KHZ.ARIFIN TAP.TENG
PANDAN
T.A 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui
tentang pengertian isim, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang dating dari diri penulis maupun yang dating dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Isim dan Pembagiannya”. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-teman
disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penulis
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………... . 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. . 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… . 2
A. Pengertian Isim…………………………………………………… . 2
B. Ciri-ciri Isim …………………………………………………….. . 2
C. Pembagian Isim…………………………………………………. . 4
A. KESIMPULAN…………………………………………………… . 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. . 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu
bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan
Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah
kata penghubung.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Isim dan Macam-Macamnya”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka
dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah pengertian dari Isim?
2. Apakah ciri-ciri dari Isim?
3. Apa saja pembagian dari Isim?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu(tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau
segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit
(dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera). 1
B. Ciri-Ciri Isim
Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka
bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
Contoh :
طييبمةن
ب ات ممثملن مكلَبممةن م
ضمر م
م
Kata bergarisbawah ( )ممثملن مكلَبممةن طمييبمنةdi atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin
pada akhirannya.
Contoh :
2. Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
bergandengan dengan ل.
1 Ibrah. “Pembagian Isim”. pada http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i/pembagian-isim.html,
diakses pada 02 September 2019
2
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ل, maka isim tersebut
tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan
tanda لdan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari
kedua tanda di atas, baik itu لsaja atau tanwin saja.2
ممنن : Dari
ععنن : Dari
ِبمـ : Dengan
َإمعلى : Ke
َعكا : Seperti
َعععلى : Di atas
ب
ُرر ب : Betapa banyak, acapkali
ِمفي : Di dalam
Contoh :
ت اب
ت بمنن بتيتنو ب
بفيِ بمني ن
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata
tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :
بكمتاً ت
ب تممحلمند : Kitabnya Muhammad
سلمبم
بدنيتن ابل ن : Agama Islam
2 K. H Mochammad Anwar. Ilmu Nahwu dan terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan Imrithy (Sinar Baru
Algensindo : Bandung) Hal.72
3
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih
(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan
terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
C. Pembagian Isim
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah
benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan
huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki)
dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya
berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya
saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda).
Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak memerlukan
ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta
cakupannya.3
Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh ()ة
Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats
seperti di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.
3 Ibid hal.73
4
b. Isim Berdasarkan Jumlah Benda
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim
mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan
(satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah,
fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas
yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …اَمنعatau … نيمنعuntuk mudzakkar dan
عتاَمنatau تعنيمنuntuk muannats. Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua
satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (سلَببم )مجنمتع انلتممذلكبر ال ل,
jamak muannats salim (سلَببم )مجنمتع انلتممؤنل بdan jamak taksir (سنيبر
ث ال ل )مجنمتع التلنك ب.
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah ( )رـِنوعنatau ( )مـِنيعنdi akhirnya.
Contoh : سلَبتمنومن
تم نatau سلَببمنيمن
تم نberasal dari سلَبةم
تم ن
Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim
muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ت عـِاَ بatau ت
عـِاَ ت.
Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats
mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau
dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, sehingga harus dihafal. 4
a. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ِ ـِبـ، ِ ـِتـ، ِ) ــِـ
5
1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam
tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir
dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : مل+ لمتكللنم = تكللنمdan isim dhomir bariz
امنن م
munfashil (berdiri sendiri) seperti : تهمو، ت
5 Nurhasanah. “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar,Moch.2009. Ilmu Nahwu. Bandung. Sinar Baru
Algensindo.” (Ciamis : Blogger). Hal.145
6
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam
suatu perkara.
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu
tandanya dhommah).
Contoh : سلَبتم
مياً تم ن
)ع ر
Isim munada khusus lafdzul jalalah (ا
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat عياَ عارdan huruf nida bisa diganti dengan huruf
mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : عاَلللهربُم
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ” لataupun isim
maushul, maka setelah َ ياtidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi
harus diselingi dengan lafadz َ( اَعيَيهعـِـِاuntuk isim mudzakkar) dan َ( اَعيبُترهعـِـِاuntuk isim
muannats).
مياًاميلتتمهاً النلنف ت
Contoh : مياً امديمهاً اللبذنيمن، س
7
yang disandari disebut mudhof ilaihi (ف إبلمنيبه
ضاً ة
) تم م, yang merupakan isim ma’rifat adalah
isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat
pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak
boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh). 7
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
Tidak boleh ada ” “ ل
Tidak boleh tanwin
Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya
dibuang.
Contoh :
سنوةل
مر ت+ = ات سنوتل اب
مر ت
بمنبنيمن+ سمرائبنيمل
= اب ن سمرائبنيمل
بمنبنيِ اب ن
Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats
salim.
Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ى نatau ي ) ن. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
صنوترستم الممنق ت
) ابل نseperti : ٌ تهمدى، ًسى تمنو م, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus
(ص ت ن
ستم الممنقنو ت ) ابل نseperti : ِضني م
القاً ب، ي المهاًبد ن
Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :
تذ، ف
ت، محةم، امةخ، ب
ام ة.
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti :
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : مذا مماًنل، مفاًمك، محمماًمك، اممخاًمك، اممباًمك
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : بذنيمماًنل، فبنيمك، محبمنيمك، امبخنيمك، امببنيمك
8
Shighot muntahal jumuk ( ) صغة منتهىً الجموع, bentuk jamak yang sama dengan مممفاًبعتلdan
مممفاًبعنيتل, seperti : عمعساَمجرد
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ) الف التأنيث الممدودةseperti : محنممراتء، ئ
سنومدا ت
م، صنحمراتء
م
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda;
baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain
dan dhommahtain), terdapat لpada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau
penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim
Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua,
yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda)
terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim
ghoiru munshorif.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar,Moch.2009. Ilmu Nahwu.
Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger
11