PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Agama Islam adalah agama yang lahir di negeri arab. Melalui malaikat
Jibril Allah SWT, menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. turunnya
wahyu tersebut terjadilah adanya sumber utama dalam agama islam dan sekaligus
mukjizat nabi muhammad SAW yang kekal sampai akhir zaman yaitu al-Qur’an
al-Karim. Selain al-Qur’an agama islam juga mempunyai sumber lain sebagai
rujukan, apabila didalam al-qur’an tidak dijelaskan secara lengkap, yaitu al-
Hadits. Hadits adalah sabda nabi Muhammad SAW. AL-Qur’an dan hadits tidak
bisa dipisahkan keduanya harus bersama-sama karena jika suatu masalah didalam
al-qur’an tidak menjelaskan secara lengkap dan total, maka haditslah yang akan
menjelasakannya.
Kedua sumber tersebut dalam segi bahasanya adalah menggunakan bahasa
Arab, karena agama islam sendiri lahir di negeri arab. Oleh karena itu, itu kita
sebagai umat islam dituntuk untuk bisa berbahasa arab. Sebagai pengantar agar
kita semua bisa berbahasa arab, disini penulis akan menyebutkan beberapa kosa
kata bahasa arab tentang anggota tubuh dan sedikit membahas tentang beberapa
kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa Arab. Yaitu isim dhomir.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Alifah Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul Yaqin
Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, (skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan
Sastra Asing Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang ,2015), h.19
2
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid II (Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 2
2
mabni ( tetap).3 Isim (nomina) yang bentuk akhirnya selalu tetap dan tidak
berubah dalam keadaan apapun.4 Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir
Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam
kalimat.
Dalam kalimat: هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم ( Dia menyayangi mereka ):
- Kata هُ َو (dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata هُ ْم (mereka) adalah Dhamir Nashab.
Adapun bentuk dari dhomir – dhomir tersebut sebagai berikut :
Dhamir Rafa' Dhamir Nashab Dhamir Rafa' Dhamir Nashab
3
Hakim Taufiqul, Program Pemula Membaca Kitab Kuning ( Jepara:Al – Falah Offset
2003) h. 2
4
Alifah Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul Yaqin
Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, (skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan
Sastra Asing Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang ,2015), h.17
3
ِ َأ ْن
ت ِك ُه َما ُه َما
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri
dari: Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia
terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun
Harf.
C. Pembagian Dhomir.
Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam
ُ قُ ْم
lafazh( sekaligus bisa diucapkan ) Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ت
( Aku telah berdiri ). Dhomir bariz dibagi 2 yaitu :
a. Muttashil yaitu isim dhomir yang tidak bisa berada di awal kalimat
dan tidak dapat jatuh setelah االkecuali dalam keadaan ikhtiar. Untuk
itu tidak boleh dikatakan اكرم اال ك.5 Tetapi hal ini terkadang terjadi
pada syair secara syadz, seperti dalam ungkapan seorang penyair
sebagai berikut :
4
(wahai kekasih…) tidaklah kami menaruh perhatian…
bilamana dikau sudi menjadi tetangga kami…seakan tidak ada
tetangga lain kecuali hanya dikau seorang…6
Ada tiga macam dhomir muttashil yaitu:
Dhomir Rofa‟ Muttashil Yaitu kata ganti yang selamanya
menempel pada fi‟il (verba) dan كان واخواتهاcontoh درست.
Dhomir Nashob Muttashil Yaitu kata ganti yang menempel
pada fi‟il (sebagai maf‟ul bih) dan انbeserta saudara-
saudaranya (sebagai isimnya ان.Contohnya: ان. ان•••ه موج•••ود
adalah huruf taukid dan nashob dan huruf ( هyang menempel
pada ( انadalah dhomir muttashil yang mabni dhomah yang
bermahal nashob sebagai isim.Sementara itu, lafadh موج••ود
merupakan khobarnya ان.
