Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA ARAB

KALAM DAN PEMBAGIAN KALAM

Dosen Pengampu: PANJI PUSPONEGORO, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

NAMA NPM

1. ARYA ALDIYANTO PRASETYO 2331010013


2. AYU DWI LESTARI 2331010003

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023 /2024
KATA PENGANTAR

ِ‫الر ِح ِيم‬
َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬ َِِّ ‫ِبس ِِْم‬
َّ ‫َللا‬

Puji syukur allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaian tugas makalah yanga berjudul “Kalam dan
Pembagian Kalam” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Panji Pusponegoro, M.Pd. pada mata kuliah Bahasa Arab. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kalam dan Pembagian Kalam
bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Panji Pusponegoro, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Bahasa Arab yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dan bidang studi kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 19 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 5
A. Pengertian Kalam ........................................................................ 5
B. Syarat Kalam ............................................................................... 5
C. Pembagian Kalam ....................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................... 11
Kesimpulan ................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nahwu adalah bagian dari pelajaran bahasa Arab yang berkaitan
dengan kedudukan suatu kata. Dengan ilmu nahwu, Insya Allah seseorang
akan mampu membaca kitab berbahasa Arab. Namun juga harus ditunjang
dengan kaidah-kaidah ilmu shorof.
Ilmu nahwu terbagi menjadi beberapa bagian. Salah satu bagian dari
ilmu nahwu yaitu kalam. Dalam makalah ini, kita akan membicarakan
tentang pengertian kalam dalam kaidah bahasa Arab dan dilanjutkan
dengan pembagian-pembagian kalam. Pembagian-pembagian dari kalam
tersebut meliputi kalimat isim, kalimat fi’il, dan kalimat huruf. Dan
disertai pembahasan tentang pengertian isim, fi’il, dan huruf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalam?
2. Bagaimana Pembagian Kalam?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalam
2. Untuk Pembagian Kalam

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalam
Kalam merupakan salah satu pembahasan dalam ilmu Nahwu. Pengertian
kalam dalam nahwu berbeda dengan ketika kita berbicara masalah Al Quran,
berbeda lagi kalau berbicara masalah golongan atau aliran dalam islam. Menurut
ulama Nahwu bahwa kalam adalah:
ِِ ‫ظ ْال ُم َر َّكبُِ ْال ُمقِي ِدُ بِ ْال َوض‬
‫ْع‬ ُِ ‫الكالم ه َُِو اللَّ ْف‬
Kalam ialah lafaz yang tersusun dan bermakna lengkap.

B. Syarat Kalam
Maksud dari Lafaz harus tersusun dan bermakna lengkap, ialah harus
memenuhi empat syarat, yaitu:

ُ ‫)اَللَّ ْف‬, yaitu:


1. Lafaz (ِ‫ظ‬
ِ‫ض ْال ُح ُروفِِ ْال ِه َجاثِيَّ ِة‬
ِ ِ ‫علَى بَ ْع‬ ُِ ِ‫ص ْوتُِ ْال ُم ْشتَم‬
َ ‫ل‬ َّ ‫ال‬
Ucapan yang mengandung sebagian huruf hijaiyah.

Contoh: ِ‫( ِكت َاب‬buku), ِ‫( قَلَم‬pena), ِ‫( َمس ِْجد‬masjid), dan sebagainya. Jadi suara
anjing, gelas pecah, mesin motor, dan sebagainya bukanlah termasuk lafaz.

2. Murakkab (ِ‫) ُم َر َّكب‬, yaitu:


ِ‫ْن فَا ْكت ََر‬ َِ ‫َما ت ََر َّك‬
ِْ ِ‫ب م‬
ِِ ‫ن َك ِل َمتَي‬
Ucapan yang tersusun atas dua kalimah atau lebih.

