْسم‬kata

kerja ‫)فِ ْعل‬, dan kata depan‫ ) َح ْرف‬Dari ketiga kelompok kata tersebut ada
satu kelompok kata yang tidak dapat berubah sama sekali akhirnya yaitu

huruf (‫)حْرف‬
َ , sedangkan dua diantaranya ada sebagian bentuk katanya

yang dapat berubah akhirnya dan sebagian yang lain tidak dapat berubah

akhirnya, yaitu isim (‫سم‬ ِ ِ


ْ ‫ )ا‬dan fi’il (‫)ف ْعل‬. Tetapi antara isim dan fi’il yang
paling banyak bentuk katanya yang dapat berubah akhirnya adalah isim. 2
Beberapa pengertian i’rob menurut para ahli bahasa arab :
1) I’rab ialah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang
memasukinya, baik secara lafazh maupun secara perkiraan. 3
2) I’rab yaitu perubahan bagian akhir kalimat dikarenakan faktor
penyebab tertentu, baik perubahannya itu tampak nyata atau tidak
tampak nyata.4
3) I’rab ialah perubahan akhir kata baik harakat maupun huruf yang
berfungsi untuk menunjukkan kedudukan kata itu sendiri dalam suatu
kalimat.5

2
Rappe, Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat,(Makassar:
Alauddin University Press, 2001), hal.35.
3
Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan Imrithy (Cet.VI;
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hal.11
4
Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Syaraf 3, (Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), hal.155

3
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
I’rab ialah lafazh-lafazh (isim atau fi’il) yang berubah-ubah keadaan
akhirnya karena perbedaan fungsi dalam suatu kalimat atau karena
dimasuki oleh salah satu huruf yang mempengaruhinya.
2. Pengertian Mabni
Mabni berarti tetap dan beku. Jadi kata yang mabni adalah kata
yang tetap dan tidak berubah akhirnya sama sekali, mabni merupakan
kebalikan dari mu’rab. Kata-kata yang mabni dalam bahasa arab tersebar
pada tiga kelompok kata secara umum yaitu isim, fi’il, dan huruf. 6
Dalam kitab lain dijelaskan bahwasanya Kalimah Mabni adalah
kalimah yang akhirannya tidak bias berubah-ubah walaupun ada ‘amil
yang memasukinya.7
Jadi jika ada suatu kalimah yang kemasukan ‘amil baik nawasib
atau jawazim atau huruf jer tapi akhirannya tidak berubah maka kalimah

itu di sebut kalimah mabni, contohnya ‫يَ ْفعُلَن لَ ْن‬ kalimah ini kemasukan

‘amil nawasib yakni ‫لَ ْن‬ tapi harakat akhirnya tetap tidak berubah, maka

kalimah ini adalah di sebut kalimah mabni.

2.2 Bentuk-bentuk Kalimah Mu’rab


1. Isim yang Mu’rob
Isim Mu’rab terbagi menjadi 3 bagian:8
a. Isim Marfu’
Tanda-tanda Isim Marfu’ ada 3 macam ;9

5
Salimuddin Rahman, Tata Bahasa Arab, (Cet. V; Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2004), hal. 63
6 Rappe, Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat, (Makassar:

Alauddin University Press, 2001), hal. 61.


7
Ibnu malik, alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah alfiah ibnu malik,
(Lamongan : Pon-pes TABAHn 1999), hal. 20
8 Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu Dan Syaraf 3. H.25

4
a) Dhommah (‫)الضمة‬

1) ْ ِ‫إ‬
Isim Mufrod ‫سم‬
ُ ‫الْ ُم ْفَرد‬

Contoh :‫ح‬ ِ
َ َ‫ََن‬ ‫ب‬
ُ ‫ الطال‬artinya Siswa itu lulus. (Isim Mufrad)
2) Jamak Muannats Salim ْ ‫َس ِالْ الْ ُم َؤن‬
‫ث ََجْ ُع‬

Contoh :‫ت‬
ْ ‫ضر‬
َ ‫َح‬ َ ُ ‫ الْ ُم َد ِر َس‬artinya Para guru (pr) telah Hadir (
‫ات‬
Jama’ Muannats Salim).

3) Jamak Taksir ‫َجْ ُع‬ ِ


َ ُ‫التكْس ْي‬
Contoh : ‫ال قَ َام‬ ِ
ُ ‫الر َج‬ artinya Para laki-laki itu berdiri ( Jama’

Taksir).

b) Alif (‫ف‬ ِ
ُ ‫)اَألَل‬
1) Mutsana Mudzakar ‫ُمثَىن‬ ‫ُم َذك ُر‬
Contoh :
ِ ِ‫الطالِب‬
‫ان ََنَ َح‬ artinya Kedua siswa itu lulus (Mutsanna

Mudzakkar)

‫ب‬ ِ
َ ‫الْ ُم َوظ َفان ذَ َه‬ artinya Kedua pegawai itu pergi (Mutsanna

Mudzakkar).

2) Mutsana Muannats ‫ُمثَىن‬ ‫ث‬


ْ ‫ُم َؤن‬
Contoh :

9
Aunur Rofiq bin Ghufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab (Cet. V; Gresik
Jatim: Pustaka Al-Furqon, 2010), h.56

5
ِ َ‫غَلِي ت‬
‫ان السي َارََت ِن‬ Artinya Dua mobil itu mahal (Mutsanna

Muannats).

‫ت‬ ِ َ‫م َد ِرست‬


ْ َ‫ان َجآء‬ َ ُ artinya Kedua guru itu datang (Mutsanna

Muannats).

c) Wawu (‫)اَلْواو‬
َ
1) Jama’ Mudzakkar Salim ‫َجْ ُع‬
َ ‫َس ِالْ الْ ُم َذك ُر‬
Contoh :

‫ض َر‬ ِ
َ ‫الْ ُم َهْند ُس ْو َن َح‬ artinya Para insyinyur itu Hadir (Jama’

Mudzakkar Salim).

‫ب‬ ِ
َ ‫الْ ُم َساف ُرْو َن ذَ َه‬ artinya Para musafir itu pergi (Jama’

Mudzakkar Salim).

2) Asmaul Khomsah ُ‫َْسَاء‬


ْ ‫اَأل‬ ‫اْلَ ْم َس ِة‬
ْ
Contoh :

َ‫ أَبُ ْو َك َجاء‬artinya Telah datang bapakmu (Asmaul Khomsah).


‫ب‬
َ ‫َخ ْو َك ذَ َه‬
ُ ‫ أ‬artinya Telah pergi kakakmu (Asmaul Khomsah).
b. Isim Manshub
Tanda-tanda Isim Manshub ada 4 macam:10

a) Fathah (ُ‫حة‬
َ ‫)الْ َفْت‬

ْ ِ‫إ‬
1) Isim Mufrod ‫سم‬
ُ ‫الْ ُم ْفَرد‬
Contoh :

10
Ibid., hal 85

6
َ‫ب قَ َرأ‬ ِ ِ
ُ ‫اب الطال‬
َ َ‫الْكت‬ artinya Siswa itu membaca buku (Isim

Mufrad).

‫ت‬ ِ ِ
ْ َ‫الر َسالَةَ الطالبَةُ كتَ ب‬ artinya Siswi itu menulis surat (Isim

Mufrad).

2) Jamak Taksir ِ ‫التك‬


‫ْس ْيُ ََجْ ُع‬
Contoh :

‫س َش َر َح‬ ِ
ُ ‫س الْ ُم َدر‬
َ ‫ُّرْو‬
ُ ‫الد‬ artinya Guru itu menjelaskan pelajaran

(Jama’ Taksir).

ُ ْ‫ْاألَقْ ََل َم إِ ْش َََتي‬


‫ت‬ artinya Saya membeli banyak polpen ( Jama’

Taksir).

b) Ya’ ُ‫الْيَاء‬

1) Mutsana Mudzakar ‫ُمثَىن‬ ‫ُم َذك ُر‬

Contoh : ُ ْ‫ي قَبِل‬


‫ت‬ ِ ْ ‫الْ ُم َد ِر َس‬ artinya Saya bertemu dua orang

guru(lk) (Mutsanna Mudzakkar).

2) Mutsana Muannats ‫ُمثَىن‬ ‫ث‬


ْ ‫ُم َؤن‬

Contoh : ُ ْ‫ي قَبِل‬


‫ت‬ ِ ْ َ‫الْ ُم َد ِر َست‬ artinya Saya bertemu dua orang guru

(pr) (Mutsanna Muannats).

3) Jamak Mudzakar Salim ‫الْ ُم َذك ُر ََجْ ُع‬

‫ي الْ ُم َد ِر ُس ْو َن‬ ِِ
Contoh : َْ ‫َعالم‬ artinya Para guru (lk) itu berilmu

(Jama’ Mudzakkar Salim).

c) Kasrah (ُ‫سرة‬
ْ ‫)اَلْ َك‬
َ

7
1) Jamak Muannats Salim ْ ‫َس ِالْ الْ ُم َؤن‬
‫ث ََجْ ُع‬
Contoh :

‫ت‬ ِ َ ‫الْممر‬
ُ ْ‫ضات َرأَي‬ َُ artinya Saya melihat para perawat (Jama’

Muannats Salim).
ِ ‫الْم َد ِرس‬
‫ات قَبِلْنَا‬ artinya Kami bertemu para guru (pr) (Jama’
َ ُ
Muannats Salim).

d) Alif ‫ف‬ ِ
ُ ‫األَل‬

1) Asmaul Khomsah ُ‫َْسَاء‬


ْ ‫اَأل‬ ‫اْلَ ْم َس ِة‬
ْ
Contoh :

‫ت‬
ُ ‫اك َش َه ْد‬
َ ‫َخ‬
َ‫أ‬ artinya Saya melihat saudaramu (Asmaul

Khomsah).

‫ أ َََب َك قَبِلْنَا‬artinya Kami bertemu bapakmu (Asmaul Khomsah).


c. Isim Majrur
Tanda-tanda Isim Majrur ada 3 macam :11

a) Kasrah (ُ‫سرة‬
ْ ‫)اَلْ َك‬
َ
1) Isim Mufrod ‫الْ ُم ْفَرد إِ ْس ُم‬
Contoh :
ِ
‫ت‬ َ ‫ الْبَ ْيت إِ َل َو‬artinya Saya sampai di rumah (Isim Mufrad).
ُ ْ‫صل‬
‫ت‬ ِِ
ُ ‫ الْ َم ْد َر َسة م َن َر َج ْع‬artinya Saya pulang dari sekolah (Isim
Mufrad).

11 Ibid., hal 104

8
2) Jamak Taksir ‫َجع‬ ‫التنسي‬
Contoh :
ِ ِ ْ artinya Para mahasiswa pergi ke
‫ب‬ ُ ‫اْلَام َعة إِ َل الطَُّل‬
َ ‫ب ذَ َه‬
kampus (Jama’ taksir).

‫ب‬ ِِ ِ
َ ‫ ْاْل َد َارة إ َل الْ ُم َوظ ُف ْو َن ذَ َه‬artinya Para pegawai pergi ke kantor
(Jama’ taksir).

3) Jamk Muannats Salim ‫سال الْ ُمؤنث َجع‬


Contoh :
ِ ِِ
‫ت‬
ْ ‫ضَر‬
َ ‫ات َح‬ ْ ِ ‫ الْ َم ْسجد‬artinya Para Muslimah di mesjid
ُ ‫ف الْ ُم ْسل َم‬
(Jama’ Muannats Salim).

‫ت‬
ْ ‫ضَر‬ ُ ‫ف الْ ُم َد ِر َس‬
َ ‫ات َح‬ ْ ِ ‫ص ِل‬
ْ ‫ الْ َف‬artinya Para guru ada di kelas (

Jama’ Muannats Salim).


ْ
b) Yaa (ُ‫)اليَاء‬

1) Isim Mutsana ‫إِسم‬ ‫املثىن‬

Contoh : ‫ت‬
ُ ‫قَرْء‬ ِ ِ
َ ‫ الْكتَابَْي َعلَى‬artinya Saya membaca dua buku
(Isim Mutsanna).