Dhomir Jar Muttashil Yaitu kata ganti yang menempel pada
isim sebagai mudhof ilaih, dan yang menempel pada huruf jar
sebagai majrur (Ni‟mah t.t:116). Contoh منك.7
b. munfasil yaitu isim dhomir yang bisa berada di awal kalimat atau
jatuh setelah االcontoh رايت اال اياك8. Dhomir munfashil dibagi menjadi
dua macam, yaitu: dhomir rofa‟ munfashil dan dhomir nashob
munfashil.Dhomir Rofa‟ Munfashil Yaitu kata ganti yang berdiri
sendiri dan bermahal rofa‟ berupa mubtada‟ (topic), Contoh َأنَا .
Sedangkan dhomir nashob yaitu kata ganti orang yang dii‟robkan
dengan mahal nashob berupa maf‟ul bih (obyek). Contoh اياك
2. Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh
akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir ََأ ْنت
6
Bahaud Din Abdullah Ibnu A’qil,Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil 1(Bandung : Sinar Baru
Algensindo) h. 53
7
Alifah Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul Yaqin
Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, (skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan
Sastra Asing Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang ,2015),h.21
8
M. Sholihuddin Shofwan, “Mabadi’ An-Nahwiyyah” Pengantar Memahami Al Jurumiyah
(Jombang : Darul Hikmah 1999) h. 138
5
( Kamu ) dalam kata ( قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam
lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َأ
َ ْنتkarena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.Al-Mustatir
terbagi menjadi dua:
a. Al-Mustatir wajib, yaitu tempatnya isim dhomir yang disimpan tidak
mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir)
ataupun Dhomir Munfashil.
Contoh ( نجتهدkita bersungguh – sungguh ) fa’il dalam lafadz ini
adalah berupa isim dhomir yang disimpan secara wajib yang
taqdirnya ( kira – kiranya ) berupa lafadz نحن.
Tempatnya نحنyang disimpan tidak boleh ditempati dengan isim
dhohir , diucapkan نجتهد القومatau juga tidak boleh ditempati dengan
isim dhohir, diucapkan نحن نجتهد, jika diucapkan demikian maka
lafadz نحنtidak sebagai fa’il, tetaoi sebagai taukid (penguat ) dari isim
dhomir yang disimpan secara wajib.9
Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Al Azhar, Az- Zainiyyah
(Hamisnya Kitab Dahlan Alfiyyah) halaman 23 yang menjelaskan
tentang perintah ulama mewajibkan menyimpan isim dhomir pada 8
tempat, yaitu :
Pada fi’il amar yang waqi’ mufrod mukhotob
Fi’il mudhori’
Isim fi’il amar
Isim fi’il mudhori’
Fi’il – fi’il yang digunakan mengecualikan
Dan mashdar yang mengganti fi’il amar
Fi’il ta’ajjub
Lafadz yang mengikuti wazan افعلyang menunjukkan arti
mengunggulkan.10
b. Al-Mustatir jawaz, yaitu tempatnya isim dhomir yang disimpan bisa
9
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid II (Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 7
10
Ibid., h. 8
6
digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun
Dhomir Munfashil. Contoh زيد يقوم اى هو قيقال زيد يقوم ابوه11
Tempat – tempat dhomir mustatir wajib ada 4 yaitu
1) Fi’il amar yang ditujukan kepada satu mukhottob seperti lafadz
( افعلkerjakanlah ). Dhomir yang diperkirakan itu adalah انت,
tidak boleh ditampakkan karena tempatnya tidak boleh diduduki
oleh isim dhohir.
2) Fi’il mudhori yang huruf awalnya hamzah seperti lafadz اوافق
( aku setuju ). Dhomir yang waji mustatir itu asalnya adalah انا.
Apabila dikatakan انا اوافقmaka lafadz اناhanya berfungsi
mengukuhkan makna dhomir yang mustatir
3) Fi’il mudhori yang huruf awalnya nun seperti lafadz ( نختبطkami
merasa iri ). Taqdir dhamir yang mustatir itu adalah نحن.
