Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA ARAB

TENTANG ISIM DAN PEMBAGIANNYA


(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab)
O
L
E
H
KELOMPOK 1

BELLA AINI SAFIRA TANJUNG


ADAWIYAH AMINAH
SEMESTER : I Perbankan Syariah
DOSEN PEMBIMBING :H. WANDANA SIMATUPANG, MA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRIYATUL ULUM

KHZ.ARIFIN TAP.TENG

PANDAN

T.A 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui
tentang pengertian isim, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang dating dari diri penulis maupun yang dating dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Isim dan Pembagiannya”. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-teman
disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Pandan, 02 September 2019

Penulis

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………... . 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. . 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… . 2

A. Pengertian Isim…………………………………………………… . 2
B. Ciri-ciri Isim …………………………………………………….. . 2
C. Pembagian Isim…………………………………………………. . 4

BAB III PENUTUP……………………………………………………………. . 8

A. KESIMPULAN…………………………………………………… . 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. . 9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu
bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan
Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah
kata penghubung.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Isim dan Macam-Macamnya”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka
dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah pengertian dari Isim?
2. Apakah ciri-ciri dari Isim?
3. Apa saja pembagian dari Isim?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim

‫مكلَبممةة مدللنت معلَمىً ممنعننىً مو لمنم يمنقتمبرنن ببمزممنن‬

Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu(tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau
segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit
(dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera). 1
B. Ciri-Ciri Isim
Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka
bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :

‫ت بباًلب مر بنباً موبباًنل ن‬


ً‫سلمبم بدنيننا‬ ‫ضني ت‬
‫مر ب‬

‫)نل ن‬di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran


Kata yang di garis bawah (‫ لبلل‬dan ‫سلللمبم‬
katanya berupa harokat kasroh.

Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.

Contoh :

‫طييبمةن‬
‫ب ات ممثملن مكلَبممةن م‬
‫ضمر م‬
‫م‬

Kata bergarisbawah (‫ )ممثملن مكلَبممةن طمييبمنة‬di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin
pada akhirannya.

Terdapat ‫ ل‬pada awal kata

Contoh :

‫سلمتم‬ ‫المملَبتك القتددنو ت‬


‫س ال ل‬

2. Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
bergandengan dengan ‫ل‬.
1 Ibrah. “Pembagian Isim”. pada http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i/pembagian-isim.html,
diakses pada 02 September 2019

2
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ل‬, maka isim tersebut
tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan
tanda ‫ ل‬dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari
kedua tanda di atas, baik itu ‫ ل‬saja atau tanwin saja.2

Terletak setelah huruf jer

‫بمنن – إبملىً – معنن – معملَىً – بفيِ – تر ل‬.. )


Diantara huruf-huruf jar adalah : (‫ب – ببل – مكاً – بلل‬

‫ممنن‬ : Dari

‫ععنن‬ : Dari

ِ‫بمـ‬ : Dengan

َ‫إمعلى‬ : Ke

ِ‫ملـ‬ : Milik, Kepunyaan

َ‫عكا‬ : Seperti

َ‫عععلى‬ : Di atas

‫ب‬
ُ‫رر ب‬ : Betapa banyak, acapkali

ِ‫مفي‬ : Di dalam

Contoh :

‫ت اب‬
‫ت بمنن بتيتنو ب‬
‫بفيِ بمني ن‬

‫ بعني ت‬dan ‫ت‬


Dari contoh di atas, kata ‫ت‬ ‫ بريرنو م‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf jar.

Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata
tersebut kemungkinan besar adalah isim.

Contoh :

‫بكمتاً ت‬
‫ب تممحلمند‬ : Kitabnya Muhammad

‫سلمبم‬
‫بدنيتن ابل ن‬ : Agama Islam

2 K. H Mochammad Anwar. Ilmu Nahwu dan terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan Imrithy (Sinar Baru
Algensindo : Bandung) Hal.72

3
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih
(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan
terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.

C. Pembagian Isim

Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah
benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan
huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

a. Isim Berdasarkan Jenisnya

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki)
dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya
berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya
saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda).
Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak memerlukan
ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta
cakupannya.3
Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (‫)ة‬

‫ الممندمر م‬، ‫اللناًفبمذةت‬


Contoh : ‫سةت‬

Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :


 Alat tubuh yang berpasangan

Contoh: ‫ برنجةل‬، ‫ أتتذةن‬، ‫ يمدد‬، ‫معنيةن‬

 Benda yang tidak dapat dihitung

Contoh: ‫ اللناًتر‬، ‫ برنيةح‬، ‫ب‬


‫سمحاً ة‬
‫م‬

Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)

‫ امنر ة‬، ‫ش‬


Contoh: ‫ض‬ ‫سنم ة‬ ‫ طمبرني ة‬، ‫ق‬
‫ م‬، ‫ قمممةر‬، ‫ مداةر‬، ‫ق‬ ‫سنو ة‬
‫ ت‬، ‫سمماًتء‬ ‫النلنف ت‬
‫ ال ل‬، ‫س‬

Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).

‫( تكدل مجنمنع تممؤنل ة‬setiap jamak adalah muannats)


Kaidahnya: ‫ث‬

‫( اَعنبعواَ ب‬pintu-pintu) ‫( نمموافبتذ‬jendela-jendela)


Contoh: ‫ب‬

Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats
seperti di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.

3 Ibid hal.73

4
b. Isim Berdasarkan Jumlah Benda

Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim
mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan
(satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah,
fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas
yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …‫اَمنع‬atau …‫ نيمنع‬untuk mudzakkar dan
‫ عتاَمن‬atau ‫ تعنيمن‬untuk muannats. Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua
satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (‫سلَببم‬ ‫)مجنمتع انلتممذلكبر ال ل‬,
jamak muannats salim (‫سلَببم‬ ‫ )مجنمتع انلتممؤنل ب‬dan jamak taksir (‫سنيبر‬
‫ث ال ل‬ ‫)مجنمتع التلنك ب‬.
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah (‫ )رـِنوعن‬atau (‫ )مـِنيعن‬di akhirnya.

Contoh : ‫سلَبتمنومن‬
‫ تم ن‬atau ‫سلَببمنيمن‬
‫ تم ن‬berasal dari ‫سلَبةم‬
‫تم ن‬

Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim
muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ‫ت‬ ‫ عـِاَ ب‬atau ‫ت‬
‫عـِاَ ت‬.
Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats
mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau
dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, sehingga harus dihafal. 4

‫ اَعنبعواَ ب‬berasal dari ‫ نععواَفمرذ‬, ‫ب‬


Contoh : ‫ب‬ ‫ عباَ ب‬berasal dari ‫عناَفمعذةب‬

c. Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)


Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh
(umum) dan isim ma’rifat (khusus).

a. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ِ‫ ـِبـ‬، ِ‫ ـِتـ‬، ِ‫) ــِـ‬

‫ بكمتاً ة‬، ٌ‫تهةدى‬


Contoh : ‫ب‬

b. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :


 Isim yang diawali dengan Al (َ‫)ل ا‬

Contoh : ‫ب‬‫ البكمتاً ت‬، ٌ‫التهمدى‬


 Isim dhomir (kata ganti)
 Isim isyaroh (kata tunjuk)
 Isim maushul (kata sambung)
 Isim alam (nama)
 Isim munada (yang dipanggil)
 Isim idhofat (yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

4 Ryper. “Pengenalan Isim dan Tanda-Tandanya”. pada http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-


pengenalan-isim-dan-tanda.html. diakses pada 02 September 2019.

5
1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam
tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir
dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ مل‬+ ‫لمتكللنم = تكللنم‬dan isim dhomir bariz
‫امنن م‬
munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ تهمو‬، ‫ت‬

2. Isim isyaroh ( ‫شاًمربة‬ ‫ستم ابل م‬


‫) اب ن‬
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu
ha tanbih ( ِ‫ ) هعـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim
ba’id ( ‫ مك‬، ً‫ تكمما‬atau ‫) تكنم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan
jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.

Seperti : ‫ تهمناًلبمك‬، ‫ تهمناًمك‬، ً‫تهمنا‬

3. Isim Maushul ( ‫صنوبل‬ ‫ستم انلممنو ت‬


‫) اب ن‬
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan


jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar
atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak 5. Yaitu َ‫( عم ا‬apa-
apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (‫صنوبل لبمغنيبر ابنلمعاًقببل‬
‫ستم الممنو ت‬ ‫ ) اب ن‬dan ‫عمنن‬
(siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( ‫صنوبل لبنلَمعاًقببل‬
‫ستم الممنو ت‬
‫) اب ن‬.

4. Isim Alam ( ‫ستم انلمعلَمبم‬


‫) اب ن‬
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan
penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian
ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu :
 Isim khos (nama asli)

Contoh : ‫ تعممتر‬، ‫شةت‬


‫معاًئب م‬

 Kunyah ( ‫ ) ركننيعةب‬: julukan


‫ببنن ة‬
‫ ام ة‬، ‫ اتدم‬، ‫ابنبةن‬dan ‫ت‬
Adalah nama yang diawali dengan kata : ‫ب‬

‫ امبتنو محنف ن‬، ‫ب‬


Contoh : ‫ص‬ ‫ ابنبتن انلمخ ل‬، ‫ اتدم انلمؤمنين‬dan lain-lain.
‫طاً ب‬

 ‫ ) لعقع ب‬: gelar


Laqob ( ‫ب‬

5 Nurhasanah. “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar,Moch.2009. Ilmu Nahwu. Bandung. Sinar Baru
Algensindo.” (Ciamis : Blogger). Hal.145

6
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam
suatu perkara.

‫ المفاًترنو ت‬، ‫شنيتد‬


Contoh : ‫ق‬ ‫ اللر ب‬، ‫ق‬
‫صيدني ت‬
‫ال ي‬dan lain-lain.

5. Isim Munada ( ٌ‫ستم انلتممناًمدى‬


‫) اب ن‬
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida
terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini
hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau
bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim
munada khusus lafdzul jalalah.6
 Isim munada mufrod

Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu
tandanya dhommah).

Contoh : ‫سلَبتم‬
‫مياً تم ن‬

 Isim munada mudhofan


Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang
disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).

Contoh : ‫سنومل اب‬


‫مياً مر ت‬

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a


seperti : ً‫ مياً مربلمنا‬menjadi ً‫مربلمنا‬

 ‫)ع ر‬
Isim munada khusus lafdzul jalalah (‫ا‬

Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ‫ عياَ عار‬dan huruf nida bisa diganti dengan huruf
mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ‫عاَلللهربُم‬

Catatan :

Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ل‬ataupun isim
maushul, maka setelah َ‫ يا‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi
harus diselingi dengan lafadz َ‫( اَعيَيهعـِـِا‬untuk isim mudzakkar) dan َ‫( اَعيبُترهعـِـِا‬untuk isim
muannats).

‫مياًاميلتتمهاً النلنف ت‬
Contoh : ‫ مياً امديمهاً اللبذنيمن‬، ‫س‬

6. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫ضاًفمبة‬


‫ستم نابل م‬
‫) اب ن‬
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga
huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫ف‬ ‫ضاَ ب‬
‫ ) رم ع‬sedangkan isim
6 Ibid hal.146

7
yang disandari disebut mudhof ilaihi (‫ف إبلمنيبه‬
‫ضاً ة‬
‫) تم م‬, yang merupakan isim ma’rifat adalah
isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat
pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak
boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh). 7
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
 Tidak boleh ada ” ‫“ ل‬
 Tidak boleh tanwin

Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya
dibuang.

Contoh :

‫سنوةل‬
‫ مر ت‬+ ‫= ات‬ ‫سنوتل اب‬
‫مر ت‬

‫ موالبمدنيبن‬+ ‫= لبه‬ ‫موالبمدنيبه‬

‫ بمنبنيمن‬+ ‫سمرائبنيمل‬
‫= اب ن‬ ‫سمرائبنيمل‬
‫بمنبنيِ اب ن‬

d. Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya


Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim shohih
akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

 Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats
salim.
 Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ‫ى‬ ‫ ن‬atau ‫ي‬ ‫) ن‬. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
‫صنوتر‬‫ستم الممنق ت‬
‫ ) ابل ن‬seperti : ٌ‫ تهمدى‬، ً‫سى‬ ‫تمنو م‬, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus
(‫ص‬ ‫ت‬ ‫ن‬
‫ستم الممنقنو ت‬ ‫ ) ابل ن‬seperti : ِ‫ضني‬ ‫م‬
‫ القاً ب‬، ‫ي‬ ‫المهاًبد ن‬

Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :

‫ تذ‬، ‫ف‬
‫ ت‬، ‫ محةم‬، ‫ امةخ‬، ‫ب‬
‫ ام ة‬.

Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti :

‫ تذنو مماًنل‬، ‫ فتنومك‬، ‫ محتمنومك‬، ‫ امتخنومك‬، ‫امبتنومك‬

Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ مذا مماًنل‬، ‫ مفاًمك‬، ‫ محمماًمك‬، ‫ اممخاًمك‬، ‫اممباًمك‬

Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ بذنيمماًنل‬، ‫ فبنيمك‬، ‫ محبمنيمك‬، ‫ امبخنيمك‬، ‫امببنيمك‬

 Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).


Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ل‬dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi
tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang
termasuk isim ghoiru munshorif adalah :
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ، ‫ تعنثمماًتن‬، ‫مفاًبطممةت‬
‫تعممتر‬

7 Ibid hal. 147

8
Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغة منتهىً الجموع‬, bentuk jamak yang sama dengan ‫ مممفاًبعتل‬dan
‫ مممفاًبعنيتل‬, seperti : ‫عمعساَمجرد‬
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الف التأنيث الممدودة‬seperti : ‫ محنممراتء‬، ‫ئ‬
‫سنومدا ت‬
‫ م‬، ‫صنحمراتء‬
‫م‬

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda;
baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain
dan dhommahtain), terdapat ‫ ل‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau
penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim
Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua,
yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda)
terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim
ghoiru munshorif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ibrah. “Pembagian Isim”. pada http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-


i/pembagian-isim.html, diakses pada 02 September 2019

Ryper. “Pengenalan Isim dan Tanda-Tandanya”.


pada http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-dan-tanda.html. diakses
pada 02 September 2019.

Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar,Moch.2009. Ilmu Nahwu.
Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger

K. H Muchammad Anwar Al Kailani dan nazham Al Maqsud. Ilmu Shorof terjemahan


Matan.. Bandung Sinar Baru Algensindo

11

Anda mungkin juga menyukai