Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“FA’IL”

Dosen Pengampu:
Jul Hendri, Lc. M.Hum

Disusun oleh:

Komariah (2223420021)
Iqsan Amsyah (2223420015)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
A. PENDAHULUAN
Kita sebagai umat islam perlu memaklumi bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-Qur'an,
yang harus kita kuasai selaku sebagai seorang muslim atau muslimat. Maka dari itu, kita
sebagai umat Islam perlu sekali mengenai tata bahasa (grammar) Arab, dimana jika kita
menguasai bahasa arab baik ilmu nahwu, shorof dan ilmu yang berkaiatn dengannya. Maka
akan mempermudah baginya untuk memahami islam secara utuh dengan memahami sumber-
sumber ajaran islam yang semuanya berasal dari Al-qur'an maupun hadists.

Didalam kalimat bahasa Indonesia kita mengenal dengan yang namanya subjek,
predikat, dan objek. Akan tetapi dalam bahasa arab kita mengenal dengan fiil (kata
kerja/predikat), fail (pelaku subjek) dan maful (objek).Dalam makalah ini akan membahas
tentang fa'il.

ii
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fa’il
Fa’il dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan subjek atau pelaku pekerjaan.
Materi ini pasti dibahas di semua kitab nahwu. Untuk lebih jelas mengenai definisi fa’il, berikut
adalah definisi fa’il:

َ :‫س َمي ِْن‬


ْ ‫ظا ِه ٌر َو ُم‬
‫ض َم ٌر‬ َ ‫ َوه َُو‬،ُ‫ع ا ْل َم ْذك ُْو ُر َق ْبلَهُ ِف ْعلَه‬
ْ ‫علَى ِق‬ ُ ‫س ُم ا ْل َم ْرفُ ْو‬
ْ ‫ه َُو اْ ِِل‬:ُ‫ا ْلفَا ِعل‬
Fa’il ialah isim yang dirafa’kan yang didahulukan oleh fi’ilnya. Dan fa’il itu dibagi
menjadi dua bagian yaitu fa’il isim dzahir dan fa’il isim dhamir. 1 Maksudnya:fa’il adalah isim
marfu’ yang di sebutkan sesudah fi’ilnya (fi’il yang merofa’kannya).

Contoh:
‫; َقا َم َز ْي ٌد‬Zaid itu telah berdiri lafaz ‫ َقا َم‬fi’il madhi dan ‫ َز ْي ٌد‬menjadi fa’ilnya yang dirofa’kan oleh
dhommah. lafaz ‫ َز ْي ٌد‬itu dirofa’kan oleh dhommah,sebab isim mufrod.
‫َان‬ َّ ‫ َقا َم‬: dua zaid itu telah berdiri. (Lafaz ‫َان‬
ِ ‫الز ْيد‬ َّ
ِ ‫الز ْيد‬ menjadi fa’il yang dirofa’kan dengan
alif,sebab isim tasniyah).
َّ ‫ َقا َم‬: zaid-zaid itu telah berdiri. (Lafaz َ‫الز ْيدُون‬
َ‫الز ْيدُون‬ َّ menjadi fa’il yang dirofa’kan dengan
waw,sebab jamak muzakkar).

ُ‫ جاءت الهندات‬:Hindun-Hindun itu telah datang (Lafaz ُ‫ الهندات‬menjadi fa’il yang dirofa’kan
dengan dhommah, sebab jama’ muannats).

B. PEMBAGIAN FA’IL
1. Fa’il Isim Zhahir
‫سماهُ بِال َقي ِد‬
َ ‫علَى ُم‬ َّ ‫َفال‬
َ ‫ظاه ُِر َما َد َل‬
Fa'il isim yang zhahir ialah lafazh yang menunjukkan kepada yang disebutnya tanpa
ikatan, Pelaku nya sudah jelas orang nya dan tidak berbentuk kata ganti domir seperti lafazh
‫( َقا َم َز ْي ٌد‬Telah berdiri si zaid).2 Isim-isim yang menunjukan benda itu sendiri,nama-nama orang
atau jenis.3

1
Much,Anwar,Terjemah Matan Al-Jurumiyah,(Bandung:Sinar Baru Algensido,2004)Hal 72
2
Aunur Rofiq bin Ghufron,Mukhtarot Qowa’idil Lughotil ‘Arobiyyah Ringkasan kaidah-kaidah Bahasa Arab,(Jawa
Timur:Pustaka Al-furqon,2021)Hal 139
3
Chatibul Umam,Pedoman Dasar Ilmu Nahwu (Terjemah Mukhtashar jiddan),(Jakarta:Darul Ulum Press,1995)
Hal 84

