Anda di halaman 1dari 12

ISIM TAFDHIL ِ ‫اِ ْس ُم التَّ ْف‬

‫ضي ِْل‬
Mata kuliah: Bahasa Arab

Dosen: Drs. H. Nurbentuah, Lc, S.Pd.I, MH

Disusun oleh:
- Queentera Angelica Caroline
- Syahrani
- Wan Yana Elanda Darwis
- Zefry

Perb. Syariah / III B Pagi

STAI Syekh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah


BINJAI
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur hanya milik Allah subhanahu wata’ala. Shalawat serta
salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, serta umatnya yang
selalu istikamah hingga yaumulakhir.

Alhamdulillah, dengan Izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang


berjudul “Isim Tafdhil”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
kita semua. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Kw.Begumit, Desember 2015

Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Mempelajari bahasa Arab bagi kita khususnya umat Islam sangatlah penting.
Terlebih lagi pedoman hidup kita adalah al-Quran dan Hadis yang keduanya
menggunakan bahasa Arab. Maka dari itu agar dapat mengetahui makna yang
terkandung di dalam al-Quran dan Hadis, kita harus memahami bahasa Arab.

Dalam penggunaan bahasa Arab ada banyak kaidah yang harus dipelajari, di
antaranya mudzakkar, muannats, isim maf’ul, isim tafdhil, isim fa’il, isim nakirah
dan lain sebagainya. Untuk menambah pengetahuan dalam memahami isim
tersebut, kami memaparkan materi tentang isim tafdhil dalam penulisan makalah
ini.

B. Pembatasan Masalah
1. Definisi isim tafdhil.
2. Syarat isim tafdhil.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi isim tafdhil.
2. Mengetahui apa saja syarat isim tafdhil.
BAB II
Pembahasan
A. Definisi Isim Tafdhil
Isim tafdhil yaitu isim yang dibentuk untuk menyatakan perbandingan
(keadaan lebih) antara satu benda/keadaaan dan keadaan yang lain, baik dalam hal
kebaikan maupun keburukan. Jika dikatakan: “Benda ini lebih ... daripada ... ” Hal
tersebut sebagai isim tafdhil.

Isim Tafdhil adalah isim yang diambil dari fi’il yang menunjukkan bahwa
ada dua hal yang bersekutu dalam satu sifat akan tetapi yang satu melebihi yang
lain dalam sifat tersebut.

Atau definisi yang lain mengatakan bahwa isim tafdhil adalah isim

musytaq yang memiliki makna “lebih” dengan pola wazan ‫ افعل‬untuk mudzakar
dan ‫ فعلى‬untuk muannats . Mufadhal terletak sebelum isim tafdhil sedangkan
1

sesudah isim tafdhil itu dinamakan mufadhal ‘alaih. Dari pengertian ini, dapat kita

ketahui bahwa wazan isim tafdhil hanya satu yaitu ‫افعل‬ (untuk mudzakar), dan

‫ ( فعلى‬untuk muannats).

Catatan: hamzah pada wazan ‫افعل‬ ada yang dibuang dalam tiga kata,

yaitu2: َ ‫ر‬T‫ َخ ْي‬.


ٌّ‫ َحب‬,ٌّ‫ر‬T‫ش‬,ٌ lafal tersebut merupakan isim tafdhil yang berasal

ُّ‫اَ َحب‬, ُّ‫اَ َشر‬,ُ‫اَ ْخيَر‬. Menghilangkan hamzah banyak berlaku untuk lafal ‫خير‬ dan

‫ ّر‬T ‫ ش‬. sedangkan untuk lafal ّ‫ حب‬terhitung sedikit. Sebaliknya menetapkan

ُ َ‫ اَ ْخي‬dan
hamzah pada lafal ‫ر‬ ُّ‫ اَ َشر‬terhitung sedikit.