2) Jamak Mudzakar Salim ‫َجع‬ ‫سال املذكر‬


Contoh :
ِِ
ُ ْ‫ي َم َع قَبِل‬
‫ت‬ َْ ‫الْ ُم َهْندس‬ artinya saya bertemu dengan para Insyinyur

(Jama’ Mudzakkar).
ِ
ُ ‫ي َم َع قَبِْل‬
‫ت‬ َْ ‫ الْ ُم َوظف‬artinya Saya bertemu dengan para pegawai
(Jama’ Mudzakkar).

9
3) Asmaul Khomsah ‫أْساء‬ ‫اْلمسة‬
Contoh :

‫ث‬
َ ‫ك َم َع ََتَد‬ ِ ‫ أ‬artinya Saya berbicara dengan kakakmu
َ ‫َخْي‬
(Asmaul Khomsah).

‫ث‬ َ ‫ أَبِْي‬artinya Saya berbicara dengan bapakmu


َ ‫ك َم َع ََتَد‬
(Asmaul Khomsah).

4) Isim Mutsana ‫املثىن إِسم‬

Contoh : ‫ت‬
ُ ‫َكتَ ْب‬ ِ ْ َ‫الر َسالَت‬
‫ي َعلَى‬ ِ artinya Saya menulis dua surat

(Isim Mutsanna).

c) Fathah (ُ‫حة‬
َ ‫)الْ َفْت‬
Contoh :

ُ ‫ َمكةَ إِ َل ذَ َهْب‬artinya Saya pergi ke Mekah.


‫ت‬

‫ت‬ ِ ‫ ِم‬artinya Saya pulang dari Mesir


ُ ‫ص َر م ْن َر َج ْع‬
ْ
ِ
ُ ‫ إِبْ َراهْي َم َم َع قَبِْل‬artinya Saya bertemu dengan Ibrahim
‫ت‬
Penjelasan :
Adapun yang di jar dengan fathah adalah isim Mamnu’ mina
Shorfi.

2. Fiil yang Mu’rob


Fi’il yang mu’rab hanya ada satu bentuk yaitu hanya bentuk fi’il
mudhari’, sementara fi’il-fi’il yang lain kondisinya adalah seluruhnya
mabni. Fi’il mudhari’ saja kadang mabni yaitu pada saat bersambung
dengan nun niswah yaitu nun fathah yang mengandung jamak bagi jenis
kelamin wanita, dan atau bersambung dengan nun taukid yaitu nun

10
syaddah fathah untuk subjek yang mufrad (tunggal) dan subjek yang
jamak dan nun syaddah kasrah untuk subjek yang mutsanna’ (dua).
Contoh:

‫ب‬
ُ ُ‫س ُُمَمد يَكْت‬
َ ‫ الد ْر‬artinya Muhammad mencatat pelajaran.
‫ب لَ ْن‬
َ ُ‫س ُُمَمد يَكْت‬
َ ‫ الد ْر‬Muhammad tidak akan mencatat pelajaran.

ْ‫ب َل‬
ْ ُ‫س ُُمَمد يَكْت‬
َ ‫ الد ْر‬Muhammad tidak mencatat pelajaran.

a) Fi’il Marfu’. Fi’il marfu’ adalah fi’il yang keadaan akhirnya


mempunyai ciri pokok dhammah.

‫ب‬ ِ
Contoh: ُ ُ‫س – يَكْت‬
ُ ‫يَ ْف َه ُم – ََْيل‬
b) Fi’il Manshub. Fi’il manshub adalah fi’il yang keadaan akhirnya
mempunyai ciri pokok fathah.

‫ب لَ ْن يَ ْف َهم‬ ِ
Contoh: َ ُ‫س لَ ْن – يَكْت‬
َ ‫لَ ْن– ْ َْيل‬
c) Fi’il Majzum. Fi’il majzum adalah fi’il yang keadaan akhirnya
mempunyai ciri pokok sukun.

Contoh: ْ‫َل‬ ‫ب‬ ِ


ْ ُ‫س َلْ – يَكْت‬
ْ ‫ ََْيل‬-ْ‫يَ ْف َهم َل‬

2.3 Bentuk-bentuk Kalimah Mabni


1. Isim yang Mabni
Isim yang mabni berbeda dengan fi’il mabni ditinjau dari segi
kedudukan i’rabnya. Isim walaupun berstatus mabni bentuknya tetapi tetap
selalu memiliki kedudukan atau posisi dalam kalimat, sehingga isim-isim
mabni itu dapat memiliki hukum irab marfu, manshub, dan majrur.
Adapun bentuk-bentuk isim yang mabni adalah sebagai berikut:
o Isim Dhomir ( Kata Ganti)
Isim dhomir adalah isim mabni’ yang berkaitan kepada Mutakallim,
Mukhotab, dan Ghaib (Kata Ganti).

11
Contoh :

‫ ُجْن ِدي ُاَ َن‬artinya Saya seorang Tentara

‫ طَُلب ََْن ُن‬artinya Kami adalah Mahasiswa

َ ْ‫ َدا ِرس أَن‬artinya Anda (lk) adalah seorang pelajar laki-laki.


‫ت‬

ِ ‫ َدا ِرس‬artinya Anda berdua (lk) adalah dua orang pelajar laki-laki.
‫ان أَنْتُ َما‬ َ
‫ َدا ِر ُس ْو َن أَنْتُ ْم‬artinya Kalian (lk) adalah para pelajar laki-laki.

ِ ْ‫ َدا ِرسة أَن‬artinya Anda (pr) adalah seorang pelajar perempuan.


‫ت‬ َ
ِ َ‫َدا ِرست‬
‫ان أَنْتُ َما‬ َ artinya Anda berdua (pr) adalah dua orang pelajar

perempuan.

‫ َدا ِر َسات أَنْ ُت‬artinya Kalian (pr) adalah para pelajar perempuan.

‫ ُم َهْن ِدس ُه َو‬artinya Dia (lk) seorang Insyinyur

‫ فِكَْرََت ِن ُُهَا‬artinya Dua hal tersebut (pr) adalah dua buah pemikiran.

‫ ُم ْسلِ ُم ْو َن ُه ْم‬artinya mereka adalah orang-orang islam.

‫ فِك َْرة ِه َي‬artinya Dia (Pr) adalah suatu pemikiran.

‫ ُم َفكَِرات ُهن‬artinyaMereka (pr) adalah para intelektual perempuan.


o Isim Isyarah ( Kata Tunjuk)
Isim Isyarah adalah isim mabni’ yang menjelaskan kata tunjuk.
Contoh :

‫ كِتَاب َه َذا‬artinya Ini sebuah buku

َ ِ‫ قَلَم ذَل‬artinya Itu sebuah polpen


‫ك‬

12
ِ‫ سيارة ه ِذه‬artinya Ini sebuah mobil
َ َ َ

َ ْ‫ َسبُّ ْوَرة تِل‬artinya


‫ك‬ sebuah papan tulis

o Isim Maushul ( Kata Penghubung)


Isim Maushul adalah isim mabni’ yang berkaitan tentang kata
penghubung antar kalimat (jumlah).
Contoh :
ِ ِ
ُ ‫ض ُرْو َن الذيْ َن اَلطَُّل‬
‫ب‬ ُ ‫ َماه ُرْو َن ََْي‬artinya Para siswa yang hadir itu pintar

‫ات‬ ِ ِ ِ
ُ َ‫ض ُرْو َن الَلتى اَلطالب‬
ُ ‫ َماهَرات ََْت‬artinya Para siswi yang hadir itu pintar
ِ ِ ‫ الْ ِف ْقه ي ْدر‬artinya Datang
َ‫س َجاء‬
ُ ‫س الذ ْي الْ ُم َدر‬
ََُُ guru yang mengajar Fiqh.

ِ ‫ الْ ِف ْقه ي ْدرسن الَلِت الْم َد ِرسات جاء‬artinya Datang guru-guru (pr) yang
‫ت‬ ََ ُ َ ُ ْ َ ُْ َ َ
mengajar Fiqh itu.
o Isim Syart
Isim Syart adalah isim mabni’ yang mengantarai dua kalimat.

Contoh : ‫ص ْد يَْزَر ْع َم ْن‬


ُ ‫ََْي‬ artinya Barangsiapa yang menanam dia yang

memetik.
o Isim Istifham ( Kata Tanya)
Isim Istifham adalah isim mabni’ yang digunakan sebagai alat bertanya
(Tanda Tanya).
Contoh :

‫ إِ ْْسُك َم ْن‬artinya Siapa nama mu?

‫ف‬
َ ‫ك َكْي‬
َ ُ‫ َحال‬artinya Bagaimana Kabarmu ?

‫ب َماذَا‬
ُ ُ‫ ؟ تَكْت‬artinya apa yang kau tulis?
‫َي‬ ُّ ‫ ؟ َُِت‬artinya pena yang mana kau suka?
ُّ ‫ب قَلَم أ‬

13
‫ب َم َت‬
ُ ‫ ؟ تَ ْذ َه‬artinya kapan engkau pergi?
‫ب أَيْ َن‬
ُ ‫ ؟ تَ ْذ َه‬artinya dimana engkau pergi?
‫ب يَ ْوًما َك ْم‬
ُ ‫ ؟ تَ ْذ َه‬artinya berapa hari engkau pergi?
‫ت لِ َماذَا‬
َ ‫ ؟ ََتَخْر‬artinya Mengapa kau terlambat?
ِ ْ‫ ؟ ذَلِك سأَل‬artinya Kenapa kau bertanya itu?
َ‫ت ل‬
َ َ َ
‫ ؟ الْ َقلَ ُم َه َذا لِ َم ْن‬artinya Kepunyaan siapa pena ini?
o Isim Zhorof ( Kata Keterangan )
Isim Zhorof adalah isim mabni’ yang menunjukkan keterangan waktu
maupun tempat.
Contoh :
ِ َ‫ الْب‬artinya Saya berdiri di depan pintu
‫اب اََم َام أ َْق ْوُم‬

‫ت‬ ِ ِ ْ Saya lahir pada hari Jum’at.12


ُ ‫اْلُ ْم َعة يَ ْوُم ُول ْد‬

2. Fi’il yang Mabni


Bentuk fi’il yang mabni adalah seluruh fi’il madhi (kata kerja
lampau) ialah selain fi’il mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun taukid
dan nun jama’ inats, dalam hal ini ada tiga :
1) Fi’il Madhi.
Contoh:

َ َ‫ ال ِر َسالَةَ ُُمَمد َكت‬artinya Muhammad telah menulis surat itu.


‫ب‬

َ َ‫ ال ِر َسالَةَ ُُمَمد َكت‬artinya Muhammad tidak menulis surat itu.


‫ب َما‬

12
Fuad Ni’mah. Mulakkhos Qawaid al-Lughatul ‘Arabiyah. Darul Atssiqofah Al-
Islamiyah: Beirut. hal. 111

14
2) Fi’il Amr.
Contoh:

‫ب‬
ْ ُ‫س َه َذا اُ ْكت‬
َ ‫ الد ْر‬artinya Tulislah pelajaran ini.
‫ب‬ ِ
ْ ُ‫س َه َذا اُ ْكت‬
َ ‫ أَخ ْي َي الد ْر‬artinya Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini.
3) Fi’il Mudhari’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun
taukid.
d) Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi’il untuk
menunjukkan jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah.

Pada fi’il mudhari’, nun niswah terdapat pada fi’il ‫ب‬


َْ ُ‫ََُيَكْت‬ dan

‫ب‬
َْ ُ‫تَكْت‬.
Contoh:
ِ
‫ات‬ َْ ُ‫ ال ِر َسالَةَ يَكْت‬artinya Para muslimah sedang menulis surat.
ُ ‫ب الْ ُم ْسل َم‬

َ‫ات ال ِر َسالَة‬ ِ
ُ ‫ب لَ ْن الْ ُم ْسل َم‬
َْ ُ‫ يَكْت‬artinya Para muslimah tidak akan menulis
surat.
e) Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi’il
yang berfungsi sebagai penguat makna fi’il.
Contoh:

‫ األَذَا َن؟ أَتَ ْس َم َعن‬artinya Apakah kamu benar-benar mendengar adzan?

ْ‫ األَذَا َن؟ تَ ْس َم َعن أ َل‬artinya Apakah kamu benar-benar tidak mendengar


adzan?

15
Jadi bentuk-bentuk kalimah fi’il diatas adalah Mabni, sampai
kapanpun dan bagaimanapun kalimah tersebut tidak akan berubah,
walaupun ada ‘amil yang memasukinya. 13

13
Imam Sonhaji, Matan Ajurumiyah,(Surabaya : Alhidayah, TT.), h. 8

16
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Mu’rab adalah sebuah istilah yang disematkan pada kata-kata bahasa
Arab yang dapat mengalami perubahan pada baris akhirnya sedangkan Mabni
merupakan kebalikan dari mu’rab, Mabni adalah kata yang tetap dan tidak
berubah akhirnya sama sekali.
Bentuk-bentuk kalimah Mu’rab yaitu :
• Isim Mu’rab, bentuknya yaitu Isim Marfu’, tanda marfu’nya (Dhommah,
Alif, Wau), Isim Manshub, tanda manshubnya (Fathah, Kasrah, Yaa, Alif),
dan Isim Majrur. Tanda majrurnya (Kasrah, Fathah, Yaa)
• Fi’il Mu’rab, bentuknya yaitu Fi’il yang mu’rab hanya ada satu bentuk
yaitu hanya bentuk fi’il mudhari’, sementara fi’il-fi’il yang lain kondisinya
adalah seluruhnya Mabni.
Bentuk-bentuk kalimah Mabni yaitu :
o Isim Mabni, bentuknya yaitu Isim Dhomir (Kata Ganti), Isim Isyarah
(Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Penghubung), Isim Syart, Isim
Istifham (Kata Tanya), dan Isim Zhorof (Kata Keterangan).
o Fi’il Mabni, bentuknya yaitu Fi’il Mudhori’ yang bertemu nun taukid atau
nun jama’ inats , Fi;Il Madhi dan Fi’il Amar.

1.2 Kritik dan Saran


Makalah ini dibuat supaya para pembaca banyak mengetahui Mu’rob dan
Mabni yang sebenarnya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan, penulis mengharapkan
kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, termasuk dari
pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan tulisan dan pengetahuan

17
penulis. Apalagi penulis yakin bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
standar sebuah karya ilmiah. Akhirnya penulis berharap tulisan ini dapat
bermanfaat kepada para pembaca terlebih bagi pribadi penulis dan
mendapatkan kebaikan serta petunjuk dari Allah swt.

18
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria, A. Ilmu Nahwu Paraktis; Sistem Belajar 40 Jam. Garut: Ibn Azk Press.
2004.

Rappe, Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat


Makassar: Alauddin University Press. 2001.

Anwar, Moch. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan Imrithy.


Cet.VI; Bandung: Sinar Baru Algensindo. 1995.

Fahmi, Akrom. Ilmu Nahwu dan Syaraf 3. Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2002.

Rahman, Salimuddin . Tata Bahasa Arab. Cet. V; Bandung: Sinar Baru


Algensindo. 2004.

Malik, Ibnu. alfiyah ibnu malik. Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah alfiah ibnu malik,
Lamongan : Pon-pes TABAHn. 1999

Rofiq bin Ghufron, Aunur. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. Cet. V;


Gresik Jatim: Pustaka Al-Furqon, 2010.

Ni’mah, Fuad. Mulakkhos Qawaid al-Lughatul ‘Arabiyah. Darul Atssiqofah Al-


Islamiyah: Beirut.

Sonhaji, Imam. Matan Ajurumiyah, Surabaya : Alhidayah, TT.

19

Anda mungkin juga menyukai