Anda di halaman 1dari 13

 

Fa'il ialah isim marfu' yang disebutkan terlebih dahulu fi'il-nya. Dan fa'il terbagi menjadi
dua bagian, yaitu fa'il yang zhahir dan fa'il yang mudhmar (tersembunyi).

Maksudnya: Fa'il ialah isim marfu' yang disebutkan sesudah fi'il-nya (fi'il yang me-rafa'-
kannya).

Contoh: ; lafazh fi'il madhi dan menjadi fa'il-nya yang di-rafa'-kan oleh
dhammah. Lafazh itu di-rafa'-kan oleh dhammah, sebab isim mufrad.

= Dua Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il yang di-rafa'-kan
dengan alif, sebab isim tatsniyah).

= Zaid-Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il yang di-rafa'-kan


dengan wawu, sebab jamak mudzakkar).

= Zaid-Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il yang di-rafa'-kan dengan
dhammah, sebab jamak taksir).

= Hindun-Hindun itu telah datang (Lafazh menjadi fa'il yang di-rafa'-


kan dengan dhammah, sebab jamak muannats).

Kata nazhim:

Fa'il ialah isim yang secara mutlak di-rafa'-kan oleh fi'il-nya, dan fi'il itu terletak sebelum
fa'il.

Wajib pada fi'il itu di-mujarrad-kan (dibebaskan dari huruf tambahan) apabila di-musnad-
kan kepada jamak atau mutsanna.
Katakanlah! (dua Zaid dan Zaid-Zaid itu telah datang), seperti perkataan

(Zaid telah datang dan saudara kami akan datang).

Fa'il Isim yang Zhahir

Fa'il isim yang zhahir ialah lafazh yang menunjukkan kepada yang disebutnya tanpa ikatan,

seperti lafazh (Zaid) dan (laki-Iaki).

Contoh fa'il isim yang zhahir adalah perkataan: dan seterusnya sampai dan
lafazh-lafazh yang menyerupainya.

Kata nazhim:

Ulama nahwu telah membagi fa'il menjadi fa'il isim yang zhahir dan fa'il isim yang
mudhmar (dhamir). Adapun fa'il isim yang zhahir ialah, lafazh yang telah disebutkan tadi.

Fa'il Isim yang Mudhmar

Fa'il mudhmar, yaitu:

Lafazh yang menunjukkan kepada pembicara (mutakallim) atau yang diajak bicara
(mukhathab) atau ghaib.
Dhamir mututakallim itu terbagi dua, yaitu: mutakallim wahdah, seperti lafazh (saya), dan

mutakallim berikut teman-temannya, seperti lafazh (kami atau kita), yaitu untuk
mu'azhim nafsah atau untuk mutakallim yang membesarkan dirinya (dalam bahasa Indonesia
seperti, kami).

Contoh dhamir mukhathab, seperti lafazh:

= kamu (ditujukan untuk seorang mukhathab (laki-laki));

= kamu (ditujukan kepada seorang mukhathabah (perempuan));


= kamu berdua (ditujukan kepada dua orang yang diajak bicara, baik laki-laki ataupun
perempuan);

= kalian (ditujukan kepada banyak laki-laki yang diajak bicara);

= kalian (ditujukan kepada banyak perempuan yang diajak bicara);

Contoh dhamir yang ghaib, seperti lafazh:

= dia (ditujukan kepada orang ketiga laki-laki);


= dia (ditujukan kepada orang ketiga perempuan);
= mereka berdua perempuan (ditujukan kepada dua orang ketiga, baik laki-laki ataupun
perempuan);

= mereka (ditujukan kepada banyak laki-laki orang ketiga);


= mereka (ditujukan kepada banyak perempuan orang ketiga).

Perlu diketahui bahwa, isim dhamir itu terbagi dua, yaitu:

1. Dhamir bariz (yang ditarnpakkan), seperti lafazh

dan seterusnya.
2. Dhamir mustatir (tersimpan), yaitu sebagaimana kata mushannif:

Contoh (fa'il isim yang rnudhmar) adalah seperti perkataan:

= aku telah memukul;

= kami atau kita telah memukul;


= kamu (laki-laki) telah memukul;

= kamu (perempuan) telah memukul;

= kamu berdua (laki-laki atau perempuan) telah memukul;

= kalian (laki-Iaki) telah memukul;

= kalian (perempuan) telah memukul;

= dia (laki-Iaki) telah memukul;

= dia (perempuan) telah memukul;

= mereka berdua (laki-Iaki) telah memukul;

= mereka berdua (perempuan) telah memukul;

= mereka (laki-Iaki) telah memukul; dan

= mereka (perempuan) telah memukul.

Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut:

1. fi'il madhi, dhamir mutakallim wahdah (menjadi fa'il-nya), di-


rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni dhammah).
2. fi'il madhi, dhamir mutakallim ma'al ghair atau mu'azhim nafsah,
di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni sukun.
3. fi'il madhi, dhamir mukhathab mudzakkar (menjadi fa'il-nya), di-
rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni fathah.
4. fi'il madhi, dhamir muannats (menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan,
tanda rafa'-nya dengan mabni kasrah.
5. fi'il madhi, dhamir tatsniyah (menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan,
tanda rafa'-nya mabni dhammah, sedangkan huruf mim-nya adalah huruf 'imad dan
alif-nya alif tatsniyah.

6. fi'il madhi, dhamir mukhathab jamak mudzakkar (menjadi fa'il-nya),


di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni dhammah sedangkan huruf mim-nya adalah tanda
jamak.
7. fi'il madhi, dhamir mukhathab jamak muannats (menjadi fa'il-nya),
di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni dhammah, huruf nun-nya adalah tanda jamak
muannats.
8. , fi'il madhi sedangkan fa'il-nya adalah dhamir mustatir dan taqdirnya
9. , fi'il madhi, fa'il-nya dhamir mustatir, taqdir-nya ditambah ta.
10. , fi'il madhi, fa'il-nya alif, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni sukun.
11. , fi'il madhi yang ber-ta tanits, fa'il-nya alif, tanda rafa'-nya mabni sukun.
12. , fi'il madhi, fa'il-nya wawu dhamir, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni sukun,
sedangkan alif-nya adalah alif mutlak jamak.
13. , fi'il madhi, fa'il-nya nun, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni fathah.

Kata nazhim:

Isim mudhmar (dhamir) dibagi dua belas macam, yaitu:

(aku telah berdiri); (kami atau kita telah berdiri); (kamu -laki-laki- telah

berdiri); (kamu -perempuan- telah berdiri); (kamu berdua telah berdiri);

(kalian -perempuan- telah berdiri); (kalian -laki-laki- telah berdiri); (seorang laki-laki
telah berdiri); (seorang perempuan telah berdiri); (dua orang laki-laki telah

berdiri); (mereka -laki-laki- telah berdiri); (mereka -perempuan- telah berdiri); dan

seperti perkataan (kalian telah berpuasa satu tahun).

Itulah dhamir-dhamir muttashil, dan demikian pula dhamir-dhamir munfashil.

Seperti: (Dia belum berdiri kecuali saya dan kalian), dan selain yang dua
macam ini diketahui secara kias.
Makalah Bahasa Arab

AL FA’IL (PELAKU PEKERJAAN) DAN NAIB FA’IL (WA AL-JUMLAH FI’LIYAH)

