Anda di halaman 1dari 3

AL-QOWAID ASH-SHARFIYYAH

a. Apa itu Sharaf ? yaitu ilmu usul (kaidah-kaidah) untuk mengetahui bentukbentuk kalimat bahasa arab (Sighat, Bina, Waqi, dll) tanpa memandang kalimat
tersebut mabni atau murob. Seperti bentuk Tatsniyah, Jama, Tasghir, Nasab
dan Ilal. Bisa masuk dalam kalimat Isim Mutamakkin dan kalimat Fiil tidak
dalam kalimat huruf.([1])
b. Apa itu Tashrif ? yaitu perpindahan satu bentuk kebentuk yang lain untuk
menghasilkan makna yang diinginkan. Seperti perpindahan bentuk Masdar
kebentuk Fiil Madhi, Fiil Mudhori, Fiil Amr, Isim Fail, Isim Maful, dan lainlain.
c. Apa itu Wazan ? yaitu sesuatu (lafadz) yang di jadikan perbandingan, yang
berharakat dengan huruf yang berharakat, yang sukun dengan yang sukun serta
memandang huruf asal dari fa, ain dan lam fiil. Kemudian ulam ahli shorof
membuat suatu tolok ukur dalam fiil Tsulatsi dengan lafadz

dan dalam Fiil

Rubai dengan lafadz . sehingga setiap lafadz yang tempatnya sejajar dengan
huruf fadisebut fa fiil, yang tempatnya sejajar dengan huruf ain disebut ain
fiil dan yang sejajar dengan huruf lam disebut lam fiil. Dan dalam fiilrubaI
huruf yang sejajar dengan huruf lam yang kedua disebut lam fiil yang kedua.
d. Apa itu Muthobaqoh ? yaitu lafadz yang disebutkan dalam kitab Amtsilah
Tasrifiyah yang disesuaikan terhadap lafadz yang ditanyakan wazan, bina, bab dan

namanya wazan, lafadz namanya


lafadz yang disesuaikan dengan lafadz

sighatnya.contoh seperti lafadz

mauzun (muthobaqoh) dan


yang disebutkan dalam kitab Amtislah Tasrifiyah.

e. Apa itu Bina ? yaitu bentuk kalimat yang ditinjau dari segi huruf, harakat dan
sukunnya. Adapun bagian-bagiannya silahkan dirujuk dalam kitab Qowaidul Ilal.
f. Apa itu Sighat ?. yaitu bentuk kalimat ditinjau dari segi maknanya, dan
jumlahnya ada sepuluh macam:
1. Fiil Madhi : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya)
hasilnya(selesainya) suatu pekerjaan sebelum di kabarkan, seperti contoh kalimat :

artinya pekerjaan membaca kitab telah selesai sebelum kalimat


tersebut diucapkan. Adapun yang dimaksud dalam asal cetaknya yaitu; membuat
lafadz tersebut sebagai suatu yang kongkrit dari suatu makna (abstrak).
2. Fiil Mudhori : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya

(selesainya) suatu pekerjaan ketika di kabarkan atau setelahnya, seperti contoh

artinya pekerjaan belajar sedang dilakukan, dan kalimat :


artinya pekerjaan mengjar akan dilakukan besok.

kalimat :

3. Masdar : lafadz yang menunjukan arti hadats tanpa disertai dengan zaman, dan
ada dua macam; masdar mim yaitu masdar yang diawali dengan huruf mim ziyadah
(tambahan) selain wazan ,seperti lafadz dan berbentuk qiyasi. Dan
masdar ghoiru mim yaitu masdar yang tidak diawali dengan huruf min ziyadah,
seperti lafadz dan berbentuk simaI tidak ada kaidahnya kalau dari fiil
tsulatsi. Adapun yang dimaksud dengan arti hadats yaitu arti yang menetap pada
yang lain.
4. Isim Fail : lafadz yang menunjukan arti subjek suatu pekerjaan, seperti lafadz

artinya

yang

melakukan

pekerjaan.

5. Isim Maful : lafadz yang menunjukan arti objek suatu pekerjaan, seperti lafadz

artinya

yang

tertulis.

6. Fiil Amr : lafadz yang menunjukan arti tuntutan melakukan pekerjaan,


sepertilafadz
tuhanmu.

artinya

tututan membaca dengan menyebut nama

7. Fiil Nahi : lafadz yang menunjukan arti tuntutan meninggalkan pekerjaan,


seperti

lafadz

artinya

tuntutan

untuk

tidak

tidur.

8. Isim Zaman : lafad yang menunjukan arti waktu hasilnya pekerjaan, seperti
lafadz

artinya

waktu

melakukan

pelemparan.

9. Isim Makan : lafad yang menunjukan arti tempat hasilnya pekerjaan, seperti
lafadz

artinya

tempat

melakukan

pelemparan.

10. Isim Alat : lafadz yang menunjukan arti perangkat (alat) suatu pekerjaan,
seperti

lafadz

artinya

perangkat

(alat)

pembuka.

g. Asal-usul kalimat : dalam masalah ini terjadi perbedaan pendapat antara ulama
Bashrah dan Kufa.

Menurut ulama Bashrah : asal-usul kalimat dari masdar, karena masdar adalah
kalimat isim, dan kalimat isim tidak membutuhkan kalimat fiil untuk memberikan
faidah arti, serta kefahaman dari kalimat isim cuma satu berbeda dengan kalimat
fiil yang kefahamannya berbilang (lebih dari satu) karena memiliki arti hadats dan
disertai zaman. Oleh karena itu yang satu lebih dulu daripada yang berbilang.
Menurut ulama Kufa : asal-usul kalimat dari fiil, karena ada atau tidak adanya
Ilalnya fiil menentukan ter-ilalnya masdar.contoh adanya Ilal dalam fiil yang
menentukan terilalnya masdar seperti lafadz lafadz dalam fiil
mudhorinya di Ilal dengan membuang huruf illat sehingga dalam masdarnyapun
juga diilal. Conto tidak adanya Ilal dalamfiil yang menentukan masdar tidak di
Ilal, seperti lafadz lafadz dalam fiil mudhorinya tidak di
Ilal sehingga dalam masdarnyapun juga tidak di Ilal. Peredaran tersebut
menunjukan atas ke-asalannya kalimat fiil.

Anda mungkin juga menyukai