Kidul Lumajang
cukup tua di wilayah Kabupaten Lumajang. Secara legal formal pesantren ini
jurusan Tanggul, pesantren ini mulai dirintis sejak 78 tahun yang silam.
Pesantren ini bermula dari sebuah majlis taklim yang dirintis oleh RKH
dari sebuah keprihatinan salah seorang alumni pesantren yang dikenal dengan
Kyai Zainal Abidin, melihat kondisi, tatanan sosial dan budaya masyarakat
Desa Banyuputih Kidul yang sangat jauh dari nilai-nilai ajaran Islam. Budaya
Kyai yang lebih akrab dengan sebutan Kyai Haral ini adalah seorang
tuna netra yang terkenal kaya raya dengan sawah dan ladangnya yang sangat
luas. Melihat kondisi masyarakat di atas, Kyai Haral yang pernah menyantri
1
Laporan Dokumen Pesantren, 01 Januari 2019
49
50
keinginan untuk mendirikan majlis taklim dalam rangka membina moral dan
akhlak masyarakat sekitar yang sangat jauh dari norma-norma ajaran Islam.
bantuan kepada salah satu ulama‟ yang juga guru beliau sendiri yaitu RKH.
Sirajuddin bin Nashruddin bin Itsbat. Menurut beberapa catatan, hal ini
ketawaddluan dan tanpa kenal lelah, rela mendatangi satu rumah ke rumah
yang lain untuk menanamkan nilai-nilai tauhid dan ajaran Islam, sebagimana
RKH. Sirajuddin dan Kyai Haral serta dibantu oleh masyarakat sekitar
berhasil membangun sebuah masjid sebagai sarana ibadah. Hari demi hari
fungsi masjid pun kian berkembang, bukan sekedar tempat ibadah tapi juga
2
Laporan Dokumen Pesantren, 01 Januari 2019.
51
Masyarakat pun mulai banyak berdatangan untuk belajar ilmu agama. Untuk
yang banyak pula. Untuk itu, RKH. Sirajuddin yang tidak bisa menetap di
Miftahul Arifin, salah satu santri seniornya sebagai guru tugas untuk
itu Kyai Sufyan diganti dengan guru tugas berikutnya yang juga santri senior
Banyuputih karena putra beliau Lora Zuhri bin Sirajuddin yang dipersiapkan
belum resmi didirikan, karena belum ada pengasuh yang tinggal menetap di
3
Laporan Dokumen Pesantren, 01 Januari 2019.
52
digantikan oleh guru tugas. Baru pada tahun 1957, setelah RKH. Zuhri
didirikan dengan ditandai piagam resmi dari pemerintah provinsi Jawa Timur.
Miftahul Ulum Bettet Pamekasan dan juga nama madrasah Miftahul Ulum PP
asuhan RKH. Zuhri, semakin berkembang. Jumlah santri pun kian hari
semakin meningkat pesat dan santri dari berbagai daerah luar wilayah
Namun demikian, sarana dan bangunan fisik pondok santri saat itu masih
sangat sederhana dan jauh dari kemewahan. Asrama santri hanya berupa
gubuk bambu yang dibangun oleh santri sendiri. Konon, pernah ada beberapa
santri membangun asrama tembok (seperti asrama saat ini), namun ketika
KHR. Zuhri yang terkenal zuhud dan wira‟i mengetahui hal tersebut, Beliau
4
Laporan Dokumen Pesantren, 01 Janauari 2019.
53
dan tawakkal kepada Allah, menjauhi kemewahan hidup duniawi yang fana
Hari berganti hari, bulan berganti demi bulan, tahun pun terus berganti,
membimbing para santri untuk menjadi orang yang mutafaqqih fiddin serta
waktu dan usia, tanpa disangka, RKH. Zuhri pun akhirnya dipanggil oleh Ar-
Rafiq Al-A‟la Dzat Yang Maha Kuasa. Menurut penuturan salah satu khadim-
nya, RKH. Zuhri wafat pada malam rabu tahun 1982 tepatnya pada bulan
Sya‟ban.
dilanjutkan oleh menantu beliau yang juga masih sepupu yaitu RKH. M.
berlangsung selama 8 tahun, yaitu dari tahun 1982 sampai dengan 1990 M.
perlahan-perlahan mulai dibangun dari tembok dan tidak lagi terbuat dari
meliputi pendidikan diniah saja, tetapi juga membuka pendidikan formal, dari
54
tingkat Ibtidaiah atau SD sampai tingkat Aliah atau SMA. Pada tahun 1983,
setingkat SLTP, yaitu MTs Miftahul Ulum. Setahun kemudian yaitu pada
saja, tetapi juga bergerak di bidang sosial dan dakwah. Yayasan tersebut
PPMU kepada RKH. M. Husni Zuhri, putra bungsu RKH. Zuhri bin
bin Zain Al-Yamani. Kepemimpinan RKH. M. Husni Zuhri yang juga adik
tidak jauh dari PPMU, yaitu di Dusun Karang Baru Desa Banyuputih Kidul.
5
Laporan Dokumen Pesantren, 01 Januari 2019.
55
Sejak tahun 1990 hingga sekarang di bawah asuhan RKH. Husni Zuhri,
dengan kapasitas 12 lokal dan beberapa perkantoran. Bahkan pada tahun 2013
(STIS), yang diresmikan oleh Syaikh Muhammad bin Ismail Az-Zain Al-
H.
dapat dibagi menjadi 2 masa atau periode; yaitu masa rintisan dan masa pasca
6
Laporan Dokumen Pesantren, 01 Januari 2019.
56
maka dari itu Pondok Pesantren Putri Miftahul Ulum Lumajang menyiapkan
pelayanan konsumsi dapur umum, salah satunya tanak nasi dengan jumlah
tenaga kerja sembilan orang. Dimana dalam menanak nasi itu dengan dua
tahap yakni tahap pagi dan sore. Mereka akan menerima upah setiap satu
bulan sekali. Dan upah tersebut diperoleh dari hasil penjualan kartu catering
dengan harga satu kartu empat ribu rupiah. Berikut contoh rinciannya :
Tabel 1.2
6. JUMLAH 453.000
8.
25. JUMLAH
31. JUMLAH
37. JUMLAH
49. JUMLAH
55. JUMLAH
61. JUMLAH
Sisa dari saldo dalam setiap satu bulan sekali dijumlah dan akan
dikurangi untuk pembayaran upah para tenaga kerja sesuai dengan jumlah
hari para tenaga kerja bekerja, jika masih ada jumlah uang yang tersisa maka
Ulum Lumajang
Tabel 1.3
BANYUPUTIH KIDUL-JATIROTO-LUMAJANG
PENGASUH
K. H. M. HUSNI ZUHRI
KETUA I KETUA II
Keterangan :
Garis Instruktif
Garis Koordinatif
68
Tabel 1.4
STRUKTUR PELAYANAN
KETUA
IBU ROHAIYAH
ROHIMAH
HALIMAH HUSNUL .KH.
B. TUKI
KORDINATOR BAGIAN NASI KORDINATOR BAGIAN LAUK PAUK KORDINATOR BAGIAN KUE
ANGGOTA SORE
1. B.ROMLAH
2. B.SUS
3. MASRUROH
4. MAULANA
5. ROMLAH
TATA TERTIB :
1. Setiap Anggota (bagian menanak nasi, lauk pauk, dan kue) tidak
boleh merangkap kecuali yang menanak nasi.
69
Tabel 1.5
DAERAH SANTRI
BULAN JUMLAH
A C D E Aktif Berhenti
DZUL HIJJAH
MUHARROM
SHAFAR
RABI’UL AWAL
RABI’UL AKHIR
JUMADIL ULA
JUMADIL AKHIR
ROJAB
SYA’BAN
RAMADHAN
70
Lumajang7
ditetapkan. Sebagaimana hasil wawancara dari Mbak Ulfah selaku pemberi upah
menyatakan bahwa :
“Tiap bulen, satu bulan sekali, enggi bedeh ekorangin sesuai kalaben
arennah.”8
Setiap bulan, satu bulan sekali, ia ada, dikurangi sesuai dengan hitungan
hari para tenaga kerja bekerja.
Hal ini juga senada dengan hasil wawancara dari Ibu Misnati dengan
panggilan Buk Sus selaku tenaga kerja menerangkan bahwa sistem pengupahan
dilakukan secara:
7
Laporan Dokumen Pesantren 05 Januari 2019.
8
Ulfah Lutfiah, Wawancara (Banyuputih Kidul, 28 Januari 2019)
71
Hasil penelitian yang juga dilakukan oleh peneliti, untuk menetapkan upah
yang sesuai dengan Hukum Ekonomi Syari‟ah maka harus memenuhi beberapa
aspek diantaranya:
“Enten tak ekebele, enggi tak kebele, oning hukummah jek lamon
nambu esebutagi tapeh jekrengan nikah ampon senikah, karenah deri
bek lambe‟en pon.12
9
Misnati, Wawancara (Banyuputih Kidul, 02 Januari 2019)
10
Suliha, Wawancara (Banyuutih Kidul, 03 Januari 2019)
11
Romlah, Wawancara (Banyuputih Kidul, 03 Januari 2019)
12
Ulfah Lutfiah, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 02 Februari 2019).
72
Tidak dikasih tahu, ia saya tahu kalau dalam hukum itu harus
disebutkan, tetapi bagaimana lagi, karena dari dulu-dulunya sudah
begini.
Senada dengan hasil wawancara dari Ibu Misnati dengan panggilan Buk
“Bunten, cokop ekebele tanak empak areh, yak Buk Sus atanak empak
areh, enggi enggi tak ekebele, kuleh tak kebereden sekaleh sanajen tak
ekebele, tak napah, tak aomongan nikah kuleh, tak anoh masalah
bejeren, tak masalah, nabeng barokah, make neremah sebulen sekalean
kuleh padeh tak kebereden, ben pole Alhamdulillah cokop.”13
Tidak, cukup dikasih tahu tanak empat hari, ini Buk Sus tanak empat
hari, ia tidak dikasih tau, saya tidak keberatan sama sekali meskipun
tidak dikasih tau, tidak masalah, saya tidak bicara masalah itu, tidak
bicara masalah bayaran, tidak masalah, mengejar barokah, meskipun
menerima satu bulan sekali saya juga tidak keberatan Alhamdulillah.”
Sedangkan Ibu Suliha yang juga selaku tenaga kerja menyatakan :
“Enjek, tak ekebele keng engkok la alakoh, njek, tak rapah, ngamri
barokah, ye nyaman lah nak, etembeng alakoh eluar, alakoh matton
aruah tak etemmoh, jekrengan alakoh ebesabe ruah kan panas mun
edissak kan enjek”14
Tidak, tidak dikasih tau cuma saya ya sudah bekerja, tidak masalah,
mencari barokah, ia enak sudah nak, daripada bekerja di luar, bekerja
buruh tani itu bayarannya tidak tetap, kalau bekerja di sawah itu kan
panas kalau disana kan tidak.
Ibu Romlah sebagai tenaga kerja juga menyatakan :
“Bunten, tak rek berrek napah, make tak ekebele, jekrengan kuleh
alakoh nikah keng ngamri barokah pole.”15
Tidak keberatan, meskipun tidak dikasih tau, karena saya bekerja
sambil mencari barokah.
2. Membayar upah sebelum keringatnya kering
menerapkan hal tersebut, tetapi dalam memberikan upah kepada tenaga kerja
13
Misnati, Wawancara (Banyuputih Kidul, 01 Februari 2019)
14
Suliha, Wawancara (Banyuputih Kidul, 03 Januari 2019)
15
Romlah, Wawancara (Banyuputih Kidul, 01 Februari 2019)
73
tidak pernah menunda-nunda dan selalu tepat waktu sesuai dengan perjanjian
dan kesepakatan.
menyatakan :
“Bunten mbak, tak dek nikah, tapeh e awel bulen, tiap tanggel duek,
pasteh pon, enggi ekebele, jek lamon tiap tanggel duek deknikah.”16
Tidak mbak, tidak seperti itu, tetapi di awal bulan, setiap tanggal dua,
sudah mesti, ia dikasih tau kalau akan menerima setiap tanggal dua.
Hal tersebut juga senada dengan pernyataan Ibu Misnati dengan
“Ten, tak pas lastareh atanak langsong ebejer tak senikah ten, caen se
gellek kassak pon tiap sebulen sekalian, manabi la tanggel duek, nikah
masteh pon, enggi epareng oning sabbennah jek neremah sebulen
sekalian dek nikah.”17
Tidak, tidak pas setelah selesai tanak itu langsung dibayar, katanya tadi
itu setiap satu bulan sekali, kalau sudah tanggal dua, itu sudah pasti, ia
dikasih tau kalau nerima satu bulan sekali.
Senada juga dengan Ibu Suliha menyatakan :
“Enjek nak sebulen sekalian, tiap tanggel duek riah lah nak, masteh
lah, iyeh ekebele jek neremah sebulen sekalian tanggel seberieh
deyyeh.”18
Tidak nak satu bulan sekali, setiap tanggal dua nak, itu sudah mesti, ia
dikasih tahu kalau nerima satu bulan sekali tanggal sekian.
Ibu Romlah juga menyatakan :
“Gi enten, ben bulen, tanggel duek biasannah, tanggel umum, genikah
pon, enggi epareng oning.”19
Ia tidak, setiap bulan, biasanya tanggal dua, tanggal Masehi, ia dikasih
tahu.
Nilai-nilai keadilan dan kelayakan dalam sistem pengupahan :
16
Ulfah, Wawancara (Banyuputih Kidul, 05 Januari 2019)
17
Misnati, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 03 Januari 2019).
18
Suliha, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 03 Januari 2019).
19
Romlah, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 03 Januari 2019).
74
a) Keadilan
menyatakan :
Hasil wawancara dari Ibu Misnati dengan panggilan Buk sus selaku
“Adil pon, jek manabi tak masok kakruah epotong jek senapah areh dek
nikah, teros manabi bedeh se tak masok dek nikah kan kalakoan kassah
jen benyak gi kassak benyaan kuleh neremannah tak kadih biasannah
ten, enggi mon bedeh potrepot kassak, enggi olle, laen obengah tanaan
laen, obengah potrepot gi laen, benni karo obeng kadeng beres pole.”21
Sudah adil, kalau tidak masuk itu dipotong berapa hari gitu, terus kalau
ada yang tidak masuk kan pekerjaan itu tambah banyak, ia itu nanti
saya nerima tidak seperti biasanya, ia kalau ada pekerjaan tambahan itu,
ia dapat, uang tanaan lain, uang pekerjaan tambahan itu lain juga, bukan
hanya uang terkadang juga dapat beras.
Senada dengan hasil wawancara dari Ibu Suliha sebagai tenaga kerja
menyatakan :
“Adil lah nak, nyaman etembeng alakoh matton, yeh mon tak masok
yeh bedeh ka korangnah nak, jek la tak masok, mon bedeh potrepot
ruah olle sangoh, olle beres, iyeh laen tanaan laen dingla potrepot yeh
laen, engak dingla bulen hajji bik molotan ruah, pas dingla kancah tak
masok ruah pole klakoan kan jen abit jen berrek aroah deggik olle tak
engak biasannah.”22
Adil sudah nak, ketimbang bekerja buruh tani, ia kalau tidak masuk itu
ada kekurangannya nak, kan tidak masuk, kalau ada pekerjaan
tambahan itu dapat sangu, dapat beras, ia lain tanaan lain, pekerjaan
tambahan itu lain, seperti bulan Dzul Hijjah dan Bulan Maulid, kalau
20
Ulfah, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 05 Maret 2019).
21
Misnati, Wawancara,(Banyuputih Kidul 07 Maret 2019).
22
Suliha, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 07 Maret 2019).
75
teman ada yang tidak masuk pekerjaan kan tambah lama tambah berat
itu nanti dapat tidak seperti biasanya.
“Iyeh adil, iyeh ekorangin kan tak masok, pas dekremmah jekrengan la
tak masok, iyeh mon bedeh potrepot engak imtihan ruah yeh olle
sangoh, olle beres, iyeh laen pessennah tanaan laen ajiah yeh olle
laen.”23
Ia adil, ia dikurangi kan tidak masuk, bagaimana lagi kan tidak masuk,
ia kalau ada pekerjaan tambahan seperti Haflatul Imtihan itu ia dapat
sangu, dapat beras, ia lain uang tanaan lain yang itu dapat lain.
b) Kelayakan
Hasil wawancara dari Ibu Misnati dengan panggilan Buk Sus selaku
Layak. Alhamdulillah sudah layak, sudah pantas dengan apa yang saya
lakukan, saya bersyukur bisa buat biaya anak sekolah, buat biaya
sehari-hari sudah tidak kurang.