MAKALAH
Di susun dan Diajukan Tugas Terstruktur
MATA KULIAH : BAHASA ARAB
Pengampu : Isro M.Ag
Oleh :
Khusnul Khotimah
40210064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) ISLAM
BUMIAYU
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Kita sebagai umat islam perlu memaklumi bahwa bahasa arab adalah bahasa Al
Qur’an, yang harus kita kuasai selaku sebagai seorang muslim atau muslimat. Maka dari itu,
kita sebagai  umat Islam perlu sekali mengenai tata bahasa(grammar) Arab, yang diantaranya
adalah Al Fail(pelaku pekerjaan) dan Naib Fail wa al- Jumlah Fi’liyah(pengganti Fail dan
kalimat Fi’il).
Didalam pembahasan Al-Fail (pelaku pekerjaan) dan Naib Fa’il wa al- Jumlah Fi’liyah).
Kita terlebih dahulu mengerti sub-sub yang akan dibahas yaitu antara lain:
1.      Pengertian Fa’il
Fail adalah isim marfu yang disebutkan sesudah fi’ilyah (fi’il yang me-rafa’-kanya)
2.      Contoh Fa’il
‫جاأَ زَ ْي ٌد‬  
َ Lafadz َ‫ َجاأ‬fi’il  madhli dan ‫ َزيْد‬menjadi fa’ilnya yang dirafa’kan oleh dhammah.
Lafadz ‫زَ ْي ٌد‬  itu dirafa’kan oleh dhammah, sebab isim mufrad.
3.      Pembagian Fa’il
Fail terbagi menjadi dua bagian :
-          Fa’il isim yang zhahir.
Yaitu lafadz yang menunjukan kepada yang disebutnya tanpa ikatan, seperti lafadz ‫زَ يْد‬  (zaid)
dan‫ڶ‬
ٌ ‫ َر ُج‬ (laki-laki), pada kalimat :
َ ‫ظَا ِھ ُر َما َدڶعلى ُم َس ّماهُبِڶَاقَيِّ ٍدكَزَ ْي ٍد َو َر ُج‬
‫ڶ‬ ؐ ‫ڧَاڶ‬                                       
-          Fa’il isim yang mudhmar.
Yaitu lafadz yang menunjukan kepada pembicara (mutakallim) atau yang diajak bicara
(mukhathab) atau ghaib.
4.      Pengertian Naib fail
Yaitu isim yang dibaca rofa’ yang kedua.
5.      Contoh naib fa’il
ُ‫فُتِ َحااڶبَاب‬
6.      Jumlah Fi’liyah
Yaitu klimat yang didahulukan kata kerja atau fi’il.
BAB II
PEMBAHASAN
A.                FAIL
Fail adalah isim marfu’ (yang dibaca rofa’) yang menjadi pelaku pekerjaan,
kedudukannya terletak setelah fiil atau syibhul fiil1) ,contoh :
‫اراڶعُصْ فُوْ ُر‬
َ َ‫ط‬                    Burung pipit terbang
َ‫يَجْ ڶڶِسُ اڶطَّا ِڶبُوْ ن‬                 Para siswa duduk
‫ت ِھ ْن ٌد‬
ْ ‫فَ ِر َح‬                       Hindun bergenbira
‫َان‬
ِ ‫صان‬ َ ‫الح‬
ِ ‫ َج َرى‬                Dua ekor kuda lari
َ ُ‫ت َْذھَب‬                      Seorang dokter perempuan pergi
ُ‫طبِ ْيبَة‬
‫ْج ِد‬ َ ‫صلَى اَ ُخ‬    
ِ ‫وح ِم ْي ٍدفِى ال َمس‬ َ Saudaranya hamid sholat di masjid
Kalimat-kalimat yang bergaris bawah kedudukannya sebagai fail, karena sebagai
pelaku pekarjaan
-          Fa’il yang di-rafa’kan dengan alif, sebab isim tasniyah.
ِ ‫جا َءال َّز ْيد‬             
Contoh : ‫َان‬ َ Dua zaid itu telah datang
-          Fa’il yang di-rafa’kan dengan wawu, sebab jamak mudzakkar
Contoh :   َ‫ َجا َءال َّز ْي ُدوْ ن‬            Zaid-zaid itu telah datang.
-          Fa’il yang di-rafa’kan dengan dhammah, sebab jamak taksir
ُّ ‫ َجا َء‬            Zaid-zaid itu telah datang.
Contoh :    ‫الزيُوْ ٌد‬
-          Fa’il yang di-rafa’kan dengan dhammah, sebab jamak muannats
Contoh : ‫َات‬ُ ‫ت ال ِھ ْْند‬
ِ ‫ َجا َء‬          Hindun-hindun itu telah datang.
Ketentuan dalam fail
Jika failnya muannats2) (perempuan), maka fiilnya juga diberi tanda muannats. Untuk
fiil madhi ditambah ta’ ta’nis, contoh  ُ‫ت عَا ِء َشة‬
ْ ‫( قَا َم‬Aisyah berdiri), dan untuk fiil modhori 
menggunakan  huruf mudhoro’ah ta’, contoh ُ‫تَقُوْ ُم عَا ِء َشة‬  (aisyah sedang berdiri)
Fail dibagi mrnjadi dua :
1.      Fail isim zhohir
Ialah lafazh yang menunjukan kepada yang disebutnya tanpa ikatan, seperti lafazh ‫زَ ْي ٌد‬  (zaid)
dan ‫( َرج ٍُل‬laki-laki), pada kalimat:
ِ ُ‫فَالظَّا ِھ ُر َما َد َّل عَلٰى ُم َس َّماه‬
‫ب اَل قَيِّ ٍد َو َر ُج ٍل‬

