KELOMPOK 1
NAMA : 1. HASAN UDIN SETIYABUDI
2.
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran
itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah
orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf.
Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna namun
tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Isim dan Macam-Macamnya”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam
makalah ini masalahnya dibatasi pada :
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
PEMBAHASAN
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
(tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa isim adalah semua jenis kata benda atau
segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, isim (kata benda) ada yang bersifat konkrit
(dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka
bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
Kata yang di garis bawah ( للىهبdan )لبن نسلممبdi atas termasuk isim, dikarenakan akhiran
katanya berupa harokat kasroh.
Contoh :
Kata bergarisbawah ( )ممثملن كملىب مم نة طميبيبم نةdi atas merupakan isim, terlihat dari adanya
tanwin pada akhirannya.
Contoh :
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ل, maka isim tersebut tidak
boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda لdan
tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik
itu لsaja atau tanwin saja.
بم نن : Dari عم نن : Dari ببـ. : Dengan إب ملى :
Ke بلـ. : Milik, Kepunyaan مكا : Seperti عم ملىى : Di atas تر
لب : Betapa banyak, acapkali بفي : Di dalam
Contoh :
Dari contoh di atas, kata بمين نتdan بتيتونـ بت, termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.
5. Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut
kemungkinan besar adalah isim.
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih
(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada
kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah
benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf
akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i) •ال لن نف ، تسونقة، ال لس مما تء، تس
مس نم، قم مم ةر، مدا ةر، ام نر طمربينقة، ةش ةضContoh:
Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti di atas,
maka isim tersebut adalah Mudzakkar.
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim
mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan (satu
biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, fathah,
kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas yang
mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …ا بنمatau … ين بنمuntuk mudzakkar dan متا
بنatau تمين بنuntuk muannats. Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua
satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim ( مج نمعت الن تمذمكلرب
)ال لسلىبمب, jamak
.( )مج نمعت التلكن بسينربdan jamak taksir ( مج نمعت الن تمؤمنل بث ال لسلىبمبmuannats salim (
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah ( )ـون منatau ( )ـين منdi akhirnya.
تم نسلىب ةمberasal dari تم نسلىب بمين منatau تم نسلىب تمون منContoh :
Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim
muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ـا ةتatau ـا نت.
Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats
mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi.
Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, sehingga harus dihafal.
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh (umum) dan
isim ma’rifat (khusus).
Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ةـ. ـ، .نـ. ـ، .ـ.نـ. )
a. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan).
Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir dibahas
setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil
(tersambung dengan kata lain) seperti : مل+ لمكت نم = كت نمdan isim dhomir bariz munfashil
(berdiri sendiri) seperti : هتوم، امنن مت
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk
isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha
tanbih ( مهـ. ) di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( كت
مك، مماatau ) كت نم. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan
jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis
dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau
muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu ( مماapa-apa, apa
saja) digunakan untuk isim yang tidak
berakal ( ) اب نس تم ال ممون تصون بل لبغمينرب ابلن معاقب بلdan ( مم ننsiapa saja/barang siapa)
digunakan untuk
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan
penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian ini
akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi menjadi 3
golongan, yaitu :
• Isim khos (nama asli)
Adalah nama yang diawali dengan kata : ام ةب، ات دم، اببن ةنdan ببنن ةت
dan lain-lain. امبتون مح نف، اببن تن الن مخ لطا بب، نصات دم ا نلمؤمنينContoh :
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap
objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari
huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul
mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas
tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu
isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya
dhommah).
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang
disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ميا ماللى تهdan huruf nida bisa diganti dengan huruf
mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ماللىلهت لم
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ” لataupun isim
maushul, maka setelah ياtidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus
diselingi dengan lafadz ( اميد مهاuntuk isim mudzakkar) dan ( اميلتت مهاuntuk isim muannats).
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga
huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ) تم مضا ةفsedangkan isim
yang disandari disebut mudhof ilaihi () تم مضا ةف إبلمينهب, yang merupakan isim ma’rifat
adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat
dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak
boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).
Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim shohih
akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
1. Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
2. Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati
atau ya’ mati ( ى نatau ) ين. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( الب نس تم ال مم نق
) تصون ترseperti : هت مدى، تمون مسى, dan jika akhirnya ya’ mati
3. Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah,
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’
ذتون مما نل، فتون مك، مح تمون مك، ام تخون مك، امبتون مكseperti :
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : مذا مما نل، مفا مك، مح مما مك، ام مخا مك، ام مبا مك
ذبين مما نل، فبين مك، مح بمين مك، ام بخين مك، امببين مكDiakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti :
Ada beberapa isim yang tidak ber ” ” لdan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak dapat
menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang termasuk isim
ghoiru munshorif adalah :
• Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti :
• Shighot muntahal jumuk ( ) صغة منتهى الجموع, bentuk jamak yang sama
مم مسا بجدت, seperti : مم مفا بعين تلdan مم مفا بع تلdengan
مص نح مرا تء، ) seperti : الف التأنيث الممدودةMengandung alif ta’nits mamdudah ( •مسون مدائت
مح نم مرا تء،
Isim bisa dikenali dengan sangat mudah seperti dikutip dalam kitab jurumiyyah
بض وم التلنن بوي بن وم دتت خو تل الللب بف موا للمب وم تح ترو تف ال مخ نف فالسم تيع مر تف بال مخ نف بض
وهى بمن وم اب ملى وم عم نن وم عم ملىى ومبفي وم تر لب وم ال مباء وم ال مكا تف وم ال مل تم وم حروف ال مق
مسمب وهى ال مواوت موال مباء موال لتاء
maka adapun isim dikenali dengan adanya khofad ( garis bawah ـ.ـ.ـ.بـ.ـ.ـ. ) dan
tanwiyn dan kemasukan huruf alif dan lam dan kemasukan huruf khofad ( yaitu huruf yang
membuat suatu kalimat menjadi baris dibawah/kasroh ; nanti aka saya jelaskan ) dan
kemasukan huruf qosam.
Tanda-tanda Isim :
• adanya tanda khofad : khofad adalah baris harokat yang dituliskan kebawah ( ـ.ـ.ـ.بـ.ـ. )
sering disebut dengan harokat kasroh yang ada di akhir kalimat, seperti contoh : في ال مبي بت
adanya tanda tanwin ( ةـ.ـ.نـ.ـ.نـ.ـ. ) setiap fi'il tidak mempunyai tanda tanwin hanya isim yang
mempunyai tanwin.
• dimasuki oleh salah satu dari huruf kofad yaitu ( , بفي, عم ملىى, عم نن, اب ملى, بم نن
• dan yang terakhir yaitu dimasuki huruf qosam , huruf qosam yaitu huruf yang
menunjukan arti sumpah dan hanya bisa masuk pada kalimat tertentu, huruf qosam ada tiga
yaitu : التاء, الواو, الباء
( ) الباءhanya masuk pada isim yang mudmar / berupa dhomir , contoh : ) ب ب مك( التاءhanya
masuk pada kalimat اللىه, contoh : تاللىه
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda;
baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain dan
dhommahtain), terdapat لpada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau
penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah
benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf
akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak.
Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim
Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi empat,
yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
DAFTAR PUSTAKA
http://ponpes-online.blogspot.com/2012/03/bab-2-pengertian-dan-penjelasanisim.html