4) Fi’il mudhori yang huruh awalnya ta, ditujukan untuk seorang
mukhotob seperti dalam lafadz ( تشكرkamu bersyukur) . dhomir
ada padanya adalah lafadz انت.12
11
Pengurus Pondok Tegal Rejo, Sulamut Tashil Fi Tarjumatil Al Fiyyah Ibnu Malik Juz Ul Awwal
(Magelang : T. P. 1993), h. 28
12
Bahaud Din Abdullah Ibnu A’qil,Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil 1(Bandung : Sinar Baru
Algensindo) ,h. 56
7
2. Fi'il Mudhari' ( ارع
ِ ضَ ) فِعْل ُمatau Kata Kerja sekarang.yaitu lafadz yang
menunjukkan arti pekerjaan dengan disertai zaman hal / istiqbal. Contoh
( يرجع زيد غداzaid akan kembali besok ) , ketika mengkhabarkan lafadz
يرجعpekerjaan kembali pulang akan dilakukan setelah mengkhabarkan.13
Yang dimulai dengan huruf mudhoro’ah yang yang berupa hamzah dan
nun yang menunjukkan arti takallum dan dimulai dengan huruf ta’ yang
menunjukkan arti mukhotob.14
13
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid I Pengantar Al Qowa’id Ash – Shorfiyyah
(Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 9
14
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid II (Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 2
8
ه ُّن َ َفَ َع ْلن َيَ ْف َع ْلن mereka (pr) mengerjakan
9
Padahal يد, atau اذنkeduanya adalah kalimat tazkir. Jawaban nya
adalah berdasarkan satu qaidah ini
”Sesuatu dari anggota badan yang mempunyai lebih dari satu juzuk,
maka kalimat itu di anggap sebagai kalimat ta'nist”
Penjelasan qaidah:
10
sebagai alat untuk mengungkap isi rahasia daripada ayat di dalam Al-
Qur’an.
“Bila dalam ayat terdapat dhamir yang mungkin kembali kepada yang
lebih banyak daripada yang disebutkan, dan dapat dibawa kepada
semua, maka dibawa semuanya itu”.
ان ِإنَّ َك َكا ِد ٌح ِإلَ ٰى َربِّكَ َكد ًْحا فَ ُماَل قِي ِه َ يَا َأيُّ َها اِإْل ْن
•ُ س
11
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-
Nya (QS. Al-Insyiqaq: 6).
Dhamir pada ayat ini adalah ( ) ِهyang terdapat dalam kata ()مالقي.
Sebagian mufassir berpendapat, tempat kembalinya dhamir tersebut
adalah kata ()ربك. Sehingga diberi makna “kamu pasti akan bertemu
Tuhanmu”. Peristiwa bertemu dengan Tuhan, memang banyak
dikemukakan dalam beberapa ayat, sehingga pendapat di atas dapat
dibenarkan.
Kaidah Kedua:
فاالصل عوده للمضاف,اذا ورد مضاف ومضاف اليه وجاء بعد هما ضمير
12
mudhaf ilaih. Sebagai contohnya, tercatat dalam firman Allah, yang
berbunyi:
ان لَظَلُو ٌم َكفَّا ٌر ُ سَأ ْلتُ ُموهُ ۚ وَِإنْ تَ ُعدُّوا نِ ْع َمتَ هَّللا ِ اَل ت ُْح
َ صوهَا ۗ ِإنَّ اِإْل ْن
•َ س َ َوآتَا ُك ْم ِمنْ ُك ِّل َما
Susunan mudhaf dan mudhaf ilaih di dalam ayat di atas, adalah ( نعمة
)هللا. Kata ( )نعمةadalah mudhaf dan kata ( )هللاadalah mudhaf ilaih.
Sesudah ()نعمة هللا, terdapat dhamir ( )هاyang terangkai dengan ()التحصوا.
Dhamir ( )هاyang terdapat di dalam ayat tersebut, kembalinya adalah (
)نعمة. Karenanya, dhamir ( )هاadalah muannats dan kata ( )نعمةadalah
muannats. Hal inilah yang menjadi pokok untuk diungkapkan ayat di
atas.