Atau fail isim zhohir adalah fail yang  tidak berupa kata ganti.
Contoh ‫( يَ ْب ِك ْي خَالِ ٌد‬kholid  menangis)
1)        
Syubhul fiil : isim fail, sifat, sighot mubalaghoh dan isim tafdhim dalam ilmu shorof/nahwu
lanjutan.
2)        
Diantara ciri kalimat ynag muanast : berakhiran ta’ marbutoh (‫)ة‬, menunjukkan perempuan
seperti ‫( ٲُ ّم‬ibu), berbentuk jamak taksir yang tidak khusus bagi orang laki-laki, seperti ‫ُكتُب‬
2.      Fail isim dhomir/mudhmar
Adalah fail yang berupa kata ganti baik orang pertama, kedua ataupun ketiga.
ُ ‫ قَ َر ْأ‬              (saya membaca Al-Qur’an).
Contoh : ‫ت‬
               َ‫قَ َر ْأتَ القُرْ َءان‬     (kamu membaca Al-Qur-an).
               َ‫ القُرْ َءانَ قَ َر ْأن‬     (mereka perempuan membac Al-Qur’an).
Perlu diketahui bahwa, fail isim dhomir terbagi dua :
1.      Dhamir baris
ْ َ‫ھَلْ ا‬  (apakah kamu telah
Ialah dhomir yang tulisannya tampak dalam  lafal, seperti ‫گلتَ ؟‬
makan)
2.      Dhamir  Mustatir
Ialah dhomir  yang tidak tampak dalam lafal (tersimpan), seperti َ‫( أَ ْكتُبُ ال َّر َسالَة‬saya menulis
surat). Dhomir  yang  tersimpan dalam lafal ُ‫أَ ْكتُب‬adalah ‫( أَنَا‬saya).
Dhomir mustatir ini ada dua :
1.      Wajib disimpan, ada dua :
a.       Fiil mudhari’ yang failnya berupa orang pertama tunggal maupun jamak.
Contoh ‫أَجْ لِسُ َعلَى ال ُكرْ ِس ْي‬      (saya duduk diatas kursi)
Dhomir yang tersimpan ‫أَنَا‬
b.      Fiil mudhori’ yang failnya yang berupa orang kedua laki-laki tunggal. 
Contoh ُ‫أَ ْينَ ت َْذھَب‬                  (ke mana kamu pergi?)
Dhomir yang terimpan َ‫أَ ْنت‬
c.       Fiil amar untuk laki-laki tunggal.
Contoh ‫تَ َعلَّ ْم‬                         (belajarlah!).
Dhomir yang tersimpan adalah َ‫أَ ْنت‬ 
2.      Boleh disimpan
a.       Fiil mudhori’ yang fail
nya orang ketiga laki-laki tunggal.
Contoh  ‫س‬َ ْ‫ ُم َح َّم ٌديَ ْق َرأُالدَّر‬         (muhammad membaca pelajaran)
Dhomir yang tersimpan ‫ھ َُو‬
b.       Fiil mudhori’ yang failnya orang ketiga perempuan tunggal.
ِ َ‫قَ َر ْأتَ القُرْ َءانَ ف‬    (fatimah membaca Al-Qur’an)
Contoh ُ‫اط َمة‬
Dhomir yang tersimpan ‫ِھ َي‬
c.       Fiil madhi  yang failnya orang ketiga laki-laki tunggal
Contoh ُ‫خَ لَق ال َّس َمواتَ اللّٰہ‬        (Allah menciptakan langit)
Dhomir yang tersimpan‫ھ َُو‬
d.      Fiil madhi  yang failnya orang ketiga perempuan tunggal.
ْ ‫ فَا ِط َمةنَ َج َح‬              (fatimah sukses)
Contoh‫ت‬
Dhomir yang tersimpan ‫ِھ َي‬
Contoh  (fa’il isim yng mudhmar) adalah seperti perkataan :
ُ ‫ض َرب‬        
‫ْت‬ َ =          aku telah memukul
‫ض َر ْبنَا‬         
َ =          kami atau  kita telah memukul
َ‫ض َربْت‬        
َ =          kamu (laki-laki)  telah memukul
ِ ‫ض َر ْب‬        
‫ت‬ َ =          kamu (perempuan)  telah memukul
‫ض َر ْبتُ َما‬
َ        =          kamu berdua (laki-laki atu perempuan)  telah memukul
‫ض َر ْبتُ ْم‬        
َ =          kalian (laki-laki) telah memukul
‫ض َر ْبتُ ْ ّن‬        
َ =          kalian (perempuan) telah memukul
‫ض َرب‬         
َ =          dia (laki-laki) telah memukul
ْ َ‫ض َرب‬
‫ت‬ َ         =          dia (perempuan) telah memukul
َ ‫ض َربا‬          
َ =          mereka berdua (laki-laki) telah memukul
‫ب‬
َ ‫ض َر‬  
َ        =          mereka berdua (perempuan) telah memukul
‫ض َربُوا‬        
َ =          mereka (laki-laki) telah memukul
َ‫ض َر ْبن‬         
َ =          mereka (perempuan)  telah memukul
Adapun meng-i’rab-nya adalah sebagai berikut :
ُ ‫ض َرب‬،
1.      ‫ْت‬ َ ْ‫ض َرب‬          
َ ُ
Fi’il madhi, ‫ت‬dhamir mutakallim wahdah (menjadi fa’ilnya, di-rafa’-kan,
tanda rafa’-nya mabni dhammah)
2.      َ‫ض َر ْبن‬،‫ب‬
َ ‫ض َر‬                       
َ Fi’il madhi, ‫ نَا‬dhamir mutakallim ma’al ghair atau mu’azhim
nafsah, di-rafa’-kan, tanda rafa’-nya mabni sukun
3.                ‫ض َربْت‬،‫ب‬
َ ‫ض َر‬Fi’il
َ madhi, َ‫ ت‬dhamir mukhathab mudzakkar  (menjadi fa’ilnya), di-
rafa’-kan, tanda rafa’-nya mabni fathah
ِ ‫ض َر ْب‬
4.      ‫ت‬ َ ،‫ض َرب‬
َ Fi’il madhi,‫ت‬
ِ dhamir muannats  (menjadi fa’ilnya), di-rafa’-kan, tanda rafa’-
nya mabni kasrah
5.      ‫ض َر ْبتُ َما‬ َ Fi’il madhi,‫ تُ َما‬dhamir  tatsniyah  (menjadi fa’ilnya), di-rafa’-kan, tanda rafa’-
َ ،‫ض َرب‬
nya mabni dhammah, sedangkan huruf mim-nya adalah huruf ‘imad dan alif-nya alif
tatsniyah.
6.      ‫ض َر ْبتُم‬،‫ب‬
َ ‫ض َر‬Fi’il
َ madhi,‫ تُ ْم‬dhamir mukhathab jamak mudzakkar  (menjadi fa’ilnya), di-rafa’-
kan, tanda rafa’-nya mabni dhammah sedangkan huruf mim-nya adalah tanda jamak.
7.      ‫ض َر ْبتُ ْ ّن‬ َ Fi’il madhi,‫ تُ َّن‬dhamir mukhathab jamak muannats  (menjadi fa’ilnya), di-rafa’-
َ ،‫ض َرب‬
kan, tanda rafa’-nya mabni dhammah, huruf  nun-nya adalah tanda jamak muannats.
َ          Fi’il madhi sedangkan fa’il-nya adalah dhamir mustatir, dan taqdirya‫ھُ َو‬ 
8.      ‫ض َرب‬
ْ َ‫ض َرب‬
9.      ‫ت‬ َ         Fi’il madhi, failnya dhamir mustatir, taqdirnya ‫ ِھ َى‬ditambah ta
10.  ‫ض َربا‬          
َ Fi’il madhi, failnya alif, dirafakan, tanda rafa’-nya mabni sukun
11.  ‫ض َربَتا‬         
َ Fi’il madhi yang ber-ta ta-nits, fa’il-nya alif, tanda rafa’-nya mabni sukun
12.  ‫ض َربُوا‬        
َ Fi’il madhi, fa’il-nya wawu dhamir, di-rafa’-kan, tanda rafa’-nya mabni sukun,
sedangkan alif-nya adalah alif mutlak jamak.
13.  ‫ض َربْن‬         
َ Fi’il madhi, fa’ilnya nun, di-rafa’-kan, tanda rafa’-nya mabni fathah.
B.        NAIB FAIL
                         Isim yang  dibaca rofa’ yang kedua adalah naib fail. Naib Fail adalah isim marfu’
yang jatuh setelah fiil mabni majhul. Fiil mabni majhul adalah fiil yang pelakunya tidak
ketahui (disebutkan).
Contoh : ُ‫( فُتِ َحااڶبَاب‬pintu itu dibuka). Dalam contoh ini orang yang membuka pinti tidak
diketahui (disebutkan).
Cara membentuk fiil mabni majhul adalah ;
a.                        Jika berupa fiil madhi maka didhomahkan semua huruf yang berharokat dan
َ َ‫ ن‬: menjadi ‫ تَ َعلَّ َم‬, ‫ص ُر‬
dikasrohkan huruf sebelum akhir. Contoh ‫ص َر‬ ِ ُ‫ ن‬menjadi ‫ اِ ْستَ ْغفَ َر‬, ‫ تُ ُعلَّ َم‬menjadi
‫اُ ْستُ ْغفِ َر‬
b.                       Jika berupa fiil mudhari  maka didhomahkan awalya daan difathahkan
َ ‫ يَ ْن‬, ‫ ي ُْخ ِر ُج‬, ‫ يَتَ َعلَّ ُم‬menjadi ‫ يُ ْنصُر‬, ‫ ي ُْخ ِر ُج‬, ‫يُتَ َعلَّ ُم‬
sebelum akhir.  Contoh : ‫ص ُر‬
Perhatikan contoh-contoh berikut!
  ُ‫ يُ ْفتَحُاڶبَاب‬                                                   ُ‫فُتِ َحااڶبَاب‬      
‫ اُ ِك َل ال َموْ ُز‬               ‫يُوْ َك ُل‬                    ‫ال َموْ ُز‬ 
Kalimat-kalimat yang bergaris bawah itu kedudukannya sebagai naib fail, karena jatuh
setelah fiil mabni majhul. Ketentuan dalam naib fail sama dengan ketentuan dalam fail. Naib
fail ada dua : isim zhohir (seperti contoh-contoh tersebut) dan isim dhomir (sama dalam bab
fail). Contoh : ‫( اُ ْك ِر ْمنَابِا ِال ْساَل ِم‬kami dimuliakan dengan islam).
Naibul fa’il ialah isim marfu’ yang tidak disebutkan fa’ilnya. Apabila fi’ilnya fi’il madhi,
maka dhammmah-kanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirnya di-kasrah-kan, dan
apabila fi’ilnya fiil mudhri maka dhammahkanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirya
di-fathah-kan.
Maksudnya : Maf’ul yang tidak disebutkan fa’ilnya dinamakan mabni majhul atau naibul
fa’il, yaitu isim yang asalnya menjadi maf’ul lalu failnya dibuang dan maf’ul-nya
menggantikan kedudukan fa’il, i’rab-nya di rafa’-kan dan diletakkan sesudah fi’il, seperti:
ُ‫قُ ِرٲَالقُرْ آن‬Asalnya‫ْت‬
ُ ‫القُرْ آن قَ َرٲ‬. Lafazh ‫ت‬
ُ dibuang, lalu lafazh ‫ القُرْ ٓان‬menempati tempat fa’il (lafazh
ُ yang dibuang dan lafazh ‫ القُرْ آن‬diubah harakatnya menjadi
ُ ) sebagai pengganti lafazh ‫ت‬ 
‫ت‬ 
‫القُرْ آن‬
Huruf pertama fi’il yang fa’ilnya tidak disebutkan harus di dhammahkan , sedangkan
huruf  yang sebelum huruf terakhir harus di-kasrahkan.
Pembagian Ma’ful yang failnya tidak disebutkan
Ma’ful yang failnya tidak disebutkan terbagi atas dua bagian, yaitu bagian yang dzahir
ِ ‫ َز ْي ٌد ض‬ (zaid
dan bagian yang mudhmar(dhamir). Bagian yang zhahir itu seperti perkataan:‫ُرب‬
telah dipukul)
Adapun meng-i’rob-nya adalah : ‫ب‬ ِ ‫ ض‬fi’il madhi mabni lil majhul atau mabni ma’ful, ‫زَ يْد‬
َ ‫ُر‬
naibul fa’il.
ُ‫يُضْ َرب‬  Fi’il mudhari’ mabni lil majhul, dan ‫ َزيْد‬naibul fa’il.
Sedangkan isim mudhmar adalah, seperti perkataan (berikut)
ُ ‫ض َرب‬
‫ْت‬ َ         =          aku telah memukul
‫ض َر ْبنَا‬         
َ =          kami atau  kita telah memukul
َ‫ض َربْت‬        
َ =          kamu (laki-laki)  telah memukul
ِ ‫ض َر ْب‬        
‫ت‬ َ =          kamu (perempuan)  telah memukul
‫ض َر ْبتُ َما‬       
َ =          kamu berdua (laki-laki atu perempuan)  telah memukul
‫ض َر ْبتُ ْم‬        
َ =          kalian (laki-laki) telah memukul
‫ض َر ْبتُ ْ ّن‬        
َ =          kalian (perempuan) telah memukul
‫ض َرب‬         
َ =          dia (laki-laki) telah memukul
ْ َ‫ض َرب‬
‫ت‬ َ         =          dia (perempuan) telah memukul
َ ‫ض َربا‬          
َ =          mereka berdua (laki-laki) telah memukul
‫ب‬
َ ‫ض َر‬         
َ =          mereka berdua (perempuan) telah memukul
‫ض َربُوا‬
َ         =          mereka (laki-laki) telah memukul
َ‫ض َر ْبن‬
َ          =          mereka (perempuan)  telah memukul
ُ ‫ض َرب‬
Adapun meng-i’robnya adalah : ‫ْت‬ َ (aku telah dipukul). Lafazh ْ‫ض ِرب‬
َ fi’il madhi mabni
ُ dhamir mutakallim menjadi naibul fa’il yang di-rafa’-kan, tanda rafa’nya
lil maf’ul, ‫ت‬
dengan mabni dhammah.
Naibul fa’il itu adakalany mudhmar (disembunyikan) dan adakalanya muzh-har
(ditampakkan). Yang keduaya (muzh-har) seperti: ‫( ال ُمبَ ِّش ُر يُ ْق َر ْم‬pembawa kabar gembira itu
dimuliakan)
ُ ‫( د ُِعي‬aku telah dipanggil), ‫( ُد ِعى‬dia
Adapun yang dhamir, maka hal itu seperti perkataan: ‫ْت‬
panggil)
C.  JUMLAH FI’LIYAH
      Jumlah fi’liyah merupakan kalimat yang didahulukan kata kerja atau fi’il. Dalam hal ini
fiil menggunakan fi’il mudhari.
Contoh:
ِ ‫يَ ْذھَبُ زَ ْي ٌدالبَ ْي‬
Pergi zaid kerumah   ‫ت‬
Tetapi seharusnya kalimat tersebut diartikan menjdi zaid pergi kerumah, karena di dalam
penulisan jumlah fi’liyah didahului dengan kata krja yaitu dalam kalimt diatas adalah ُ‫يَ ْذھَب‬
Menghafal aisyah alqur’an ُ‫عَاء َشةَالقُرْ اؐن يَحْ فُظ‬
Tetapi seharusnya kalimat tersebut diartikan menjdi aisyah menghafal al qur’an, karena di
dalam penulisan jumlah fi’liyah didahului dengan kata krja yaitu dalam kalimt diatas adalah
‫يَحْ فُظ‬
BAB III
PENUTUP
Fail merupakan isim marfu’ (yang dibaca rofa’) yang menjadi pelaku pekerjaan,
kedudukannya terletak setelah fi’il/syibhul fi’il.
Fail dibagi dua :
1.      Fa’il isim zhohir.
2.      Fa’il isim dhomir/ mudhmar
Dibagi dua :
a.       Dhamir baris
b.      Dhamir mustatir
Dhamir ini dibagi dua :
-          Wajib disimpan
-          Boleh disimpan
Naib Fail merupakan isim yang dibaca rofa’ yang kedua.
Jumlah Fi’ilyah merupakan klimat yang didahulukan kata kerja atau fi’il.
REFERENSI
Anwar, Moch. 2009. ILMU NAHWU.Bandung:Sinar Baru Algesindo.
Ma’arif, Syamsul. 2008. NAHWU KILAT, Perpaduan Antara Teori dan Praktek Ringkas dan
jelas.Bandung:Nuansa Aulia.

Anda mungkin juga menyukai