Senada dengan Ibu Suliha yang juga selaku tenaga kerja menyatakan :
“Iyeh layak lah nak, Alhamdulillah, pantes lah bik se eklakoh, iyeh
biaya rebenareh, gebey anak sekola, nyaman lah.”25
“Layak pon, cek layaken, seimbang bik lakonnah lah, gebey kasaarean
, gebey biayannah anak monduk,sebereng lah, nyaman lah.”26
23
Romlah, Wawancara, (Banyuputih Kidul 07 Maret 2019).
24
Misnati, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 07 Maret 2019).
25
Suliha, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 07 Maret 2019).
26
Romlah, Wawancara, (Banyuputih Kidul, 07 Maret 2019).
76
Nya dengan keyakinan untuk selalu terus berusaha dan tidak berpangku
mencari karunia Allah SWT di muka bumi melalui berbagai proses yang
satunya adalah kerjasama antara manusia, yaitu satu pihak dengan penyedia
jasa atau tenaga dan pihak lain yang menyediakan pekerjaan yang disebut
majikan. Hal tersebut dilakukan untuk pihak penyedia tenaga kerja akan
mendapatkan upah dari penyedia jasa yang sesuai dengan perjanjian diawal
akad. Hukum Ekonomi Syari‟ah adalah salah satu hukum yang sesuai dengan
jumlah santri pada tahun ajaran 2018-2019 sebanyak ± 1999 santri28 yang
tentunya tidak mungkin jika mereka menyiapkan konsumsi sendiri, maka dari
27
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah, (Cet 3; Jakarta: Prenada Media Group, 2016), h. 1
28
Laporan Laporan Dokumen Pesantren Putri Miftahul Ulum
77
Mengajar (KBM) santri. Salah satu bentuk dari dapur umum ialah tanak nasi
pengupahan terbagi delapan macam, tetapi dari hasil analisis yang peneliti
dimana upah tersebut diberikan setiap satu bulan sekali dan setiap tanggal
dua. Begitupun hasil analisis dari ketiga informan Ibu Misnati, Ibu Suliha dan
Ibu Romlah selaku tenaga kerja, mereka juga menyatakan bahwa sistem
29
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2007),h.72-73.
30
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, h.72-73.
78
menurut Mbak Ulfah selaku pemberi upah menyatakan bahwa jumlah upah
tersebut dihitung sesuai dengan hari para tenaga kerja bekerja. Begitupun
hasil analisis dari ketiga informan Ibu Misnati, Ibu Suliha dan Ibu Romlah
upah potongan dimana jumlah upah mereka akan dipotong sesuai dengan
sistem upah jangka waktu dan sistem upah potongan, dimana tenaga kerja
akan menerima upah setiap satu bulan sekali dan setiap tanggal dua. Upah
akan dipotong apabila ada tenaga kerja yang tidak masuk dan akan dihitung
Lumajang
Syari‟ah :
79
upah harus menyebutkan upah yang akan diterima para tenaga kerja
tidak tahu akan soal tersebut tetapi pemberi upah sudah mengikuti adat
31
Elfa Fitri Angga Wati, Sistem Pengupahan Pada Meubel Siti Dalam Perspektif Hukum Ekonomi
Syariah, Skripsi, h. 31.
32
Machfuddin Aladip, Terjemah Bulughul Maram, PT Karya Toha Putra, 2012,h. 459-460.
80
Ulum Lumajang belum sesuai dengan Hadis Nabi, dimana pemberi upah
harus menyebutkan terlebih dahulu upah yang akan diterima oleh tenaga
awal akad, bukan karena tidak tahu soal tersebut, tetapi karena sudah
mengikuti adat yang sudah ada. Begitupun hasil wawancara dari ketiga
informan Ibu Misnati, Ibu Suliha dan Ibu Romlah selaku tenaga kerja
33
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Cet, 1: PT Gelora Aksara Pratama), h. 202.
81
mempekerjakan.35
Lc.36
dalam memberikan upah masih belum sesuai dengan Hadis Nabi, tetapi
sekali setiap tanggal dua. Begitupun hasil dari ketiga informan dari Ibu
Misnati, Ibu Suliha dan Ibu Romlah juga menyatakan bahwa mereka
menerima upah setiap satu bulan sekali setiap tanggal dua, karena sudah
juga belum sesuai dengan Hadis Nabi. Bukan tidak tahu akan hal
tersebut, tetapi sudah mengikuti adat yang sudah ada dan para tenaga
dengan perjanjian.
a. Keadilan
ataupun orang lain, pemberi upah harus memberikan upah yang sesuai
kedua belah pihak diperingatkan untuk bersikap jujur dan adil, sehingga
tidak terjadi tindakan aniaya terhadap orang lain serta tidak merugikan
penentuan upah kerja sudah termaktub dalam surat An-Nahl ayat 90 dan
upah untuk berlaku adil, berbuat baik dan dermawan kepada para tenaga
kerjanya.
Jika para pekerja tidak menerima upah secara adil dan pantas, maka
37
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta : PT. Suara Agung, 2018), h 47.
38
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta : PT. Suara Agung, 2018), h 277.
39
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta : PT. Suara Agung, 2018), h 500.
84
kerja.40
sesuai dengan berat pekerjaan yang dilakukan. Pada saat para tenaga
kerja ada pekerjaan tambahan dengan istilah lembur, maka mereka juga
bahwa akan mendapatkan upah tambahan jika tenaga kerja ada pekerjaan
tambahan dan upah akan dipotong ketika tenaga kerja tidak masuk.
Begitupun hasil dari ketiga para tenaga kerja tanak nasi di Pondok
Pesantren Putri Miftahul Ulum Lumajang Ibu Misnati, Ibu Suliha dan Ibu
mereka terima sudah bisa dikategorikan adil, karena antara tenaga kerja
yang masuk dan tidak masuk hasil upahnya berbeda, dan upah yang
cukup untuk biaya anak sekolah dan lain sebagainya. Dan jika ada
40
Wuryanti Koentjoro, Upah Dalam Perspektif Islam, Jurnal, Fakultas Ekonomi Unissula
Semarang, 2011.
85
Adil juga dapat dilihat dari hasil analisis dari ketiga informan Ibu
Misnati, Ibu Romlah, dan Ibu Suliha bahwa mereka juga menyatakan
upah akan dipotong sesuai dengan hari mereka bekerja dan akan
b. Kelayakan
Upah yang layak kepada setiap pekerja sesuai dengan apa yang
upah mereka tanpa diikuti oleh berkurangnya sumbangsih mereka hal itu
produksi dan untuk itu harus dibayar tidak kurang, juga tidak lebih dari
pantas dan patut, arti tersebut menandakan bahwa upah yang diperoleh
41
Afzalur Rohman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II, (Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995),
h. 364-365.
42
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta : PT. Suara Agung, 2018), h. 71.
86
tenaga kerja harus wajar dan pantas dengan apa yang mereka kerjakan.
Upah yang layak bisa dilihat dari tiga aspek yaitu : sandang, pangan dan
Artinya : dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
kerusakan. 43
dari informan tenaga kerja Ibu Misnati, Ibu Suliha dan Ibu Romlah
yang ke dua yakni : upah yang sepadan (arjul mitsli) adalah upah yang
43
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta ; PT. Suara Agung, 2017), h. 374.
44
Nurul Huda, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution, Ranti Wiliasih, Ekonomi Makro Islam
Pendekatan Teoritis, h. 230.
87
Putri Miftahul Ulum Lumajang juga sudah sesuai dengan Firman Allah
tiada dirugikan45.
Ulum Lumajang sudah dikategorikan adil dan layak, dimana jumlah upah
antara tenaga kerja yang yang masuk dan tidak masuk, lembur dan tidak
biaya anak sekolah serta sudah layak dengan tenaga yang dikeluarkan.
45
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta ; PT. Suara Agung, 2017), h. 504.