Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGERTIAN KALIMAH ISIM, PEMBAGIAN KALIMAH ISIM


(BENTUK, JENIS, DAN JUMLAH KALIMAH ISIM)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Ibu.Rufa Hindun Farhisiyati,M.Pd

Disusun Oleh:

Rokhimatun Ni’mah 11122011

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim,
ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Isim dan Macam-Macamnya” dan sengaja


dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan
dukungan  agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Pati , 27 Maret 2023

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al
Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan:
“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa
asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il,
dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf
adalah kata penghubung.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari Kalimah Isim?


2. Apakah ciri-ciri dari Kalimah Isim?
3. Apa saja pembagian dari Kalimah Isim

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari Kalimah Isim.


2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim.
3. Mengetahui pembagian dari Isim

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimah Isim

Kalimah dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata yang digabungkan sehingga


membntuk kalimat, contoh akau makan roti

Sedangkan dalam Bahasa Arab , kalimah adalah gabungan dari bebrapa huruf
hijaiyah yang akan membentuk kalimah , contoh : roti

Gabungan kata akan membentuk kalimat yang dalam Bahasa Arab , contohnya:saya
sedang makan roti, jadi dapat di definisikan kalimat adalah gabungan atau susunan
dari bebrapa huruf –huruf yang memberikan suatu makna . 1

Sedangkan kalimah isim Secara sederhana kalimah isim bisa diterjemahkan


dengan kata benda

ْ َّ‫ َكلِ َمةٌ دَل‬.


‫ت عَل َى َم ْعنًى َو لَ ْم يَ ْقت َِر ْن بِزَ َم ٍن‬

Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu

   (tenses)”.

Isim adalah kalimah yang menunjukkan makna kepada dirinya sendiri dan
tidak berkaitan dengan waktu (lampau, sekarang, dan akan datang). dapat dikatakan
bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
1
Muhammad ibnu ahmad, Matan Jurumiyah, (Surabaya), 3.

2
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan
ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).

Kalimah isim dapat digunakan untuk manusia, hewan, tumbuhan, benda mati,
tempat, waktu, alat, kata-kata yang dalam bahasa indonesia diartikan (masdar).

Beberapa contoh isim:

‫ُم ْسلِ ٌم‬

ُ‫ِكتًاب‬

ُ‫دًرْ س‬

B.   Ciri-Ciri Kalimah Isim

Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

1. Tanwhin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.


Contoh :
ٌ‫ِكتًب‬

Kata di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin pada akhirannya.

2. Terdapat ‫ ل ا‬pada awal kata

Contoh :

‫ك القُ ُّدوْ سُ ال َّسالَ ُم‬


ُ ِ‫ال َمل‬

ُ‫ْال ِكتَب‬

3
Kata (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan dengan ‫ال‬.

Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ال‬, maka isim tersebut
tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan
tanda ‫ ال‬dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari
kedua tanda di atas, baik itu ‫ ال‬saja atau tanwin saja.

3. Terletak setelah huruf jer

Diantara huruf-huruf jer adalah : (‫ ِم ْن – ِإلَى – ع َْن – َعلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – َكا – لِـ‬.. )

j‫ ِم ْن‬         : Dari         ‫ع َْن‬        : Dari                                       ‫بِـ‬          : Dengan

‫ِإلَى‬        : Ke           ‫لِـ‬           : Milik, Kepunyaan                 ‫ َكا‬          : Seperti

‫ َعلَى‬       : Di atas     َّ‫رُب‬       : Betapa banyak, acapkali       ‫فِي‬         : Di dalam

Contoh :

ِ ْ‫ت ِم ْن بُيُو‬
ِ‫ت هللا‬ ٍ ‫فِي بَ ْي‬

ٍ ‫ بَ ْي‬dan ‫ت‬
Dari contoh di atas, kata ‫ت‬ ِ ْ‫ بُيُو‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.

4. Idhofah (penyandaran) = terdiri dari Mudhof dan mudhof ‘ilaih menggabungkan dua
isim menjadi satu isim yang pertama tidak boleh ada ‫ ال‬dan tanwin yang disebut
dngan mudhof, isim yang kedua harus dibaca jer dan disebut dengan mudhof ilaih.

Contoh :    ‫ ِكتَابُ ُم َح َّم ٍد‬          : Kitabnya Muhammad kitabu sebagai mudhof,

‫ ِديْنُ اِإل ْسالَ ِم‬          : Agama Islam

4
Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua
mempunyai akhiran kasroh.2

C. Pembagian Isim

Isim terbagi oleh beberapa macam, berdasarkan jelas tidaknya terdiri dari
terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan
sakal (tanda) akhirnya. Mempumuai ciri-cir berku ini:

1. Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh
(umum) dan isim ma’rifat (khusus).

a. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ‫ ـٌـ‬، ‫ ـٍـ‬، ‫) ًــ‬

Contoh : ٌ‫ ِكتَاب‬، ‫هُ ٌدى‬

b. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :

Isim yang diawali dengan Al (‫)ل ا‬

Contoh : ُ‫ ال ِكتَاب‬، ‫الهُدَى‬

 Isim dhomir (kata ganti)


 Isim isyaroh (kata tunjuk)
 Isim maushul (kata sambung)
 Isim alam (nama)
 Isim munada (yang dipanggil)
 Isim idhofat (yang disandarkan)

2
Abdussalam, Al Jurumiyyah (tanda-tanda kalimah isim), Surakarta,, 2019.

5
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.3

1) Isim Dhomir

Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu


isim dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak
dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir
mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil
(tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَ ُك ْم = ُك ْم‬ dan isim dhomir bariz munfashil
(berdiri sendiri) seperti : ‫ ه َُو‬، َ‫اَ ْنت‬4

2) Isim isyaroh ( ‫س ُم ا ِالشَا َر ِة‬


ْ ِ‫) ا‬

Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk


menunjuk isim-isim tertentu.

Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta
jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan
jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob
di akhir untuk isim ba’id ( َ‫ ك‬، ‫ ُك َما‬atau ‫) ُك ْم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan
dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.

َ ِ‫ هُنَال‬، ‫ك‬
Seperti : ‫ك‬ َ ‫ هُنَا‬، ‫هُنَا‬

3
M.N Furqon, Terjemah Nahwu Wadlih Jilid 2, Himmah, 129.
4
M.N Furqon, 138

6
ُ ‫س ُم ا ْل َم ْو‬
3) Isim Maushul ( ‫ص ْو ِل‬ ْ ِ‫) ا‬

Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, ada


pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya)
yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu ‫( َما‬apa-apa, apa saja)
digunakan untuk isim yang tidak berakal (‫ـر اِ ْل َعاقِ ـ ِل‬ ُ ْ‫ ) اِ ْس ـ ُم ال َمو‬dan ‫( َم ْن‬siapa
ِ ‫ص ـوْ ِل لِ َغ ْيـ‬
saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( ‫) اِ ْس ُم ال َموْ صُوْ ِل لِ ْل َعاقِ ِل‬.

4) Isim Alam ( ‫س ُم ا ْل َعلَ ِم‬


ْ ِ‫) ا‬

Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa
membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim
tertentu.5 Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama
manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

 Isim khos (nama asli)

Contoh : ‫ ُع َم ُر‬، ُ‫عَاِئ َشة‬

 Kunyah ( ٌ‫ ) ُك ْنيَة‬: julukan

Adalah nama yang diawali dengan kata : ٌ‫ اَب‬، ‫ اُ ٌّم‬، ‫اِب ٌْن‬dan ‫ت‬
ٌ ‫بِ ْن‬

ِ ‫ اِبْنُ ْال َخطَّا‬، ‫ اُ ُّم ْالمؤمنين‬dan lain-lain.


ٍ ‫ اَبُوْ َح ْف‬، ‫ب‬
Contoh : ‫ص‬

 Laqob ( ٌ‫ ) لَقَب‬: gelar

5
M.N Furqon, Terjemah Nahwu Wadlih Jilid 2, Himmah, 131

7
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu
perkara.

ُ ْ‫ الفَارُو‬، ‫َّش ْي ُد‬


Contoh : ‫ق‬ ُ ‫ص ِّد ْي‬
ِ ‫ الر‬، ‫ق‬ ِّ ‫ ال‬dan lain-lain.

5) . Isim Munada ( ‫س ُم ا ْل ُمنَادَى‬


ْ ِ‫) ا‬

Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida
terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.

Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini
hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau
bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim
munada khusus lafdzul jalalah.

 Isim munada mufrod

Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu
tandanya dhommah).

Contoh : ‫يَا ُم ْسلِ ُم‬

 Isim munada mudhofan

Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang
disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).6

6
Abdussalam, Al Jurumiyyah9tanda-tanda kalimah isim, Surakarta,, 2019.

8
Contoh : ِ‫يَا َرسُوْ َل هللا‬

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a


seperti : ‫ يَا َربَّنَا‬menjadi ‫َربَّنَا‬

 Isim munada khusus lafdzul jalalah (ُ ‫)هللَا‬

Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ ‫ يَـا هللَا‬dan huruf nida bisa diganti dengan
huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ‫اَللّهُ َّم‬

Catatan :

Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫” ال‬
ataupun isim maushul, maka setelah ‫ يا‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim
tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ‫( اَيُّهَا‬untuk isim mudzakkar) dan ‫اَيَّتُهَا‬
(untuk isim muannats).

Contoh : َ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْين‬، ُ‫يَااَيَّتُهَا النَّ ْفس‬

6) Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫ضافَ ِة‬


َ ‫س ُم ْاِإل‬
ْ ِ‫) ا‬

Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak
ٌ ‫ض‬
juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫اف‬ َ ‫ ) ُم‬sedangkan
isim yang disandari disebut mudhof ilaihi ( ‫اف ِإلَ ْي ِه‬
ٌ ‫ض‬َ ‫) ُم‬, yang merupakan isim ma’rifat
adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat
ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa
mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu
tandanya kasroh).

9
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :

 Tidak boleh ada ” ‫“ ال‬


 Tidak boleh tanwin
 Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di
akhirnya dibuang.7

Contoh :    ‫ َرسُوْ ٌل‬+ ُ‫ = هللا‬           ِ‫َرسُوْ ُل هللا‬

‫ َوالِ َدي ِْن‬+ ‫ = ـ ِه‬                ‫َوالِ َد ْي ِه‬

َ‫ بَنِ ْين‬+ ‫ = اِس َْراِئي َْل‬        ‫بَنِ ْي اِ ْس َراِئ ْي َل‬

7) Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya

Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim
shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

1. Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari
isim mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak
muannats salim.
2. Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ْ‫ ى‬atau ْ‫) ي‬. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
‫ ) ا ِال ْس ُم ال َم ْقصُوْ ُر‬seperti : ‫ هُدَى‬، ‫ ُموْ َسى‬, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim
manqus ( ُ‫اال ْس ُم ال َم ْنقُوْ ص‬ ِ ) seperti : ‫ض ْي‬ ِ ‫ القَا‬، ْ‫الهَا ِدي‬
3. Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah,
yaitu :  ‫ ُذ‬، ُ‫ ف‬، ‫ َح ٌم‬، ‫ اَ ٌخ‬، ٌ‫ اَب‬.

7
Abdussalam, Al Jurumiyyah (tanda-tanda kalimah isim), Surakarta,, 2019.

10
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti :
ٍ ‫ ُذوْ َم‬، ‫ك‬
‫ال‬ َ ْ‫ فُو‬، ‫ك‬
َ ْ‫ َح ُمو‬، َ‫ اَ ُخوْ ك‬، َ‫اَبُوْ ك‬

Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ َذا َما ٍل‬، ‫ك‬
َ ‫ فَا‬، ‫ك‬ َ ‫ اَخَا‬، ‫ك‬
َ ‫ َح َما‬، ‫ك‬ َ ‫اَبَا‬

Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ ِذ ْي َما ٍل‬، َ‫ فِ ْيك‬، ‫ك‬ َ ‫ اَ ِخ ْي‬، ‫ك‬
َ ‫ َح ِم ْي‬، ‫ك‬ َ ‫اَبِ ْي‬

1. Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).

Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ال‬dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak
dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang
termasuk isim ghoiru munshorif adalah :

 Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti :  ُ‫فَا ِط َمة‬
‫ ُع َم ُر‬، ُ‫ ع ُْث َمان‬، dll.
 Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغة منتهى الجموع‬, bentuk jamak yang sama dengan
‫ َمفَا ِع ُل‬dan ‫اع ْي ُل‬
ِ َ‫ َمف‬, seperti : ‫َم َسا ِج ُد‬
 Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الف التأنيث الممدودة‬seperti : ‫ َسوْ دَاُئ‬، ‫صحْ َرا ُء‬
َ
‫ َح ْم َرا ُء‬،

11
‫‪ANALISIS TEKS‬‬

‫َأ ْع َمالِ ْي فِي امل ْد َر َس ِة‬


‫َ‬

‫الس ِاد ِس ِم َن امل ْد َر َس ِة‬


‫ص ِل َّ‬‫ْ‬ ‫َأع َم ايِل ْ يِف امل ْد َر َس ِة‪َ .‬أنَ ا طَالِبَ ةٌ يِف ال َف‬
‫اط َم ة‪َ ،‬أتَ َكلَّ ُم َع ْن ْ‬ ‫ِإمْسِ ي فَ ِ‬
‫ْ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫اِإل بتِ َداِئيَّ ِة‪ .‬بع َد َتنَ او ِل ال ُفطُ و ِر َأ ْذهب ِإىَل امل ْدرس ِة م ْش يا علَى اَألقْ َد ِام وي ْذهب ِ‬
‫َأخي ال َكبِرْيِ‬
‫ََ َ ُ ْ‬ ‫َََ َ ً َ‬ ‫ْ َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬
‫اج ِة‪.‬‬ ‫َأمْح َد ِإىَل امل ْد َر َس ِة بِالد َّ‬
‫َّر َ‬ ‫َ‬
‫الف ْق هُ‪.‬‬‫يِف امل ْدرس ِة َأَتعلَّم العلُوم الدِّينِيَّ ِة ِمْنها الع ِقي َدةُ واَألخاَل ُق وال ُق رآ ُن واحل ِديث والتَّا ِريخ و ِ‬
‫َ َ َ َ ُ ُ َْ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ُْ َ‬

‫ات ِه َي اللُّغَ ةُ‬ ‫ات َواللُّغَ ُ‬


‫اض ُ‬ ‫اعيَّةُ َوالعُلُ ْو ُم الطَّبِْيعِيَّةُ َو ِّ‬
‫الريَ َ‬
‫االجتِم ِ‬
‫ِ‬ ‫والعلُ وم َّ ِ‬
‫الع َّامةُ مْن َه ا العُلُ ْو ُم ْ َ‬ ‫َ ُ ُْ‬
‫العَربِيَّةُ َواللُّغَةُ اِإل جْنِ لِْي ِزيَّةُ‪.‬‬
‫َ‬
‫َأص ِدقَاِئ ْي‬
‫َأحيَانً ا َأَت َعلَّ ُم َو ْ‬
‫ِ‬
‫اُألس تَاذ‪ْ .‬‬‫س‪ ،‬مُثَّ َأمْسَ ُع َش ْر َح ْ‬ ‫ب ال د َّْر َ‬
‫ِ‬
‫ص ِل َأْق َرُأ الكتَ َ‬
‫اب َوَأ ْكتُ ُ‬ ‫يِف ال َف ْ‬
‫س َو ِم ْقطَ َرةٌ َو َغْي ُر َه ا‪.‬‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫العُلُ ْو َم الطَّبِْيعيَّةَ يِف ْ امل ْع َم ِل العُلُ ْوم‪ ،‬فْي َها مْن َ‬
‫ض َدةُ امل ْختََبَرة َوجُمْه ٌر َوم ْغنَ اطْي ٌ‬ ‫َ‬
‫ب‬‫اح ِة َُأز ْور ِإىَل املكْتَبَ ِة اِل ْستِ َعار ِة ال ُكتُ ِ‬
‫َ‬ ‫الر‬
‫ت َّ‬ ‫يِف وقْ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬
‫َأر ِج ع ِمن امل ْدرس ِة م ع َأص ِدقَاِئي بع َد ص اَل ِة الظُّه ِر‪ ،‬و ِ‬
‫َأص ُل ِإىَل َبْييِت ْ مُثَّ َأَتنَ َاو ُل الغَ َداءَ َم َع‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َْ َ‬
‫ُأسَريِت ْ َم ْس ُر ْو ًرا‪.‬‬
‫ْ‬

‫‪12‬‬
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.

Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain,


kasrohtain dan dhommahtain), terdapat ‫ ل ا‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer
dan idhofah atau penyandaran.

Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan terdefinisi (khusus)


atau tidak terdefinisi (umum) dibagi menjadi dua yakni nakiroh (umum) dan ma’rifat
(Khusuz0 . berdsarkan ma,rifat meliputi al. isim isaroh, isim dhomir, isim alam, isim
mausul, isim idhofah.

B. Saran

Demikian pembahasan dari makalah ini, kami menyadari bahwa masih


banyak kekurangan didalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun akan sanat berguna bagi penulisan makalah selanjutnya, semoga

13
makalah ini dapt berguna, khususnya bagi kami dan mahasiswa pada umumnya untuk
dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca.

DATAR PUSTAKA

Muhammad ibnu ahmad, Matan Jurumiyah, (Surabaya).

Abdussalam, Al Jurumiyyah (tanda-tanda kalimah isim), Surakarta,, 2


019.

M.N Furqon, Terjemah Nahwu Wadlih Jilid 2, Himmah,

14

Anda mungkin juga menyukai