Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur`an merupakan pedoman hidup bagi umat islam semua hal yang
ada pada aspek kehidupantelah diatur di dalamnya. Walaupun begitu,
disamping bahsa arab tidak dipungkiri dari ayat-ayatnya masih banyak yang
sifatnya global. Sehingga tidak dapat dipahami secara tekstual, untuk itu bagi
orang awam perlu penerjemah dan penafsiran untuk memahaminya.
Dalam rangka penafsiran ayat-ayat Al-Quir`an dengan tujuan untuk
memahami maksud redaksi tersebut tidak jarang dilakukan pena`wilan
terhadap ayat-ayat yang tidak mampu dipahami dengan penfsiran. Dengan
demikian, betapa pentingnya aspek penafsiran dan pena`wilan ayat-ayat Al-
Qur`an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tafsir,Ta`wil, dan Tejemah?
2. Apa perbedaan Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah?
3. Bagaimana Klasifikasi Tafsir?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah.
2. Untuk mengetahui perbedaan Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah.
3. Untuki mengetahui Klasifikasi Tafsir.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rosihon Anwar, Ulumul Al-Qur`an. Bandung, CV Pustaka Setia, 2010.hlm.209
2
Usman, Ulumul Qur`an, Yogyakarta, Teras, 2009.hlm.312
3
Maman Abdul Djaliel, Ulumul Qur`an, Bandung, CV Pustaka Setia, 2004.hlm.210
2. Pengertian Ta`wil
Secara etimoligi, menurut sebagian ulama kata ta`wil memiliki makna
yang sama dengan kata tafsir, yakni “menerangkan” dan “mejelaskan”.
Ta`wil berasal dari kata “aul”. Kata tersebut dapat berarti : pertama Al-Ruju
(kembali atau mengembalikan) yakni, mengembalikan makna pada proporsi
yang sesungguhnya. Kedua, Al-Sharf (memalingkan) yaitu memalingkan
suatu lafal yang mempunyai sifat khusus dari makna lahir kepada makna
batin lafal itu sendiri karena ada ketepatan atau kecocokan dan keserasian
dengan maksud yang dituju. Ketiga, Al-Siayasah (mensiasati) yakni, bahwa
lafal-lafal atau kalimat-kalimat tertentu yang mempunyai sifat khusus
memerlukan “siasat” yang tepat untuk menemukan makna yang dimaksud.
Untuk itu diperlukan ilmu yang meluas dan mendalam.
Pemaknaan ta`wil menurut terminologi adalah memalingkan lafal dari
maknanya yang tersurat kepada makna lain yang dimiliki lafal itu, jika
makna lain tersebut dipandang sesuai dengan ketentuan Al-Qur`an dan As-
Sunnah.
Adapun Ahmad Al-Maraghiy mengemukakan bahwa ta`wil ialah ayat
yang memiliki kemungkinan sejumlah makna yang terkandung didalamnya,
maka manakala dikemukakan makna demi makna kepada pendengar, ia
menjadi sangsi dan bingung mana yang hendak dipilihnya. Karena itu,
ta`wil lebih banyak digunakan untuk ayat-ayat mutasyahibat.
Sedangkan Muhammad Ali Al-Shabuniy mendefinisikan ta`wil adalah
memandang kuat sebagian dari makna-makna tertentu yang terkandung
didalam ayat Al-Qur`an dari sekian banyak kemungkinan makna yang ada.
Jadi, menta`wilkan ayat-ayat Al-Qur`an berarti “membelokkan” atau
“memalingkan” lafal-lafal atau ayat-ayat Al-Qur`an dari maknanya yang
tersurat kepada yang tersirat dengan maksud mencari makna yang sesuai
dengan ruh Al-Qur`an dan Sunnah Rasullullah SAW4
4
Abu Anwar, Ulumul Qur`an, Amzah, Pekan Baru, 2002.hlm.99
3. Terjemah
Arti terjemah menurut bahasa adalah “salinan dari suatu bahasa ke
bahasa lain”. Atau berati mengganti, menyalin memindahkan kalimat dari
suatu bahasa ke bahasa lain.
