Anda di halaman 1dari 13

Manaqib/Biografi > 8.

Ulama Nusantara >


Hadi Girikusumo
Pondok Pesantren Girikusuma Senin, 25 Agustus 2008 Keberadaan Pesantren Girikusuma tergolong cukup tua. Berdasarkan catatan yang menempel di dinding masji
Pondok pesantren ini lebih dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan tarekat Naqsyabandiyyah Khalidiyyah. Sebagaimana umumnya pondok pesantren pada saat itu,
Setelah KH. Hadi Siraj wafat, secara turun temurun pengelolaan pondok pesantren di bawah kepemimpinan keturunan KH. Hadi. Pertama oleh puteranya KH. Zahid Ha
kepemimpinan KH. Hadi Siraj sampai cucunya KH. Zuhri Zahid menangani dua kegiatan pokok. Yaitu tarekat dan pendidikan pondok pesantren atau pengajian. Sedan
KH. Sonhaji, KH. Muharrar, dan KH. Mukhtar. Setelah kakak Munif, Nadzif Zuhri pulang dari Universitas Madinah, dia diserahi tugas secara penuh untuk mengasuh po
Dalam kegiatan pendidikannya semata-mata hanya mengajarkan pendidikan agama. Sebelum kepeminpinan KH. Nadzif Zuhri sistem pendidikan menggunakan metod
begitu, sistem pengajian sorogan dan bandongan tetap dipertahankan dengan alokasi waktu setiap usai salat wajib. Sehingga pondok pesantren ini menamakan dirinya
lanjutan atas yang disebut al-Marhalah al-Tsanawiyyah. Pada kedua madrasah tersebut sepenuhnya mengajarkan pelajaran agama, kecuali bahasa Inggris sebagai pe
lazimnya madrasah/sekolah yang diakui pemerintah. Kedua madrasah tersebut hanya mengeluarkan surat tanda selesai belajar tanpa akreditasi dari lembaga yang be
madrasah-madrasah dalam tingkatan yang sama di negara-negara Islam. Sehingga kelak dapat melanjutkan belajar di salah satu negara Islam tersebut. Materi yang d
Ghuniyyah, al-Ibânah ‘an Ush ad-Diyânah, al-Hikam, dan lain. Saat ini yang menimba ilmu di pondok pesantren Girikusuma berjumlah sebanyak 700 orang. Dilihat dari
(pembantu), dan 43 orang guru. Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan terakhirnya, sebagian lulusan SLTA keagamaan atau Aliyah keagamaan plus pondok pesant
dan guru. Juga dilengkapi dengan lapangan olahraga seluas 165 M2. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan lahan seluas 2.306 M2. Semua fasilitas tersebut be
santri, juga diperoleh dari berbagai sumber. Seperti donatur tetap dan tidak tetap, bantuan pemerintah atau swasta. [ ] Nama Pontren : Pondok Pesantren Girikusuma A
INFO | Desa Giri Kusumo berasal dari kata Giri dan Kusumo, yang memiliki arti Giri adalah Gunung, Kusumo adalah Kembang. Giri Kusumo secara istilah adalah Kem
Pada awalnya beliau diutus oleh allah untuk menyeba luaskan agama islam, pada waktu malam Mbah Hadi mendapat petunjuk untuk membangun sebuah pusat pendi
rah utara akhirnya beliau sampailah di daerah yang dimaksud sebuah hutan berantara yamg dikelilingi oleh gunung, yaitu Gunung Ungaran, di sebelah Barat Gunung S
Hadi memulai membuka pusat pendidikan yang ditandai dengan didirikannya Masjid sebagai tempat siar Islam. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren dan Perkembang
Syaifudin Tsani (Ky Ageng Pandanaran II) bin Syaifudin Awwal (Ky Ageng Pandanaran I) pada tahun 1288 H bertepatan dengan tahun 1868 M. Pondok pesantern yan
agama di tengan-tengah masyarakat. Untuk mendukungg gagasannya itu Syeikh Muhammad Hadi yang oleh para santri dan masyarakat disekitar Girikusumo Mrangg
depan bangunan masjid yang seluruh bangunannya menggunakan kayu jati itu dibangun hanya dalam waktu 4 jam, dimulai dari jam sembilan malam selesai jam satu
wasallam 1228 wulan rabiul akhir tanggal ping nembelas awit jam songo dalu jam setunggal dalu rampung, yasane Kyai Muhammad Giri ugi saksekabehane wong ahli
cukup panjang, sehingga memiliki kesempatan dan waktu yang cukup untuk menyiapkan kader-kader penerus perjuangan yang dirintisnya dikemudian hari, demikian p
Jawa Tengah maupun Jawa Timur, yang mampu memunculkan generasi penerus semisal Kyai Sirajuddin dan Kyai Mansur. Yang akhirnya Kyai Sirajuddin sepulang da
Mansur ditugaskan ayahnya untuk meneruskan perjuangannya didaerah Solo, tepatnya di desa Dlanggu Klaten. Namun Kyai Sirajuddin dikaruniai umur yang pendek o
Sirojuddin yaitu Kyai Zahid. Mbah Zahid sebagai generasi kedua hanya memimipin pondok dalam kurun waktu 30 tahun. Tahun 1961 tongkat kepemimpinan pondok di
dunia pada tahun 1967. Di bawah kepemimpinan Mbah Muh inilah pondok Giri mulai mencoba untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dibidang pendidikan santri,
tahun kemudian kepemimpinan Pondok Pesantren diteruskan putranya KH,. Munif Muhammad Zuhri. Pada tahun 1997 Kyai Munif mencoba mencari format baru untuk
Hal ini didasarkan pada orentasi dan kebutuhan masyarakat akan formalitas dengan tidak meninggalkan ciri khas lembaga yang bernaung dibawah pesantren yaitu dom
Girikusumo mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga semakin hari semakin bertambah jumlah santrinya. Hal ini disebabkan karena para alumni yang tid
hingga menerobos didaerah luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Lombok. Keberadaan Pesantren Girikusuma tergolong cukup tua. Berdasarkan cat
kepada Syeikh Sulaiman Moh. Zuhdi. Pondok pesantren ini lebih dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan tarekat Naqsyabandiyyah Khalidiyyah. Sebagaimana umum
langsung dipimpin oleh KH. Hadi Siraj. Setelah KH. Hadi Siraj wafat, secara turun temurun pengelolaan pondok pesantren di bawah kepemimpinan keturunan KH. Had
Kiai Munif Zuhri. Pada masa kepemimpinan KH. Hadi Siraj sampai cucunya KH. Zuhri Zahid menangani dua kegiatan pokok. Yaitu tarekat dan pendidikan pondok pesa
secara kolektif oleh KH. Munif, KH. Sonhaji, KH. Muharrar, dan KH. Mukhtar. Setelah kakak Munif, Nadzif Zuhri pulang dari Universitas Madinah, dia diserahi tugas sec
pondok pesantren salaf. Dalam kegiatan pendidikannya semata-mata hanya mengajarkan pendidikan agama. Sebelum kepeminpinan KH. Nadzif Zuhri sistem pendidik
kitab kuning. Meskipun begitu, sistem pengajian sorogan dan bandongan tetap dipertahankan dengan alokasi waktu setiap usai salat wajib. Sehingga pondok pesantre
dan madrasah setingkat lanjutan atas yang disebut al-Marhalah al-Tsanawiyyah. Pada kedua madrasah tersebut sepenuhnya mengajarkan pelajaran agama, kecuali b
ijazah sebagiamana lazimnya madrasah/sekolah yang diakui pemerintah. Kedua madrasah tersebut hanya mengeluarkan surat tanda selesai belajar tanpa akreditasi d
kemampuan lulusan madrasah-madrasah dalam tingkatan yang sama di negara-negara 1. Menyebarkan ajaran Islam keseluruh umat 2. Lii’lai kalimatillah dan Izzul Isl
pengajian rutin dan madrasah terdapat keterkaitan atau saling melengkapi. Kitab-kitab yang dipelajari dalam pengajian rutin adalah, Tafsîr al-Jalâlain, Tanwîr al-Qulûb,
dengan metode pengajaran, mereka terbagi dalam dua kelompok. Kelompok klasikal dan kelompok tradisional, dengan 53 orang pembimbing. Yaitu terdiri dari seorang
baik. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren Girikusumo dilengkapi 10 ruangan pengajian, 12 kamar asrama putra, delapan kamar asrama putri, sebuah masjid, perp
12.433 M2 yang keseluruhan merupakan tanah wakaf. Sementara sumber dana untuk pembiayaan operasional proses pembelajaran di pondok pesantren ini, selain da
Demak Pendiri : KH. Hadi Siraj Pemimpin : KH. Moh. Munif Zuhri Dari berbagai sumber – “…menyembah yang maha esa, menghormati yang lebih tua, menyayangi ya
dan Kusumo, yang memiliki arti Giri adalah Gunung, Kusumo adalah Kembang. Giri Kusumo secara istilah adalah Kembangnya Gunung. Giri Kusumo didirikan pertam
menyeba luaskan agama islam, pada waktu malam Mbah Hadi mendapat petunjuk untuk membangun sebuah pusat pendidikan di tanah yang mirip dengan Mekah, Ja
yang dimaksud sebuah hutan berantara yamg dikelilingi oleh gunung, yaitu Gunung Ungaran, di sebelah Barat Gunung Slamet di sebelah Selatan Gunung Solo di sebe
ditandai dengan didirikannya Masjid sebagai tempat siar Islam. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren dan Perkembangannya Pondok Pesantren Girikusumo, Banyume
Syaifudin Awwal (Ky Ageng Pandanaran I) pada tahun 1288 H bertepatan dengan tahun 1868 M. Pondok pesantern yang kini telah berusia kurang lebih 137 tahun itu m
mendukungg gagasannya itu Syeikh Muhammad Hadi yang oleh para santri dan masyarakat disekitar Girikusumo Mranggen dipanggil dengan sebutan Mbah Hadi, Mb
bangunannya menggunakan kayu jati itu dibangun hanya dalam waktu 4 jam, dimulai dari jam sembilan malam selesai jam satu malam itu juga. Prasasti yang ditulis de
tanggal ping nembelas awit jam songo dalu jam setunggal dalu rampung, yasane Kyai Muhammad Giri ugi saksekabehane wong ahli mukmin kang hadir taqobballahu
kesempatan dan waktu yang cukup untuk menyiapkan kader-kader penerus perjuangan yang dirintisnya dikemudian hari, demikian pula denagn anak dan keluarganya
yang mampu memunculkan generasi penerus semisal Kyai Sirajuddin dan Kyai Mansur. Yang akhirnya Kyai Sirajuddin sepulang dari Pondok ditunjuk untuk meneruska
meneruskan perjuangannya didaerah Solo, tepatnya di desa Dlanggu Klaten. Namun Kyai Sirajuddin dikaruniai umur yang pendek oleh tuhan sehingga beliau meningg
Zahid sebagai generasi kedua hanya memimipin pondok dalam kurun waktu 30 tahun. Tahun 1961 tongkat kepemimpinan pondok diserahkan kepada anak tertuanya K
kepemimpinan Mbah Muh inilah pondok Giri mulai mencoba untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dibidang pendidikan santri, penyajian pendidikan yang selama
Pondok Pesantren diteruskan putranya KH,. Munif Muhammad Zuhri. Pada tahun 1997 Kyai Munif mencoba mencari format baru untuk mengembangkan pendidikan d
dan kebutuhan masyarakat akan formalitas dengan tidak meninggalkan ciri khas lembaga yang bernaung dibawah pesantren yaitu dominasi religiusitas kurikulum yang
perkembangan yang cukup pesat, sehingga semakin hari semakin bertambah jumlah santrinya. Hal ini disebabkan karena para alumni yang tidak sedikit jimlahnya yan
didaerah luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Lombok. Tujuan Didirikannya Pondok Pesantren
Diposkan oleh Nur Amin site's di 12.10 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
TAREKAT NAQSYABANDIYYAH
Advertisement Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di dan [tutup] Tarekat Naqsyabandiyah Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsu
memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Tareka
pemahaman hakikat dan tasauf yang mengandung unsur-unsur pemahaman rohani yang spesifik, seperti tentang rasa atau "zok". Didalam pemahaman yang meng"isb
hati(hudurun kalbu). Bermula di Bukhara pada akhir abad ke-14, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahu
ini hampir sinonim dengan tarekat tersebut di seluruh Asia Selatan, wilayah Utsmaniyah, dan sebagian besar Asia Tengah. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyaban
semakin kuat ke arah keterlibatan dalam politik (meskipun tidak konsisten).[rujukan?] Kata Naqsyabandiyah/Naqsyabandi/Naqshbandi ‫ نقشبندی‬berasal dari Bahasa Arab
Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar", "pembuat hiasan". Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan Rantai", atau "Rantai E
tarekat-tarekat lain silsilahnya melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhahu. Daftar isi • 1 PENDIRI TARIQAT NAQSHBANDIYAH • 2 KE
