Anda di halaman 1dari 10

KATA 

PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa
membimbing dan menyayangi umatnya hingga akhir zaman.

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah  untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Bahasa Arab I “ selain itu
dapat memberikan  pengetahuan dasar tentang pembagian kalimah dalam
Bahasa Arab.

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Sofia Ratna Awaliyah, M.Pd.I.
selaku dosen mata kuliah ini yang telah membimbing dan memberikan
materi demi kelancaran dan terseleseikannya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi bahan, pedoman dan tuntutan bagi
generasi muda dalam mempelajari bahasa arab, Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita
semua. Amiin...

Ciro-ciro’e , 24 Februari 2013

Penulis

Ahmad Risal SM.

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Di dalam memulai penulisan ilmu nahwu, sudah lajim bagi para ulama
nahwiyyin memulainya dengan menguraikn nama kalam terlebih dahulu,
sebab dengan demikian itu akan mudah mengetahui isim, fi’il dan
haraf sebagai mufrod kalimah.

dalam kitab jurumiyah, yang dinamakan kalam adalah:

‫الكالم هو اللفظ المركب المفيد با لوضع‬

Artinya: yang dinamakan kalam ialah lafadz yang murakkab serta


mengandung faedah dengan wadho arab.
Yang disebut kalam menurut ahli ilmu nahwu, harus memenuhi syarat
ini:

1)      Lafadz, yaitu:

‫الصوة المشمل على بعض الحروف الهجا ئيه‬

Artinya: “suara yang meliputi sebagian huruf hijaiyah”

Contoh:‫ كتاب‬,‫(زيد‬buku, zaed).

Jika tidak ada suaranya berarti bukan lafaz tapi jika bersuara
berarti atu lafaz.

2)      Morokkab (tersusun), yaitu:

‫ما تركب من كلمتين فا كثرا‬

Artinya: “kalimat yang tersusun dua kalimat atau lebih banyak”.

Contoh: ‫(زيدجاء‬telah datang zaed)

3)      Mufied (berpaedah), yaitu:

‫ما افا د فا ئد ة يحسن السكو ت من المتكلم و السا مع عليها‬

Artinya: “lafaz yang memberi faedah yang sekira enak berdiamnya


orang yang berbicara dan yang mendengarkannya/sama-sama mengerti”.

Contoh :‫( قام زيد‬telah berdiri zaed).

4)      Wadho( bahasa arab), yaitu:

‫جعل الفظ دليل على معنا‬

Artinya: “menjadikan lafaznya supaya menun jukan pada arti”

Kalam baru terbentuk apabiala terdiri dari dua isim  atau terdiri
dari fi’il dan isim.

B.     Rumusan Masalah

1.                   Apa Pengertian Kalimah ?

2.                   Jelaskan Pembagian Kalimah Dalam Bahasa Arab ?

C.     Tujuan

1.                       Mengetahui Pengertian Kalimah.


2.                       Mengetahui Pembagian Kalimah Dalam Bahasa
Arab.

BAB II

PEMBAHASAN

A.       Pengertian kalimah

Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna


yang bersifat mufrod/tunggal. Jika kalimah dalam bahasa arab di
bahasa indonesiakan maka disebut kata.

Kalam. Adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami


maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut
harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila
memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:

a.Diucapan ( ٌ
‫ْظ‬‫ُو‬
‫لف‬ْ‫م‬
َ )

b.Disusun ( ٌ
‫َّب‬
‫َك‬‫مر‬
ُ ),

c.Difahami dan ( ‫د‬


ٌْ‫ِي‬
‫مف‬ُ ),

d.Berbahasa Arab ( ‫َّة‬


‫ِي‬ ‫َب‬
‫َر‬‫ْلع‬
‫ُ ا‬
‫ْع‬‫َض‬
‫و‬

Untuk nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu


pengertian kalam sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab
dasar ilmu nahwu)dan kita akan mempelajari kitab itu disini sebagai
permulaan , disitu dituiskan :

‫ْع‬
ِ ‫َض‬
‫ِالـو‬
ْ ‫د ب‬
ُ‫ِي‬
‫مف‬ُ‫ال‬
ْ ُ‫َّب‬
‫َك‬ ‫مر‬
ُ‫ال‬ ‫ْظ‬
ْ ُ َّ
‫اللف‬ ‫هو‬
َ ‫َاَل م‬
ُ ُ ‫ألك‬

“ALKALAAMU HUWAL LAFDJUL MURAKKABUL MIFYDU BIL WAD’I”

Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz


yang tersusun lagi memberi faedah dengan letaknya (dengan bahasa
arab).