Adapun yang dimaksud dengan terjemah Al-Qur`an adalah seperti yang
di kemukakan oleh Ash-Shabuni : “memindahkan bahasa Al-Qur`an kepada
bahasa yang lain yang bukan bahasa arab dan mencetak terjemah ini
kedalam beberapa naskah agar dibaca orang yang tidak mengerti bahasa
arab sehingga ia dapat memahami kitab Allah SWT. Dengan perantaraan
terjemah ini”.
Pada dasarnya ada tiga corak penerjemahan, yaitu :
a. Terjemah Maknawiyyah Tafsiriyyah, yaitu menerangkan makna atau
kalimat dan mensyarahkannya, tidak terkat oleh leterlek-nya melainkan
ole makna dan tujuan kalimat aslinya. Terjemah semacam ini (dengan
corak lain) sinonim dengan tafsir.
b. Tejemah Harfiyyah bi Al-Mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-
kata dari bahasa asli dengan kata sinonimnya (murafidnya) ke dalam
baasa baru dan terikat oleh bahasa aslinya.
c. Terjemah Harfiyyah bi Dzuni Al-Mistli, yaitu menyalin atau mengganti
kata-kata bahasa asli kedalam bahasa lain dengan memperhatikan
urutan makna dan segi sastranya, menurut kemampuan bahasa baru itu
dan sejauh kemampuan penerjemahan.
B. Perbedaan Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah
Perbedaan tafsir dan ta`wil berada pada satu pihak, sedangkan terjemah
mempunyai perbedaan tersendiri, yaitu yang pertama adalah bahwa tarjamah
adalah upaya menjelaskan makna-makna setiap kata didalam Al-Quran.
Sedangkan yang kedua, menjelaskan bahwa terjemah adalah hanya
mengalihkan bahasa Al-Qur`an yang berbahasa arab kedalam bahasa non arab5.
Adapun perbedaan tafsir dan ta`wil dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tafsir Ta`wil
5
Rosihon Anwar, Ulumul Al-Qur`an, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010.hlm.213
1. Al-Raghif Al-Ashfahmi : lebih 1. Al-Raghif Al-Ashfahani : lebih
umum dan lebih banyak banyak dipergunakan untuk makna
digunakan untuk lafadzh dan dan kalimat dalam kitab-kitab yang
kosa kata dalam kitab-kitab diturunkan Allah SWT. Saja.
lainya.
2. Menerangkan makna lafadzh 2. Menetapkan makna yang
yang tidak menerima selain dari dikehendaki suatu lafadzh yang
satu arti. dapat menerima banyak makna
karena ada dalil-dalil yang
mendukungnya.
3. Al-Maturidi : menetapkan apa 3. Menyeleksi salah satu makna yang
yang dikehendaki ayat dan mungkin diterima oleh suatu ayat
menetapkan demikianlah yang dengan tidak meyakini bahwa
dikehendaki Allah SWT. itulah yang dikeendaki Allah SWT.
4. Abu Thalib Ats –Tsa`labi : 4. Abu Thabib Ats-Tsa`labi :
menerangkan makna lafadzh, menafsirkan batin lafadzh.
baik berupa akikat atau majaz.
Sedangkan persamaan antara tafsir dan ta`wil adalah dari sisi sasaran
atau tujuannya, yaitu sama-sama bertujuan untuk menjelaskan maksud dari
ayat-ayat Al-Qur`an.