Naqsyabandiyah • 7 Beberapa tokoh Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia • 8 Pranala luar PENDIRI TARIQAT NAQSHBANDIYAH Shah Naqshband Rahmatullah ‘alai
untuk meninggalkan mereka yang lain dan hadir ke Hadhrat Kami secara berseorangan?” Suara itu menakutkan daku hingga menyebabkan daku lari keluar dari rumah
bersalat dalam kehadiranNya. Segala-galanya terbuka dalam hatiku secara Kashaf. Seluruh alam lenyap dan daku tidak menyedari sesuatu yang lain melainkan bersa
dijawab, “Itu tidak akan berlaku. Apa sahaja yang Kami katakan dan apa sahaja yang Kami kehendaki itulah yang akan terjadi. ” Dan aku pun berkata, “Aku tidak dapat
diperkatakan dan apa sahaja yang Kami mahu ianya dilakukan itulah yang mesti dikatakan dan dilakukan. ” Dan daku sekali lagi berkata, “Apa sahaja yang ku katakan
mendengar satu suara, “Wahai Bahauddin, apa sahaja yang kau mahukan, Kami akan berikan. ” Daku amat gembira lalu berkata, “Aku mahu diberikan suatu jalan Tar
telah dikau minta. ” Beliau telah menerima limpahan Keruhanian dan prinsip dasar Tariqat Naqshbandiyah dari Hadhrat Khwajah ‘Abdul Khaliq Al-Ghujduwani Rahmatu
‘alaih telah menambah tiga lagi prinsip menjadikannya sebelas iaitu: Wuquf Qalbi, Wuquf ‘Adadi dan Wuquf Zamani. Hadhrat Shah Naqshband Rahmatullah ‘alaih telah
Wasallam dan Para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in. Mereka telah membawa daku ke jalan ini dengan Kekurniaan. Dari awal hingga ke akhir daku hanya menya
Wasallam. ” Hadhrat Shah Naqshband Rahmatullah ‘alaih mempunyai dua orang Khalifah besar iaitu Hadhrat Khwajah ‘Alauddin ‘Attar Rahmatullah ‘alaih dan Hadhrat
menyucikan hati-hati manusia dengan lautan amal kebaikan. Dia menghilangkan haus sekelian Ruh dengan air dari pancuran Ruhaniahnya. Dia amat dikenali oleh sek
memikul cahaya Kenabian dan pemelihara Syari’at Muhammadiyah serta rahsia-rahsia MUHAMMADUR RASULULLAH. Cahaya petunjuknya menerangi segala kegela
dan rantai bagi sekelian permata Ruhani. Semoga Allah Merahmatinya Dan Mengurniakan Limpahan Fakalan Kepada Kita. Amin. KEKHUSUSAN THORIQOH NAQSY
berkata di dalam surat-suratnya yang terhimpun di dalam Maktubat Imam Rabbani, “Ketahuilah bahawa thoriqoh yang paling Aqrab dan Asbaq dan Aufaq dan Autsaq
Para Masyaikhnya. Mereka mencapai darjat yang tinggi dengan berpegang dan menuruti Sunnah Baginda Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menjauhkan dari perka
mereka yang lain. ” Adapun Hadhrat Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Rahmatullah ‘alaih telah menerangkan kelebihan dan keunggulan THORIQOH NAQSYABANDI
Silsilah THORIQOH NAQSYABANDIYAH beliau telah menempuh beberapa jalan Tariqat seperti Chishtiyah, Qadiriyah, Suhrawardiyah, Kubrawiyah dan beberapa Tari
Rahmatullah ‘alaih. Beliau telah berpendapat bahawa dari kesemua jalan Tariqat, yang paling mudah dan paling berfaedah adalah THORIQOH NAQSYABANDIYAH d
kurniakanlah kepada kami kurnia yang baik, cukup lagi mencukupkan dengan limpahan faidhznya yang tersebar di Alam Maya. ” Hadhrat Shah Bahauddin Naqshband
dengan jalan Tariqat yang mudah dan senang bagi seseorang hamba bagi mencapai Zat Maha Esa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengkabulkan doanya dan men
terpateri. Naqshband pada maknanya bererti “Ukiran yang terpahat” dan maksudnya adalah mengukirkan kalimah Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hati sanubari sehingg
kalimah tersebut telah terpahat di hatinya. Amalan zikir seumpama ini masih diamalkan dalam sebilangan besar Tariqat Naqshbandiyah iaitu dengan menggambarkan
Naqshbandiyah ini dinisbatkan kepada Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu ‘Anhu yang mana telah disepakati oleh sekalian ‘Ulama Ahlus Sunnah Wa
syarat yang lazim. Tariqat ini mengutamakan Jazbah Suluk yang mana dengan berkat Tawajjuh seorang Syeikh yang sempurna akan terhasillah kepada seseorang pe
mengalami tarikan Jazbah disebut sebagai Majzub. Dalam THORIQOH NAQSYABANDIYAH ini, penghasilan Faidhz dan peningkatan darjat adalah berdasarkan persa
hendaklah bersahabat dengan Syeikh dengan penuh hormat. Sekadar mana kuatnya persahabatan dengan Syeikh, maka dengan kadar itulah cepatnya seseorang itu
‘Alaihi Wasallam. Dengan hanya duduk bersama-sama menghadiri majlis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berkat dengan hati yang
dalam majlis Hadharat Naqshbandiyah, dengan hati yang benar dan ikhlas, orang yang hadir itu akan dapat merasakan maqam Syuhud dan ‘Irfan yang hanya akan dip
merupakan Tariqat Para Sahabat”. Dan dikatakan juga, “Dar Tariqah Ma Mahrumi Nest Wa Har Keh Mahrum Ast Dar Tariqah Ma Na Khwahad Aamad. ” Yang bermak
diharamkan dari menurutinya dan barangsiapa yang Taqdir Allah semenjak azali lagi telah diharamkan dari menuruti jalan ini, mereka itu sekali-kali takkan dapat menu
Ihsan dan menurut istilah Para Sufiyah ianya disebut Musyahadah, Syuhud, Yad Dasyat atau ‘Ainul Yaqin. Ianya merupakan hakikat: “Bahawa engkau menyembah All
zaman Hadhrat Shah Bahauddin Naqshband Rahmatullah ‘alaih. Menurut Hadhrat Syeikh Najmuddin Amin Al-Kurdi Rahmatullah ‘alaih di dalam kitabnya Tanwirul Qulu
Bustami Rahmatullah ‘alaih dinamakan sebagai Shiddiqiyyah dan amalan khususnya adalah Zikir Khafi. Di zaman Hadhrat Syeikh Taifur bin ‘Isa bin Abu Yazid Bustam
Kemudian di zaman Hadhrat Khwajah Khwajahgan ‘Abdul Khaliq Ghujduwani Rahmatullah ‘alaih sehingga ke zaman Hadhrat Imam At-Tariqah Khwajah Shah Muhamm
Gasyt, Nigah Dasyat, Yad Dasyat, Hosh Dar Dam, Nazar Bar Qadam, Safar Dar Watan dan Khalwat Dar Anjuman. Kemudian pada zaman Hadhrat Imam At-Tariqah K
Hadhrat Imam At-Tariqah Khwajah Shah Muhammad Bahauddin Naqshband Rahmatullah ‘alaih telah menambah tiga asas sebagai penambahan dari Hadhrat Khwaja
Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sirhindi Rahmatullah ‘alaih Tariqat ini dikenali dengan nama Ahrariyah sehinggalah ke zaman Hadhrat Khwajah Muhammad B
dan Daerah Muraqabah pun diperkenalkan. Semenjak itu Tariqat ini mulai dikenali dengan nama Naqshbandiyah Mujaddidiyah sehinggalah ke zaman Hadhrat Mirza M
zaman Hadhrat Qutub Al-Auliya Shah ‘Abdullah Ghulam ‘Ali Dehlawi Rahmatullah ‘alaih, seorang Syeikh dari Baghdad yang bernama Hadhrat Syeikh Dhziauddin Muh
Rahmatullah ‘alaih setelah beliau menerima isyarah dari Ruhaniah Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mengambil Tariqat
memperkenalkan amalan Suluk iaitu Khalwat Saghirah dan Tariqat ini mula dikenali sebagai Naqshbandiyah Khalidiyah di Timur Tengah khususnya di Makkah dan ters
Mujaddidiyah. Adapun Para Masyaikh Mutaakhirin yang datang sesudah itu sering menambahkan nama nisbat mereka sendiri untuk membezakan Silsilah antara satu
beberapa nama yang berbeza, namun ikatan keruhanian dari rantaian emas yang telah dipelopori oleh Hadhrat Khalifah Rasulullah Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Ra
Dalam perjalanan mencapai kebenaran yang hakiki, terdapat dua kaedah jalan yang biasa diperkenalkan oleh Para Masyaikh Tariqat, iaitu sama ada sesebuah Tariqat
dalam diri seseorang. Nafs dididik bagi menyelamatkan Ruh dan jalan Tariqat Nafsani ini amat sukar dan berat kerana Salik perlu melakukan segala yang berlawanan
keadaan Nafs. Setelah Ruh disucikan dan telah mengenali hakikat dirinya yang sebenar, maka Nafs atau Egonya dengan secara terpaksa mahupun tidak, perlu menur
pendekatan Tariqat Ruhani iaitu dengan mentarbiyah dan mensucikan Ruh Para Murid mereka terlebih dahulu, seterusnya barulah mensucikan Nafs. Semoga Allah Su
Para Syuhada dan Para Salihin. Mudah-mudahan dengan menuruti Tariqat yang Haq itu dapat menjadikan kita insan yang bertaqwa, beriman dan menyerah diri kepad
seorang yang mengerti; Dan berhenti dalam menjalani perjalanan orang-orang yang berkebaikan adalah suatu Syirik. Apa maksudnya??? ALLAH HUWA ALLAH HAQQ
dengan sifat-sifat Akhlaq yang terpuji. Ia juga merupakan Batin bagi Syari’at yang mana dengannya seseorang itu dapat memahami hakikat amalan-amalan Salih di da
Keruhanian dan Ilmu Mengenal Diri. Ilmu Keruhanian ini adalah bersumber dari Hadhrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diwahyukan kepada Hadhrat Jibrail ‘Alaihiss
Penutup Sekelian Nabi dan Rasul, Baginda Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Alihi Wa Ashabihi Wasallam. Kemudian ilmu ini dikurniakan secara khusus ole
Radhiyallahu ‘Anhuma. Melalui mereka berdualah berkembangnya sekelian Silsilah Tariqat yang muktabar di atas muka bumi sehingga ke hari ini. Hadhrat Baginda Na
Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, seorang Tabi’in yang bernama Hadhrat Uwais Al-Qarani Radhiyallahu ‘Anhu juga telah menerima limpahan Ilmu Keruhanian dari Hadhrat B
Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sedangkan beliau hidup pada suatu zaman yang sama dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
seseorang itu boleh menerima limpahan Keruhanian dari Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan sekelian Para Masyaikh Akabir
Bakar As-Siddiq dan Hadhrat Sayyidina ‘Ali Ibni Abi Talib Radhiyallahu ‘Anhuma telah menghidupkan perhimpunan jemaah-jemaah dimana upacara Bai’ah dilakukan d
iaitu huruf Ta, Ra dan Qaf. Ada Masyaikh yang menyatakan bahawa huruf Ta bererti Taubat, Ra bererti Redha dan Qaf bererti Qana’ah. Lafaz jamak bagi Tariqat ialah
menurut Al-Laits Rahmatullah ‘alaih, Tariqat ialah tiap garis di atas tanah, atau pada jenis-jenis pakaian. Ijazah seorang Syekh dalam silsilah tarekat Dalam tasawuf, se
begitu pada, dalam rantai master terus kembali kepada Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam) yang adalah sumber segala pengetahuan Islam. Dalam tradisi Sufi, ini berarti
sejumlah saksi - untuk mengajarkan jalan spiritual sebagai master berwenang (murshid ma'dhun) untuk generasi murid penerus. Silsila tersebut transmisi dari garis luru
mengklaim sebagai syekh berdasarkan izin yang diberikan oleh Syeikh dalam keadaan diverifikasi pribadi atau lainnya, atau oleh seorang tokoh yang telah meningal du
kondisi tasawuf yang seorang Syekh harus memiliki otorisasi ijazah yang jelas menghubungkan dia dengan Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam), salah satu yang bisa div
Beberapa Tokoh dalam Thoriqoh Naqsyabandiyah • Imam Tariqah Shah Muhammad Bahauddin Naqshband Al-Uwaisi Al-Bukhari • Hadhrat Mawlânâ Khâlid-i Baghdâd
Khwajah Khwajahgan Pir Piran Maulana Khwajah Khan Muhammad Sahib Khanqah Sirajiah • Maulana Ameer Muhammad Akram Awan • Imam Shamil • Jami • Shayk
Khalidi An-Naqshabandi[5] • Shaikh Ma'aruf Lengging • Shaykh Nazim al-Qubrusi • Abdullah Fa'izi ad-Daghestani • Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin • Shaykh Muh
• Omar Ali Shah • Hazrat Mujadid Abdul Wahab Siddiqi • Shaykh Faiz-ul-Aqtab Siddiqi • Syed Abdullah Shah Naqshbandi • Mohammed Amin Kuftaro • Khalid al-Baghd
Naqsyabandie QS • Syeikh Raja Ashman Shah an-Naqshabandi • Sheikh Nursy Al-Naqsyabandiah • Sheikh Abdul Wahab b. Abdul Manaf ALKholidi, cicit Sheikh Abdu
Suhaimi Khalis b. Haji Ishak Al-Kholidi, Mursyid di Greenwood, Gombak. Beberapa tokoh Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia • 1. Hadrat Syaikh KRM Nahrawi QS ya
KRM Muhammad Irfa'i Nahrawi An Naqsyabandi Al Hajj QS (Ki Ageng Atas Angin, Kasepuhan Atas Angin Ciamis)masih memiliki silsilah dari Kerajaan Mataram dan ju
Guru SM Karimuddin, Mursyid Pondok Pesantren Darul Hikmah Bahjoga • 5. KH Muhammad Arifin Syah MPd, Mursyid pondok pesantren Nurul Hidayah, Sibargot. • 6.
(Abah Anom) Ibni Sayyidii Syech Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) Nulinggih di Patapan Kajembaran Rahmaniyah Suryalaya Pagerageung Tasikm
Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, dll. Naqsyabandi dikenal besar dunia karena terkenalnya kejayaan Hadrat Syaikh Khalid Al Bagdadi, yang selain menjadi Mursyid juga
pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baik pasukan. • Advertisement Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia! [tutup] Tarekat Syadziliyah Dari Wikipedia ba
wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan be
sehingga isinya tidak bisa diverifikasi. Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihap
Tarekat Syadziliyah adalah tarekat Islam yang berkembang di Indonesia. Daftar isi • 1 Pendiri Tarekat Syadziliyah • 2 Intisari tarekat • 3 Silsilah • 4 Wejangan dasar • 5
Pendiri Tarekat Syadziliyah Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang dipelopori oleh Syeh Abul Hasan Asy Syadzili. Nama Lengkapnya adalah Abul Hasan Asy Syadzil
dan cucu sebaik-baik manusia: Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a dan Fatimah al-Zahra binti Rasulullah SAW.[1]. Nama kecil Syeh Abul Hasan Asy Syad
H(1197 M). menghapal al-Quran dan pergi ke Tunis ketika usianya masih sangat muda. Ia tinggal di desa Syadzilah. Oleh karena itu, namanya dinisbatkan kepada des
sebagai ajaran lisan tasawuf, doa, dan hizib. Ibn Atha'illah as- Sukandari adalah orang yang prtama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduan
angkatan-angkatan setelahnya. Melalui sirkulasi karya-karya Ibn Atha'illah, tareqat Syadziliyah mulai tersebar sampai ke Maghrib, sebuah negara yang pernah menolak
menganjurkan murid-muridnya untuk melakukan aturan atau ritual yang khas dan tidak satupun yang berbentuk kesalehan populer yang digalakkan. Namun, bagi muri
dipengaruhi oleh al-Ghazali dan al-Makki. Salah satu perkataan as-Syadzili kepada murid-muridnya: "Seandainya kalian mengajukan suatu permohonanan kepada Alla
Selain kedua kitab tersebut, as-Muhasibi, Khatam al-Auliya, karya Hakim at-Tarmidzi, Al-Mawaqif wa al-Mukhatabah karya An-Niffari, Asy-Syifa karya Qadhi 'Iyad, Ar-R
Muhammad bin Harazim ra drp • As-Syaikh Muhammad Salih ra drp • As-Syaikh Shuaib Abu Madyan ra drp • As-Syaikh As-Sayyid Abdul Qadir Al-Jailani ra drp • As-S
Syaikh Daud At-Tai ra drp • As-Syaikh Habib Al-Ajami ra drp • Imam Hasan Al-Basri ra drp • Sayyidina Ali bin Abu Talib ra drp • Sayyidina Muhammad saw Sanad Nasa
Ahmad bin • Muhammad bin • Isa bin • Muhammad bin • Abi Muhammad bin • Imam Hasan bin • Sayyidna Ali ra dan Sayyidatina Fathimah binti • Rasulullah Sayyidina
Istiqamah dalam menjalankan perintah Allah swt. 1. Konsisten mengikuti Sunnah Rasul, baik dalam ucapan maupun perbuatan, yang direalisasikan dengan selalau be
kepada Allah, baik dalam kecukupan maupun kekurangan, yang diwujudkan dengan menerima apa adanya (qana'ah/ tidak rakus) dan menyerah. 1. Kembali kepada A
tegak diatas lima sendi berikut: Semangat yang tinggi, yang mengangkat seorang hamba kepada derajat yang tinggi. Berhati-hati dengan yang haram, yang membuatn
dan kewajiban, yang menyampaikannya kepada kebahagiaan hidupnya. Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat, yang membuatnya selalu meraih tambahan nikmat ya
yang kemudian diperdalam dan diperkokoh oleh Ibn Atha'illah menjadi doktrin utamanya. Karena menurutnya, jelas hal ini merupakan hak prerogratif Allah. Apa yang h
untuk berbuat positif. Perkembangan Tarekat Sementara itu tokohnya yang terkenal pada abad ke delapan Hijriyah, Ibn Abbad ar-Rundi (w. 790 H), salah seorang pen
kekuatan kita adalah nihil, dan mengikatkan diri kita kepada Allah dengan suatu kebutuhan yang mendalam akan-Nya, dan memohon kepada-Nya agar memberi syuku
atau kalau bukan, dalam dua baris yang saling berhadapan, dan syekh di pusat lingkaran atau diujung barisan. Khusus mengenai dzikir dengan al-asma al-husna dalam
secara rohani dan mental, baik bagi sipemakai maupun terhadap orang-orang disekelilingnya. Beberapa contoh penggunaan Asma Allah diberikan oleh Ibn Atha'ilah be
dicintai oleh semua makhluk, dan bila dilafalkan terus menerus dalam kesendirian, maka keakraban dan cinta Ilahi akan semakin berkobar; dan Asma al-Faiq, "Yang M
kelas menengah, pengusaha, pejabat, dan pengawai negeri. Mungkin karena kekhasan yang tidak begitu membebani pengikutnya dengan ritual-ritual yang memberatk
mengemis atau mendukung kemiskinan. Oleh karenanya, ciri khas yang kemudian menonjol dari anggota tareqat ini adalah kerapian mereka dalam berpakaian. Kekha
dimengerti bila dilihat dari sumber yang diacu oleh para anggota tareqat ini. Kitab ar-Ri'ayah karya al-Muhasibi. Kitab ini berisi tentang telaah psikologis mendalam men
membutuhkan cara-cara yang lebih menggugah untuk berjalan di atas Jalan Yang Benar. Disamping Ar-Risalahnya Abul Qasim Al-Qusyairy serta Khatamul Auliya'nya
percaya bahwa Wali Qutb akan senantiasa muncul menjadi pengikut tareqat ini. Tidak berbeda dengan tradisi di Timur Tengah, Martin menyebutkan bahwa pengamala
membaca secara individual rangaian-rangkaian doa yang panjang (hizb), dan diyakini mempunyai kegunaan-kegunaan megis. Para pengamal tareqat ini mempelajari b
tidak merasakan dirinya sebagai seorang anggota dari sebuah tareqat. Contoh Hizib Al Barr (Daratan) Amalan-Amalan Hizb al-Bahr, Hizb Nashor, Hizb Barr disamping
terutama dugunakan untuk melindungi selama dalam perjalanan dan bermanfaat dalam meningkatkan kadar ibadah kepada Allah. Sebagai contoh, Ibnu Batutah meng
Sunatulloh dan Sunnatur Rosul. Untuk pengamalan hizb ini sebaiknya dalam bimbingan guru yang mengamalkannya. Hizib-hizib dalam Tareqat Syadzilliyah, di Indone
Banten utara yang dihubungkan dengan tareqat Qadiriyah. Akan tetapi yang utama adalah Hizb tersebut dipergunakan untuk meningkatkan kadar ibadah yang sebena
secara benar, akan mengalirkan berkah dan menjamin respon supra natural dan yang terpenting adalah mendapatkan ridha Allah. Menyangkut pemakaian hizib, wirid,
murid-murid mereka mengamalkannya tanpa berlandaskan Al Qur'an dan tuntunan Rosululloh SAW, sebab murid tersebut sedang mengikuti suatu pelatihan dari sang
Tasawuf atau Tharekat Syadziliyah. Jadi tidak sekadar doa belaka, melainkan juga mengandung doktrin tingkah laku islami, pemahaman, adab hati, penyaksian, pemb
Tanzania Tengah, Sri langka, Indonesia dan beberapa tempat yang lainnya termasuk di Amerika Barat dan Amerika Utara. Di Mesir yang merupakan awal mula penye
Azmiyyah, al-Hamidiyyah, al-Faisiyyah dan al- HasyimiyyaH dan 'Alawiyah Kata-Kata Hikmah Di antara Ucapan Abul Hasan asy-Syadzili: Pengelihatan akan yang Haq
memanggilku, katanya " Jika kau memohon kepada-Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan memasang tirai antara kau dan Dia. Namu
"Jangan anda melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkan keridhoan Allah ta'ala, dan jangan duduk dimajelis kecuali majelis yang aman dari m
akan sampai kepada Allah selama ia masih ada syahwat atau usaha ikhtiar sendiri. Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebu
megetahui rahasia-rahasia karunia Allah di dalam berbagai macam bala' dan ni'mat yang menimpanya sehari-hari, dan mengakui kesalahan-kesalahannya di dalam lin
Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mu'min yang berbuat dosa, niscaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah kiranya menjelask
Kesehatan dan Thibbun Nabawi • Home • Arsip Postingan • BIOGRAFI • E-Book, MP3 Kajian Salaf dan Murottal Gratis • LABORATORIUM NORMAL • LINK • MP3 Ula
Alasan Syar’i (KISAH SUFY TOBAT) : Kenapa saya keluar dari Sufi “Tarekat/Tariqat Qodiriyah”? | Sejarah, Prinsip Dasar dan Ajaran Tarekat Sufy Qodiriyah | Dalam ib
TAREKAT NAQSYABANDIYAH : Kenapa saya keluar dari Sufi “Tarekat/Tariqat/Tariqah Naqshbandiyah/Naqsyabandiyah”? | Sejarah, Prinsip Dasar dan Ajaran Tareka
syifa lampung), Kyai Muhammad Fakhurrijal (mudir Ponpes darussa’adah), Penelusuran yang terkait dengan tarekat naqsyabandiyah, salafy & naqsyabandiyyah, sejar
sesat, tarekat qodiriyah, tarekat sesat, Tata Cara Thoriqoh, Tata Cara Thoriqoh Qodiriyah Wan-Naqsyabandiyah. 83 Comments 22 Votes (bagus) TAREKAT NAQSYA
Naqshbandiyah/Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang paling luas penyebaran nya, dan terdapat banyak di wilayah Asia serta Turki, Bosnia-Herzego
atau mungkin juga dari Bahasa Persia, atau diambil dari nama pendirinya yaitu Baha-ud-Din Naqshband. Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai “pemb
Bahauddin Naqshband Al-Bukhari Al-Uwaisi , dilahirkan pada bulan Muharram tahun 717 Hijrah bersamaan 1317 Masihi iaitu pada abad ke 8 Hijrah bersamaan denga
seterusnya menerima rahsia-rahsia Tariqat dan Khilafat dari Syeikhnya, Hadhrat Sayyid Amir Kullal . Shah Naqshband telah berkata: Pada suatu hari aku dan sahabat
Hadhrat Kami secara berseorangan?”…………. ******** Berikut ini kisah perjalanan dakwah Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hafidzahullah sebelum beliau mengena
dzikir di masjid. Suatu ketika, pemimpin tarekat Naksabandiyyah melihatku, lalu ia mengajakku ke pojok masjid dan memberiku wirid-wirid tarekat Naksabandiyyah. Na
mendengar lantunan qasidah dan nyanyian mereka, dan ketika sampai pada penyebutan nama syaikh mereka, dengan serta merta mereka meninggikan dan mengera
kami untuk mengikuti acara yang mereka namakan al-khatam. Kami duduk melingkar, kemudian salah seorang syaikh membagikan kepada kami batu-batu kecil dan b
mereka hafal. Diantara bentuk sholawat yang saya ingat adalah ‫اب‬ ّ ‫لى م َحُُ َّم ٍد َع َد َد الد ََّو‬ َ ‫“ اللّ ُه َم‬Ya Allah, berilah sholawat untuk Muhammad sebanyak binatang melata” Me
َ ‫ص ّل َع‬
membayangkan wujud syaikhnya saat menyebut namanya, karena syaikh itulah –menurut mereka- yang mengikat mereka dengan Allah Azza wa Jalla. Mereka merend
yang mendalam bagaikan permainan sulap. Saya heran dengan tingkah dan suara yang keras ini ketika menyebut nama syaikh tarekat mereka. Suatu ketika saya berk
Kepada syaikh penolong, tunjuki aku ‫ َويَ ْشفي ال َمجْ ن ُْونَا‬##### ‫ اللَّي يُبْري العَل ْي َل‬Syaikh yang menyembuhkan orang yang sakit. Dan menyembuhkan orang yang gila Saya berdiri d
Azza wa Jalla mukjizat menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit sopak, tetapi ia tetap mengatakan “de
penyembuh yang sebenarnya adalah Allah Azza wa Jalla semata, sebagaimana perkataan Ibrohim ‘alaihi salam dalam Al-Qur’an: ‫( سورة الشعراء‬80) }‫{وإذَا َمرضْتُ فَ ُه َو يَ ْشفين‬ َ “D
tarekat ini tidak mengandung tari-tarian dan tepuk tangan sebagaimana pada tarekat-tarekat lainnya. 2. Dzikir-dzikir yang dilakukan secara berkelompok dan pembagia
perbuatan bid’ah yang pernah diingkari oleh salah seorang sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu ketika masuk ke dalam ma
kalian!”. Beliau mencela perbuatan mereka sambil berkata:”Perbuatan apa yang kalian lakukan ini?”.Mereka menjawab:’Wahai Abu Abdurrahman, kami bertakbir, berta
Muhammad, mengapa begitu cepat kalian binasa? Sahabat-sahabat Rasul kalian masih banyak yang masih hidup, baju mereka belum hancur, perabot mereka belum
logika yang murni, apakah mungkin petunjuk mereka yang lebih baik dari pada petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, karena mereka telah mendapatkan tau
yang lebih baik dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Jika demikian, berarti tersisa kemungkinan yang terakhir. 3. Rabithah Syarifah (ikatan mulia). Istilah ini men
