Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BAHASA ARAB

“MAF’UL LIAJLIH”
Tugas ini Dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu : DR. H. Ahmadih Rojalih Jawab, Lc., MA.

Disusun Oleh : Kelompok 9

Febria Adha Larasati 11210511000003


Syalaisa Amara 11210511000032
Zharfan Zahir 11210511000034

PRODI JURNALISTIK 3A
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
T.A 2022/2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pra-Islam atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyah- bahasa
Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali dengan
keberhasilan orang-orang Arab Badui di bawah pimpinan suku Quraisy-menaklukan
penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab dijadikan bahasa utama
dan mempunyai kedudukan yang mulia di tengah kehidupan masyarakat sahara.
Bahasa Arab terdiri dari beberapa cabang ilmu antara lain: Nahwu, Sharaf, Balaghah,
Muthala’ah, Mufradat dan Nushus Adab.
Bahasa Arab secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem,
yaitu: Pertama, sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada penguasaan
bahasa sebagai ujaran secara langsung. Kedua, Sistem pembelajaran bahasa Arab
yang berorientasi padagramatika. Sistem pembelajaran bahasa Arab dengan cara ini
didasarkan pada asumsi bahwa bahasa adalah merupakan kaidah-kaidah atau
peraturan-peraturan bahasa yang diambil dari teks-teks yang sudah baku. Menurut
asumsi ini barang siapa yang ingin mengkaji al-Qur’an, al-Hadis atau kitab-kitab
keilmuan lainnya yang mempunyai konsentrasi kuatterhadap gramatika, maka
penguasaan gramatika Arab adalah suatu keharusan baginya. Diantara gramatika yang
penulis maksudkan adalah, al-mafail al-khamsah yang mencakup antara lain:
1.Maf’ul bih.
2.Maf’ul mutlaq.
3.Maf’ul liajlih.
4.Maf’ul fih.
5.Maf’ul ma’ah.
Namun pada kesempatan kali ini kami hanya mengkaji dan membahas Maf’ul liajlih.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Maf’ul Liajlih?
2. Apa saja struktur dan cara pembentukan Maf’ul Liajlih?
3. Bagaimana pembentukan Mashdar-jar dan Jar-mashdar?
PEMBAHASAN

A. Pengertian Maf’ul Liajlih


‫المفعول ألجله وهو اإلسم المنصوب الذي يذكر بيانا لسبب وقوع الفعل‬
Maf’ul Liajlih adalah Isim yang dinashab yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi
penyebab terjadinya Fi’il (perbuatan). 1
Kemudian, menurut ahli nahwu, Maf’ul Liajlih
atau Maf’ul Min Ajlih atau Maf’ul Lahu adalah ungkapan dari Isim Manshub sebagai
penyebab dari Fi’il.2
B. Pembagian Maf’ul Liajlih
Maf’ul Liajlih dibagi menjadi tiga bagian:3
1. Apabila tidak beralif lam dan mudaf maka kebanyakan di nasab.
2. Apabila ber alif lam, maka Maf’ul liajlih di jar.
3. Apabila Maf’ul liajlih mudaf/sandar, maka boleh dinasab atau dijar.
C. Syarat dan cara pembentukan Maf’ul Liajlih
Syarat untuk Maf’ul Liajlih, yaitu:
1. Harus berupa mashdar qalbi, yang dimaksd dengan mashdar qolbi adalah kata
itu tidak menunjukkan perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan seperti
tangan atau lisan, misalnya membaca dan memukul. Tetapi dilakukan oleh
perbuatan hati seperti rasa takut, cinta dan sopan.4
2. Harus sebagai alasan dari apa yang dilakukan sebelumnya.
3. Fi’il dan Isimnya itu harus satu dalam hal waktu. Fi’il dalam hal ini adalah
4. Fi’il madhi atau Fi’il mudhari’.5
5. Isim dan amilnya harus satu pula dengan fa’ilnya.

Adapun contoh struktur Maf’ul Liajlih, yaitu:


‫ذهب المسلم الي المسجد ذكرا هلل‬
‫ فعل ماض مبني علي الفتح ال محل له من االعراب‬: ‫ذهب‬
‫ اسم مرفوع وعالمة رفعه الضمة الظاهرة على آخره ألنه اسم المفرد‬: ‫المسلم‬
‫ حرف جر مبني على السكون ال محل له من االعراب‬: ‫الى‬
1
(anwar, 2018). Ilmu Nahwu Terjemahan Matan AL-Jurumiyyah dan Imrithy (Bandung: Sinar Baru
Algensindo,2018), h.115.
2
(Muhyiddin & Hamid, 1994), Al-Tuhfatu Al-Saniyyah(Riyadh:Maktabah Darul As-
Salam,1994), h.150.
3
Japar Siddiq Assagaf, Maf’ul Liajlih, Makasar, (2013).
4
(Sayyid Ahmad Hasyimi)Al-Qawaidu Al-Asasiyah Al-Lughoh Al-Arabiyah (Darul Hikmah), h. 209
5
(Yazid & Hubeis, 2011), Belajar Mudah Ilmu Nahwu Shorof-Jilid II, (Cet.I; Surabaya: Pustaka
Progressif, 2011), h. 170
‫ اسم مجرور مجرور بالي وعالمة جره الكسرة ألنه اسم المفرد‬: ‫المسجد‬
‫ اسم منصوب ألنه مفعول من أجله وعالمة نصبه الفتحة ألنه اسم المفرد‬: ‫ذكرا‬
‫ حرف جر مبني على السكون ال محل له من االعراب‬: ‫ل‬
‫ لفظ الجاللة وهو اسم مجرور مجرور بالالم وعالمة جره الكسرة ألنه اسم المفرد‬: ‫هللا‬

D. Contoh Maf’ul Liajlih


Adapun contoh Maf’ul Liajlih adalah sebagai berikut:6

a. ‫س ِّي تَ ْعبًا‬ ِ ‫َجلَسْتُ َعلَى ال ُك ْر‬


(Aku duduk di atas kursi karena lelah)
b. ‫س َر ِة‬ ْ ‫ت ش َْوقًا لِأْل‬ ِ ‫َر َجعْتُ ِإلَى البَ ْي‬
(Aku pulang ke rumah karena kangen dengan keluarga)
c. ‫أ َك ْلتُ الطَ َعا َم َج ْوعًا‬
(Aku memakan makanan karena lapar)
d. ‫س ِة َر ْغبَةً فِ ْي ا ْل ِع ْل ِم‬َ ‫َب ِإلَى ا ْل َم ْد َر‬
ُ ‫أذه‬
(Aku berangkat ke sekolah sebab  mencintai Ilmu)

Berdasarkan contoh diatas dapat dijelaskan kata ‘mendidik’, ‘cinta’, ‘lelah’, ‘lapar’,
dan ‘rindu’ adalah menjadi Maf’ul Liajlih karena Isim yang dibaca nashob yang
bermanfaat  untuk menyatakan  sebab atau motif terjadinya perbuatan,  hukumnya
Nashob dan tanda Nashob nya adalah Fathah. Sebenarnya hukum Maf’ul Liajlih ialah 
dibaca Nashob, tetapi dapat  di Jarr dengan huruf   Lam (‫ )ل‬dan terkadang Maf’ul
Liajlih sama sekali tidak menduduki sebagai ma’ful Liajlih, namun  menjadi Jarr-
Majrur dan mempunyai ta’aluq atau hubungan  dengan kata sebelumnya.

E. Contoh Maf’ul Liajlih dalam Al-Qur’an


 Al-Baqarah: 19

ِ ْ‫ ْال َمو‬ ‫ َح َذ َر‬ ‫ق‬


‫ت‬ َ ‫يَجْ َعلُوْ نَ َأ‬
َّ ‫صابِ َعهُ ْم فِ ْي آ َذانِ ِه ْم ِمنَ ال‬
ِ ‫ص َوا ِع‬
 Al-Baqarah: 90
‫َأ ْن يُن َِّز َل هَّللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ِه َعلَى َم ْن يَ َشا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه‬ ً ‫بَ ْغيا‬ ُ ‫بِْئ َس َما ا ْشتَ َروْ ا بِ ِه َأ ْنفُ َسهُ ْم َأ ْن يَ ْكفُرُوا بِ َما َأ ْن َز َل هَّللا‬
 Al-An’am: 154
ِ ‫ َوتَ ْف‬  َ‫ َعلَى الَّ ِذي َأحْ َسن‬ ‫تَ َما ًما‬ ‫َاب‬
 ‫لِ ُك ِّل َش ْي ٍء‬  ‫صياًل‬ َ ‫ثُ َّم آتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت‬
 Al-‘Anfal: 10
ْ ‫ َولِت‬ ‫بُ ْش َرى‬  ‫َو َما َج َعلَهُ هَّللا ُ ِإاَّل‬
‫َط َمِئ َّن بِ ِه قُلُوبُ ُك ْم‬

6
Maf’ul Liajlih, passinggrade.co.id, di akses pada 1 November 2022.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maf’ul liajlih merupakan bagian dari pembahasan ilmu Nahwu. Ilmu nahwu adalah
salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang mengatur tentang tata cara menempatkan kata
secara tepat dalam kalimat-kalimat bahasa Arab sehingga maknanya menjadi utuh.
Maf’ul Liajlih adalah Isim yang dibaca nashob yang bermanfaat  untuk menyatakan 
sebab atau motif terjadinya perbuatan. Maf’ul Liajlih disyaratkan harus bersamaan dengan
fungsinya, yaitu untuk menjelaskan sebabnya tentang waktu (kala) dan subjek (pelaku
perbuatan) jika tidak memenuhi syarat harus dalam keadaan jar.
Syarat lain untuk Maf’ul Liajlih adalah berbentuk mashdar qalbi, sebagai alasan
(sebab) dari apa yang sebelumnya (sebab dilakukan Fi’il yang disebutkan sebelumnya), amil
dan Isimnya itu harus satu dalam hal waktu, dan Isim dan amilnya harus satu pula dengan
fa’ilnya. Dan syarat-syarat Maf’ul ma’ah adalah Isimnya harus fadhlah (lebih), jumlah yang
ada sebelumnya harus Fi’il atau serupa dengan Fi’il.

B. Daftar Pustaka

Anwar, M. (2018). ilmu nahwu terjemahan matan al-jurumiyah dan imrithy. Bandung: sinar
baru algensindo.
Assagaf, J. S. (2013). Maf’ul Liajlih. Makasar.
Maf’ul Liajlih, p. d. (2013). passinggrade. Retrieved November Senin, 2022, from
passinggrade.co.id.
Muhyiddin, M., & Hamid, A. (1994). al-tuhfatu al-saniyyah. Riyadh: Maktabah Darul
assalam.
Sayyid Ahmad Hasyimi. (n.d.). al-qawaidu al-sasiyah al-lughoh al-arabiyah. darul hiqmah.
Yazid, A., & Hubeis, U. (2011). belajar mudah ilmu nahwu shorof-jilid II. surabaya: pustaka
progressif.

Anda mungkin juga menyukai