Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA ARAB

TENTANG

KONSEP ISIM

Dosen Pengampu : Dr. Satriawan, MA

Disusun Oleh :

Syalwa Aulia Wahyuni (220305067)

Aldi Rofizi (220305066)

Muhammad Azhari (220305040)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITA ISLAM NEGERI MATARAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan

makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan

sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui

tentang pengertian isim, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan

pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai

rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun

dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini

dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Isim dan Pembagiannya” dan sengaja dipilih karena

menarik perhatian penulis untuk dicermati. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang

telah memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan

kritiknya. Terima kasih.

Mataram, 09 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Pengertian Isim ....................................................................................................... 2

B. Ciri-Ciri Isim ......................................................................................................... 2

C. Pembagian Isim ...................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para

Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al

Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan:

“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing

sedang (rasul adalah orang Arab )” ? Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi

menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang

isim. Isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah

kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Isim?

2. Apakah ciri-ciri dari Isim?

3. Apa saja pembagian dari Isim?

C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk

menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.

Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari Isim.


2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim.
3. Mengetahui pembagian dari Isim.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim

‫ﻠﻰ َﻣ ْﻌﻨًﻰ َو لَ ْﻢ يَ ْقت َِر ْن ِﺑﺰَ َﻣ ٍﻦ‬


َ ‫ﻋ‬ ْ ‫ َﻛ ِﻠ َﻤﺔٌ دَلﱠ‬.
َ ‫ت‬

Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu.”

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda

atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup,

tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang

bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak

dijangkau diindera).1

B. Ciri-Ciri Isim

Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,

maka bisa dikatakan ia adalah isim.

Contoh :

‫اﻹ◌ْ ْسﻼَ ِم ِد ْيﻨًا‬


ِ ‫ضيْتُ ِﺑا ِ َرﺑا َو ِﺑ‬
ِ ‫َر‬

Kata yang di garis bawah (ِ dan ‫سﻼَ ِم‬


ْ ْ◌‫)ﻹ‬
ِ di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran

katanya berupa harokat kasroh.

Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.

Contoh :

ً‫طي ِ ِ◌◌ّ ﺑَﺔ‬


َ ً‫ب ﷲُ َﻣﺜَﻼً َﻛ ِﻠ َﻤﺔ‬
َ ‫ض َر‬
َ

Kata bergarisbawah (ً‫طي ِ ِ◌◌ّ بَﺔ‬


َ ً‫ ) َﻣﺜَﻼً َﻛ ِﻠ َﻤﺔ‬di atas merupakan isim, terlihat dari adanya

tanwin pada akhirannya.

1
Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i
pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017

2
Terdapat ‫ ﻻ‬pada awal kata

Contoh :

‫سﻼَ ُم‬ ُ ‫ال َﻤ ِﻠكُ القُد ْﱡو‬


‫س ال ﱠ‬

2. Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena

bergandengan dengan ‫ﻻ‬.

Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ﻻ‬, maka isim tersebut tidak

boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda

‫ ﻻ‬dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua

tanda di atas, baik itu ‫ ﻻ‬saja atau tanwin saja.2

Terletak setelah huruf jer

‫ﻋﻠَى – ﻓِي – ُر ﱠ‬
Diantara huruf-huruf jer adalah : (‫ب – ِبـ – ﻛَﺎ – لِـ‬ َ – ‫ﻣِ ْﻦ – ِإلَى – ﻋ َْﻦ‬.. )

‫ﻣِ ْﻦ‬ : Dari

‫ﻋ َْﻦ‬ : Dari

‫بِـ‬ : Dengan

‫إِلَى‬ : Ke

‫لِـ‬ : Milik, Kepunyaan

‫ﻛَﺎ‬ : Seperti

‫ﻋﻠَى‬
َ : Di atas

‫ب‬
‫ُر ﱠ‬ : Betapa banyak,acapkali

‫ﻓِي‬ : Di dalam

Contoh :

ِ ‫ت ﻣِ ْﻦ بُيُ ْو‬
ِ‫ت ﷲ‬ ٍ ‫ﻓِي بَ ْي‬

Dari contoh di atas, kata ‫ت‬


ٍ ‫ بَ ْي‬dan ‫ت‬
ِ ‫ بُيُ ْو‬, termasuk isim karena terletak setelah hurufjer.

2
K. H Mochammad Anwar. Ilmu Nahwu dan Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan Imrithy ( Sinar
Baru Algensindo : Bandung ) Hal. 72

3
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang

bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata

tersebut kemungkinan besar adalah isim.

Contoh :

ُ َ‫ِﻛت‬
‫ﺎب ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬ : Kitabnya Muhammad

‫سﻼَ ِم‬ ِ ‫ِد ْي ُﻦ‬


ْ ‫اﻹ‬ : Agama Islam

Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih

(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan

terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.

C. Pembagian Isim

Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah

benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan

berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

a. Isim Berdasarkan Jenisnya

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar

(laki-laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang

faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang

hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis

kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah

dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk

membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.3

Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (‫)ة‬

Contoh : ُ ‫سﺔ‬
َ ‫ ال َﻤﺪ َْر‬، ُ‫النﱠﺎ ِﻓذَة‬

Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :

3
Ibid hal. 73

4
 Alat tubuh yang berpasangan

Contoh : ‫ ِر ْج ٌل‬، ‫ أُذُ ٌن‬، ‫ يَ ﱞﺪ‬، ‫ﻋ ْي ٌﻦ‬


َ

 Benda yang tidak dapat dihitung

Contoh: ‫ النﱠﺎ ُر‬، ‫ ِر ْي ٌح‬، ‫َﺎب‬


ٌ ‫سﺤ‬َ

Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)

Contoh: ٌ‫ ا َ ْرض‬، ‫ﺶ‬ َ ، ‫ َﻗ َﻤ ٌر‬، ‫ دَا ٌر‬، ‫ق‬


ٌ ‫س ْﻤ‬ َ ،‫ق‬
ٌ ‫ط ِر ْي‬ ٌ ‫س ْو‬
ُ ، ‫س َﻤﺎ ُء‬ ُ ‫الﻦﱠ ْﻓ‬
‫ ال ﱠ‬، ‫ﺲ‬

Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).

ٌ ‫( ُﻛ ﱡل َج ْﻤ ٍﻊ ُﻣ َﺆﻧﱠ‬setiap jamak adalah muannats)


Kaidahnya: ‫ﺚ‬

ٌ ‫( اَب َْو‬pintu-pintu) ُ‫( ﻧَ َوا ِﻓذ‬jendela-jendela)


Contoh: ‫اب‬

Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti

di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.

b. Isim Berdasarkan Jumlah Benda

Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod,

isim mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu

satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan

dhommah, fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua

satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah

akhirannya …َ‫ان‬atau
ِ ِ َ‫ ت‬atau ‫ تَي ِْﻦ‬untuk muannats. Isim
…َ‫ ي ِْﻦ‬untuk mudzakkar dan ‫ﺎن‬

jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini dibagi

‫) َج ْﻤ ُﻊ ا ْل ُﻤذَﻛ ِﱠر ال ﱠ‬, jamak muannats salim


tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (‫سﻠ ِِم‬

(‫سﻠ ِِم‬ ِ ‫ ) َج ْﻤ ُﻊ ا ْل ُﻤ َﺆﻧﱠ‬dan jamak taksir (‫سي ِْر‬


‫ﺚ ال ﱠ‬ ِ ‫) َج ْﻤ ُﻊ التﱠ ْك‬.

Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian

hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah ( َ‫ )ـ ُ ْون‬atau ( َ‫ )ـِ ْيﻦ‬di akhirnya.

Contoh : َ‫س ِﻠ ُﻤ ْون‬


ْ ‫ ُﻣ‬atau َ‫سﻠِﻤِ ْيﻦ‬
ْ ‫ ُﻣ‬berasal dari ‫س ِﻠ ٌم‬
ْ ‫ُﻣ‬

Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian

5
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri

isim muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ٌ‫ ـَﺎت‬atau ‫ت‬
ٍ ‫ـَﺎ‬.

Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats

mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau

dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, sehingga harus dihafal.4

ٌ َ‫ ب‬berasal dari ٌ‫ﻧَﺎ ِﻓذَة‬


ٌ ‫ اَب َْو‬berasal dari ُ‫ ﻧَ َوا ِﻓذ‬, ‫ﺎب‬
Contoh : ‫اب‬

c. Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim

nakiroh (umum) dan isim ma’rifat (khusus).

a. isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ٌ ‫ ــ‬، ٍ‫ ــ‬، ‫) ـًـ‬

Contoh : ٌ َ‫ ِﻛت‬، ‫هُﺪٌى‬


‫ﺎب‬

b. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :

 Isim yang diawali dengan Al (‫)ﻻ‬

Contoh : ُ َ‫ ال ِكت‬، ‫ال ُهﺪَى‬


‫ﺎب‬

 Isim dhomir (kata ganti)

 Isim isyaroh (kata tunjuk)

 Isim maushul (kata sambung)

 Isim alam (nama)

 Isim munada (yang dipanggil)

 Isim idhofat (yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

1. Isim Dhomir

4
Ryper.”PengenalanisimdanTanda-tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-
pengenalan-isim-dan-tanda.html. diakses pada27oktober2017

6
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk

menggantikan isim tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim

dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam

tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir

mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir

bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَ ُك ْم = ُﻛ ْم‬dan isim dhomir

bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ ه َُو‬، َ‫اَ ْﻧت‬

2. Isim isyaroh ( ‫َﺎر ِة‬


َ ‫س ُم ا ِﻻش‬
ْ ِ‫) ا‬

Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk

menunjuk isim-isim tertentu.

Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan

jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id)

yaitu ha tanbih ( ‫ ) َهـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk

isim ba’id ( َ‫ ك‬، ‫ ُﻛ َﻤﺎ‬atau ‫) ُﻛ ْم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak,

jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.

Seperti : َ‫ ُهنَﺎ ِلك‬، َ‫ ُهنَﺎك‬، ‫ُهنَﺎ‬

ُ ‫س ُم ا ْل َﻤ ْو‬
3. Isim Maushul ( ‫ص ْو ِل‬ ْ ِ‫) ا‬

Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk

mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis

dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar

atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. 5Yaitu ‫َﻣﺎ‬

5 Nurhasanah. “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu Nahwu. (Bandung.

7
(apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (‫ص ْو ِل ِلغَي ِْر اِ ْلعَﺎ ِﻗ ِل‬
ُ ‫س ُم ال َﻤ ْو‬
ْ ِ‫) ا‬

dan ‫( َﻣ ْﻦ‬siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( ‫ص ْو ِل‬
ُ ‫س ُم ال َﻤ ْو‬
ْ ِ‫ا‬

‫) ِل ِ◌ ْلعَﺎ ِﻗ ِل‬.

4. Isim Alam ( ‫س ُم ا ْلعَﻠَ ِم‬


ْ ِ‫) ا‬

Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan

penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada

bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang

dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

 Isim khos (nama asli)

ُ ، ُ‫ﻋَﺎﺋِﺸَﺔ‬
Contoh : ‫ﻋ َﻤ ُر‬

 Kunyah ( ٌ‫ ) ُﻛ ْن َيﺔ‬: julukan

ٌ َ‫ ا‬، ‫ ا ُ ﱞم‬، ‫اِ ْب ٌﻦ‬dan ٌ‫ِب ْنت‬


Adalah nama yang diawali dengan kata : ‫ب‬

ٍ ‫ اَبُ ْو َﺣ ْﻔ‬، ‫ب‬


Contoh : ‫ﺺ‬ ‫ اِ ْب ُﻦ ا ْل َخ ﱠ‬، ‫ ا ُ ﱡم ا ْلﻤﺆﻣنيﻦ‬dan lain-lain.
ِ ‫طﺎ‬

ٌ َ‫ ) لَﻘ‬: gelar
 Laqob ( ‫ﺐ‬

Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu

perkara.

ُ ‫ الﻔَﺎ ُر ْو‬، ‫ش ْي ُﺪ‬


Contoh : ‫ق‬ ِ ‫الر‬
‫ ﱠ‬،‫ق‬ُ ‫ص ِ ّﺪ ْي‬
ّ ِ ‫ ال‬dan lain-lain.

5. Isim Munada ( ‫س ُم ا ْل ُﻤنَﺎدَى‬


ْ ِ‫) ا‬

Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena

setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida

terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.

Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul

mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya

Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger).hal 145

8
dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan

sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim

munada khusus lafdzul jalalah.6

 Isim munada mufrod

Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak

boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu

tandanya dhommah).

Contoh : ‫س ِﻠ ُم‬
ْ ‫يَﺎ ُﻣ‬

 Isim munada mudhofan

Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang

disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).

Contoh : ‫ﷲ‬
ِ ‫س ْو َل‬
ُ ‫يَﺎ َر‬

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a

seperti : ‫ يَﺎ َربﱠنَﺎ‬menjadi ‫َربﱠنَﺎ‬

 Isim munada khusus lafdzul jalalah (ُ َ‫)ا‬

Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada

pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ َ‫ يَﺎ ا‬dan huruf nida bisa diganti dengan

huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ‫اَلﻠّ ُه ﱠم‬

Catatan :

Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ﻻ‬ataupun isim

maushul, maka setelah ‫ يﺎ‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut,

tetapi harus diselingi dengan lafadz ‫( اَيﱡهَﺎ‬untuk isim mudzakkar) dan ‫( اَيﱠتُهَﺎ‬untuk isim

muannats).

Contoh : َ‫ َيﺎ اَ ﱡيهَﺎ الﱠ ِذ ْيﻦ‬، ‫ﺲ‬


ُ ‫َيﺎا َ ﱠيتُهَﺎ النﱠ ْﻔ‬

6
Ibid hal. 146

9
6. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫س ُم اْ ِﻹضَﺎ َﻓ ِﺔ‬
ْ ِ‫) ا‬

Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga

huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫َﺎف‬


ٌ ‫ ) ُﻣض‬sedangkan isim

yang disandari disebut mudhof ilaihi (‫َﺎف إِلَ ْي ِه‬


ٌ ‫) ُﻣض‬, yang merupakan isim ma’rifat adalah

isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat

dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi

itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).7

Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :

 Tidak boleh ada ” ‫“ ﻻ‬

 Tidak boleh tanwin

Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya

dibuang.

Contoh :

‫س ْو ٌل‬
ُ ‫ َر‬+ ُ‫= ﷲ‬ ِ‫س ْو ُل ﷲ‬
ُ ‫َر‬

‫ َوا ِل َﺪي ِْﻦ‬+ ‫= ـ ِه‬ ‫َوا ِل َﺪ ْي ِه‬

َ‫ بَنِ ْيﻦ‬+ ‫س َراﺋِ ْي َل‬


ْ ِ‫= ا‬ ‫س َراﺋِ ْي َل‬
ْ ِ‫بَن ِْي ا‬

d. Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya

Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim

shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

 Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim

mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.

 Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati

ُ ‫س ُم ال َﻤ ْﻘ‬
atau ya’ mati ( ‫ ْى‬atau ‫) ْي‬. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( ‫ص ْو ُر‬ ْ ‫) ا ِﻻ‬

seperti : ‫ هُﺪَى‬، ‫سى‬ ُ ‫س ُم ال َﻤ ْنﻘُ ْو‬


َ ‫ ُﻣ ْو‬, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus ( ‫ص‬ ْ ‫) ا ِﻻ‬

7
Ibdi hal.147

10
ِ َ‫ الﻘ‬، ‫ِي‬
seperti : ‫ﺎض ْي‬ ْ ‫الهَﺎد‬

ٌ َ‫ا‬
Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu : ‫ب‬

، ُ‫ ذ‬، ‫ف‬ ٌ َ‫ ا‬.


ُ ، ‫ َﺣ ٌم‬، ‫خ‬

Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti :

‫ ذُ ْو َﻣﺎ ٍل‬، َ‫ ﻓُ ْوك‬، َ‫ َﺣ ُﻤ ْوك‬، َ‫ ا َ ُخ ْوك‬، َ‫اَبُ ْوك‬

Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ ذَا َﻣﺎ ٍل‬، َ‫ َﻓﺎك‬، َ‫ َﺣ َﻤﺎك‬، َ‫ اَ َخﺎك‬، َ‫ا َ َبﺎك‬

Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ ِذ ْي َﻤﺎ ٍل‬، َ‫ ِﻓ ْيك‬، َ‫ ﺣَﻤِ ْيك‬، َ‫ اَخِ ْيك‬، َ‫ا َ ِب ْيك‬

 Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).

Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ﻻ‬dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi

tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang

termasuk isim ghoiru munshorif adalah :

ُ ، ُ‫َﻓﺎطِ َﻤﺔ‬
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ‫ﻋﺜْ َﻤﺎ ُن‬

، ‫ﻋ َﻤ ُر‬
ُ dll.

Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغﺔ ﻣنتهى الجﻤوع‬, bentuk jamak yang sama dengan ‫َﻣﻔَﺎ ِﻋ ُل‬

dan ‫ َﻣﻔَﺎ ِﻋ ْي ُل‬, seperti : ‫ﺎج ُﺪ‬


ِ ‫س‬َ ‫َﻣ‬

Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الف التأﻧيﺚ الﻤﻤﺪودة‬seperti : ‫ َﺣ ْﻤ َرا ُء‬، ‫َائ‬
ُ ‫س ْود‬
َ ، ‫صﺤ َْرا ُء‬
َ .

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda;

baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.

Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain dan

dhommahtain), terdapat ‫ ﻻ‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau

penyandaran.

Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah

benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf

akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim

berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak.

Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim

Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi empat,

yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ibrah.“PembagianIsim”.padahttp://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i

pembagian-isim.html, diakses pada 27Oktober2017

Ryper.“PengenalanIsimdanTanda-

Tandanya”.padahttp://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-

dan-tanda. html. diakses pada 27 Oktober 2017

Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu Nahwu.

Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.

K. H Muchammad Anwar. Al Kailani dan nazham Al Maqsud. Ilmu Shorof terjemahan

Matan.. Bandung Sinar Baru Algensindo

13

Anda mungkin juga menyukai