kekhusyu’an dan berteriak-teriak dengan suara yang tidak jelas. Dan inilah derajat ihsan yang sebenarnya, yang menurut mereka dijelaskan dalam sabda Rasulullah sh
Ia melihatmu” (HR. Muslim). Dalam hadits ini, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan petunjuk agar kita menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya, d
mereka. Dan ini termasuk perbuatan syirik yang dilarang Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya: ‫( سورة النساء‬36) }… ‫ش ْيئًا‬ َ ‫ّللا َوالَ ت ُ ْشر ُكو ْا به‬
َ ّ ‫{وا ْعبُدُو ْا‬
َ “Sembahlah Allah dan jangan
yang lain. Walaupun ia malaikat, seorang Rasul maupun seorang syaikh yang justru kedudukannya di bawah para Rasul. Sehingga larangan mempersekutukan Allah A
menyebut nama syaikh mereka atau ketika memohon pertolongan kepada selain Allah, seperti kepada ahlul bait dan orang-orang yang dekat kepada Allah Azza wa Ja
ّ ‫“ {إنَّ َما ْال ُمؤْ منُونَ الَّذينَ إذَا ذُك َر‬Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama A
bertentangan dengan firman Allah: ‫( سورة األنفال‬2) }… ‫ّللاُ َوجلَتْ قُلُوبُ ُه ْم‬
“Wahai manusia sekalian, kasihanilah diri kalian (pelan-pelan dalam berdo’a) karena kalian tidak memanjatkan do’a kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang tiada, tetapi k
berteriak, khusyu’ dan menangis ketika menyebut nama syaikh mereka termasuk kemungkaran yang lebih besar. Karena perbuatan ini termasuk bentuk “kegembiraan”
nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, ti
menyebutkan perkataan Nabi Ibrohim dalam Al-Qur’an: ‫( سورة الشعراء‬80) }‫{وإذَا َمرضْتُ فَ ُه َو َي ْشفين‬ َ “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku (QS. Asy-Syu’ara: 8
kepadanya:”Kamu akan mendapatkan harta yang banyak ini, jika engkau dapat menyembuhkanku”. Kemudian pemuda itu berkata:”Saya tidak dapat menyembuhkan s
Muslim). 6. Penyebutan lafadz tunggal “Allah” ribuan kali adalah wirid mereka. Padahal dzikir dengan menggunakan lafadz “Allah” tidak memiliki landasan syar’I, baik d
arab adalah mubtada’ yang tidak mengandung khobar, sehingga kalimat itu menjadi tidak lengkap. Seandainya seseorang menyebut nama “Umar” berkali-kali dan kita
bahwa ia adalah orang gila, tidak memahami apa yang ia ucapkan. Orang-orang shufi ketika berdzikir dengan menggunakan lafadz tunggal tersebut, berdalil dengan fir
bahwa maksud ayat itu adalah:”Katakanlah: Allah-lah yang menurunkan kitab itu”. Adapun nash ayat yang dimaksud adalah firman-Nya: ‫( سورة األنعام‬91) } َ‫ْم في خ َْوضه ْم َي ْل َعبُون‬
yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa
padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)” (QS. Al-An’am: 91
Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya: Ada sebuah perkumpulan wanita dari Kuwait. Mereka menyebarkan dakwah sufi beraliran Naqsyabandiyah secara se
tarekat ini memiliki pemahaman diantaranya: (a). Barangsiapa yg tdk mempunyai syaikh maka yg menjadi syaikhnya adalah syetan. (b). Barangsiapa yg tdk bisa meng
(dengan tata cara sufi tentunya) seraya membawa gambar syaikhnya. Mereka suka mencium tangan gurunya yg bergelar Al-Anisaa & berasal dari negeri Arab. Mereka
perkumpulan ini membangun madarasah khusus utk kalangan sendiri mereka didik anak-anak berdasarkan ide-ide kelompoknya bahkan ada di antaranya yg mengaja
agar menjauh dari aliran yg sesat ini. Pertanyaan yg kami ajukan: . Bagaimanakah menurut syariat tentang perkumpulan wanita tersebut?. . Diperbolehkan mengawini
satunya Naqsyabandiyah adalah aliran sesat & bid’ah menyeleweng dari Kitab & Sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Artinya: Jauhilah oleh kalian pe
dalamnya terdapat banyak kesesatan & kesyirikan yg besar hal ini dikarenakan mereka mengkultuskan syaikh/guru mereka dg meminta berkah darinya & penyeleweng
Qur’an & Sunnah sebab yg patut diterima perkataannya secara mutlak adalah perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah. “Artinya: A
Adapun selain Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam walau bagaimana tinggi ilmunya perkataannya tdk bisa diterima kecuali kalau sesuai dg Al-Kitab & Sunnah. Adap
menjadikan orang-orang alimnya & rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah & (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam ; padahal mereka hanya
“menjadikan para rahib sebagai tuhan” ialah bila mereka menta’ati dalam menghalalkan apa yg diharamkan & mengharamkan apa yg dihalalkan. Hal ini diriwayatkan d
lembaga. Hal ini agar tdk merusak aqidah kaum muslimin. Lantas diwajibkan pula kepada seorang suami utk melarang orang-orang yg menjadi tanggung jawabnya aga
suaminya. Barangsiapa yg merasa cukup dg aliran sufi maka ia lepas dari manhaj Ahlus Sunnah wa Jamaah jika berkeyakinan bahwa syaikh sufi dapat memberikan be
Al-Kitab & As-Sunnah. Barangsiapa berkeyakinan dg semuanya itu maka dia telah berbuat syirik terhadap Allah dg kesyirikan yg besar dia keluar dari Islam dilarang be
(anak perempuan) dg laki-laki musyrik sebelum mereka beriman ……..”. (Al-Baqarah: 221) Wanita yg telah terpengaruh aliran sufi akan tetapi belum sampai pd keyakin
bertaubat kepada Allah kembali kepada yg haq meninggalkan aliaran yg batil ini & berhati-hati terhadap orang-orang yg menyeru kepada kejelekan-kejelekan. Hendakn
oleh ulama yg berpegang dg teguh pd manhaj yg benar. Juga kita nasehatkan kepada para istri agar taat kepada suami mereka & orang-orang yg bertanggung jawab d
BID’AHKAH MOTOR : “Dikit-dikit bid’ah, dikit-dikit bid’ah,” “apa semua yang ada sekarang itu bid’ah?!” “kalau memang maulidan bid’ah, kenapa kamu naik motor, ituka
MENGATAKAN BAHWA SALAFY-WAHABY “ANTI SHOLAWAT” MERASA PALING BENAR SENDIRI..? Emangnya TIDAK ADA KEBENARAN YANG HAKIKI ? Penje
Merendahkan manusia « SUARA RAKYAT SUARA TUHAN ? Latihan Menulis – Workshop Two Days, BP School of Writing » SILSILAAH MASYAIKH THARIQAH AN N
‘Uzairon At Thaifury Dari Syaikh Mahmud Khalid ‘Umar Dari Syaikh Umar Sofyan Dari Syaikh Ali Ridha Dari Syaikh Utsman Al Fauzy Dari Syaikh Sulaiman Az Zuhdy D
Saifuddin Dari Syaikh Muhammad Ma’sum Dari Syaikh Ahmad Al Faruqy Dari Syaikh Muhammad Al Baqy Billah Dari Syaikh Muhammad Al Khawajiky Dari Syaikh Dar
Dari Syaikh Amir Kullaly Dari Syaikh Muhammad Babas Samasy Dari Syaikh ‘Ali Ar Rumaitiny Dari Syaikh Al Anjir Faghnawy Dari Syaikh Arif Ar Riwikry Dari Syaikh Ab
Qasim Bin Muhammad Dari Sayyidina Salman Al Farisy Dari Sayyidina Abu Bakar As Shidiq Dari Sayyidina Muhammad Rasulullah saw Jibril as Allah ‘Azza wa Jalla S
Naqsyabandi Ditulis oleh Kyai Drs. Mufid Rowi Awal mula Thareqat Naqsyabandiah adalah ilmu rahasia Allah yang amat suci yang kemudian Allah menyuruh malaikat
gambaran tingginya dan totalitas pengabdian Abu Bakar kepada Nabi Muhammad, dalam rangka mengabdi kepada Allah Swt. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwar
dzikir secara terus-menerus. Dikembangkan dan diamalkan dzikir-dzikir khusus dan halus tersebut. Kemudian dinamai dengan Thareqatus Siddiqiyyah. Thareqat ini na
Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 4. Ja’far as Shidiq (w.148/765). Sayyidina Ja’far as Shiddiq ra cucu Sayyidina Qasim ra dari Ibundanya. Diangka
bernasabkan pada kakeknya Sayyidina Qasim, dan secara politis mengikuti jejak ayahandanya konsekuensi putra seorang Imam syiah. Khalifah-khalifah Ja’far ash So
Kharhi. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan secara barzakhi kepada : 5. Abu Yazid Thaifur al Bisthami (w.260/874). Auliya’ Akbar, al Qutub. Karya-karyanya y
Harraz, Junaid al Baghdadi, at Thusi, al Kalabasi, al Hallaj, Ibnu Arabi, Suhrawardi dan Maulana Rummi sedangkan Wahdatul al syuhud dianut oleh sufi al Makki, Muha
atau bai’at Abu Yazid kepada Abu Hasan dilakukan secara gaib atau melalui Nabi Hidir yang dikenal dengan istilah bai’at uwaisi. Status kemursyidannya diperoleh lang
senantiasa menjadi rujukan-rujukan para juru da’wah (da’i). Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 8. ‘Abu Ya’kub Yusuf al Hamadani (w.535/1140) 8 D
dast Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada: 9. ‘Abd al Khalik al Ghujdawani (w.617/1220). Syaikh Abdul Khalik al Fajduani nasabnya sampai kepada al
tafsir. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 11. Mahmud Anjir Faghnawi (w.643/1245 atau 670/1272). Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan ke
Wahdatul al Syuhud dan Wahdatul al Wujud. Ahli Fiqih dan Tafsir al Qur’an. Ilmu agama (Fiqih, Hadits serta Tafsir al Qur’an) Baha’uddin diperolehnya atas bimbingann
seorang ahli Fikih dan Ilmu Kalam, Wali al Qutub serta ahli tembikar terkenal yang produksinya tersebar ke Asia (Cina) dan Eropa. Kemudian darinya ilmu rahasia ini d
dalam memutuskan perkara. Karena kebesaran namanya, Thareqat yang di pimpinnya tersebar dengan cepat dan termasyhur serta memiliki pengikut yang sangat ban
Muslim. beliau adalah al Qutub. Pengajar Hadits di beberapa sekolah. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 17. Maulana Syaikh Ya’kub al Jarkhi al H
18. Syaikh Nasiruddin Ubaidullah al Ahrary as Samarqandi Salah satu Wali Qutub yang amat kaya. Kekayaannya pernah menutup hutang-hutang kerajaan Samarqan,
Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 20. Maulana Syaikh Darwisy Muhammad as Samarqandi QS. Anak saudara perempuan Syaikh Muhammad az
darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 22. Syaikh Muayyiduddin Muhammad al Baqibillah QS. Al Qutub. Asal Turki yang kemudian bermukim di India. Membangu
kepadanya dan berbaiat, baqibillah telah berfatwa al Faruqi adalah orang yang akan menggantikan dirinya. Menjelang kematiannya, Baqibillah memohon untuk menun
ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 24. Syaikh Muhammad Ma’sum QS. Semasa Nabi masih hidup, belum dikenal bentuk perkumpulan yang didefinisikan dan dinam
halusnya maka dinamai thareqatus Sirriyah. Kemudian dari padanya ilmu rahasia ini diwariskan kepada Abu Bakar as Shiddik. Thareqat Pada Zaman Khalifah-Khalifah
manusia seluruhnya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Ilmu rahasia ini selanjutnya oleh ulama sufi disebut dengan ilmu tasawuf atau ilmu thareqat. Dan nama-namanya me
Naqsyabandi. Yang ada setelah Baha’uddin hanya nama tambahan, seperti al Mujaddidi, al Kholidi, al Madhari, al Haqqani, dan al Amini. Bahkan ada yang menamai T
mengangkat sendiri, bukan diangkat oleh guru Thareqat Pada Zaman Rasulullah (571-632 M) Beliau adalah putra Syaikh Akhmad al Faruqi as Sirhindi QS. Kemudian
Syarif Nur Muhammad al Badwani QS. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 27. Syaikh Samsuddin Habibullah Jan Janany Muzhhir al ‘Alawi QS. Kem
Maulana asy Syaik Dhiyauddin Khalid al Utsmani al Kurdi QS. Auliya Akbar, Sultanul Auliya’, al Qutub yang sangat termasyhur, khalifah-khalifahnya tersebar ke seluru
kepada : 31. Syaikh Sulaiman al Qarimi QS. Khalifahnya yang terkenal di Indonesia: KH. Ubaidah dan KH. Abdurrahman kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan
Sulaiman az Zuhdi QS. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 34. Saidis Syaikh Muhammad Hasyim al Khalidi QS. Khalifahnya yang sangat menonjol
ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 35. Saidis Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al Khalidi QS (1917-2001). Kadirun Yahya dikenal sebagai thabib besar, wali q
yang sebelumnya sangat asing. Kemudian darinya ilmu rahasia ini diwariskan kepada : 36. Saidis Syaikh Der Moga Barita Raja Muhammad Syukur QS (1935- sekaran
Mujaddidiah al Khalidi yang berpusat di Batam About these ads SILSILAH Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah Khalidiyah Tarekat ini Bermula dari Baginda
benar dan membenarkan kebenaran, dan melaksanakan kebenaran itu dalam perkataan dan perbuatan, lahir maupun batin, beliau adalah khalifah pertama dari Khulaf
beliau turun kepada, 3 Al Imam Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar AS Siddiq r.a Dari beliau turun kepada, 4 Al Imam Sayyidina Ja’far As Shadiq r.a. Imam
menyebabkan dia sangat dihormati. Dari beliau turun kepada, 5 Al ‘Arif Billah Sultanul Arifin Asy Syekh Thaifur bin Isa bin Adam bin Sarusyan. Yang dimashurkan nam
Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a. Dari beliau turun kepada, 6 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abul Hasan Ali bin Abu Ja’far Al Kharqani q.s. Keistimewaannya dia sangat kasih
turun kepada Wali Allah, 8 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abu Yakub Yusuf Al – Hamadani bin Ayyub Bin Yusuf bin Al – Husain q.s. Nama lain beliau adalah Abu Ali As Sam
kepada quthub penghulu sekalian Wali Allah yaitu , 10 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Ar Riwikari q.s. Dari beliau turun kepada hamba Allah, kepada daripada sekalian guru g
wajallah, dari beliau turun kepada wali yang sangat kasih akan Tuhannya yang ghani, yaitu, 12 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Al Ar Ramitani Yang dimashyurkan namanya d
As Samasi q.s. Beliau adalah seorang aulia Allah dari keturunan Tionghoa, Beliau senantiasa mujahadah dan musyahadah kepada Tuhan dan beliau adalah penghulu
sayyid, kepada sekalian guru guru yaitu, 14 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Sayyid Amir Kulal bin Sayyid Hamzah q.s. Syekh Sayyid Amir Kulal adalah raja di tanah Arab yang
Naqsyabandinyah yang terkenal namanya dengan Syah Naqsyabandy, yaitu, 15 Al’Arif Billah Asy Syekh As Sayyid Bahauddin Muhammad bin Muhammad bin Muham
semata – mata lillahi ta’ala, tergambar dalam doa beliau yang diajarkan kepada murid-muridnya “Ilahii anta makshuudi waridlaaka mathluubi” . Secara murni terus men
dengan kekayaannya, lagi terkenal sebagai wali akbar dan wali quthub yang afdlal, yang amat tinggi hakikat dan makrifatnya. Dari murid- murid dahulu sampai dengan
menjadi 10 (sepuluh) hari, yang dilaksanakan secara efisien dan efektif, dengan disiplin dan adab suluk yang teguh. Dari beliau turun kepada, 16 Al ‘Arif Billah Asy Sye
Dari beliau turun kepada Wali yang Agung, yaitu , 18 Al ‘Arif Billah Syekh Nashiruddin Ubaidullah Al – Ahrar As Samarqandi bin Mahmud bin Sihabuddin q.s. Dari belia
besar dan martabat yang tinggi, yaitu , 20 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Darwis Muhammad Samarqandi q.s. Dari beliau turun kepada anaknya ialah seorang raja yang besa
‘Arif Billah Asy Syekh Muayyiddin Muhammad Al – Baqi Billah qs Dari beliau turun kepada anak cucuk amirul mukminin Sayyidina Uma Al Faruq r.a. yaitu, 23 Al ‘ Arif B
yang menaruh rahasianya, yang mashyur namanya yaitu, 24 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muhammad Ma’sum q.s. Dari beliau turun kepada anaknya, yaitu Sultanul Aulia y
‘Arif Billah Asy Syekh Asy Syarif Nur Muhammad Al – Badwani q.s. Yang bercahaya zahiriah dan batiniahnya, dari beliau turun kepada sayyid syarif yang gilang gemila
khalifah dan penghulu sekalian wali Allah yaitu, 28 Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abdullah Ad Dahlawi q.s. Dan adalah Syekh Abdullah itu nasabnya sampai kepada Amirul
Sayyidina Usman bin Affan r.a., Beliau adalah Syekh Termashyur, ahli tarekat Naqsyabandiyah yang fana fillah, lagi baqa billah, yang pada masa suluk menjadi pengh
Arif Billah Sirajut Millah Waddin Asy Syekh Abdullah Al Afandi q.s. Dari beliau turun kepada penghulu sekalian khalifah yang mempunyai keramat yang nyata yaitu, 31
dari beliau nyata kebesarannya serta kemuliaannya, dan adalah penghulu sekalian khalifah dan ikutan sekalian orang yang suluk, yaitu , 32 Mursyiduna, warabiituna, w
orang yang suluk , yaitu, 33 Mursyiduna, warabiituna, wa maulana, Al ‘Arif Billah Sayyidina Syekh Ali Ridla q.s. Ketika perang dunia ke II di Eropa disekitar tahun 1937
seorang sufi yang mashyur. Kasih sayangnya penuh ditumpahkan kepada muridnya yang kemudian menjadi khalifah Rasul yang ke 34 seorang berkebangsaan Indone
ta’ala baginya, karena menambahi salam berkhidmat akan Allah ta’ala, dan memberi bekas barang siapa menuntut jalan kepada Allah ta’ala kepadanya, Kemudian me
Ubudiyah dan Naqsyabandiyah, amanat suci Allah ta’ala dan menyembunyikan dia sebagai walinya yang pilihan, yaitu, 34 Mursyiduna, warabiituna, wa maulana, Al ‘Ar
Muhammad Hasyim berguru dan menerima Ijazah Syekh Ali Ar Ridla q.s. di Jabal Qubis Mekkah, Setelah kembali ke Indonesia, Beliau menetap di Buayan, Sumatera
puluh kali berziarah ke makam Rasulullah SAW dan melaksanakan ibadat Haji. Sebagai seorang perintis kemerdekaan, beliau juga pernah dibuang di Boven Digul dan
kepada muridnya yang pilihan yang sangat kasih akan gurunya, akan Allah SWT dan Rasul-Nya, yang kuat menjalani jalan hakikat dan kuat mengerjakan jalan berkhid
suluk, yang bertarikat dengan Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah Khalidiyah 35) Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana, Al ‘Arif Billah Sayyidi Syekh Kadirun Yahya
dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah beserta dengan A
wasilah dan rabitah dalam suatu tarekat pada waktu melaksanakan zikir dan ibadah menempati posisi penting dan menentukan. Seluruh sufi yang bertarekat pasti berm
pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses). (QS.Al Maidah :35). Dalam Kamus al Munjid dikatakan : ‫ى ْالغَيْر‬ َ ‫“ اَ ْل َوس ْيلَةُ َما يَتَقَ َّربُ إل‬Wasilah adalah sesuatu
ُ ‫ص ُل ب َها إلَى تَحْ صيْل ْال َم ْق‬
‫ص ْود‬ َّ ‫ي الَّتى يُت ََو‬َ ‫ه‬ ‫ة‬َ ‫ل‬ ‫ي‬
ْ ‫س‬ ‫و‬
َ ْ
‫ل‬ َ ‫ا‬ “Wasilah itu ialah sesuatu yang menyampaikan kepada maksud” Syekh Sulaiman Zuhdi pada waktu menafsirkan QS.Al Maidah:35
suatu maksud atau tujuan. Nabi Muhammad SAW adalah wasilah yang paling dekat untuk sampai kepada Allah SWT, kemudian kepada penerusnya-penerusnya yang
sedangkan sebenarnya yang dimaksud adalah isinya. Disebutkan pula Nabi Muhammad sebagai wasilah, tetapi yang dimaksud sebenarnya adalah Nuurun ala nuurin
SWT. Wasilah itu ialah : ‫شا ٓ ُء‬ َ َ‫لى ن ُْور ٍُ يَ ْهدهللاُ لن ُْوره َم ْن ي‬
َ ‫ع‬َ ُ‫“ ن ُْو ُر‬Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki “(QS An
Sahabat dan ummat Rasulllah SAW harus mendapatkan wasilah ini di samping menerima Alquran dan As-Sunah Posted on 27 Agustus 2007 | 124 Komentar KH.HAS
KH.MUHAMMAD THOWIL ( PON-PES ASSALAMIYAH BANTEN) KH.ABDULLAH ABBAS (BUNTET CIREBON) KH.ISHOMUDDIN HADZIK(PON-PES TEBUIRENG)
(JAKARTA) HABIB LUTHFI BIN YAHYA (KETUA THAREKAT NAQSABANDIYYAH) DAN KH.USMAN ABIDIN SYECH MUHAMMAD ABDUL MALIK BIN ILYAS ( KEBU
Bantani( tanara banten) KH.MUHAMMAD NAWAWI AL BANTANI (TANARA BANTEN) KH.NOER ALI ( UJUNG HARAPAN BEKASI) KH.ACHMAD DJAZULI USMAN (
HASYIM (TEBUIRENG JOMBANG) KH.ABDUL ROSYID SYAFI’I ( PIMPINAN ASSYAFI’IYAH JAKARTA) KH.MUSLIM RIFA’I IMAMPURO( PON-PES ALMUTTAQIEN
KH.PROF.ANWAR MUSADDAD ( GARUT JAWA BARAT) KH.YAHYA (BANDUNG) TUAN GURU HAJI TURMUDJI BADRUDIN (LOMBOK NTB) KH.MUKHTAR SYAF
Padani ( padang ) Kh.Mubarok bin Nuh ( Suryalayah Jawa barat) KH.A Shohibul Wafa ( abah Anom suryalaya jawa barat) KH .ABDULLOH BIN NUH ( BOGOR) KH. M
AMIN ( KALI BATA JAKARTA) KH.BUSTHOMI ( BANTEN) KH. SANJA ( ULAMA AHLI NAHWU SHOROF BANTEN) KH.MAMA OBAY ( KARAWANG JAWA BARAT) K
maksum ( jawa timur) Kh.Muhiddin ( cirebon) Syech Muhammad abdul malik ( Kebumen) Serial Tarekat I Sejarah Perkembangan Thariqah Di Indonesia Berdakwah Da
Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah kaum tarekat Indonesia berhimpun untuk memajukan bangsa. Dalam hal nasionalisme dan pengabdian terhadap tanah air, kau
dan keluhuran akhlak, mereka juga berada di barisan terdepan pejuang yang berjibaku mempertahankan tanah air tercinta dari upaya penjajahan bangsa asing. Tak ha
mengherankan jika kemudian thariqah atau tarekat berkembang pesat dan menjadi salah satu khazanah umat Islam yang mendunia. Tengok saja fenomena Thariqah
Ibrahim Al-Ya’qubi Al-Hasani asal Damaskus, Suriah. Meski perlahan, pertumbuhan kedua tarekat itu sangat signifikan di berbagai negeri-negeri barat, seiring pertumb
Berbagai riset dan penelitian kesejarahan yang di lakukan oleh para sejarawan, baik lokal maupun mancanegara, membuktikan, para para penganut thariqahlah yang t
thariqah saat ini berkisar antara 35 -40 jutaan orang. Rentang waktu yang telah dilalui kaum thariqah yang membentang melintasi puluhan generasi tentu merupakan o
thariqah ke Indonesia, berikut keterlibatannya dalam jatuh bangunnya bangsa ini. Serat Banten Islamisasi nusantara secara besar-besaran terjadi pada awal abad 14,
Ghazali (wafat 1111 M) merumuskan konsep tasawuf yang moderat yang memadukan keseimbangan unsur akhlaq, syariat, dan filsafat. Konsep itu diterima secara ter
filsafat Yunani. Di antara doktrin kontroversialnya adalah hulul dan ittihad, yakni penyatuan ragawi antara Allah dan makhluk yang juga dikenal sebagai paham wahdatu
masa itu. Beberapa tokohnya, seperti Al-Hallaj dan Abu Yazid Al-Busthami, kemudian dibawa ke meja hijau dan dihukum mati. Setelah Al-Ghazali sukses dengan kons
Jilani (wafat 1166 M), yang ajaran tasawufnya menjadi dasar Thariqah Qadiriyyah. Ada juga Syaikh Najmudin Kubra (wafat 1221 M), sufi Asia Tengah pendiri Thariqah
keempat belas juga menjadi fase pertumbuhan Thariqah Naqsyabandiyyah yang didirikan oleh Syaikh Muhammad Bahauddin An-Naqsyabandi (wafat 1389) dan Thari
meyakini, sebagaimana dikuti Martin Van Bruinessen dalam bukunya Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Islam bercorak sufistik itulah yang membuat penduduk nus
dengan tradisi thariqah yang dibawa para wali. Salah satu referensi keterkaitan para wali dengan dunia thariqah adalah Serat Banten Rante-rante, sejarah Banten kuno
Kubra dan Syaikh Abu Hasan Asy-Syadzili. Dari kedua tokoh berlainan masa itu sang sunan konon memperoleh ijazah kemursyidan Thariqah Kubrawiyyah dan Syadz
penyebar Thariqah Kubrawiyyah ke seluruh dunia. Mereka antara lain Syaikh Jamaluddin Muhammad Al-Khalwati, Qadhi Zakariyya Al-Anshari dan Syaikh Abdul Wahh
Wahdatul Wujud Thariqah lain yang masuk nusantara pada periode awal adalah Thariqah Qadiriyyah, Syaththariyyah dan Rifa’iyyah. Ketiga thariqah tersebut masuk k
banyak karya tulis, namun sang sufi yang sempat berkelana ke negeri-negeri di Asia Selatan dan Tenggara itu diyakini tidak menyebarkan thariqahnya kepada khalaya
Gujarat, Syaikh Muhammad bin Fadhlullah Burhanpuri. Meski berbeda thariqah, guru dan murid itu mempunyai kesamaan kecenderungan, yakni mengajarkan paham
panteisme ala Syamsudin itu tak main-main. Selain pembakaran kitab pegangan dan zawiyyah-zawiyyahnya, Ar-Raniri juga berhasil meyakinkan pemerintah untuk me
sembilan belas tahun itu membawa Thariqah Syaththariyyah yang lebih bercorak akhlaqi. Ijazah kemursyidan Syaikh Abdul Rauf Singkel diperoleh dari dua sufi besar M
Raniri, Abdul Rauf diutus gurunya untuk kembali ke Aceh guna menyebarkan thariqah Syaththariyyah yang benar. Kedatangannya diterima dengan tangan terbuka ole
lainnya di Timur Tengah adalah Syaikh Yusuf Al-Makassari, ulama pejuang asal Sulawesi Selatan. Setelah mengembara hingga ke Damaskus, Syaikh Yusuf pulang ke
yang dipadu dengan beberapa ritual thariqah lain yang dikuasainya, dan dikenal kemudian dengan nama Khalwatiyyah Yusufiyyah. Pengikut thariqah ini juga dikenal s
mengajarkan thariqah Khalwatiyyahnya. Karena simpati dengan ketulusan perjuangan Syaikh Yusuf, ulama itu kemudian diangkat menantu Sultan Ageng Tirtayasa. Se
karena Sultan Haji, raja Banten berikutnya lebih cenderung membela kepentingan penjajah, perjuangan Syaikh Yusuf pun semakin melemah hingga akhirnya tertangka
berdakwah, mengajar dan menulis kitab. Hingga kini masyarakat Ceylon masih menganggap sang Syaikh sebagai wali dan pahlawan kebanggan mereka. Abad enam
Jawi yang menetap di Tanah Suci untuk belajar ilmu agama. Bahkan saat itu, jumlah jamaah haji dari Nusantara termasuk yang terbesar dibanding dari dari negeri-neg
lebih banyak belajar kepada para santri senior asal Jawah juga. Setelah cukup matang barulah mereka mulai belajar kepada ulama besar setempat. Kemudian, sebaga
pada abad 18, tokoh ulama sufi yang menjadi tujuan belajar utama santri Jawah adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Sammani (wafat 1775 M), penjaga mak
karamah itu juga menyusun sebuah ratib dan mengajarkan metode berzikir baru yang belakangan dikenal sebagai wirid Thariqah Sammaniyyah. Karena kehebatan ka
pejuang asal Palembang, Sumatera Selatan yang mengarang beberapa kitab terkenal berbahasa Melayu. Berkat Syaikh Abdul Shomad pula thariqah itu diterima deng
pelabuhan Saudi Arabia, Jeddah. Karena besarnya kecintaan para Sultan Palembang kepada Syaikh Samman dan thariqahnya, tak heran hingga saat ini Thariqah Sa
dikumandangkan setiap usai shalat tarawih dan witir di bulan Ramadhan. Thariqah ini juga menjadi alat pemersatu rakyat, ulama dan umara Palembang dalam pertem
hingga mencapai fana atau ekstase. Kemudian tanpa rasa gentar mereka menyerbu dan mengobrak-abrik barisan tentara Belanda. Syaikh Abdul Shamad Al-Falimban
telah selesai belajar di tanah suci, menjelang akhir abad delapan belas, berbagai thariqah telah tersebar luas di nusantara. Setiap daerah memiliki kekhasan thariqahny
Rifa’iyyah, misalnya, bisa dikenali lewat kesenian debus yang tersebar mulai di berbagai kesultanan seperti Aceh, Kedah, Perak, Minangkabau, Banten, Cirebon, Maluk
Makassari dan murid-muridnya. Pada mulanya ilmu kebal debus diberikan para guru thariqah untuk menambah semangat juang murid-muridnya dalam menghadapi pe
pengikut thariqah juga tercatat pernah meletus di Kalimantan Selatan (tahun 1860an), Jawa Barat (1888) dan Lombok (1891). Dua pertempuran yang disebut terakhir i
Sufi besar itu mempunyai tiga orang khalifah (asisten, yang kelak bisa menggantikan sebagai guru utama), yakni Syaikh Abdul Karim Banten, Syaikh Tholhah Cirebon
Karim Banten. Kharisma kuat yang memancar dari diri Syaikh Abdul Karim membuat thariqah ini segera tersebar luas di nusantara, khususnya Jawa Barat, Jawa Teng
seudahnya. Pada paruh kedua abad dua puluh, terdapat setidaknya empat pusat TQN yang penting di Pulau Jawa : Rejoso (Jombang – Jawa Timur) yang dipimpin ole
Falak. Keempat tokoh besar TQN itu kini telah wafat. Namun hanya tinggal Suryalaya pula yang sepeninggal pengasuhnya, kepemimpinan thariqahnya masih efektif h
Ketokohannya kemudian digantikan oleh Kiai Adlan Aly dari Tebuireng. Sepeninggal Kiai Adlan Aly, ketokohan TQN di Jawa Timur dipegang Kiai Utsman Al-Ishaqi Sur
sama juga terjadi di Pesantren Pagentongan, Bogor, yang sempat berjaya pada masa kepengasuhan Abah Falak. Selain thariqah-thariqah yang sudah disebut di muka
yang dilakukan oleh Maula Khalid Al-Baghdadi.Thariqah ini, menurut berbagai sumber yang dikutip Martin VB dalam Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, masuk nus
Kerajaan Riau, Kerajaan Minang kemudian seluruh tanah air. Perang Paderi Di Minang, para pengikut Naqsyabandiyyah Khalidiyyah yang dipimpin Syaikh Jalaluddin C
Ulakan, yang ajaran thariqahnya dianggap sudah tercemari sinkretisme. Belakangan, para tokoh Naqsyabandiyyah di Cangking terlibat peperangan melawan penjajah
dan Tapanuli. Pemicuya adalah beberapa buku sejarah yang menyatakan Imam Bonjol dan pasukannya adalah penganut paham Wahhabi yang bermaksud menggusu
thariqah tersebut membuka zawiyyah di Jabal Abi Qubais, Makkah Al-Mukarramah. Untuk wilayah Jawa, misalnya, Syaikh Sulaiman menunjuk tiga khalifah: Syaikh Ab
kekhalifahan Syaikh Ilyas diteruskan oleh putranya Kiai Abdul Malik, Purwokerto, lalu oleh Habib Luthfi Bin Yahya, Pekalongan. Sementara kekhalifahan Syaikh Muham
Khalidiyyah, Kiai Abdul Malik juga mewariskan ijazah kemursyidan beberapa thariqah kepada Habib Luthfi Bin Yahya, salah satunya adalah Thariqah Syadziliyyah. Bah
Syadziliyyah di Jawa juga dibawa oleh K.H. Muhammad Dalhar Watucongol, Muntilan, Magelang, K.H. Ahmad Ngadirejo (Klaten/Solo?) dan K.H. Idris Jamsaren, Solo.
Sementara Kiai Idris Jamsaren yang satu generasi lebih tua mendapatkan ijazah kemursyidannya dari Syaikh Muhammad Shalih Mufti Al-Hanafi. Dari Mbah Dalhar, ija
itu kini telah wafat. Sementara dari Mbah Idris Jamsaren, ijazah kemursyidan itu diturunkan kepada K.H.R. Abdul Mu'id Tempursari, Klaten, kemudian diteruskan oleh p
Tempursari juga memberi ijazah bai'at kepada K.H. Soeratmo bin K.H. Amir Hasan, yg akrab disapa Mbah Kyai Idris Kacangan. Selain mendapat ijazah dari Tempursa
kemudian K.H. Abdul Rozaq Tremas ini, Thariqah Syadziliyah juga diturunkan kepada K.H. Mustaqim Tulungagung. Kemursyidan Kiai Mustaqim kemudian dilanjutkan
pesantren : Pesantren Peta di Tulungagung dengan guru mursyidnya Kiai Abdul Jalil Mustaqim, Pesantren Watucongol Magelang dengan mursyid Kiai Muhammad Ab
Thariqah Syadziliyyah juga diberikan oleh guru mursyid non pesantren. Yang terkenal di desa Kacangan Boyolali oleh Kiai Idris dan –yang terbesar-- di Noyontakan Pe
Yang menarik, meski baru tersebar luas di awal abad dua puluh, konon Thariqah Syadziliyyah sudah masuk negeri ini, khususnya Jawa Timur, sejak awal akhir abad 1
Kediri, Jawa Timur. Ijazah Dari Rasulullah Thariqah besar lain yang ikut mewarnai khazanah muslim nusantara adalah Thariqah Tijaniyyah yang didirikan oleh Syaikh A
Thayyib Al-Azhari, ulama pengembara kelahiran Makkah. Di negeri ini kehadiran Thariqah Tijaniyyah sempat mengundang polemik, karena pendirinya mengaku menda
Cirebon dan Garut dengan Pesantren Buntet, Cirebon sebagai pusatnya. Saat ini terdapat tak kurang dari 28 muqaddam, istilah untuk guru mursyid dalam thariqah ini,
yang diperkirakan datang bersamaan dengan tibanya wali songo seperti Thariqah Kubrawiyyah, sampai yang baru masuk Indonesia di penghujung abad dua puluh, se
ketersambungan sanadnya sampai kepada Rasulullah. Kemu’tabaran suatu thariqah sekaligus juga menyiratkan kemurniannya dari pengaruh ajaran metafsik lain yang
Mu’tabarah An-Nahdliyyah, badan otonom NU yang melaksanakan mandat warga nahdliyyin seputar dunia pertarekatan. Dan saat ini Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’
Sebagaimana selama ini insan thariqah telah membuktikan jati dirinya melalui dakwah, dzikir dan perjuangan merebut kemerdekaan. Semoga!. (Kang Iftah, Januari 20
mursyid Thariqah di Jawa Saat Ini Setelah berkembang selama lebih dari enam abad, thariqah saat ini telah tersebar di seluruh nusantara. Pada awal abad dua puluh s
Naqsyabandiyyah Khalidiyyah dan Syadziliyyah. Tokoh pertama adalah Abah Anom. Kedudukannya sebagai seorang mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
tamunya, siapapun adanya dan apapun kepentingannya. Hidupnya dengan ikhlas dipersembahkan untuk melayani umat manusia. Belum lagi kemasyhuran pesantren
system yang diislamkan melalui mandi taubat, serangkaian shalat dengan dzikir ala Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Program yang semula diniatkan untuk me
putra kelima KH. Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) dari istri keduanya Hj. Juhriyah. Ia memang disiapkan ayahnya untuk meneruskan kepemimpina
mengaji ilmu fiqih di pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu alat dan balaghah di pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah dua tahun di Jambudipa ia melanju
silat dan hikmah kemudian diperdalam di pesantren Citengah Panjalu yang diasuh oleh Ajengan Junaidi, seorang ulama ahli ilmu alat dan hikmah. Kematangan ilmu A
sebelum wafat Abah Sepuh mengangkat Abah Anom menjadi wakil talqinnya, kemudian menjadi mursyid penuh Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah sekaligus pen
Anom ke dalam samudera riyadhah. Kecintaannya kepada pesantren, thariqah dan umat melarutkan hari-harinya dalam ibadah, tarbiyah dan doa. Sepanjang sisa hidu
menghabiskan seluruh waktunya dengan melakukan dzikir khafi. Setiap kali kantuk menyerang, Abah Anom segera berwudhu dan shalat sunah lalu melanjutkan dzikir
di negeri ini. Santri dan pengikutnya yang mencapai angka jutaan tersebar di seluruh Indonesia bahkan negeri-negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand d
Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN). Kini di usianya yang semakin senja, Abah Anom tidak lagi secara intens mendampingi santrinya. Tubuhnya yang semakin renta
Pengemban Amanat, yang terdiri dari KH. Zainal Abidin Anwar, KH. Dudun Nur Syaidudin dan KH. Nur Anom Mubarok. Namun demikian dengan sisa-sisa tenaga yang
Anom masih akan terus mengasuh jiwa-jiwa yang membutuhkan tetes demi tetes embun hikmah yang mengalir dari kejernihan telaga hatinya. Tokoh mursyid ternama
menambahkan kata Al-Utsmaniyyah di belakang thariqahnya yang merujuk kepada ayahandanya, K.H. Utsman Al-Ishaqi. Kiai Utsman yang masih keturunan Sunan G
Kiai Makki Karangkates Kediri dan Kiai Bahri Mojosari Mojokerto. Sepeninggal Kiai Musta’in (sekitar tahun 1977), Kiai Utsman mengadakan kegiatan sendiri di kediama
Utsman menjelang wafatnya. Di tangan Gus Rori jamaah thariqah tersebut semakin membludak. Uniknya, sebelum memegang amanah itu, Gus Rori memilih membuk
didekati banyak pejabat dan juga kalangan selebriti. Jemaah tarekatnya tidak lagi terbatas pada para pencinta tarekat sejak awal, melainkan melebar ke komunitas yan
sosok yang tidak banyak menuntut pelayanan layaknya orang besar, bahkan tak jarang ia sendiri yang menyajikan suguhan untuk tamu. Kini, ulama yang usianya seki
Ahad. Sedangkan untuk pembaiatan, baik bagi jemaah baru maupun jemaah lama, dilakukan seminggu sekali. Ada tiga macam pembaiatan yang dilakukan Kiai Asrori
ciri tarekat, yaitu zikir Jahri (dengan lisan) sebanyak 160 kali dan zikir khafiy (dalam hati) 1.000 kali tiap usai salat. Kemudian, ada zikir khusus mingguan (khushushiyah
sendiri diadakan dua minggu sekali. Minggu pertama untuk jemaah umum, sedangkan minggu kedua untuk kalangan khusus. Yang kedua ini menarik, karena yang had
misalnya, terdapat salah seorang tokoh besar yang sangat bersahaja. Dialah K.H. Muhammad Salman Dahlawi, pengasuh pesantren Al-Manshuriyah Popongan, Klate
K.H. Kafrawi. Dan dia merupakan cucu laki-laki tertua dari K.H.M. Manshur, pendiri pesantren yang sekarang ini diasuhnya. Kiai Manshur sendiri adalah putra dari Syai
oleh sang kakek, K.H.M. Manshur yang di kalangan pesantren Jawa Tengah termasyhur sebagai awliya, untuk melanjutkan tugas sebagai pengasuh pesantren sekalig
pemuada lain seusianya tengah menikmati puncak masa remajanya,–mau tidak mau- Gus Salman harus memangku jabatan pengasuh pesantren sekaligus mursyid. U
nyambangi pesantren yang diasuhnya di Popongan, yang selama Salman mondok di Kediri, diasuh oleh ayahnya sendiri, K.H.M. Mukri. Sebelum diangkat menjadi mur
dengan perkembangan jaman, pesantren yang diasuh oleh Kiai Salman juga mengalami perkembangan. Jika semula santri hanya ngaji dengan sistem sorogan dan ba
Al-Manshur Popongan terdiri tiga bagian : pesantren putra, pesantren putri dan pesantren sepuh yang diikuti oleh orang-orang tua yang menjalani suluk, lelaku tarekat.
(santri thariqah) yang datang untuk suluk dan tawajuhhan pada bulan-bulan tertentu. Belakangan, seiring dengan kian lanjutnya usia beliau, Kiai Salman tampaknya jug
intonasi suaranya tidak lagi sekeras dulu. Maka putra ketujuhnya yang lahir di Makkah inilah yang menjadi badalnya (pengganti) untuk memberikan pengajian-pengajia
hijriyah ini. Ketika berbicara dengan para tamunya Kiai Salman lebih sering menundukkan kepala sebagai wujud sikap rendah hatinya. Bahkan tidak jarang, beliau send
Darussalam. Namanya Teungku Dr. Muhibbudin Waly, putra dari Syaikh Muhammad Waly, seorang guru tarekat Naqsyabandiyah Waliyah di tanah Rencong yang bera
Pelumat, seorang wali Allah yang sangat termasyhur di tanah Minangkabau. Sebagaimana kedudukan pamannya, Syaikh Muda Waly juga mewarisi kharisma dan karo
sama berguru pada Sayyid Ali Al-Maliky, kakek dari Sayyid Muhammad bin Alawy bin Ali Al-Makky al-Maliky al-Hasany. Karena hubungan itu pula, ulama besar tersebu
Yasin kemudian memberikan ijazah atas semua hadits Rasulullah yang dikuasainya. Teungku Muhibbudin Waly belajar tarekat pertama kali dari ayahnya, yang membi
Kampary. Ahli Ushul Fiqh Saat itu di pesisir timur utara pulau Sumatera, ada dua orang guru mursyid besar yang tinggal di daerah Riau. Keduanya termasyhur min jum
awam. Belakangan Buya Muhibbudin Waly juga mendapat ijazah irsyad, menjadi guru mursyid, Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dari ulama kharismatik KH. Shohib
alim ulama memang sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, bahkan hingga kini. Buya menceritakan nasihat ayahandanya, “Jika kau bertemu dengan orang
Universitas Al-Azhar Kairo dengan disertasi tentang Pengantar Hukum Islam. Waktu kuliahnya terbilang singkat yang diselesaikannya tahun 1971. Kini, setelah kesibuk
hukum Islam yang sedang ditulisnya, sambil menyempurnakan buku ensiklopedi Tarekat yang diberi judul Kapita Selecta Tarekat Shufiyyah. Waktu senggangnya juga
kitab Jauharatut Tauhid) dan Nahjatuh an-Nadiyah ila Martabat as-Shufiyyah (Sebuah kitab di bidang ilmu Tasawuf). Sebagai pewaris darah pujangga-pujangga Minan
murid tarekatnya. Syair yang cukup panjang ini menceritakan tentang proses perjalanan suluknya, yang diselingi dengan doa tawasul kepada para pendiri tarekat-tarek
melayani umat. Karena itu ia membagi jadwal kegiatan bulannannya menjadi tiga. Bulan pertama Buya tinggal di Jakarta, bulan kedua ia habiskan di Aceh dan bulan k
puluh lalu ada beberapa pusat pengajaran thariqah Syadziliyyah di Jawa yang sangat besar, yaitu Pesantren Peta Tulungagung yang diasuh Kiai Abdul Jalil Mustaqim,
Zawiyyah Kacangan dipimpin oleh K.H. Idris dan Kanzus Shalawat yang diasuh Habib Luthfi Bin Yahya. Telah Wafat Namun sayangnya, sebagian besar pengasuh itu
sebagai Khalifah Thariqah Sadziliyyah sekaligus pemimpin tertinggi Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), organisasi pengikut tarekat ya
datang dari berbagai daerah di tanah air. Hampir 24 jam, pintu rumah ayah lima anak itu selalu terbuka untuk ratusan orang yang datang dengan berbagai keperluan. M
hatinya tinggal 20 persen yang berfungsi. Saya mohon Habib mendoakan suami saya,” kata seorang ibu suatu ketika sambil terisak. Dengan lembut, Habib Luthfi meng
menjadi kewajiban saya untuk menghormati tamu. Karena itu, saya selalu terbuka,” demikian jawab Habib Luthfi ketika ditanya tentang para tamunya. Selain melalui ko
Keesokan paginya, pukul 06.00 – 07.30 Habib Luthfi mengajarkan kitab fiqih Taqrib untuk kaum hawa. Selain kajian mingguan, setiap ba’da Subuh hari Jumat Kliwon,
Sudirohusodo. Meski banyak mengkaji tasawuf, majelis taklim tersebut terbuka untuk siapa saja. Untuk memasuki tarekat, menurut sang Habib, seseorang harus meng
tahu semua perintah oleh Allah, terutama shalat lengkap dengan syarat kelengkapannya, rukun, dan hal-hal yang membatalkannya. Ia juga harus memahami perkara y
syariat. Karena, pada dasarnya tarekat adalah cara bagaimana membuahkan syariat, sebagaimana dikatakan oleh kaum sufi ath-Thariqatu natijatusy-syariah (tarekat a
khas ulama tradisional. Kedalaman ilmunya juga dipadu dengan keluasan wawasan keumatannya, sehingga setiap kalimat mengalir dengan lancar dan penuh hikmah.
keistimewaan itu tidak datang dengan tiba-tiba. Beberapa ulama besar yang termasyhur sebagai waliyullah telah ikut menempanya sejak kecil. Sebut saja Habib Ahma
desa itu. Dari tokoh eksentrik itulah untuk pertama kalinya Habib Luthfi mempelajari ilmu kehidupan. Selain itu Habib Luthfi juga pernah berguru kepada Habib Syekh b
kepada Al-Habib Muhammad Abdul Malik bin Ilyas Bin Yahya, alias Mbah Malik. Setelah beberapa tahun berguru kepada waliyullah yang tinggal di Purwokerto, Jawa T
dikunjungi para guru mursyid dari berbagai negara, seperti Syaikh Hisham Kabbani, mursyid Tarekat Naqsyabandiyyah Haqqaniyyah dari Amerika Serikat dan Syaikh M
salang meminta ijazah atas sanad keilmuan yang dimiliki. (Kang Iftah, Januari 2008) Posted by Kang Turab at 11:29 AM 2 comments: Thursday, August 13, 2009 Renu
dan orang-orang di sekitarnya pun tidak merasa bahwa perbuatannya bertentangan dengan kode etik kemakhlukan. Suatu sore seorang pemuda sowan kepada seora
dua jam, si pemuda menjadi terpesona oleh gaya bicara sang mursyid yang berapi-api dan energik. Iseng-iseng ia lalu menanyakan usia kiai yang bertubuh tinggi keka
masih energik, tetapi seluruh gerak gerik dan langkah kaki sang mursyid pun masih mantap dan kokoh, seakan usianya baru 50 tahunan. Penasaran ia menanyakan re
bumi.” Pemuda yang semula sangat bersemangat itu langsung terhenyak. Kalimat tersebut begitu dalam maknanya, dan terus terngiang-ngiang di kepalanya sampai b
yang curahan kasih sayang-Nya menjangkau –bahkan- setiap nucleus, inti atom, yang tersebar di semesta raya. Tak ada satu makhluk pun yang dibiarkan-Nya hidup t
kepala keluarga --yang hanya karena telah memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya lalu-- merasa telah memberi rizki. Banyak juga majikan, yang karena telah memb
Naqsyabandiyah di Suryalaya. Bertingkah seperti tuhan, bukan sebuah problematika kontemporer. Dalam penggalan sejarah, Al-Quran mengabadikan kisah-kisah ora
bertingkah layaknya tuhan, seperti Qarun yang congkak dan takabur karena membanggakan kekayaannya yang melimpah ruah. Dan kini, di zaman modern, bertingkah
bertentangan dengan kode etik kemakhlukan. Takabur, misalnya, bagi manusia adalah ketergelinciran hati dari sifat ikhlas yang menghiasi kelurusan hidup. Karena ke
Dia akan memperkenankanmu untuk mengaku bersifat (dengan sifat) Allah, padahal Dia adalah Pengasuh semesta alam.” (Al-Hikam) Penangkal dari ketergelinciran in
semesta. Sementara, apapun yang dilakukan manusia adalah bagian dari proses perjalanan ta’abud, penghambaan diri, kepada sang Maha Raja. Maka bersikap seba
comments: Sunday, October 20, 2013 Thariqah Syadziliyyah Di Jawa Abad 19-20 GENEALOGI KEMURSYIDAN THARIQAH SYADZILIYYAH DI SALA Oleh Kang Iftah
15, bersamaan dengan masa keemasan perkembangan tasawuf akhlaqi yang ditandai dengan munculnya aliran-aliran thariqah di Timur Tengah. Fase itu sendiri telah
oleh kaum fuqaha yang sebelumnya menentang habis-habisan ajaran tasawuf falsafi yang kontroversial. Setelah Al-Ghazali sukses dengan konsep tasawuf moderatny
yang ajaran tasawufnya menjadi dasar Thariqah Qadiriyyah. Ada juga Syaikh Najmudin Kubra (wafat 1221 M), sufi Asia Tengah pendiri Thariqah Kubrawiyyah; Syaikh
menjadi fase pertumbuhan Thariqah Naqsyabandiyyah yang didirikan oleh Syaikh Muhammad Bahauddin An-Naqsyabandi (wafat 1389) dan Thariqah Syathariyyah ya
bercorak sufistik itulah yang membuat penduduk nusantara yang semula beragama Hindu dan Buddha menjadi sangat tertarik. Tradisi dua agama asal India yang kaya
dilacak.[2] Meski begitu, beberapa catatan tradisional di keraton-keraton sedikit banyak bercerita tentang aktivitas thariqah di kalangan keluarga istana raja-raja muslim
fase belajarnya Sunan Gunung Jati pernah melakukan perjalanan ke tanah Suci dan berjumpa dengan Syaikh Najmuddin Kubra dan Syaikh Abu Hasan Asy- Syadzili.
Sunan Gunung Jati yang hidup di abad 16 dengan Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili yang wafat di abad 13, apalagi dengan Syaikh Najmudin Kubra yang wafat pada tah
pertama yang membawa Thariqah Kubrawiyyah dan Syadziliyyah ke tanah Jawa. Thariqah lain yang masuk nusantara pada periode awal adalah Thariqah Qadiriyyah,
menjadi tujuan belajar utama santri Jawah adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Sammani (wafat 1775 M), penjaga makam Rasulullah SAW, yang produktif
metode berzikir baru yang belakangan dikenal sebagai wirid Thariqah Sammaniyyah.[5] Seiring kepulangan santri Jawah yang telah selesai belajar di tanah suci, menje
memiliki tradisi yang merupakan perpaduan dari berbagai thariqah terkenal. Jejak Thariqah Qadiriyyah dan Rifa’iyyah, misalnya, bisa dikenali lewat kesenian debus yan
komunitas Melayu di Cape Town, Afrika Selatan, yang mungkin mendapatkannya dari Syaikh Yusuf Al-Makassari dan murid-muridnya. Selain dua thariqah tersebut, de
Sambasi (wafat 1878). Sufi besar itu mempunyai tiga orang khalifah (asisten, yang kelak bisa menggantikan sebagai guru utama), yakni Syaikh Abdul Karim Banten, S
At-Tijani (1737 – 1815) Sufi dari Afrika Utara. Karena usianya yang masih muda, thariqah ini baru masuk Indonesia setelah tahun 1920an, melalui Jawa Barat. Pembaw
seputar abad 19-20. Yang paling besar tentu saja Thariqah Naqsyabandiyyah Khalidiyyah (TNK), hasil pembaruan dari thariqah Naqsyabandiyyah yang dilakukan oleh
melalui Syaikh Ismail Al-Minangkabawi, yang mengajar di Singapura, di abad 19. Melalui tokoh mendapat ijazah dari Syaikh Abdullah Barzinjani (khalifah Maula Khalid
Sulaiman Zuhdi, khalifah thariqah tersebut membuka zawiyyah di Jabal Abi Qubais, Makkah Al-Mukarramah. Untuk wilayah Jawa, misalnya, Syaikh Sulaiman menunju
pengganti. Sementara kekhalifahan Syaikh Muhammad Hadi Girikusumo dilanjutkan oleh putranya Kiai Manshur Popongan Klaten, lalu oleh cucunya Kiai Salman Dahl
Sepeninggal Mbah Malik kemursyidan Naqsyabandiyyah diteruskan murid kesayangannya, Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim Bin Yahya di pekalongan. Sementara kemu
Thariqah Naqsyabandiyyah Khalidiyyah, Kiai Abdul Malik juga mewariskan ijazah kemursyidan beberapa thariqah kepada Habib Luthfi Bin Yahya, salah satunya adalah
Kiai Abdul Malik, Thariqah Syadziliyyah di Jawa juga dibawa oleh K.H. Muhammad Dalhar Watucongol, Muntilan, dan Kyai Siroj, Payaman, Magelang; K.H. Ahmad Ng
mata rantai sanad yg sama: Kyai Ahmad, Kyai Abdullah, Kyai Abdurrahman, Mbah Malik dan Mbah Dalhar mendapatkan ijazahnya dari Syaikh Ahmad Nahrowi Muhtar
Muhammad Shalih Al-Mufti Al-Hanafi.[10] Masih banyak lagi thariqah-thariqah lain yang saat ini terus tumbuh dan berkembang di tanah air, baik yang mu’tabar (keabsa
seperti Thariqah Naqsyabandiyyah Haqqaniyyah atau Syadziliyyah Darqawiyyah yang dibawa para alumnus Damaskus, Syiria[11]. Namun demikian, meski secara um
mengalami kemandegan bahkan hilang sama sekali. Salah satunya adalah pusat pengajaran thariqah Syadziliyyah di Kota Solo. Pada masa keemasaannya, Kota Solo
kharismatik, yaitu K.H. Idris, pengasuh Pondok Pesantren Jamsaren, dan K.H. Ahmad, pengasuh Pesantren Ngadirejo Klaten. Pada era selanjutnya, juga dikenal tokoh
nama tersebut hanya Kyai Idris Jamsaren, Kyai Abdul Mu’id Tempursari, dan Kyai Ma’ruf yang mempunyai hubungan keluarga sekaligus hubungan guru murid. Setelah
penggantinya. Namun sayang, ketika Kyai Ma’ruf wafat, regenerasi kemursyidannya berhenti, seperti halnya mursyid-mursyid Thariqah Syadziliyyah lain di Solo dan se
Kemunculan Thariqah Sepeninggal Nabi SAW, fitnah besar terjadi di separuh terakhir masa pemerintahan Al-Khulafaur Rasyidun, dan semakin menghebat pada masa
kelompoknya dan mengalahkan kepentingan rakyat kebanyakan. Dan akhirnya berujung pada munculnya “pemberontakan” yang digerakkan oleh golongan khawarij, s
kembali kepada ajaran agama dan kembali memakmurkan kehidupan rohani. Mereka berpendapat bahwa kehidupan rohani yang terjaga dan terpelihara dengan baik a
mati) itu pula yang belakangan mereka yakini telah menghancur leburkan Daulat Bani Umayyah dan Daulat Bani Abbasiyyah. Meski keduanya pernah termasyhur seba
Zuhhad pada mulanya merupakan kegiatan sebagian kaum muslimin yang semata- mata berusaha mengendalikan jiwa mereka dan menempuh cara hidup unuk menc
yang lebih murni, bahkan lebih mendalam, yaitu mencapai hakekat ketuhanan dan ma’rifat (mengenal) kepada Allah yang sebenar-benarnya, melalui riyadhah (laku pih
mereka tempuh dimulai dengan takhalli (mengosongkan hati dari sifat-sifat tercela), lalu tahalli (menghiasi hati dengan sifat yang terpuji), lalu tajalli (mendapatkan penc
atau sufisme. Bersamaan munculnya Tasawuf di akhir abad kedua hijriah, lahir juga istilah thariqah yang perlahan mulai menemukan bentuknya sebagai sebuah sistem
wal fikr, metode penalaran kelompok orang yang menggunakan akal dan pikiran. Thariqah yang pertama lebih menekankan pada dzauq (rasa) sedangkan yang kedua
Pengertian terakhir inilah yang lebih banyak difahami orang banyak ketika mendengar kata thariqah atau tarekat. Pada perkembangan berikutnya, berkembang perbed
menggapai ridha dan cinta Allah SWT. Perbedaan metode itulah yang akhirnya memunculkan aliran-aliran thariqah yang namanya diambil dari tokoh-tokoh sentral alira
pembimbing thariqah yang telah memperoleh izin dan ijazah dari guru mursyid di atasnya, yang terus bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW sebagai
Mursyid mempunyai kedudukan yang penting dalam ilmu thariqah. Karena ia tidak saja pembimbing yang mengawasi murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah sehari-
merupakan washilah (perantara) antara si murid dengan Allah Swt. Demikian keyakinan yang terdapat dikalangan ahli thariqah.[14] Oleh karena itu, jabatan ini tidak bo
Muhammad Amin Al-Kurdy, salah seorang tokoh Thariqah Naqsyabandiyah yang bermazhab Syafi’i, menyatakan, yang dinamakan Syaikh/Mursyid adalah orang yang
pengajarannya dari seorang mursyid yang mempunyai maqam (kedudukan) yang lebih tinggi darinya, yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah Muhammad S
mursyid yang mu’tabar, diakui keabsahanya, itu tidak boleh diangkat dari seorang yang bodoh, yang hanya ingin menduduki jabatan itu karena nafsu. Mursyid merupak
yang benar di atasnya, menurut Al-Kurdy, maka mursyidnya adalah syetan. Seseorang tidak boleh melakukan irsyad (bimbingan) dzikir kepada orang lain kecuali setel
Abdul Qadir Jailani, sebagaimana dikutip oleh Syaikh Ja’far bin Abdul Karim Al-Barzanji, menetapkan syarat menjadi mursyid lebih luas lagi: memiliki keilmuan standar
menjadi penasehat bagi murid-muridnya dalam hampir seluruh aspek kehidupannya: politik, ekonomi, budaya, sosial dan pendidikan. Di luar urusan pendidikan dan ka
sekedar hasil pemikiran dan ijtihad dari gurunya, melainkan hasil petunjuk dari Allah Ta’ala dan Rasulullah, sebagai pemilik dan guru sejati ilmu thariqah. Karena penga
otentisitas sanad kemursyidan melalui jalur spiritual, upaya penjagaan lahiriah juga diupayakan para guru mursyid dengan selalu menghadirkan empat orang saksi dala
seseorang, yang berpotensi merugikan umat Islam yang ingin mempelajari dan mengikuti thariqah shufiyyah. Karena prosesnya yang diyakini murni bersumber dari pe
diharapkan anaknya akan menggantikannya sebagai mursyid kelak sepeninggal sang ayah. Juga tidak dengan mudah diharapkan, jika ada seorang mursyid yang mem
penggantinya, sehingga garis kemursyidannya pun terputus.[19] Selain Mursyid atau Muqaddam, yang berhak mengajarkan thariqah, menerima bai’at dan mengangk
menerima pembai’atan, kepada umat Islam, tetapi tidak berhak mengangkat mursyid baru. Sedangkan Badal adalah seorang sufi, murid senior dari seorang mursyid, y
seorang guru mursyid wafat dan tidak mengangkat pengganti, maka demi keberlangsungan suluknya, para murid diharuskan melanjutkan pelajaran, bai’at dan sulukny
kampung di wilayah al-Maghrib al-Aqsha yang sekarang dikenal dengan Maroko, pada tahun 593 H (1197 M), dan wafat di Humaitsara, Mesir pada tahun 656 H (1258M
Beliau juga mengajarkan pada muridnya untuk bersikap zuhud pada dunia dan iqbal (perasaan hadir di hadapan Allah). Beliau juga mewasiatkan agar para muridnya m
rahasia maupun terbuka. b. Mengikuti sunnah Nabi dalam perkataan maupun perbuatan. c. Berpaling dari makhluk (tidak menumpukan harapan) ketika berada di depa
mereka untuk mengiringi thariqahnya dengan dzikir-dzikir dan do’a– do’a sebagaimana termuat dalam kitab-kitabnya, seperti Al-Ikhwah, Hizb Al-barr, Hizb Al-Bahr, Hiz
thariqah ini kian digemari di Indonesia karena amalan wiridnya yang ringan, mudah dan tidak memakan banyak waktu, sangat cocok u ntuk kalangan pegawai atau kar
dalam Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah, organisasi para pengamal thariqah mu’tabarah yang bernaung di bawah Nahdlatul Ulama. Thariqah Da
Catatan lain memperkirakan Thariqah Syadziliyyah masuk ke Jawa Timur pada pengujung abad 18. Pembawanya adalah Mbah Mesir atau Syaikh Maulana Abdul Qad
jelas dan detail tentang penyebaran Thariqah Syadziliyah di Jawa baru ada di abad 19, ketika para santri Jawa yang sebelumnya berbondong-bondong belajar di Makk
Makkah. Sementara guru-guru mursyid Syadziliyyah Jawa yang lain belajar pada generasi sesudah Syaikh Shalih, yakni Syaikh Ahmad Nahrawi Muhtaram, ulama Har
Syaikh Ahmad Nahrawi Muhtaram antara lain : K.H. Muhammad Dalhar Watucongol, Muntilan, dan Kyai Siroj, Payaman, Magelang; K.H. Ahmad Ngadirejo, Klaten; Kya
Dalhar, ijazah kemursyidan itu turun kepada putranya K.H. Ahmad Abdul Haqq (Mbah Mad Watucongol), Abuya Dimyathi (Cidahu, Pandeglang) dan Kyai Iskandar (Sa
kemudian diturunkan kepada K.H. Mustaqim Tulungagung. Kemursyidan Kiai Mustaqim kemudian dilanjutkan oleh K.H. Abdul Jalil Mustaqim, pengasuh Pondok Pesan
Kyai Mustaqim juga mengangkat beberpa khalifah. Salah khalifah Kyai Mustaqim yang paling terkenal dan legendaris adalah K.H. Abdul Hamid, Kajoran. Menjelang wa
menggantikannya.[26] Dari jalur Kyai Abdullah bin Abdul Muthalib, Kaliwungu, ijazah kemursyidan turun kepada K.H. Sami’un, pendiri pesantren Parakonje, Banyumas
Sumolangu, Kebumen, thariqah ini turun temurun diwariskan kepada putra-putranya Syaikh Mahfuzh dan Syaikh Thoifur, lalu pada generasi sesudahnya, K.H. Chanifu
Jamsaren tumbuh pesat sebagai pusat pengajaran agama Islam yang cukup disegani di Jawa Tengah bagian selatan. Apalagi dengan menyandang kedudukan sebag
Abdul Mu'id bin Thohir, keturunan Kyai Imam Rozi, salah seorang senopati Pangeran Diponegoro yang bergelar Singomanja. Ketika kemursyidan berada di tangan Kya
mendidik ribuan murid. Salah satu yang kemudian diberi ijazah kemursyidan adalah putra tertuanya, K.H.R. Ma'ruf Mangunwiyoto. Karena kealimannya, Kyai Ma’ruf dim
Solo. Ketika pecah perang kemerdekaan, Kyai Ma’ruf yang kharismatik dan menjadi salah satu tokoh besar thariqah Syadziliyyah di Jawa pun ikut aktif menggerakkan
kekhalifahan kepada K.H. Soeratmo bin K.H. Amir Hasan, yang lebih dikenal dengn nama Mbah Kyai Idris Kacangan, Boyolali. Selain mendapat ijazah dari Tempursar
mengangkat salah seorang muridnya menjadi mursyid yakni Kyai Shodiq Pasiraja Banyumas. Hanya kepada Kyai Shodiq. Bahkan Kyai Ma’ruf tidak menurunkan kemu
Ma’ruf berakhirlah garis kemursyidan thariqah Syadziliyyah di Solo, sebab Mbah Idris Kacangan pun hanya memiliki ijazah kekhalifahan yang tidak bisa diwariskan.[29]
dan ajaran thariqah yang menegaskan bahwa kemursyidan seseorang adalah kehendak Allah dan Rasul-Nya, bukan atas kemauan sang mursyid sendiri. Hanya alasa
Bahkan dalam konteks tertentu, seorang mursyid pun tidak mengangkat khalifah baru, ketika seorang khalifah wafat. Habib Luthfi, misalnya, ketika diminta mengangka
kemauan kita, tapi kehendak sang pemilik thariqah tidak demikian.—garis silsilahnya hanya sampai di sini,- penulis).[31] Mengikuti tradisi keilmuan thariqah, murid-mur
secara kasuistik justru mengibarkan bendera kemursyidan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai