TENTANG
KONSEP ISIM
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui
tentang pengertian isim, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Isim dan Pembagiannya” dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan:
“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing
sedang (rasul adalah orang Arab )” ? Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi
menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang
isim. Isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu.”
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup,
tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang
bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak
dijangkau diindera).1
B. Ciri-Ciri Isim
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,
Contoh :
Contoh :
1
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017
2
Terdapat ﻻpada awal kata
Contoh :
2. Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ﻻ, maka isim tersebut tidak
boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda
ﻻdan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua
ﻋﻠَى – ﻓِي – ُر ﱠ
Diantara huruf-huruf jer adalah : (ب – ِبـ – ﻛَﺎ – لِـ َ – ﻣِ ْﻦ – ِإلَى – ﻋ َْﻦ.. )
ﻋ َْﻦ : Dari
بِـ : Dengan
إِلَى : Ke
ﻛَﺎ : Seperti
ﻋﻠَى
َ : Di atas
ب
ُر ﱠ : Betapa banyak,acapkali
ﻓِي : Di dalam
Contoh :
ِ ت ﻣِ ْﻦ بُيُ ْو
ِت ﷲ ٍ ﻓِي بَ ْي
2
K. H Mochammad Anwar. Ilmu Nahwu dan Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan Imrithy ( Sinar
Baru Algensindo : Bandung ) Hal. 72
3
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata
Contoh :
ُ َِﻛت
ﺎب ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ : Kitabnya Muhammad
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih
(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan
C. Pembagian Isim
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar
(laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang
faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang
hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis
dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk
Contoh : ُ سﺔ
َ ال َﻤﺪ َْر، ُالنﱠﺎ ِﻓذَة
3
Ibid hal. 73
4
Alat tubuh yang berpasangan
Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti
Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod,
isim mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu
satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan
dhommah, fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua
satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah
akhirannya …َانatau
ِ ِ َ تatau تَي ِْﻦuntuk muannats. Isim
…َ ي ِْﻦuntuk mudzakkar dan ﺎن
jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini dibagi
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah ( َ )ـ ُ ْونatau ( َ )ـِ ْيﻦdi akhirnya.
Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian
5
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri
isim muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ٌ ـَﺎتatau ت
ٍ ـَﺎ.
Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats
mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau
dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, sehingga harus dihafal.4
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim
1. Isim Dhomir
4
Ryper.”PengenalanisimdanTanda-tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-
pengenalan-isim-dan-tanda.html. diakses pada27oktober2017
6
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam
tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir
bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : َل+ لَ ُك ْم = ُﻛ ْمdan isim dhomir
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id)
yaitu ha tanbih ( ) َهـdi awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk
isim ba’id ( َ ك، ُﻛ َﻤﺎatau ) ُﻛ ْم. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak,
jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.
ُ س ُم ا ْل َﻤ ْو
3. Isim Maushul ( ص ْو ِل ْ ِ) ا
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis
dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar
atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. 5Yaitu َﻣﺎ
5 Nurhasanah. “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu Nahwu. (Bandung.
7
(apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (ص ْو ِل ِلغَي ِْر اِ ْلعَﺎ ِﻗ ِل
ُ س ُم ال َﻤ ْو
ْ ِ) ا
dan ( َﻣ ْﻦsiapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( ص ْو ِل
ُ س ُم ال َﻤ ْو
ْ ِا
) ِل ِ◌ ْلعَﺎ ِﻗ ِل.
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan
penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada
bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang
ُ ، ُﻋَﺎﺋِﺸَﺔ
Contoh : ﻋ َﻤ ُر
ٌ َ ) لَﻘ: gelar
Laqob ( ﺐ
perkara.
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida
terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul
mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya
8
dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan
sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu
tandanya dhommah).
Contoh : س ِﻠ ُم
ْ يَﺎ ُﻣ
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang
Contoh : ﷲ
ِ س ْو َل
ُ يَﺎ َر
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ َ يَﺎ اdan huruf nida bisa diganti dengan
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ” ﻻataupun isim
maushul, maka setelah يﺎtidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut,
tetapi harus diselingi dengan lafadz ( اَيﱡهَﺎuntuk isim mudzakkar) dan ( اَيﱠتُهَﺎuntuk isim
muannats).
6
Ibid hal. 146
9
6. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( س ُم اْ ِﻹضَﺎ َﻓ ِﺔ
ْ ِ) ا
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga
isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat
dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi
itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).7
Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya
dibuang.
Contoh :
س ْو ٌل
ُ َر+ ُ= ﷲ ِس ْو ُل ﷲ
ُ َر
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim
shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati
ُ س ُم ال َﻤ ْﻘ
atau ya’ mati ( ْىatau ) ْي. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( ص ْو ُر ْ ) ا ِﻻ
7
Ibdi hal.147
10
ِ َ الﻘ، ِي
seperti : ﺎض ْي ْ الهَﺎد
ٌ َا
Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu : ب
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti :
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ذَا َﻣﺎ ٍل، َ َﻓﺎك، َ َﺣ َﻤﺎك، َ اَ َخﺎك، َا َ َبﺎك
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ِذ ْي َﻤﺎ ٍل، َ ِﻓ ْيك، َ ﺣَﻤِ ْيك، َ اَخِ ْيك، َا َ ِب ْيك
Ada beberapa isim yang tidak ber ” ” ﻻdan bukan sebagai mudhof, akan tetapi
tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang
ُ ، َُﻓﺎطِ َﻤﺔ
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ﻋﺜْ َﻤﺎ ُن
، ﻋ َﻤ ُر
ُ dll.
Shighot muntahal jumuk ( ) صغﺔ ﻣنتهى الجﻤوع, bentuk jamak yang sama dengan َﻣﻔَﺎ ِﻋ ُل
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ) الف التأﻧيﺚ الﻤﻤﺪودةseperti : َﺣ ْﻤ َرا ُء، َائ
ُ س ْود
َ ، صﺤ َْرا ُء
َ .
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda;
baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain dan
dhommahtain), terdapat ﻻpada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau
penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah
benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak.
Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim
Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi empat,
yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
Ryper.“PengenalanIsimdanTanda-
Tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu Nahwu.
13