Kaidah Ketiga:
مع كون الجميع مقصودا, قد يذكر شيئان• ويعود الضمير علي احدهما اكتفاء بذكره عن االخر
13
Adapun contohnya, sebagaimana tercatat dalam firman Allah, yang
berbunyi:
ان ُّ ت َوالنَّ ْخ َل َوال َّز ْر َع ُم ْختَلِفًا ُأ ُكلُهُ َوال َّز ْيتُونَ َو
•َ الر َّم ٍ ت َو َغ ْي َر َم ْع ُروشَا ٍ ت َم ْع ُروشَا ٍ شَأ َجنَّا َ َوه َُو الَّ ِذي َأ ْن
س ِرفُوا ۚ ِإنَّهُ اَل يُ ِح ُّب َ ُمتَشَابِ ًها َو َغ ْي َر ُمتَشَابِ ٍه ۚ ُكلُوا ِمنْ ثَ َم ِر ِه ِإ َذا َأ ْث َم َر َوآتُوا َحقَّهُ يَ ْو َم َح
ْ ُصا ِد ِه ۖ َواَل ت
ْ ا ْل ُم
َس ِرفِين
Pada ayat di atas, dhamir yang dimaksud adalah (ُ )هyang terangkai
dengan kata ()أكل. Sementara tempat kembalinya dhamir,
dimungkinkan kepada dua term yang sebelumnya, yakni ( )النحلdan (
)الزرع. Namun, dhamir yang dimaksud kaidah ini, yaitu yang terangkai
dengan kata benda dan terletak pada akhir ayat, maka tempat
kembalinya adalah ()الزرع. Pada ayat di atas, yang bermacam-macam
buahnya adalah tanaman.
Kaidah Keempat:
14
قد يثنى الضمير مع كونه عائدا على أحد المدكورين دون األخر
Artinya: Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu,
mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil
jalannya ke laut itu (QS. Al-Kahfi: 61).
Dhamir yang menjadi persoalan dalam ayat ini adalah ()هما, yang
berkaitan dengan ()حوت. Dhamir ( )هماdalam rangkaian kata itu
merupakan kata ganti dari Musa dan muridnya yang disebut pada
ayat sebelumnya, Tempat kembali yang dimaksud pada ayat tersebut
bukan kepada keduanya, Musa dan muridnya, tetapi hanya kepada
muridnya. Hal ini dipahami dari konteks ayat bahwa yang membawa
ikan itu bukan keduanya, melainkan murid Musa.
Kaidah Kelima:
15
“Bila beberapa dhamir disebutkan berurutan, hukum dasar adalah
bahwa tempat kembalinya satu”
يب
ٌ صِ ق بِ ِه ْم َذ ْرعًا َوقَا َل ٰ َه َذا يَ ْو ٌم َع
َ ضا ِ سلُنَا• لُوطًا
َ سي َء بِ ِه ْم َو ُ َولَ َّما َجا َءتْ ُر
Pada ayat ini, terdapat dua dhamir ()هم, yang keduanya terangkai
dengan kata ()ب. Yang pertama dikaitkan dengan kesusahan yang
akan timbul dengan kaumnya yang menyukai lelaki. Sedangkan yang
kedua, dihubungkan dengan kesusahan yang muncul dengan tamu di
kala mendatanginya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Dhomir adalah isim yang berfungsi sebagai kata ganti orang
dalam bahasa Arab. Kata ganti orang tersebut menunjukkan orang
pertama orang dan orang ketiga .
2. Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
Dhamir rafa' ( ض ِميْر َر ْفع )
َ yang berfungsi sebagai subjek.
Dhamir nashab ( ض ِميْر نَصْ ب
َ ) yang berfungsi sebagai Objek
3. Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam
ُ قُ ْم ( Aku telah berdiri ).
lafazh. Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ت
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam
lafazh akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti
Dhomir ََأ ْنت ( Kamu ) dalam kata (قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun
tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa
Dhomir yang dimaksud adalah ََأ ْنت karena kata perintah pasti
ditujukan untuk orang kedua.
4. Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan
bentuk kata kerja itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau
perintah.
B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini,
hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan,
dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan
selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran
isim dhomir nantinya. Aamiin.
C. Penutup
Alhamdulillah, demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
17
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga bisa berguna
bagi semua.
18
DAFTAR PUSTAKA
19