Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Disusun Oleh:
JURUSAN TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim,
ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan
dukungan agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al
Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan:
“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa
asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il,
dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf
adalah kata penghubung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan dalam Bahasa Arab , kalimah adalah gabungan dari bebrapa huruf
hijaiyah yang akan membentuk kalimah , contoh : roti
Gabungan kata akan membentuk kalimat yang dalam Bahasa Arab , contohnya:saya
sedang makan roti, jadi dapat di definisikan kalimat adalah gabungan atau susunan
dari bebrapa huruf –huruf yang memberikan suatu makna . 1
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
(tenses)”.
Isim adalah kalimah yang menunjukkan makna kepada dirinya sendiri dan
tidak berkaitan dengan waktu (lampau, sekarang, dan akan datang). dapat dikatakan
bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
1
Muhammad ibnu ahmad, Matan Jurumiyah, (Surabaya), 3.
2
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan
ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).
Kalimah isim dapat digunakan untuk manusia, hewan, tumbuhan, benda mati,
tempat, waktu, alat, kata-kata yang dalam bahasa indonesia diartikan (masdar).
ُِكتًاب
ُدًرْ س
Kata di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin pada akhirannya.
Contoh :
ُْال ِكتَب
3
Kata (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan dengan ال.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ال, maka isim tersebut
tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan
tanda الdan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari
kedua tanda di atas, baik itu الsaja atau tanwin saja.
Diantara huruf-huruf jer adalah : ( ِم ْن – ِإلَى – ع َْن – َعلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – َكا – لِـ.. )
Contoh :
ِ ْت ِم ْن بُيُو
ِت هللا ٍ فِي بَ ْي
ٍ بَ ْيdan ت
Dari contoh di atas, kata ت ِ ْ بُيُو, termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.
4. Idhofah (penyandaran) = terdiri dari Mudhof dan mudhof ‘ilaih menggabungkan dua
isim menjadi satu isim yang pertama tidak boleh ada الdan tanwin yang disebut
dngan mudhof, isim yang kedua harus dibaca jer dan disebut dengan mudhof ilaih.
Contoh : ِكتَابُ ُم َح َّم ٍد : Kitabnya Muhammad kitabu sebagai mudhof,
4
Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua
mempunyai akhiran kasroh.2
C. Pembagian Isim
Isim terbagi oleh beberapa macam, berdasarkan jelas tidaknya terdiri dari
terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan
sakal (tanda) akhirnya. Mempumuai ciri-cir berku ini:
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh
(umum) dan isim ma’rifat (khusus).
2
Abdussalam, Al Jurumiyyah (tanda-tanda kalimah isim), Surakarta,, 2019.
5
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.3
1) Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil
(tersambung dengan kata lain) seperti : َل+ لَ ُك ْم = ُك ْم dan isim dhomir bariz munfashil
(berdiri sendiri) seperti : ه َُو، َاَ ْنت4
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta
jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan
jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ) هَـdi awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob
di akhir untuk isim ba’id ( َ ك، ُك َماatau ) ُك ْم. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan
dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.
َ ِ هُنَال، ك
Seperti : ك َ هُنَا، هُنَا
3
M.N Furqon, Terjemah Nahwu Wadlih Jilid 2, Himmah, 129.
4
M.N Furqon, 138
6
ُ س ُم ا ْل َم ْو
3) Isim Maushul ( ص ْو ِل ْ ِ) ا
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa
membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim
tertentu.5 Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama
manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
Adalah nama yang diawali dengan kata : ٌ اَب، اُ ٌّم، اِب ٌْنdan ت
ٌ بِ ْن
5
M.N Furqon, Terjemah Nahwu Wadlih Jilid 2, Himmah, 131
7
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu
perkara.
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida
terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini
hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau
bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim
munada khusus lafdzul jalalah.
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu
tandanya dhommah).
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang
disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).6
6
Abdussalam, Al Jurumiyyah9tanda-tanda kalimah isim, Surakarta,, 2019.
8
Contoh : ِيَا َرسُوْ َل هللا
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ يَـا هللَاdan huruf nida bisa diganti dengan
huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : اَللّهُ َّم
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ” ال
ataupun isim maushul, maka setelah ياtidak dapat langsung tersambung dengan isim
tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ( اَيُّهَاuntuk isim mudzakkar) dan اَيَّتُهَا
(untuk isim muannats).
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak
ٌ ض
juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( اف َ ) ُمsedangkan
isim yang disandari disebut mudhof ilaihi ( اف ِإلَ ْي ِه
ٌ ضَ ) ُم, yang merupakan isim ma’rifat
adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat
ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa
mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu
tandanya kasroh).
9
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim
shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
1. Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari
isim mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak
muannats salim.
2. Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ْ ىatau ْ) ي. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
) ا ِال ْس ُم ال َم ْقصُوْ ُرseperti : هُدَى، ُموْ َسى, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim
manqus ( ُاال ْس ُم ال َم ْنقُوْ ص ِ ) seperti : ض ْي ِ القَا، ْالهَا ِدي
3. Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah,
yaitu : ُذ، ُ ف، َح ٌم، اَ ٌخ، ٌ اَب.
7
Abdussalam, Al Jurumiyyah (tanda-tanda kalimah isim), Surakarta,, 2019.
10
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti :
ٍ ُذوْ َم، ك
ال َ ْ فُو، ك
َ ْ َح ُمو، َ اَ ُخوْ ك، َاَبُوْ ك
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : َذا َما ٍل، ك
َ فَا، ك َ اَخَا، ك
َ َح َما، ك َ اَبَا
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ِذ ْي َما ٍل، َ فِ ْيك، ك َ اَ ِخ ْي، ك
َ َح ِم ْي، ك َ اَبِ ْي
Ada beberapa isim yang tidak ber ” ” الdan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak
dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang
termasuk isim ghoiru munshorif adalah :
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ُفَا ِط َمة
ُع َم ُر، ُ ع ُْث َمان، dll.
Shighot muntahal jumuk ( ) صغة منتهى الجموع, bentuk jamak yang sama dengan
َمفَا ِع ُلdan اع ْي ُل
ِ َ َمف, seperti : َم َسا ِج ُد
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ) الف التأنيث الممدودةseperti : َسوْ دَاُئ، صحْ َرا ُء
َ
َح ْم َرا ُء،
11
ANALISIS TEKS
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
B. Saran
13
makalah ini dapt berguna, khususnya bagi kami dan mahasiswa pada umumnya untuk
dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca.
DATAR PUSTAKA
14