Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai bahasa arab, maka kita akan dihadapkan dengan ilmu
alatnya yaitu Ilmu Nahwu. Ilmu Nahwu merupakan ilmu yang membahas
qaidah-qaidah dasar dari bahasa arab, baik dari segi kedudukan kalimatnya,
fungsi huruf, sebuah kata kerja yaitu fi’il, dan menentukan harokat dibagian
akhirnya. Biasanya didalam bahasa Arab ada yang di namakan kalam
(Kalimat) yang tersusun dari Isim, Fi’il, dan Huruf.
Sehubung dikalangan Mahasiswa masih minim dalam pengetahuan ilmu
nahwu, disini penulis akan membahas sedikit tentang dasar yang ada didalam
Ilmu Nahwu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalam ?
2. Apa pengertian Isim ?
3. Berapa jenis-jenis isim ?
4. Apa pengertian Fi’il ?
5. Apa pengertian Huruf ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalam
Kalam (kalimat) adalah Lafadz yang tersusun dan memliki faedah dengan
bahasa arab biasanya di namai dengan jumlah Mufidah, jumlah Mufidah ialah
jumlah yang memiliki serangkainan kata minimalnya dua kalimat sehingga
susunan kalimat tersebut bisa di fahami dengan jelas. Contoh: ‫( زيد قائم‬zaidun
qoimun) Artinya: si Zaid berdiri.Di dalam penyusunan kalimat itu ada tiga
yaitu: Isim, Fi’il, Huruf.1

B. Isim (Kata benda)


Isim (‫ )اسم‬adalah kata yang menunjukan makna kebendaan atau kata yang
di anggap sebagai benda. Contoh: ‫ كتاب‬Artinya: kitab/buku, kitab/buku adalah
kalimat atau kata yang menujukan kata benda. Untuk menjadikan kalimat ‫كتاب‬
menjadi jumlah Mufidah dengan menambahkan satu kalimat/kata lagi
menjadi: ‫( كتاب زيد‬Kitabu Zaidin) Artinya: Kitab zaid. Dari kalimat tersebut
kita sudah bisa memahami bahwasanya kepemilikan kitab itu adalah punya si
Zaid, kalimat ‫ زيد‬itu akhirnya dibaca kasroh akhirnya menjadi (Zaidin) karena
di situ terhimpunnya dua kalimat yaitu ‫ زيد‬+ ‫اب‬CC‫كت‬, didalam Ilmu Nahwu
gabungan antara dua isim atau lebih disebut Idlofah ((‫ اضافة‬kata yang pertama
disebut Mudlof (‫ )مضاف‬kalimat yang seterusnya disebut Mudlofun Ilaih ((
‫اف اليه‬CC‫ مض‬Hukum Mudlof yaitu tanpa Alif Lam (‫ )ال‬dan tanpa Tanwin,
sedangkan Mudlofun Ilaihi Hukumnya dibaca Jer atau Kasroh. Untuk
mengetahui ciri-ciri isim bisa melihat dengan kelima tanda yang akan
dicantumkan dibawah ini:
1. Bisa menerima I’rob (‫ )اعراب‬Jer: yaitu isim bisa menerima suatu Hukum
yang menyebabkan Isim tersebut berbaris kasroh atau jer, yang
menyebakan isim itu menjadi Jer adalah:2
1
Sounhaji Muhammad, Al-Jurumiyyah, Surabaya: Haramain jaya, 2007, hlm 1-2.
2
Hakim Taufiqul, Amtsilati jilid II, Jepara: Al-Falah offest, 2003hlm 1-3.
a) Karena berada setelah huruf Jer.
b) Karena menjadi susunan Idlofah (‫ )اضافة‬yaitu menjadi Mudlofun Ilaih(
‫ )مضاف اليه‬nya sehingga isim tersebut beri’rob Jer atau kasroh.
c) Karena mengikuti kata yang dibaca Jer.
