Anda di halaman 1dari 10

Isim Fail Dan Kaidah-Kaidahnya

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas MK Bahasa Arab)

Disusun oleh :
Nurmae Andrian Indarwanto
(2021.07.10.003)
Dosen Pembimbing:
Hafidzil Umam

Prodi Manajemen Dakwah


Fakultas Dakwah dan Komunikasi islam
Institut Agama Islam Al-Azhar Lubuklinggau
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kepada allah swt. Yang mana selalu memberikan rahmat dan
hidayah sehingga mampu menyelesaikan makalah ini. Sholawat seiring salam
semoga selalu tercurahkan kepada nabi muhammad saw. Kami selaku penyusun
makalah ini mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas bantuannya
sehingga makalah mata kuliah bahasa arab dengan judul isim fail dan kaidahnya
dapat di buat dengan sampai selesai.

Kami selaku penyusun makalah juga meminta maaf atas kesalahan


penyusunan makalah ini baik berupa tata letak, perkataan dan susunan yang
kurang baik. Maka dari itu kami selaku penyusun selalu mengharapkan masukan,
kritik dan saran dari teman-teman dan kami selalu mengharapkan bimbingan dari
bapak dosen agar makalah ini dapat lebih sempurna. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum wr.wb.

Musi Rawas, 02 Januari 2022

Nurmae Andrian indarwanto


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam islam ilmu bahasa arab sangat penting karena Al-quran
kitab umat islam bertuliskan bahasa arab. Oleh karena itu sebagai
seorang mahasiswa muslim kita harus mampu mengetahui tata cara
Membaca atau mengartikan hal tersebut. Dalam pelajaran bahasa arab
terdapat banyak sekali ilmu-ilmu yang harus mampu kita ketahui dan
kita pahami. Salah satunya yaitu Isim fail dalam isim fail tersebut
banyak hal-hal yang harus kita ketahui terdapat kaidah-kaidahnya yang
harus kita pahami.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Isim Fail ?
2. Apa saja Kaidah dalam isim Fail ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu isim fail
2. Agar mahasiswa mengetahui Kaidah-kaidah isim Fail.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim fail


Kata fa'il menurut bahasa berasal dari kata ‫ الفاعل‬yang berarti "pelaku" atau
orang yang melakukan pekerjaan. Kata itu diambil dari bentuk kata ‫ل‬
sedangkan menurut ahli nahwu fa'il adalah sebagaimana berikut ini. Untuk
pengertian Isim fail menurut matan Jurumiyyah didefinisikan dengan:
Untuk pengertian Isim fail menurut matan Jurumiyyah didefinisikan
dengan:

‫ع ال َم ْذ ُكوْ ُر لَهُ لُه‬


ُ ْ‫الفَا ِع ُل اإل ْس ُم ال َمرْ فُو‬

“Isim Fa'il adalah isim yang dibacakan rofa' dimana kata kerja atau fi'ilnya
disebutkan sebelum fa'il itu sendiri”
Dari pengertian di atas disebutkan bahwa isim fail adalah isim yang dibaca
rafa karena fiil dimana fiil itu disebutkan sebelumnya. Imam Ibnu Malik
dalam Nadham Alfiyyah nya menyebutkan bahwa isim fail adalah: 
 َ‫اَ ْلفَا ِع ُل الَّ ِذي َك َمرْ فُوع‬
“Isim fail adalah dua isim marfu dalam kalimat”
 Dari pengertian Ibnu Malik ini, kegagalan terjadi hanya karena fiil madhi
dan mudhari' saja, namun juga bisa muncul karena adanya ‫ الفعل‬atau serupa
fiil tapi bukan fiil dalam arti yang Membantu. Maksudnya ‫ الفعل‬ini adalah
kata ً‫ ا‬yang merafa'kan dan kata wajhuhu ini adalah fail dari muniron itu.
Contoh:
‫ا َمالزيدان‬
Dua yazid itu telah berdiri
Lafadz ‫ الزيدان‬adalah fa'il (pelaku pekerjaan berdiri), zaidani dibaca rofa'
dengan tanda rofa menggunakan alif karena termasuk isim tasniyah (isim
yang menunjukan artidua). 
‫ا َء العلماء‬
Para ulama telah datang
Lafadz ‫ العلماء‬menempati posisi sebagai fa'il dimana kata itu adalah pelaku
dari kata ja'a yang berarti datang. Kata ulama dibaca rofa' dengan tanda
rofa'nya menggunakan dhommah karena termasuk jamak taksir (isim yang
menunjukan arti banyak dengan bentuk yang disesuaikan dengan
shighatnya). 
B. Pembagian Fail
Isim fail sendiri dibagi menjadi dua dari jenis yang tampak maupun
tidaknya, yaitu fail isim dhohir (‫ )الظَ^ا ِه ُر‬dan fail isim dhamir atau isim
mudhmar (‫)ال ُمضْ َم ُر‬.

1. Fail isim Dhahir (ُ‫)الظَا ِهر‬

Secara bahasa, kata dhahir berarti tampak. Adapun yang dimaksud dari


fail isim dhahir adalah fail yang bentuknya tampak atau tidak
jelas. Dalam matan jurumiyyah disebutkan bahwa isim dhahir adalah:
‫ا َد َّل لَى اهُ اَل ٍل‬

fa'il dhahir adalah lafadz yang menunjukan pada apa yang disebutkan
tanpa kehadiran, seperti lafadz (zaid:nama orang) dan ‫( ٌل‬seorang laki-
laki).Jadi isim dhahir adalah isim yang jika disebutkan maka akan
menunjukkan apa yang disebutkan itu. Berikut ini adalah beberapa
contoh: 
‫ اء احمد‬Ahmad telah datang, failnya adalah kata Ahmad 
‫ ام المسلم‬Seorang muslim telah berdiri, failnya adalah kata muslim.

2. Fail Isim Dhamir (‫ )ضمير‬atau Mudhmar (ُ‫)ال ُمضْ َمر‬

Pembagian fa'il berikutnya adalah fail isim dhamir atau juga disebut
mudhmar. Kata dhamir atau mudhmar sendiri menurut bahasa berarti
'yang tersembunyi'. Adapun istilah kata fa'il isim dhamir yang bisa kita
ٍ َ‫ا َّل لَى لِّ ٍم اط‬
lihat di matan al-jurumiyah: ‫ب اِئب‬
Fa'il isim dhamir atau mudhmar adalah lafadz yang menunjukan
kepada kata ganti orang yang berbicara (dhamir Mutakallim), kata
ganti orang yang diajak bicara (dhamir mukhatab), atau kata ganti
orang yang tidak hadir (dhamir ghaib atau kata orang ketiga seperti
kata dia atau mereka).
Contoh:  ‫ لتم‬Kalian berkata 

Fail isim dhomir di bagi menjadi tiga :


a. Dhamir mutakallim (‫)الضمير المتكلم‬ 
Berarti orang yang berbicara atau pihak yang berbicara dalam
bahasa indonesia adalah saya dan kita. Dengan demikian, dhamir
mutakallim ini dibagi menjadi dua, yaitu mutakallim wahdah "‫ضمير‬
‫ "متكلم وحده‬yang berarti mutakallim sendiri atau satu dan mutakallim
ma'al ghair '‫ 'متكلم مع الغير‬atau mutakallim bersama yang lain.
b. Dhamir Mukhatab Orang Yang Diajak BicaraDhamir mukhatab
adalah kata ganti orang yang diajak bicara atau lawan bicara
dimana dalam bahasa Indonesianya berarti kamu, anda atau kalian.
Dalam bahasa Arab, dhamir ini berbeda bentuknya antara laki-laki
dan perempuan dimana untuk menguasainya perlu menguasai
jenis-jenis bentukdhamir.

Adapun contoh dari dhamir mukhatab sebagai fail adalah


sebagaimanakataberikutini:
َ‫ أ ْنت‬berarti kamu (laki-laki)  ditunjukan untuk seorang mukhatab
dengan jenis laki-laki. Dhamir ini ketika menjadi fa'il dalam fi'il
madhi akan menjadi َ‫ ت‬yang berharokat fathah dengan huruf
sebelumnya dibaca sukun sebagaimana contoh berikut:
َ‫ َكتَبْتَ الرس^^^^^^^^الة‬Kamu (laki-laki) telah menulis surat.
Huruf ta pada kata katabta itu adalah fail isim dhamir mutakallim
yang berarti kamu telah melakukan pekerjaan menulis surat.
Bentuk dhamir itu dalam fiil mudhari maka akan berada di awal
dengan huruf ta' juga, seperti contoh berikut:
َ‫ تَ ْكتُبُ الرس^^الة‬Engkau sedang menulis surat. Dhamir ta pada awal
kalimat itu adalah fail isim dhamir yang berarti kamu laki-laki
sedang melakukan pekerjaan menulis.

c. Dhomir Ghaib (‫)الضمير الغيب‬Berbeda dengan dhamir sebelumnya,


dhamir ghaib itu adalah dhamir untuk kata ganti orang ketiga
seperti dia dan mereka. Berikut ini adalah contohnya:
َ ^ُ‫ ه‬berarti dia (laki-laki) merupakan kata ganti untuk menyubut
‫^و‬
orang yang tidak ada dimana dalam bentuk fiil madhi dan mudhari
akan berbeda. Dalam fiil madhi, kata itu tersembunyi alias tidak
ditulis. Kita akan mudah memahami dengan contoh berikut:
َ‫َب الرس^^الة‬
َ ‫ َكت‬Dia telah menulis surat. Kata kataba itu menyimpan
dhamir ‫ هُ َو‬yang berarti dia telah menulis. Namun waktu berbentuk
fiil mudhari akan kelihatan dengan ditambah ya, seperti contoh:
َ‫يَ ْكتُبُ الرسالة‬  Dia sedang menulis surat. Huruf ya itu adalah dhamir
untuk laki-laki yang berarti dia sedang melakukan pekerjaan
menulis surat.
C. Kaidah-kaidah isimFail
1. Fa’il selalu marfu’ dan terletak setelah fi’il ma’lum, baik secara
langsung atau tidak. Contoh:
‫َأحْ َم ُد‬ ‫ َر َج َع ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد‬- ‫ ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد‬ ‫َأحْ َم ُد‬ ‫َر َج َع‬
2. Apabila Fa’il berbentuk mufrad, mutsana, atau jama’ maka fi’ilnya
tetap mufrad. Contoh: َ‫ ْال ُم ْسلِ ُموْ ن‬ ‫ َجا َء‬- ‫ ْال ُم ْسلِ َما ِن‬ ‫ َجا َء‬- ‫ ْال ُم ْسلِ ُم‬ ‫َجا َء‬
3. Fi’il dan fa’il harus sama dalam mudzakkar atau muannatsnya.
Contoh:ُ‫فَا ِط َمة‬ ‫اَئت‬ ْ ‫ َج‬ – ‫َأحْ َم ُد‬ ‫َجا َء‬
4. Boleh tidak sama muannats dan muadzakarnya antara fi’il dan fa’il
apabila:
 Fa’ilnya muanats yang terpisah dari fi’ilnya. Contoh:
‫فَا ِط َمة‬ ‫س‬ِ ‫ َسافَ َر َأ ْم‬- ُ‫اط َمة‬ ِ ‫ت َأ ْم‬
ِ َ‫ف‬ ‫س‬ ْ ‫َسافَ َر‬
 Fa’ilnya berupa isim muanats majazi. Contoh: -  ُ‫ال َّش ْمس‬ ‫ت‬ ِ ‫طَلَ َع‬
ُ‫ال َّش ْمس‬ ‫طَلَ َع‬
 Fa’ilnya berupa jama’ taksir. Contoh:ُ‫ ْال َماَل ِئ َكة‬ ‫ قَا َل‬- ُ‫ ْال َماَل ِئ َكة‬ ‫ت‬ ِ َ‫قَال‬
5. Wajib mengtanitskan fi’il apabila:Fa’ilnya berupa isim zhahir
muanats haqiqi. Contoh:ُ‫فَا ِط َمة‬ ‫اَئت‬ ْ ‫ َج‬- ‫ ِه ْن ٌد‬  ُ‫تَجْ لِس‬Fa’ilnya berupa isim
dhamir yang rujukannya ke muanats haqiqi maupun majazi.
Contoh:‫ت‬ ْ ‫ض َر‬ َ ‫ت – َز ْينَبُ َح‬ ْ ‫ِإ َذا ال َّس َما ُء ا ْنفَطَ َر‬Pada kedua contoh di atas yang
menjadi fa’ilnya adalah dhomir ghaib muanats yaitu (‫) ِه َي‬.
6. Boleh fi’il dibuang dari kalimat yang mafhum. Contoh: ‫َم ْن‬
‫َأحْ َم ُد‬ ‫تَ َكلَّ َم؟‬Asalnya:‫َأحْ َم ُد‬ ‫تَ َكلَّ َم‬
7. Fa’il bisa terletak setelah mashdar, isim fa’il, atau isim shifat
musyabahah yang beramal seperti fi’il. Contoh:‫َأبُوْ ه‬ ‫ض ُل‬ ِ ‫ ْالفَا‬ ‫َأحْ َم ُد‬ ‫َجا َء‬
ُ ata (ُ‫ )َأبُوْ ه‬merupakan fa’il dari (‫اض ُل‬
K ْ yang merupakan isim fa’il
ِ َ‫)الف‬
yang beramal seperti fi’il.
BAB III
KESIMPULAN
https://passinggrade.co.id/contoh-fail/
https://www.kangdidik.com/2019/12/pengertian-isim-fail-dan-
pembagiannya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai