Anda di halaman 1dari 107

HAK CIPTA

Judul Asli:
‫اآلُجُّروِمَّيُة ِفي الَّنْحِو‬
Al-Ājurrūmiyyah fin Nahwi
Terjemah Matan Ājurrūmiyyah
Penulis:
)‫ هـ‬723 :‫ِللَّصْنَهاِجِّي (المتوفي‬
Ash-Shonhājī
Penerbit:
Pustaka Syabab Surabaya
Penerjemah dan Pentaliq:
Nor Kandir, ST
Korektor Bahasa:
Dr. Nailul Hasan
Cetakan:
Ke-1 1443 H/2021
Lisensi:
Gratis PDF - www.terjemahmatan.com

2
PENGANTAR
PENERJEMAH

S egala puji milik Allōh semata yang


memberi taufik penerjemah untuk
menyelesaikan penerjemahan ini.
Sholawat dan salam untuk Rosul tercinta beserta
para Sahabatnya dan orang-orang yang
mengikuti mereka hingga hari Kiamat.

Kitab Al-Ājurrūmiyyah adalah kitab Nahwu


yang dipelajari di sebagian besar pondok
pesantren, dan sebagian lagi menghafalnya.
Kitab ini digunakan di seluruh dunia sebagai
dasar untuk pemula, termasuk negeri Arob dan
Nusantara ini.

Adapun kelebihan terjemah ini adalah sebagai


berikut:

3
1. Menyertakan lafazh Arobnya dalam
kurung disertai artinya.
2. Menggunakan ejaan o bukan a, sehingga
memudahkan orang awam melafazhkan
transliterasi dengan benar.
3. Memberi footnote (ta’liq) untuk
menjelaskan bagian yang sukar dan
kadang berupa contoh.
4. Menyertakan beberapa lampiran penting.
5. Menyertakan matan asli di bagian akhir
buku.
6. Pemberian warna dan tanda untuk
membuat mata senang dan tertarik.
7. Semoga Allōh menerima amal ini dari
saya dan kita semua.

Surabaya, Dzulhijjah 1442 H/Agustus 2020

Nor Kandir

4
DAFTAR ISI

HAK CIPTA________________________________2
PENGANTAR PENERJEMAH _________________3
DAFTAR ISI________________________________5
[PEMBAGIAN KATA]________________________7
BAB I’RŌB (PERUBAHAN AKHIR KATA) ______11
[Marfū’]___________________________________12
[Manshūb]_________________________________15
[Majrūr]___________________________________16
[Majzūm]__________________________________17
Fasal Isim-Isim Mu’rob ______________________18
BAB FI’IL (KATA KERJA) ___________________21
BAB ISIM-ISIM MARFŪ’_____________________29
Bab Fā’il __________________________________30
Bab Naibul Fā’il ____________________________33
Bab Mubtada dan Khobar_____________________35
Bab Āmil-Āmil yang Masuk pada Mubtada_______38

5
Bab Na’at__________________________________45
Bab Athof__________________________________47
Bab Taukīd_________________________________49
Bab Badal__________________________________50
BAB ISIM-ISIM MANSHŪB___________________52
Bab Maf’ūl Bih (Objek)_______________________53
Bab Masdar________________________________55
Bab Zhorof Zaman dan Tempat_________________56
Bab Hāl (Keadaan)___________________________58
Bab Tamyīz________________________________59
Bab Mustatsnā (Pengecualian)__________________60
Bab Isim Lā________________________________63
Bab Munādā (Yang Dipanggil)_________________65
Bab Maf’ūl Min Ajlih________________________66
Bab Maf’ūl Ma’ah___________________________67
BAB ISIM-ISIM MAJRŪR_____________________69
LAMPIRAN 1: KESIMPULAN_________________71
LAMPIRAN 2: PERUBAHAN DHOMĪR_________75
LAMPIRAN 3: PRAKTIK KALIMAT____________76
LAMPIRAN 4: MATAN ARAB ________________ 82

6
[PEMBAGIAN KATA]
Kalimat Sempurna ( ‫ )َكَالٌم‬adalah (‫ )َلْفٌظ‬ucapan, (
‫ )ُمَر َّك ٌب‬yang tersusun dari dua kata atau lebih, (
‫ٌد‬YY‫ )ُمِفي‬yang bermakna sempurna, dan ( ‫)ِبالَو ْض ِع‬
berbahasa Arob.1

Kata (‫ )َك ِلَم ٌة‬dibagi tiga macam: ( ‫ )ِاْس ٌم‬isim (kata-


benda/kata-sifat), ( ‫ )ِفَع ٌل‬fi’il (kata kerja), dan (
‫ )َح ْر ٌف‬huruf (selain keduanya).2

1
Contohnya adalah ucapan Anda: (‫“ )ِإْن َج اَء َزْيٌد ُأْك ِرْم ُه‬jika
Zaid datang, akan aku muliakan dia”. Kalimat ini
termasuk Kalām karena memenuhi 4 syarat di atas.
Contoh yang bukan Kalām: jika kalimat di atas berupa
tulisan/isyarat bukan ucapan, atau hanya ( ‫ )ِإْن‬satu kata,
atau (‫ )ِإْن َق اَم َزْي ٌد‬yang tidak sempurna maknanya, atau
hanya berupa terjemahannya (bukan bahasa Arob).
2
Definisi isim dengan kata-benda/kata-sifat hanyalah
pendekatan, karena terkadang ada kata-benda/kata-sifat
(dalam bahasa Indonesia) tetapi bukan isim, seperti
“membaca adalah jendela dunia”. Yang dijadikan acuan
adalah tanda pada lafazh Arobnya, bukan terjemahan.
Begitu juga dengan fi’il. Adapun huruf, yang dimaksud

7
Tanda isim adalah:

1. Khofd (majrūr)1
2. Tanwīn2
3. Diawali al3
4. Diawali huruf Jār yaitu ( ‫“ )ِم ْن‬dari (asal)”,
(‫“ )ِإَلى‬ke/kepada/menuju”, ( ‫“ )َع ْن‬dari
(lewat)”, (‫“ )َع َلى‬atas/di atas”, (‫“ )ِفي‬di/di
dalam”, ( ‫“ )ُرَّب‬betapa banyak/betapa

di sini adalah huruf yang memiliki arti, bukan sekedar


huruf hijaiyah, contoh ( ‫ )َك‬yang memiliki arti “seperti”,
berbeda dengan (‫ )َق‬yang tidak memiliki arti. Huruf
dalam maksud ini, jumlah karakternya (itemnya) tidak
mesti satu, kadang lebih, seperti ( ‫“ )ِإَّن‬sesungguhnya”
dan yang terbanyak ada lima: lākinna ( ‫)َلِكَّن‬.
1
Mudahnya, majrūr adalah kata yang akhirannya
berharokat kasroh/kasrotain, contohnya ( ‫“ )َداُر َزْيٍد‬rumah
Zaid”, maka Zaid adalah isim karena majrūr.
2
Tanwīn adalah harokat akhir suatu isim, dan ia ada tiga,
yaitu dhommah/dhommatain (‫)ُـ ٌـ‬, fathah/fathatain (‫)َـ ًـ‬,
dan kasroh/kasrotain (‫)ِـ ٍـ‬. Contoh isim bertanwīn adalah
(‫)َزْيٌد‬.
3
Contohnya ( ‫“ )الَّطاِلُب َم اِهٌر‬siswa itu cerdas”, maka siswa
itu adalah isim karena ber-al dan māhirun adalah isim
karena ber-tanwīn.

8
sedikit”, (‫ )ِب‬bā “dengan/karena/di”, ( ‫)َك‬
kāf “seperti/bagaikan”, ( ‫)ِل‬ lām
“untuk/bagi/milik”1
5. Diawali huruf Qosam (sumpah) yaitu ( ‫)َو‬,
(‫)ِب‬, ( ‫ )َت‬semua bermakna “demi”.2

Tanda fi’il adalah ( ‫“ )َقْد‬sungguh/benar-benar”, (


‫“ )َس‬akan (jangka pendek)”, ( ‫“ )َس ْو َف‬akan
(jangka panjang)”, dan ( ‫ )ْت‬tā’ ta’nīts sākinah
(tā sukun yang menunjukkan perempuan).3

1
Contohnya ( ‫“ )ِفي الِم ْس ِج ِد‬di masjid”, maka ( ‫ )المسجد‬adalah
isim karena dimasuki huruf jār fī, begitu pula karena
kemasukan al. Perhatian: tanda isim sebenarnya lebih
dari lima, tetapi penulis membatasi tanda-tanda yang
paling penting, dan juga untuk memudahkan para
pemula. Begitu pula tanda fi’il.
2
Contohnya adalah (‫ َتاِهَّلل‬- ‫ ِباِهَّلل‬- ‫“ )َو ِهَّللا‬demi Allōh”, maka
Lafzhūl Jalālah (Allōh) adalah isim karena kemasukan
huruf qosam.
3
Contohnya adalah ( ‫)َقْد َأْفَلَح‬, ( ‫)َس َيْع َلُم وَن‬, ( ‫)َسْو َف َتْع َلُم وَن‬, ( ‫َسِمَع‬
‫)ْت‬, maka aflaha, yā’lamūna, ta’lamūna, dan sami’a
adalah fi’il karena kemasukan qod, sin, saufa, dan tā’
tanits sakīnah.

9
Sementara huruf adalah kata yang tidak
dimasuki tanda isim maupun tanda fi’il.4

4
Contohnya adalah semua huruf jār yang sembilan dan
huruf qosam yang tiga di atas. Huruf ada banyak
macamnya, selain dua di atas, misalnya huruf nida,
huruf athof, huruf istifhām, huruf nawāshib, huruf
jawāzim dan lain-lain. Akan datang penjelasanya pada
waktunya.

10
BAB I’RŌB (PERUBAHAN
AKHIR KATA)
I’rōb ( ‫ )ِإْع َر اٌب‬adalah perubahan akhir kata1 yang
disebabkan perbedaan āmil (‫)َعاِم ل‬2 yang masuk
padanya, baik berupa lafazh maupun
muqoddaroh (diperkirakan/dikhayalkan)3.

1
Bahasa Arob memiliki dua disiplin ilmu: Nahwu dan
Shorof. Nahwu fokus menganalisa bagian akhir kata,
sementara Shorof fokus menganalisa bagian awal dan
tengah kata. Misalnya ( ‫)َط اِلٌب‬, bagian ‫ ط‬dan ‫ ل‬dibahas
Shorof, sementara ‫ ب‬dibahas Nahwu.
2
Āmil (perangkat) adalah sesuatu yang menjadikan kata
marfū’, manshūb, majrūr, atau majzūm, dan dia ada dua:
lafzhi dan maknawi. Dikatakan lafzhi, jika āmil itu
terlihat dan bisa diucapkan, contohnya ( ‫ )ِفي الَّداِر‬di mana
fī adalah ‘āmil yang menjadikan ‫ الدار‬majrūr. Dikatakan
maknawi, jika ‘āmil itu tidak terlihat dan tidak terbaca,
contohnya ( ‫ )َزْي ٌد ُم ْس ِلٌم‬di mana yang menjadikan Zaid
marfū’ adalah sebab ibtida (berada di awal kalimat),
dari situlah ia disebut Mubtada. Sementara Zaid sendiri,
menjadi ‘āmil lafzhi untuk Muslim (karena Khobar
muncul karena adanya Mubtada).

11
I’rōb dibagi empat, yaitu (1) marfū’, (2)
manshūb, (3) majrūr, dan (4) majzūm.1

[Marfū’]
Marfū’ memiliki empat tanda, yaitu dhommah,
wawu, alif, dan nun.

3
Huruf Hijaiyah ada 28. Tiga di antaranya adalah huruf
illat (sakit) yaitu alif, yā, wawu. Sisanya sebanyak 25
adalah huruf shohih (sehat). Jika sebuah kata akhirannya
berhuruf shohih maka i’rōbnya dengan harokat
(dhommah, fathah, kasroh, sukun), contohnya (- ‫ َزْيًدا‬- ‫َزْيٌد‬
‫ )َزْيٍد‬dan ( ‫ َي ْذ َهْب‬- ‫ َيْذ َهَب‬- ‫)َيْذ َهُب‬. Jika akhirannya berhuruf
illat maka i’rōbnya muqoddaroh (diperkirakan), contoh
(‫)ُم وَس ى‬.
1
Empat ini berkaitan dengan kondisi akhir sebuah kata.
Asal tanda untuk marfū’ adalah dhommah, contohnya (
‫ َي ْذ َهُب‬- ‫)َزْي ٌد‬. Asal tanda manshūb adalah fathah,
contohnya ( ‫ َيْذ َهَب‬- ‫)َزْيًدا‬. Asal tanda untuk majrūr adalah
kasroh, seperti ( ‫)َزْيٍد‬. Asal tanda untuk majzūm adalah
sukun, seperti ( ‫)َيْذ َهْب‬. Akan tetapi dalam kondisi tertentu,
tanda asal ini diganti perwakilan lain, yang akan
dijabarkan pada bahasan berikutnya.

12
(1) Dhommah (‫ )ُـ ٌـ‬menjadi tanda untuk marfū’
di empat tempat: isim mufrod1, jamak taksīr2,
jamak muannats sālim3, dan fi’il mudhōri yang
tidak bersambung apapun4.

(2) Wawu (‫ )و‬menjadi tanda untuk marfū’ di dua


tempat: jamak mudzakkar sālim5 dan asmāul

1
Isim mufrod adalah isim yang menunjukkan makna
tunggal, contohnya adalah ( ‫“ )َذ َهَب َطاِلٌب‬Siswa pergi”.
2
Jamak taksīr adalah jamak yang tidak memiliki rumus
(harus merujuk kepada kamus) contohnya adalah ( ‫َذ َهَب‬
‫“ )ُطَّالٌب‬para siswa pergi”.
3
Yaitu jamak yang berakhiran (‫)ات‬, contohnya adalah (
‫“ )َذ َهَبْت َطاِلَباٌت‬para siswi pergi”.
4
Yaitu fi’il yang bermakna sekarang (present tense),
contohnya ( ‫“ )َأْذ َهُب‬aku sedang pergi”. Maksud tidak
bersambung dengan apapun adalah tidak bersambung
dengan nun taukid seperti ( ‫“ )َأْذ َهبََّن‬aku benar-benar akan
pergi” maka ia mabni fathah, atau nun niswah seperti (
‫“ )َيْذ َهْبَن‬mereka (pr) pergi” maka ia mabni sukun. Mabni
akan diperinci pada bahasan berikutnya.
5
Yaitu jamak yang berakhiran (‫ )ون‬atau (‫)ين‬. Contohnya
adalah ( ‫“ )َذ َهَب َطاِلُبوَن‬para siswa pergi”.

13
khomsah yaitu (‫“ )َأُبو‬ayah”, (‫“ )َأُخ و‬saudara”, (
‫“ )َحُم و‬ipar”, (‫“ )ُفو‬mulut”, dan (‫“ )ُذ و‬pemilik”1.

(3) Alif (‫ )ا‬menjadi tanda untuk marfū’ hanya


pada isim dobel (tatsniyah).2

(4) Nun (‫ )ن‬menjadi tanda untuk marfū’ pada


fi’il mudhōri jika bersambung dhomīr tatsniyah,
dhomīr jamak, dan dhomīr muannats
mukhōtobah.3

1
Yaitu isim-isim khusus yang berjumlah lima di atas,
contohnya ( ‫“ )َذ َهَب َأُب وَك‬ayahmu pergi”, ( ‫)َذ َهَب َأُخ وَك‬
“saudaramu pergi”, ( ‫“ )َذ َهَب َحُم وَك‬iparmu pergi”, ( ‫ِاْح َم َّر‬
‫“ )ُفوَك‬mulutmu memerah”, ( ‫“ )َذ َهَب ُذ و َم اٍل‬pemilik harta
pergi”.
2
Yaitu isim yang berakhiran (‫ )ان‬atau (‫)ين‬, contohnya (
‫“ )َذ َهَب َطاِلَباِن‬dua siswa pergi”.
3
Dhomīr tatsniyah adalah (‫ان‬+‫“ )يـ‬mereka berdua (lk)”
dan (‫ان‬+‫“ )تـ‬kalian berdua (lk) atau mereka berdua (pr)”.
Dhomīr jamak adalah (‫ون‬+‫“ )يـ‬mereka (lk)” dan ( ‫ون‬+‫)تـ‬
“kalian (lk)”. Dhomīr muannats mukhōthobah adalah (‫تـ‬
‫ين‬+) “kamu (pr)”. Lima fi’il ini biasa disebut af’ālul
khomsah dan dicontohkan dengan ( - ‫ َتْنُص َر اِن‬- ‫َيْن ُص َر اِن‬
‫ َتْنُص ِريَن‬- ‫ َتْنُصُر وَن‬- ‫)َيْنُصُر وَن‬.

14
[Manshūb]
Manshūb memiliki lima tanda yaitu fathah, alif,
kasroh, yā, dan membuang nun.

(1) Fathah (‫ )َـ ًـ‬menjadi tanda untuk manshūb di


tiga tempat: isim mufrod1, jamak taksīr2, fi’il
mudhōri yang dimasuki ‘āmil nawāshib dan
akhirannya tidak bersambung apapun3.

(2) Alif menjadi tanda untuk manshūb pada


asmāul khomsah, contohnya ( ‫)َر َأْيُت َأَب اَك َو َأَخ اَك‬
“aku melihat ayahmu dan saudaramu.”

(3) Kasroh (‫ )ِـ ٍـ‬menjadi tanda untuk manshūb


pada jamak muannats sālim.4

1
Contohnya ( ‫“ )َر َأْيُت الَطاِلَب‬aku melihat siswa itu”.
2
Contohnya ( ‫“ )َر َأْيُت الُطاَّل َب‬aku melihat siswa-siswa”.
3
Contohnya ( ‫“ )َلْن َأْذ َهَب‬aku tidak akan pergi”. Āmil
nawāshib ada 10 dan akan diperinci pada bahasan
berikutnya.
4
Contohnya ( ‫“ )َر َأْيُت الَّطاِلَباِت‬aku melihat siswi-siswi”.

15
(4) Yā (‫ )ي‬menjadi tanda untuk manshūb pada
isim tatsniyah1 dan jamak mudzakkar sālim2.

(5) Membuang nun menjadi tanda untuk


manshūb pada af’ālul khomsah yang marfū’nya
dengan menetapkan nun.3

[Majrūr]
Majrūr memiliki tiga tanda yaitu kasroh, yā, dan
fathah.

1
Contohnya ( ‫“ )َر َأْيُت الَّطاِلَبيِن‬aku melihat dua siswa”.
2
Contohnya ( ‫“ )َر َأْيُت الَّطاِلِبيَن‬aku melihat siswa-siswa”.
3
Contohnya (‫“ )َلْن َت ْذ َهُبوا‬kalian tidak akan pergi”,
manshūb dengan hadzfun nun (membuang nun), aslinya
‫تذهبون‬.

16
(1) Kasroh menjadi tanda untuk majrūr pada
tiga tempat yaitu isim mufrod munshorif1, jamak
taksīr munshorif2, dan jamak muanats sālim3.

(2) Yā menjadi tanda untuk majrūr pada tiga


tempat yaitu asmāul khomsah4, isim tatsniyah5,
dan jamak mudzakkar sālim6.

(3) Fathah menjadi tanda untuk majrūr pada


isim ghoiru munshorif.7
1
Munshorif adalah isim yang memiliki wazan (rumus)
seperti kātib (penulis) yang ikut rumus fā’il dari fi’il
kataba (menulis). Lawannya adalah ghoiru munshorif,
seperti (‫ )َم َّك ة‬yang tidak memiliki akar kata. Contoh isim
mufrod munshorif adalah ( ‫“ )َم َر ْر ُت ِبَط اِلٍب‬aku melewati
seorang siswa”.
2
Contohnya adalah ( ‫“ )َم َر ْر ُت ِبُطاَّل ٍب‬aku melewati para
siswa”.
3
Contohnya ( ‫“ )َم َر ْر ُت ِبَطاِلَباٍت‬aku melewati para siswi”.
4
Contohnya ( ‫“ )َم َر ْر ُت ِبَأِبيَك‬aku melewati ayahmu”.
5
Contohnya ( ‫“ )َم َر ْر ُت بَِطاِلَبْيِن‬aku melewati dua siswa”.
6
Contohnya ( ‫“ )َم َر ْر ُت ِبَطاِلِبيَن‬aku melewati siswa-siswa.
7
Contohnya (‫“ )َس اَفْر ُت ِإَلى َم َّك َة‬aku safar ke Makkah”.
Makkah i’rōbnya majrūr dengan fathah karena isim
ghoiru munshorif, karena kemasukan huruf jār ilā.

17
[Majzūm]
Majzūm memiliki dua tanda yaitu sukun dan
membuang.

(1) Sukun (‫ )ْـ‬menjadi tanda untuk majzūm pada


fi’il mudhōri yang shohih akhirannya.1

(2) Membuang menjadi tanda majzūm pada fi’il


mudhōri yang berhuruf illat akhirannya dan
af’ālul khomsah yang marfū’nya dengan
menetapkan nun.2

1
Contohnya ( ‫“ )َلْم َأْذ َهْب‬aku belum pergi”.
2
Hadzf (membuang) ada dua keadaan: (1) membuang
huruf illat seperti ( ‫“ )َلْم َأْخ َش‬aku tidak takut” yang asalnya
(‫)َأْخ َشى‬, dan (2) membuang nun seperti (‫“ )َلْم َتْفَع ُلوا‬kalian
tidak melakukan” yang asalnya ( ‫)َتْفَع ُلوَن‬.

18
Fasal Isim-Isim Mu’rob
Isim mu’rob1 ada dua macam, ada yang mu’rob
dengan harokat dan ada yang mu’rob dengan
huruf.2

Yang mu’rob dengan harokat ada empat macam


yaitu isim mufrod, jamak taksīr, jamak
muannats sālim, dan fi’il mudhōri yang
akhirannya tidak menyambung apapun. Semua
isim di atas marfū’nya dengan dhommah,
manshūbnya dengan fathah, majrūrnya dengan
kasroh, dan majzūmnya dengan sukun.

1
Fasal ini tidak hanya membahas isim, tetapi juga fi’il.
Hal ini biasa disebut taglīb, yaitu memaksudkan dua
atau lebih dengan menyebutkan perwakilan salah satu
darinya. Semua istilah di fasal ini berikut contohnya,
sudah dijelaskan di muka sehingga tidak perlu diulang
kembali.
2
Mu’rob artinya kata yang kena i’rōb. Kata yang kena
i’rōb ada dua, yaitu isim dan fi’il mudhōri. Lawan dari
mu’rob adalah mabni.

19
Dikecualikan tiga hal darinya: (1) jamak
muannats sālim yang manshūb dengan kasroh,
(2) isim ghoiru munshorif yang majrūr dengan
fathah, (3) fi’il mudhōri yang akhirannya
berhuruf illat majzūmnya dengan membuang
huruf akhirnya.

Yang mu’rob dengan huruf ada empat macam,


yaitu (1) isim tatsniyah yang marfū’nya dengan
alif; manshūb dan majrūrnya dengan yā, (2)
jamak mudzakkar sālim yang marfū’nya dengan
wawu; manshūb dan majrūrnya dengan yā; (3)
asmāul khomsah yang marfū’nya dengan wawu,
manshūbnya dengan alif, dan majrūrnya dengan
yā, dan (4) af’ālul khomsah yang marfū’nya
dengan nun, sementara manshūb dan
majzūmnya dengan membuang nun.

20
BAB FI’IL (KATA KERJA)
Fi’il (kata kerja) ada tiga macam, yaitu ( ‫)َم اٍض‬
mādhi (past tense), ( ‫ )ُمَض اِرٌع‬mudhōri (present
tense), dan ( ‫ )َأْم ٌر‬amr (perintah). Contohnya
adalah ( ‫“ )َض َر َب‬telah memukul”, ( ‫)َيْض ِر ُب‬
“sedang/akan memukul”, ( ‫“ )ِاْض ِر ْب‬pukullah”.

21
Mādhi selalu mabni1 dengan fathah2, amr3 selalu
majzūm4, dan mudhōri adalah fi’il yang diawali
dengan salah satu huruf tambahan yang empat
yang disingkat ( ‫ )َأَنْيُت‬alif-nun-yā-ta5, dan ia

1
Mabni artinya tetap. Disebut tetap karena isim mabni
tidak bisa berubah, seperti (‫“ )َهَذ ا‬ini” yang tetap seperti
itu meskipun ia di posisi marfū’, manshūb, dan majrūr.
Coba Anda bandingkan lawannya (yaitu mu’rob),
seperti (‫ )زيد‬maka ia terbaca (‫ )زيٌد‬saat marfū’, (‫ )زيًدا‬saat
manshūb, dan ( ‫ )زيٍد‬saat majrūr. Adakalanya mabni itu
dengan dhommah, fathah, kasroh, atau sukun.
2
Semua fi’il mādhi mabni dengan fathah, contoh ( ‫)َضَرَب‬:
mabni dengan fathah, (‫ )َض َر ُبوا‬mabni dengan fathah
muqoddaroh, ( ‫)َض َر ْبُتْم‬: mabni dengan fathah
muqoddaroh, begitu seterusnya. Sebagian ulama
berpendapat, mādhi memiliki tiga mabni: fathah,
dhommah, dan sukun, alasannya karena cara ini lebih
mudah tanpa takalluf (memberatkan diri) dengan
memperkirakan (muqoddaroh). (‫)َضَر ُبوا‬: mabni dengan
dhommah karena bersambung wawu jamā’ah, ( ‫)َضَر ْبُت‬:
mabni dengan sukun karena bersambung ta’ Fā’il.
Pendapat ini dikuatkan Syaikh Ibnu Utsaimin.
3
Amr hanya diterapkan pada kata ganti mukhōthob (yang
diajak bicara) yaitu kamu dan kalian, baik laki maupun
perempuan. Jumlahnya ada enam, yaitu ( ‫)ُاْفُع ْل‬

22
selalu marfū’ kecuali jika dimasuki ‘āmil
nawāshib maupun ‘āmil jawāzim.

‘Āmil nawāshib (‫ )َنَو اِص ب‬ada 10, yaitu:

“lakukanlah olehmu (lk)”, ( ‫“ )ُاْفُع اَل‬lakukanlah oleh kalian


berdua (lk)”, (‫“ )ُاْفُع ُلوا‬lakukanlah oleh kalian (lk)”, (‫)ُاْفُع ِلي‬
“lakukanlah olehmu (pr)”, ( ‫“ )ُاْفُع اَل‬lakukanlah oleh kalian
berdua (pr)”, ( ‫“ )ُاْفُع ْلَن‬lakukanlah oleh kalian (pr)”.
4
Telah berlalu penjelasannya bahwa majzūm memiliki 4
tanda, yaitu sukun jika akhirannnya huruf shohih,
membuang huruf illat jika akhirannya huruf illat,
membuang nun jika af’ālul khomsah, dan fathah jika
bersambung nun taukīd. Ulama bahasa berselisih
pendapat, amr termasuk mabni atau mu’rob? Penulis Al-
Ajurrumiyah berpendapat mu’rob, untuk itu ia
mengi’rōbnya majzūm. Maka ( ‫)ُاْن ُص ْر‬: majzūm dengan
sukun, (‫)ُاْنُص َر ا‬: majzūm dengan membuang nun, (‫)ُاْنُصُروا‬:
majzūm dengan membuang nun, (‫)ُاْن ُص ِر ي‬: majzūm
dengan membuang nun, ( ‫)ُاْنُصْر َن‬: majzūm dengan sukun.
Adapun penyusun Alfiyah Ibnu Malik berpendapat: amr
adalah mabni. Tanda mabni untuk amr ada 4, yaitu:
sukun jika akhirannya huruf shohih, membuang huruf
illat jika akhirannya huruf illat, membuang nun jika
termasuk af’ālul khomsah, fathah jika bersambung nun
taukid. Maka ( ‫)ُاْن ُص ْر‬: mabni dengan sukun karena

23
1. ( ‫“ )َأْن‬bahwa”1
2. ( ‫“ )َلْن‬tidak akan”
3. ( ‫“ )ِإَذْن‬jadi”2
4. (‫“ )َك ي‬agar”3
5. ( ‫ )ِل‬lam kay “agar”4

shohih, (‫ )ُاْنُج‬yang asalnya (‫ ينجو‬- ‫)نجى‬: mabni dengan


membuang huruf illat, (‫)ُاْن ُص ُروا‬: mabni dengan
membuang nun karena termasuk af’ālul khomsah, (
‫)ُاْنُص َر َّن‬: mabni dengan fathah karena bersambung nun
taukid.
5
Contonya ( ‫“ )َأْن ُص ُر‬aku menolong”, ( ‫“ )َنْنُص ُر‬kami
menolong”, ( ‫“ )َيْن ُص ُر‬dia menolong”, ( ‫“ )َتْن ُص ُر‬kamu
menolong”, semuanya marfū’. Contoh mudhōri
manshūb adalah ( ‫ )َلْن َأْنُص َر‬dan majzūm adalah ( ‫)َلْم َأْنُصْر‬.
1
Contohnya ( ‫“ )ُأِريُد َأن َأَتَك َّلَم‬aku ingin berbicara”. ( ‫)أتكلَم‬:
manshūb kemasukan huruf an.
2
Contohnya, ada seseorang yang berkata kepada Anda:
“Aku akan mengunjungimu besok,” lalu Anda
menjawabnya ( ‫“ )ِإَذْن ُأْك ِرَم َك‬jadi, aku akan menjamumu.”
3
Contohnya (‫“ )َك ْي ُنَس ِّبَح َك َك ِثيًر ا‬agar kami banyak bertasbih
kepada-Mu”.
4
Disebut lām kay karena semakna dengan kay,
contohnya ( ‫“ )لِـَتُك وَن ِم َن اْلُم ْن ِذ ِريَن‬agar kamu termasuk
pemberi peringatan”.

24
6. ( ‫ )ِل‬lam juhūd5
7. (‫“ )َح َّتى‬hingga”2
8. (‫ )َفـ‬jawab dengan fa3
9. (‫ )و‬jawab dengan wawu “sambil”4
10. (‫ )أو‬jawab dengan au “hingga/kecuali”5.

‘Āmil jawāzim (‫ )َج َو اِز م‬ada 18, yaitu:

5
Lām juhūd tidak memiliki arti, cirinya jatuh pada
kalimat nafi (kalimat negatif), contohnya (‫َو َم ا َك اَن ُهَّللا‬
‫“ )ِلَيْظ ِلَم ُهْم‬Allōh tidak menzolimi mereka”.
2
Contohnya (‫“ )َح َّتى َيْر ِج َع ِإَلْيَنا ُم وَس ى‬hingga Musa kembali
kepada kami”.
3
Yakni fa sababiyyah, boleh diartikan karena/maka,
contohnya (‫“ )َأْس ِلْم َفَت ْدُخ َل الَج َّن َة‬masuklah Islam, karena
menyebabkanmu akan masuk Surga atau maka kamu
masuk Surga”.
4
Yakni wawu ma’iyyah (kebersamaan/sambil),
contohnya ( ‫“ )َال َتْأُك ْل َو َتُق وَم‬kamu jangan makan sambil
berdiri”.
5
(‫ )أو‬di sini memiliki dua makna: ilā (hingga) dan illā
(kecuali). Contohnya ( ‫“ )ُأَلَع ِّلَم َّنَك َأو َتُك وَن َعاِلًم ا‬aku benar-
benar akan mengajarimu hingga kamu menjadi alim”
dan ( ‫“ )َأَلْقُتَلَّن الَكاِفَر َأْو ُيْس ِلَم‬aku benar-benar akan membunuh
orang kafir kecuali ia masuk Islam”.

25
1. ( ‫“ )َلْم‬belum”
2. (‫“ )َلَّم ا‬belum”1
3. ( ‫“ )َأَلْم‬belumkah?”
4. (‫“ )َأَلَّم ا‬belumkah?”2
5. ( ‫ )ِل‬lam amr dan lam du’ā3
6. (‫ )َال‬lā nahyi dan lā du’ā4
1
Contohnya ( ‫“ )َبْل َلَّم ا َي ُذ وُقوا َع َذ اِب‬bahkan mereka belum
merasakan adzab”. Perbedaannya dengan lammā dengan
lam adalah lam untuk menafikan sesuatu yang tidak
mesti terjadi nanti, contohnya “Zaid belum haji”,
sementara lammā untuk menafikan sesuatu yang pasti
nanti terjadi.
2
( ‫ )َأَلْم‬dan (‫ )َأَلَّم ا‬sebenarnya sama dengan ( ‫ )َلْم‬dan (‫)َلَّم ا‬,
hanya saja dia digunakan untuk kalimat tanya. Arti
keduanya sama.
3
Contoh lām amr ( ‫“ )ِلـُيْنِفْق ُذ و َس َعٍة ِم ْن َس َعِتِه‬orang kaya
seharusnya memberi nafkah dari kekayaannya”. Jika
ditujukan kepada Allōh, maka ia menjadi doa,
contohnya (‫“ )َر ِّب ِلـَتْغ ِفَر ِلي‬Ya Allōh ampunilah aku”
maknanya: “Ya Allōh aku memohon Engkau
mengampuniku”.
4
Contoh lā nahyi ( ‫“ )َلا ُتْش ِط ْط‬kamu jangan menyimpang”,
dan jika ditujukan kepada Allōh maka bermakna
doa/permohonan seperti ( ‫)َر َّبَن ا َلا ُتَؤ اِخ ْذ َنا ِإْن َنِس يَنا َأْو َأْخ َطْأَن ا‬
“wahai Robb kami, janganlah Engkau menyiksa kami
jika kami lupa atau salah” maknanya: “kami memohon

26
7. ( ‫“ )ِإْن‬jika”1
8. (‫“ )َم ا‬apa”2
9. ( ‫“ )َم ْن‬siapa”3
10. (‫“ )َم ْهَم ا‬apapun”4
11. (‫“ )ِإْذ َم ا‬jika”5
12. ( ‫“ )َأٌّي‬mana saja”6

kepadamu bahwa Engkau tidak menyiksa kami atas


kelupaan kami dan kekeliruan kami”. Enam yang
pertama ini membuat majzūm satu fi’il, sementara sisa
berikutnya menjadikan majzūm dua fi’il.
1
Contohnya ( ‫“ )ِإْن ُتِص ْبَك َحَس َنٌة َتُس ْؤ ُهْم‬jika kamu
mendapatkan kemenangan, hal itu menyedihkan mereka
(munafikin)”.
2
Contohnya (‫“ )َو َم ا َتْفَع ُلوا ِم ْن َخْي ٍر َيْع َلْم ُه ُهَّللا‬apa yang kalian
kerjakan dari kebaikan, Allōh mengetahuinya”.
3
Contohnya ( ‫“ )َم ْن َيْع َم ْل ُس وًء ا ُيْج َز ِب ِه‬siapa yang
mengerjakan keburukan, akan dibalas”. ( ‫)يعمْل‬: majzūm
dengan sukun, dan ( ‫)يجَز‬: majzūm dengan membuang
huruf illat.
4
Contohnya (‫“ )َم ْهَم ا َتْع َم ُل وا ُيَح اِس ْبُك ُم ُهَّللا‬apapun yang kamu
kerjakan, Allōh akan menghisab kalian”.
5
Contohnya ( ‫“ )ِإْذ َم ا َتْفَع ْل َش ًّر ا َتْن َدْم‬jika kamu berbuat
keburukan, kamu akan menyesal”.
6
Contohnya (‫“ )َأَّي ِكَتاٍب َتْقَر ْأ َأْقَر ْأ‬kitab mana saja yang kamu
baca, akan aku baca”.

27
13. (‫“ )َم َتى‬kapan saja”1
14. ( ‫“ )َأْيَن‬di mana saja”2
15. ( ‫“ )َأَّياَن‬kapan saja”3
16. (‫“ )َأَّنى‬kapan saja”4
17. (‫“ )َح ْيُثَم ا‬di mana saja”5
18. (‫“ )َكْيَفَم ا‬bagaimana pun”6, dan (‫)ِإذَا‬
“apabila” yang khusus pada sya’ir7.


1
Contohnya ( ‫“ )َم َتى ُتَس اِفْر ُأَس اِفْر َم َعَك‬kapan saja kamu safar,
aku ikut safar bersamamu”.
2
Contohnya ( ‫“ )َأْيَن َتْس ُك ْن َأْس ُك ْن َم َع َك‬di mana saja kamu
tinggal, aku ikut tinggal bersamamu”.
3
Contohnya ( ‫“ )َأَّياَن َتْج ِلْس َأْج ِلْس‬kapan saja kamu duduk,
aku duduk juga”.
4
Contohnya ( ‫“ )َأَّنى َتْح ُضْر َأْح ُض ْر‬kapan saja kamu hadir,
aku juga hadir”.
5
Contohnya ( ‫“ )َح ْيُثَم ا َتْج ِلْس َأْج ِلْس‬di mana saja kamu duduk,
aku duduk juga”.
6
Contohnya ( ‫“ )َكْيَفَم ا َتْج ِلْس َأْج ِلْس‬bagaimana saja caramu
duduk, aku duduk seperti itu juga,” yakni cara duduk.
7
Yakni (‫ )ِإَذ ا‬yang menjadikan majzūm dua fi’il hanya
berlaku pada sya’ir saja, contohnya (‫َو ِإَذ ا ُتِص ْبَك َخ َص اَص ٌة‬
‫“ )َفَتَحَّم ْل‬apabila kamu tertimpa kelaparan, maka
sabarlah”.

28
29
BAB ISIM-ISIM MARFŪ’
Isim-isim marfū’ ada tujuh, yaitu:

1. ( ‫“ )َفاِع ٌل‬subjek”
2. ( ‫“ )َناِئُب الَفاِع ِل‬wakil subjek”
3. (‫“ )ُم ْبَتَد ٌأ‬isim marfū’ yang di awal kalimat”
4. (‫“ )َخ َب ٌر‬kabar atau informasi untuk
Mubtada”
5. ( ‫“ )ِاْس ُم َك اَن‬Isim Kāna dan saudaranya”
6. ( ‫“ )َخ َبٌر ِإَّن‬Khobar Inna dan saudaranya”
7. Pengikut isim marfū’ yaitu: ( ‫“ )َنْع ٌت‬sifat”,
( ‫“ )َع ْط ٌف‬kata sambung”, ( ‫ٌد‬YYYYY‫)َتوِكي‬
“penegasan”, dan (‫“ )َبَدٌل‬pengganti/alias”.

1. Fā’il
Fā’il ( ‫ )َفاِع ٌل‬adalah isim marfū’ yang fi’ilnya
disebutkan sebelumnya. Ia ada dua macam yaitu
zhohir dan dhomīr.1
1
Maksud dari zhohir di sini adalah Fā’il yang bukan
dhomīr (kata ganti), seperti “Zaid datang”, “Sapi

30
Contoh zhohir adalah sebagai berikut:

1. ( ‫ )َقاَم َزْيٌد‬Zaid telah berdiri


2. ( ‫ )َيُقوُم َزْيٌد‬Zaid sedang berdiri
3. ( ‫ )َقاَم الَّز ْيَداِن‬Dua Zaid telah berdiri
4. ( ‫ )َيُقوُم الَّز ْيَداِن‬Dua Zaid sedang berdiri
5. ( ‫ )َقاَم الَّز ْيُد وَن‬Zaid-Zaid telah berdiri
6. ( ‫ )َيُقوُم الَّز ْيُد وَن‬Zaid-Zaid sedang berdiri
7. ( ‫ )َقاَم الِّر َج اُل‬Lelaki-lelaki telah berdiri
8. ( ‫ )َيُقوُم الِّر َج اُل‬Lelaki-lelaki sedang berdiri
9. ( ‫ )َقاَم ْت ِهْنٌد‬Hindun telah berdiri
10. ( ‫ )َتُقوُم ِهْنٌد‬Hindun sedang berdiri
11. ( ‫ )َقاَم ِت الِهْنَداِن‬Dua Hindun telah berdiri
12. ( ‫ )َتُقوُم الِهْنَداِن‬Dua Hindun sedang berdiri
13. ( ‫ )َقاَم ْت الِهْنَداُت‬Hindun-Hindun telah berdiri
14. ( ‫ )َتُق وُم الِهْن َداُت‬Hindun-Hindun sedang
berdiri

berjalan, “Kemenangan telah datang”. Menurut


kebanyakan ahli bahasa, dhomīr berjumlah 14 kata
ganti. Adapun penyusun hanya menyebutkan 12 kata
ganti, perbedaannya pada (‫ )ُهَم ا‬dan (‫ )َأْنُتَم ا‬yang masing-
masing diulang dua kali sehingga menjadi 14 kata ganti.
Lebih jelasnya bisa merujuk ke Lampiran 2.

31
15. ( ‫ )َق اَم ِت الُهُن وُد‬Hindun-Hindun sedang
berdiri
16. ( ‫ )َتُقوُم الُهُنوُد‬Hindun-Hindun sedang berdiri
17. ( ‫ )َقاَم َأُخ وَك‬Saudaramu telah berdiri
18. ( ‫ )َيُقوُم َأُخ وَك‬Saudaramu sedang berdiri
19. (‫ )َقاَم ُغاَل ِم ي‬Anakku telah berdiri
20. (‫ )َيُقوُم ُغاَل ِم ي‬Anakku sedang berdiri, dan
yang semisalnya.1
1
Penulis menyebutkan banyak contoh untuk Fā’il jenis
ini, dari isim mufrod, mutsannā, jamak taksīr, jamak
mudzakkar sālim, jamak mu’annats sālim, asmāul
khomsah, dan jika bersambung dengan yā mutakallim.
Juga menyebutkan perubahan fi’il pada mādhi dan
mudhōri yang mengikuti jenis Fā’il (lk/pr). Contoh
mengi’rōb (‫)زيٌد‬: marfū’ dengan dhommah, menjadi
Fā’il; ( ‫)زيداِن‬: Fā’il marfū’ dengan alif karena isim
tatsniyyah; ( ‫)زيدوَن‬: Fā’il marfū’ dengan wawu karena
jamak mudzakkar sālim; (‫)الرجاُل‬: Fā’il marfū’ dengan
dhommah karena jamak taksīr; (‫)َأُخ وك‬: Fā’il marfū’
dengan wawau karena termasuk asmāul khomsah,
sekaligus Mudhōf; (‫)ك‬: di tempat majrūr menjadi
Mudhōf Ilaih; (‫)غالِم ي‬: Ghulām marfū’ dengan dhommah
muqoddaroh (yang dikira-kira) karena bersambung
dengan yā mutakallim, menjadi Fā’il sekaligus Mudhōf;
yā mutakallim: di tempat majrūr menjadi Mudhōf Ilaih.

32
Dhomīr ada 12, contohnya:

1. ( ‫ )َضَر ْبُت‬Aku memukul


2. (‫ )َضَر ْبَنا‬Kami memukul
3. ( ‫ )َضَر ْبَت‬Kamu (lk) memukul
4. (‫ )َضَر ْبِت‬Kamu (pr) memukul
5. (‫ )َضَر ْبُتَم ا‬Kalian berdua (lk/pr) memukul
6. ( ‫ )َضَر ْبُتْم‬Kalian (lk) memukul
7. ( ‫ )َضَر ْبُتَّن‬Kalian (pr) memukul
8. ( ‫ )َضَر َب‬Dia (lk) memukul
9. ( ‫ )َضَرَبْت‬Dia (pr) memukul
10. (‫ )َضَرَبا‬Mereka berdua (lk/pr) memukul
11. (‫ )َضَر ُبوا‬Mereka (lk) memukul
12. ( ‫ )َضَر ْبَن‬Mereka (pr) memukul1

2. Naibul Fā’il
Naibul Fā’il ( ‫ )َناِئُب الَفاِع ِل‬yaitu isim marfū’ yang
tidak disebutkan Fā’ilnya. Jika fi’ilnya berupa
mādhi, maka fi’il tersebut didhommah huruf

1
Semua dhomīr ini di tempat marfū’ menjadi Fā’il.
Contoh mengi’rōb ( ‫)ضربُت‬: tu Fā’il di tempat marfū’; (
‫)ضربُتْم‬: tum Fā’il di tempat marfū’, dan seterusnya.
33
pertamanya dan dikasroh huruf sebelum
terakhirnya. Jika fi’ilnya berupa mudhōri, maka
fi’il tersebut didhommah huruf pertamanya dan
difathah huruf sebelum terakhirnya.

Naibul Fā’il ada dua macam, yaitu zhohir dan


dhomīr. Contoh zhohir adalah:

1. ( ‫ )ُض ِر َب َزْيٌد‬Zaid telah dipukul


2. ( ‫ )ُيْض َر ُب َزْيٌد‬Zaid sedang dipukul
3. (‫ )ُأْك ِر َم َع ْم ٌرو‬Amr telah dimulaikan
4. (‫ )ُيْك َر ُم َع ْم ٌرو‬Amr sedang dimuliakan1

Sementara untuk dhomīr, ada 12 macam, yaitu:

1. ( ‫ )ُض ِر ْبُت‬Aku dipukul


2. (‫ )ُض ِر ْبَنا‬Kami dipukul
3. ( ‫ )ُض ِر ْبَت‬Kamu (lk) dipukul
4. (‫ )ُض ِر ْبِت‬Kamu (pr) dipukul

1
Contoh mengi’rōbnya: (‫ )عمٌرو‬Na’ibul Fā’il marfū’
dengan dhommah. ‫ عمرو‬disisipi ‫ و‬agar tidak dibaca
umar, mengingat zaman dulu tulisan Arob tanpa
harokat.

34
5. (‫ )ُض ِر ْبُتَم ا‬Kalian berdua (lk/pr) dipukul
6. ( ‫ )ُض ِر ْبُتْم‬Kalian (lk) dipukul
7. ( ‫ )ُض ِر ْبُتَّن‬Kalian (pr) dipukul
8. ( ‫ )ُض ِر َب‬Dia (lk) dipukul
9. ( ‫ )ُض ِر َبْت‬Dia (pr) dipukul
10. (‫ )ُض ِر َبا‬Mereka berdua (lk/pr) dipukul
11. (‫ )ُض ِر ُبوا‬Mereka (lk) dipukul
12. ( ‫ )ُض ِر ْبَن‬Mereka (pr) dipukul1

3. Mubtada dan Khobar


Mubtada (‫ )ُم ْبَتَد ٌأ‬adalah isim marfū’ yang terbebas
dari ‘āmil lafzhi2, dan Khobar adalah isim
1
Contoh mengi’rōbnya: (‫ )ن‬Fā’il di tempat marfū’. Jika
ingin lengkap, (‫ )ن‬dhomīr muttashil mabni dengan
fathah, di tempat marfū’ menjadi Fā’il. Begitu
seterusnya.
2
Yakni sebab kemarfū’annya tidak bisa dilihat dan
dibaca, tetapi karena sifat yaitu ibtida (di awal kalimat).
Setiap isim ma’rifat yang berada di awal kalimat maka
ia wajib dimarfū’ menjadi Mubtada. Maksud Khobar
disandarkan kepadanya adalah adanya Khobar karena
adanya Mubtada, sebagaimana adanya Fā’il dan Maf’ūl
Bih karena adanya fi’il. Ketiadaan ini menjadikan
ketiadaan itu.

35
marfū’ yang disandarkan kepada Mubtada.
Contohnya adalah:

1. ( ‫ )َزْي ٌد َق اِئٌم‬Zaid berdiri atau Zaid orang


yang berdiri1
2. ( ‫ )الَّز ْيَداِن َقاِئَم اِن‬Dua Zaid berdiri
3. ( ‫ )الَّز ْيُد وَن َقاِئُم وَن‬Zaid-Zaid berdiri

Mubtada ada dua macam, yaitu zhohir dan


dhomīr. Contoh zhohir seperti di atas.

Sementara Mubtada yang berupa dhomīr ada 12,


yaitu:

1. (‫ )َأَنا‬Saya
2. ( ‫ )َنْح ُن‬Kami
3. ( ‫ )َأْنَت‬Kamu (lk)
4. ( ‫ )َأْنِت‬Kamu (pr)
1
( ‫ )قائٌم‬adalah isim dengan tanda tanwīn, meski kita
mengartikannya “berdiri” yang seolah adalah fi’il. Itulah
kenapa definisi isim dengan kata-benda/kata-sifat
hanyalah pendekatan, begipula definisi fi’il. Yang
dijadikan acuan bukan terjemahan tetapi tanda yang
muncul pada lafazh tersebut.

36
5. (‫ )َأْنُتَم ا‬Kalian berdua (lk/pr)
6. ( ‫ )َأْنُتْم‬Kalian (lk)
7. ( ‫ )َأْنُتَّن‬Kalian (pr)
8. ( ‫ )ُهَو‬Dia (lk)
9. ( ‫ )ِهَي‬Dia (pr)
10. (‫ )ُهَم ا‬Mereka berdua (lk/pr)
11. ( ‫ )ُهْم‬Mereka (lk)
12. ( ‫ )ُهَّن‬Mereka (pr)

Contoh penggunaannya adalah ( ‫“ )َأَن ا َق اِئٌم‬saya


berdiri” dan ( ‫“ )َنْح ُن َقاِئُم وَن‬kami berdiri” dan yang
semisalnya.1

Khobar ada dua macam juga, yaitu tunggal dan


bukan tunggal. Khobar tunggal contohnya
seperti ( ‫“ )َزْيٌد َقاِئٌم‬Zaid berdiri”.

Sementara khobar yang bukan tunggal ada


empat macam, yaitu (1) Jār majrūr, (2) zhorof,
1
(‫)أنا‬: di tempat marfū’ menjadi Mubtada; ( ‫)قائٌم‬: marfū’
menjadi Khobarnya. (‫)نحن‬: di tempat marfū’ menjadi
Mubtada; (‫)قائمون‬: marfū’ dengan wawu menjadi
Khobarnya.

37
(3) fi’il bersama Fā’ilnya (jumlah fi’liyah), dan
(4) Mubtada bersama Khobarnya (jumlah
ismiyah). Contohnya:

1. ( ‫ )َزْيٌد ِفي الَّد اِر‬Zaid di rumah1


2. ( ‫ )َزْيٌد ِع ْنَدَك‬Zaid di sisimu2
3. (ُ‫ )َزْيٌد َقاَم َأُبوه‬Ayah Zaid berdiri3
4. (ٌ‫ )َزْي ٌد َج اِر َيُت ُه َذ اِهَب ة‬Anak perempuan Zaid
pergi4
1
(‫)زيٌد‬: Mubtada marfū’ dengan dhommah; (‫)في الدار‬: di
tempat marfū’ menjadi Khobarnya; ( ‫)الداِر‬: majrūr
kemasukan huruf jār fī.
2
(‫)زيٌد‬: Mubtada marfū’ dengan dhommah; (‫)عندك‬: di
tempat majrūr sebagai Khobarnya; (‫)ِع ْن َد‬: manshūb
karena zhorof, sekaligus menjadi Mudhōf; (‫)ك‬: di tempat
majrūr menjadi Mudhōf Ilaih.
3
(‫)زيٌد‬: Mubtada marfū’ dengan dhommah; (‫)قام أبوه‬: di
tempat marfū’ sebagai Khobarnya; (‫)أبو‬: Fā’il marfū’
dengan wawu karena termasuk asmāul khomsah,
sekaligus sebagai Mudhōf; (‫)هـ‬: di tempat majrūr
menjadi Mudhōf Ilaih.
4
(‫)زيد‬: Mubtada marfū’ dengan dhommah; (‫)جاريته ذاهبة‬:
di tempat marfū’ menjadi Khobarnya; (‫)جارية‬: Mubtada
marfū’ dengan dhommah sekaligus sebagai Mudhōf; (
‫)ـه‬: di tempat majrūr menjadi Mudhōf Ilaih; (‫)ذاهبة‬:

38
4. Āmil-Āmil yang Masuk pada
Mubtada dan Khobar
Ada tiga macam, yaitu ( ‫“ )َك اَن‬dahulu” dan
saudara-saudaranya, ( ‫“ )ِإَّن‬sungguh” dan
saudara-saudaranya, ( ‫“ )َظَّن‬menyangka” dan
saudara-saudaranya.1

Adapun Kāna dan saudara-saudaranya, ia


memarfū’kan Isimnya dan memanshūbkan
marfū’ dengan dhommah menjadi Khobarnya.
1
Berikut perbandingan contoh tiga ‘āmil di atas:
1. (‫“ )َك اَن ُهَّللا َغ ُف ورًا‬Allōh Maha Pengampun”
maksudnya semenjak dahulu Allōh Maha
Pengampun. (‫)ُهللا‬: Isim Kāna marfū’ dengan
dhommah; (‫)غفوًر ا‬: Khobar Kāna manshūb
dengan fathah.
2. ( ‫)ِإَّن َهَّللا َغ ُفوٌر‬: “sungguh Allōh Maha Pengampun”.
(‫)َهللا‬: Isim Inna manshūb dengan fathah; ( ‫)غفوٌر‬:
Khobar Inna marfū’ dengan dhommah.
3. (‫“ )َظَّن ُم َن اِفٌق َهَّللا َغ ُف وًر ا‬orang munafik menyangka
Allōh Maha Pengampun” maksudnya mereka
ragu, berbeda dengan kaum Mukminin. (‫)منافٌق‬:
Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)َهللا‬: Maf’ūl Bih I
manshūb dengan fathah; (‫)غفوًر ا‬: Maf’ūl Bih II
manshūb dengan fathah.

39
Khobarnya. Saudara-saudaranya adalah (‫)َأْمَس ى‬
“memasuki sore”1, ( ‫“ )َأْص َبَح‬memasuki pagi”2, (‫َأ‬
‫“ )ْض َح ى‬memasuki dhuha”3, (‫“ )َظ َّل‬memasuki
siang (bakda Zhuhur)”4, ( ‫“ )َب اَت‬memasuki
malam”5, ( ‫“ )َص اَر‬menjadi”6, ( ‫“ )َلْيَس‬bukan”7, (‫َم ا‬
‫ َم ا َداَم‬- ‫ َم ا َب ِر َح‬- ‫ َم ا َفِتَئ‬- ‫ َم ا اْنَف َّك‬- ‫ )َزاَل‬semuanya
bermakna “senantiasa/selalu”8, beserta

1
Contohnya ( ‫“ )َأْمَس ى الُّطَّالُب ُم ْج َتِهِد يَن‬Memasuki sore para
siswa bersemangat”.
2
Contohnya ( ‫“ )َأْص َبْح ُت َع َلى ِفْط َرِة اِإل ْسَالِم‬aku memasuki pagi
di atas fithroh Islam”.
3
Contohnya ( ‫“ )َأْض َح ى اَألَّواُب وَن ُيَص ُّلوَن َر ْك َع َتيِن‬memasuki
dhuha orang-orang yang bertaubat sholat dua rakaat”.
4
Contohnya (‫“ )َظَلْلُت َناِئًم ا‬memasuki siang aku tidur”.
5
Contohnya (‫“ )ِبُّت ِفي َبيِت َخ اَلِتي‬aku bermalam di rumah
bibiku”.
6
Contohnya ( ‫“ )َص اَر الَك اِفُر َغ ِنًّي ا ِفي َقْر َيِت ِه‬orang kafir itu
menjadi orang kaya di daerahnya”.
7
Contohnya ( ‫“ )َلْيَس اْلِغ َنى َع ْن َك ْثَرِة اْلَعَر ِض‬kaya sejati bukan
banyak harta”.
8
Contohnya (‫“ )َم ا َز اَل َزيٌد َطاِلًبا‬Zaid selalu menjadi murid”;
( ‫“ )َم ا اْنَف َّك َأْه ُل الِكَت اِب ِفي َر ْيٍب‬Ahli Kitab selalu dalam
keraguan”; ( ‫“ )َم ا َفِتَئ َأْح مُد ِإَم اَم الُم ْس ِلِم يَن‬Ahmad senantiasa
menjadi imam kaum Muslimin”; (‫“ )َم ا َب ِرْح ُت ُم َتَع ِّلًم ا‬aku
selalu belajar”; (‫“ )َم ا َداَم اَألْر ُض َثاِبًتا‬bumi selalu diam”.

40
turunannya seperti ( ‫ ُك ْن‬- ‫ َيُك وُن‬- ‫ )َك اَن‬dan (- ‫َأْص َبَح‬
‫ َأْص ِبْح‬- ‫)ُيْص ِبُح‬1.

Contohnya adalah:

1. (‫)َلْيَس َع ْم ٌرو َش اِخ ًصا‬Amr tidak pergi2


2. (‫ )َك اَن َزْيٌد َقاِئًم ا‬Zaid dahulu berdiri3

Adapun Inna dan saudara-saudaranya,


memanshūbkan Isimnya dan memarfū’kan
Khobarnya, yaitu ( ‫“ )ِإَّن‬sesungguhnya”, ( ‫)َأَّن‬
“bahwa”4, ( ‫)َلِكَّن‬ “tetapi”5, ( ‫َأَّن‬ ‫)َك‬
“seakan-akan/sepertinya/bagaikan” , 6
( ‫)َل‬
‫ْيَت‬

1
Contohnya (‫“ )ُك ْن َس َلِفًّيا َع َلى الَج اَد ِة‬jadilah Salafi sejati”.
2
(‫)عمٌرو‬: Isim Laisa marfū’ dengan dhommah; (‫)شاخًصا‬:
Khobar Laisa marfū’ dengan dhommah.
3
(‫)زيٌد‬: Isim Kāna marfū’ dengan dhommah; (‫)قائًم ا‬:
Khobar Kāna manshūb dengan fathah.
4
Contohnya ( ‫“ )َعِلْم ُت َّأَّن َهَّللا إَل ٌه َح ٌّق‬aku meyakini bahwa
Allōh adalah yang berhak disembah”.
5
Contohnya ( ‫“ )َأْنَت الَفِقيُر َلِكَّنَك ُذ و ِع ْلٍم‬kamu memang miskin
tetapi kamu orang berilmu”.
6
Contohnya ( ‫“ )َك َأّنِي َأْنُظ ُر ِإَلى َزيٍد‬sepertinya aku melihat
Zaid”.

41
“seandainya”1, (‫“ )َلَع َّل‬mudah-mudahan”2, dan
contohnya adalah ( ‫“ )ِإَّن َزْي ًدا َق اِئٌم‬sungguh Zaid
berdiri”3 dan ( ‫“ )َلْيَت َع ْم ًرا َش اِخ ٌص‬seandainya Amr
pergi”4 dan yang semisalnya.

Inna dan Anna digunakan untuk penguatan


(makna sungguh), Lākin untuk
mempertentangkan (makna tetapi), Ka`anna
untuk menyerupakan (makna bagaikan), Laita
untuk pengandaian (makna seandainya), La’alla
untuk mengharap kebaikan atau
mengkhawatirkan keburukan (makna mudah-
mudahan).

Adapun ( ‫“ )َظَنْنُت‬aku menyangka” dan saudara-


saudaranya, memanshūbkan Mubtada dan
1
Contohnya ( ‫“ )َلْيَت َش َباِبي َيُع وُد‬andai saja masa mudaku
kembali”.
2
Contohnya ( ‫“ )َلَع َّلُك ْم َتَّتُق وَن‬mudah-mudahan kalian
bertaqwa”.
3
(‫)َزْيًدا‬: Isim Inna manshūb dengan fathah; ( ‫)قائٌم‬: Khobar
Inna marfū’ dengan dhommah.
4
(‫)عمًر ا‬: Isim Laita manshūb dengan fathah; ( ‫)شاخٌص‬:
Khobar Laita marfū’ dengan dhommah.

42
Khobar hingga keduanya menjadi Maf’ūl Bih
untuknya. Lengkapnya adalah ( ‫)َظَنْنُت‬1, ( ‫)َحِس ْبُت‬2, (‫خ‬
‫ ِ)ْلُت‬3, ( ‫)َز َع ْم ُت‬4 empat ini bermakna
“menyangka/mengira/menganggap”, ( ‫)َر َأْيُت‬5, ( ‫َع ِلْم‬
‫)ُت‬6, ( ‫)َو َج ْدُت‬7 dua ini bermakna “aku meyakini”, (‫ا‬
1
Contohnya ( ‫“ )َظَنْنُت َزْي ًدا ِم َن الُم َدِّر ِس يَن‬aku mengira Zaid
termasuk guru-guru”. ( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ sebagai
Fā’il; (‫)زيًدا‬: Maf’ūl Bih I manshūb dengan fathah; (‫من‬
‫)المدرسين‬: Maf’ūl Bih II di tempat manshūb; ( ‫)المدرسيَن‬:
majrūr dengan yā karena termasuk jamak mudzakkar
sālim.
2
Contohnya (‫“ )َح ِس ْبُت َم اَل ُه َكثيًرا‬aku mengira hartanya
banyak”. (‫)ت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; ( ‫)ماَل‬:
Maf’ūl Bih I manshūb dengan fathah, sekaligus sebagai
Mudhōf; (‫)ـه‬: di tempat majrūr sebagai Mudhōf Ilaih; (
‫)كثيًرا‬: Maf’ūl Bih II manshūb dengan fathah.
3
Contohnya (‫)ِخ ْلُت َزْيًدا َناِج ًح ا‬: “aku mengira Zaid lulus”.
4
Contohnya ( ‫“ )َز َع َم الُم ْش ِرُك وَن َص اِحَب الَم اِل َأْفَضَل الَّناِس‬orang-
orang musyrik mengira orang kaya adalah manusia
paling utama”.
5
Contohnya (‫“ )َر َأى الُم ْس ِلُم وَن اآلِخ َر َة َح ًّق ا‬kaum Muslimin
meyakini Akhirat benar adanya”.
6
Contohnya (‫“ )َعِلْم ُت الُّص ْم َت ُخُلًقا َك ِريًم ا‬aku meyakini diam
adalah akhlak mulia”.
7
Contohnya ( ‫“ )َو َج ْدُت الَّص ْبَر ِفي الَّص َّواِم‬aku mendapati
kesabaran ada pada orang yang gemar berpuasa”.

43
‫ ِ)َّتَخ ْذ ُت‬1, ( ‫)َجَع ْلُت‬2 dua ini bermakna “aku
menjadikan”, ( ‫)َسِم ْع ُت‬3 “aku mendengar”.

Contohnya adalah:

1. (‫ )َظَنْن ُت َزْيًدا َقاِئًم ا‬Aku mengira Zaid berdiri4


2. (‫ )َر َأْيُت َع ْم ًرا َش اِخ ًص ا‬Aku melihat Amr
pergi5

1
Contohnya (‫“ )ِاَّتَخ َذ ُهَّللا ِإْب َر اِهيَم َخ ِليًال‬Allōh menjadikan
Ibrohim sebagai kekasih”.
2
Contohnya (‫“ )َجَع َل ُهَّللا اَألْر َض ُم ْس َتِقًّر ا‬Allōh menjadikan
bumi diam”.
3
Contohnya ( ‫“ )َسِم ْع ُت َأَبا ُهَر يَر َة َيُق وُل‬aku mendengar Abu
Huroiroh berkata”. (‫)أبا‬: Maf’ūl Bih I manshūb dengan
alif karena termasuk asmāul khomsah, sekaligus
menjadi Mudhōf; (‫)هريرة‬: majrūr dengan fathah karena
isim mufrod ghoiru munshorif, menjadi Mudhōf Ilaih; (
‫)يقول‬: Maf’ūl Bih II di tempat manshūb.
4
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)زيًدا‬: Maf’ūl Bih I
manshūb dengan fathah; (‫)قائًم ا‬: Maf’ūl Bih II manshūb
dengan fathah.
5
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)عمًر ا‬: Maf’ūl Bih
I manshūb dengan fathah; (‫)شاخًص ا‬: Maf’ūl Bih II
manshūb dengan fathah.

44
5. Na’at
Na’at ( ‫“ )َنْع ٌت‬sifat” mengikuti ( ‫“ )َم ْنُع وٌت‬yang
disifati” dalam marfū’, manshūb, majrūr,
sekaligus ma’rifat dan nakiroh. Contohnya:

1. ( ‫ )َقاَم َزْيٌد الَع اِقُل‬Zaid yang cerdas itu berdiri1


2. ( ‫ )َر َأْيُت َزْيًدا الَع اِق َل‬Aku melihat Zaid yang
cerdas itu2
3. ( ‫ )َم َر ْر ُت ِبَزْيٍد الَع اِقِل‬Aku melewati Zaid yang
cerdas itu3

Ma’rifat ada lima macam, yaitu:

1. Isim dhomīr (kata ganti) seperti saya dan


kamu

1
(‫)زيٌد‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)العاقُل‬: Na’at
marfū’ dengan dhommah.
2
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)زيًدا‬: Maf’ūl Bih
manshūb dengan fathah; ( ‫)العاقَل‬: Na’at manshūb dengan
fathah.
3
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; ( ‫)زيٍد‬: majrūr
dengan kasroh karena kemasukan jār bi; ( ‫)العاقِل‬: Na’at
majrūr dengan kasroh.

45
2. Isim ‘alam (nama sesuatu) seperti Zaid
dan Makkah
3. Isim mubham (kata tunjuk [isyaroh] dan
kata sambung [maushul]) seperti ini dan
itu1
4. Isim ber-al seperti ( ‫“ )الَّرُجُل‬lelaki itu” dan
( ‫“ )الُغاَل ُم‬anak itu”
5. Isim yang disandarkan (menjadi
Mudhōf) kepada salah satu dari empat
ini.

Nakiroh adalah setiap isim yang mencakup


semua jenisnya, tidak terkhusus per individu
tanpa melibatkan yang lain. Mudahnya adalah
setiap isim yang bisa dimasuki al, seperti: (‫)الَّرُجل‬

1
Yang dimaksud isim mubham di sini adalah ( ‫)ِاْس ُم اِإل َشاَرِة‬
“kata tunjuk” seperti (‫“ )َهَذ ا‬ini” dan ( ‫“ )ِاْس ُم الَم وُصوِل‬kata
sambung” seperti (‫“ )اَّل ِذ ي‬yang”. Perhatian: isim
maushūl dan athof kami terjemahkan sama, yakni “kata
sambung” karena memang dalam bahasa Indonesia
keduanya masuk kata sambung, tetapi dalam bahasa
Arob berbeda sekali.

46
“lelaki itu” dan (‫“ )الَفَر س‬kuda itu” (maka rojul
dan faros jika tanpa al adalah nakiroh).

6. Athof
Athof ( ‫“ )َع ْطٌف‬kata sambung” ada 10, yaitu:

1. ( ‫“ )َو‬dan”
2. (‫“ )َفـ‬lalu (tanpa jeda)”1
3. ( ‫“ )ُثَّم‬lalu (berjeda)”2
4. ( ‫“ )َأْو‬atau”3
5. ( ‫“ )َأْم‬atau”4
6. (‫“ )ِإَّم ا‬adakalanya”5
1
Contohnya ( ‫“ )ُقْم ُت ِللَّص َالِة َفـَكَّبْر ُت‬aku berdiri untuk sholat
lalu (langsung) bertakbir”.
2
Contohnya ( ‫“ )َغ َس ْلُت ُثَّم َذ َهْبُت ِإَلَى الَج اِمَع ِة‬aku mandi lalu
pergi ke kampus”, yakni bejeda sarapan di antara
keduanya.
3
Contohnya ( ‫“ )ُتِريُد الَّس َم َك َأِو الُخ ْب َز‬kamu ingin ikan atau
roti?”.
4
Contohnya ( ‫“ )َأَزْيٌد َأُبوَك َأْم َع ُّم َك‬apakah Zaid ayahmu atau
pamanmu?”.
5
Huruf ini diperselisihkan oleh ahli bahasa, apakah ia
termasuk huruf Athof atau tidak? Yang dipilih Ibnu
Malik, bukan. Contoh immā (‫ِإَّنا َهَدْيَناُه الَّس ِبيَل ِإَّم ا َش اِكًر ا َو ِإَّم ا‬

47
7. ( ‫“ )َبْل‬bahkan”1
8. ( ‫“ )اَل‬tidak”2
9. ( ‫“ )َلِكْن‬tetapi”3
10. (‫“ )َح َّتى‬hingga” di beberapa tempat4.

‫“ )َك ُف وًر ا‬sesungguhnya Kami membimbingnya kepada


jalan kebenaran, adakalanya bersyukur dan adakalanya
kufur”. (‫)شاكًر ا‬: Maf’ūl Bih II manshūb dengan fathah; (
‫)كفوًر ا‬: manshūb dengan fathah diathofkan ke syākiron.
1
Contohnya (‫“ )َأْنَت َعاِلٌم َبْل َفِقيٌه‬kamu alim bahkan faqih”.
2
Contohnya ( ‫“ )اَل َأْس َأُل َم اَل َك َو َال ِع ْلَم َك‬aku tidak meminta
hartamu dan tidak pula ilmumu”.
3
Syaratnya ada tiga: kalimat negatif, berupa mufrod
bukan kalimat, tanpa wa (dan). Contohnya ( ‫َم ا َش ِرْبُت الَّلَبَن‬
‫“ )َلِكِن الَم اَء‬aku tidak minum susu tetapi air”. La pada ‫لكن‬
dibaca panjang, meski harokatnya tidak berdiri, karena
sudah dimaklumi.
4
(‫ )َح َّتى‬kadang menjadi huruf jār dan kadang menjadi
huruf athof. Contoh athof (‫“ )َأَك ْلُت الَّس َم َكَة َح َّتى َر ْأَس َها‬aku
makan ikan sampai (habis) kepalanya,” yakni habis
termasuk kepalanya. Contoh jār (‫)َأَك ْلُت الَّس َم َكَة َح َّتى َر ْأِس َها‬
“aku makan ikan sampai (tersisa) kepalanya,” yakni
ketika sampai kepala, kuberhenti makan.

48
Jika diathofkan (dihubungkan) ke marfū’ maka
ia dimarfū’, atau ke manshūb maka dimanshūb,
atau ke majzūm maka dimajzūm. Contohnya:

1. (‫ )َقاَم َزْيٌد َو َع ْم ٌرو‬Zaid dan Amr berdiri


2. (‫ )َر َأْيُت َزْي ًدا َو َع ْم ًرا‬Aku melihat Zaid dan
Amr
3. (‫ )َم َر ْر ُت ِبَزْيٍد َو َع ْم ٍر و‬Aku melewati Zaid dan
Amr
4. ( ‫ )َزْيٌد َلْم َيُقْم َو َلْم َيْقُع ْد‬Zaid belum berdiri dan
belum duduk.

7. Taukīd
Taukīd ( ‫“ )َتْو ِكيٌد‬penegasan” mengikuti isim yang
ditegaskan dalam marfū’, manshūb, majrūr, dan
ma’rifat. Taukīd menggunakan lafazh khusus
berikut: ( ‫)َنْفٌس‬, ( ‫)َع ْيٌن‬, ( ‫)ُك ُّل‬, (‫ )َأْج َم ُع‬dan yang
semakna dengannya seperti ( ‫)َأْك َت ُع – َأْبَت ُع – َأْبَص ُع‬
“sungguh semua”. Contohnya:

49
1. (‫ )َقاَم َزْيٌد َنْفُسُه‬Sungguh Zaid berdiri1
2. ( ‫ )َر َأْيُت الَق ْو َم ُك َّلُهْم‬Sungguh aku melihat
kaum itu
3. ( ‫ )َم َر ْر ُت ِب الَقْو ِم َأْج َم ِع يَن‬Sungguh aku
melewati kaum itu2

8. Badal
Apabila sebuah isim dijadikan Badal ( ‫ )َبَدٌل‬dari
isim lainnya atau fi’il dari fi’il lainnya, maka ia
mengikutinya dalam semua i’rōb (marfū’,
manshūb, majrūr, majzūm).

Badal terbagi menjadi empat:

1. ( ‫“ )َش ْي ٌء ِم َن الَّش ْي ِء‬alias”


2. ( ‫“ )َبْعٌض ِم َن الُك ِّل‬tercakup padanya”
3. ( ‫“ )ِاْش ِتَم اٌل‬bagian abstrak darinya”
4. (‫“ )َغ َلٌط‬keliru”
1
(‫)زيٌد‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; ( ‫)نفُس‬: Taukid
marfū’ dengan dhommah, sekaligus menjadi Mudhōf; (
‫)ـُه‬: di tempat majrūr menjadi Mudhōf Ilaih.
2
( ‫)أجمعيَن‬: Taukid majrūr dengan ya karena termasuk
mulhaq jamak mudzakkar sālim.

50
Contohnya adalah

1. ( ‫ )َق اَم َزْي ٌد َأُخ وَك‬Zaid —saudaramu—


berdiri atau saudaramu Zaid berdiri1
2. (‫َف ُثُلَث ُه‬YYY‫ )َأَك ْلُت الَّر ِغ ي‬Aku makan roti —
sepertiganya atau aku makan sepertiga
roti2
3. (‫ )َنَفَعِني َزْي ٌد ِع ْلُم ُه‬Zaid —ilmunya—
bermanfaat bagiku atau ilmu Zaid
bermanfaat bagiku3
4. ( ‫ )َر َأْيُت َزْي ًدا الَف َر َس‬Aku melihat Zaid eh
kuda, maksudnya kamu ingin menyebut

1
(‫)زيٌد‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)أخو‬: Badal
marfū’ dengan wawu karena termasuk asmāul khomsah,
sekaligus menjadi Mudhōf; (‫)ك‬: di tempat majrūr
menjadi Mudhōf Ilaih.
2
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; ( ‫)الرغيَف‬: Maf’ūl
Bih manshūb dengan fathah; ( ‫)ثلَث‬: Badal manshūb
dengan fathah sekaligus menjadi Mudhōf; (‫)ـه‬: di tempat
majrūr menjadi Mudhōf Ilaih.
3
(‫)ي‬: di tempat majrūr menjadi Maf’ūl Bih; (‫)زيٌد‬: Fā’il
marfū’ dengan dhommah; ( ‫)علُم‬: Badal marfū’ dengan
dhommah, sekaligus menjadi Mudhōf; (‫)ـه‬: di tempat
majrūr menjadi Mudhōf Ilaih.

51
kuda tetapi keliru menyebut Zaid lalu
kamu ralat.1

BAB ISIM-ISIM MANSHŪB


Isim-isim manshūb ada 15, yaitu:

1. ( ‫ )َم ْفُعوٌل ِبِه‬Maf’ūl Bih (objek)


2. (‫ )َم ْص َدٌر‬Masdar (Maf’ūl Mutlaq)2
3. ( ‫ )َظْر ُف الَّز َم اِن‬Zhorof Zaman (isim yang
menunjukkan waktu)
4. ( ‫ )َظْر ُف الَم َك اِن‬Zhorof Makan (isim yang
menunjukkan tempat)3

1
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)زيًدا‬: Maf’ūl Bih
manshūb dengan fathah; ( ‫)الفرَس‬: Badal manshūb dengan
fathah.
2
Secara bahasa artinya sumber atau asal, dikatakan
demikian karena semua kata berawal darinya hingga
fi’il, misalnya ( ‫ )َضَرَب‬berasal dari pecahan (‫)َض ْر ًبا‬. Nama
lain dari Masdar adalah Maf’ūl Muthlaq.

52
5. ( ‫ )َح اٌل‬Hāl (isim yang menunjukkan
keadaan),
6. ( ‫ )َتْم ِييٌز‬Tamyīz
7. (‫ )ُم ْسَتْثَنى‬Mustatsnā
8. (‫ )ِاِس ُم َال‬Isim Lā
9. (‫ )ُم َناَدي‬Munādā
10. ( ‫ )َم ْفُعوٌل ِم ْن َأْج ِلِه‬Maf’ūl Min Ajlih
11. (‫ )َم ْفُعوٌل َم َع ُه‬Maf’ūl Ma’ah
12. (‫ )َخ َب ُر َك اَن َو َأَخ َو اِتَه ا‬Khobar Kāna dan
saudara-saudaranya
13. (‫ )ِاْس ُم ِإَّن َو َأَخ َو اِتَه ا‬Isim Inna beserta
saudara-saudaranya
14. Isim yang mengikuti isim manshūb yang
berjumlah empat: Na’at, Athof, Taukīd,
dan Badal.1

3
Zhorof Zamān dan Makān disebut pula ( ‫ِه‬YY‫)َم ْفُع وٌل ِفي‬
karena kedua zhorof tersebut mengandung huruf jār fī.
1
Demikian hampir seluruh manuskrip hanya
menyebutkan 14, dan di manuskrip lain menyebutkan 15
dan yang hilang adalah (‫)َظَّن َو َأَخ َو اُتَها‬.

53
1. Maf’ūl Bih (Objek)
Yaitu isim manshūb yang dijatuhi pekerjaan,
contohnya:

1. (‫ )َضَر ْبُت َزْيًدا‬Aku memukul Zaid1


2. ( ‫ )َرِكْبُت الَفَر َس‬Aku naik kuda

Maf’ūl Bih ada dua macam, yaitu zhohir dan


dhomīr. Contoh zhohir seperti di atas.
Sementara dhomīr ada dua, muttashil
(bersambung) dan munfashil (terpisah).

Muttashil berjumlah 12, yaitu:

1. (‫ )َضَرَبنـِي‬memukulku
2. (‫ )َضَرَبَنا‬memukul kami
3. ( ‫ )َضَرَبَك‬memukulmu (lk)
4. ( ‫ )َضَرَبِك‬memukulmu (pr)
5. (‫ )َضَرَبُك َم ا‬memukul kalian berdua (lk/pr)
6. ( ‫ )َضَرَبُك ْم‬memukul kalian (lk)

1
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)زيًدا‬: manshūb
menjadi Maf’ūl Bih.

54
7. ( ‫ )َضَرَبُك َّن‬memukul kalian (pr)
8. (‫ )َضَرَبُه‬memukulnya (lk)
9. (‫ )َضَرَبَها‬memukulnya (pr)
10. (‫ )َضَرَبُهَم ا‬memukul mereka berdua (lk/pr)
11. ( ‫ )َضَرَبُهْم‬memukul mereka (lk)
12. ( ‫ )َضَرَبُهَّن‬memukul mereka (pr)

Sementara munfashil berjumlah 12 juga, yaitu:

1. ( ‫ )ِإَّياَي‬ku
2. (‫ )ِإَّياَنا‬kami
3. ( ‫ )ِإَّياَك‬mu (lk)
4. ( ‫ )ِإَّياِك‬mu (pr)
5. (‫ )ِإَّياُك َم ا‬kalian berdua (lk/pr)
6. ( ‫ )ِإَّياُك ْم‬kalian (lk)
7. ( ‫ )ِإَّياُك َّن‬kalian (pr)
8. (‫ )ِإَّياُه‬nya (lk)
9. (‫ )ِإَّياَها‬nya (pr)
10. (‫ )ِإَّياُهَم ا‬mereka berdua (lk/pr)
11. ( ‫ )ِإَّياُهْم‬mereka (lk)
12. ( ‫ )ِإَّياُهَّن‬mereka (pr)

55
2. Masdar
Masdar adalah isim manshūb yang terbuat di
urutan ketiga dalam tasrīf fi’il. Contohnya
adalah (‫ َض ْر ًبا‬- ‫ َيْض ِر ُب‬- ‫“ )َضَر َب‬telah memukul -
sedang memukul - pukulan”.

Masdar dibagi dua, yaitu lafzhi dan maknawi.


Jika lafazh Masdar sama dengan fi’ilnya maka
disebut Masdar lafzhi seperti ( ‫)َقَتْلُت ُه َقْتاًل‬1 “aku
benar-benar membunuhnya”.

Jika lafazh Masdar hanya sama dalam makna,


bukan lafazh, disebut Masdar maknawi, seperti (
‫“ )َج َلْس ُت ُقُع وًدا‬aku benar-benar duduk” dan ( ‫ُقْم ُت‬
‫“ )ُو ُقوًفا‬aku benar-benar berdiri”.

3. Zhorof Zaman dan Tempat


Zhorof Zaman ( ‫ )َظْر ُف الَّز َم اِن‬adalah isim manshūb
yang menunjukkan waktu serta memperkirakan
1
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)ـُه‬: di tempat
manshūb menjadi Maf’ūl Bih; (‫)قتًال‬: manshūb dengan
fathah menjadi Masdar/Maf’ūl Mutlaq.

56
(‫“ )ِفي‬di” (yang tersembunyi), contohnya: ( ‫)الَيْو َم‬
“hari ini”, (‫“ )الَّلْيَلَة‬malam ini”, (‫“ )َغْد َو ًة‬pagi”, (
‫“ )ُبْك َر ًة‬pagi”, (‫“ )َسَح ًرا‬waktu sahur”, (‫“ )َغًدا‬besok”,
(‫“ )َع َتَم ًة‬tengah malam”, (‫“ )َصَباًحا‬subuh”, ( ‫)َم َس اًء‬
“sore”, (‫“ )َأَبًدا‬selamanya”, (‫“ )َأَم ًدا‬baru-baru ini”,
(‫“ )ِح يًنا‬sekarang”, dan yang semisalnya.1

Zhorof Makān ( ‫ )َظْر ُف الَم َك اِن‬adalah isim manshūb


yang menunjukkan tempat yang memperkirakan
(‫“ )ِفي‬di” (yang tersembunyi), contohnya: ( ‫)َأَم اَم‬
“di depan”, ( ‫“ )َخ ْل َف‬di belakang”, ( ‫“ )ُق َّد اَم‬di
depan”, ( ‫“ )َو َر اَء‬di belakang”, (‫“ )َفْو َق‬di atas”, (
‫“ )َتْح َت‬di bawah”, (‫“ )ِع ْنَد‬di sisi”, ( ‫“ )َم َع‬bersama”,
( ‫“ )ِإَزاَء‬selurus”, ( ‫“ )ِح َذ اَء‬selurus”, ( ‫“ )ِتْلَقاَء‬searah”,
( ‫“ )َثَّم‬di sana”, (‫“ )ُهَن ا‬di sini”, dan yang
semisalnya.2

1
Asal Zhorof adalah diawali fī (di) seperti ( ‫ )ِفي َأَم اِم‬lalu
dibuang fī-nya diganti harokat fathah menjadi ( ‫)أماَم‬.
Contohnya (‫“ )َذ َهْبُت ُغْد َو ًة‬aku berangkat di pagi hari”, ( ‫)ُت‬:
di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)غدوًة‬: Zhorof Zamān
manshūb dengan fathah. Adapun ( ‫ )الَيْو َم‬asalnya (‫ِفي َهَذ ا‬
‫ )الَيْو ِم‬sehingga artinya “pada hari ini”, begitu juga (‫)الَّلْيَلَة‬.
57
4. Hāl (Keadaan)
Hāl ( ‫ )َح اٌل‬adalah isim manshūb yang
menjelaskan keadaan yang belum jelas,
contohnya:

1. (‫ )َج اَء َزْيٌد َر اِكًبا‬Zaid datang dalam keadaan


berkendara
2. (‫ )َرِكْبُت الَف َرَس ُم ْس َر ًجا‬Aku menaiki kuda
dalam keadaan berpelana
3. (‫ )َلِقيُت َع ْب َد ِهَّللا َر اِكًب ا‬Aku menjumpai
Abdullah dalam keadaan berkendara1

2
Contohnya ( ‫“ )َزْيٌد َأَم اَم الَفْص ِل‬Zaid di depan kelas”. (‫)زيٌد‬:
Mubtada marfū’ dengan dhommah; (‫)أمام الفصل‬: di
tempat marfū’ menjadi Khobarnya; ( ‫)أماَم‬: Zhorof Makān
manshūb dengan fathah, sekaligus menjadi Mudhōf; (
‫)الفصِل‬: majrūr dengan kasroh menjadi Mudhōf Ilaih.
Zhorof jenis ini selalu menjadi Mudhōf.
1
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)عبَد‬: Maf’ūl Bih
manshūb dengan fathah, sekaligus sebagai Mudhōf; (
‫)ِهّللا‬: Mudhōf Ilaih majrūr dengan kasroh; (‫)راكًب ا‬:
manshūb dengan fathah menjadi Hāl untuk Fā’il atau
Maf’ūl Bih, mana yang lebih layak? Hal untuk Maf’ūl
Bih, karena ia lebih dekat posisinya darinya.

58
Hāl hanya boleh dalam bentuk nakiroh, letaknya
hanya setelah kalimat sempurna, dan shōhibul
hāl (orangnya/bendanya) dalam bentuk ma’rifat.

5. Tamyīz
Tamyīz ( ‫ )َتْم ِي يٌز‬adalah isim manshūb yang
menjelaskan dzat yang belum jelas, contohnya:

1. (‫ )َتَص َّبَب َزْي ٌد َع َر ًق ا‬Keringat Zaid


bercucuran1
2. (‫ )َتَفَّقَأ َبْك ٌر َشْح ًم ا‬Lemak Bakar berlapis-lapis
3. (‫ )َطاَب ُمَحَّم ٌد َنْفًسا‬Badan Muhammad harum
4. (‫ )ِاْش َتَر ْيُت ِع ْش ِريَن ُغاَل ًم ا‬Aku membeli 20
budak
5. (‫ )َم َلْكُت ِتْس ِع يَن َنْع َج ًة‬Aku memiliki 90
kambing
6. (‫ )َزْيٌد َأْك َر ُم ِم ْنَك َأًبا َو َأْج َم ُل ِم ْنَك َو ْج ًها‬Ayah Zaid
lebih mulia darimu dan lebih tampan
wajahnya darimu

1
(‫)زيٌد‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)عرًق ا‬: Tamyiz
manshūb dengan fathah.

59
Tamyīz harus nakiroh dan harus diletakkan
setelah kalimat sempurna.

6. Mustatsnā (Pengecualian)
Istitsnā (‫ )ِاْس ِتْثَناء‬berjumlah 8, yaitu ( ‫)ِإاَّل‬, (‫)َغْيُر‬, (
‫)ِسَو ى‬, (‫)ُس َو ى‬, ( ‫)َس َو اٌء‬, ( ‫)َخاَل‬, (‫)َعَدا‬, (‫( )َح اَش ا‬semuanya
bermakna kecuali/selain).

Mustatsnā (‫( )ُم ْس َتْثَنى‬isim yang kena Istitsnā)


dengan illā, dimanshūbkan jika kalimatnya
bertipe tām mūjab (kalimat sempurna positif),
contohnya:

1. (‫ )َق اَم الَق ْو ُم ِإاَّل َزْي ًدا‬Semua orang berdiri


kecuali Zaid
2. (‫ )َخ َر َج الَّن اُس ِإاَّل َع ْم ًرا‬Semua orang keluar
kecuali Amr1

1
( ‫)الناُس‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)عمًر ا‬:
Mustatsnā manshūb dengan fathah karena tām mūjab.

60
Jika kalimatnya bertipe tām manfi (kalimat
sempurna negatif), boleh dijadikan Badal atau
dimanshūbkan karena Istitsnā, contohnya:

1. ( ‫ )َم ا َق اَم الَق ْو ُم ِإاَّل َزْي ٌد‬Semua orang berdiri


kecuali Zaid1
2. (‫ )َم ا َق اَم الَق ْو ُم ِإاَّل َزْي ًدا‬Semua orang berdiri
kecuali Zaid2

Jika kalimatnya bertipe nāqish (kalimat tidak


sempurna), maka i’rōbnya sesuai dengan
‘āmilnya, contohnya:

1. ( ‫ )َم ا َقاَم ِإاَّل َزْيٌد‬Hanya Zaid yang berdiri


2. (‫ )َم ا َض َر ْبُت ِإاَّل َزْي ًدا‬Aku hanya memukul
Zaid
3. ( ‫ )َم ا َم َر ْر ُت ِإاَّل ِبَزْي ٍد‬Aku hanya melewati
Zaid3

1
( ‫)القوُم‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)زيٌد‬: Badal
marfū’ dengan dhommah.
2
( ‫)القوُم‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)زيًدا‬: Mustatsnā
manshūb dengan fathah karena tām manfi.

61
Adapun Mutstasnā dengan ghoir, siwā, suwā,
sawā` hanya boleh dimajrūr, tidak boleh
lainnya.1

3
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ menjadi Fā’il; (‫)زيًدا‬: Mustatsnā
manshūb dengan fathah karena nāqish.
1
Empat kata ini adalah isim, bukan huruf, dan menjadi
Mudhōf, sehingga isim berikutnya dimajrūr menjadi
Mudhōf Ilaih. Lantas apa i’rōb keempat isim ini?
Mengikuti ketentuan Istitsnā, yakni jika berupa tām
mujab wajib manshūb, jika tām manfi boleh manshūb
dan marfū’, jika nāqish maka sesuai pelengkapnya.
Contohnya ( ‫)َقاَم الَقوُم َغيَر َزيٍد‬: ( ‫ )غيَر‬Mustatsnā manshūb
dengan fathah karena tām mūjab, sekaligus menjadi
Mudhōf; ( ‫)زيٍد‬: majrūr dengan kasroh menjadi Mudhōf
Ilaih. ( ‫)َم ا َق اَم الَق وُم َغْي َر َزْي ٍد‬: ( ‫)غيَر‬: Mustatsnā manshūb
dengan fathah karena tām manfi, boleh pula didhommah
menjadi Badal. ( ‫)َم ا َر َأْيُت َغْي َر َزْي ٍد‬: ( ‫)غيَر‬: Mustatsnā
manshūb dengan fathah menjadi Maf’ūl Bih karena
nāqish. Ini berlaku juga pada tiga isim sisanya.
Perhatian, sawā` di sini bukan sawā` yang bermakan
“sama saja” pada ayat ( ‫َس َو اٌء َع َلْيِهْم َأَأْن َذ ْر َتُهْم َأْم َلْم ُتْن ِذ ْر ُهْم اَل‬
‫“ )ُيْؤ ِم ُن وَن‬sama saja atas mereka kamu beri mereka
peringatan atau tidak, mereka tidak mau beriman”.

62
Mustasnā dengan kholā, ‘adā, hāsyā boleh
dijadikan manshūb maupun majrūr,1 contohnya:

1. ( ‫ )َقاَم الَقْو ُم َخاَل َزْيًدا َو َزْيٍد‬Semua orang berdiri


kecuali Zaidan dan Zaidin2
2. (‫ )َق اَم الَق ْو ُم َع َدا َع ْم ًرا َو َع ْم ٍر و‬Semua orang
berdiri kecuali Amron dan Amrin
3. ( ‫ )َق اَم الَق ْو ُم َح اَش ا َبْك ًرا َو َبْك ٍر‬Semua orang
berdiri kecuali Bakron dan Bakrin

7. Isim Lā
Ketahuilah bahwa ( ‫)اَل‬ “tidak ada”
memanshūbkan isim nakiroh tanpa tanwīn, jika
Lā tersebut bersambung langsung isim nakiroh

1
Ketiga kata ini bisa dijadikan huruf atau fi’il. Jika
dijadikan huruf jār maka isim setelahnya majrūr, dan
jika dijadikan fi’il madhi maka isim setelah manshūb
menjadi Maf’ūl Bih.
2
Jika kalimatnya (‫ )َقاَم الَقْو ُم َخاَل َزْيًدا‬maka (‫ )زيًدا‬manshūb
menjadi Maf’ūl Bih dari fi’il kholā. Jika kalimatnya ( ‫َقاَم‬
‫ )الَق ْو ُم َخاَل َزْي ٍد‬maka ( ‫ )زيٍد‬majrūr kemasukan huruf jār
kholā.

63
dan tidak berbilang, contohnya ( ‫)اَل َر ُج َل ِفي الَّد اِر‬
“tidak ada seorang pun di rumah itu”.1

Jika Lā tersebut tidak bersambung langsung isim


nakiroh, maka isimnya (Isim Lā) wajib marfū’
dan Lā wajib berbilang, contohnya ( ‫اَل ِفي الَّد اِر‬

1
Lā ini disebut ( ‫ )َال ِلَنْفِي الِج ْنِس‬yaitu Lā yang berfungsi
meniadakan (membatalkan) semua jenis yang
disebutkan, seperti contoh di atas yang maknanya di
rumah itu tidak ada laki-laki pun meski satu orang, baik
balita, remaja, dewasa, lansia, baik kaya maupun
miskin. Lā ini mirip Inna yang memiliki Isim dan
Khobarnya, hanya saja Isim Lā mabni fathah atau
manshūb tanpa tanwin. Syarat Lā Linafyil Jinsi ada tiga:
(1) Lā bersambung langsung Isimnya, (2) Isim dan
Khobarnya berupa nakiroh, (3) Lā tidak berbilang. I’rōb
di atas adalah ( ‫)رجَل‬: Isim Lā manshūb tanpa tanwin; (‫في‬
‫)الداِر‬: di tempat marfū’ menjadi Khobar Lā. Contoh lain
(‫“ )َال َس َّياَر َة ُأْج َرٍة ُهَنا‬tidak ada mobil sewaan di sini”; (‫)سيارَة‬:
Isim Lā manshūb dengan fathah, sekaligus Mudhōf; (
‫)أجرٍة‬: majrūr dengan kasroh menjadi Mudhōf Ilaih; (‫)هنا‬:
di tempat marfū’ menjadi Khobar Lā. Boleh pula
khobarnya ‫ موجود‬yang diperkirakan.

64
‫“ )َر ُج ٌل َو اَل ِاْم َر َأٌة‬di rumah tidak ada lelaki pun
maupun perempuan pun”.1

Jika Lā berbilang (dan bersambung langsung


isim nakiroh), maka fungsi Lā boleh diamalkan
ataupun diabaikan. Kamu boleh mengatakan ( ‫اَل‬
‫“ )َر ُج ٌل ِفي الَّد اِر َو اَل ِاْم َر َأٌة‬tidak ada lelaki pun
maupun wanita pun di rumah itu”.

8. Munādā (Yang Dipanggil)


Munādā (‫ )ُم َناَدى‬ada lima macam, yaitu:

1. ( ‫“ )الُم ْف َر ُد الَع َلُم‬isim mufrod yang


menunjukkan nama sesuatu”2

1
Fungsi Lā batal jika Lā tidak bersambung langsung
dengan Isimnya, dipisah dengan kata lain, seperti pada
contoh di atas. ( ‫)في الداِر‬: di tempat marfū’ menjadi
Khobar Muqoddam, ( ‫)رجٌل‬: marfū’ menjadi Mubtada
Muakhor; (‫)امرأٌة‬: marfū’ dengan dhommah diathofkan
ke rojul. Sebagian ulama berpendapat, batalnya Lā ini
tidak wajib ada pengulangan Lā, seperti ( ‫)اَل ِفي الَّداِر َر ُجٌل‬.
2
Contohnya (‫“ )َيا ُمَحَّم ُد‬wahai Muhammad!”.

65
2. (‫“ )الَّنِكَر ُة الَم ْقُصوَد ُة‬isim nakiroh yang tertuju
siapa orangnya”1
3. ( ‫“ )الَّنِك َر ُة َغْي ُر الَم ْقُص وَد ِة‬isim nakiroh yang
tidak tertuju siapa orangnya”2
4. ( ‫“ )الُمَض اُف‬Mudhōf”3
5. ( ‫“ )الَّش ِبيُه ِبالُمَض اِف‬yang menyerupai
Mudhōf”4.

Adapun yang pertama dan kedua, dijadikan


mabni dhommah tanpa tanwīn, contohnya (‫َي ا‬
‫“ )!َزْيُد‬wahai Zaid!” dan ( ‫“ )!َيا َر ُجُل‬wahai orang!”5

1
Contohnya (‫“ )َيا َو َلُد‬wahai anak!”.
2
Contohnya (‫“ )َي ا َو َل ًدا‬wahai anak!”, tidak memanggil
orang tertentu, tetapi menyeru kepada anak-anak yang
banyak.
3
Contohnya (‫“ )َيا َر ُسوَل ِهَّللا‬wahai Rosulullōh!”.
4
Contohnya ( ‫“ )َي ا َو َل ًدا ِفي الَم ْس ِج ِد‬wahai anak yang di
masjid!”. Yang dimaksud menyerupai Mudhōf di sini,
bukanlah Mudhōf Ilaih, tetapi lebih dari satu isim, tetapi
bukan pola Idhofah.
5
(‫)زيُد‬: Munādā Mufrod mabni dengan dhommah; (‫)رجُل‬:
Munādā Nakiroh Maqshūdah mabni dengan dhommah.

66
Sementara tiga sisanya selalu dimanshūb, tidak
boleh yang lain.1

9. Maf’ūl Min Ajlih


Maf’ūl Min Ajlih ( ‫)َم ْفُع وٌل ِم ْن َأْج ِل ِه‬2 adalah isim
manshūb yang disebutkan untuk menjelaskan
sebab terjadinya pekerjaan, contohnya:

1. (‫ )َق اَم َزْي ٌد ِإْج اَل اًل ِلَعْم ٍر و‬Zaid berdiri karena
menghormati Amr3

1
(‫)َي ا َو َل ًدا‬: (‫)ولًدا‬: Munādā Nakiroh Ghoiru Maqshūdah
manshūb dengan fathah; (‫)َيا َر ُسوَل ِهَّللا‬: ( ‫)رسوَل‬: Munādā
Mudhōf manshūb dengan fathah sekaligus menjadi
Mudhōf; (‫)لفظ الجاللة‬: majrūr dengan kasroh menjadi
Mudhōf Ilaih. ( ‫)َيا َو َلًدا ِفي الَم ْس ِج ِد‬: (‫)ولًدا‬: Munādā Syabih bil
Mudhōf manshūb dengan fathah; ( ‫)المسجِد‬: majrūr
dengan kasroh kemasukan huruf jar fī.
2
Terkadang ahli bahasa menyebutnya (‫ )مفعول َأِلْج له‬Maf’ūl
Liajlih dan terkadang (‫ )مفعول َل ُه‬Maf’ūl Lah. Sama
maksud dan artinya.
3
(‫)زيٌد‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)إجالًال‬: Maf’ūl
Liajlih manshūb dengan fathah; (‫)عمٍرو‬: majrūr dengan
kasroh kemasukan huruf jār li.

67
2. ( ‫ )َقَص ْدُتَك اْبِتَغ اَء َم ْعُروِف َك‬Aku mendekatimu
karena mengharapkan kebaikanmu1

10. Maf’ūl Ma’ah


Maf’ūl Ma’ah (‫ )َم ْفُعوٌل َم َع ُه‬adalah isim manshūb
yang disebutkan untuk menjelaskan siapa yang
ikut serta bersama subjek melakukan pekerjaan.
Contohnya:

1. ( ‫ )َج اَء اَألِم يُر َو الَج ْيَش‬Pemimpin beserta


pasukan telah datang2
2. (‫ )اْسَتَو ى الَم اُء َو الَخَش َبَة‬Air mengalir beserta
kayu3

1
( ‫)ُت‬: di tempat marfū’ sebagai Fā’il; ( ‫)ابتغاَء‬: Maf’ūl
Liajlih manshūb dengan fathah sekaligus sebagai
Mudhōf; ( ‫)معروِف‬: majrūr dengan kasroh menjadi
Mudhōf Ilaih I; (‫)ك‬: di tempat majrūr menjadi Mudhōf
Ilaih II.
2
( ‫)األميُر‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; ( ‫)الجيَش‬: Maf’ūl
Ma’ah manshūb dengan fathah;
3
( ‫)الماُء‬: Fā’il marfū’ dengan dhommah; (‫)الخشبَة‬: Maf’ūl
Ma’ah manshūb dengan fathah.

68
Adapun Khobar Kāna beserta saudara-
saudaranya dan Isim Inna beserta saudara-
saudaranya, penjelasannya sudah di berlalu di
Bab Isim-Isim Marfū’, begitu juga pengikut-
pengikut (Na’at, Athof, Taukīd, Badal) sudah
dijelaskan di sana.

69
BAB ISIM-ISIM MAJRŪR
Isim-isim majrūr ada tiga macam, yaitu: (1)
majrūr dengan huruf Jār, (2) majrūr dengan
Idhofah (menjadi Mudhōf Ilaih), dan (3) isim
yang mengikuti isim majrūr (Na’at, Athof,
Taukīd, Badal).

Adapun isim yang majrūrnya dengan huruf


adalah isim yang kemasukan:

1. Huruf Jār yaitu: ( ‫“ )ِم ْن‬dari (asal)”, (‫)ِإَلى‬


“ke/kepada/menuju”, ( ‫“ )َع ْن‬dari (lewat)”,
(‫“ )َع َلى‬atas/di atas”, (‫“ )ِفي‬di/di dalam”, (
‫“ )ُرَّب‬betapa banyak/betapa sedikit”, ( ‫)ِب‬
“dengan/karena/di”, ( ‫)َك‬ “seperti/
bagaikan”, ( ‫“ )ِل‬untuk/bagi/milik”;
2. Huruf Qosam (sumpah) yaitu: ( ‫)َو‬, (‫)ِب‬, (
‫ )َت‬ketiganya bermakna “demi”; dan

70
3. ( ‫“ )َو ُرَّب‬betapa banyak/sedikit”, ( ‫ )ُم ْذ‬dan (
‫ )ُم ْنُذ‬keduanya bermakna “semenjak/se”.1

Adapun isim yang majrūrnya dengan Idhofah,


contohnya adalah ( ‫“ )ُغَالُم َزْيٍد‬anak Zaid”, dan ia
terbagi menjadi dua: ada yang mengandung
makna lām (milik) dan ada pula yang
mengandung makna min (terbuat dari). Contoh
yang mengandung makna lām adalah (‫ُغاَل ُم َزْيٍد َأي‬
‫“ )ُغَالٌم ِلَزْي ٍد‬anak milik Zaid”, dan contoh yang
mengandung makna min adalah ( ‫“ )َثْو ُب َخ ٍّز‬baju
dari sutera“, (‫“ )َباُب َس اٍج‬pintu dari pohon jati”,
dan ( ‫“ )َخ اَتُم َحِد يٍد‬cincin dari besi”. 

1
Total huruf yang menjadikan majrūr ada 15. Semuanya
sudah disinggung di muka kecuali tiga terakhir. (‫)ورب‬
sama maknanya dengan ( ‫ )ُرَّب‬yang merupakan huruf jār
yang masuk ke isim nakiroh, contohnya ( ‫َو ُرَّب َع َم ٍل َصِغ يٍر‬
‫“ )ُتَع ِّظُم ُه الِّنَّي ُة‬betapa banyak amal kecil dijadikan besar
oleh niatnya”. Sementara ( ‫ )ُم ْذ‬dan ( ‫ )ُم ْنُذ‬adalah dua huruf
jār yang khusus masuk di isim yang menunjukkan
waktu, contohnya ( ‫“ )َم ا َر َأيُتُه ُم ْنُذ َر َم َض اَن َأْو ُم ْنُذ َهَذ ا الَّش ْهِر‬aku
tidak melihatnya semenjak Romadhon atau sebulan ini,”
dan disyaratkan masuk pada kalimat negatif.[]

71
LAMPIRAN 1:
KESIMPULAN
1. Disebut Kalām (kalimat sempurna) jika
terpenuhi empat syarat: (1) ucapan, (2)
tersusun minimal dua kata, (3) bermakna
sempurna, (4) berbahasa Arob.
2. Kalimat adalah gabungan beberapa kata,
sementara kata ada tiga macam: isim
(kata-benda/kata-sifat), fi’il (kata-kerja),
dan huruf yang bermakna.
3. Ditinjau dari jumlah, isim ada tiga: (1)
isim mufrod yang menunjukkan makna
tunggal seperti ( ‫)َطاِلٌب‬, (2) isim mutsannā
yang menunjukkan makna dobel seperti (
‫)َطاِلَبان‬, (3) isim jamak yang menunjukkan
makna lebih dari dua, dan ia ada tiga: [1]
jamak taksīr seperti ( ‫)ُطَّالٌب‬, [2] jamak
mudzakkar sālim seperti ( ‫)َط اِلُبوَن‬, [3]
jamak muannats sālim ( ‫)َطاِلَباٌت‬.

72
4. Ditinjau dari waktu, fi’il ada tiga: (1)
mādhi yang menunjukkan lampau seperti
( ‫“ )َض َر َب‬telah memukul”, (2) mudhōri
yang menunjukkan waktu
sekarang/mendatang seperti ( ‫)َيْض ِر ُب‬
“sedang/akan memukul”, dan (3) amr
yang menunjukkan perintah akan datang
seperti ( ‫“ )ِاْض ِر ْب‬pukullah”.
5. Mabni adalah kata yang tetap, tidak
berubah akhirannya. Semua madhi, amr,
dan huruf adalah mabni sesuai keadaan
huruf terakhirnya. Adakalanya mabni
dengan dhommah, fathah, kasroh, atau
sukun.
6. Lawannya adalah mu’rob, yaitu kata
yang berubah akhirannya, baik
perubahan pada harokat atau pada huruf.
Isim dan mudhōri adalah mu’rob.
Mu’rob dengan harokat berupa
dhommah, fathah, kasroh, dan sukun,

73
sementara mu’rob dengan huruf berupa
wawu, alif, ya, dan nun.
7. I’rōb ada empat: marfū’, manshūb,
majrūr, majzūm. Tanda marfū’ ada
empat: dhommah, wawu, fathah,
menetapkan nun. Tanda manshūb ada
lima: fathah, alif, kasroh, ya, dan
membuang nun. Tanda majrūr ada tiga:
kasroh, ya, fathah. Tanda majzūm ada
dua: sukun dan membuang (huruf illat
atau nun).
8. Isim-isim marfū’ ada 7, yaitu Fā’il,
Naibul Fā’il, Mubtada, Khobar, Isim
Kāna dan saudaranya, Khobar Inna dan
saudaranya, isim yang mengikuti isim
marfū’ (Na’at, Athof, Taukīd, Badal).
9. Isim-isim yang manshūb ada 14, yaitu
Maf’ūl Bih, Masdar, Zhorof Zamān,
Zhorof Makān, Hāl, Mustatsnā, Isim Lā,
Munādā, Maf’ūl Min Ajlih, Maf’ūl
Ma’ah, Khobar Kāna dan saudaranya,

74
Isim Inna dan saudaranya, Maf’ūl
Zhonna dan saudaranya, dan pengikut
isim manshūb (Na’at, Athof, Taukīd,
Badal).
10. Isim-isim majrūr ada 3, yaitu majrūr
dengan huruf Jār dan huruf Qosam, (2)
majrūr menjadi Mudhof Ilaih, (3) majrūr
menjadi pengikut isim majrūr (Na’at,
Athof, Taukīd, Badal).
11. Mudhori selamanya marfū’ kecuali jika
dimasuki nawāshib (perangkat yang
menjadikan manshūb) atau jawāzim
(perangkat yang menjadikan majzūm).

75
‫‪LAMPIRAN 2:‬‬
‫‪PERUBAHAN DHOMĪR‬‬
‫)ِفي َم َح ِّل ( ‪DI TEMPAT‬‬
‫‪ARTI‬‬ ‫‪MAJRŪ‬‬ ‫‪MANSŪ‬‬
‫’‪MARFŪ‬‬
‫‪R‬‬ ‫‪B‬‬
‫)‪Dia (lk‬‬ ‫ِبِه | َع ْنُه‬ ‫َضَر َبُه‬ ‫َيْفُعُل‬ ‫َفَعَل‬ ‫ُهَو‬
‫‪Mereka berdua‬‬
‫)‪(lk‬‬
‫ِبِهَم ا | َع ْنُهَم ا‬ ‫َضَر َبُهَم ا‬ ‫َيْفُع َلـاِن‬ ‫َفَع َلـا‬ ‫ُهَم ا‬

‫)‪Mereka (lk‬‬ ‫ِبِهْم | َع ْنُهْم‬ ‫َضَر َبُهْم‬ ‫َيْفُع ُلوَن‬ ‫َفَع ُلْو ا‬ ‫ُهْم‬
‫)‪Dia (pr‬‬ ‫ِبَها‬ ‫َضَر َبَها‬ ‫َتْفُعُل‬ ‫َفَع َلْت‬ ‫ِهَي‬
‫‪Mereka berdua‬‬
‫)‪(pr‬‬
‫ِبِهَم ا | َع ْنُهَم ا‬ ‫َضَر َبُهَم ا‬ ‫َتْفُع َلـاِن‬ ‫َفَع َلَتا‬ ‫ُهَم ا‬

‫)‪Mereka (pr‬‬ ‫ِبِهَّن | َع ْنُهَّن‬ ‫َضَر َبُهَّن‬ ‫َيْفُع ْلَن‬ ‫َفَع ْلَن‬ ‫ُهَّن‬
‫)‪Kamu (lk‬‬ ‫ِبَك‬ ‫َضَر َبَك‬ ‫َتْفُعُل‬ ‫َفَع ْلَت‬ ‫َأْنَت‬
‫)‪Kalian berdua (lk‬‬ ‫ِبُك َم ا‬ ‫َضَر َبُك َم ا‬ ‫َتْفُع َلـ ِن‬
‫ا‬ ‫َفَع ْلُتَم ا‬ ‫َأْنُتَم ا‬
‫)‪Kalian (lk‬‬ ‫ِبُك ْم‬ ‫َضَر َبُك ْم‬ ‫َتْفُع ُلوَن‬ ‫َفَع ْلُتْم‬ ‫أْنُتْم‬
‫)‪Kamu (pr‬‬ ‫ِبِك‬ ‫َضَر َبِك‬ ‫َتْفُع ِليَن‬ ‫َفَع ْلِت‬ ‫َأْنِت‬
‫)‪Kalian berdua (pr‬‬ ‫ِبُك َم ا‬ ‫َضَر َبُك َم ا‬ ‫َتْفُع َلـاِن‬ ‫َفَع ْلُتَم ا‬ ‫َأْنُتَم ا‬
‫)‪Kalian (pr‬‬ ‫ِبُك َّن‬ ‫َضَر َبُك َّن‬ ‫َتْفُع ْلَن‬ ‫َفَع ْلُتَّن‬ ‫َأْنُتَّن‬
‫)‪Saya/Aku (lk/pr‬‬ ‫بِـي‬ ‫َضَر َبنِـي‬ ‫َأْفُعُل‬ ‫َفَع ْلُت‬ ‫َأَنا‬
‫)‪Kami/Kita (lk/pr‬‬ ‫ِبَنا‬ ‫َضَر َبَنا‬ ‫َنْفُعُل‬ ‫َفَع ْلَنا‬ ‫َنْح ُن‬

‫‪76‬‬
LAMPIRAN 3: PRAKTIK
KALIMAT
‫الُق ْر آُن َو الُّس َّنُة اَل ُيْمِكُن َفْهُم ُهَم ا ِإاَّل ِبالُّلَغ ِة‬
، ‫ َو َم ا اَل َيِتُّم الَو اِج ُب ِإاَّل ِبِه َفُه َو َو اِج ٌب‬، ‫الَعَر ِبَّيِة‬
، ‫َو َقْد َذ َّم ُهَّللا ِفي ُسوَر ِة ُم َحَّمٍد َم ْن اَل َيَتَدَّبُر الُقْر آَن‬
‫ ﴿َأَفاَل‬:‫ قَاَل ُهَّللا َتَع اَلى‬، ‫َو اَل َتَدُّبَر ِإاَّل ِبالُّلَغ ِة الَعَر ِبَّيِة‬
:‫َيَتَد َّبُر وَن الُقْر آَن َأْم َع َلى ُقُلوٍب َأْقَفاُلَه ا﴾ [محمد‬
]24
Al-Qur’ān dan As-Sunnah tidak mungkin
keduanya difahami kecuali dengan bahasa
Arob. Kewajiban yang tidak bisa sempurna
kecuali dengan sesuatu maka sesuatu itu
hukumnya wajib. Sungguh Allōh mencela dalam
surat Muhammad seseorang yang tidak
mentadabburi (merenungkan) Al-Quran. Tidak
ada tadabbur kecuali dengan bantuan bahasa
Arob. Allōh berfirman: “Tidakkah mereka
mentadabburi Al-Qur’ān? Bahkan hati mereka
telah terkunci” (QS. Muhammad [47]: 24)

77
Kalimat Ke-1

‫الُقْر آُن َو الُّس َّنُة اَل ُيْمِكُن َفْهُم ُهَم ا ِإاَّل ِبالُّلَغ ِة الَعَر ِبَّيِة‬
( ‫)القرآُن‬: Mubtada marfū’ dengan dhommah | ( ‫)َو‬:
huruf Athof mabni dengan fathah | (‫)السنُة‬: marfū’
dengan dhommah diathofkan ke Al-Qur’ān | (‫ال‬
‫)يمكن الخ‬: di tempat marfū’ menjadi Khobar | (‫)ال‬:
huruf nāfi mabni dengan sukun | ( ‫)يمكُن‬: mudhōri
marfū’ dengan dhommah | ( ‫)فهُم‬: Fā’il marfū’
dengan dhommah, sekaligus menjadi Mudhof | (
‫)هما‬: dhomīr muttashil mabni dengan sukun, di
tempat majrūr menjadi Mudhof Ilaih | (‫)إال‬:
huruf istitsnā mabni dengan sukun | (‫)باللغة العربية‬:
Mustatsnā di tempat manshūb karena tām manfi
| (‫)ِب‬: huruf Jār mabni dengan kasroh | ( ‫)اللغِة‬:
majrūr dengan kasroh kemasukan Jār bi | (
‫)العربيِة‬: majrūr dengan kasroh menjadi Na’at.

Kalimat Ke-2

‫َو َم ا اَل َيِتُّم الَو اِج ُب ِإاَّل ِبِه َفُهَو َو اِج ٌب‬

78
( ‫)َو‬: wawu ibtidaiyah (awal kalimat) mabni
dengan fathah | (‫)َم ا‬: isim syarat mabni dengan
sukun | (‫)ال يتم الخ‬: di tempat majzūm sebagai fi’il
syarat | (‫)ال‬: huruf nāfi mabni dengan sukun | (
‫)يتم‬: mudhōri marfū’ dengan dhommah | (‫)الواجب‬:
Fā’il marfū’ dengan dhommah | (‫)إال‬: huruf
istitsnā mabni dengan sukun | (‫)به‬: di tempat
manshūb sebagai Mustatsna dari tām manfi | (
‫)ِب‬: huruf Jār mabni dengan kasroh | (‫)ـه‬: dhomīr
muttashil mabni dengan kasroh di tempat
majrūr | (‫)ف‬: penghubung syarat mabni dengan
fathah | (‫)هو واجب‬: di tempat majzum sebagai
jawab syarat | (‫)هو‬: dhomīr munfashil mabni
dengan fathah di tempat marfū’ sebagai
Mubtada | (‫)واجب‬: Khobarnya marfū’ dengan
dhommah.

Kalimat Ke-3

‫َو َقْد َذ َّم ُهَّللا ِفي ُسوَر ِة ُم َحَّمٍد َم ْن اَل َيَتَدَّبُر الُقْر آَن‬

79
( ‫)َو‬: wawu ibtidaiyah mabni dengan fathah | (‫)قد‬:
huruf Taukīd mabni dengan sukun | ( ‫)ذّم‬: mādhi
mabni dengan fathah | (‫)هللا‬: Fā’il marfū’ dengan
dhommah | (‫)في‬: huruf Jār mabni dengan sukun |
( ‫)سورِة‬: majrūr dengan kasroh, menjadi Mudhof |
( ‫)محمٍد‬: majrūr dengan kasroh menjadi Mudhof
Ilaih | ( ‫)َم ْن‬: isim maushūl mabni dengan sukun di
tempat manshūb menjadi Maf’ūl Bih | (‫)ال‬: huruf
nāfi mabni dengan sukun | (‫)يتدبر‬: mudhōri
marfū’ dengan dhommah, Fā’ilnya berupa
dhomīr mustatir jawazan huwa di tempat marfū’
| (‫)القرآن‬: Maf’ūl Bih manshūb dengan fathah.

Kalimat Ke-4

‫َو اَل َتَدُّبَر ِإاَّل ِبالُلَغ ِة الَعَر ِبَّيِة‬


( ‫)َو‬: wawu ibtidaiyah mabni dengan fathah | (‫)ال‬:
Lā Linafyil Jinsi mabni dengan sukun | (‫)تدبر‬:
Isim Lā mabni dengan fathah, Khobarnya
tersimpan perkiraannya ( ‫ )َم ْو ُجوٌد‬marfū’ dengan
dhommah | (‫)إال‬: huruf istitsnā mabni dengan

80
sukun | (‫ة‬YYY‫)باللغة العربي‬: Mustatsna di tempat
manshūb | (‫)ِب‬: huruf Jār mabni dengan kasroh |
( ‫)اللغِة‬: majrūr dengan kasroh | ( ‫)العربيِة‬: majrūr
dengan kasroh menjadi Na’at.

Kalimat Ke-5

‫ {َأَفاَل َيَتَد َّبُروَن الُق ْر آَن َأْم َع َلى ُقُل وٍب‬:‫قَاَل َتَع اَلى‬
]24 :‫َأْقَفاُلَها} [محمد‬
( ‫)َق اَل‬: mādhi mabni dengan fathah, Fā’ilnya
dhomīr mustatir jazawan (‫ )هو‬di tempat marfū’ |
(‫)تعالى‬: jumlah i’tirodiyah tidak memiliki i’rōb,
fi’il mādhi mabni sukun dan fā’ilnya huwa
tersimpan | (‫ )أ‬huruf istifhām inkārī mabni
dengan fathah | (‫ )ف‬huruf istināf (permulaan
kalimat) | (‫ )ال‬huruf nāfi mabni dengan sukun | (
‫)يتدبرون‬: mudhōri marfū’ dengan nun karena
termasuk af’ālul khomsah, Fā’ilnya adalah
wawu di tempat marfū’ | ( ‫)القرآَن‬: Maf’ūl Bih
manshūb dengan fathah | ( ‫)َأْم‬: huruf Athof

81
bermakna ( ‫“ )َبْل‬bahkan” mabni dengan sukun | (
‫)على قلوٍب‬: di tempat marfū’ menjadi Khobar
Muqoddam | (‫)على‬: huruf Jār mabni dengan
sukun | ( ‫ )قلوٍب‬majrūr dengan kasroh | ( ‫)أقفاُل‬:
Mubtada Muakhor marfū’ dengan dhommah,
sekaligus menjadi Mudhof | (‫)ها‬: dhomīr
muttashil mabni dengan sukun di tempat majrūr
menjadi Mudhof Ilaih.

82
LAMPIRAN 4: MATAN
AROB
Matan ini merujuk kepada ( ‫ )ُم ُتوُن َطاِلِب الِع ْلِم‬karya
Syaikh Dr. Abdul Muhsin Al-Qōshim, cet. ke-3
1435 H/2014 M.

Naskah ini diteliti dari beberapa manuskrip


berikut:

1. Manuskrip tulisan tangan di


perpustakaan Universitas Raja Sa’ud
KSA, no. 2520, tahun tulisan 975 H.
2. Manuskrip tulisan tangan di
perpustakaan Universitas Raja Sa’ud
KSA, no. 4172, tahun tulisan 1133 H.
3. Manuskrip tulisan tangan di Kantor
Manuskrip dan Perpustakaan Islam
Kuwait, no. 10/140, tahun tulisan 1231
H.

83
4. Manuskrip tulisan tangan di
perpustakaan Universitas Raja Sa’ud
KSA, no. 5858, tahun tulisan 1260 H.
5. Manuskrip tulisan tangan di
perpustakaan Masjid Nabawi Madinah
KSA, no. 80/137.
6. Manuskrip tulisan tangan di Yayasan
‘Allāl Al-Fāsi di Ribath Maroko, no.
238.

84
‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح يِم‬
‫[َأْقَس اُم الَكاَل ِم ]‬
‫الَكاَل ُم ‪ُ :‬هَو الَّلْفُظ‪ ،‬الُمَر َّك ُب ‪ ،‬الُمِفيُد ‪ِ ،‬بالَو ْض ِع‪.‬‬

‫َو َأْقَس اُم ُه َثاَل َث ٌة‪ِ :‬اْس ٌم ‪َ ،‬و ِفْع ٌل‪َ ،‬و َح ْر ٌف َج اَء‬
‫ِلَم ْع ًنى‪.‬‬

‫َفااِل ْس ُم ُيْع َر ُف ‪ِ :‬ب الَخ ْفِض‪َ ،‬و الَّتْن ِويِن ‪َ ،‬و ُد ُخ وِل‬
‫اَألِل ِف َو الاَّل ِم َع َلْي ِه‪َ ،‬و ُح ُروِف الَخ ْفِض َو ِهَي ‪ِ :‬م ْن ‪،‬‬
‫َو ِإَلى‪َ ،‬و َع ْن ‪َ ،‬و َع َلى‪َ ،‬و ِفي‪َ ،‬و ُرَّب ‪َ ،‬و الَباُء ‪َ ،‬و الَك اُف ‪،‬‬
‫َو الاَّل ُم ‪َ ،‬و ُح ُروِف الَقَس ِم َو ِهَي ‪ :‬الَو اُو ‪َ ،‬و الَب اُء ‪،‬‬
‫َو الَّتاُء ‪.‬‬

‫َو الِفْع ُل ُيْع َر ُف ‪ِ :‬بَق ْد ‪َ ،‬و الِّس يِن ‪َ ،‬و َس ْو َف ‪َ ،‬و َت اِء‬
‫الَّتْأِنيِث الَّساِكَنِة‪.‬‬
‫َو الَح ْر ُف ‪َ :‬م ا اَل َيْص ُلُح َم َع ُه َد ِلي‪ُYY‬ل ااِل ْس ِم َو اَل‬
‫َد ِليُل الِفْع ِل ‪.‬‬

‫‪85‬‬
‫َباُب اِإل ْع َر اِب‬
‫اِإل ْع َر اُب ‪ُ :‬ه َو َتْغ ِيْي ُر َأَو اِخ ِر الَك ِلِم ؛ اِل ْخ ِتاَل ِف‬
‫الَع َو اِم ِل الَّد اِخ َلِة َع َلْيَها َلْفًظا َأْو َتْقِد يًرا‪.‬‬
‫َو َأْقَس اُم ُه َأْر َبَع ٌة‪َ :‬ر ْف ٌع‪َ ،‬و َنْص ٌب ‪َ ،‬و َخ ْفٌض ‪،‬‬
‫َو َج ْز ٌم ‪.‬‬
‫َفِلَأْلْس َم اِء ِم ْن َذ ِل َك ‪ :‬الَّر ْف ُع‪َ ،‬و الَّنْص ُب ‪،‬‬
‫َو الَخ ْفُض ‪َ ،‬و اَل َج ْز َم ِفيَها‪.‬‬
‫َو ِلَأْلْفَعاِل ِم ْن َذ ِلَك ‪ :‬الَّر ْفُع‪َ ،‬و الَّنْص ُب ‪َ ،‬و الَج ْز ُم ‪،‬‬
‫َو اَل َخ ْفَض ِفيَها‪.‬‬

‫َباُب َم ْع ِرَفِة َع اَل َم اِت اِإل ْع َر اِب‬


‫ِللَّر ْفِع َأْر َبُع َع اَل َم اٍت‪ :‬الَّض َّم ُة‪َ ،‬و الَو اُو ‪َ ،‬و اَألِلُف ‪،‬‬
‫َو الُّنوُن ‪.‬‬

‫َفَأَّم ا الَّض َّم ُة؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّر ْف ِع ِفي َأْر َبَع ِة‬
‫َم َو اِض َع ‪ِ :‬في ااِل ْس ِم الُم ْفَر ِد ‪َ ،‬و َج ْم ِع الَّتْك ِس يِر ‪َ ،‬و َج ْم ِع‬

‫‪86‬‬
‫الُم َؤ َّنِث الَّس اِلِم ‪َ ،‬و الِفْع ِل الُمَض اِر ِع اَّل ِذ ي َلْم َيَّتِص ْل‬
‫ِبآِخ ِرِه َش ْي ٌء ‪.‬‬
‫َو َأَّم ا الَو اُو ؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّر ْفِع ِفي َم ْو ِضَع ْيِن ‪:‬‬
‫ِفي َج ْم ِع الُم َذَّك ِر الَّس اِلِم ‪َ ،‬و ِفي اَألْس َم اِء الَخ ْمَس ِة‪،‬‬
‫َو ِهَي ‪َ :‬أُبوَك ‪َ ،‬و َأُخ وَك ‪َ ،‬و َح ُم وَك ‪َ ،‬و ُفوَك ‪َ ،‬و ُذ و َم اٍل ‪.‬‬

‫َو َأَّم ا اَألِل ُف ؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّر ْف ِع ِفي‪َ :‬تْثِنَي ِة‬
‫اَألْس َم اِء َخاَّص ًة‪.‬‬

‫َو َأَّم ا الُّن وُن ؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّر ْف ِع‪ِ :‬في الِفْع ِل‬
‫الُمَض اِر ِع ِإَذ ا اَّتَص َل ِب ِه َض ِم يُر َتْثِنَي ٍة‪َ ،‬أْو َض ِم يُر‬
‫َج ْم ٍع‪َ ،‬أْو َضِم يُر الُم َؤ َّنَثِة الُم َخ اَطَبِة‪.‬‬
‫َو ِللَّنْص ِب َخ ْم ُس َع اَل َم اٍت‪ :‬الَفْتَح ُة‪َ ،‬و اَألِل ُف ‪،‬‬
‫َو الَكْس َر ُة‪َ ،‬و الَياُء ‪َ ،‬و َح ْذ ُف الُّنوِن ‪.‬‬

‫َفَأَّم ا الَفْتَح ُة؛ َفَتُك وُن َع اَل مًة ِللَّنْص ِب ِفي َثاَل َث ِة‬
‫َم َو اِض َع ‪ِ :‬في ااِل ْس ِم الُم ْفَر ِد ‪َ ،‬و َج ْم ِع الَّتْك ِس يِر ‪َ ،‬و الِفْع ِل‬
‫الُمَض اِر ِع ِإَذ ا َد َخ َل َع َلْيِه َناِص ٌب ‪َ ،‬و َلْم َيَّتِص ْل ِب آِخ ِرِه‬

‫‪87‬‬
‫َش ْي ٌء ‪.‬‬
‫َو َأَّم ا اَألِل ُف ؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّنْص ِب‪ِ :‬في‬
‫اَألْس َم اِء الَخ ْمَسِة‪َ ،‬نْح ُو ‪َ« :‬ر َأْيُت َأَب اَك َو َأَخ اَك » َو َم ا‬
‫َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬

‫َو َأَّم ا الَك ْسَر ُة؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّنْص ِب‪ِ :‬في َج ْم ِع‬
‫الُم َؤ َّنِث الَّساِلِم ‪.‬‬

‫َو َأَّم ا الَياُء ؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّنْص ِب‪ِ :‬في الَّتْثِنَي ِة‬
‫َو الَج ْم ِع‪.‬‬
‫َو َأَّم ا َح ْذ ُف الُّنوِن ؛ َفَيُك وُن َع اَل َم ًة ِللَّنْص ِب‪ِ :‬في‬
‫اَألْفَع اِل الَخ ْمَسِة اَّلِتي َر ْفُع َها ِبَثَباِت الُّنوِن ‪.‬‬
‫َو ِلْلَخ ْفِض َثاَل ُث َع اَل َم اٍت‪ :‬الَكْس َر ُة‪َ ،‬و الَي اُء ‪،‬‬
‫َو الَفْتَح ُة‪.‬‬

‫َفَأَّم ا الَك ْسَر ُة؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِلْلَخ ْفِض ِفي َثاَل َث ِة‬
‫َم َو اِض َع ‪ِ :‬في ااِل ْس ِم الُم ْف َر ِد الُم ْنَص ِرِف ‪َ ،‬و َج ْم ِع‬

‫‪88‬‬
‫الَّتْك ِس يِر الُم ْنَص ِرِف ‪َ ،‬و ِفي َج ْم ِع الُم َؤ َّنِث الَّساِلِم ‪.‬‬

‫َع اَل َم ًة ِلْلَخ ْفِض ِفي َثاَل َث ِة‬‫َو َأَّم ا الَي اُء ؛ َفَتُك وُن‬
‫الَخ ْمَس ِة‪َ ،‬و ِفي الَّتْثِنَي ِة‪،‬‬ ‫َم َو اِض َع ‪ِ :‬في اَألْس َم اِء‬
‫َو الَج ْم ِع‪.‬‬

‫َو َأَّم ا الَفْتَح ُة؛ َفَتُك وُن َع اَل َم ًة ِلْلَخ ْفِض ِفي ااِل ْس ِم‬
‫اَّلِذ ي اَل َيْنَص ِرُف ‪.‬‬
‫َو ِلْلَج ْز ِم َع اَل َم َتاِن ‪ :‬الُّس ُك وُن ‪َ ،‬و الَح ْذ ُف ‪.‬‬

‫َفَأَّم ا الُّس ُك وُن ؛ َفَيُك وُن َع اَل َم ًة ِلْلَج ْز ِم ‪ِ :‬في الِفْع ِل‬
‫الُمَض اِر ِع الَّص ِح يِح اآلِخ ِر ‪.‬‬

‫َو َأَّم ا الَح ْذ ُف ؛ َفَيُك وُن َع اَل َم ًة ِلْلَج ْز ِم ‪ِ :‬في الِفْع ِل‬
‫الُمَض اِر ِع الُم ْعَتِّل اآلِخ ِر ‪َ ،‬و ِفي اَألْفَع اِل الَخ ْمَس ِة اَّلِتي‬
‫َر ْفُع َها ِبَثَباِت الُّنوِن ‪.‬‬
‫َفْص ٌل ‪ :‬الُم ْعَر َباُت‬
‫الُم ْعَر َب اُت ِقْس َم اِن ‪ِ :‬قْس ٌم ُيْع َر ُب ِبالَحَر َك اِت‪،‬‬

‫‪89‬‬
‫َو ِقْس ٌم ُيْع َر ُب ِبالُحُروِف ‪.‬‬

‫َفاَّلِذ ي ُيْع َرُب ِبالَح َر َك اِت َأْر َبَع ُة َأْن َو اٍع‪ :‬ااِل ْس ُم‬
‫الُم ْف َر ُد ‪َ ،‬و َج ْم ُع الَّتْك ِس يِر‪َ ،‬و َج ْم ُع الُم َؤ َّنِث الَّس اِلِم ‪،‬‬
‫َو الِفْعُل الُمَض اِر ُع اَّلِذ ي َلْم َيَّتِص ْل ِبآِخ ِرِه َش ْي ٌء ‪.‬‬
‫َو ُك ُّلَه ا ُتْر َف ُع ِبالَّض َّمِة‪َ ،‬و ُتْنَص ُب ِبالَفْتَح ِة‪،‬‬
‫َو ُتْخ َفُض ِبالَكْس َرِة‪َ ،‬و ُتْج َز ُم ِبالُّس ُك وِن ‪.‬‬

‫َو َخ َرَج َع ْن َذ ِل َك َثاَل َث ُة َأْش َياَء ‪َ :‬ج ْم ُع الُم َؤ َّنِث‬


‫الَّساِلِم ُيْنَص ُب ِبالَكْس َرِة‪َ ،‬و ااِل ْس ُم اَّل ِذ ي اَل َيْنَص ِرُف‬
‫ُيْخ َفُض ِبالَفْتَح ِة‪َ ،‬و الِفْع ُل الُمَض اِر ُع الُم ْعَت ُّل اآلِخ ُر‬
‫ُيْج َز ُم ِبَح ْذ ِف آِخ ِرِه‪.‬‬
‫َو اَّلِذ ي ُيْعَرُب ِبالُح روِف َأْر َبَع ُة َأْن َو اٍع‪ :‬الَّتْثِنَيُة‪،‬‬
‫َو َج ْم ُع الُم َذَّك ِر الَّساِلِم ‪َ ،‬و اَألْسماُء الَخ ْمَس ُة‪َ ،‬و اَألْفَع اُل‬
‫الَخ ْم َس ُة‪َ ،‬و ِهَي ‪َ :‬يْفَع اَل ِن ‪َ ،‬و َتْفَع اَل ِن ‪َ ،‬و َيْفَع ُل وَن ‪،‬‬
‫َو َتْفَع ُلوَن ‪َ ،‬و َتْفَعِليَن ‪.‬‬
‫َفَأَّم ا الَّتْثِنَيُة؛ َفُتْر َفُع ِب اَألِلِف ‪َ ،‬و ُتْنَص ُب َو ُتْخ َفُض‬

‫‪90‬‬
‫ِبالَياِء ‪.‬‬
‫َو َأَّم ا َج ْم ُع الُم َذَّك ِر الَّس اِلِم ؛ َفُيْر َف ُع ِب الَو اِو‪،‬‬
‫َو ُيْنَص ُب َو ُيْخ َفُض ِبالَياِء ‪.‬‬
‫َو َأَّم ا اَألْس َم اُء الَخ ْمَس ُة؛ َفُتْر َفُع ِب الَو اِو‪َ ،‬و ُتْنَص ُب‬
‫ِباَألِلِف ‪َ ،‬و ُتْخ َفُض ِبالَياِء ‪.‬‬
‫َو َأَّم ا اَألْفَع اُل الَخ ْمَس ُة؛ َفُتْر َفُع ِب الُّنوِن ‪َ ،‬و ُتْنَص ُب‬
‫َو ُتْج َز ُم ِبَح ْذ ِفَها‪.‬‬

‫َباُب اَألْفَعاِل‬
‫اَألْفَعاُل َثاَل َث ٌة‪َ :‬م اٍض َو ُمَض اِر ٌع َو َأْم ٌر؛ َنْح ُو ‪:‬‬
‫«َضَر َب ‪َ ،‬و َيْض ِر ُب ‪َ ،‬و اْض ِر ْب »‪.‬‬
‫َفالَم اِض ي‪َ :‬م ْفُتوُح اآلِخ ِر َأَبًدا‪.‬‬
‫َو اَألْم ُر ‪َ :‬م ْج ُز وٌم َأَبًدا‪.‬‬

‫َو الُم َض اِرُع ‪َ :‬م ا َك اَن ِفي َأَّو ِل ِه ِإْح َدى الَّز َو اِئ ِد‬

‫‪91‬‬
‫اَألْر َب ِع اَّلِتي َيْج َم ُع َه ا َقْو ُل َك «َأَنْيُت » َو ُه َو َم ْر ُف وٌع‬
‫َأَبًدا‪َ ،‬ح َّتى َيْد ُخ َل َع َلْيِه َناِص ٌب َأْو َج اِز ٌم ‪.‬‬
‫َفالَّنَو اِص ُب َعَش َر ٌة‪َ ،‬و ِهَي ‪َ :‬أْن ‪َ ،‬و َلْن ‪َ ،‬و ِإَذ ْن ‪،‬‬
‫َو َك ْي ‪َ ،‬و اَل ُم َك ْي ‪َ ،‬و اَل ُم الُجُح وِد ‪َ ،‬و َح َّتى‪َ ،‬و الَج َو اُب‬
‫ِبالَفاِء ‪َ ،‬و الَو اِو‪َ ،‬و َأْو ‪.‬‬
‫َو الَج َو اِزُم َثَم اِنَيَة َعَش َر ‪َ ،‬و ِهَي ‪َ :‬لْم ‪َ ،‬و َلَّم ا‪َ ،‬و َأَلْم ‪،‬‬
‫َو َأَلَّم ا‪َ ،‬و اَل ُم اَألْم ِر َو الُّد َعاِء ‪َ ،‬و اَل ِفي الَّنْهِي َو الُّد َعاِء ‪،‬‬
‫َو ِإْن ‪َ ،‬و َم ا‪َ ،‬و َم ْن ‪َ ،‬و َم ْهَم ا‪َ ،‬و ِإْذ َم ا‪َ ،‬و َأٌّي ‪َ ،‬و َم َتى‪،‬‬
‫َو َأْيَن ‪َ ،‬و َأَّي اَن ‪َ ،‬و َأَّنى‪َ ،‬و َح ْيُثَم ا‪َ ،‬و َكْيَفَم ا‪َ ،‬و ِإَذ ا ِفي‬
‫الِّش ْع ِر َخاَّص ًة‪.‬‬

‫َباُب َم ْر ُفوَعاِت اَألْس َم اِء‬


‫الَم ْر ُفوَع اُت َس ْبَعٌة؛ َو ِهَي ‪ :‬الَفاِع ُل‪َ ،‬و الَم ْفُع وُل‬
‫اَّلِذ ي َلْم ُيَسَّم َفاِع ُلُه‪َ ،‬و الُم ْبَتَد ُأ‪َ ،‬و َخ َبُر ُه‪َ ،‬و اْس ُم «َك اَن »‬
‫َو َأَخ َو اِتَها‪َ ،‬و َخ َبُر «ِإَّن » َو َأَخ َو اِتَها‪َ ،‬و الَّتاِبُع ِلْلَم ْر ُفوِع‪،‬‬
‫َو ُه َو َأْر َبَع ُة َأْش َياَء ‪ :‬الَّنْع ُت ‪َ ،‬و الَع ْط ُف ‪َ ،‬و الَّتْو ِكي‪ُYY‬د ‪،‬‬
‫َو الَبَدُل‪.‬‬

‫‪92‬‬
‫َباُب الَفاِع ِل‬
‫الَفاِع ُل ‪ُ :‬هَو ااِل ْس ُم الَم ْر ُفوُع الَم ْذ ُك وُر َقْبَلُه ِفْع ُلُه‪،‬‬
‫َو ُهَو َع َلى ِقْس َم ْيِن ‪َ :‬ظاِهٍر َو ُم ْض َمٍر ‪.‬‬

‫َفالَّظاِهُر ؛ َنْح ُو َقْو ِلَك ‪َ :‬قاَم َز ْيٌد ‪َ ،‬و َيُقوُم َز ْيٌد ‪َ ،‬و َقاَم‬
‫الَّز ْي َداِن ‪َ ،‬و َيُق وُم الَّز ْي َداِن ‪َ ،‬و َق اَم الَّز ْي ُد وَن ‪َ ،‬و َيُق وُم‬
‫الَّز ْيُد وَن ‪َ ،‬و َقاَم الِّر َج اُل‪َ ،‬و َيُقوُم الِّر َج اُل‪.‬‬
‫َو َق اَم ْت ِهْن ٌد ‪َ ،‬و َتُق وُم ِهْن ٌد ‪َ ،‬و َق اَم ْت الِهْن َداِن ‪،‬‬
‫َو َتُقوُم الِهْن َداِن ‪َ ،‬و َق اَم ْت الِهْن َداُت ‪َ ،‬و َتُق وُم الِهْن َداُت ‪،‬‬
‫َو َقاَم ْت الُهُنوُد ‪َ ،‬و َتُقوُم الُهُن وُد ‪َ ،‬و َق اَم َأُخ وَك ‪َ ،‬و َيُق وُم‬
‫َأُخ وَك ‪َ ،‬و َقاَم ُغ اَل ِم ي‪َ ،‬و َيُقوُم ُغ اَل ِم ي‪َ ،‬و َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬
‫َو الُم ْض َم ُر ‪ :‬اْثَنا َع َش َر ؛ َنْح ُو َقْو ِل َك ‪َ« :‬ض َر ْبُت ‪،‬‬
‫َو َض َر ْبَنا‪َ ،‬و َض َر ْبَت ‪َ ،‬و َض َر ْبِت‪َ ،‬و َض َر ْبُتَم ا‪،‬‬
‫َو َضَر ْبُتْم ‪َ ،‬و َضَر ْبُتَّن ‪َ ،‬و َضَر َب ‪َ ،‬و َضَر َبْت ‪َ ،‬و َض َر َبا‪،‬‬
‫َو َضَر ُبوا‪َ ،‬و َضَر ْبَن »‪.‬‬

‫‪93‬‬
‫َباُب الَم ْفُعوِل اَّلِذ ي َلْم ُيَس َّم َفاِع ُلُه‬
‫َو ُهَو ااِل ْس ُم الَم ْر ُفوُع اَّلِذ ي َلْم ُيْذ َكْر َم َع ُه َفاِع ُلُه‪.‬‬

‫َفِإْن َك اَن الِفْع ُل َم اِضًيا‪ُ :‬ض َّم َأَّو ُلُه َو ُك ِسَر َم ا َقْب َل‬
‫آِخ ِرِه‪َ ،‬و ِإْن َك اَن ُمَض اِر ًعا‪ُ :‬ض َّم َأَّو ُل ُه َو ُفِتَح َم ا َقْب َل‬
‫آِخ ِرِه‪.‬‬
‫َو ُهَو َع َلى ِقْس َم ْيِن ‪َ :‬ظ اِهٍر َوُم ْض َمٍر ؛ َفالَّظ اِهُر‬
‫َنْح ُو َقْو ِل َك ‪ُ« :‬ض ِر َب َز ْي ٌد » َو «ُيْض َر ُب َز ْي ٌد »‬
‫َو «ُأْك ِر َم َع ْم ٌرو» َو «ُيْك َر ُم َع ْم ٌرو»‪.‬‬
‫َو الُم ْض َم ُر ‪ِ :‬اْثَن ا َع َش َر ؛ َنْح ُو َقْو ِل َك ‪ُ« :‬ض ِر ْبُت‬
‫َو ُض ِرْبَنا‪َ ،‬و ُض ِرْبَت ‪َ ،‬و ُض ِرْبِت‪َ ،‬و ُض ِرْبُتَم ا‪،‬‬
‫َو ُض ِرْبُتْم ‪َ ،‬و ُض ِر ْبُتَّن ‪َ ،‬و ُض ِر َب ‪َ ،‬و ُض ِر َبْت ‪َ ،‬و ُض ِر َبا‪،‬‬
‫َو ُض ِرُبوا‪ ،‬وُض ِر ْبَن »‪.‬‬

‫َباُب الُم ْبَتَد ِأ َو الَخ َبِر‬


‫الُم ْبَت َد ُأ‪ُ :‬ه َو ااِل ْس ُم الَم ْر ُف وُع الَع اِر ي َع ِن‬
‫الَع َو اِم ِل الَّلْفِظ َّيِة‪.‬‬

‫‪94‬‬
‫َو الَخ َبُر ‪ُ :‬هَو ااِل ْس ُم الَم ْر ُفوُع الُم ْس َنُد ِإَلْي ِه؛ َنْح ُو‬
‫َقْو ِلَك ‪َ« :‬ز ْيٌد َقاِئٌم » َو «الَّز ْيَداِن َقاِئَم اِن » َو «الَّز ْي ُد وَن‬
‫َقاِئُم وَن »‪.‬‬
‫َو الُم ْبَتَد ُأ ِقْس َم اِن ‪َ :‬ظاِهٌر َوُم ْض َم ٌر؛ َفالَّظاِهُر َم ا‬
‫َتَقَّد َم ِذ ْك ُر ُه‪َ ،‬و الُم ْض َم ُر اْثَنا َع َش َر ؛ َو ِهَي ‪َ :‬أَن ا‪َ ،‬و َنْح ُن ‪،‬‬
‫َو َأْنَت ‪َ ،‬و َأْنِت‪َ ،‬و َأْنُتَم ا‪َ ،‬و َأْنُتْم ‪َ ،‬و َأْنُتَّن ‪َ ،‬و ُه َو ‪َ ،‬و ِهَي ‪،‬‬
‫َو ُهَم ا‪َ ،‬و ُهْم ‪َ ،‬و ُهَّن ‪َ ،‬نْح ُو َقْو ِل َك ‪َ« :‬أَن ا َق اِئٌم » و«َنْح ُن‬
‫َقاِئُم وَن » َو َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬
‫َو الَخ َبُر ِقْس َم اِن ‪ُ :‬م ْفَر ٌد َو َغ ْيُر ُم ْفَر ٍد ‪.‬‬
‫َفالُم ْفَر ُد َنْح ُو َقْو ِلَك ‪َ« :‬ز ْيٌد َقاِئٌم »‪.‬‬
‫َو َغ ْيُر الُم ْفَر ِد َأْر َبَع ُة َأْش َياَء ‪ :‬الَج اُّر َو الَم ْج ُروُر‪،‬‬
‫َو الَّظْر ُف ‪َ ،‬و الِفْع ُل َم َع َفاِعِل ِه‪َ ،‬و الُم ْبَت َد ُأ َم َع َخ َب ِرِه؛‬
‫َنْح ُو َقْو ِلَك ‪َ« :‬ز ْيٌد ِفي الَّداِر‪َ ،‬و َز ْيٌد ِع ْنَدَك ‪َ ،‬و َز ْي ٌد َق اَم‬
‫َأُبوُه‪َ ،‬و َز ْيٌد َج اِر َيُتُه َذ اِهَبٌة»‪.‬‬

‫‪95‬‬
‫َباُب الَعَو اِم ِل الَّداِخ َلِة َع َلى الُم ْبَتَد ِأ َو الَخ َبِر‬
‫َو ِهَي َثاَل َث ُة َأْش َياَء ‪َ :‬ك اَن َو َأَخ َو اُتَه ا‪َ ،‬و ِإَّن‬
‫َو َأَخ َو اُتَها‪َ ،‬و َظَنْنُت َو َأَخ َو اُتَها‪.‬‬
‫َفَأَّم ا َك اَن َو َأَخ َو اُتَها‪َ ،‬فِإَّنَها َتْر َفُع ااِل ْس َم َو َتْنِص ُب‬
‫الَخ َب َر ‪َ ،‬و ِهَي ‪َ :‬ك اَن ‪َ ،‬و َأْمَس ى‪َ ،‬و َأْص َبَح ‪َ ،‬و َأْض َح ى‪،‬‬
‫َو َظَّل‪َ ،‬و َباَت ‪َ ،‬و َص اَر ‪َ ،‬و َلْيَس ‪َ ،‬و َم ا َزاَل ‪َ ،‬و َم ا اْنَف َّك ‪،‬‬
‫َو َم ا َفِتَئ ‪َ ،‬و َم ا َبِرَح ‪َ ،‬و َم ا َداَم ‪َ ،‬و َم ا َتَص َّر َف ِم ْنَه ا ‪-‬‬
‫َنْح ُو ‪َ :‬ك اَن ‪َ ،‬و َيُك وُن ‪َ ،‬و ُك ْن ‪َ ،‬و َأْص َبَح ‪َ ،‬و ُيْص ِبُح‪،‬‬
‫َو َأْص ِبْح ‪َ ،-‬تُق وُل‪َ« :‬ك اَن َز ْي ٌد َقاِئًم ا‪َ ،‬و َلْيَس َع ْم ٌرو‬
‫َش اِخ ًصا» َو َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬
‫َو َأَّم ا ِإَّن َو َأَخ َو اُتَها‪َ ،‬فِإَّنَها َتْنِص ُب ااِل ْس َم َو َتْر َف ُع‬
‫الَخ َبَر ‪َ ،‬و ِهَي ‪ِ :‬إَّن ‪َ ،‬و َأَّن ‪َ ،‬و َلِكَّن ‪َ ،‬و َك َأَّن ‪َ ،‬و َلْيَت ‪َ ،‬و َلَع َّل‪،‬‬
‫َتُقوُل‪ِ« :‬إَّن َز ْيًدا َقاِئٌم ‪َ ،‬و َلْيَت َع ْم ًرا َش اِخ ٌص »‪َ ،‬و َم ا‬
‫َأْش َبَه َذ ِل َك ‪َ ،‬و َم ْعَنى ِإَّن َو َأَّن ِللَّتْو ِكي‪ِYYYYYY‬د ‪َ ،‬و َلِكَّن‬
‫ِلاِل ْس ِتْد َر اِك ‪َ ،‬و َك َأَّن ِللَّتْش ِبيِه‪َ ،‬و َلْيَت ِللَّتَم ِّني‪َ ،‬و َلَع َّل‬
‫ِللَّتَر ِّج ي َو الَّتَو ُّقِع‪.‬‬

‫‪96‬‬
‫َو َأَّم ا َظَنْنُت َو َأَخ َو اُتَه ا‪َ ،‬فِإَّنَه ا َتْنِص ُب الُم ْبَت َد َأ‬
‫َو الَخ َب َر َع َلى َأَّنُهَم ا َم ْفُع واَل ِن َلَه ا‪َ ،‬و ِهَي ‪َ :‬ظَنْنُت ‪،‬‬
‫ْبُت ‪َ ،‬و ِخ ْلُت ‪َ ،‬و َز َع ْم ُت ‪َ ،‬و َر َأْيُت ‪َ ،‬و َع ِلْم ُت ‪،‬‬ ‫َو َح ِس‬
‫ْل‬ ‫ْذ‬
‫َو َو َج ْد ُت ‪َ ،‬و اَّتَخ ُت ‪َ ،‬و َج َع ُت ‪َ ،‬و َس ِم ْع ُت ؛ َتُق وُل‪:‬‬
‫«َظَنْنُت َز ْيًدا َقاِئًم ا‪َ ،‬و َر َأْيُت َع ْم ًرا َش اِخ ًص ا»‪َ ،‬و َم ا‬
‫َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬

‫َباُب الَّنْعِت‬
‫الَّنْع ُت َت اِبٌع ِلْلَم ْنُع وِت ‪ِ :‬في َر ْفِع ِه َو َنْص ِبِه‬
‫َو َخ ْفِضِه‪َ ،‬و َتْع ِريِفِه َو َتْنِكيِرِه؛ َتُقوُل‪َ« :‬قاَم َز ْيٌد الَع اِقُل‪،‬‬
‫َو َر َأْيُت َز ْيًدا الَع اِقَل ‪َ ،‬و َم َر ْر ُت ِبَز ْيٍد الَع اِقِل »‪.‬‬
‫َو الَم ْع ِر َف ُة َخ ْم َس ُة َأْش َياَء ‪ :‬ااِل ْس ُم الُم ْض َم ُر ‪-‬‬
‫َنْح ُو ‪َ :‬أَنا َو َأْنَت ‪َ ،-‬و ااِل ْس ُم الَع َلُم ‪َ -‬نْح ُو َز ْي ٍد َو َم َّك َة ‪،-‬‬
‫َو ااِل ْس ُم الُم ْبَهُم ‪َ -‬نْح ُو َهَذ ا‪َ ،‬و َهِذِه‪َ ،‬و َهُؤاَل ِء ‪َ ،-‬و ااِل ْس ُم‬
‫اَّلِذ ي ِفيِه اَألِلُف َو الاَّل ُم ‪َ -‬نْح ُو الَّرُجُل َو الُغ اَل ُم ‪َ ،-‬و َم ا‬
‫ُأِض يَف ِإَلى َو اِح ٍد ِم ْن َهِذِه اَألْر َبَعِة‪.‬‬

‫َو الَّنِكَر ُة‪ُ :‬ك ُّل اْس ٍم َش اِئٍع ِفي ِج ْنِسِه اَل َيْخ َتُّص ِب ِه‬

‫‪97‬‬
‫َو اِح ٌد ُد وَن آَخ َر ‪َ ،‬و َتْقِر يُبُه ُك ُّل َم ا َص َلَح ُد ُخ وُل اَألِل ِف‬
‫َو الاَّل ِم َع َلْيِه‪َ ،‬نْح ُو الَّرُج ِل َو الَفَر ِس‪.‬‬

‫َباُب الَعْطِف‬
‫َو ُح ُر وُف الَعْطِف َعَش َر ٌة؛ َو ِهَي ‪ :‬الَو اُو ‪َ ،‬و الَف اُء ‪،‬‬
‫َو ُثَّم ‪َ ،‬و َأْو ‪َ ،‬و َأْم ‪َ ،‬و ِإَّم ا‪َ ،‬و َب ْل ‪َ ،‬و اَل ‪َ ،‬و َلِكْن ‪َ ،‬و َح َّتى ِفي‬
‫َبْع ِض الَم َو اِض ِع‪.‬‬
‫َف ِإْن ُع ِط َفْت َع َلى َم ْر ُف وٍع ُر ِفَع ْت ‪َ ،‬أْو َع َلى‬
‫َم ْنُص وٍب ُنِص َبْت ‪َ ،‬أْو َع َلى َم ْخ ُف وٍض ُخ ِفَض ْت ‪َ ،‬أْو‬
‫َع َلى َم ْج ُز وٍم ُج ِزَم ْت ؛ َتُق وُل‪َ« :‬ق اَم َز ْي ٌد َو َع ْم ٌرو‪،‬‬
‫َو َر َأْيُت َز ْيًدا َو َع ْم ًرا‪َ ،‬و َم َر ْر ُت ِبَز ْيٍد َو َع ْم ٍر و‪َ ،‬و َز ْي ٌد‬
‫َلْم َيُقْم َو َلْم َيْقُع ْد »‪.‬‬

‫َباُب الَّتْو ِكيِد‬


‫ْف‬
‫الَّتْو ِكيُد َت اِبٌع ِلْلُم َؤ َّك ِد ‪ِ :‬في َر ِع ِه َو َنْص ِبِه‬
‫َو َخ ْفِضِه‪َ ،‬و َتْع ِريِفِه‪.‬‬
‫َو َيُك وُن ِبَأْلَف اٍظ َم ْع ُلوَم ٍة؛ َو ِهَي ‪ :‬الَّنْفُس ‪َ ،‬و الَع ْيُن ‪،‬‬

‫‪98‬‬
‫َو ُك ُّل ‪َ ،‬و َأْج َم ُع‪َ ،‬و َتَو اِب ُع َأْج َم َع ‪َ -‬و ِهَي َأْك َت ُع‪َ ،‬و َأْبَت ُع‪،‬‬
‫َو َأْبَص ُع ‪َ ،-‬تُق وُل‪َ« :‬ق اَم َز ْي ٌد َنْفُس ُه‪َ ،‬و َر َأْيُت الَق ْو َم‬
‫ُك َّلُهْم ‪َ ،‬و َم َر ْر ُت ِبالَقْو ِم َأْج َم ِع يَن »‪.‬‬

‫َباُب الَبَد ِل‬


‫ِإَذ ا ُأْبِدَل اْس ٌم ِم َن اْس ٍم َأْو ِفْعٌل ِم ْن ِفْع ٍل ؛ َتِبَع ُه ِفي‬
‫َج ِم يِع ِإْع َر اِبِه‪.‬‬
‫َو ُه َو َع َلى َأْر َبَع ِة َأْقَس اٍم ‪َ :‬ب َدُل الَّش ْي ِء ِم َن‬
‫الَّش ْي ِء ‪َ ،‬و َب َدُل الَبْع ِض ِم َن الُك ِّل ‪َ ،‬و َب َدُل ااِل ْش ِتَم اِل ‪،‬‬
‫َو َبَدُل الَغ َلِط ؛ َنْح ُو َقْو ِل َك ‪َ« :‬ق اَم َز ْي ٌد َأُخ وَك ‪َ ،‬و َأَك ْلُت‬
‫الَّر ِغ ي‪َYY‬ف ُثُلَث ُه‪َ ،‬و َنَفَعِني َز ْي ٌد ِع ْلُم ُه‪َ ،‬و َر َأْيُت َز ْي ًدا‬
‫الَف َر َس »‪َ ،‬أَر ْدَت َأْن َتُق وَل َر َأْيُت الَف َر َس َفَغ ِلْط َت‬
‫َفَأْبَد ْلَت َز ْيًدا ِم ْنُه‪.‬‬

‫َباُب َم ْنُص وَباِت اَألْس َم اِء‬


‫الَم ْنُص وَباُت َخ ْم َس َة َعَش َر ؛ َو ِهَي ‪ :‬الَم ْفُعوُل ِب ِه‪،‬‬
‫َو الَم ْص َدُر‪َ ،‬و َظ ْر ُف الَّز َم اِن ‪َ ،‬و َظ ْر ُف الَم َك اِن ‪،‬‬
‫َو الَح اُل‪َ ،‬و الَّتْم ِي يُز ‪َ ،‬و الُم ْس َتْثَنى‪َ ،‬و اْس ُم «اَل »‪،‬‬

‫‪99‬‬
‫َو الُم َن اَدى‪َ ،‬و الَم ْفُع وُل ِم ْن َأْج ِل ِه‪َ ،‬و الَم ْفُع وُل َم َع ُه‪،‬‬
‫َو َخ َب ُر «َك اَن » َو َأَخ َو اِتَه ا‪َ ،‬و اْس ُم «ِإَّن » َو َأَخ َو اِتَه ا‪،‬‬
‫َو الَّت اِبُع ِلْلَم ْنُص وِب َو ُه َو َأْر َبَع ُة َأْش َياَء ‪ :‬الَّنْع ُت ‪،‬‬
‫َو الَع ْطُف ‪َ ،‬و الَّتْو ِكيُد ‪َ ،‬و الَبَدُل‪.‬‬

‫َباُب الَم ْفُعوِل ِبِه‬


‫َو ُهَو ااِل ْس ُم الَم ْنُصوُب اَّلِذ ي َيَقُع ِبِه الِفْعُل؛ َنْح ُو ‪:‬‬
‫«َضَر ْبُت َز ْيًدا‪َ ،‬و َر ِكْبُت الَفَر َس »‪.‬‬
‫َو ُه َو ِقْس َم اِن ‪َ :‬ظ اِهٌر َوُم ْض َم ٌر؛ َفالَّظ اِهُر َم ا‬
‫َتَقَّد َم ِذ ْك ُره‪َ ،‬و الُم ْض َم ُر ِقْس َم اِن ‪ُ :‬م َّتِص ٌل َوُم ْنَفِص ل‪.‬‬
‫َفالُم َّتِص ُل اْثَن ا َعَش َر ؛ َو ِهَي ‪َ« :‬ض َر َبِني‪،‬‬
‫َو َض َر َبَنا‪َ ،‬و َض َر َبَك ‪َ ،‬و َض َر َبِك ‪َ ،‬و َض َر َبُك َم ا‪،‬‬
‫َو َض َر َبُك ْم ‪َ ،‬و َض َر َبُك َّن ‪َ ،‬و َض َر َبُه‪َ ،‬و َض َر َبَها‪،‬‬
‫َو َضَر َبُهَم ا‪َ ،‬و َضَر َبُهْم ‪َ ،‬و َضَر َبُهَّن »‪.‬‬
‫َو الُم ْنَفِص ُل اْثَن ا َعَش َر ؛ َو ِهَي ‪ِ« :‬إَّياَي ‪َ ،‬و ِإَّياَن ا‪،‬‬
‫َو ِإَّي اَك ‪َ ،‬و ِإَّي اِك ‪َ ،‬و ِإَّياُك َم ا‪َ ،‬و ِإَّي اُك ْم ‪َ ،‬و ِإَّي اُك َّن ‪َ ،‬و ِإَّي اُه‪،‬‬

‫‪10‬‬
‫‪0‬‬
‫َو ِإَّياَها‪َ ،‬و ِإَّياُهَم ا‪َ ،‬و ِإَّياُهْم ‪َ ،‬و ِإَّياُهَّن »‪.‬‬

‫َباُب الَم ْص َد ِر‬


‫الَم ْص َد ُر ‪ُ :‬هَو ااِل ْس ُم الَم ْنُصوُب اَّلِذ ي َيِج يُء َثاِل اًث‬
‫ِفي َتْص ِر يِف الِفْعل؛ َنْح ُو ‪َ :‬ضَر َب َيْض ِرُب َض ْر ًبا‪.‬‬
‫َو ُهَو ِقْس َم اِن ‪َ :‬لْفِظ ٌّي َو َم ْعَنِوٌّي ؛ َفِإْن َو اَف َق َلْفُظ ُه‬
‫َلْفَظ ِفْع ِلِه َفُهَو َلْفِظٌّي ‪َ ،‬نْح ُو ‪َ« :‬قَتْلُتُه َقْتاًل »‪.‬‬
‫َو ِإْن َو اَفَق َم ْعَنى ِفْع ِلِه ُد وَن َلْفِظ ِه َفُه َو َم ْعَن ِوٌّي‪،‬‬
‫َنْح ُو ‪َ« :‬ج َلْس ُت ُقُع وًدا‪َ ،‬و ُقْم ُت ُو ُقوًف ا»‪َ ،‬و َم ا َأْش َبَه‬
‫َذ ِلَك ‪.‬‬

‫َباُب َظْر ِف الَّز َم اِن َو َظْر ِف الَم َك اِن‬


‫َظ ْر ُف الَّز َم اِن ‪ُ :‬ه َو اْس ُم الَّز َم اِن الَم ْنُص وُب‬
‫ِبَتْقِد يِر «ِفي»‪َ ،‬نْح ُو ‪ :‬الَيْو َم ‪َ ،‬و الَّلْيَلَة‪َ ،‬و َغْد َو ًة‪َ ،‬و ُبْك َر ًة‪،‬‬
‫َو َسَح ًرا‪َ ،‬و َغًدا‪َ ،‬و َع َتَم ًة‪َ ،‬و َص َباًحا‪َ ،‬و َم َس اًء ‪َ ،‬و َأَب ًدا‪،‬‬
‫َو َأَم ًدا‪َ ،‬و ِح يًنا‪َ ،‬و َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬
‫َو َظ ْر ُف الَم َك اِن ‪ُ :‬ه َو اْس ُم الَم َك اِن الَم ْنُص وُب‬

‫‪10‬‬
‫‪1‬‬
‫ِبَتْقِد يِر «ِفي»‪َ ،‬نْح ُو ‪َ :‬أَم اَم ‪َ ،‬و َخ ْل َف ‪َ ،‬و ُق َّداَم ‪َ ،‬و َو َر اَء ‪،‬‬
‫َو َفْو َق‪َ ،‬و َتْح َت ‪َ ،‬و ِع ْنَد‪َ ،‬و َم َع ‪َ ،‬و ِإَز اَء ‪َ ،‬و ِح َذ اَء ‪َ ،‬و ِتْلَقاَء ‪،‬‬
‫َو َثَّم ‪َ ،‬و ُهَنا‪َ ،‬و َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ‪.‬‬

‫َباُب الَح اِل‬


‫الَح اُل ‪ُ :‬هَو ااِل ْس ُم الَم ْنُص وُب الُم َفِّس ُر ِلَم ا اْنَبَهَم‬
‫ِم َن الَهْيَئاِت؛ َنْح ُو َقْو ِلَك ‪َ« :‬ج اَء َز ْي ٌد َر اِكًب ا‪َ ،‬و َرِكْبُت‬
‫الَفَر َس ُم ْس َر ًجا‪َ ،‬و َلِقيُت َع ْب َد ِهللا َر اِكًب ا» َو َم ا َأْش َبَه‬
‫َذ ِلَك ‪.‬‬
‫َو اَل َيُك وَن الَح اُل ِإاَّل َنِك َر ًة‪َ ،‬و اَل َيُك وُن ِإاَّل َبْع َد‬
‫َتَم اِم الَكاَل ِم ‪َ ،‬و اَل َيُك وُن َص اِح ُبَها ِإاَّل َم ْع ِرَفًة‪.‬‬

‫َباُب الَّتْمِييِز‬
‫الَّتْمِييُز ‪ُ :‬هَو ااِل ْس ُم الَم ْنُصوُب الُم َفِّسُر ِلَم ا اْنَبَهَم‬
‫ِم َن الَّذ َو اِت؛ َنْح ُو َقْو ِل َك ‪َ« :‬تَص َّبَب َز ْي ٌد َع َر ًق ا»‪،‬‬
‫َو «َتَفَّق َأ َبْك ٌر َش ْح ًم ا» َو «َط اَب ُمَح َّم ٌد َنْفًس ا»‬
‫َو «اْش َتَر ْيُت ِع ْش ِر يَن ُغ اَل ًم ا» َو «َم َلْك ُت ِتْس ِع يَن‬
‫َنْع َج ًة» َو «َز ْي ٌد َأْك َر ُم ِم ْن َك َأًب ا» َو «َأْج َم ُل ِم ْن َك‬

‫‪10‬‬
‫‪2‬‬
‫َو ْج ًها»‪.‬‬

‫َو اَل َيُك وُن ِإاَّل َنِك َر ًة‪َ ،‬و اَل َيُك وُن ِإاَّل َبْع َد َتَم اِم‬
‫الَكاَل ِم ‪.‬‬

‫َباُب ااِل ْسِتْثَناِء‬


‫َو ُح ُر وُف ااِل ْسِتْثَناِء َثَم اِنَي ٌة؛ َو ِهَي ‪ِ :‬إاَّل ‪َ ،‬و َغْيُر‪،‬‬
‫َو ِس َو ى‪َ ،‬و ُس َو ى‪َ ،‬و َس َو اٌء ‪َ ،‬و َخ اَل ‪َ ،‬و َعَدا‪َ ،‬و َح اَش ا‪.‬‬
‫َفالُم ْس َتْثَنى ِبـ«ِإاَّل » ُيْنَص ُب ِإَذ ا َك اَن الَكاَل ُم َتاًّم ا‬
‫ُم وَج ًبا‪َ ،‬نْح ُو ‪َ« :‬قاَم الَقْو ُم ِإاَّل َز ْي ًدا» َو «َخ َر َج الَّن اُس‬
‫ِإاَّل َع ْم ًرا»‪.‬‬
‫َو ِإْن َك اَن الَكاَل ُم َم ْنِفًّي ا َتاًّم ا َج اَز ِفي‪ِYY‬ه الَب َدُل‬
‫َو الَّنْص ُب َع َلى االْس ِتْثَناِء ؛ َنْح ُو ‪َ« :‬م ا َق اَم الَق ْو ُم ِإاَّل‬
‫َز ْيٌد » َو «ِإاَّل َز ْيًدا»‪.‬‬

‫َو ِإْن َك اَن الَكاَل ُم َناِقًص ا َك اَن َع َلى َح َس ِب‬


‫الَع َو اِم ِل ؛ َنْح ُو ‪َ« :‬م ا َقاَم ِإاَّل َز ْيٌد » َو «َم ا َض َر ْبُت ِإاَّل‬
‫َز ْيًدا» َو «َم ا َم َر ْر ُت ِإاَّل ِبَز ْيٍد »‪.‬‬

‫‪10‬‬
‫‪3‬‬
‫َو الُم ْس َتْثَنى ِبَغْي ٍر ‪َ ،‬و ِس َو ى‪َ ،‬و ُس َو ى‪َ ،‬و َس َو اٍء ‪،‬‬
‫َم ْج ُروٌر اَل َغْيُر‪.‬‬
‫َو الُم ْسَتْثَنى ِبَخ اَل ‪َ ،‬و َعَدا‪َ ،‬و َح اَش ا‪َ ،‬يُج وُز َنْص ُبُه‬
‫َو َج ُّر ُه؛ َنْح ُو ‪َ« :‬قاَم الَقْو ُم َخ اَل َز ْي ًدا‪َ ،‬و َز ْي ٍد » َو «َع َدا‬
‫َع ْم ًرا َو َع ْم ٍرو» َو «َح اَش ا َبْك ًرا َو َبْك ٍر »‪.‬‬
‫َباُب «اَل »‬
‫َأ‬
‫اْع َلْم َّن «اَل » َتْنِص ُب الَّنِكَر اِت ِبَغْيِر َتْنِويٍن ؛ ِإَذ ا‬
‫َباَش َر ْت الَّنِكَر َة َو َلْم َتَتَكَّرْر «اَل »؛ َنْح ُو ‪« :‬اَل َر ُج َل ِفي‬
‫الَّد اِر»‪.‬‬
‫َف ِإْن َلْم ُتَباِش ْر َها؛ َو َج َب الَّر ْف ُع َو َو َج َب ِتْك َر اُر‬
‫«اَل »؛ َنْح ُو ‪« :‬اَل ِفي الَّداِر َر ُجٌل َو اَل ِاْمَر َأٌة»‪.‬‬
‫َفِإْن َتَك َّر َر ْت «اَل » َج اَز ِإْع َم اُلَها َو ِإْلَغاُؤ َها‪َ ،‬ف ِإْن‬
‫ِش ْئَت ُقْلَت ‪« :‬اَل َر ُج َل ِفي الَّداِر َو اَل ِاْم َر َأَة»‪َ ،‬و ِإْن‬
‫ِش ْئَت ُقْلَت ‪« :‬اَل َر ُجٌل ِفي الَّداِر َو اَل ِاْمَر َأٌة»‪.‬‬

‫‪10‬‬
‫‪4‬‬
‫َباُب الُم َناَدى‬
‫الُم َناَدى َخ ْم َس ُة َأْن َو اٍع‪ :‬الُم ْف َر ُد الَع َلُم ‪َ ،‬و الَّنِك َر ُة‬
‫الَم ْقُص وَد ُة‪َ ،‬و الَّنِك َر ُة َغْي ُر الَم ْقُص وَد ِة‪َ ،‬و الُمَض اُف ‪،‬‬
‫َو الَّش ِبيُه ِبالُمَض اِف ‪.‬‬

‫َفَأَّم ا الُم ْف َر ُد الَع َلُم َو الَّنِك َر ُة الَم ْقُص وَد ُة َفُيْبَنَي اِن‬
‫َع َلى الَّض ِّم ِم ْن َغْيِر َتْنِويٍن ؛ َنْح ُو ‪َ« :‬ي ا َز ْي ُد !» َو «َي ا‬
‫َر ُجُل!»‪.‬‬
‫َو الَّثاَل َثُة الَباِقَيُة َم ْنُصوَبٌة اَل َغْيُر‪.‬‬

‫َباُب الَم ْفُعوِل ِم ْن َأْج ِلِه‬


‫َو ُهَو ااِل ْس ُم الَم ْنُصوُب اَّل ِذ ي ُي ْذ َك ُر َبَياًن ا ِلَس َبِب‬
‫ُو ُقوِع الِفْع ِل ؛ َنْح ُو َقْو ِلَك ‪َ« :‬قاَم َز ْي ٌد ِإْج اَل اًل ِلَعْم ٍرو»‬
‫َو «َقَص ْد ُتَك اْبِتَغاَء َم ْعُروِفَك »‪.‬‬

‫َباُب الَم ْفُعوِل َم َعُه‬


‫َو ُهَو ااِل ْس ُم الَم ْنُصوُب اَّلِذ ي ُيْذ َك ُر ِلَبَياِن َم ْن ُفِع َل‬
‫َم َع ُه الِفْع ُل؛ َنْح ُو َقْو ِل َك ‪َ« :‬ج اَء اَألِم يُر َو الَج ْيَش »‬

‫‪10‬‬
‫‪5‬‬
‫َو «اْسَتَو ى الَم اُء َو الَخ َش َبَة»‪.‬‬
‫َو َأَّم ا َخ َب ُر «َك اَن » َو َأَخ َو اِتَه ا‪َ ،‬و اْس ُم «ِإَّن »‬
‫َو َأَخ َو اِتَها؛ َفَقْد َتَقَّد َم ِذ ْك ُر ُهَم ا ِفي الَم ْر ُفوَعاِت‪َ ،‬و َك َذ ِلَك‬
‫الَّتَو اِبُع‪َ :‬فَقْد َتَقَّدَم ْت ُهَناَك ‪.‬‬

‫َباُب الَم ْخ ُفوَض اِت ِم َن اَألْس َم اِء‬


‫الَم ْخ ُفوَض اُت َثاَل َثُة َأْنَو اٍع‪َ :‬م ْخ ُفوٌض ِب الَح ْر ِف ‪،‬‬
‫َو َم ْخ ُفوٌض ِباِإل َض اَفِة‪َ ،‬و َتاِبٌع ِلْلَم ْخ ُفوِض‪.‬‬
‫َفَأَّم ا الَم ْخ ُفوُض ِبالَح ْر ِف ؛ َفُهَو َم ا َيْخ َتُّص ِبِم ْن ‪،‬‬
‫َو ِإَلى‪َ ،‬و َع ْن ‪َ ،‬و َع َلى‪َ ،‬و ِفي‪َ ،‬و ُرَّب ‪َ ،‬و الَباِء ‪َ ،‬و الَك اِف ‪،‬‬
‫َو الاَّل ِم ‪َ ،‬و ِبُح ُروِف الَقَس ِم ‪َ - ،‬و ِهَي الَو اُو ‪َ ،‬و الَب اُء ‪،‬‬
‫َو الَّتاُء ‪َ ،-‬و ِبَو اِو ُرَّب ‪َ ،‬و ِبُم ْذ ‪َ ،‬وُم ْنُذ ‪.‬‬

‫َو َأَّم ا َم ا ُيْخ َفُض ِباِإل َض اَفِة؛ َفَنْح ُو َقْو ِل َك ‪ُ« :‬غ اَل ُم‬
‫َز ْيٍد » َو ُهَو َع َلى ِقْس َم ْيِن ‪َ :‬م ا ُيَق َّدُر ِب الاَّل ِم ‪َ ،‬و َم ا ُيَق َّدُر‬
‫ِبِم ْن ؛ َفاَّلِذ ي ُيَقَّدُر ِبالاَّل ِم َنْح ُو ‪ُ« :‬غ اَل ُم َز ْي ٍد »‪َ ،‬و اَّل ِذ ي‬
‫ُيَق َّدُر ِبِم ْن ‪َ ،‬نْح ُو ‪َ« :‬ث ْو ُب َخ ٍّز » َو «َب اُب َس اٍج»‬

‫‪10‬‬
‫‪6‬‬
‫َو «َخ اَتُم َح ِد يٍد »‪.‬‬

‫َتَّم ِبَح ْمِد ِهلِلا‬


‫‪‬‬

‫‪10‬‬
‫‪7‬‬

Anda mungkin juga menyukai