Anda di halaman 1dari 6

REVISI

TEORI SENI
KONSEP KHAT

Dosen pengampu: Prof. Dr. Sri Hastanto, S.kar.

Disusun oleh:
Aghni Ghofarun Auliya
Nim: 14211145

PENGKAJIAN SENI RUPA PASCA SARJANA


INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
2014

KONSEP KHAT
Pengantar
Dalam dunia seni kaligrafi Arab, terdapat berbagai cara penulisan kaligrafi yang
menghasilkan berbagai bentuk dan karakter yang berbeda. Perbedaan bentuk dan karakter ini
dimunculkan melalui ukuran panjang-pendek dan tebal-tipis huruf kaligrafi yang ditulis. Ada
7 macam bentuk kaligrafi Arab yang paling umum diketahui oleh penulis kaligrafi. Yaitu,
Khat Naskhi, Khat Tsuluts, Khat Riqah, Khat Farisi, Khat Diwani, Khat Diwani Jali, dan
Khat Kuufi. Khat Naskhi memiliki karakter yang memudahkan untuk dibaca. Sedangkan
Khat Tsuluts memiliki karakter mewah, indah, dan dinamis. Khat Riqah memiliki karakter
sederhana. Khat Farisi memiliki karakter yang menggantung-gantung dan dinamis. Khat
Diwani memiliki karakter dinamis, melengkung-lengkung, dan luwes. Khat Diwani Jali
memiliki karakter rumit. Khat Kuufi memiliki karakter yang kaku. Perbedaan Khat tersebut
memiliki keindahan tersendiri. Meskipun berbeda bentuk, karakter, dan cara penulisan,
kaligrafi Arab yang berbeda itu tetap terlihat indah sesuai dengan karakter masing-masing
Khat.
Tujuh macam Khat ini memiliki ciri khas bentuk dan karakter yang berbeda-beda. Khat
Naskhi memiliki karakter huruf dengan ukuran standar dengan panjang huruf alif 5 titik
memanjang kebawah, selalu disusun berjajar dengan menggunakan tanda baca yang lengkap,
kemiringan huruf dari kiri ke kanan setengah titik pada pena yang digunakan untuk menulis.
Khat Tsuluts memiliki karakter huruf yang lebih panjang dari pada Khat Naskhi. Panjang
huruf alif pada Khat Tuluts adalah 7 titik, ditulis tidak selalu berjajar, bisa dituliskan saling
menumpuk huruf dengan komposisi huruf yang sudah diatur, menggunakan tanda baca yang
lengkap. Khat Riqah memiliki bentuk terpendek dari pada Khat lainnya. Panjang huruf alif
hanya 3 titik mata pena, bentuk huruf lebih sederhana, ditulis berjajar di atas garis lurus, tidak
menggunakan tanda baca yang lengkap. Khat Farisi memiliki karakter bentuk kemiringan
dengan cara penulisan dari kanan ke kiri dengan panjang huruf alif 3 titik. Tidak
menggunakan tanda baca yang lengkap, huruf di akhir kata ditulis seakan-akan menggantung,
perbedaan tebal-tipis huruf sangat terlihat pada Khat ini. Khat Diwani memiliki karakter
huruf yang melengkung-lengkung dan dinamis. Tidak menggunakan tanda baca yang
lengkap, bisa ditulis berjajar maupun ditumpuk, sebagian panjang huruf tidak diukur dengan
menggunakan titik tertentu. Khat Diwani Jali memiliki karater yang hampir sama dengan
Khat Diwani, hanya berbeda pada beberapa bentuk huruf dan sedikit digayakan. Khat Diwani

Jali ditulis selalu berjajar, dihiasi dengan titik-titik untuk memenuhi bidang tulisan,
menggunakan tanda baca yang lengkap. Khat Kuufi memiliki karakter paling kaku di antara
Khat lainnya. Bentuknya diukur secara geometris, ketebalan huruf cenderung sama, tidak ada
perbedaan tebal-tipis huruf kecuali pada ragam hiasnya, tidak menggunakan tanda baca yang
lengkap. Perbedaan cara penulisan kaligrafi tersebut sering disebut dengan berbeda Khatnya. Perbedaan panjang-pendek, dan tebal-tipis huruf membedakan karakter masing-masing
Khat.
Definisi Kerja
Khat adalah penulisan kaligrafi Arab dengan memperhatikan ukuran mata pena yang
digunakan, kemudian ditulis berdasarkan ukuran titik-titik untuk membentuk panjang-pendek
dan tebal-tipis huruf. Perbedaan panjang-pendek dan tebal tipis huruf akan menghasilkan khat
yang berbeda.
Bukti Bahwa Khat Benar-Benar Hidup dalam Komunitas Penulis Kaligrafi Arab
Dalam menuliskan kaligrafi Arab, komunitas penulis kaligrafi Arab sering kali
menyebutkan istilah Khat. Ketika seseorang menulis kaligrafi, kemudian seorang yang
lainnya yang lebih mahir dalam menuliskan kaligrafi mengkritik tulisan kaligrafi yang ditulis,
timbul pertanyaan tentang bentuk kaligrafi apa yang sedang ditulis oleh orang tersebut, Ini
Khat apa?. Apabila mendapati tulisan kaligrafi seseorang bagus mengatakan, Khat-nya
bagus sekali.

Cara penulisan huruf ya pada Khat Naskhi


Foto: dody-dimazdody.blogspot.com, diunduh pada tanggal 3 November 2014 pukul 20.34 WIB.

Cara penulisan huruf ain pada Khta Tsuluts


Foto: belajarkaligrafiislam.wordpress.com, diunduh pada tanggal 3 November 2014 pukul 20.37 WIB.

Titik-titik pada gambar di atas menunjukkan ukuran huruf pada khat yang berbeda.
Ukuran huruf yang berbeda akan menghasilkan karakter khat yang berbeda. Pada Khta Tuluts
titik untuk mengukur huruf lebih banyak, artinya huruf akan terlihat lebih panjang sehingga
membedakan dengan karakter Khat Naskhi yang lebih pendek.
Unsur-Unsur Pembentuk Khat
1. Pena dalam konsep Khat digunakan untuk membentuk tebal-tipis huruf kaligrafi.
2. Titik dalam konsep Khat merupakan jarak yang mengukur panjang-pendek huruf kaligrafi.
3. Tinta yang digunakan untuk menulis kaligrafi menggunakan tinta yang encer untuk
memudahkan penulisan dan memudahkan dalam membentuk sudut-sudut huruf tertentu.
4. Tanda baca kaligrafi Arab yang sesuai dengan ejaan bahasa Arab yang benar.
5. Komposisi kata-perkata dalam menyusun kalimat yang ditulis.
6. Toleransi rasa indah pada komunitas penulis kaligrafi Arab sesuai dengan kepantasan
budaya penulisan kaligrafi Arab.
Keterkaitan Unsur-Unsur dalam Membangun Khat
1. Pena yang digunakan dalam menuliskan kaligrafi Arab dibuat pipih dan miring untuk
memunculkan ketebalan goresan tulisan. Untuk mencapai ketebalan dan ketipisan bentuk
huruf diperlukan keahlian dalam menggerakkan, memutar, menarik, dan mengangkat pena
sesuai dengan karakter huruf yang akan ditulis.
2. Untuk membentuk panjang dan pendek huruf dalam kaligrafi diperlukan titik-titik
pembantu sesuai dengan lebar mata pena yang digunakan. Pada ukuran panjang tertentu,
penulisan huruf kaligrafi dibuat lebih tebal atau lebih tipis dari sisi yang lain.
3. Teknik penulisan kaligrafi untuk memunculkan bentuk yang indah memerlukan tinta yang
encer agar memudahkan penulis menggunakan pena. Huruf-huruf yang memiliki bentuk
meruncing membutuhkan tinta yang encer untuk memudahkan teknik memutar pena demi
menghasilkan bentuk tebal dan tipis yang sempurna. Tinta yang digunakan tidak terlalu
encer, agar hasil tulisan kaligrafi tidak terlalu tipis.
4. Penyusunan komposisi kalimat yang baik dalam penulisan kaligrafi akan menentukan
seberapa panjang sebuah huruf harus ditulis memanjang, dan seberapa tebal atau tipis
sebuah huruf akan ditulis. Semakin rapat komposisi kalimat yang akan ditulis, maka
huruf-huruf yang ditulis akan berbentuk pendek-pendek dengan bentuk huruf yang
cenderung tebal. Semakain renggang kalimat yang akan ditulis, maka huruf-huruf yang
akan ditulis akan semakin mengerucut membentuk huruf yang tipis.
5. Setelah kalimat tersusun dengan komposisi yang baik dengan panjang-pendek dan tebaltipis huruf, dan tanda baca kaligrafi Arab yang sesuai dengan kepantasan budaya para
penulis kaligrafi, maka akan tersusun pola Khat. Susunan kaligrafi yang ditulis dengan

komposisi berjajar dengan tanda baca yang lengkap dengan acuan panjang huruf alif 5
titik, maka tulisan ini disebut dengan Khat Naskhi, dan lain sebagainya.
Daya Prediksi
Prediksi yang dapat dilakukan oleh konsep Khat sementara adalah: bila penulisan
kaligrafi Arab ditulis dengan tanda baca yang lengkap, bentuk yang sederhana, dan acuan
ukuran huruf alif dengan tinggi 5 titik, maka kaligrafi ini disebut sebagai Khat Naskhi.
Apabila kaligarfi tersebut memiliki bentuk yang memanjang dengan tanda baca lengkap,
penyusunan kata-perkata yang saling bertumpangan, dan acuan tinggi huruf alif 7 titik, maka
kaligrafi ini disebut dengan Khat Tsuluts. Apabila kaligrafi tersebut memiliki bentuk yang
sangat pendek dengan tanda baca yang tidak lengkap, dan acuan tinggi huruf alif 3 titik, maka
kaligrafi ini disebut dengan Khat Riqah. Apabila kaligrafi tersebut dituliskan dengan bentuk
melengkung-lengkung tanpa tanda baca yang lengkap, maka kaligrafi ini disebut dengan Khat
Diwani. Apabila kaligrafi tersebut memiliki bentuk yang dipenuhi dengan hiasan titik-titik
yang memenuhi bidang penulisan kaligrafi, maka kaligrafi ini disebut dengan Khat Diwani
Jali. Apabila kaligrafi tersebut memiliki bentuk yang tidak memperlihatkan perbedaan tebaltipis huruf, tidak memerlukan titik-titik tertentu untuk mengukur panjang huruf, dan tidak
menggunakan tanda baca yang lengkap, maka kaligrafi ini disebut dengan Khat Kuufi.

Anda mungkin juga menyukai