1
2. Fa’il isim dhamir

‫ب‬ َ ‫ب أ َ ْو‬
ِ ‫غا ِئ‬ َ ‫علَى ُمت َ َكلَّ َم أ َ ْو ُم َخا‬
ٍ ‫ط‬ َ ‫َما َد َل‬

Lafazh yang menunjukkan kepada pembicara (mutakallim) atau yang diajak bicara
(mukhathab) atau ghaib.

Dhamir mutakallim itu terbagi dua, yaitu: mutakallim wahdah, seperti lafazh
‫اَنَا‬ (saya), dan mutakallim ma’al ghoir, seperti lafazh ‫نحن‬ (kami atau kita),

Contoh dhamir mukhathab, seperti lafazh:

َ‫ = أ َ ْنت‬kamu (ditujukan untuk seorang mukhathab (laki-laki (

ِ ‫ = ا َ ْن‬kamu (ditujukan kepada seorang mukhathabah (perempuan);


‫ت‬

‫ = اَ ْنت ُ َما‬kamu berdua (ditujukan kepada dua orang yang diajak bicara, baik laki-laki ataupun
perempuan);

‫ = ا ْنت ُ ْم‬kalian (ditujukan kepada banyak laki-laki yang diajak bicara).

َّ‫ = اَ ْنت ُن‬kalian (ditujukan kepada banyak perempuan yang diajak bicara).

Contoh dhamir yang ghoib,seperti lafazh:

‫ = ه َُو‬dia (ditujukan kepada orang ketiga laki-laki);

‫ِي‬
َ ‫ = ه‬dia (ditujukan kepada orang ketiga Perempuan);

‫ =هُ َما‬mereka berdua Perempuan ( ditujukan dua orang ketiga,baik laki-laki ataupun
Perempuan

‫ = هُ ْم‬mereka (ditujukan kepada banyak laki-lakiorang ketiga)

َّ‫ = هُن‬mereka (ditujukan kepada banyak perempuan orang ketiga)

Perlu diketahui bahwa,isim dhomir itu terbagi dua,yaitu:

a. Dhomir bariz,
Dhomir bariz adalah (yang ditampakkan)4,atau kata ganti yang jelas terlihat didalam
kalimat,Misalnya: ‫( قمت بواجبي‬Aku telah memenuhi kewajibanku).
Lafal ‫ ت‬yang terdapat pada ‫ قمت‬adalah ism dhamir yang berkedudukan sebagai fa'il.

4
Much,Anwar,Terjemah Matan Al-Jurumiyah,(Bandung:Sinar Baru Algensido,2004)Hal 75

2
Dhomir bariz terbagi menjadi dua.yaitu:Dhomir Munfasil dan Dhomir Muttasil.
1. Dhomir munfashil adalah dhomir yang terpisah, berdiri sendiri, dan tidak bersambung
dengan kata lain. Artinya, penulisan dhomir munfashil harus dipisah dari isimnya.
Dhomir munfasil ada 14 yaitu‫ نَ ْح ُن‬,‫ أ َ َنا‬, َ‫ أ َ ْنت ُن‬,‫ أ َ ْنت ُ َما‬,ِ‫ أنت‬,‫ أ َ ْنت ُ ْم‬,‫ أ َ ْنث َ َما‬, َ‫ِي هُ َما هُن أ َ ْنت‬
َ ‫ه َُو هُ َما هُ ْم ه‬
Contohnya:

• ‫ِب‬
ٌ ‫هو طال‬

Artinya: Dia (laki-laki) seorang pelajar.

• ٌ ‫أ ْنتَ نشي‬
‫ط‬

Artinya: Kamu (laki-laki) rajin.

• ٌ ‫سة‬
َ ‫هي ُمد ِ َِّر‬

Artinya: Dia (perempuan) seorang guru.

• ‫ صالحتان‬/‫أنتما صالحان‬

Artinya: Kamu berdua (laki-laki atau perempuan) adalah orang yang sholeh atau
sholehah.

• ‫هل أنتم صائمون ؟‬

Artinya: Apakah kalian semua (laki-laki) puasa?5

2. Dhomir Muttashil adalah dhomir yang bersambung dengan kata lain dhomir muttasil
‫هُ َما هُ ْم ها هُ َما هُن ك ُك َما ُك ْم ك ُك َما كُنَّ ي نا‬,‫ ه‬,contohnya:

• ‫هذا كتابي‬

Artinya: Ini buku saya.

• ‫كتابنا على الرف‬

Artinya: Kitab kita di atas rak.

5
Husnel Anwar Matondang pandai membaca kitab Arab gundul,jakarta:kencana,2019,Hal 229

3
• ‫أين كتابك ؟‬

Artinya: Dimana kitabmu (laki-laki)?

• ‫ضع كتابكما على المكتب‬

Artinya: Letakkan kitab kalian berdua (laki-laki atau perempuan) di atas meja.6

b. Dhamir mustatir,
Dhomir mustatir, yakni kata ganti yang tidak terlihat (tertulis) di dalam kalimat tetapi
dapat dipahami (di dalam memori kita) bahwa ia ada terkandung di dalam fi'l tersebut
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu setiap ada fi'l pasti ada fa'il, missal-nya:

‫( قام بواجبه‬la telah memenuhi kewajibannya).

Pada lafal ‫ قام‬tersembunyi (terkandung) adanya fail, yaitu "dia"( ‫ )هو‬yang disebut
dhamir mustatir.7

6
Husnel Anwar Matondang pandai membaca kitab Arab gundul,jakarta:kencana,2019,Hal 227
7
Aunur Rofiq bin Ghufron,Mukhtarot Qowa’idil Lughotil ‘Arobiyyah Ringkasan kaidah-kaidah Bahasa Arab,(Jawa
Timur:Pustaka Al-furqon,2021)Hal 139.

4
PENUTUP

C. Kesimpulan
Fail merupakan isim marfu (yang di baca rofa') yang menjadi pelaku pekerjaan,
kedudukan terletak setelah fiil atau syibhul fiil. Dalam fail terdapat ketentuan ketentuan yang
harus kita pahami, seperti apa yang dipaparkan diatas jika failnya muannast, maka fiinya harus
diberi tanda muannats, sedangkan untuk fiil mudhori' menggunakan huruf mudhora'ah ta'. Fail
dibagi menjadi dua yaitu isim zhohir dan isim dhomir. Fail isim zhohir adalah fail yang tidak
berupa kata ganti. Fail isim dhomir adalah fail yang berupa kata ganti baik orang pertama,
kedua, dan ketiga. Sedangkan dalam fail isim dhpmir dibagi menjadi dua yaitu bariz dan
mustatir, bariz adalah dhomir yang tampak dalam lafal, dan mustatir adalah dhomir yang tidak
tampak dalam lafal.
Dhomir mustatir ini ada dua macam yaitu dhomir yang wajib disimpan dan dhomir
yang boleh disimpan. Dhomir yang wajib disimpan ada pada Fiil mudhori yang failnya berupa
orang pertama tunggal maupun jamak. Fiil mudhori yang failnya berupa orang kedua orang
laki-laki tunggal..Fiil amar untuk laki-laki tunggal. Sedangkan Dhomir mustatir yang boleh
disimpan adalah Fiil mudhori yang failnya orang ketiga laki-laki tunggal. Fiil mudhori' yang
failnya orang ketiga perempuan tunggal. Fiil madhi yang failnya orang ketiga laki-laki tunggal.
Fiil madhi yang failnya orang ketiga perempuan Tunggal.

5
DAFTAR PUSTAKA

Umam Chatibul,Pedoman Dasar Ilmu Nahwu (Terjemah Mukhtashar Jiddan),(Jakarta:Darul


Ulum Press,1995)
Matondang Husnel Anwar,Pandai Membaca Kitab Arab Gundul,
(Jakarta:Kencana,2019)
Ghufron Aunur Rofiq bin,Mukhtarot Qowa’idil Lughotil ‘Arobiyyah Ringkasan Kaidah-
Kaidah Bahasa Arab,(Jawa Timur:Pustaka Al-Furqon,2021)
Much.Anwar,Terjemah Matan al-Jurumiyyah,(Bandung:SBAlgensindo,2021)
Huda Nurul, Mudah Belajar Bahasa Arab,(Jakarta : Amzah,2015)

Anda mungkin juga menyukai