Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA ARAB

MENGENAL ISIM DAN PEMBAGIANNYA

OLEH

• Khairun Nisa Marbun

• Shindi Istilfa Jannah

SEMESTER :IA

DOSEN PEMBIMBING : Jarir Amrun, Dr., M.Ag


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM

T.A 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat mengetahui tentang pengertian isim, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Isim dan Pembagiannya” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-
teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Pekanbaru, 9 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian Isim ............................................................................................... 2
B. Ciri-Ciri Isim ................................................................................................... 2
C. Pembagian Isim ............................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan
Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan:
“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa
asing sedang (rasul adalah orang Arab )” ? Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata
terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada makalah ini akan
dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan
waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah
ini adalah “Isim dan Pembagiannya”. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi
pada :
1. Apakah pengertian dari Isim?
2. Apakah ciri-ciri dari Isim?
3. Apa saja pembagian dari Isim?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah
untuk menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Isim.
2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim.
3. Mengetahui pembagian dari Isim.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim

‫لى َمعنًى َو لَم َيقت َِرن ِبزَ َمن‬


َ ‫ع‬َ ‫ َك ِل َمة َدلَّت‬.
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu.”
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup,
tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang
bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak
dijangkau diindera).1
B. Ciri-Ciri Isim
Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1.Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,
maka bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :

‫اإلْسالَ ِم دِينًا‬
ِ ِ‫ضيت بِاللِ َربًّا َوب‬
ِ ‫َر‬
Kata yang di garis bawah (‫ لله‬dan ‫سالَ هم‬
ْ ْْ ‫)إل‬
‫ ه‬di atas termasuk isim, dikarenakan
akhiran katanya berupa harokat kasroh.
Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
Contoh :

ً‫طي ِ ِْْبَة‬
َ ً‫ب للا َمثَالً َك ِل َمة‬
َ ‫ض َر‬
َ
Kata bergarisbawah (‫طي ه هْْبَةا‬
َ ‫ال َك هل َم اة‬
‫ ) َمثَ ا‬di atas merupakan isim, terliht dari adanya

tanwin pada akhirannya.


Terdapat ‫ ال‬pada awal kata

1
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i

pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017

2
Contoh :

‫سالَم‬
َّ ‫ال َملِك القدُّوس ال‬
2. Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
bergandengan dengan ‫ال‬.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ال‬, maka isim tersebut
tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan
tanda ‫ ال‬dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari
kedua tanda di atas, baik itu ‫ ال‬saja atau tanwin saja. 2
Terletak setelah huruf jer
Diantara huruf-huruf jer adalah : (‫علَى – فهي – ُرب – هبـ – كَا – لهـ‬
َ – ْ‫مه نْ – هإلَى – عَن‬.. )
ْ‫مه ن‬ : Dari
ْ‫عَن‬ : Dari
‫هبـ‬ : Dengan
‫إهلَى‬ : Ke
‫لهـ‬ : Milik, Kepunyaan
‫كَا‬ : Seperti
‫علَى‬
َ : Di atas
‫ُرب‬ : Betapa banyak,acapkali
‫فهي‬ : Di dalam
Contoh :
‫فهي بَيْت مه نْ بُيُ ْو ه‬
‫ت للاه‬
Dari contoh di atas, kata ‫ بَيْت‬dan ‫ت‬
‫ بُيُ ْو ه‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf
jer.
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua

2
K. H Mochammad Anwar. Ilmu Nahwu dan Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan

Imrithy ( Sinar Baru Algensindo : Bandung ) Hal. 72

3
kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :
‫َاب ُمحَمد‬
ُ ‫هكت‬ : Kitabnya Muhammad
‫سالَ هم‬ ‫هد ْي ُن ه‬
ْ ‫اإل‬ : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof
ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah,
dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
C. Pembagian Isim
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
a. Isim Berdasarkan Jenisnya
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar
(laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada
yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada
yang hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis
kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah
dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk
membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.3
Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (‫)ة‬
Contoh : ُ‫سة‬
َ ‫ ال َمد َْر‬، ُ‫النافهذَة‬
Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :
• Alat tubuh yang berpasangan
Contoh : ‫ هرجْ ل‬، ‫ أُذُن‬، ‫ يَد‬، ‫عيْن‬
َ
• Benda yang tidak dapat dihitung
Contoh: ‫ار‬
ُ ‫ الن‬، ‫ هريْح‬، ‫سحَاب‬
َ
Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)

3
Ibid hal. 73

4
َ ، ‫ قَ َمر‬، ‫ دَار‬، ‫ط هريْق‬
Contoh: ‫ اَ ْرض‬، ‫س ْمش‬ ُ ‫الن ْف‬
َ ، ‫ سُ ْوق‬، ‫ الس َما ُء‬، ‫س‬

Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).


Kaidahnya: ‫( كُل ج َْمع ُمؤَنث‬setiap jamak adalah muannats)
Contoh: ‫( اَب َْواب‬pintu-pintu) ُ‫( نَ َوا هفذ‬jendela-jendela)
Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats
seperti di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.
b. Isim Berdasarkan Jumlah Benda
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim
mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu
satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan
dhommah, fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua
satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah
akhirannya …َ‫ان‬atau
‫ه‬ ‫ ت ه‬atau ‫ تَي هْن‬untuk muannats. Isim
…َ‫ ي هْن‬untuk mudzakkar dan ‫َان‬
jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini
dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (‫)ج َْم ُع ا ْل ُمذَك هر السل ههم‬, jamak muannats
‫ )ج َْم ُع ا ْل ُمؤَن ه‬dan jamak taksir (‫سي هْر‬
salim (‫ث السل ههم‬ ‫)ج َْم ُع الت ْك ه‬.
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan
rangkaian hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah ( َ‫ )ـ ُ ْون‬atau ( َ‫ )ـهيْن‬di
akhirnya.
Contoh : َ‫س هل ُم ْون‬
ْ ‫ ُم‬atau َ‫سلهمه يْن‬
ْ ‫ ُم‬berasal dari ‫سلهم‬
ْ ‫ُم‬
Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi
ciri isim muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ‫ ـَات‬atau
‫ـَات‬.
Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim
muannats mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik
ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, sehingga

5
harus dihafal.4
Contoh : ‫ اَب َْواب‬berasal dari ُ‫ نَ َوافهذ‬, ‫ بَاب‬berasal dari ‫نَافهذَة‬
c. Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh
(umum) dan isim ma’rifat (khusus).
a. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ‫ ــ‬، ‫ ــ‬، ‫) ـاـ‬
Contoh : ‫ هكتَاب‬، ‫هُدى‬
b. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :
• Isim yang diawali dengan Al (‫)ال‬
Contoh : ‫َاب‬
ُ ‫ ال هكت‬، ‫ال ُهدَى‬
• Isim dhomir (kata ganti)
• Isim isyaroh (kata tunjuk)
• Isim maushul (kata sambung)
• Isim alam (nama)
• Isim munada (yang dipanggil)
• Isim idhofat (yang disandarkan)
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.
1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam
tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir
mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz

4
Ryper.”PengenalanisimdanTanda-

tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2- pengenalan-isim-dan-tanda.html.

diakses pada27oktober2017

6
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَكُ ْم = كُ ْم‬dan isim dhomir
bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ ه َُو‬، َ‫اَ ْنت‬
2. Isim isyaroh ( ‫َار هة‬
َ ‫س ُم ا هالش‬
ْ ‫) اه‬
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk
isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id)
yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir
untuk isim ba’id ( َ‫ ك‬، ‫ كُ َما‬atau ‫) كُ ْم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan
letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya
saja.
Seperti : َ‫ هُنَا هلك‬، َ‫ هُنَاك‬، ‫هُنَا‬
3. Isim Maushul ( ‫س ُم ا ْل َم ْوص ُْو هل‬
ْ ‫) اه‬
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis
dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat
mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak.
5
Yaitu ‫( َما‬apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (‫س ُم ال َم ْوص ُْو هل‬
ْ ‫اه‬
‫ ) هلغَي هْر اه ْلعَاقه هل‬dan ْ‫( َمن‬siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal
( ‫س ُم ال َم ْوص ُْو هل هل هْ ْلعَاقه هل‬
ْ ‫) اه‬.
4. Isim Alam ( ‫س ُم ا ْل َعلَ هم‬
ْ ‫) اه‬
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa
membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim
tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama

5
Nurhasanah. “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu Nahwu.

(Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger).hal 145

7
manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
• Isim khos (nama asli)
Contoh : ‫ عُ َم ُر‬، ُ‫عَائهشَة‬
• Kunyah ( ‫ ) كُ ْنيَة‬: julukan
Adalah nama yang diawali dengan kata : ‫ اَب‬، ‫ ا ُم‬، ‫اهبْن‬dan ‫هب ْنت‬
Contoh : ‫ اَبُ ْو َح ْفص‬، ‫ب‬
‫ اه ْب ُن ا ْل َخطا ه‬، ‫ ا ُم ا ْلمؤمنين‬dan lain-lain.
• Laqob ( ‫ ) لَقَب‬: gelar
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu
perkara.
Contoh : ‫ق‬ ُ َ‫ الف‬، ‫ش ْي ُد‬
ُ ‫ار ْو‬ ‫ الر ه‬، ‫ق‬
ُ ‫الص هد ْي‬
‫ ه‬dan lain-lain.
5. Isim Munada ( ‫س ُم ا ْل ُم َنادَى‬
ْ ‫) اه‬
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf
nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul
mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini
hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau
bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan
isim munada khusus lafdzul jalalah. 6
• Isim munada mufrod
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi
tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa
(salah satu tandanya dhommah).
Contoh : ‫س هل ُم‬
ْ ‫يَا ُم‬
• Isim munada mudhofan
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata
yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).

6
Ibid hal. 146

8
Contoh : ‫يَا َرسُ ْو َل للاه‬
Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a
seperti : ‫ يَا َربنَا‬menjadi ‫َربنَا‬
• ُ َ‫)ا‬
Isim munada khusus lafdzul jalalah (‫لل‬
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ‫ يَا اَلل‬dan huruf nida bisa diganti dengan
huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ‫اَللهُم‬
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ال‬ataupun
isim maushul, maka setelah ‫ يا‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim
tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ‫( اَيهَا‬untuk isim mudzakkar) dan ‫اَيتُهَا‬
(untuk isim muannats).

ُ ‫يَااَيتُهَا الن ْف‬


Contoh : َ‫ يَا اَيهَا ال هذيْن‬، ‫س‬
6. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫س ُم اْ هإلضَافَ هة‬
ْ ‫) اه‬
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga
huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫ ) ُمضَاف‬sedangkan
isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (‫) ُمضَاف هإلَ ْي هه‬, yang merupakan isim
ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi
dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami
bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah
satu tandanya kasroh). 7
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
• Tidak boleh ada ” ‫“ ال‬
• Tidak boleh tanwin
Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di
akhirnya dibuang.
Contoh :

7
Ibdi hal.147

9
‫ َرسُ ْول‬+ ُ‫= للا‬ ‫َرسُ ْو ُل للاه‬
‫ َوا هل َدي هْن‬+ ‫= ـ هه‬ ‫َوا هل َد ْي هه‬
َ‫ بَنهيْن‬+ ‫= اهس َْرائه ْي َل‬ ‫بَن ْهي اهس َْرائه ْي َل‬
d. Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim
shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
• Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
• Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ‫ ْى‬atau ‫) ْي‬. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur
( ‫س ُم ال َم ْقص ُْو ُر‬
ْ ‫ ) ا هال‬seperti : ‫ هُدَى‬، ‫سى‬
َ ‫ ُم ْو‬, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim
manqus ( ُ‫س ُم ال َم ْنقُ ْوص‬ ‫ القَ ه‬، ‫هي‬
ْ ‫ ) ا هال‬seperti : ‫اض ْي‬ ْ ‫الهَاد‬
Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :
ُ‫ ذ‬، ‫ف‬
ُ ، ‫ حَم‬، ‫ اَخ‬، ‫ اَب‬.
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’
seperti : ‫ ذُ ْو َمال‬، َ‫ فُ ْوك‬، َ‫ َح ُم ْوك‬، َ‫ اَ ُخ ْوك‬، َ‫اَبُ ْوك‬
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ ذَا َمال‬، َ‫ فَاك‬، َ‫ َح َماك‬، َ‫ اَ َخاك‬، َ‫اَ َباك‬
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ هذ ْي َمال‬، َ‫ فهيْك‬، َ‫ َحمه يْك‬، َ‫ اَخه يْك‬، َ‫اَ هبيْك‬
• Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).
Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ال‬dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi
tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif.
Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ُ‫ فَاطه َمة‬،

‫ عُ َم ُر‬، ‫ عُثْ َما ُن‬dll.


Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغة منتهى الجموع‬, bentuk jamak yang sama dengan
‫ َمفَا هع ُل‬dan ‫ َمفَا هع ْي ُل‬, seperti : ‫اج ُد‬
‫س ه‬َ ‫َم‬
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الف التأنيث الممدودة‬seperti : ‫َائ‬
ُ ‫س ْود‬
َ ، ‫ صَحْ َرا ُء‬،
‫ح َْم َرا ُء‬.

10
11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah
waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain
dan dhommahtain), terdapat ‫ ال‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah
atau penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim
Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi
dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal
(tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah
dan isim ghoiru munshorif.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017
Ryper.“PengenalanIsimdanTanda-
Tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-
pengenalan-isim-dan-tanda. html. diakses pada 27 Oktober 2017
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.
K. H Muchammad Anwar. Al Kailani dan nazham Al Maqsud. Ilmu Shorof
terjemahan Matan.. Bandung Sinar Baru Algensindo

13

Anda mungkin juga menyukai