Contoh  :                    ٌ
‫ِـم‬
‫َائ‬
‫د ق‬
ٌ‫ي‬ ‫ء ز‬
َْ َ‫َا‬
‫> ج‬  zaid datang dalam
keadaan berdiri

Seperti dijelaskan kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang


tersusun dan dengan letaknya( dengan bahasa arab), itu hanyalah
pengertian umumnya sedangkan kita yang pemula tidak mengetaui apa
arti lafadz,memberi faedah,DLL, untuk itulah saya menambahkan
beberapa pengetian mengenai lafadz DLL.
Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah
contoh : ‫يد‬
َْ‫ز‬

‫د‬
ٌ‫ي‬ ‫نحو ز‬, ِ
َْ ‫َة‬‫ِي‬
‫َائ‬
‫ِج‬‫ُوفِ اله‬
‫ُر‬ ِْ
‫د الح‬ ‫بع‬
َ ‫َى‬
‫َل‬ ‫ِل‬
‫ُ ع‬ ‫َم‬
‫يشْت‬ ‫َوت‬
َ ٌ ‫َ ص‬
‫هو‬ُ : ُ
‫ْظ‬ َّ َ
‫للف‬ ‫أ‬

“ALLAFDJU : HUWA SHOWTUN YASYTAMILU ALA’ BA’DIL HURUUFIL


HIJAAIYATI , NAHWU ZAIDUN”

Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu
suara yang tidak terkandung didalamnya sebagian huruf hijaiyyah
seperti suara suara gendang, suara tepukan tangan Dan tidak termasuk
lafadz juga yaitu setiap yang bukan   termasuk suara saperti sebuah
isyarat atupun sebuah tulisan.

Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah


sesuatu  yang tersusun dari dua kalimat atau lebih contoh :

‫ِم‬
ٌ ‫َائ‬
‫د ق‬
ٌ‫ي‬ ‫ = ز‬zaid berdiri   ‫د‬
َْ ‫َم‬
ٌَّ ‫مح‬ ‫َام‬
ُ َ ‫ق‬      = telah berdiri muhammad

‫د‬
ٌ‫م‬ ‫مح‬
ََّ ‫َام‬
ُ َ ‫ِم‬
‫ ق‬, ٌ ‫َائ‬
‫د ق‬
ٌ‫ي‬َْ ‫َر‬
‫َ نحو ز‬ ‫َك‬
‫ْث‬ ‫َأ‬
‫ْنِ ف‬
‫َي‬‫َت‬
‫ِيم‬
‫َل‬ ‫ِن‬
‫ْ ك‬ ‫َ م‬
‫َّب‬
‫َك‬‫تر‬
َ ‫ما‬
َ : ُ
‫َّب‬
‫َك‬‫مر‬
ُ‫أل‬

“ALMUROKKABU : MA TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU ZAIDUN


QOOIMUN , QOOMA MUHAMMADUN”

Disini dijelaskan murokkab/tersusun adalah yang tersusun dari dua


kalimat, maka jika hanya berupa satu kalimat saja dalam artian tidak
tersusun dari dua kalimat maka tidak bisa dikatakan murokkab dan
tidak termasuk dalam kalam.

َ‫َس‬
‫َل‬
‫ ج‬, ‫د‬
ٌ‫ي‬ ‫ة نحو ز‬
َْ ُ‫د‬َِ‫َاح‬
‫الو‬ َُ
ْ ‫ة‬ ‫ِم‬
‫َل‬‫َْلك‬
‫َّبِ أ‬
‫َك‬ ‫ُر‬ ‫ِن‬
‫َ الم‬ ‫َ م‬
‫َج‬‫َخَر‬
‫ف‬

“FAKHARAJA MINAL MUROKKABI ALKALIMATUL WAAHIDATU NAHWU ZAIDUN ,


JALASA”

artinya : Maka keluar/tidak termasuk dari murokkab(tersusun) yaitu


kalimat yang tunggal(1 kata)  contoh ;

‫د‬
ٌ‫ي‬ ‫ =ز‬zaid(nama orang)                 َ‫َس‬
َْ ‫َل‬
‫ج‬  =duduk

Sekarang kita membahas tentang  mufiyd(memberi faedah) adalah


sesuatu kalimat yang memberi faedah/memberi kejelasan dengan
sekiranya bisa diam dari orang yag berbicaa maupun pendengar, contoh
;

Maha benar Allah = ‫َ هللا‬


‫دق‬ ‫ص‬         zaid telah memukul  Amar=
ََ ‫د‬
ٌ‫ي‬ ‫َ ز‬
َْ ‫َب‬‫َر‬
‫ض‬
‫ًا‬
‫ْر‬‫َم‬
‫ع‬

Maka jika dikatakan seperti cotoh di atas atau yang lain dan yang
mendengarkan diam dalam artian mengerti  maka itulah yang dinamakan
Mufiyd.

‫َام‬
َ ‫ن ق‬
ِْ ‫َر‬
‫َ نحو إ‬ ‫َك‬
‫ْث‬ ‫َأ‬
‫ْنِ ف‬
‫َي‬‫َت‬
‫ِيم‬
‫َل‬ ‫ِن‬
‫ْ ك‬ ‫َ م‬
‫َّب‬
‫َك‬‫تر‬
َ ‫ن‬
ِْ‫َ إ‬
‫دا و‬‫ِي‬
ًْ ‫مف‬ ‫ما َلي‬
ُ َ‫ْس‬ ‫ُل‬
َ ُّ ‫ِ ك‬
‫ْد‬
‫ْي‬‫ُف‬
‫الم‬ ‫ِن‬
ْ َ ‫َ م‬
‫َج‬‫َخَر‬
‫ف‬
‫د‬
ٌ‫ي‬ ‫ز‬
َْ

“FAKHORAJA MINAL MUFIYDI KULLU MAA LAYSA MUFIYDAN WA IN TARAKKABA


MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU IN QOMA ZAIDUN”

Artinya  : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-


apa(perkataan) yang tidak memberi faedah sekalipun tersusun dari
beberapa kalimat seperti  contoh :

Jika Zaid telah  berdiri = ‫د‬


ٌ‫ي‬ ‫َ ز‬
َْ ‫َام‬
‫ن ق‬
ِْ‫إ‬

sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid


telah berdiri” ,,,? Apa maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak
memberi  faedah meskipun tersusun dari  beberapa kata karna kalimat
tersebut masih membutuhkan sebuah jawab atau kalimat tambahan contoh
:

Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = ‫َام‬


َ ‫ن ق‬‫ه إ‬
ِْ ُ‫ب‬ ‫ْر‬
ُِ ‫ْض‬
‫َـأ‬
‫ف‬
‫د‬
ٌ‫ي‬ ‫ز‬
َْ

Kalimat tersebut baru bisa dikatakan mufid.

Selanjutnya kita membahas tentang bil wad’i /dengan letaknya (dengan


bahasa arab) iyalah ada dua penjelasan mengenai hal ini , yaitu ;

1.      Dengan bahasa arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini
adalah perkata’an al ajm (perkataan selain bahasa arab) sepeti
contoh ; ‫موسى‬

“Kata musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa
lain.

2.      Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang


tidur dan perkataan orang mabuk dan orang gila dan lainnya itu tidak
termasuk dalam bil wad’i karena semuanya berupa tidak disengaja.

Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam (‫ )كالم‬dan apa-apa
yang termasuk dalam kalam dan yang tidak termasuk kalam, dipostingan
berikutnya akan dijelaskan mengenai pembagian/pengkategorian kalam .

B.       Bagian-bagian kalimah

Kalimah terbagi dalam 3 bagian, yaitu: isim, fi’il dan haraf.

1.         Isim (kata benda)

a.         Ta’rif isim yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها ولم تقترن بزمن وضعا‬

“Adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa
tidak disertai oleh waktu”.
Contoh: ‫انا‬, ‫( زيد‬zaed dan saya)

b.        Tanda-tanda isim

‫ وحرف خفض وبال م والف‬    ‫فاالسم با لتنوين والخفض عرف‬

Isim Dengan Tanwin Dan Kasrah Diketahui Itu Isim            Dan


Haraf Kasrah Dan Alif Lam

Tanda-tanda isim dalam ilmu nahwu ada 4, yaitu:

1)         Harkat jar (‫ )خفض‬pada akhir kalimat, contoh:‫مررت بزيد‬ 


( saya melewati pada zaed ).

2)        Tanwin, adapun ta’rif tanwin:

‫والتنوين هو نون سا كنة تلحق اخر االسم لفظا ال خطا‬

“Tanwin adalah nun sukun yang  bertemu akhiran isim pelafalannya


tidak pada tulisannya”.

Tanwin ada empat, yaitu:

a)        Tanwin tamkin, yaitu:

‫وهو الحق لال سماء المعربة‬

“tanwin yang terdapat pada isim-isim yang mu’rob,

seperti lafaz ‫ زيد‬dan ‫رجل‬. dikecualikan yaitu tanwin yang terdapat


pada muanats salaim seperti yang terdapat pada lapaz  ‫مسلما ت‬  .
dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada kalimat  ‫جوا ر‬  dan 
‫ غواش‬.

b)        Tanwin tankir, yaitu:

‫وهوالحق لالسماء البنيةفرق بين معرفتها ونقرتها‬

“ tanwin yang berada dalam isim mabni untuk membedakan antara


nakiroh dan ma’rifatnya”

Seperti lafaz: ‫ صه‬artinya diam dari segala perkataan(nakiroh). Jika


lafaz ‫صه‬  Artinya: Diam dari sesuatu hal tertentu ( Ma’rifat) .  ‫يه‬
‫سبو يهسبو‬

c)        Tanwin Muqabalah, yaitu:

‫وهوا لحق لجمع ا لمؤ نث ا لسا لم‬

“ Tanwin yang berada pada Jama’ muanassalim “


Contoh : ‫ مسلما تهن‬ ‫دا ت‬. Tanwin ini berkedudukan sebagai pembanding
huruf  Nun yang terdapat pada Jamak mudakarsalim, seperti lafadz
‫مسلمين‬.

d)       Tanwin Iwadh, terbagi 3, yaitu :

1)        Tanwin Iwadh ‘anilharpi.

‫وهو الحق لجواروالغواس‬

 “Tanwin yang terdapat pada lafadz Jawarin dan Ghowassin“

Contoh: ‫جوار‬

2)        Iwadh ‘anil Ismi, yaitu :

‫وهوالحق لكل عدعواضا عما تضا ف اليه‬

“ Tanwin yang berada pada lafadz kullun dan ‘iidin sambil menjadi
pengganti dari mudop ilaih.

Contoh:‫( كل قا ئم‬setiap yang berdiri)

3)        Iwad ‘anil jumlah, yaitu :

‫وهو الحق عد عوا ضاعن جملة تقو م بعدها‬

“tanwin yang ada pada lafaz ‘id yang menjadi penggantio dari haraf
sebelumnya”

Contoh : ‫وانتم هينئد تنضرون‬

3)        Alif lam (‫)ال‬, contoh: ‫(والغالم الرجل‬laki-laki itu dan


pemuda itu).

4)        Haraf jar, Yaiyu:

a)        ‫( من‬dari), contoh : ‫( صرت من البيت‬saya berjalan dari


rumah)

b)        ‫( الى‬ke), contoh:‫( الى المدر سة‬ke sekolah)

c)        ‫( عن‬melewati), contoh: ‫(رميت السهم عن الكوس‬saya melempar


panah melewati busurnya)

d)       ‫( على‬di atas), contoh: ‫(ركبت على الفرس‬saya naik di atas


kuda)

e)        ‫( فى‬di dalam), contoh: ‫(الماء فى الكوز‬air di dalam dendi)

f)         ‫ رب‬ada yang bermakna menyedikitkan, contoh: ‫رب رجل بخيل‬


(sedikit laki-laki yang pelit). Dan ada yang bermakna banyak,
contoh: ‫(رب رجل كريم‬banyak laki-laki yang penyayang).

g)        ‫( باء‬mempertemukan), contoh: ‫( مررت بزيد‬saya melewati


zaed).

h)        ‫كاف‬  (seperti), contoh:‫( زيد كا لبد ر‬zaed seperti bulan).

i)          ‫(الم‬memiliki), contoh: ‫( الما ل لزيد‬harta milik zaed).

Adapun dengan haraf sumpah, yaitu:

a)        ‫(واو‬demi), contoh: ‫( وهللا‬demi allah).

b)        ‫باء‬  (demi), contih: ‫( باهللا‬demi allah).

c)        ‫( تاء‬demi), contoh:‫( تاهللا‬demi allah).

2.         Fi’il (kata kerja)

a.         Ta’rif fi’il, yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها واقترنت بزمن وضعا‬

“kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang


disertai oleh waktu melakukannya”.

Contoh: ‫(قام‬telah berdiri).

b.         Macam-macam fi’il, yaitu:

1)        Fi’il madi, yaitu:

‫مادل على حدث مض وانقض‬

" sesuatu yang menunjukkan pada waktu yang sudah lewat”.

Contoh:   ‫(قا م‬sudah berdiri).

2)        Fi’il mudhori, yaitu:

‫مادل عتى حدث يقبل الحال واال ستقبال‬

“sesuatu yang menunjukan pada wktu sekarang dan waktu yang akan
datang”.

Contoh: ‫يقوم‬  (sedang/akan berdiri).

3)        Fi’il amar, yaitu:

‫ما دل على حدث فى المستقبا ل‬

“sesuatu yang menunjukan pada waktu yang akan datang”.


contoh:‫قم‬  (harus berdiri).

c.         Tanda-tanda fi’il

‫ وتاء تانيث مع التسكين‬  ‫و الفعل معروف بقد والسين‬

Fi’il Diketahui Dengan Qad Dan Sin             Ta Tanis Yang Sukun.

1)        ‫قد‬, bisa pada fi’il madi dan fi’il mudhori.

Jika qod ada pada fi’il madi, maka bermakna littahqiq


(sesungguhnya),contoh: ‫(قد قام‬sesungguhnya telah berdiri).

Jika qod ada pada fi’il mudhori, bermakna littaqlil (terkadang),


contoh:‫( قد يقوم‬terkadang berdiri).

2)      ‫ سين‬dan ‫سوف‬hanya bisa pada fi’il mudari saja

Sin bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang
tapi sudah dekat, contoh: ‫( سيقوم‬akan berdiri sebentar lagi).

Saufa bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan


datang dan masih lama, contoh:‫( سوف يقوم‬akan berdiri).

3)        ‫ تاء تنيس سكنه‬hanya untuk fi’il madi,

 contoh: ‫( قا مت هند‬hindun sudah berdiri).

3.         ‫حرف‬  (huruf), yaitu:

‫وهوكلمة د لت على معنى فى غيرها‬

“Yaitu, kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya


sendiri”.

Contoh: ‫( هل و لم و الى‬apakah, tidak/belum, dan ke)

‫ اال انتفا قبوله العالمة‬  ‫والحرف لم يصلح له عالمة‬

Huruf tidak mempunyai tanda kecuali merasa cukup dengan tanda

Kalimat huruf (kata keterangan) adalah kata yang tidak memiliki


makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata benda.

‫ = م‬dari. Contoh kalimat, ِ‫ْت‬


‫ِن‬ ‫َي‬‫ْلب‬ ‫ِن‬
‫َ ا‬ ‫ُ م‬
‫ُج‬ ‫َخ‬
‫ْر‬ ‫َن‬
‫َا ا‬‫ = ا‬saya keluar dari
rumah

‫ = ا‬ke. Contoh kalimat, ِ


َ‫ِلى‬ ‫َاذ‬
‫ْالُسْت‬
‫َ ا‬
‫ِلى‬
‫َ ا‬ ‫ِت‬
‫َاب‬ ‫ْلك‬
‫ُ ا‬
‫لم‬َِّ‫بس‬ ‫هو‬
ُ َ ُ = dia
menyerahkan buku itu ke gurunya.

‫ =ف‬dalam. Contoh kalimat, ِ


ْ‫ِى‬ ‫َسْجِد‬
‫ْلم‬
‫ِىْ ا‬
‫ن ف‬
َ‫َا‬
‫ْا‬‫ُر‬ ‫ُ ا‬
‫ْلق‬ ‫َأ‬‫ْر‬
‫تق‬َ = anda membaca al-
quran di masjid

‫َن‬
ْ ‫ = ع‬dari. Contoh kalimat, ِ
‫ية‬ ‫هر‬
َِّ َّْ‫َنِ الش‬
‫د ع‬
ٌْ‫ِي‬ َُ
‫ل شَه‬ ‫يسْأ‬
َ = syahid menanyakan
tentang infak bulanan.

َ‫َلى‬
‫ = ع‬ke (atas). Contoh kalimat,ِ
‫ِالَط‬
‫ْلب‬
‫َلىَ ا‬
‫ذع‬ ‫ِي‬
ُْ ‫َّالَ م‬
‫َ الت‬
‫َام‬
‫ = ق‬para siswa
berdiri di atas lantai.

ِ‫ = ب‬oleh. Contoh kalimat, ِ‫ْن‬


‫ِّي‬
‫ِالسِّك‬
‫َ ب‬
‫َّاح‬
‫ُّف‬‫ُ الت‬
‫َع‬ ‫َق‬
‫ْط‬ ‫َن‬
‫َا ا‬‫ = ا‬saya memotong
buah apel dengan pisau.

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

            Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk


menunjukan makna yang bersifat mufrod/tunggal.

Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah


haraf.

1)      Isim adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya
sendiri tanpa tidak disertai oleh waktu.

2)      Fi’il adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya
sendiri yang disertai oleh waktu melakukannya.

3)      Haraf adalah  , kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada
dirinya sendiri

Anda mungkin juga menyukai