C. Klasifikasi Tafsir
1. Tafsir bi Al-Ma`tsur
Kata Al-Ma`tsur adalah isim maf`ul (objek) dari kata atsara-ya`tsiru
yang secara etimologis berarti menyebutkan atau mengutip (naqala) dan
memuliakan atau menghormati (akrama). Sejalan dengan pengertian
harfiyah kata Al-Ma`tsur, tafsir Al-Riwayah, atau yang dikenal dengan tafsir
Al-Ma`tsur adalah penafsiran Al-Qur`an yang dilakukan dengan cara
menafsirkan Al-Qur`an dengan Al-Qur`an, menafsirkan Al-Quran dengan
Al-Sunnah Al-Nabawiyah atau menafsirkan ayat Al-Qur`an dengan kalam
(pendapat) sahabat, bahkan tabi`in menurut sebagian ulama6
Al-Farmawy menjelaskan bahwa, tafsir bi Al-Ma`tsu (bi Ar-Riwayah
dan An-Naql), yaitu menafsirkan Al-Qur`an yang mendasarkan pada
penjelasan Al-Qur`an sendiri, penjelasan Rasulallah, penjelasan sahabat
6
Muammad Amin Suma, Ulumul Qur`an, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2013.hlm.333
melalui ijtihadnya, dan aqwal tabi`in. Jadi, bila merujuk pada definisi diatas,
ada empat otoritas yang menjadi sumber penafsiran bi Al-Matsur.
ون ِب ِه عَدُ َّو اهَّلل ِ َوعَدُ َّومُك ْ َو َءا َخ ِر َين ِمن َ ِمن قُ َّو ٍة َو ِمن ّ ِراَب ِط الْ َخ ْيلِ تُ ْر ِه ُب%ِّّ َوَأ ِعدُّ و ْالَهُم َّما ْاس َت َط ْعمُت
ونَ ُدوهِن ِ ْم َال تَ ْعلَ ُموهَن ُ ُم اهَّلل ُ ي َ ْعلَ ُمه ُْم َو َما تُن ِف ُقو ْا ِمن يَس ْ ِء يِف َسبِيلِ اهَّلل ِ يُ َو َّف ِالَ ْيمُك ْ َوَأنمُت ْ َالت ُْظلَ ُم.
Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kakuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persipan itu) kamu menggentarkan musu Allah Dan musuhmu
dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan)”. (Al-Anfal : 60)
ْ الص َيا ِم َّالرفَ ُث ِإ ىَل ِن َسآئِمُك ْ ه َُّن ِل َب َاس لَمُك ْ َوَأنمُت ْ ِل َب َاس لَّه َُّن عَمِل َ اهَّلل ُ َأنَّمُك ْ ُكنمُت
ِ ّ َ ُأ ِح َّل لَمُك ْ لَ ْيةَل
ُون َان ُف َسمُك ْ فَتَا َب عَلَ ْيمُك ْ َو َع َفا َعنمُك ْ فَالْنَئ َ بَرِش ُ وه َُّن وابْ َتغُو ْا َما َك َت َب اهَّلل ُ لَمُك ْ َولُك ُو ْا َ خَت ْ َتان
ِالص َيا َم َل ال َّ ْيل ِ َوارْش َ بُو ْا َحىَّت ي َ َتبَنَي َ لَمُك ُ الْ َخ ْيطُ اَأْلبْ َي ُض ِم َن الْ َخ ْيطِ اَأْل ْس َو ِد ِم َن الْ َف ْج ِر مُث َّ َأ ِت ُّمو ْا
ِإ
ون يِف الْ َم َسجِ ِد ِتكْل َ ُحدُ و ُد اهَّلل ِ فَ َال تَ ْق َربُوهَا َك َذ كِل َ يُ َبنِّي ُ اهَّلل ُ َءاي َ ِت ِه َ َو َال تُبَرِش ُ وه َُّن َوَأنمُت ْ َع ِك ُف
ونَ ِللنَّ ِاس لَ َعلَّه ُْم يَتَّ ُق
Artinya : “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa
bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu,
dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih
dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu
sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu,
sedang kamu beri`tikaf dalam masjid. Itula larangan Allah, maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa”.
kata-kata اَأْلب ْ َي ُض ُالْ َخ ْيط (benang putih) pada ayat yang sama dan dalam
9
Muammad Amin Suma, Ulumul Qur`an, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013.hlm.
352
3) Menafsirkan Al-Qur`an dengan semata-mata kecenderungan
hawa nafsu.
4) Mengabaikan aturan-aturan bahasa arab dan aturan syariah
yang menyebabkan penafsirannya menjadi rusak, sesat dan
menyesatkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Kata “Tafsir” diambil dari kata “fassara-yufassiru-tafsira” yang berarti
keterangan atau uraian.
b. Menta’wilkan ayat-ayat Al-Qur’an berarti “membelokkan” atau
“memalingkan” lafal-lafal atau ayat-ayat Al-Qur’an dari maknanya yang
tersurat kepada yang tersirat dengan maksud mencari makna yang sesuai
dengan Ruh Al-Qur’an dan Sunnah Rasululla SAW.
c. Terjmah adalah memidahkan Al-Qur’an kepada bahasa lain yang bukan
bahasa arab dan mencetak terjemah ini ke dalam beberapa naskah agar
dibaca orang yang tidak mengerti bahasa arab seingga ia dapat memahami
kitab ALLAH SWT. Dengan perantara terjema.
d. Adapun perbedaan antara Tafsir dan Ta`wil berada dalam ruang lingkup
yang sama, yaitu :
Tafsir Ta`wil
1. Al-Raghif Al-Ashfahmi : lebih 1. Al-Raghif Al-Ashfahani : lebih
umum dan lebih banyak banyak dipergunakan untuk
digunakan untuk lafadzh dan makna dan kalimat dalam
kosa kata dalam kitab-kitab kitab-kitab yang diturunkan
lainya. ALLAH SWT. Saja.
2. Menerangkan makna lafadzh 2. Menetapkan makna yang
yang tidak menerima selain dari dikehendaki suatu lafadzh
satu arti. yang dapat menerima banyak
makna karena ada dalil-dalil
yang mendukungnya.
3. Al-Maturidi : menetapkan apa 3. Menyeleksi salah satu makna
yang dikehendaki ayat dan yang mungkin diterima oleh
menetapkan demikianlah yang suatu ayat dengan tidak
dikehendaki ALLAH SWT. meyakini bahwa itulah yang
dikeendaki ALLAH SWT.
4. Abu Thalib Ats –Tsa`labi : 4. Abu Thabib Ats-Tsa`labi :
menerangkan makna lafadzh, menafsirkan batin lafadzh.
baik berupa akikat atau majaz.
Sedangkan terjemah mempunyai perbedaan tersendiri, yaitu adalah bahwa
terjemah adalah upaya menjelaskan makna-makna setiap kata di dalam Al-
Qur’an, dan menjelaskan bahwa terjmah adalah hanya mengalikan bahasa
Al-Qur’an yang berbaasa Arab kedalam bahasa non-Arab
e. Klafisikasi tafsir terbagi menjadi 2, yaitu tafsir bi al-ma’tsur dan tafsir bi
Al –Ra’yi. Tafsir bi Al-Ma’tsur terbagi menjadi tiga yaitu Tafsir Al-
Qur’an bi Al-Qur’an, Tafsir bi Al-Sunnah Al-Nabiyah, dan Tafsir Al-
Qur’an dengan pendapat Sahabat.
f. Tafsir bi Al-Ra’yi (Tafsir Al-dirayah) terbagi menjadi 2 bentuk yaitu
Tafsir bi Al-Ra’yi yang Terpuji (Mahmud) dan Tafsir bi Al-Ra’yi yang
Tercela (Madzum).
B. Saran
Kitab suci Al-Qur`an sebagai pedoman hidup seluruh umat islam di dunia
amatlah penting untuk di pelajari dan di fahami maknanya, oleh karena itu
pentingnya mempelajari ilmu yang terkain dengan Al-Qur`an, dan di antaranya
yaitu ilmu Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah.