FAIL
Dosen Pengampuh :
Prof.Dr.Sabaruddin Garancang, M.A
Disusun Oleh :
KUMAR MANDANG
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1.Apa penegertian dari Fail ?
2. apa saja pembagian-pembagian dalam Fail?
3. apa saja ketentuan – ketentuan dalam fail?
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fail
Fa‘il menurut bahasa artinya adalah ―pelaku‖, sedangkan menurut ahli
nahwu fa‘il adalah:
Nah, dari kelima contoh fa‘il di atas semuanya dibaca rofa‘, karena
memang fa‘il (subjek/pelaku) dalam Bahasa Arab selamanya HARUS
dibaca ROFA‘, dan ini menjadi kaidah yang paten dan resmi tertulis
dalam ilmu nahwu, kata nadzim:
Fa’il adalah isim yang mutlak dirofa’kan oleh fi’ilnya, dan fi’il (kata
kerja) terletak sebelum fa’il.
َ )انdan mudhmar
Fa‘il sendiri dibagi menjadi dua, yaitu dhohir ( ظا ِْ ُش
(ض ًَ ُش
ْ ًُ )ان, berikut penjelasannya:
َ )ال
1. Dhohir (ُظا ِهر
َ َق
او صَ يْذ
َ َْر
َة ُي َح ًَّذ
سانَ َة
َ انش َ َكح
ِ َة َيحْ ًُ ْود
ْ )الم
2. Mudhmar(ُض َمر
Pembagian fa‘il yang kedua adalah mudhmar, mudhmar sendiri
menurut bahasa artinya adalah ‗yang tersembunyi‘, sedangkan menurut
istilah fa‘il mudhmar adalah seperti yang disebutkan dalam kitab al-
jurumiyah:
Fa’il mudhmar adalah lafadz yang menunjukan kepada kata ganti orang
yang berbicara (dhomir Mutakallim), kata ganti orang yang diajak
bicara (dhomir mukhotob), atau kata ganti orang yang tidak ada (dhomir
ghoib, contoh: dia & mereka).
contoh:
ُ‗ فَت َ َحdia telah membuka‗ —> menjadi ‗ فَتَحْ نَاKami telah
membuka’. berikut ini contoh mutakallim ma‘al ghoir ketika
menjadi fa‘il dalam sebuah kalimat lengkap:
jadi fa‘il dari contoh di atas adalah huruf ََاyang berarti dhomir
mutakallim ma‘al ghoir artinya ‗kami‗
sedangkan ketika menjadi fa‘il pada fi‘il mudhore‘ maka
tambahkan huruf nun ٌ di awal kata, contoh:
َ َنــ ْفحَ ُح ان ِكحKami sedang memuka buku
َاب
C. Ketentuan-Ketentuan Fa’il
1. Fa‘il selalu marfu‘ dan terletak setelah fi‘il ma‘lum, baik secara
langsung atau tidak. Contoh:
ُ َس َج َغ أَحْ ًَذ ُ ِيٍَ ْان ًَس ِْج ِذ – َس َج َغ ِيٍَ ْان ًَس ِْج ِذ أَحْ ًَذ
4. Boleh tidak sama muannats dan muadzakarnya antara fi‘il dan fa‘il
apabila:
1. Fa‘ilnya muanats yang terpisah dari fi‘ilnya. Contoh:
ِ َسافَ َش أ َ ْي ِس ف
ُاط ًَة ِ َت أ َ ْي ِس ف
َ – ُاط ًَة ْ سافَ َش
َ
2. Fa‘ilnya berupa isim muanats majazi. Contoh:
س
ُ ًْ ش َ –س
َّ طهَ َغ ان َّ ث ان
ُ ًْ ش َ
ِ َطهَؼ
3. Fa‘ilnya berupa jama‘ taksir. Contoh:
ُث ْان ًَ ََّلئِ َكةُ – قَا َل ْان ًَ ََّلئِ َكة
ِ َقَان
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Fail merupakan isim marfu‘ (yang di baca rofa‘) yang menjadi pelaku
pekerjaan, kedudukan terletak setelah fiil atau syibhulfiil. Dalam fail
terdapat ketentuan ketentuan yang harus kita pahami, seperti apa yang
dipaparkan diatas jika failnya muannast, maka fiinya harus diberi tanda
muannats, sedangakan untuk fiil mudhori‘ menggunakan huruf
mudhora‘ah ta‘. Fail dibagi menjadi dua yaitu isim zhohir dan isim
dhomir. Fail isim zhohir adalah fail yang tidak berupa kata ganti. Fail
isim dhomir adalah fail yang berupa kata ganti baik orang pertama,
kedua, dan ketiga.,
Daftar pustaka