2. Tanwin, yaitu Isim pada Umumnya, I’robnya bisa menerima dengan
Tanwin Contoh: ‫( مكتب‬Maktabun) yang Artinya: Meja. Di huruf akhirnya
itu dibaca Dlommah dan bertanwin.
3. Setelah kata panggil: ‫ حرف النداء‬yaitu dengan menggunakan huruf: ‫يا‬،‫ ايها‬,‫يا‬
‫ا اياتها‬CC‫ ي‬،‫ا‬CC‫ايه‬. Contoh: ‫ا احمد‬CC‫( ي‬yaa Ahmadu), ‫ احمد‬nya adalah isim karena
berada setelah huruf seruan yaitu ‫يا‬, kata setelah huruf Nida disebut
Munada (‫)منادي‬.
4. Adanya Al (‫ )ال‬keberadaan isim ialah bisa menerimanya Alif Lam (‫)ال‬
karena Alim Lam adalah merupakan salah satu tanda Isim (‫ )اسم‬yang tidak
dimiliki oleh Fi’il (‫ )فعل‬dan Huruh (‫)حرف‬, karena antara isim, fi’il, dan
huruf memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda.
5. Musnad ilaih (‫ )مسند اليه‬contoh: ‫ قام زيد و زيد قائم‬Artinya: Zaid telah berdiri
dan Zaid adalah orang yang beridir. kedua kalimat ‫زيد‬ merupakan
Musnad atau yang dihukumi dengan suatu hukum, yaitu hukum berdiri.
Hukum berdiri pada lafadz ‫ زيد‬yang pertama adalah kata kerja dan hukum
berdiri untuk lafadz ‫ زيد‬yang kedua adalah Khabar.
C. Jenis-jenis Isim
Di dalam Isim, itu ada berbagai macam jenis sehingga kita dapat
membedakan antara jenis tersebut antara lain:
1. Ma’rifat (ٌ‫ة‬C َ‫ْرف‬
ِ ‫) َمع‬, ialah isim yang menunjukan makna khusus yaitu
kalimat isim yang tidak bersifat umum, isim Ma’rifat terbagi antara
lain:
a) Isim yang ada Alif lam nya, contoh: ُ‫اَ ْل ِكتَاب‬
b) Isim Dlomir (kata ganti), contoh: ‫هُ َو‬
c) Isim Isyarah (kata tunjuk), contoh: ‫هَ َذا‬
d) Nama (‫) َعلَ ْم‬, contoh: ‫اَحْ َم ُد‬
e) Isim Maushul (kata sambung), contoh: ْ‫اَلَّ ِذي‬
f) Idlofah yang Mudlof ilaihnya isim Ma’rifat seperti tanda di atas
tadi, contoh: ‫ِكتَابُ اَحْ َم َد‬
2. Nakiroh((ٌ‫نَا ِك َرة‬, ialah isim yang menunjukan makna umum tanda yang
paling mudah adalah tanwin. Contoh: ٌ‫ َسيَّا َرة‬untuk mema’rifatkan isim
Nakiroh cukup dengan menambakan Alif lam contoh: ُ‫اَل َّسيَّا َرة‬
3. Mabni (‫) َم ْبنِ ٌّي‬, ialah isim yang hukum I’robnya tidak berubah-ubah,
meskipun dimasuki oleh Amil apapun, seperti Isim Isyaroh, Isim
Maushul, Isim Dlomir.
4. Mu’rob ( ٌ‫ َرب‬C‫) ُم ْع‬, ialah isim yang kedudukan I’robnya berubah-ubah,
baik karena setelah huruf Jer atau kedudukan I’rob yang bisa merubah
hukum isim tersebut.
5. Mudzakkar(‫) ُم َذ َّك ٌر‬, adalah isim menunjukkan makna laki-laki ciri-ciri
Mudzakkar yaitu tidak memiliki Ta’ Marbuthoh pada kalimat tersebut.
Contoh: ‫ُم ْسلِ ٌم‬
ٌ َّ‫ َؤن‬C‫) ُم‬, adalah isim yang menunjukkan makna perempuan
6. Muannats(‫ث‬
ciri-ciri muannats adalah pada kalimat nya ada huruf Ta’ Marbuthoh
yaitu ‫ة‬. Contoh: ٌ‫ُم ْسلِ َمة‬
7. Mufrod(‫ َر ٌد‬C‫) ُم ْف‬, adalah kalaimat yang menujukkan makna 1. Contoh:
ٌ‫ طَالِب‬artinya: satu orang siswa.
8. Mutsanna (‫) ُمثَنَّى‬, adalah kalimat yang menunjukkan makna 2. Contoh:
‫ان‬C َ artinya: dua orang siswa, tandanya di akhiri dengan ‫ ا ِن‬pada
ِ Cَ‫طالِب‬
waktu Rofa’, dan di akhiri ‫ ْي ِن‬pada waktub Nasab dan Jer.
9. Jamak (ٌ‫)ج ْمع‬,
َ adalah kalimat yang menunjukkan makna 3 atau lebih.
Contoh: َ‫ طَالِبُوْ ن‬artinya: para siswa/ tiga orang siswa, tandanya di akhiri
dengan َ‫ وْ ن‬pada waktu Rofa’, dan di akhiri َ‫ ْين‬pada waktu Nasab dan
Jer.3
D. Fi’il (kata kerja)
Fi’il (‫ )فعل‬adalah merupakan kalimat yang menunjukan makna kata kerja
yang berhubungan dengan waktu baik itu menunjukan masa lampau (‫)ماضي‬,

3
Ibid, hlm 9-11.
masa akan datang (‫)استقبال‬, dan masa sekarang (‫)حال‬. Fi’il didalam bahasa
inggris disebut sebagai Tenses.4 Fi’il terbagi menjadi 4:
1. Fi’il Madli (‫)فعل ماضي‬: yaitu kalimat yang menunjukan kata kerja lampau
atau sudah dilakukan contoh: ‫ ضرب زيد‬Artinya: telah memukul si Zaid.
Jadi si Zaid telah melakukan pekerjaan yaitu memukul yang memliki
makna lampau di kalimat ‫رب‬CC‫ض‬, sedangkan kalimat ‫ زيد‬kedudukannya
sebagai Fa’il (‫ )فاعل‬yaitu sebagai pelaku dari pekerjaan tadi dan Hukum
Fa’il adalah Rofa’ (‫ )رفع‬yaitu berharokat dlommah.
2. Fi’il Mudhari’ (‫)فعل مضارع‬: yaitu kalimat yang menunjukan kata kerja akan
datang (‫)استقبال‬. Contoh: ‫ اخرج الي البيت‬Artinya: aku akan pergi menuju ke
rumah. Didalam kalimat ‫ اخرج‬ada makna yang menunjukan ‫تقبال‬CC‫ اس‬yaitu
akan datang.
3. Fi’il Amr’ (‫)فعل امر‬: yaitu kalimat kata kerja yang mempunyai makna
pertintah, pada fi’il ini kita kan menggunakan Dlomir (‫ )ضامر‬Mukhottab (
‫ )مخاطب‬yaitu melakukannya secara berhadap atau langsung Contoh: ‫اجلس يا‬
‫ محمد‬duduklah wahai Muhammad kalimat ‫ اجلس‬huruf awalnya yaitu
hamzah dibaca kasroh, huruf Jim nya dibaca sukun sebagai Fa’ Fi’ilnya,
huruf Lam nya dibaca kasroh sebagai Ain Fi’il, sedangkan huruf terakhir
yaitu Sin dibaca sukun sebagai Lam Fi’il.
4. Fi’il Nahi (‫)فعل نهي‬: hampir sama maknanya dengan fi’il amr, cuman kalau
fi’il Nahi ini dalam tindakan melarang contoh: ‫ ال تجلس‬Artinya: janganlah
engkau duduk. Kalimat di fi’il Nahi ini dengan menambah Huruf Nahi
(larangan) yatitu huruf ‫ال‬. Dari segi kalimat fi’il Nahi ini mirip dengan fi’il
Mudlori’ dari wazan 7-12 yaitu memakai dlomir mukhtaab.5

E. Huruf

4
Emka, 2011, Difinisi Fi’il, http://emka.web.id/uncategorized/2011/belajar-nahwu-
definisi-fiil/.
5
Ahmad Hasan, Kitabut Tashrif, Bangil:Rabhan, 1998, hlm 25-34
Huruf adalah kalimat yang selain dari pada isim dan fi’il dan Hukumnya
mabni (‫ )مبني‬yaitu I’robnya tidak berubah seperti isim dan fi’il, adapun huruf
ada berbagai macam diantarnya huruf Jer yatiu:
1. Macam-macam huruf Jer:
a) ‫ ِم ْن‬artinya, dari. Contoh, ‫ك‬ِ ْ‫اَرْ ِج ُع ِمنَ السُّو‬
b) ‫ اِلَى‬artinya, ke. Contoh, ‫ك‬ ِ ْ‫اَ ْذهَبُ اِلَى السُّو‬
c) ‫ ع َْن‬artinya, dari. Contoh, ‫ب ْال َج ِحي ِْم‬
ِ ‫ع َْن اَصْ َحا‬
d) ‫ فِ ْي‬artinya, di/didalam. Contoh, ‫ْج ِد‬ ِ ‫فِ ْي ْال َمس‬
e) َ‫ ك‬artinya, seperti. Contoh, ‫َكال َّش َج َر ِة‬
ِ artinya, dengan. Contoh, َ‫بِ ُم ْؤ ِمنِ ْين‬
f) ‫ب‬
g) ‫ ِل‬artinya, karena/bagi/milik. Contoh, ٌ‫صيْب‬ ِ َ‫ِّجا ِل ن‬
َ ‫لِلر‬
h) ‫َلى‬ ِ َ‫اَ ْل ِكتَابُ َعلَى ْال َم ْكت‬
َ ‫ ع‬artinya, Atas/diatas. Contoh, ‫ب‬
i) َّ‫ رُب‬artinya, barangkali. Contoh: ‫ رُبَّ َر ِج ْينَا‬6
isim yang terletak setelah huruf Jer itu berbaris kasroh dan hukumnya
Jer/Khofadh, kata yang terletak setelah Huruf Jer harus berupa isim.
2. Huruf Athof
Athof adalah penyambung dua kata dengan memakai huruf athof, di mana
kata yang di sambung harus mengikuti kata yang disambungi Ma’tuf Ilaih
dalam I’robnya. Adapun macam-macam huruf Athof antara lain:
a) ‫ َو‬Artinya: dan.
b) َ‫ ف‬Artinya: maka.
c) ‫ ثُ َّم‬Artinya: kemudian.
d) ‫ اَ ْم‬Artinya: atau.
e) ‫ اِ َّما‬Artinya: adakalnya.
f) ْ‫ بَل‬Artinya: bahkan.
g) َ‫ ال‬Artinya: bukan
h) ‫ لَ ِك ْن‬Artinya: akan tetapi.
i) ‫ َحتَّى‬Artinya: sehingga, sampai. 7
3. Huruf Qosam

6
Syukri Unus Muhammad, Is’afut Thalibin, Banjarmasin: Murni, 1988, hlm. 7.
7
Hakim Taufiqul, Qo’idaty, Jepara: Al-falah Offest, 2003, hlm 35.
Huruf qasam ialah huruf yang menunjukkan makna sumpah, huruf Qosam
terbagi menjadi 3:
a) ‫ َو‬, contoh: ِ ‫َوهَّللا‬
b) َ‫ت‬, contoh: ِ ‫تَاهَّلل‬
ِ , contoh: ِ ‫بِاهَّلل‬
c) ‫ب‬
4. Huruf Istifham
Istifham adalah huruf yang menunjukkan makna pertanyaan, misalkan:
siapa, di mana, kapan, apa, bagaimana,dll. Contoh: bagaimana keadaan mu?,
kaliamat “bagaimana” tersebut di namakan Istifham. Adapun huruf Istifham
ada beberapa macam:
َ ‫ َما ْس ُم‬artinya, apa nama mu?.
a) ‫ َما‬artinya, apa? Contoh, ‫ك‬
b) ‫ َم ْن‬artinya, siapa? Contoh, َ‫ َم ْن اَ ْنت‬artinya, siapa kamu?.
c) َ‫ف‬CCC‫ َك ْي‬artinya, bagaimana? Contoh, َ‫ك‬CCCُ‫فَ َحال‬CCC‫ َك ْي‬artinya bagaimana
keadaanmu?.
d) ‫ َمتَى‬artinya, kapan? Contoh, ‫ ِة‬C‫ َمتَى تَ ْدرُسُ ِالَى ْال َم ْد َر َس‬artinya, kapan kamu
pergi ke sekolah?.
e) ْ‫ل‬CCCَ‫ ه‬artinya, apakah? Contoh, ٌ‫اس‬CCC‫لْ اَ ْنتَ نُ َع‬CCCَ‫ ه‬artinya, apakah kamu
mengantuk?.
f) َ‫ اَ ْين‬artinya, di mana? Contoh, َ‫تُك‬C ‫ اَ ْينَ َم ْد َر َس‬artinya, dimana sekolahan
kamu?.
g) ‫ َم َذا‬artinya, kenapa? Contoh, ‫ َم َذا تَنَا ُم‬artinya, kenapa kamu tidur?.8

8
Hakim Taufiqul, Qo’idaty, Jepara: Al-falah Offest, 2003, hlm 47.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Di dalam kalimat bahasa arab itu pasti kita akan menemukan yang
namanya Isim, Fi’il, dan Huruf, dengan pembahasan yang telah di uraikan di
atas. Mengenai ciri-cirinya ialah Isim merupakan kalimat yang menunjukan
makna benda, Nama, bertanwin, memilki Alim Lam di awalnya, Fi’il adalah
kalimat yang menunjukan makna pekerjaan, baik itu masa sekarang, akan
datang, dan masa yang telah lampau. Fi’il itu ada 4 antara lain, Fi’il Madli,
Fi’il Mudlori’, Fi’il Amar, dan Fi’il Nahi. Sedangkan Huruf adalah kalimat
yang selain dari keduanya itu, dan apa yang menjadi ciri-ciri pada Isim dan
Fi’il itu tidak berlaku pada huruf. Adapun contoh-contoh huruf adalah, huruf
Jer yaitu huruf yang bisa merubah kalimat Isim yang sesudah huruf Jer
menjadi berbaris Khafad atau kasroh, huruf Istifham yaitu huruf yang
menunjukkan makna pertanyaan seperti, kapan, di mana, bagaimana, apakah,
dan lain-lain.
B. Saran
Apabila di dalam penulisan ada kekurangan ataupun kesalahan, agar kira
nya saran dan bimbingannya untuk penulis sehingga karya ilmiah ini akan
selalu berkembang menjadi lebih baik. Adapun pembahasannya itu masih
merupakan dasar pokok untuk mengenali dengan mudah di dalam mengkaji
ilmu Nahwu.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Sounhaji, Al-Jurumiyyah, Surabaya: Haramain jaya, 2007.
Taufiqul Hakim, Amtsilati jilid II, Jepara: Al-Falah offest, 2003.
Emka, 2011, Difinisi Fi’il,
http://emka.web.id/uncategorized/2011/belajar-nahwu-definisi-fiil/.
Hasan Ahmad, Kitabut Tashrif, Bangil:Rabhan, 1998.
Muhammad Syukri Unus, Is’afut Thalibin, Banjarmasin: Murni, 1988
Taufiqul Hakim, Qo’idaty, Jepara: Al-falah Offest, 2003

Anda mungkin juga menyukai