Contoh: ُ‫لَاُ اَ ْكبَر‬ َِّ ٰ َِ‫س ْب َحان‬


ّ َ (Allah Mahabesar), ِ‫ٱَلل‬ ُ (Mahasuci Allah). Maka
dengan demikian satu kalimat saja, tidak bisa disebut sebagai Murakkab. Yang
dimaksudِ“kalimat”ِdisiniِadalah sepatah kata.

5
3. Mufid (Bermakna), yaitu:

َ ‫س ُكوتُِ مِ نَِ ْال ُمتَ َكلِم َوالسَّامِ ِِع‬


ِ‫علَ ْي َها‬ ُ ‫َما أَفَا ِدَ فَائِدَةِ يَ ْح‬
ُِ ‫س‬
ُّ ‫ن ال‬
Ungkapan berfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga
pendengarnya merasa puas.

Artinya orang yang mendengar ucapan, mengerti apa yang telah diucapkan
oleh orang yang berbicara, dan tidak timbul pertanyaan. Jadi, perkataan yang
janggal didengar karena tidak dapat dimengerti maksudnya, tidak termasuk Mufid.

Contoh:
ِْ ‫( ا‬Apabila Adnan datang). Tidak termasuk Mufid, sedangkan
‫ِن َجا َِء عدنان‬
ِ‫ِن َجا َِء عدنان فَا َ ْر ِج ْع‬
ِْ ‫( ا‬Apabila Adnan datang, maka saya akan pulang)

4. Wadla (ِ‫’) ُم ِفيْد‬

Yaitu pembicaraannya disadari serta dengan menggunakan Bahasa Arab,


sebab ilmu Nahwu ini membahas kaidah Bahasa Arab. Jadi, pembicaraan orang
yang mengigau (hilang akal) walaupun dalam berbahasa Arab sekalipun atau
bukan, tidak termasuk Wadla’ menurut ahli Nahwu.

C. Pembagian Kalam

َ ‫َوأ َ ْق‬
ُِ ‫سا ُم ِهُ ثَ َالثَةِ اِسْمِ َوفِ ْع‬
ِ‫ل َو َح ْرفِ َجا َِء ِل َم ْعنَى‬
Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu: isim, fi’il, dan huruf yang memiliki
makna.

1. Isim
ِْ ‫علَى َم ْعنَى فِي نَ ْف ِس َها َولَ ِْم ت ُ ْقت ََر‬
ِ‫ن ِبزَ َمانِ َوضْعا‬ ِْ َّ‫َك ِل َمةِ دَل‬
َ ‫ت‬

6
Kalimah (kata) yang menujukan makna mandiri dan tidak disertai dengan
pengertian zaman. (Dengan kata lain, isim ialah kata benda)

Contoh: ‫ن‬
ِ ‫ = عدنا‬Adnan (nama orang)
‫ = كتاب‬Buku
‫ = أنا‬Saya

A. Tanda-tanda Isim
ِ ‫الال ِِم َو ُح ُروفِِ ْال َخ ْف‬
ِ‫ض‬ َّ ‫ل ْاْلَلِفِِ َو‬ ِ ِ ‫ف بِ ْال َخ ْف‬
ِِ ‫ض َوالتَ ْن ِوي‬
ِِ ‫ْن َودُ ُخو‬ ُِ ‫فَ ِاِل ْس ُِم يُ ْع َر‬
Adapun mengetahui Isim dapat diketahui Khafad (huruf akhir yang di-
jar-kan), tanwin, alif-lam dan huruf Khafad.

َ َ‫الال ُِم َو ُح ُروفِِ ْالق‬


ِ‫س ِم‬ ُِ ‫علَى َوفِي َو ُربَِّ َو ْالبَا ُِء َو ْالك‬
َّ ‫َاف َو‬ َ ‫ن َوإِلَى َو‬
ِْ ‫ع‬
َ ‫ن َو‬ ِْ ِ‫ِي م‬
َِ ‫َوه‬
Huruf khafad ialah: min, ila, ‘an, ‘ala, fi, rubba, ba, kaf, lam, dan huruf
qasam.
a. Huruf akhirnya sering di-jar-kan, contoh: ‫يم‬
ِِ ِ‫الرح‬
َّ ‫ْمن‬
ِِ ‫الرح‬
َّ ِِ‫بس ِِْم للا‬
b. Ber-tanwin, contoh: ِ‫َمس ِْجِد‬
َ ‫ِْال َمد َْر‬
c. Ber-alif-lam, contoh: ُ‫س ِة‬
d. Bersisipan huruf jar, contoh:

1. Min, seperti:
‫ص ِِر ِإلَى ْال َم َّكة‬
ْ ِ‫ = س ِْرتُِ مِ نَِ ْالم‬Aku telah berjalan dari Mesir ke
Mekkah
2. ‘An, seperti:
ِ‫ن َمحْ ُمود‬ َ ُِ‫سأ َ ْلت‬
ِْ ‫ع‬ َ = Aku telah menanyakan tentang Mahmud
3. ‘Ala, seperti:
ِ‫علَى الف َْر ِس‬
َ ُِ‫ = َر ِكبْت‬Aku telah menunggang kuda
4. Fi, seperti:
ِ‫ = ْال َما ُِء فِي ْال ُك ْو ِز‬Air itu berada dalam kendi
5. Rubba, seperti:

7
ِ‫صالِحِ فِي ْال َمس ِْج ِد‬
َ ِ‫ = ُربَِّ َر ُجل‬Banyak sekali/Sedikit sekali lelaki
saleh di dalam Masjid
6. Ba’, seperti:
ِ‫ = َكتَبْتُِ ِبالقَلَ ِم‬Aku telah menulis dengan pena
7. Kaf, seperti:
ِ‫ = زَ ْي ِدُ ك َْالبَد ِْر‬Zaid bagaikan bulan purnama
8. Lam, seperti:
ُِ ‫ = ْال َما‬Harta milik Adnan
‫ل ِِلعدنان‬
9. Huruf Qasam, seperti:
ِِ‫ تَالل‬، ِِ‫ ِبالل‬، ِِ‫ = َوللا‬Demi Allah

2. Fi’il

ِْ ‫علَى َم ْعنى فِي نَ ْف ِس َها َوا ْقت ُ ِرن‬


‫َت بِزَ َمانِ َوضْعا‬ ِْ َّ‫َك ِل َمةِ دَل‬
َ ‫ت‬
Kalimah (kata) yang menunjukan makna mandiri dan disertai dengan
pengertian zaman. (Artinya Fi’il ialah kata kerja)

Contoh: ُِ‫ = يَ ْكتُب‬Dia sedang menulis


ُِ ‫ = يَأ ْ ُك‬Dia sedang makan
‫ل‬

Masa (zaman) itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) masa yang
telah berlalu (Māḍi); 2) Masa sekarang atau yang sedang berlangsung (Hāl); 3)
Masa yang akan datang (Mustaqbal)

A. Tanda-tanda Fi’il
ِ‫ِوتَاءِ ِاَلتَّأْنِيثِِاَلسَّا ِكنَ ِة‬
َ ‫ف‬َ ‫س ْو‬
َ ‫ِو‬
َ ‫ِّين‬
ِ ‫ِوال ِس‬,ْ ُ ‫ِو ْال ِف ْعلُِيُ ْع َر‬
َ ‫فِبِقَد‬ َ
Untuk mengetahui kalimat fi'il, bisa di ketahui dengan adanya tanda :
Qod, Sin, Saufa, Ta Ta’nits yang berharkat sukun. Maka apabila menemukan
kalimat yang terdapat tanda tanda tersebut maka itu adalah kalimat fi'il

8
Maksudnya Fi’il dapat dibedakan dari Isim dan Huruf, yaitu dengan
masuknya:
1. Qad, contoh:
ْ ‫ = قَدِْا َ ْفلَ َح‬Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
َِ‫ِال ُمؤْ مِ نُ ْون‬
beriman. (Al-Mu’minum:1)

2. Sin, contoh:
ُّ ‫سيَقُولُِ ال‬
ِ‫سفَ َها ُء‬ َ = Orang-orang yang kurang akalnya akan
mengatakanِ… (Al-Baqarah: 142)

3. Saufa, contoh:
َِ‫فِ ت َ ْعلَ ُمون‬
َ ‫س ْو‬
َ = Kamu sekalian kelak akan mengetahui. (At-
Takasur: 4)
4. Ta ta’nis yang di-sukun-kan, contoh:
ِ‫س‬ َّ ‫طلَ َعتِِال‬
ُ ‫ش ْم‬ َ = Matahari telah terbit

Perlu diketahui, bahwa tanda fi'll dengan huruf qad itu bisa masuk
kepada fi'il madi artinya tahqiq (sesungguhnya atau untuk me nyatakan sesuatu)
dan bisa juga masuk kepada fi'il mudari, jadi kadang-kadang Lafaz Saufa dan Sin
khusus untuk fi'il mudor zaman mustaqbal (masa akan datang). Adapun fungsinya
ialah, Saufa untuk menyatakan masa yang akan datang (lil bald), sedangkan Sin
untuk menyatakan masa yang akan datang (lil qurib).

3. Huruf

َ ‫علَى َم ْعنِِّى فِي‬


‫غي ِْرهَا‬ ِْ َّ‫َك ِل َمةِ دَل‬
َ ‫ت‬
Kalimah (kata) yang menunjukan maknaa apabila digabungkan
dengan kalimah lainnya.

9
Maksudnya: kalimah (kata yang dapat menjukkan makna apabila
diterangkan dengan kalimah yang lain, tidak dapat berdiri sendiri. Artinya Huruf
adalah kata depan.

Contoh: ِ‫ = مِ ْن‬Dari

‫ى‬
ِ ‫ = إل‬Ke

A. Tanda Huruf

ِ‫ِل دَلِيل ْال ِف ْع ِل‬


ِ َ ‫اإلس ِِْم َو‬
ِ ‫ل‬ ُِ ُ‫صل‬
ُِ ‫ح َم َع ِهُ دَ ِل ْي‬ ُِ ‫َو ْال َح ْر‬
ِ َ ‫ف َما‬
ْ ‫ِل َي‬
Huruf itu ialah lafaz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda
fi'll.

Contohnyaِ ialahِ sepertiِ hurufِ khafad,ِ yaituِ min,ِ ilā,ِ 'an,ِ 'alàِ danِ
sebagainya. Juga seperti huruf istifham: ‫ هل‬dan ‫أ‬. Lafaz-lafaz itu disebut huruf,
sebab selalu tidak di-tanwin-i atau disisipi alif. lam, qad, ta ta 'nis yang di-sukun-
kan, dan sebagainya.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Al-kalam adalah lafadz yang tersusun dan berfaidah (mempunyai


pengertian sempurna dengan disengaja) dalam bahasa Arab. Kalam dibagi menjadi
tiga, yaitu:
A. Isim, menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan
suatu makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun.
B.ِ Fi’ilِ dalamِ bahasaِ Indonesiaِ dikenalِ denganِ istilahِ kataِ kerja.ِ
Adapunِfi’ilِdalamِistilahِahliِnahwuِadalahِkataِyangِmenunjukkanِsuatuِmaknaِ
pada waktu tertentu.
C. Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika
bersama dengan kata yang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. 2017. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan


‘Imrithy. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Haq, Muhammad Zaairul dan Sekar Dina Fatimah. 2014. Buku Pintar Nahwu.
Jogjakarta: DIVA Press.
Razin, Abu, dan Ummu Razin. Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Depok: Pustaka
BISA.

12

Anda mungkin juga menyukai