1 Taufiqul Hakim, Qāidati Program Pemula Membaca Kitab Kuning, Al-Falah, Jepara, 2004,
hlm.17.
A. Shohib Khaironi, Audlohul Manāhij A Complete Guide to Arabic Grammar, WCM Press,
Jatibening, 2008, hlm. 33.
2 Syekh Musthofa Galayini, Jami’ud durus al-‘arabiyyah, Darul Fikr, Beirut, 2007, hlm. 126.
Pola kata yang digunakan adalah menggunakan wazan ‫اَ ْف َع ُل‬
Contoh:

Lebih putih = ٌ‫اَ ْبيَض‬

Lebih mulia = ‫اَ ْك َر ُم‬

Lebih utama = َ ‫اَ ْف‬


‫ض ُل‬

Lebih besar = ‫اَ ْكبَ ُر‬

Lebih dekat = ُ‫اَ ْك َرب‬

Lebih baik = ‫اَحْ َس ُن‬


Makna isim tafdhil adalah sebagai berikut:

1. Bermakna: “Lebih ... daripada ... “


2. Bermakna juga: “Se ... “
3. Makna pertama: “Lebih ... daripada ... “

4. Harus menggunakan kata af’alu ‫اَ ْف َع ُل‬


Contoh:

‫اَ ْلمْؤ م ُن قَويٌّ اَحبُّ الَى هّٰللا‬


ِ ِ َ ِ ِ ُ
Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah.

‫اَحْ َم ُد اَ ْك َر ُم ِم ْن اَ ِخ ْي ِه‬
Ahmad lebih mulia daripada sahabatnya.

‫ان اَ ْك َر ُم ِم َن ْال َحيَ َوا ِن بِ َع ْقلِ ِه‬


ُ ‫اَاْل ِ ْن َس‬

Manusia lebih mulia daripada hewan dengan akalnya.


‫صالَ ِة ْالفَ ِّد‬ َ ‫صالَةُ ْال َج َما َع ِة اَ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ
Salat berjamaah lebih utama daripada salat sendirian.

‫ب َك ْسالَ َن‬ َ ‫طَالِبٌ ُمجْ تَ ِه ٌد اَحْ َس ُن‬


ٍ ِ‫طال‬
Siswa yang bersungguh-sungguh lebih baik daripada siswa yang malas.

B. Syarat Isim Tafdhil


Syarat isim tafdhil adalah sebagai berikut:

1. Kata yang dibentuk harus dapat dipola.


2. Makna kata dapat diperbandingkan.
3. Kata harus sempurna (taam).
4. Sebagai kata aktif, bukan pasif.
5. Wazannya adalah af`alu.

Ada beberapa persyaratan dalam pembentukan isim tafdhil, yaitu3:

1. Berasal dari fi’il tsulatsi mujarad.


2. Dari fi’il mutsbat bukan dari fi’il manfi.

3. Dari fi’il mutasharif (‫بئس‬ ,‫ نعم‬dan ‫ ليس‬tidak dapat dijadikan isim tafdhil).
4. Dari fi’il mabni ma’lum.

5. Dari fi’il tamm (‫ كان‬dan fi’il naqiesh lainnya tidak dapat dijadikan isim
tafdhil).

6. Menerima untuk dilebihkan (lafal ‫ مات‬tidak dapat dijadikan isim tafdhil).

7. Isim tafdhil tidak boleh dibuat dari lafal yang menunjukan warna, cacat, dan

hiasan (seperti ‫سود‬ ,‫ عور‬,‫) كحل‬.

3 Galayini. Ibid., Fuad Ni’mah, Mulakhos Qawa’idil Lughatil ‘Arabiyyah, Darul Al-Tsaqāfah Al-
Islāmiyyah, Beirut, hlm. 49. A.Shohib Khaironi. Op.cit.
Beberapa Hal Mengenai Isim Tafdhil

Ada empat hal yang berkaitan dengan isim tafdhil, yaitu4:

1. Isim tafdhil sepi dari AL( ْ‫ )ال‬dan tidak diidhafahkan

Ketika isim tafdhil sepi dari AL dan tidak di-idhafahkan, maka dalam
keadaan apapun ia harus menetapi bentuk mufrad mudzakar. Dan bertemu
dengan huruf MIN yang men-jer-kan mufadhal ‘alaih.
Contoh:

ِ َ‫ع ِم َن ْالقِط‬
‫ار‬ ُ ‫الطَاِئ َرةُ اَس َْر‬

Pesawat itu lebih cepat daripada kereta

َ ‫َز ْي ٌد اَ ْف‬
‫ض ُل ِم ْن َع ْم ٍرو‬
Zaid lebih utama daripada Amr

‫فَا ِط َمةُ اجْ َم ُل ِم ْن ُأ ْختِهَا‬


Fatimah lebih cantik daripada saudaranya

Dari ketiga contoh di atas pada lafal isim tafdhil ‫ اجمل‬,‫ افضل‬,‫اسرع‬ selalu
mufrad dan berjenis mudzakar, tidak muannats, karena mereka sepi dari huruf AL
dan tidak pula di-idhafahkan.

Untuk lebih mudahnya, pada kaidah ini dapat dibuat rumus sebagai berikut:

‫المفضل عليه‬ + ‫من‬ + ‫اسم التفضيل‬ + ‫المفضل‬

‫المفضل عليه‬ ‫اسم التفضيل‬ ‫المفضل‬

‫من‬
‫القطار‬ ‫اسرع‬ ‫الطائرة‬

‫عمرو‬ ‫افضل‬ ‫زيد‬

4 Galayini. Ibid., hlm. 127-128. Fuad Ni’mah. Ibid., hlm. 50. A.Shohib Khaironi. Ibid., hlm. 34.
‫أختها‬ ‫اجمل‬ ‫فاطمة‬

2. Isim tafdhil yang disertai dengan huruf AL


Dalam hal ini ketika isim tafdhil kemasukan huruf AL, maka harus
muthobiq (cocok/sesuai) dengan mufadhal baik dalam hal mufrad, tasniyah,
jamak, mudzakar maupun muannats, dan tidak disebutkan mufadhal ‘alaihnya.
Contoh:
Arti Keterangan ‫ اسم‬+ ‫المفضل‬
‫اتفضيل‬
Khalid yang paling Mufrad Mudzakar ‫األض ُل‬
َ ‫خلي ٌد‬
utama

Shokhifah yang paling Mufrad Muannats ‫ص ِح ْيفَةُ ْالفُضْ لَى‬


َ
utama
Mereka berdua paling Mutsanna Mudzakar
َ ‫هُ َمااأل ْف‬
‫ضالَ ِن‬
utama
Mereka(lk) yang paling Jamak Mudzakar
َ ‫هُ ُم اَأل ْف‬
‫ضلُ ْو َن‬
utama
Mereka(pr) yang paling ُ َ‫هُ َّن الفُضْ لَي‬
‫ات‬
utama Jamak Muannats

Pada contoh diatas kata-kata ‫لى‬TT‫الفض‬,‫لون‬TT‫االفض‬,‫الن‬TT‫االفض‬,‫ االفضل‬dan


‫ الفضليات‬mengikuti mufadhal baik dalam hal mufrad, mudzakar, muannats,

maupun jamak. Lafal ‫خليل‬ berbentuk mufrad maka isim tafdhil-nya juga harus

berbentuk mufrad yaitu ‫ االفضل‬. Demikian halnya lafal ‫صحيفة‬ dst.

3. Isim tafdhil di-idhafahkan kepada isim nakirah


Ketika ia di-idhafahkan kepada isim nakirah, maka isim tafdhil tersebut
harus selalu mufrad mudzakar. Hanya saja huruf MIN tidak disebutkan .
Contoh:
Arti ‫اسم‬+‫ اسم التفضيل‬+ ‫المفضل‬
‫نكرة و مجرور‬
Khalil lelaki terpandai ‫َخلِي ٌل اَ ْعلَ ُم َرج ٍُل‬
Fatimah semulia-mulia wanita ‫فاطمة اَ ْك َر ُم ا ْم َرأ ٍة‬

Dua orang ini sebaik-baiknya dua ‫هذان اَحْ َس ُن َر ُجلَي ِْن‬


orang laki-laki
Dua orang ini wanita terpandai ‫هاتان اَ ْعلَ ُم ا ْم َرأتَ ْي ِن‬
Para pejuang itu semegah-megahnya ‫ْال ُم َجا ِه ُد ْو َن اَ ْف َخ ُم ِر َجا ٍل‬
para lelaki
Para guru wanita itu adalah wanita ُ ‫ْال ُمت َعلِّ َم‬
‫ات َخ ْي ُر نِ َسا ٍء‬
yang paling baik

4. Isim tafdhil di-idhafahkan kepada isim ma’rifat


Dalam Al-fiyah diterangkan bahwa ketika isim tafdhil di-idhafahkan
kepada isim ma’rifat, maka ada dua segi bacaan, yaitu:
a. Pemakaiannya dianggap seperti lafal yang mujarad , yaitu tidak
disesuaikan(muthobiq) dengan mufadhalnya dan tidak menyebutkan huruf
MIN. Sehingga dapat dikatakan sebagai berikut:

‫الزيدان افضل القوم‬

‫الزيدون افضل القوم‬

‫فاطمة افضل النساء‬

‫الفطمتان افضل النساء‬


b. Pemakaiannya dianggap seperti isim tafdhil yang dibarengi dengan AL,
yaitu sesuai(muthobiq) dengan mufadhalnya. Sehingga dapat dikatakan
sebagai berikut:

‫الزيدان افضال القوم‬

‫الرجلون اعلموا القوم‬

‫ القوم‬T‫الزيدون افاضل‬

‫نيل فضلى النساء‬

‫الهندان فضليا النساء‬

‫الفطمات فضليات النساء‬

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Isim tafdhil yaitu isim yang dibentuk untuk menyatakan perbandingan
(keadaan lebih) antara satu benda/keadaaan dan keadaan yang lain, baik
dalam hal kebaikan maupun keburukan. Isim Tafdhil adalah isim yang
diambil dari fi’il yang menunjukan bahwa ada dua hal yang bersekutu dalam
satu sifat akan tetapi yang satu melebihi yang lain dalam sifat tersebut.
2. Syarat isim tafdhil adalah sebagai berikut:
- Kata yang dibentuk harus dapat dipola.
- Makna kata dapat diperbandingkan.
- Kata harus sempurna (taam).
- Sebagai kata aktif, bukan pasif.
- Wazannya adalah af`alu.

B. Kritik dan Saran


Berkenaan dengan penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami
kesulitan dalam penyusunan makalah. Baik dalam segi kurangnya referensi
maupun minimnya pengetahuan dan pemahaman terhadap materi. Sehingga tidak
terlepas kemungkinan terjadi banyak kesalahan. Maka dari itu penulis mohon
kritik dan sarannya, apabila terdapat sesuatu yang kurang dalam karya tulis ini.
Atas kritik dan saran dari pembaca, kami ucapkan banyak terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil

Khaironi, A. Shohib. 2008. Audlohul Manāhij A Complete Guide to Arabic


Grammar. Jatibening: WCM Press.

Mustafa, Galayini. 2007. Jāmi’ud Durus Al-‘Arabiyyah. Beirut: Darul Fikr.


Ni’mah, Fuad. Mulakhas Qawā’idul Lughatil ‘Arabiyyah. Beirut: Daarul Al-
Tsaqāfah Al-Islāmiyyah.

Sukamto, Imamuddin. Tata Bahasa Arab Sistematis.

Hakim, Taufiqul. 2003. Qāidati Program Pemula Membaca Kitab Kuning.


Jepara: Al-Falah Offset.

Sholihin M.S. Bahasa Arab. Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai